BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Sarina Hanifah, 2013

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. dominan dalam berbagai bidang kehidupan.. Salah satu bidang yang mengalami

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. lebih kearah penanaman pengetahuan tentang konsep-konsep dasar, sebagaimana para saintis merumuskan hukum-hukum dan prinsip-prinsip

BAB I PENDAHULUAN. Fisika merupakan bagian dari Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) yang berkaitan

BAB I PENDAHULUAN. teknologi. Oleh karena itu, SDM (Sumber Daya Manusia) perlu disiapkan

I. PENDAHULUAN. Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) berkaitan dengan cara mencari tahu tentang gejala

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Nurul Arini Pratiwi, 2013

I. PENDAHULUAN. Pembelajaran sains merupakan bagian dari pendidikan yang pada umumnya

BAB 1 PENDAHULUAN. Salah satu mata pelajaran sains yang diberikan pada jenjang pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. yang dilakukan oleh seorang guru. Dewasa ini, telah banyak model pembelajaran

BAB I PENDAHULUAN. tidak lagi terbatas oleh jarak dan waktu. Perkembangan ini menyebabkan

I. PENDAHULUAN. Memasuki abad ke-21, sistem pendidikan nasional menghadapi tantangan yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Matematika memiliki peranan penting dalam berbagai aspek kehidupan.

Fathma Fitriani 1, Jimmi Copriady 2, Lenny Anwar 3

I. PENDAHULUAN. Ilmu pengetahuan alam (IPA) berkaitan dengan cara mencari tahu tentang gejala

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

2014 PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN SIKLUS BELAJAR (LEARNING CYCLE) 5E UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN GENERALISASI MATEMATIS SISWA SMP

I. PENDAHULUAN. Pembelajaran merupakan suatu sistem atau proses membelajarkan siswa yang

BAB I PENDAHULUAN. memahami apa yang terjadi di lingkungan sekitar (Sirhan, 2007:1). Ilmu kimia

I. PENDAHULUAN. kepada siswa agar mengerti dan membimbing mereka untuk menggunakan. proses dan produk. Salah satu bidang sains yaitu ilmu kimia.

BAB I PENDAHULUAN. Seperti yang tercantum dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN LEARNING CYCLE 7E UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA POKOK BAHASAN HIDROKARBON DI KELAS X SMA N 3 TAPUNG

BAB II KAJIAN TEORITIS. sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan

I. PENDAHULUAN. ditumbuhkan dalam diri siswa SMA sesuai dengan taraf perkembangannya.

BAB I PENDAHULUAN. Fisika merupakan bagian dari ilmu pengetahuan alam (IPA) yang terdiri

BAB II KAJIAN TEORI. A. Efektivitas Pembelajaran. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2005: 284) efektivitas

BAB III METODE PENELITIAN

I. PENDAHULUAN. Ilmu kimia merupakan bagian dari ilmu pengetahuan alam (IPA) yang pada awalnya

BAB I PENDAHULUAN. telah melakukan berbagai macam upaya dalam meningkatkan kualitas

I. PENDAHULUAN. mutu pendidikan. Hal ini dikarenakan kualitas mutu pendidikan menentukan

I. PENDAHULUAN. kaitannya dengan kehidupan sehari-hari. Sains berkaitan dengan cara mencari

I. PENDAHULUAN. proses kognitif. Proses belajar yang dimaksud ditandai oleh adanya perubahanperubahan

I. PENDAHULUAN. penguasaan pengetahuan yang berupa fakta-fakta, konsep-konsep, atau prinsip-prinsip

I. PENDAHULUAN. Bicara tantangan dan permasalahan pendidikan di Indonesia berarti berbicara

BAB I PENDAHULUAN. Republik Indonesia. Menurut Permendiknas RI Nomor 41 Tahun 2007 Standar

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

2014 IDENTIFIKASI KETERAMPILAN PROSES SAINS DAN SIKAP ILMIAH YANG MUNCUL MELALUI PEMBELAJARAN BERBASIS PRAKTIKUM PADA MATERI NUTRISI KELAS XI

PENGEMBANGAN LEMBAR KEGIATAN SISWA BERORIENTASI LEARNING CYCLE 7-E PADA MATERI POKOK KESETIMBANGAN KIMIA UNTUK MELATIH KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN LEARNING CYCLE 7E TERHADAP PRESTASI BELAJAR FISIKA DAN SIKAP ILMIAH SISWA KELAS X SMAN 7 MALANG

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN LEARNING CYCLE BERBASIS EKSPERIMEN TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI POKOK ZAT DAN WUJUDNYA

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Menurut teori pembelajaran konstruktivisme, peranan aktif siswa dalam

BAB I PENDAHULUAN. berdasarkan Indeks Pembangunan Manusia (IPM) atau Human Development

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Bahasa memiliki peran sentral dalam perkembangan intelektual, sosial,

I. PENDAHULUAN. proses aktualisasi siswa melalui berbagai pengalaman belajar yang mereka dapatkan.

II. TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) definisi efektivitas adalah

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian Rita Zahara, 2013

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

Lenni*, Maria Erna**, Erviyenni*** No. Hp:

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. Ilmu kimia merupakan bagian dari Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) yang berkaitan

C026 PENGARUH MODEL LEARNING CYCLE 7E TERHADAP MOTIVASI BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN BIOLOGI

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia menurut data dari PISA (Programe of International Student

I. PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan hal penting yang dibutuhkan manusia. Dengan pendidikan

1. PENDAHULUAN. berdasarkan pada fenomena alam. Ada tiga hal yang berkaitan dengan kimia

BAB I PENDAHULUAN. individu dan kita dituntut untuk dapat memperoleh, memilih, serta mengolah

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indrie Noor Aini, 2013

I. PENDAHULUAN. alam secara sistematis, sehingga IPA bukan hanya penguasaan kumpulan pengetahuan

PENGEMBANGAN LKS FISIKA BERORIENTASI MODEL LEARNING CYCLE 7-E PADA MATERI ELASTISITAS SEBAGAI PENUNJANG PEMBELAJARAN SMA

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

DALAM PEMBELAJARAN AKTIF STUDENT CREATED CASE STUDIES

I. PENDAHULUAN. Ilmu kimia merupakan bagian dari Ilmu Pengetahuan Alam (IPA), yang berkembang

BAB I PENDAHULUAN. keterampilan hidup, baik yang bersifat manual, mental maupun sosial. Pendidikan

2014 PEMBELAJARAN BERMOD EL SIKLUS BELAJAR 7E UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS D AN PENGUASAAN KONSEP SISWA PAD A MATERI HID ROKARBON

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

I. PENDAHULUAN. Sumber daya manusia (SDM) yang berkualitas merupakan syarat mutlak untuk

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Biologi merupakan salah satu cabang ilmu pengetahuan yang paling penting

2015 PEMBELAJARAN BERBASIS PRAKTIKUM UNTUK MENINGKATKAN SIKAP ILMIAH DAN PENGUASAAN KONSEP SISTEM EKSKRESI

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Elly Hafsah, 2013

ANALISIS KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS SISWA SMA KELAS XI PADA MATERI HIDROLISIS GARAM DENGAN MODEL LEARNING CYCLE 5E DAN METODE PRAKTIKUM

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Permasalahan

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

II. TINJAUAN PUSTAKA. merupakan keberhasilan dari suatu usaha atau tindakan, dalam hal ini efektivitas dapat

I. PENDAHULUAN. baik, namun langkah menuju perbaikan itu tidaklah mudah, banyak hal yang harus

I. PENDAHULUAN. Kimia adalah salah satu cabang Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) yang diajarkan di

N ANALISIS LEMBAR KERJA SISWA BIOLOGI SMA NEGERI DI KOTA CIMAHI BERDASARKAN HAKIKAT SAINS

BAB I PENDAHULUAN. Fisika bukan hanya penguasaan sekumpulan pengetahuan yang berupa faktafakta,

BAB I PENDAHULUAN. dapat dipisahkan dari keseluruhan proses kehidupan manusia, dengan kata

I. PENDAHULUAN. tujuan dan proses berbuat melalui berbagai pengalaman (Rusman, 2011). Berdasarkan

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu fungsi dari mata pelajaran kimia di SMA adalah untuk

Prosiding Seminar Matematika dan Pendidikan Matematika ISBN:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

PENERAPAN MODEL LEARNING CYCLE 7E UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI PROSES DAUR AIR

BAB I PENDAHULUAN. tersedia tidak memadai, kurang dana, keterbatasan keterampilan guru dalam

I. PENDAHULUAN. Kimia merupakan ilmu yang termasuk rumpun IPA, oleh karenanya kimia

BAB I PENDAHULUAN. memperhatikan karakteristik ilmu kimia sebagai proses dan produk. SMA (Sekolah Menengah Atas) dan MA (Madrasah Aliyah) diantaranya

BAB I PENDAHULUAN. Ilmu kimia adalah salah satu dari cabang IPA. Ilmu kimia dalam mata

BAB I PENDAHULUAN. Dalam pembelajaran materi IPA, seorang guru dan seorang siswa. diharapkan menyenangi materi ini, karena menyenangi mata pelajaran

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB III METODE PENELITIAN. pengembangan (Research & Development). Menurut Sukmadinata (2009)

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Pola anggapan seperti itu perlu segera dikikis dan dicari solusinya. Kesulitan

BAB III METODE PENELITIAN

Transkripsi:

1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Era baru saat ini dicirikan oleh berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi yang demikian cepat. Akibat dari perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang demikian cepat tersebut, kompetisi pun menjadi semakin ketat. Kompetisi global menuntut kita untuk terus melakukan pengembangan sumber daya manusia. SDM merupakan aset paling penting untuk membangun bangsa yang lebih baik dan maju. SDM yang baik memiliki karakter yang kuat yang dicirikan oleh kapasitas mental yang berbeda dengan orang lain seperti keterpercayaan, ketulusan, kejujuran, keberanian, ketegasan, ketegaran, kekuatan dalam memegang prinsip, dan sifat-sifat unik lainnya yang melekat dalam dirinya. Pada program PISA (Program for International Student Assessment), Indonesia menduduki peringkat ke-60 dalam bidang sains dari 65 negara yang berpartisipasi pada tahun 2009. PISA adalah penilaian tingkat dunia yang diselenggarakan tiga-tahunan, untuk menguji performa akademis anak-anak sekolah yang berusia 15 tahun, dan penyelenggaraannya dilaksanakan oleh Organisasi untuk Kerjasama dan Pengembangan Ekonomi (OECD). Tujuan dari studi PISA adalah untuk menguji dan membandingkan prestasi anak-anak sekolah di seluruh dunia, dengan maksud untuk meningkatkan metode-metode pendidikan dan hasil-hasilnya. Sementara itu, Finlandia merupakan Negara yang sangat berhasil mempertahankan posisinya. Finlandia menempati urutan ke 1 pada tahun 2006 dan menempati urutan ke 2 pada tahun 2009. Menyadari pentingnya pendidikan, pemerintah telah menetapkan peningkatan kualitas SDM melalui penyelenggaraan pendidikan sebagai salah satu misi pembangunan yang harus dicapai. Mengacu pada keberhasilan Negara Finlandia Universitas Pendidikan Indonesia repository.upi.edu 1 perpustakaan.upi.edu

2 dalam bidang pendidikan, terlihat ada perbedaan yang mencolok antara sistem pendidikan Indonesia dengan Finlandia. Salah satu nya adalah model pembelajaran di dalam kelas. Beragam model dan metode dapat diterapkan dalam pembelajaran di kelas di Negara Finlandia, hal ini sama hal nya dengan sistem pendidikan di Indonesia. Namun pada penerapannya, pendidikan di Indonesia masih banyak dilakukan dengan metode ceramah yang membosankan. Di Finlandia kebanyakan guru menciptakan suasana belajar yang menyenangkan melalui implementasi belajar aktif dan para siswa belajar dalam kelompokkelompok kecil. Peningkatkan kualitas SDM dapat diawali dengan meningkatkan kualitas pembelajaran di kelas. Melalui pembelajaran kelas yang aktif dan efektif akan diperoleh kualitas SDM yang handal. Pendidik adalah seseorang yang berkewajiban untuk mengatasi berbagai masalah yang sering dijumpai dalam dunia pendidikan. Guru memiliki peranan yang sangat penting dalam menentukan kualitas pendidikan. Oleh sebab itu, guru harus memikirkan dan membuat perencanaan secara seksama dalam meningkatkan kualitas pendidikan. Kegiatan pembelajaran sebaiknya memberikan pengalaman langsung kepada siswa untuk menemukan suatu konsep atau fakta selain dapat meningkatkan aktivitas siswa dalam pembelajaran kimia itu sendiri. Metode yang dapat meningkatkan aktivitas siswa serta dapat secara aktif menemukan konsep atau fakta dari ilmu kimia adalah metode praktikum. Dengan praktikum, siswa akan termotivasi untuk bersungguh-sungguh dalam mempelajari sesuatu. Selain itu, praktikum juga dapat melatih kemampuan siswa untuk mengembangkan kemampuan bereksperimen dengan melatih kemampuan mereka dalam mengobservasi dengan cermat, serta dapat melatih mereka untuk dapat menginterpretasikan data eksperimen. Melalui praktikum, peserta didik juga dapat mempelajari sains dan mengamati langsung terhadap gejala-gejala maupun proses-proses yang terjadi, serta dapat melatih keterampilan berfikir ilmiah dan dapat menanamkan sikap disiplin.

3 Dalam melaksanakan pembelajaran dengan metode praktikum, diperlukan suatu prosedur praktikum. Prosedur praktikum biasanya tercantum dalam suatu LKS. LKS merupakan lembaran yang berisikan pedoman bagi siswa untuk melaksanakan kegiatan belajar pada pokok kajian tertentu (Dhari, 1998). Lembar Kerja Siswa sebagai penunjang untuk meningkatkan aktivitas siswa dalam proses belajar dapat mengoptimalkan hasil belajar (Darmojo dan Kaligis, 1991). Menurut Devi et al. (2009) lembar kegiatan siswa (LKS) adalah lembaranlembaran berisi tugas yang harus dikerjakan oleh peserta didik. Komponen-komponen isi LKS tersebut haruslah sesuai dengan kriteria LKS yang baik. LKS yang baik yang digunakan sebagai alat bantu dalam proses belajar mengajar harus membuat siswa aktif dalam belajar. Untuk itu, aktivitas siswa dalam proses belajar mengajar harus ditingkatkan baik melalui interaksi guru/siswa atau pendayagunaan sumber belajar yang memadai. LKS harus dapat membantu guru dan siswa dalam proses kegiatan belajar mengajar, untuk itu harus disusun sesuai kurikulum pendidikan, baik materi, urutan, maupun waktunya. LKS juga harus dapat meningkatkan prestasi dan kualitas peserta didik sehingga kompetensi yang diharapkan dapat lebih mudah tercapai. Saat ini LKS yang sering beredar di buku-buku pelajaran siswa adalah LKS yang hanya bersifat mengarahkan siswa untuk melakukan sesuatu tanpa adanya proses untuk mengaitkan ilmu yang dimiliki siswa dengan apa yang akan dilakukan oleh siswa pada praktikum yang akan dilakukan. Model learning cycle (siklus belajar) merupakan model berbasis konstruktivisme. Model ini dapat merangsang siswa untuk mengingat kembali konsep yang telah dipelajari sebelumnya serta memberikan kesempatan pada mereka untuk dapat berpikir, dan menemukan penerapan konsep yang telah mereka pelajari. Aktivitas belajar dalam learning cycle 7e dapat memberi keuntungan kepada siswa diantaranya dapat meningkatkan ketertarikan siswa dalam belajar (Polyem et al. 2011). Sebagaimana dipaparkan oleh Aunurrahman (2008) bahwa sejumlah hasil penelitian menunjukkan bahwa hasil belajar pada

4 pembelajaran learning cycle 7e umumnya menningkat jika siswa memiliki motivasi yang kuat untuk belajar. Learning cycle 7e juga dapat membantu siswa memperoleh pengetahuan baru oleh dirinya sendiri (Polyem et al. 2011). Sanjaya (2010) mengemukakan bahwa pengetahuan yang dikonstruksi sendiri oleh siswa akan menjadi pengetahuan yang bermakna, sedangkan pengetahuan yang hanya diperoleh melalui proses pemberitahuan tidak akan menjadi pengetahuan bermakna. Penerapan model learning cycle 7e dalam pembelajaran telah dilakukan oleh Adiyah (2011). Penelitian yang dilakukan oleh Adiyah menunjukkan bahwa penggunaan model pembelajaran learning cycle 7e dapat meningkatkan hasil belajar pada mata pelajaran fisika. Selain itu, penelitian yang dilakukan oleh Siribunnam dan Tayraukham (2009) menunjukkan bahwa siswa yang belajar dengan menggunakan model pembelajaran learning cycle 7e pada pelajaran asam dan basa memperoleh hasil belajar yang lebih tinggi daripada belajar menggunakan pembelajaran konvensional. Salah satu standar kompetensi dalam materi asam basa adalah mendeskripsikan teori-teori asam basa dengan menentukan sifat larutan dan menghitung ph. Materi asam basa dipandang oleh siswa hampir seluruhnya terdiri dari rumus-rumus yang sulit dimengerti dan harus dipelajari dengan menghafal agar dapat melakukan perhitungan. Beberapa penelitian pada materi asam basa telah banyak dilakukan, diantaranya oleh Tati (2009) yang mengembangkan strategi pembelajaran intertekstual pada materi asam basa di SMA kelas XI. Salah satu indikator dalam pembelajaran asam basa menurut pengembangan strategi pembelajaran intertekstual yang telah ia rancang adalah menentukan harga tetapan kesetimbangan asam dari hasil titrasi. Oleh karena itu, penulis merasa bahwa prosedur praktikum untuk menentukan konstanta kesetimbangan asam perlu dikembangkan. Dari pengembangan prosedur praktikum ini diharapkan siswa

5 dapat lebih memahami konsep asam basa khususnya pada subtopik penentuan konstanta kesetimbangan asam. Berdasarkan uraian di atas, penulis melakukan penelitian dengan judul Pengembangan Prosedur Praktikum dan Lembar Kerja Siswa dalam Pembelajaran Learning Cycle 7e pada Subtopik Penentuan Tetapan Kesetimbangan Asam (Ka). B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan di atas, maka pokok permasalahan dalam penelitian ini adalah Bagaimana produk pengembangan prosedur praktikum dan lembar kerja siswa dalam pembelajaran learning cycle 7e pada subtopik penentuan tetapan kesetimbangan asam dengan metode praktikum? Untuk memperjelas arah penelitian, maka rumusan masalah di atas dijabarkan ke dalam beberapa pertanyaan sebagai berikut: 1. Bagaimana kondisi percobaan yang optimum untuk mengembangkan prosedur praktikum dan LKS penentuan tetapan kesetimbangan asam? 2. Bagaimana kualitas prosedur praktikum jika ditinjau dari kemudahan/keterlaksanaan siswa dalam melaksanakan praktikum dengan menggunakan prosedur penentuan tetapan kesetimbangan asam? 3. Bagaimana penilaian guru terhadap prosedur praktikum dan LKS dalam pembelajaran learning cycle 7e pada subtopik penentuan tetapan kesetimbangan asam? 4. Bagaimana respon siswa terhadap prosedur praktikum dan LKS dalam pembelajaran learning cycle 7e pada subtopik penentuan tetapan kesetimbangan asam?

6 C. Pembatasan Masalah Adapun pembatasan masalah dari penelitian ini adalah: 1. LKS yang dikembangkan merupakan jenis LKS praktikum. 2. Pengembangan LKS dalam pembelajaran learning cycle 7e dibatasi pada keterlaksanaan prosedur praktikum, kelayakan prosedur praktikum dan kelayakan LKS. D. Tujuan Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan prosedur praktikum dan lembar kerja siswa dalam pembelajaran learning cycle 7e pada subtopik penentuan tetapan kesetimbangan asam. E. Manfaat Penelitian Bagi guru SMA/sederajat, hasil dari penelitian ini diharapkan dapat diterapkan dalam pembelajaran penentuan tetapan kesetimbangan asam menggunakan prosedur praktikum dalam bentuk lembar kerja siswa dalam pembelajaran learning cycle 7e. Bagi siswa SMA/sederajat, penelitian ini diharapkan dapat menggali pengetahuan siswa, serta dapat membangkitkan motivasi belajar khususnya dalam mempelajari kimia. Bagi peneliti lain, penelitian ini diharapkan dapat menjadi suatu dasar dalam pengembangan LKS dalam pembelajaran learning cycle 7e, untuk menggali lagi macam-macam penelitian lain yang akan dilakukan demi meningkatkan kemampuan siswa dalam belajar kimia.

7 F. Definisi Operasional Agar penafsiran istilah dalam penelitian ini lebih jelas, maka dilakukan pembatasan istilah sebagai berikut: 1. Pengembangan didefinisikan sebagai aplikasi sistematis dari pengetahuan atau pemahaman, diarahkan pada produksi bahan yang bermanfaat, perangkat, dan sistem atau metode termasuk desain, pengembangan dan peningkatan prioritas serta proses baru untuk memenuhi persyaratan tertentu (Putra, 2012). 2. Prosedur praktikum adalah cara kerja dalam melaksanakan praktikum (Suharso dan Retnoningsih, 2005). 3. Metode praktikum adalah cara penyajian pelajaran dengan menggunakan kegiatan percobaan (Wahyu, et al. 2007). 4. Lembar kerja siswa adalah jenis hand out yang dimaksudkan untuk membantu siswa belajar secara terarah (Surachman dalam Rohaeti et al. 2006). 5. Learning cycle 7e adalah model pembelajaran yang terdiri dari tujuh tahapan belajar yaitu: elicit, engage, explore, explain, elaborate, evaluate dan extend (Eisenkraft, 2003).