BAB I PENDAHULUAN. Pertumbuhan dan perkembangan industri manufaktur saat ini. konsumen terhadap produk.namun, industri manufaktur di Indonesia belum

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. perusahaan manufaktur, dimana perusahaan tersebut bergerak di bidang

BAB I PENDAHULUAN. menjual saham (stock) dan obligasi (bond) dengan tujuan dari penjualan tersebut

BAB I PENDAHULUAN. Pasar modal adalah wahana untuk mempertemukan pihak-pihak yang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. suatu negara serta menunjang perekonomian negara, hal ini senada dengan

BAB I PENDAHULUAN. Sumber : Statistik Pasar Modal Minggu ke-2 Desember 2012, Bapepam

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pasar modal adalah sarana yang mempertemukan penjual dan pembeli

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Saham menjadi salah satu alternatif investasi di pasar modal yang

BAB 1 PENDAHULUAN. investor dan perusahaan yang telah go public (emiten). Bagi emiten, pasar modal

DAFTAR ISI. 1.1 Latar Belakang Penelitian Rumusan Masalah Tujuan Penelitian Kegunaan Penelitian...

BAB I PENDAHULUAN. dana. Tempat penawaran penjualan efek ini dilaksanakan berdasarkan satu

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Perkembangan pada saat ini membuat dunia usaha mengalami perubahan

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Sejalan dengan perkembangan zaman, dapat kita lihat bahwa persaingan

UKDW BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Pasar modal merupakan suatu bidang usaha perdagangan surat-surat berharga

BAB I PENDAHULUAN. Sejalan dengan berkembangnya perekonomian, banyak perusahaan yang

BAB I PENDAHULUAN. Setiap perusahaan pada dasarnya selalu membutuhkan modal, baik itu modal kerja maupun modal tetap. Modal kerja merupakan hal

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. suatu negara dikarenakan pasar modal menjalankan fungsi ekonomi sekaligus

BAB I PENDAHULUAN. mengalami perkembangan yang semakin pesat. Dengan adanya perusahaanperusahaan

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia terus mengalami peningkatan rata-rata sebesar 67% per tahun dari

BAB I PENDAHULUAN. dengan tujuan memperoleh sejumlah keuntungan di masa datang. Pihak-pihak

BAB I PENDAHULUAN. besar. Hal ini terbukti dari usaha-usaha mereka yang mencari pendapatan

BAB I PENDAHULUAN. Setiap perusahaan pasti memiliki tujuan untuk memperoleh laba sebanyakbanyaknya.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. kompetitif. Persaingan usaha yang ketat terjadi ditengah kondisi ekonomi negara

BAB I PENDAHULUAN. poitif. Bedasarkan data yang diperoleh dari Badan Pusat Statistik (BPS) menunjukkan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian

ANALIS PENGARUH VARIABEL-VARIABEL FUNDAMENTAL YANG MEMPENGARUHI HARGA SAHAM PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR DI BEI TAHUN

BAB I PENDAHULUAN. kegiatan operasi. Aktiva ini sekali berputar kembali dalam bentuk semula dan

BAB 1 PENDAHULUAN. Perusahaan umumnya memilki tujuan jangka panjang, menengah dan pendek.

: Yoga Wicaksana NPM :

BAB I PENDAHULUAN. ini dikarenakan perusahaan sangat membutuhkan tambahan modal untuk dapat

BAB I PENDAHULUAN. akan semakin besar juga seiring dengan semakin berkembangnya kegiatan

I. PENDAHULUAN. Perusahaan makanan dan minuman merupakan salah satu kategori sektor industri

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan untuk memenuhi kebutuhan dananya. Jasa jasa perbankan memang

BAB I PENDAHULUAN. pasar modal. Dengan adanya pasar modal para investor dapat melakukan

BAB I PENDAHULUAN. Krisis ekonomi yang melanda perekonomian dunia telah memberikan

BAB I PENDAHULUAN. investasi. Munculnya situs-situs, buku dan berbagai kepelatihan pasar modal

BAB I PENDAHULUAN. Pasar modal Indonesia berkembang sangat pesat dari tahun ke tahun, hal tersebut

BAB I PENDAHULUAN. Harga saham menjadi indikator keberhasilan manajemen dalam mengelola

BAB I PENDAHULUAN. tambahan modal tersebut adalah dengan menginvestasikan kepemilikan perusahaan

I. PENDAHULUAN. Indonesia sebagai negara berkembang memiliki karakter perekonomian yang

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara yang sedang gencar dalam. melakukan pembangunan disemua sektor, salah satunya pembangunan

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan yang dialami pada berbagai sektor industri diharapkan

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Saptadi (2007)

BAB I PENDAHULUAN. depresiasi mata uang dinegara-negara tersebut, berdampak signifikan terhadap

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. modal dan industri-industri sekuritas yang ada pada suatu negara tersebut. Peranan

BAB I PENDAHULUAN. Dalam kegiatan operasi sebuah perusahaan bagian yang terpenting yaitu

BAB I PENDAHULUAN. masalah-masalah rumit dalam rangka mencapai tujuan yang optimal. Proses

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu sarana untuk melakukan investasi adalah pasar modal. Pasar

BAB I PENDAHULUAN. dalam menjalankan kegiatan operasionalnya akan membutuhkan struktur. modal yang kuat untuk meningkatkan laba agar tetap mampu

BAB I PENDAHULUAN. kegiatan investasi jangka panjang suatu perusahaan yang dapat

BAB I PENDAHULUAN. penjualan efek ini dilaksanakan berdasarkan satu lembaga resmi yang disebut

BAB I PENDAHULUAN. Secara normatif tujuan perusahaan adalah untuk memaksimalkan nilai

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan (Aditama, 2013). Tingginya nilai perusahaan dapat menggambarkan

BAB I PENDAHULUAN. dipisahkan dari peran investor yang melakukan transaksi di Bursa Efek

BAB 1 PENDAHULUAN. menyebabkan industri-industri manufaktur harus mencari sumber dana guna

BAB I PENDAHULUAN. (Tandelilin, 2010:31). Salah satu bidang investasi yang cukup menarik namun

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pasar modal merupakan pertemuan antara pihak yang memiliki kelebihan

PENGARUH KINERJA KEUANGAN TERHADAP PERUBAHAN HARGA SAHAM PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA PERIODE

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. berpengaruh pada sektor riil di tingkat lokal, karena kekuatan akumulasi modal

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 laju investasi dan pertumbuhan ekonomi di Indonesia tahun

BAB III METEDOLOGI PENELITIAN. Lokasi penelitian adalah perusahaan makanan dan minuman yang terdaftar

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

BAB 1 PENDAHULUAN. perusahaan tersebut yaitu dengan cara memperoleh pendanaan tambahan. Kebijakan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Jatuhnya perekonomian di Indonesia akibat krisis moneter yang sempat

BAB I PENDAHULUAN. Pemerintah telah memberikan beberapa kemudahan untuk dapat lebih

ANALISIS FUNDAMENTAL FAKTOR PENGARUHNYA TERHADAP HARGA SAHAM PERUSAHAAN FOOD AND BEVERAGE YANG GO PUBLIC DI BEI SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. dapat memilih alternatif investasi yang memberikan return yang paling

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Dalam perkembangan globalisasi yang terjadi saat ini,

BAB 3 METODA PENELITIAN. 3.1 Jenis Penelitian Dan Gambaran dari Populasi (Obyek) Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. komunikasi maka akan semakin meningkat pula upaya berbagai perusahaan untuk

BAB I PENDAHULUAN. tersebut cenderung akan bergerak naik. Sebaliknya, semakin banyak orang

diperdagangkan dalam pasar modal adalah saham. Investasi saham merupakan salah satu bidang investasi yang cukup menarik namun beresiko tinggi. Secara

BAB 1 PENDAHULUAN. Di dalam Undang-undang Pasar Modal no. 8 tahun 1995: Pasar Modal

BAB I PENDAHULUAN. terjadi demi memperoleh keunggulan kompetitif dari perusahaan lain. Salah satu

BAB I PENDAHULUAN. terbukti dengan meningkatnya jumlah perusahaan yang listing di Bursa Efek

BAB 1 PENDAHULUAN. memenuhi kebutuhan dana tersebut, semakin banyak orang yang mendirikan suatu

BAB I PENDAHULUAN. menjadikan perusahaan-perusahaan saling bersaing untuk dapat menyesuaikan

A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. tahun 1989 menjadi 288 emiten pada tahun 1999 (Susilo dalam. di Bursa Efek Indonesia mencapai 442 emiten (

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. perekonomian suatu Negara, karena pasar modal memiliki fungsi sebagai suatu

2.4. Hipotesis Penelitian Bursa Efek Jakarta Kelompok Industri Makanan dan Minuman

membiayai kegiatan perusahaan sehari-hari serta untuk menjaga kontinuitas, sehingga modal kerja sangat berpengaruh bagi suatu perusahaan.

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan akan mampu memberikan deviden kepada pemegang saham, kelangsungan hidup suatu perusahaan.

BAB I PENDAHULUAN. dihasilkannya maupun kinerja industri secara keseluruhan. Semua perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. yang membutuhkan dana dengan cara memperjualbelikan sekuritas. Tempat

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. telah memiliki perubahan pola pikir tentang uang dan pengalokasiannya. Hal ini

BAB 1 PENDAHULUAN. jumlah perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) guna menjual

BAB 1 PENDAHULUAN. Pada dasarnya pasar keuangan ( financial market) merupakan. pendek, dapat melakukan pada pasar uang ( money market), karena

BAB I PENDAHULUAN. perekonomian yang terus berkembang pesat, pasar modal dapat mendorong. keuntungan di masa mendatang (EduardusTandelilin, 2010 : 2).

BAB 1 PENDAHULUAN. Pasar modal Indonesia mengalami perkembangan yang pesat dari periode ke

BAB I PENDAHULUAN. investasi yang produktif guna mengembangkan pertumbuhan jangka panjang.

BAB I PENDAHULUAN. untuk mengalami perbaikan. Hal tersebut dikarenakan perekonomian merupakan

BAB I PENDAHULUAN. dimanfaatkan oleh perusahaan-perusahaan yang memerlukan dana dalam jumlah

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Pertumbuhan dan perkembangan industri manufaktur saat ini menyebabkan semakin pesatnya laju perekonomian dan meningkatnya permintaan konsumen terhadap produk.namun, industri manufaktur di Indonesia belum mampu memenuhi sepenuhnya segala permintaan konsumsen.untuk memenuhi permintaan tersebut maka banyak industri asing mulai memasuki dan bersaing dengan industri Indonesia. Tri Wibowo (Peneliti Departemen Keuangan) berpendapat bahwa perusahaan manufaktur di Indonesia masih kalah bersaing dengan perusahaan manufaktur lain yang ada di luar negeri. Jika kondisi tersebut berlangsung maka akan memperburuk perekonomian nasional. Internasional Institue for management development dalam world s competitiveness report 2004 buruknya kinerja perekonomian nasional di Indonesia tercemin dalam kinerja di perdagangan internasional, investasi, ketenagakerjaan dan stabilitas harga.(potret Industri Manufaktur: 2009) Subsektor makanan dan minuman merupakan salah satu subsektor yang ada di Industri manufaktur yang memiliki peranan penting dalam pembangunan sektor industri terutama nilai PDB (Produk Domestik Bruto). Salah satu cara 1

2 perusahaan untuk menaikan nilai PDB yaitu menjaga margin laba perusahaannya. Namun, karena biaya bahan baku yang semakin mahal juga tingginya biaya produksi mengakibatkan harga jual produk pun semakin tinggi. Jika hal tersebut terus berlanjut maka daya saing produk yang ada di subsektor makanan dan minuman ini akan semakin rendah dan terpuruk karena produk Indonesia cenderung lebih mahal dibandingkan dengan produk asing. Dan rendahnya kondisi daya saing produk Indonesia ini pun akan mempengaruhi pertumbuhan ekonomi juga kinerja perekonomian sekaligus memperburuk PDB negara. Oleh karena itu, perusahaan subsektor makanan dan minuman seharusnya menambah peluang investasi untuk mencari pembiayaan eksternal agar perusahaannya lebih berkembang. Pasar modal merupakan sarana yang efektif dalam memperoleh alternatif sumber pembiayaan atau pendanaan dari eksternal perusahaan untuk membantu kelancaran operasional perusahaan. Pasar modal memiliki fungsi sebagai tempat melakukan transaksi antara pihak-pihak pencari dana (perusahaan) dengan pihak yang kelebihan dana (surplus fund). Tempat penawaran penjualan sekuritas ini dilaksanakan oleh satu lembaga resmi yang disebut bursa efek. Menurut Sawidji (2009:11) Yang membedakan pasar modal dengan pasar-pasar lainnya adalah komoditi yang diperdagangkan. Pasar modal dapat dikatakan pasar abstrak, dimana yang diperjualbelikan adalah dana-dana jangka panjang yaitu dana yang keterkaitannya dalam investasi lebih dari satu tahun.

3 Pasar modal mempunyai peran yang sangat penting sebagai sumber pembiayaan eksternal perusahaan yang menguntungkan karena lebih praktis dan biayanya cenderung rendah.menurut Pandji dan Piji (2008:98) Suatu kebijaksanaan pemerintah dapat mendorong investor memasuki pasar modal.sebagaimana diuraikan sebelumnya bahwa untuk dapat menjadi investor yang baik harus mempunyai keberanian untuk menanggung risiko. Investor baru akan memasuki pasar modal kalau menurut penilaiannya investasi dalam sekuritas. Instrument pasar modal lebih menguntungkan dibanding dengan alternative lain. Menurut Rusdin (2008:68) Instrumen yang ada di pasar modal terdiri dari saham, obligasi, produk derivatif (seperti waran, bukti right dan kontrak berjangka), dan reksadana.saham adalah sertifikat yang menunjukan bukti kepemilikan suatu perusahaan, dan pemegang saham memiliki hak klaim atas penghasilan dan aktiva perusahaan. Sebagai pemegang saham (investor), memiliki kewenangan dalam memutuskan akan membeli, mempertahankan, menjual atau menambah jumlah saham yang dikuasainya. Dan investor bebas dalam memilih perusahaan yang diminati dengan membandingkan satu perusahaan dengan perusahaan lainnya guna memperoleh perusahaan yang tepat dan berpotensi memberikan return yang paling menguntungkan. Akan tetapi, perusahaan pun harus mampu memberikan rasa aman dan kepercayaan kepada investor dengan pemberian return yang optimal dari investasi-investasi yang ada di perusahaannya. Karena return adalah

4 satu tujuan investor dalam melakukan suatu investasi. Pengertian Return itu sendiriadalah tingkat keuntungan yang dinikmati oleh pemodal atas suatu investasi saham yang dilakukan. (Ang, 1997) Berdasarkan data yang dipublikasikan oleh Bursa Efek Indonesia, sampai dengan 08 Oktober 2012, perusahaan tercatat sebagai perusahaan di Bursa Efek Indonesia adalah sebanyak 455 perusahaan (http://sahamok.com/pasarmodal/emiten/daftar-perusahaan-publik-terbuka-tbk-emiten-bei-bursa-efekindonesia/08 Oktober 2012). Dari 455 perusahaan tersebut dirumpunkan kedalam beberapa industri. Dalam sektor industri barang dan konsumsi (Consumer Goods) terdapat 5 subsektor yaitu Food and Beverages (Makanan dan Minuman), Tobacco Manufacturers (Rokok), Pharmaceuticals (Kimia), Cosmeticand Household (Kosmetik), dan Houseware (Perlengkapan Rumah tangga). Dibawah ini adalah data dari hasil perhitungan return saham pada sektor industri barang dan konsumsi pada tahun 2007-2012. Tabel 1.1 Perbandingan Return Saham Pada Sektor Industri Barang dan Konsumsi Tahun 2010-2012 (Dalam Persentase) NO SUBSEKTOR Return Saham 2010 2011 2012 1 Rokok 0.93 0.32 0.20 2 Makanan dan Minuman 0.63 0.29 0.56 3 Perlengkapan Rumah Tangga 0.74 0.28 0.70 4 Kosmetik 0.77 0.30 0.49 5 Farmasi 0.32 0.30 0.37 Rata-Rata Sektor 0.68 0.30 0.46

Dalam Persentase 5 Sumber: idx.co.id(data diolah kembali) Berdasarkan Tabel 1.1 dapat dilihat bahwa nilai return saham pada seluruh subsektor yang ada di sektor industri barang dan konsumsi selama 3 tahun berturut-turut berfluktuasi dan cenderung menurun. Rata-rata sektor industri barang dan konsumsi pada tahun 2011 menurun menjadi 0,30% sedangkan tahun 2012 naik kembali menjadi 0,46%. Namun, jika dilihat satu persatu nilai return saham subsektor yang ada di industri barang dan konsumsi masih berada di bawah rata-rata sektor sehingga dapat dikatakan memiliki nilai return saham yang cukup buruk. Begitupun pada subsektor makanan dan minuman, persentase return sahamnya dari tahun 2010-2012 berada di bawah standar rata-rata sektor. Berikut disajikan dalam bentuk grafik perkembangan persentase return saham pada sektor industri barang dan konsumsi tahun 2010-2012. 1,00 Return Saham Rokok 0,80 0,60 0,40 0,20 Makanan dan Minuman Perlengkapan Rumah Tangga Kosmetik 0,00 2010 2011 2012 Farmasi Sumber: idx.co.id(data diolah kembali) Grafik 1.1 Perbandingan Return Saham Pada Sektor Industri Barang dan Konsumsi

6 Tahun 2010-2012 (Dalam Persentase) Berdasarkan grafik diatas, dapat terlihat persentase return saham paling menonjol pada industri barang konsumsi selama 3 tahun yaitu pada tahun 2011 dimana seluruh subsektor mengalami penurunan return saham pada tahun 2011. Hal ini terjadi karena terjadinya krisis di Eropa dan Amerika sehingga industri di Indonesia pun terkena dampaknya.dengan penurunan persentase return saham tersebut tentunya akan sangat mempengaruhi keputusan investasi pada sektor tersebut. Karena subsektor makanan dan minuman memiliki trend yang cenderung menurun maka perlu dilakukan penelitian lebih lanjut faktor apa saja yang mempengaruhi return saham pada perusahaan subsektor makanan dan minuman. Dibawah ini perbandingan return saham seluruh perusahaan yang ada di subsektor makanan dan minuman tahun 2010-2012: Tabel 1.2 PerkembanganReturn Saham Seluruh Perusahaan yang ada di SubsektorMakanan dan Minuman Tahun 2007-2012 (Dalam Persentase) No Perusahaan Return Saham 2010 2011 2012 1 Akasha Wira Internasional Tbk 1.53-0.38 0.90 2 Cahaya Kalbar Tbk -0.26-0.14 0.37 3 Delta Djakarta Tbk 0.94-0.07 1.29 4 Indofood Sukses Makmur Tbk 0.37-0.06 0.27 5 Mayora Indah Tbk 1.39 0.33 0.40 6 Multi Bintang Indonesia Tbk 0.55 0.31 1.06 7 Prasidha Aneka Niaga Tbk -0.27 2.88-0.34 8 Sekar Laut Tbk -0.07 0.00 0.29 9 Siantar Top Tbk 0.54 0.79 0.52 10 Tiga Pilar Sejahtera Food Tbk 1.17-0.37 1.18 11 Ultra Jaya Milk Tbk 1.09-0.11 0.23

7 Rata-Rata Subsektor 0.63 0.29 0.56 Sumber: idx.co.id(data diolah kembali) Berdasarkan Tabel 1.2 dapat diketahui bahwa rata-rata persentase return saham pada perusahaan subsektor makanan dan minuman dari tahun 2010-2012 mengalami fluktuasi yang cenderung menurun. Jika dilihat dari hasil rata-rata returnsaham seluruh perusahaan tiap tahunnya, return saham yang paling menurun adalah pada tahun 2011. Dimana tahun 2010 ke tahun 2011 semua industri terkena dampak krisis, dimana nilai rata-rata returnsaham tahun 2011 hingga 0,29% dari tahun sebelumnya (2010) 0,63%. Kenaikan rata-rata return saham tertinggi yaitu terjadi pada tahun 2012 mencapai 0,56%. Krisis global pada industri manufaktur tersebut berdampak pada penurunan harga saham sehingga nilai return saham pun turun. Namun,berdasarkan fenomena tersebut dengan melihat data historis dari perhitungan ini belum cukup untuk dijadikan pedoman dalam memprediksikan nilai returnsaham yang dapat diberikan perusahaan kepada para calon investornya. Karena adanya pergerakan tingkat pengembalian (return) ini akan mempengaruhi investor dalam menentukan prospek investasinya. Untuk dapat memilih investasi yang aman, diperlukan informasi-informasi yang bersangkutan dengan faktor eksternal dan internal perusahaan.informasi eksternal perusahaan dapat terlihat dari indeks harga saham perusahaan juga volume perdagangan.sedangkan informasi internal perusahaan yaitu berkaitan

8 dengan analisis kinerja keuangan perusahaan dengan melakukan analisis fundamental. Dengan analisis fundamental diharapkan calon investor akan mengetahui bagaimana operasional dari perusahaan.karena nilai suatu saham sangat dipengaruhi oleh kinerja dari perusahaannya (Pandji dan Piji, 2008:35). Menurut Harianto dan Sudomo (2001:212) mengatakan bahwa Apabila kinerja keuangan menunjukan adanya prospek yang baik, maka sahamnya akan diminati oleh investor dan harganya meningkat, dengan meningktanya harga saham tentunya return saham yang diterima pun meningkat. Kinerja keuangan merupakan salah satu aspek untuk menilai kelayakan suatu investasi pada suatu perusahaan. Yang mana sebelum investor melakukan investasi di suatu perusahaan, pada umumnya investor akan mempertimbangkan dengan melihat kinerja keuangan perusahaan tersebut.

9 Menurut Tandelilin (2010:372), Dari sudut pandang investor salah satu indikator penting untuk menilai prospek perusahaan di masa datang adalah dengan melihat sejauh mana pertumbuhan profitabilitas perusahaan. Indikator ini sangat penting diperhatikan untuk mengetahui sejauh mana investasi yang akan dilakukan investor di suatu perusahaan mampu memberikan return yang sesuai dengan tingkat yang dinyatakan investor. Untuk itu, biasanya digunakan rasio-rasio profitabilitas seperti Return on Equity yang menggambarkan sejauh mana kemampuan perusahaan menghasilkan laba yang bisa diperoleh pemegang saham. Return on equity termasuk salah satu indikator penilai profitabilitas. Rasio profitabilitas merupakan rasio yang menunjukan kemampuan perusahaan dalam memperoleh keuntungan. Rasio profitabilitas merupakan rasio untuk mengukur kemampuan perusahaan untuk menghasilkan keuntungan dan mengukur tingkat efisiensi operasional dan efisiensi dalam menggunakan harta yang dimilikinya. (Rusdin, 2008:144).Return on equity pada umumnya menunjukan kemampuan perusahaan dalam menghasilkan keuntungan dari modal sendiri. Hal ini akan mempengaruhi tingkat pengembalian (return) bagi investor. Berikut perkembangan nilai Return on Equity pada perusahaan subsektor makanan dan minuman tahun 2010-2012 seperti data yang disajikan pada tabel berikut:

10 Tabel 1.3 Perkembangan Return on Equity Pada Perusahaan Subsektor Makanan dan Minuman Tahun 2010-2012 (Dalam Persentase) Return on Equity NO Perusahaan 2010 2011 2012 1 Akasha Wira Internasional Tbk 33.58 23.56 33.58 2 Cahaya Kalbar Tbk 13.07 32.16 14.86 3 Delta Djakarta Tbk 33.40 35.76 37.69 4 Indofood Sukses Makmur Tbk 32.37 20.10 15.03 5 Mayora Indah Tbk 33.06 25.84 23.48 6 Multi Bintang Indonesia Tbk 126.09 128.33 52.71 7 Prasidha Aneka Niaga Tbk 28.36 17.99 12.54 8 Sekar Laut Tbk 5.22 6.52 7.66 9 Siantar Top Tbk 10.08 12.32 13.54 10 Ultra Jaya Milk Tbk 15.63 11.18 21.47 11 Tiga Pilar Sejahtera Food Tbk 16.36 10.10 13.17 Rata-rata Sektor 28.9 27.0 20.48 Sumber: idx.co.id(data diolah kembali) Dari tabel 1.3 terlihat nilai ROE dari tahun 2010-2012 cenderung menurun terus menerus.hal ini berarti perusahaan kurang mampu menghasilkan keuntungan dan cenderung mengalami kerugian.tahun 2010 merupakan tahun yang memiliki nilai rata-rata ROE tertinggi dengan persentase 28,9%. Hal ini menunjukan bahwa perusahaan mampu menghasilkan keuntungan yang mana menjadi salah satu aspek yang menggambarkan kinerja yang memuaskan bagi investor khususnya bagi perusahaan dalam hal profitabilitas perusahaan.namun pada tahun 2011 nilai rata-rara return saham menurun menjadi 27%. Tahun 2012 nilai ROE subsektor makanan dan minuman sebesar 20,48% yang mengindikasikan bahwa kemampuan menghasilkan laba pada tahun tersebut

Dalam Persentase 11 sebesat 20,48%. Berikut perkembangan rata-rata persentase ROE subsektor makanan dan minuman tahun 2010-2012 yang disajikan dalam bentuk grafik: Return On Equity 40,0 30,0 20,0 10,0 0,0 2010 2011 2012 ROE 28,9 27,0 20,48 Sumber: idx.co.id(data diolah kembali) Grafik 1.2 Perkembangan Rata-Rata Return on Equity Pada Perusahaan Subsektor Makanan dan Minuman Tahun 2010-2012 (Dalam Persentase) Grafik diatas menunjukan bahwa nilairata-rata ROE pada perusahaan subesktor makanan dan minuman tahun 2010-2012 tidak stabil dan menurun.perubahan nilai ROE ini disebabkan oleh penurunan besar penjualan sehingga mengakibatkan penurunan laba bersih. Jika nilai ROE menurun terusmenerus tentunya akan menujukan kinerja perusahaan yang kurang baik. Maka berdasarkan permasalahan tersebut perlu diketahui adakah pengaruh profitabilitas yang diukur denganreturn on equityterhadap tingkat pengembalian atau returnsaham. Faktor lain yang mempengaruhi return saham adalah nilai pasar. Menurut Irham (2012:138) Rasio nilai pasar yaitu rasio yang menggambarkan kondisi yang terjadi di pasar. Rasio ini mampu memberi pemahaman bagi pihak

12 manajemen perusahaan terhadap kondisi penerapan yang akan dilaksanakan dan dampaknya pada masa yang akan datang.indikator dari nilai pasar yang mempengaruhi tingkat pengembalian atau return adalah Price Earning Ratio. Menurut Mamduh(2004:43) Perusahaan yang diharapkan tumbuh dengan tingkat pertumbuhan tinggi (berarti mempunyai prospek yang baik, biasanya mempunyai PER yang tinggi. Sebaliknya, perusahaan yang diharapkan mempunyai pertumbuhan yang rendah, akan mempunyai PER yang rendah juga. Sedangkan menurut Tandelilin (2010:375) Price Earning Ratio mengindikasikan besarnya rupiah yang harus dibayarkan investor untuk memperoleh satu rupiah earning perusahaan.dapat disimpulkan bahwa, semakin tinggi nilai PER suatu perusahaan, semakin tinggi rupiah yang harus dibayarkan investor pada perusahaan tersebut. Berikut perkembangan nilai price earning ratio pada perusahaan subsektor makanan dan minuman tahun 2007-2012: Tabel 1.4 Perkembangan Price Earning Ratio Pada Perusahaan Subsektor Makanan dan Minuman Tahun 2010-2012 (Dalam Kali) No Perusahaan Price Earning Ratio 2010 2011 2012 1 Akasha Wira Internasional Tbk 30.19 23.03 13.17 2 Cahaya Kalbar Tbk 11.07 2.93 5.76 3 Delta Djakarta Tbk 13.77 5.88 20.40 4 Indofood Sukses Makmur Tbk 14.50 8.05 10.02 5 Mayora Indah Tbk 17.02 22.58 22.26 6 Multi Bintang Indonesia Tbk 13.08 14.91 20.95 7 Prasidha Aneka Niaga Tbk 8.92 18.71 6.01 8 Sekar Laut Tbk 20.01 16.18 13.61 9 Siantar Top Tbk 11.83 21.18 17.33

Dalam Kali 13 10 Tiga Pilar Sejahtera Food Tbk 17.19 9.66 12.11 11 Ultra Jaya Milk Tbk 32.63 30.79 16.49 Rata-Rata Subsektor 17.29 15.81 14.37 Sumber: idx.co.id(data diolah kembali) Informasi yang didapat dari tabel 1.4 yaitusecara garis besar terlihat adanya penurunan nilai PER selama 3 tahun yaitu tahun 2010-2012.Pada tahun 2010 nilai PER pada subsektor makanan dan minuman mempunyai nilai yang baik yaitu 17,29 kali. Namu, pada tahun 2011-2012 nilai PER subsektor makanan dan minuman menurun masing-masing sebesar 15,81 kali dan 14,37 kali. Dengan menurunnya nilai PER ini menunjukan perusahaan mengalami penurunan pertumbuhan laba sehingga tingkat pengembalian yang akan diterima investor pun menurun. Adanya perubahan nilai PER ini disebabkan oleh penurunan harga saham ataupun EPS (earning per share) yang dimiliki perusahaan.pergerakan nilai PER pada subsektor makanan dan minuman tahun 2010-2012 akan lebih jelas terlihat dengan melihat grafik di bawah ini. Price Earning Ratio 20,00 15,00 10,00 5,00 0,00 Price Earning Ratio 2010 2011 2012 17,29 15,81 14,37 Sumber: idx.co.id(data diolah kembali) Grafik 1.5

14 Perkembangan Rata-Rata Price Earning Ratio Pada Perusahaan Subsektor Makanan dan Minuman Tahun 2010-2012 (Dalam Kali) Grafik 1.4 yang menunjukan pergerakan nilai PER pada subsektor makanan dan minuman tahun 2010-2012.Dimana tahun 2010-2012 nilai PER subsektor makanan dan minuman mengalami penurunan terus. Oleh karena itu perlu diketahui adakah pengaruh nilai pasar yang diukur denganprice earning ratio terhadap tingkat pengembalian atau returnsaham. Berdasarkan latar belakang penelitian, fenomena dan berbagai permasalahan diatas, maka peneliti memutuskan untuk mengembangkan lebih lanjut penelitian yang berhubungan dengan kinerja keuangan dengan menganalisis rasio keuangan yaitu profitabilitas yang diukur denganreturn on equity dan nilai pasar yang diukur denganprice earning ratio terhadap return saham. Peneliti memutuskan untuk melakukan penelitian denganjudul Pengaruh Profitabilitas dan Nilai Pasar Terhadap Return Saham Pada Perusahaan Subsektor Makanan dan Minuman Di Bursa Efek Indonesia. 1.2 Identifikasi dan Rumusan Masalah 1.2.1 Identifikasi Masalah Pada zaman globalisasi terjadi persaingan antar industri baik industri yang ada di Indonesia maupun industri asing sehingga produk-produk dalam negeri melemah dan terpuruk. Hal ini menyebabkan pergerakan harga saham yang tidak

15 stabil, sehingga mempengaruhi besarreturnsaham yang akan diterima para investor juga mempengaruhi minat investasi di suatu perusahaan. Perkembangan return saham pada perusahaan subsektor makanan dan minuman selama tahun 2010 ke 2011 cenderung mengalami fluktuasi yang sangat signifikan dan cenderung menurun. Hal ini dikarenakan adanyakrisis finansial global pada tahuntahun tersebut. Berdasarkan fenomena tersebut, banyak perusahaan membuka peluang investasi dan mencari investor dengan memasuki pasar modal dengan tujuan untuk mendapatkan modal tambahan sehingga perusahaan mampu untuk lebih membesarkan perusahaannya sehingga dapat memenuhi permintaan konsumen yang banyak dan beragam. Tempat penawaran dan penjualan sekuritas ini dilaksanakan oleh satu lembaga resmi yang disebut bursa efek. Perdagangan surat berharga ini merupakan salah satu cara untuk menarik dana dari calon-calon investor. Salah satu sekuritas atau surat berharga yang diperjualbeilkan di pasar modal adalah saham. Pasar modal sebagai salah satu langkah bagi investor untuk memutuskan dimanakah mereka akan menanamkan sahamnya. Keputusan investor tersebut dapat dipengaruhi secara ekternal oleh harga saham dan secara internal yaitu dengan melihat kinerja keuangannya. Tujuan investor dalam berinvestasi salah satunya adalah mengharapkan return atau tingkat pengembalian dari hasil investasinya. Perusahaan harus

16 memberikan rasa aman dan percaya kepada investor dengan pemberian return yang optimal dari investasi-investasi yang ada. Salah satu indikator penilai profitabilitas untuk memprediksi return saham adalah return on equity. Pengertian profitabilitas termasuk kedalam salah satu penilai kinerja keuangan yang menunjukan kemampuan perusahaan dalam memperoleh keuntungan. Dengan meningkatnya return on equity, maka akan terlihat sejauh mana pertumbuhan profitabilitas perusahaan sehingga investor dapat mengukur tingkat pengembalian atau return yang akan didapatkan. Indikator nilai pasar yang banyak mempengaruhi return saham adalah rasio harga saham terhadap laba bersih per sahamnya atau price earning ratio. Oleh para investor nilai PER ini digunakan untuk memprediksi kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba di masa yang akan datang. Kesedian para investor untuk menerima kenaikan PER sangat bergantung pada prospek perusahaan. Perusahaan dengan peluang tingkat perkembangan yang tinggi, biasanya memiliki PER yang tinggi. Sebaliknya perusahaan dengan tingkat perkembangan yang rendah cenderung memiliki PER yang rendah. Berdasarkan identifikasi masalah yang telah dipaparkan, penelitian ini membatasi masalah yang diteliti dan difokuskan pada pengaruh profitabilitas yang diukur dengan return on equity dan nilai pasar yang diukur price earning ratio terhadap return saham pada perusahaan subsektor makanan dan minuman di Bursa Efek Indonesia.

17 1.2.2 Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang penelitian tersebut, maka rumusan masalah penelitian ini sebagai berikut: 1. Bagaimana gambaran profitabilitas pada perusahaan subsektor makanan dan minuman? 2. Bagaimana gambaran nilai pasar pada perusahaan subsektor makanan dan minuman? 3. Bagaimana gambaran return saham pada perusahaan subsektor makanan dan minuman? 4. Bagaimana pengaruh profitabilitas terhadap return saham pada perusahaan subsektor makanan dan minuman? 5. Bagaimana pengaruh nilai pasar terhadap return saham pada perusahaan subsektor makanan dan minuman? 6. Bagaimana pengaruh profitabilitas dan nilai pasar terhadap return saham pada perusahaan subsektor makanan dan minuman? 1.3 Tujuan Penelitian Tujuan dilakukannya penelitian ini adalah untuk mengetahui: 1. Gambaran profitabilitas pada perusahaan subsektor makanan dan minuman. 2. Gambaran nilai pasar pada perusahaan subsektor makanan dan minuman. 3. Gambaran return saham pada perusahaan subsektor makanan dan minuman.

18 4. Pengaruh profitabilitas terhadap return saham pada perusahaan subsektor makanan dan minuman? 5. Pengaruh nilai pasar terhadap return saham pada perusahaan subsektor makanan dan minuman? 6. Pengaruh profitabilitas dan nilai pasar terhadap return saham pada perusahaan subsektor makanan dan minuman. 1.4 Kegunaan Penelitian Dengan adanya penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat dan berguna. Adapun kegunaan-kegunaan tersebut yaitu: 1.4.1 Kegunaan Teoritis Sebagai sarana untuk mengembangkan ilmu tentang manajemen keuangan khususnya dalam pengetahuan pasar modal, investasi dan kinerja keuangan mengenai pengaruh kinerja keuangan yang diukur dengan rasio keuangan yaitu profitabilitas dengan indikator ROE dan nilai pasar dengan indikator PER terhadap return saham. 1.4.2 Kegunaan Praktis a. Bagi Perusahaan Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat dijadikan referensi untuk bahan evaluasi kinerja perusahaannya. Sehingga perusahaan dapat

19 meningkatkan kinerja perusahaan dan memberikan hasil terbaik untuk internal perusahaan maupun eksternal perusahaannya. b. Bagi Peneliti Peneliti selanjutnya yang akan meneliti lebih lanjut mengenai pengaruh profitabilitas dan nilai pasar terhadap return saham, sebaiknya menggunakan indikator lain seperti indikator profitabilitas lainnya misalnya ROA (Return On Asset) dan indikator nilai pasar lainnya juga variabel-variabel lainnya.