2015 MENINGKATKAN DAYA TAHAN CARDIOVASCULAR MELALUI ZUMBA DANCE

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. Pada masa sekarang ini masyarakat telah menyadari akan perlunya

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Rahmad Santoso, 2014

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Cabang olahraga atletik adalah salah satu nomor cabang yang tumbuh dan berkembang seiring dengan kegiatan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Randy Suwandi Yusuf, 2013

II. TINJAUAN PUSTAKA. Para ahli mengemukakan pendapat masing-masing tentang kebugaran jasmani.

BAB 1 PENDAHULUAN. Pembinaan kondisi fisik merupakan syarat mutlak untuk mencapai prestasi

BAB I PENDAHULUAN. Ahmad Hendra Dana, 2014

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. diberikan kepadanya (dari kerja yang dilakukan sehari-hari) tanpa. menimbulkan kelelahan yang berlebihan. ( Muhajir : 2004 )

2015 PERBED AAN PENGARUH ZUMBA D ANCE D ENGAN AEROBIK HIGH IMPACT TERHAD AP PENURUNAN BERAT BAD AN D AN PROSENTASE LEMAK TUBUH

BAB I PENDAHULUAN. dinamis. Olahraga juga sebagai media pendidikan sudah pula diakui

BAB I PENDAHULUAN. yang tidak dapat dipisahkan dari masyarakat dunia saat ini. Tujuan seseorang

2015 PENGARUH BENTUK LATIHAN ENVELOPE RUN DAN LATIHAN BOOMERANG RUN DENGAN METODE LATIHAN REPETISI TERHADAP PENINGKATAN KELINCAHAN PEMAIN SEPAK BOLA

METODE PEMBINAAN KEBUGARAN ATLIT *) Oleh: Eka Swasta Budayati (FIK UNY)

2015 KONTRIBUSI DENYUT NADI ISTIRAHAT DAN KAPASITAS VITAL PARU-PARU TERHADAP KAPASITAS AEROBIK

BAB I PENDAHULUAN. konsumsi, tetapi juga dari kegiatan olahraga atau aktivitas fisik yang kita lakukan.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Akbar Ghufron Maftuhaddin, 2014

BAB I PENDAHULUAN. satu karakteristik permainan sepak bola yaitu menendang dan mengoper bola

BAB I PENDAHULUAN. secara efektif sepanjang hari pada saat melakukan aktifitas, biasanya pada saat

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

2016 HUBUNGAN KEKUATAN OTOT PERUT DAN POWER TUNGKAI TERHADAP WAKTU PEMBALIKAN RENANG GAYA BEBAS 100 METER

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. bumi ini, gerakan-gerakan yang terkandung didalam olehraga atletik adalah gerakan yang biasa

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Menghadapi era globalisasi, tantangan yang dihadapi akan semakin berat, hal ini disebabkan karena semakin

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

2015 PERBANDINGAN PENGARUH SENAM IRAMA LINE DANCE DAN SENAM BODY COMBAT TERHADAP TINGKAT KEBUGARAN JASMANI SISWA DI SMAN 1 BATUJAJAR

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Agung Dwi Juniarsyah, 2013

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Alfi Nuraeni, 2014 Uji Validitas Dan Reliabilitas Konstruksi Alat Ukur Power Endurance Lengan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Adli Hakama, 2013

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Fitri Rosdiana, 2015 Pengaruh penerapan pelatihan tabata terhadap peningkatan kemampuan aerobik

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan teknologi komunikasi dan trasportasi dirasa memperpendek jarak dan

BAB I PENDAHULUAN. diukur dengan alat ukur berat badan dengan satuan kilogram. Dengan

BAB I PENDAHULUAN. olahraga yang ada di dalam ruangan, dengan jumlah pemain yang relatif

2015 KONSTRUKSI TES KELINCAHAN D ALAM CABANG OLAHRAGA BULUTANGKIS

BAB I PENDAHULUAN. melalui berbagai aktivitas jasmani dan olahraga. Olahraga adalah suatu kegiatan

BAB I PENDAHULUAN. jika tingkat kesegaran jasmani seseorang buruk maka gairah hidup dan

PERAN GURU PENJAS TERHADAP KEBUGARAN (KESEGARAN) JASMANI SISWA

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Fitrianisa Setianing Widi, 2014

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Aktivitas olahraga merupakan pilihan banyak orang untuk tetap menjaga

KONSEP PENDIDIKAN KEB. JASMANI

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pengaruh Latihan ladder drill Terhadap kelincahan dan Power Tungkai

BAB I PENDAHULUAN. Teknologi telah menembus setiap aspek kehidupan. Olahraga tidak

BAB I PENDAHULUAN. kemampuan fungsionalnya (Giriwijoyo & Sidik, 2012). Menurut Wibowo et

Rahmat Pamuji *) ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN. pekerjaan sehari-hari tanpa menimbulkan kelelahan yang berarti, sehingga tubuh

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. secara efisien tanpa menimbulkan kelelahan yang berlebihan (Irianto, 2004).

BAHAN PENATARAN DI BPMD. OLEH: DRA. Hj. TITE JULIANTINE M.Pd

BAB I PENDAHULUAN. Hal tersebut merupakan tanggung jawab bersama antara pemerintah, masyarakat,

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dea Wulantika Utami, 2013

I. PENDAHULUAN. Senam merupakan aktivitas jasmani yang efektif untuk mengoptimalkan

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. lemak. Massa bebas lemak biasa disebut Fat Free Mass (FFM), terdiri dari massa

PERIODISASI THEORY AND METHODOLOGY OF TRAINING TUDOR O BOMPA RINGKASAN OLEH DRS. OCTAVIANUS MATAKUPAN

BAB I PENDAHULUAN. Sehat adalah nikmat karunia Allah yang menjadi dasar bagi segala nikmat. Nikmatnya makan, minum, tidur, serta kemampuan

BAB I PENDAHULUAN. olahraga, ada yang berlari, berjalan, bersepeda, bermain sepak bola, atau

BAB I PENDAHULUAN. Secara umum pembinaan olahraga di Indonesia diarahkan untuk

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Nuraeni Septiawati, 2013

BAB I PENDAHULUAN. prestasi dan juga sebagai alat pendidikan. Olahraga memiliki peranan penting dalam

HUBUNGAN KEKUATAN MAKSIMAL OTOT TUNGKAI DAN FREKUENSI LANGKAH (CADENCE) TERHADAP KECEPATAN SPRINT

I. PENDAHULUAN. banyak orang yang menggemari olahraga ini baik anak-anak, remaja maupun

BAB I PENDAHULUAN. Sesuai dengan penjelasan ketentuan umum undang-undang. keolahragaan No. 5 tahun 2005 tentang sistem keolahragaan, yaitu:

BAB I PENDAHULUAN. waktu banyak serta bisa disesuaikan dengan waktu mereka. Seiring perkembangan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masaalah

2015 PERBANDINGAN METODE CONTINOUS TRAINING DAN INTERVAL TRAINING TERHADAP PENINGKATAN DAYA TAHAN AEROBIK PADA ATLET SEPAKBOLA

BAB I PENDAHULUAN. merupakan populasi yang besar. Menurut World Health Organization,2007 sekitar

I. PENDAHULUAN. sendiri dalam bahasa aslinya merupakan serapan kata bahasa yunani, gymnos,

Journal of Sport Sciences and Fitness

BAB I PENDAHULUAN. untuk mempertahankan atau meningkatkan derajat kesegaran jasmani (physical

USULAN PROGRAM PENERAPAN IPTEKS PENATARAN INSTRUKTUR SENAM AYO BANGKIT PADA PENGURUS CABANG PERSANI (GURU PENJAS) DI JAWA BARAT.

BAB I PENDAHULUAN. Pada dekade belakangan ini gaya hidup manusia semakin berkembang.

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Siti Nur Kholifah, 2014

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

PROFIL INDEKS MASSA TUBUH DAN TINGKAT KEBUGARAN JASMANI MAHASISWA PJKR UNIVERSITAS ISLAM 45 BEKASI TAHUN 2015/2016

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Yogie Hary Kusumah, 2015

BAB 1 PENDAHULUAN. melalui olahraga. Budaya olahraga harus terus di kembangkan guna

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

1. Futsal mengasah teknik pemain 2. Futsal mengasah fisik pemain 3. Futsal mengasah pengetahuan taktis pemain 4. Futsal mengasah mental pemain

PELATIHAN PROGRAM KEBUGARAN BAGI INSTRUKTUR FITNESS SE-KABUPATEN MAGELANG

BAB I PENDAHULUAN. yang dilakukan orang dengan sadar untuk meningkatkan kemampuan

2015 UJI VALID ITAS D AN RELIABILITAS KONSTRUKSI ALAT UKUR POWER END URANCE TUNGKAI

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

II. TINJAU PUSTAKA. Pendidikan Jasmani adalah suatu proses pendidikan yang diarahkan untuk. mendorong, membimbing, mengembangkan dan membina kemampuan

BAB I PENDAHULUAN. suatu perubahan pembangunan bangsa. Peranan penting tersebut

BAB 1 PENDAHULUAN. Latihan kondisi fisik yang tepat memegang peranan penting dalam sukseskan

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan adalah tingkat kebugaran fisik. Kebugaran fisik didefinisikan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

ARTIKEL ILMIAH ANALISIS TINGKAT KEBUGARAN JASMANI SISWA SD ISLAM TERPADU NURUL ILMI KOTA JAMBI

KONTRIBUSI POWER LENGAN, KEKUATAN TUNGKAI DAN KELENTUKAN TERHADAP HASIL ROLL BELAKANG. Jurnal. Oleh ENO IRDIANTO

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

PEMANFAATAN MUSIK GAMELAN UNTUK PAKET SENAM AEROBIK

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Sepak bola merupakan salah satu dari banyak cabang olahraga yang paling

BAB I PENDAHULUAN. Olahraga dayung di Indonesia dari tahun ke tahun semakin berkembang

PENGARUH SENAM AEROBIK INTENSITAS RINGAN DAN SEDANG TERHADAP PENURUNAN PERSENTASE LEMAK BADAN DI AEROBIC AND FITNESS CENTRE FORTUNA SKRIPSI

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Setiap insan manusia membutuhkan olahraga untuk menunjang kebutuhan jasmaninya dalam menjalani setiap aktivitas sehari-hari. Segala bentuk aktivitas yang dilakukan oleh setiap manusia pasti melibatkan semua komponen tubuh mulai dari bagian anggota tubuh (fisik), otot, sendi, tulang hingga sistem saraf. Komponen tubuh yang digunakan sehari hari tentu harus dilatih kemampuan fungsionalnya yang berguna menunjang segala bentuk aktivitas yang akan dilakukan. Salah satu cara meningkatkan kemampuan fungsional tubuh adalah dengan berolahraga. Seperti yang disampaikan oleh Giriwijoyo dan Sidik (2012, hlm. 37): Olahraga adalah serangkaian gerak raga yang teratur dan terencana yang dilakukan orang dengan sadar untuk meningkatkan kemampuan fungsionalnya. Dalam melakukan aktifitas olahraga setiap manusia pasti memiliki tujuan yang beragam. Olahraga dibagi berdasarkan sifat atau tujuannya yaitu: olahraga prestasi, olahraga rekreasi, olahraga kesehatan dan olahraga pendidikan. Menyadari akan pentingnya berolahraga sudah tentu akan mengetahui manfaat olahraga terhadap kesehatan tubuh dan kemudian menetapkan tujuan dalam melakukan aktivitas olahraga tersebut. Setiap insan manusia yang melaksanakan olahraga memiliki tujuan masing-masing. Aktivitas olahraga yang dilakukan dengan tujuan untuk meningkatkan dan menjaga kesehatan tubuh merupakan suatu bentuk dari pelaksanaan olahraga kesehatan. Olahraga kesehatan dilakukan untuk menjaga dan meningkatkan kesegaran maupun kebugaran jasmani. Definisi kebugaran jasmani menurut Giriwijoyo dan Sidik (2012, hlm. 21): Kebugaran jasmani adalah keadaan kemampuan jasmani yang telah menyesuaikan fungsi alat-alat tubuhnya terhadap tugas jasmani tertentu atau terhadap keadaan lingkungan yang harus diatasi dengan cara yang efisien, tanpa kelelahan yang berlebihan dan telah pulih sempurna.

2 Mengacu pada pentingnya kebugaran jasmani bagi manusia untuk menunjang derajat kemampuan fungsionalnya maka setiap manusia perlu melakukan olahraga untuk menjaga dan meningkatkan kesegaran dan kebugaran jasmaninya demi mendapatkan kualitas hidup yang lebih baik. Komponen kesegaran jasmani dijelaskan Nurhasan dan Cholil (2007, hlm. 98) sebagai berikut: Mengacu kepada definisi tersebut di atas maka kesegaran jasmani mempunyai beberapa unsur, yaitu : a) Strength (kekuatan), b) Power (daya), c) Speed (kecepatan), d) Flexibility (kelentukan), e) Agility (kelincahan), f) Endurance (daya tahan). Terkait dengan teori di atas, dalam penelitian ini melibatkan komponen daya tahan. Dalam teorinya Harsono (1988, hlm.155) menjelaskan bahwa Daya tahan adalah keadaan atau kondisi tubuh yang mampu untuk bekerja untuk waktu yang lama, tanpa mengalami kelelahan yang berlebihan setelah menyelesaikan pekerjaan tersebut. Daya tahan atau diklasifikasikan ke dalam empat bentuk yaitu: daya tahan otot, daya tahan kecepatan, daya tahan anaerobik dan daya tahan aerobik. Seperti yang telah dijelaskan oleh Bompa (1999, hlm. 6) Strength Endurance Speed Coordination Flexibility Muscular Speed Agility Mobility Power Maximum Strength Anaerobic Aerobic Maximum Speed Perfect coordination Full range of flexibility Gambar 1.1 Daya tahan yang dimaksud disini adalah daya tahan cardiovascular yang terdapat dalam aerobic dan merupakan salah satu elemen pokok kesegaran dan kebugaran jasmani. Hal ini sesuai dengan teori yang disampaikan

3 oleh Nurhasan dan Cholil (2007, hlm. 77) Cardiorespiratory merupakan salah satu askpek/elemen pokok kesegaran jasmani. Manfaat daya tahan cardiovascular sangatlah penting yang erat kaitannya dengan kesegaran maupun kebugaran jasmani seseorang. Seseorang yang memiliki daya tahan cardiovascular yang baik maka ia akan dapat lebih banyak melakukan aktivitas tanpa perlu khawatir akan mengalami kelelahan yang cepat, seseorang yang memiliki daya tahan yang baik tentu akan lebih aktif dan selalu terlihat bugar walaupun dengan sejumlah aktivitas yang padat. Hampir semua cabang olahraga membutuhkan daya tahan cardiovascular untuk menunjang aktivitas fisik yang berat. Oleh karena itu daya tahan cardiovascular merupakan salah satu elemen pokok dalam kehidupan manusia yang perlu ditingkatkan dan dijaga untuk mendapatkan kualitas kebugaran jasmani yang lebih baik. Daya tahan cardiovascular dapat ditingkatkan melalui aktivitas olahraga aerobik, salah satu olahraga aerobik yang sedang menjamur di masyarakat saat ini adalah zumba dance. Perkembangan zaman menuju era yang semakin modern menuntut setiap manusia untuk dapat lebih kreatif dan terampil dalam segala hal agar tetap dapat mempertahankan eksistensi dan kedudukannya di masyarakat. Pada dunia olahragapun terjadi banyak perkembangan mulai dari peraturan, alat hingga sistemnya. Zumba merupakan salah satu olahraga yang berkembang dan menjadi tren baru yang muncul seiring berkembangnya zaman. Menurut Zumba Fitness, LLC (Limited Liability Company) (2013, hlm. 1): Program zumba adalah kelas kebugaran-tari, dari Amerika Latin yang menggabungkan musik Latin dan musik internasional serta gerakan tari, menciptakan program kebugaran yang dinamis, mengasyikkan, menyenangkan dan efektif. Olahraga ini dapat dikatakan sebagai bentuk pengembangan dari senam aerobik karena memiliki beberapa kesamaan dan juga terdapat beberapa perbedaan. Persamaan Zumba dance dengan senam aerobik yang dapat dilihat diantaranya yaitu: zumba dance dan senam aerobik keduanya diawali dengan latihan pemanasan kemudian diakhiri dengan pendinginan atau penutupan, gerakannya bersifat aktif melibatkan hampir seluruh anggota badan serta otot-otot

4 besar, memiliki tingkat kesulitan masing-masing akan tetapi selalu diawali dengan gerakan yang mudah terlebih dahulu, bersifat massal dan diiringi lagu atau musik dalam pelaksanaannya. Akan tetapi zumba memiliki keunggulan dibandingkan dengan senam aerobik yang menjadikan beberapa perbedaan diantara keduanya. Zumba dance atau yang sering disebut dengan tari pergaulan menggunakan musik yang lebih modern dibandingkan senam aerobik, gerakannya lebih berupa tarian berbagai macam variasi gerakan dipadukan menjadi satu akan tetapi gerakannya tetap mudah dan tidak memerlukan basic menari untuk mengikuti olahraga ini sedangkan senam aerobik gerakannya cenderung monoton, ketukan dan iramanya selalu selaras. Zumba dance dapat membakar kalori dalam jumlah besar. Pelopor sekaligus instruktur zumba Indonesia, Agus menjelaskan Zumba itu adalah tarian latin yang dipadukan dengan fitness 30 persen dan dansanya itu 70 persen yang bisa bakar kalori antara 600 sampai 1.000 kalori per jam. Hal tersebut yang menjadikan Zumba dance lebih populer dari senam aerobik dan saat ini lebih diminati hampir semua kalangan terutama remaja putri. Di Indonesia senam zumba semakin diminati karena dipengaruhi musik dan gerakan badan dari luar atau negara asalnya yaitu negara Latin. Gerakan atau tarian zumba sebenarnya merupakan budaya luar akan tetapi seiring berkembangnya zaman serta teknologi yang semakin canggih maka kebudayaan luar saat ini mulai masuk ke Indonesia dan semakin hari semakin menjadi sesuatu yang lumrah untuk dilakukan. Gerakan atau tarian zumba mencangkup semua kalangan mulai dari anak kecil dan remaja, wanita dan pria dewasa, hingga para lansia. Zumba dance semakin diminati masyarakat luas karena selain tidak membutuhkan alat apa pun, gerakannya dapat disesuaikan dengan kelompok usianya masing-masing, mudah diikuti, dilakukan dan tidak perlu memiliki basic menari untuk mengikuti olahraga ini. Zumba dance dapat membuat seluruh tubuh ikut bergoyang, gerakannya lebih berfokus pada pundak, perut, dan pinggul yang dapat membuat tubuh lebih kencang dengan diiringi bermacam lagu yang enak didengar zumba dance dapat merileksasikan tubuh sekaligus membuat tubuh banyak mengeluarkan keringat. Tinggi atau rendahnya intensitas zumba dipengaruhi oleh gerakan yang dibuat. Seperti yang disampaikan Atmaja pada wawancara tanggal 9 Maret 2015 bahwa segala bentuk gerakan yang

5 mengakibatkan kedua kaki lepas dari lantai maka gerakan tersebut merupakan gerakan dengan intensitas yang tinggi. Dengan mengeluarkan banyak keringat tentu akan mendapatkan banyak manfaat setelah melakukan olahraga ini, selain membakar kalori dalam jumlah banyak dan membentuk tubuh menjadi lebih ideal zumba juga dapat meningkatkan daya tahan cardiovascular seseorang. Seperti yang diungkapkan oleh Zumba Fitness, LLC (Limited Liability Company) (2013, hlm. 1) Program zumba mengintegrasikan sejumlah prinsip dasar aerobik, interval, dan latihan ketahanan untuk memaksimalkan pembakaran kalori, manfaat kardiovaskuler, serta pembentukan tubuh secara total. Dari penjelasan tersebut maka sebenarnya zumba dapat dilakukan oleh semua kalangan mulai dari anak-anak, remaja dan orang dewasa. Hasil penelitian awal di lapangan, olahraga zumba umumnya banyak diikuti oleh remaja Sekolah Menengah Atas dan Mahasiswa. Saat ini anak tingkat Sekolah Menengah Pertama walaupun jumlah pesertanya masih belum sebanyak siswa Sekolah Menengah Atas dan Mahasiswa tetapi tidak sedikit diantara mereka mulai mengetahui dan memiliki minat terhadap olahraga zumba. Remaja Sekolah Menengah Pertama merupakan kategori remaja dengan rentang usia 12 sampai 15 tahun. Seperti yang disampaikan oleh Desmita (2005, hlm. 190) Batasan usia remaja yang umum digunakan oleh para ahli adalah antara 12 hingga 21 tahun. Karakteristik anak remaja dari sisi anatomi fisiologi merupakan kelompok usia yang secara struktural dan fungsional berada dalam tahapan yang sedang memiliki pertumbuhan dan perkembangan cukup pesat. Pada kelompok usia tersebut membutuhkan berbagai bentuk kegiatan dalam rangka mematangkan sikap dan kepribadiannya. Olahraga zumba sebagaimana yang telah penulis jelaskan di atas, merupakan salah satu kegiatan yang memiliki daya tarik tersendiri, karena disamping aktivitas ini bisa menjadi alat untuk berinteraksi, tarian ini juga membantu melatih berbagai komponen fisik antara lain kebugaran jasmani. Berdasarkan pemaparan tersebut penulis merasa tertarik untuk mengetahui bagaimana respon remaja putri Sekolah Menengah Pertama apabila diberikan latihan zumba dan berkaitan dengan manfaat daya tahan cardiovascular yang

6 sangatlah penting, apakah dapat ditingkatkan melalui zumba dan seberapa signifikan perubahan yang terjadi pada remaja putri Sekolah Menengah Pertama. Dari penjelasan diatas yang melihat pentingnya daya tahan cardiovascular bagi seseorang untuk mendapatkan derajat kebugaran jasmani yang lebih baik maka penulis perlu mengadakan penelitian secara langsung dan tertarik untuk melaksanakan penelitian ini. Judul penelitian yang diajukan adalah Meningkatkan Daya Tahan Cardiovascular Melalui Zumba Dance. B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan di atas maka, penulis merumuskan permasalahan penelitian adalah sebagai berikut; Apakah zumba dance dapat meningkatkan kemampuan daya tahan cardiovascular siswi SMP? C. Tujuan Penelitian Sebuah penelitian pasti terdapat suatu tujuan yang ingin di capai didalamnya. Karena penetapan tujuan dalam suatu kegiatan adalah penting sebagai awal untuk kegiatan selanjutnya. Adapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui dampak zumba dance terhadap peningkatan kemampuan daya tahan cardiovascular siswi SMP. D. Manfaat Penelitian Penelitian ini menyajikan salah satu alternatif bagi siswa dan siswi dalam upaya meningkatkan kemampuan daya tahan, selain itu penelitian ini dapat memberikan wawasan yang lebih luas kepada siswa, siswi, maupun para guru penjas disekolah. Apabila penelitian ini telah selesai, diharapkan hasil penelitian dapat memberikan manfaat sebagai berikut : 1. Secara Teoritis penelitian ini dapat dijadikan sebagai ilmu yang bermanfaat bagi siswi serta guru penjas disekolah. 2. Secara Praktis dapat dijadikan pedoman bagi para guru penjas disekolah, pelatih atau pembina senam dan instruktur zumba dalam membina anggota atau membernya.

7 E. Struktur Organisasi Penelitian Penelitian ini akan dituliskan dalam bentuk laporan penelitian yang terdiri dari lima bab yaitu; pendahuluan, kajian teoritis dan kerangka berpikir, prosedur penelitian, hasil pengolahan dan analisis data, kesimpulan dan saran. Adapun rincian tentang penulisan tersebut adalah sebagai berikut: 1. Bab I, pendahuluan akan memberikan gambaran mengenai penelitian yang meliputi; latar belakang, rumusan masalah, tujuan, manfaat, batasan, batasan istilah serta struktur organisasi penelitian. 2. Bab II, mengkaji mengenai kajian teoritis dan kerangka berpikir. 3. Bab III, membahas mengenai prosedur penelitian yang digunakan dalam melaksanakan penelitian ini meliputi; metode, lokasi, populasi dan sample, langkah-langkah penelitian, instrumen dan prosedur pengolahan data. 4. Bab IV, memaparkan analisa data berikut diskusi mengenai temuan yang ada. 5. Bab V, membahas mengenai kesimpulan dan saran.