BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

dokumen-dokumen yang mirip
PERANAN PERPUSTAKAAN SEKOLAH Syamsul Alam WidyaiswaraLPMP Sulawesi Selatan

2015 STUDI PENILAIAN PEMUSTAKA TENTANG KOMPETENSI MANAJERIAL TENAGA PENGELOLA PERPUSTAKAAN SEKOLAH

BAB I PENDAHULUAN. Dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa sebagaimana. diamanatkan dalam Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah Lisna Nurhalisma, 2013

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA PERPUSTAKAAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA,

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Aria Wirata Utama, 2015

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Masitoh Hamdayani, 2013

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan yang berakar pada kebudayaan Indonesia berdasarkan Pancasila

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perancangan Interior

BAB II KAJIAN PUSTAKA

2015 KONTRIBUSI KEBIJAKAN PENGADAAN KOLEKSI SIRKULASI TERHADAP PENINGKATAN FREKUENSI PEMINJAMAN BAHAN PUSTAKA DI SEKOLAH MENENGAH ATAS

BAB I. Karena pendidikan merupakan akar dari peradaban sebuah bangsa. Pendidikan

Oleh Kepala Bidang Perpustakaan BPAD Provinsi DKI Jakarta

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sebagaimana kita ketahui kualitas pendidikan di era sekarang ini memperoleh prioritas dalam

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Priyanka Permata Putri, 2013

BAB I PENDAHULUAN. berdasarkan sifat dan golongan, Perpustakaan secara umum terbagi menjadi dua

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Chynthia Paramitha, 2015

Optimalisasi Layanan Koleksi Audio Visual di Perpustakaan ISI Surakarta oleh Sartini. Abstrak

2015 STUD I TENTANG KOMPETENSI PENGELOLAAN INFORMASI TENAGA PERPUSTAKAAN SEKOLAH

BAB I PENDAHULUAN. melibatkan aktivitas visual dan berfikir. Crawley dan Mountain mengatakan

2015 HUBUNGAN KUALITAS LAYANAN JURNAL DENGAN KEPUASAN PEMUSTAKA DI PERUSTAKAAN UPT BIT LIPI BANDUNG

Penyusunan Instrumen Akreditasi Perpustakaan Perguruan Tinggi melalui Penilaian Mandiri

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan juga merupakan salah satu kebutuhan dasar bagi setiap warga negara.

PERATURAN BUPATI TANGERANG NOMOR 54 TAHUN 2011 TENTANG PENYELENGGARAAN PERPUSTAKAAN DI KABUPATEN TANGERANG

BAB I PENDAHULUAN. demi meningkatkan kualitas proses pembelajaran.

2015 ANALISIS MANAJEMEN SARANA DAN PRASARANA

BAB I PENDAHULUAN. dewasa ini semakin meningkat.hal ini dapat dilihat dengan adanya peningkatan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

WALIKOTA PASURUAN PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN DAERAH KOTA PASURUAN NOMOR 2 TAHUN 2016 TENTANG PENYELENGGARAAN PERPUSTAKAAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. lainnya yang dibaca dan disimpan menurut tata susunan tertentu untuk

2016 IMPLENTASI PROGRAM EDU-TOURISM DI PERPUSTAKAAN

BAB I PENDAHULUAN. Hubungan Antara Penataan Ruang Perpustakaan Dengan Minat Belajar Siswa Di Perpustakaan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Ita Hardianti, 2013

2016 PENGARUH HASIL PEMBINAAN PUSTAKAWAN SEKOLAH TERHADAP KUALITAS PELAYANAN PERPUSTAKAAN SMAN 3 CIMAHI

PERATURAN GUBERNUR KALIMANTAN SELATAN NOMOR 058 TAHUN 2017 TENTANG TRANSFORMASI PERPUSTAKAAN DI PROVINSI KALIMANTAN SELATAN

Pengaruh Tata Ruang Terhadap Motivasi Berkunjung

BAB I PENDAHULUAN. kemajuan teknologi informasi adalah munculnya perkembangan informasi yang

2017, No Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 244, Tambahan Le

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Isnanda, 2014

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

PERAN PERPUSTAKAAN SEKOLAH DALAM MENINGKATKAN LITERASI INFORMASI SISWA

BAB I PENDAHULUAN. pemerintah dan masyarakat baik pendidikan formal maupun non formal. Prioritas

PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 58 TAHUN 2015 TENTANG PEDOMAN PENYELENGGARAAN PERPUSTAKAAN DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN KESEHATAN

Pentingnya Perpustakaan Sekolah Sebagai Pusat Sumber Belajar

PERATURAN KEPALA PERPUSTAKAAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 9 TAHUN 2017 TENTANG STANDAR NASIONAL PERPUSTAKAAN PROVINSI

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Elin Asrofah Qobtiah, 2013

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN DAERAH SERAM BAGIAN TIMUR NOMOR 08 TAHUN 2011 TENTANG PERPUSTAKAAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SERAM BAGIAN TIMUR,

BAB I PENDAHULUAN. Ahmad Muhsin, 2008:15). Menurut Sulistyo-Basuki (1991: 3) perpustakaan

INOVASI PERPUSTAKAAN BERBASIS TEKNOLOGI UNTUK LAYANAN INFORMASI, PENELITIAN DAN REKREASI DI STMIK AKAKOM YOGYAKARTA

MAKALAH. Pemanfaatan Perpustakaan Sebagai Sumber Belajar

BAB I PENDAHULUAN. yang teratur dan berkelanjutan yang diperlukan untuk menunjang proses

BUPATI TEMANGGUNG PERATURAN DAERAH KABUPATEN TEMANGGUNG NOMOR 25 TAHUN 2011 TENTANG PENYELENGGARAAN PELAYANAN PERPUSTAKAAN UMUM KABUPATEN TEMANGGUNG

TUGAS INDIVIDU PERPUSTAKAAN SEKOLAH SEBAGAI PUSAT SUMBER BELAJAR. Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Pengelolaan Perpustakaan Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. Perpustakaan merupakan lembaga yang menghimpun, mengelola,

BAB I PENDAHULUAN. pada lembaga pendidikan khususnya pada tingkat pendidikan menengah

PEMANFAATAN PERPUSTAKAAN SEBAGAI SUMBER BELAJAR SISWA SMA MUHAMMADIYAH 1 SURAKARTA TAHUN 2011 NASKAH PUBLIKASI. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan

2017, No Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 244, Tambahan Le

BAB I PENDAHULUAN. atau sumber informasi dalam komputer yang disusun secara sistematis untuk

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Yusuf (2009:31), sumber-sumber informasi terdiri dari beberapa jenis, yaitu:

BAB I PENDAHULUAN Profil Perpustakaan Institut Manajemen Telkom

Strategi Pengembangan Perpustakaan Instansi

Studi pelayanan perpustakaan sekolah menengah atas sebagai sumber belajar (studi kasus di SMA Negeri 7 Surakarta)

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB I PENDAHULUAN. dijadikan sebagai kegiatan manusia untuk memperoleh hiburan setelah lelah

BUPATI MAJENE PROVINSI SULAWESI BARAT

BAB I PENDAHULUAN. Serikat, Inggris, Jepang dan Korea. Budaya membaca perlu diimbangi dengan minat

BAB I PENDAHULUAN. pengetahuan, berketerampilan, dan berakhlak mulia. hubungan ini tepat sekali ajaran agama Islam yang menjunjung tinggi ilmu

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. inggris perpustakaan dikenal dengan nama library. Library berasal dari bahasa Latin

PERATURAN DAERAH KABUPATEN PASURUAN NOMOR 8 TAHUN 2009 TENTANG PERPUSTAKAAN. DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PASURUAN,

BAB I PENDAHULUAN. Dalam kutipan Undang-Undang Dasar 1945 mencerdaskan kehidupan

Perpustakaan sekolah menengah pertama/madrasah tsanawiyah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

PENGEMBANGAN PERPUSTAKAAN MASJID: PENYELENGGARAAN PERPUSTAKAAN MASJID BERDASARKAN STANDARDIASASI PERPUSTAKAAN NASIONAL

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

MERUBAH PARADIGMA PERPUSTAKAAN MELALUI STANDAR NASIONAL PERPUSTAKAAN

TEMA PERPUSTAKAAN SEKOLAH SEBAGAI PUSAT SUMBER BELAJAR JUDUL : PERPUSTAKAAN SEBAGAI SUMBER ILMU MAKALAH

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. meningkatkan sumber daya manusia untuk membangun bangsa dan negara.

BAB 1 PENDAHULUAN. pendidikan, karena perpustakaan menyediakan berbagai sumber informasi,

KEAKTIFAN PUSTAKAWAN DALAM PEMASYARAKATAN PERPUSDOKINFO GUNA MENINGKATKAN PERKEMBANGAN DAN CITRA POSITIF PERPUSTAKAAN

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan, maka dibentuklah lembaga yang menyediakan informasi yaitu

2014 PENGARUH IKLIM ORGANISASI TERHAD AP PROD UKTIVITAS KERJA TENAGA PERPUSTAKAAN PAD A CISRAL UNIVERSITAS PAJAJARAN

BAB II KERANGKA TEORETIK. batas usia dan berlangsung seumur hidup (long live learning). Belajar merupakan

BUPATI MUARA ENIM PROVINSI SUMATERA SELATAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN MUARA ENIM NOMOR 4 TAHUN 2015 TENTANG PERPUSTAKAAN

BAB I PENDAHULUAN STIRENA ROSSY TAMARISKA ( ) 1

Perpustakaan umum kabupaten/kota

Persiapan Perpustakaan Sekolah dalam Menghadapi Akreditasi Perpustakaan 1. Oleh. Heri Abi Burachman Hakim, SIP 2

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses

ANALISIS KEPUASAN PEMUSTAKA PERPUSTAKAN KEBUN RAYA BOGOR

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN Bab I ini terdiri atas enam sub bab, yaitu: latar belakang penelitian, identifikasi masalah penelitian, rumusan masalah penelitian, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan struktur organisasi skripsi. Bab ini merupakan uraian pendahuluan dan langkah awal dalam penelitian yang akan dilakukan. Berikut akan dipaparkan terkait dengan uraian dari bab pendahuluan ini. A. Latar Belakang Penelitian Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi di satu pihak banyak memberikan kemudahan bagi manusia, tetapi di lain pihak membawa dampak dan permasalahnnya sendiri. Ilmu pengetahuan dan teknologi dengan segala produknya yang berkembang pesat akhir-akhir ini ikut mempercepat globalisasi dunia. Informasi dengan berbagai bentuknya yang dahulu merupakan barang mahal dan susah didapat, sekarang dengan mudah dan murah dapat diperoleh. Keadaan ini cenderung terus meningkat di waktu mendatang dan sebagian besar memang belum siap dengan keadaan ini. Era industrialisasi saja belum sepenuhnya dimasuki, sekarang sudah dipaksa memasuki era informasi. Keadaan ini jelas berpengaruh pada proses dan praktik pendidikan. Pendidikan dan pembelajaran tidak mungkin lagi terus dipertahankan bentuknya dengan cara-cara yang ada selama ini. Informasi ada dan akan selalu ada dimanamana. Dalam hal ini kehadiran sebuah perpustakaan dalam segala aspek kehidupan terutama pendidikan dirasa sangat penting. Hal tersebut merupakan efek dari era informasi yang sedang berkembang saat ini. Era informasi menyebabkan luapan informasi yang sangat berlebih jumlahnya, bahkan setiap detik informasi akan terus bertambah. Oleh karenanya, untuk mengemas dan mengelola informasi tersebut menjadi suatu yang berharga dibutuhkan suatu wadah yakni perpustakaan. Paradigma perpustakaan pada saat ini bukan lagi sebuah gudang buku yang dikelola oleh pustakawan tua dengan kaca mata

2 tebalnya, tetapi perpustakaan pada saat ini merupakan sebuah gudang informasi yang sangat dibutuhkan oleh masyarakat. Perpustakaan merupakan institusi atau lembaga pengelola hasil karya manusia baik tercetak maupun tidak tercetak yang disusun secara sistematis berdasarkan sistem yang baku. Hal tersebut sejalan dengan Undang-undang Nomor 43 Tahun 2007 Bab I Pasal 1 yang menyebutkan bahwa perpustakaan adalah institusi pengelola koleksi karya tulis, karya cetak, dan/ atau karya rekam secara profesional dengan sistem yang baku guna memenuhi kebutuhan pendidikan, penelitian, pelestarian, informasi, dan rekreasi para pemustaka. Perpustakaan sebagai sebuah institusi pengelola karya tulis hasil karya manusia hendaklah memiliki fasilitas yang memadai. Fasilitas perpustakaan terdiri dari gedung, ruangan, peralatan dan perlengkapan. Fasilitas perpustakaan harus memadai guna memenuhi kebutuhan pendidikan, penelitian, pelestarian, informasi, dan rekreasi pemustaka. Dengan adanya fasilitas yang memadai tersebut diharapakan dapat menciptakan efektivitas dan efisiensi kelancaran aktivitas/kegiatan yang ada di perpustakaan. Sebagaimana telah dijelaskan di atas bahwa perpustakaan merupakana sebuah institusi/lembaga dimana institusi/lembaga tersebut harus memiliki sebuah wadah/tempat untuk mengelola informasi yang ada agar dapat disebarluaskan kepada pemustaka. Menurut Yusuf dan Suhendar (2010, hlm. 1) perpustakaan mempunyai arti sebagai...suatu tempat yang di dalamnya terdapat kegiatan penghimpunan, pengolahan, dan penyebarluasan (pelayanan) segala macam informasi, baik yang tercetak maupun yang terekam dalam berbagai media seperti buku, majalah, surat kabar, film, kaset, tape recorder, video, komputer, dan lainlain. Semua koleksi sumber informasi tersebut disusun berdasarkan sistem tertentu dan dipergunakan untuk kepentingan belajar melalui kegiatan membaca dan mencari infomasi bagi segenap masyarakat yang membutuhkannya. Berdasarkan pengertian di atas yang dimaksud dengan perpustakaan adalah suatu unit kerja yang menghimpun, mengelola, dan mengatur informasi, baik dalam

3 bentuk cetak maupun non cetak untuk dapat disebarluaskan kepada masyarakat luas. Dalam sebuah unit kerja tersebut perpustakaan didukung oleh beberapa unsur, seperti: koleksi, pengelola perpustakaan, sarana prasarana, dan anggaran. Berdasarkan Lima Prinsip Ranganathan (dalam Zulaikha, 2009, hlm. 1) yang berbunyi...library is a growing organism, perpustakaan harus selalu berkembang agar dapat memenuhi kebutuhan informasi pemustakanya. Berdasarkan hal tersebut pula, jenis perpustakaan tidak hanya terpaku pada satu jenis perpustakaan saja. Perpustakaan terbagi menjadi beberapa jenis perpustakaan, seperti yang disebutkan pada Undang-undang Nomor 43 Tahun 2007 tentang Perpustakaan Pasal 20 bahwa...perpustakaan terdiri atas: Perpustakaan Nasional; Perpustakaan Umum; Perpustakaan Sekolah/Madrasah; Perpustakaan Perguruan Tinggi; dan Perpustakaan Khusus. Kehadiran sebuah perpustakaan pada setiap satuan pendidikan, termasuk jalur pendidikan sekolah merupakan suatu kebutuhan utama. Hal ini tertuang dalam Undang-undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional Pasal 45 ayat 1, yang menyebutkan bahwa setiap satuan pendidikan formal dan non formal menyediakan sarana dan prasarana yang memenuhi keperluan pendidikan sesuai dengan pertumbuhan dan perkembangan potensi fisik, kecerdasan intelektual, emosi, sosial, dan kejiwaan peserta didik. Sarana dan prasarana yang dimaksud meliputi: perpustakaan, laboratorium, dan sarana lain untuk menunjang kelancaran proses belajar-mengajar. Keberadaan perpustakaan dalam setiap satuan pendidikan telah didukung oleh berbagai pihak termasuk pemerintah. Payung hukum yang mendukung keberadaan perpustakaan dalam setiap satuan pendidikan telah jelas dan secara spesifik telah dituangkan dalam Peraturan Menteri Pendidikan Nasional (Permendiknas) Nomor 25 Tahun 2008. Maka dari itu, pelaksana kebijakan yang telah ada seharusnya mengaplikasikan apa yang telah dituangkan pemerintah dalam setiap kebijakannya.

4 Setiap satuan pendidikan dalam hal ini sekolah, baik sekolah dasar, sekolah lanjutan, maupun sekolah menengah harus memiliki perpustakaan. Perpustakaan sekolah yang dimiliki bukan hanya sebagai pelengkap, melainkan sebagai kunci utama dalam proses pendidikan, yakni sebagai sumber informasi dan sumber rujukan baik bagi siswa maupun guru. Sebagaimana dijelaskan oleh Bafadal (1992, hlm. 5) bahwa yang dimaksud dengan perpustakaan sekolah adalah...kumpulan bahan perpustakaan, baik berupa buku maupun bukan buku (non buku) yang diorganisasikan secara sistematis dalam suatu ruang sehingga dapat membantu siswa-siswi dan guru dalam proses belajar-mengajar. Sebagai sumber informasi yang membantu proses belajar-mengajar dan menjadi rujukan bagi siswa ataupun guru, perpustakaan harus mampu memberikan pelayanan yang optimal agar pemustaka dalam hal ini siswa, guru, dan warga masyarakat sekolah lainnya merasa terpenuhi kebutuhan informaisnya karena output atau keluaran dari sebuah pelayanan jasa seperti perpustakaan adalah kepuasan klien atau pemustakanya. Perpustakaan merupakan satu kesatuan yang tergabung oleh beberapa unsur. Unsur-unsur yang berperan di dalam perpustakaan menurut Soetamiah (1992, hlm. 34) adalah...perpustakaan terdiri dari empat unsur, yaitu koleksi, pemustaka, sarana atau fasilitas, dan pustakawan. Perpustakaan akan berfungsi secara maksimal jika semua potensi yang ada di perpustakaan tersebut dapat dimanfaatkan secara optimal oleh pemustaka. Unsur-unsur yang ada di perpustakaan tersebut harus bersinergi untuk menciptakan pelayanan prima kepada pemustaka. Karena pada hakikatnya, layanan yang ada di perpustakaan adalah untuk memuaskan dan memenuhi kebutuhan informasi pemustakanya. Banyak faktor yang menentukan baik buruknya sebuah perpustakaan, akan tetapi fasilitas merupakan salah satu faktor penunjang yang sangat penting dalam sebuah perpustakaan. Fasilitas perpustakaan mencakup gedung/ruang, perlengkapan, dan peralatan. Dengan adanya fasilitas tersebut diharapkan kegiatan

5 perpustakaan dapat berjalan lancar dan perpustakaan sekolah dapat berfungsi sesuai tujuan yang diharapkan, yaitu menjadi sumber informasi bagi warga pembelajaran di sekolah. Mekanisme pemberian jasa layanan perpustakaan sekolah terhadap para pemustakanya diperlukan fasilitas perpustakaan untuk menunjang pemberian jasa layanan yang akan diberikan kepada pemustaka tersebut. Dengan demikian, fasilitas perpustakaan diharapkan membantu efisiensi dan efektivitas pelayanan perpustakaan secara keseluruhan. Hal tersebut sejalan dengan pernyataan Prastowo (2012, hlm. 299) yang menyebutkan bahwa...fungsi fasilitas perpustakaan adalah sebagai pendukung terhadap pelayanan yang disediakan oleh perpustakaan sekolah. Oleh karena itu, fasilitas perpustakaan harus diciptakan sedemikian rupa agar membantu kemudahan para pemustaka dalam pendayagunaan kekayaan perpustakaan secara maksimal. Fasilitas merupakan salah satu faktor yang mendukung keberhasilan sebuah perpustakaan. Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Siregar pada tahun 2004, ada beberapa faktor yang menjadi penyebab tidak berkembangnya perpustakaan sekolah, yaitu rendahnya persentase anggaran yang dialokasikan untuk sektor pendidikan baik di tingkat nasional maupun daerah, lemahnya perencanaan program perpustakaan di tingkat sistem baik nasional maupun daerah, kurangnya upaya pemerintah termasuk pemerintah daerah untuk mencari berbagai terobosan bagaimana mendanai pelayanan perpustakaan dan lemahnya upaya pengintegrasian pelayanan perpustakaan dengan kurikulum sekolah di tingkat operasional. Perbaikan sistem pengajaran di kelas memberikan dampak pada penggunaan fasilitas perpustakaan dan sebaliknya perbaikan fasilitas dan karakteristik pelayanan perpustakaan juga akan memberikan dampak pada proses pengajaran dan pembelajaran. Penelitian tentang fasilitas sebelumnya pernah diteliti oleh Yulianto (2010) pada Perpustakaan Universitas Pancasakti Tegal. Penelitian ini membahas hubungan antara fasilitas perpustakaan universitas, kepuasan, dan minat baca

6 mahasiswa pada perpustakaan tersebut. Hasil penelitian tersebut menunjukkan bahwa ada hubungan yang positif signifikan antara fasilitas perpustakaan universitas dan kepuasan mahasiswa secara bersama-sama dengan minat baca mahasiswa dengan nilai koefisien korelasinya sebesar 0.566. Serupa dengan hal tersebut, penelitian tentang fasilitas juga dikaji oleh Kartasasmita (2010) pada Perpustakaan Universitas Pasundan. Penelitian ini mengkaji tentang kontribusi fasilitas perpustakaan dan kinerja pustakawan terhadap kepuasan pemustaka pada perpustakaan tersebut. Hasil penelitian tersebut diketahui bahwa kontribusi fasilitas perpustakaan terhadap kepuasan pemustaka sebesar 47%, kontribusi kinerja pustakawan terhadap kepuasan pemustaka sebesar 62.8%, dan kontribusi fasilitas perpustakaan dan kinerja pustakawan secara bersama-sama terhadap kepuasan pemustaka sebesar 26.4% untuk fasilitas perpustakaan serta 52.4% untuk kinerja pustakawan. Dilihat dari penelitian sebelumnya di atas, penelitian ini mempunyai korelasi yang sama dalam tujuan penelitian, yaitu untuk mengetahui sejauh mana kontribusi fasilitas terhadap kepuasan pemustaka. Namun, terdapat perbedaan dalam rumusan masalah yang akan diteliti. Kepuasan pemustaka yang dibahas dalam penelitian ini adalah minat kunjung pemustaka ke perpustakaan. Dengan melihat minat kunjung tersebut dapat dilihat berapa besar korelasi antara fasilitas perpustakaan dengan minat kunjung pemustaka ke perpustakaan. Berdasarkan hasil pengamatan, keberadaan perpustakaan sekolah pada lembaga pendidikan masih dipandang sebelah mata. Bahkan, perpustakaan dibenahi atau diprioritaskan hanya untuk kepentingan akreditasi semata. Padahal keberadaan perpustakaan akan membantu para siswa, guru, dan warga sekolah lainnya dalam memenuhi kebutuhan informasi terutama untuk menunjang proses pembelajaran. Selain itu juga, kebijakan terkait sarana dan prasarana perpustakaan sekolah belum direalisasikan secara optimal. Sebagai contoh, perpustakaan sekolah selalu terletak di pojok, ruangannya sempit, rak terbatas, pencahayaan seadanya, dan ventilasi sangat sedikit, bahkan penataan ruangan atau interior tidak

7 menarik atau terkesan membosankan bagi para pengunjung perpustakaan atau pemustaka. Dengan keadaan seperti ini, perpustakaan memiliki peluang yang kecil untuk dimanfaatkan dan dikunjungi oleh siswa, guru atau warga sekolah lainnnya secara optimal. Keberadaan perpustakaan tidak akan berarti jika tidak dimanfaatkan oleh pemustaka secara optimal. Jika hal tersebut terjadi, maka perpustakaan akan terkesan seperti museum, yaitu hanya dilihat, tapi tidak dimanfaatkan. Setelah memaparkan latar belakang yang membahas terkait dampak dari era informasi, perpustakaan secara umum, pentingnya keberadaan perpustakaan dalam sebuah lembaga atau institusi termasuk sekolah, pentingnya fasilitas perpustakaan yang akan mendukung kelancaran kegiatan dan aktivitas yang dilaksanakan di perpustakaan, maka akan dilakukan penelitian terkait dengan hubungan antara ketersediaan fasilitas perpustakaan dengan minat kunjung siswa ke perpustakaan pada Perpustakaan SMP Negeri 15 Bandung. B. Identifikasi Masalah Penelitian Untuk merumuskan permasalahan apa yang akan dikaji, penulis melakukan identifikasi masalah terlebih dahulu. Identifikasi masalahnya dirumuskan sebagai berikut: 1. luas ruang/gedung perpustakaan belum sesuai Standar Nasional Indonesia, yaitu SD/MI 56 m², SMP/MTS 126 m², SMA, MA, SMK, MAK 168 m²; 2. pembagian area untuk ruang koleksi, ruang baca, dan ruang staf belum sesuai Standar Nasional Indonesia, yaitu area untuk ruang koleksi 45%, area ruang baca 15%, dan area ruang staf 15%; 3. perlengkapan dan peralatan perpustakaan sebagai sarana penunjang kegiatan perpustakaan belum sesuai Standar Nasional Indonesia; 4. rendahnya minat siswa dalam memberdayakan perpustakaan sebagi sumber belajar; dan

8 5. masih terbatasnya pemahaman pentingnya ketersediaan fasilitas yang akan berdampak terhadap minat kunjung siswa dalam mendayagunakan perpustakaan dilihat dari sisi psikologis. C. Rumusan Masalah Penelitian Masalah yang akan dikaji pada penelitian ini dibagi menjadi dua, yaitu masalah umum dan masalah khusus. Masalah umum dari penelitian ini, yaitu apakah terdapat hubungan antara ketersediaan fasilitas perpustakaan dengan minat kunjung siswa ke perpustakaan pada Perpustakaan SMP Negeri 15 Bandung?. Dengan rumusan masalah khususnya sebagai berikut: 1. apakah terdapat hubungan antara ketersediaan gedung/ruangan perpustakaan dengan minat kunjung siswa ke perpustakaan pada Perpustakaan SMP Negeri 15 Bandung?; 2. apakah terdapat hubungan antara ketersediaan perlengkapan perpustakaan dengan minat kunjung siswa ke perpustakaan pada Perpustakaan SMP Negeri 15 Bandung?; dan 3. apakah terdapat hubungan antara ketersediaan peralatan perpustakaan dengan minat kunjung siswa ke perpustakaan pada Perpustakaan SMP Negeri 15 Bandung? D. Tujuan Penelitian Tujuan dari penelitian ini disesuaikan dengan masalah yang akan dikaji, yakni tujuan umum untuk memperoleh gambaran apakah terdapat hubungan antara ketersediaan fasilitas perpustakaan dengan minat kunjung siswa ke perpustakaan pada Perpustakaan SMP Negeri 15 Bandung, dengan tujuan khususnya sebagai berikut: 1. untuk memperoleh gambaran apakah terdapat hubungan antara ketersediaan gedung/ruangan perpustakaan dengan minat kunjung siswa ke perpustakaan pada Perpustakaan SMP Negeri 15 Bandung;

9 2. untuk memperoleh gambaran apakah terdapat hubungan antara ketersediaan perlengkapan dengan minat kunjung siswa ke perpustakaan pada Perpustakaan SMP Negeri 15 Bandung; dan 3. untuk memperoleh gambaran apakah terdapat hubungan antara ketersediaan peralatan dengan minat kunjung siswa ke perpustakaan pada Perpustakaan SMP Negeri 15 Bandung. E. Manfaat Penelitian Penelitian ini diharapkan akan memberikan manfaat bagi pihak-pihak terkait. Manfaat dilakukannya penelitian ini dibagi menjadi dua bagian, yakni manfaat teoritis dan manfaat praktis. 1. Manfaat Teoritis Manfaat penelitian ini secara teoritis diharapkan dapat memberikan sumbangan bagi pengembangan Ilmu Perpustakaan, khususnya mengenai fasilitas perpustakaan yang akan meningkatkan minat kunjung siswa ke perpustakaan dalam mendayagunakan sumber daya perpustakaan secara optimal. 2. Manfaat Praktis Manfaat praktis yang dapat diperoleh dari penelitian ini akan dijelaskan sebagai berikut. a. Bagi sekolah Dengan adanya penelitian ini, sekolah di Indonesia pada umumnya dan khususnya sekolah yang menjadi tempat penelitian mengetahui bahwa ketersediaan fasilitas yang memadai akan memberikan kenyamanan kepada para pemustaka dan pustakwannya. b. Bagi pustakawan Pustakawan dapat mengaplikasikan hasil dari penelitian yang dilakukan agar bisa memberikan pelayanan secara prima kepada para pemustakanya. Selain itu juga, pustakawan dapat mengetahui kekurangan

10 dan kelebihan perpustakaan yang dikelolanya untuk kemudian mengoptimalkan fasilitas yang ada di perpustakaan dengan tujuan untuk memberikan kenyamanan pada para pemustakanya. c. Bagi peneliti selanjutnya Penelitian merupakan suatu hal yang sistematis dan berkelanjutan. Dengan adanya penelitian ini banyak sekali manfaat yang akan didapatkan, bukan hanya sekedar mengetahui dan mengerti, tetapi juga berharap dapat diaplikasikan dalam rangka menjalankan tugas sebagai seorang pustakawan. Seiring dengan berjalannya waktu, ilmu pengetahuan terus berkembang pesat. Sebagai seorang peneliti harus mampu menghadapi tantangan zaman dengan terus-menerus mengembangkan dan menciptakan suatu hal yang baru untuk pengembangan khasanah keilmuan. Oleh karenanya, dengan adanya penelitian ini, para peneliti selanjutnya dapat mengembangkan apa yang telah didapatkan dari hasil penelitian yang telah dilakukan, yaitu dalam kaitannya dengan efektivitas dan efisiensi fasilitas terhadap kinerja pustakawan. F. Struktur Organisasi Skripsi Penulisan skripsi ini dibagi dalam V bab seperti di bawah ini. Bab I yakni pendahuluan terdiri dari latar belakang penelitian, identifikasi masalah penelitian, rumusan masalah penelitian, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan sruktur organisasi skripsi. Bab II berupa kajian teori, kerangka pemikiran, asumsi, dan hipotesis penelitian. Kajian pustaka mempunyai peran yang sangat penting, kajian teori menunjukkan kedudukan masalah penelitian dalam bidang ilmu yang diteliti. Kajian pustaka berfungsi sebagai landasan teoritis dalam menyusun pertanyaan penelitian, tujuan, dan hipotesis. Bab III berisi penjabaran rinci mengenai metode penelitian, termasuk lokasi, populasi, sampel, desain penelitian, metode penelitian, definisi operasional,

11 instrumen penelitian, proses pengembangan instrumen, teknik pngumpulan data, analisis data, dan prosedur penelitian. Bab IV berisi hasil penelitian serta pembahasannya berupa pemaparan data dan pembahasan data. Bab V berisi simpulan dari hasil penelitian serta saran dari kekurangan yang ditemukan berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan.