BAB I PENDAHULUAN. pengetahuan, sehingga mengimplikasikan berbagai perubahan dalam. kinerja manusia. Salah satu produk inovasi teknologi komunikasi

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Di era globalisasi sekarang semua teknologi semakin berkembang

BAB I PENDAHULUAN. teknologi informasi yang memudahkan kegiatan kehidupan manusia ini sangat

E-Commerce. Ade Sarah H., M. Kom

BAB 1 PENDAHULUAN. penting untuk dapat mempengaruhi pola perdagangan. Kemampuan

E-COMMERCE. Oleh: Nama : Ana Udayana NIM : Kelas : E-COMMERCE5(SI054)

oleh perdagangan secara konvensional. 1

I. PENDAHULUAN. (interconnection networking), yaitu suatu koneksi antar jaringan komputer.

BAB I PENDAHULUAN. terbentuk dari jaringan-jaringan computer-komputer yang saling terkoneksi

BAB I PENDAHULUAN. perubahan dan kemudahan bagi kehidupan umat manusia. Salah satu. teknologi dalam bidang informasi dan komunikasi yang telah membawa

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan dunia digital, khususnya internet saat ini sudah begitu

BAB I PENDAHULUAN. yang boleh dibilang utama dalam evolusi ini adalah munculnya electronic

BAB I PENDAHULUAN. munculnya Internethingga akhirnya tiba di suatu masa dimana penggunaan

BAB I PENDAHULUAN. elektronik dipakai untuk tujuan promosi dan periklanan di suatu halaman web (Saputro,

JURNAL PERJANJIAN JUAL BELI MELALUI INTERNET (E-COMMERCE) DITINJAU DARI ASPEK HUKUM PERDATA

BAB I PENDAHULUAN. yang boleh dibilang utama dalam evolusi ini adalah munculnya electronic

Pengertian e-commerce

Dr. I Gusti Bagus Rai Utama, SE., MA. Pertemuan 9:Pemanfaatan Analitik pada Aktivitas Pemasaran

BAB I PENDAHULUAN. memudahkan para pelanggannya (customer) melakukan transaksi perbankan

BAB I PENDAHULUAN. satu jasa yang diberikan bank adalah kredit. sebagai lembaga penjamin simpanan masyarakat hingga mengatur masalah

BAB I PENDAHULUAN. Perlindungan hukum..., Pramita Dyah Hapsari, FH UI, 2011.

Perkembangan Jenis E-Commerce

SILABUS. 1 PENGENALAN ELECTRONIC COMMERCE (E- COMMERCE) 2 MANFAAT, TANTANGAN E-COMMERCE & KLASIFIKASI MODEL BISNIS E COMMERCE

BAB I PENDAHULUAN. menjadi pengguna dan Indonesia kini berada di urutan ke empat dari

BAB I PENDAHULUAN. diuangkan kembali jika sewaktu-waktu diperlukan. Meskipun ada yang. Emas menarik dijadikan sarana investasi. Beberapa literatur

BAB I PENDAHULUAN. Pejabat Pembuat Akta Tanah (PPAT) saat ini, membuat masyarakat tidak

JURNAL 1 : POTENSI ADOPSI STRATEGI E-COMMERCE UNTUK DI LIBYA.

KARYA ILMIAH E-COMMERCE PEDOMAN dalam E-COMMERCE

BAB I PENDAHULUAN. berbagai aktivitas seperti komunikasi, riset, transaksi bisnis dan lainnya.

BAB I PENDAHULUAN. mengubah perilaku masyarakat dan peradaban manusia secara global yang. sosial secara signifikan berlangsung semakin cepat.

BAB I PENDAHULUAN. piutang ini dalam Kitab Undang-undang Hukum Perdata (yang selanjutnya disebut

BAB I PENDAHULUAN. oleh berjuta-juta orang yang tersebar di semua penjuru dunia. Internet

BAB I PENDAHULUAN. hubungan dengan manusia lainnya karena ingin selalu hidup dalam. kebersamaan dengan sesamanya. Kebersamaannya akan berlangsung baik

BAB I PENDAHULUAN. dituntut untuk serba efektif dan efisien dalam pemanfaatan waktu akibat tuntutan

I. PENDAHULUAN. Perkembangan teknologi informasi dan komunikasi (TIK) di Indonesia kian pesat,

MEMPELAJARI SEJARAH E-COMMERCE

BAB I PENDAHULUAN. Masyarakat dalam kehidupan sehari-hari senantiasa akan melakukan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Di dalam perkembangan kehidupan masyarakat saat ini suatu

BAB I PENDAHULUAN. perseorangan, badan-badan usaha swasta, badan-badan usaha milik negara,

PENDAHULUAN. Universitas Kristen Maranatha

Menurut Lou Gerstner: Menurut Mohan Sawhney :

BAB I PENDAHULUAN. perjanjian kredit pembiayaan. Perjanjian pembiayaan adalah salah satu bentuk perjanjian bentuk

ANALISIS YURIDIS JUAL BELI BARANG MELALUI TOKO ONLINE (E-COMMERCE)

I. PENDAHULUAN. Perkembangan teknologi informasi yang ditunjang oleh perkembangan jaringan

Silabus. 1 Pengenalan Electronic Commerce (E-Commerce) 2 Manfaat, Tantangan E-Commerce & Klasifikasi Model Bisnis E Commerce

BISNIS TI INDONESIA ACHMAD FACHRUDIN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendirian lembaga perbankan di Indonesia mempunyai tujuan untuk

SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN INFORMATIKA DAN KOMPUTER AMIKOM YOGYAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. menjalankan usahanya. Dana atau permodalan merupakan salah satu inti utama

BAB III PERLINDUNGAN KONSUMEN PADA TRANSAKSI ONLINE DENGAN SISTEM PRE ORDER USAHA CLOTHING

BAB I PENDAHULUAN. mendesak para pelaku ekonomi untuk semakin sadar akan pentingnya

TUGAS KARYA ILMIAH E COMMERCE

BAB I PENDAHULUAN. Daerah. Bentuk hukum ini sangat kurang lazim di dalam lingkungan bisnis nasional

TANGGUNG JAWAB PELAKU USAHA WANPRESTASI DALAM TRANSAKSI E-COMMERCE

BAB I PENDAHULUAN. Dalam memenuhi kebutuhan-kebutuhan manusia di dalam. kerjasama yang mengikat antara dua individu atau lebih.

I. PENDAHULUAN. pembangunan Indonesia itu sendiri diatur dalam Undang-Undang Dasar 1945.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kebutuhan hidup terutama kebutuhan untuk tempat tinggal merupakan

BAB I PENDAHULUAN. umum berwenang untuk membuat akta otentik, sejauh pembuatan akta otentik

BAB I PENDAHULUAN. E-Commerce atau toko online merupakan salah satu konsep yang cukup

BAB I PENDAHULUAN. pembiayaan ini, maka banyak lembaga pembiayaan (finance) dan bank (bank

BAB IV UNDANG-UNDANG NOMOR 11 TAHUN 2008 TENTANG INFORMASI DAN TRANSAKSI ELEKTRONIK. A. Perlindungan Hukum Terhadap Nasabah Bank Yang Mengalami

BAB I PENDAHULUAN. Masyarakat dalam kehidupan sehari-hari senantiasa akan melakukan

I. PENDAHULUAN. Perasuransian mempunyai peran yang besar dan penting dalam pembangunan

BAB I PENDAHULUAN. penghapusan dan pelepasan aset harus jelas dan transparan. Sehubungan hal

BAB III TINJAUAN YURIDIS MENGENAI KLAUSULA BAKU DALAM PERJANJIAN KARTU KREDIT BANK MANDIRI, CITIBANK DAN STANDARD CHARTERED BANK

PERLINDUNGAN KONSUMEN DALAM KEGIATAN TRANSAKSI JUAL BELI ONLINE DI INDONESIA

Modul 1 Konsep E-Business & Ecommerce, Instalasi Xampp, dan Instalasi opencart_v

BAB I PENDAHULUAN. mobilitas masyarakat yang semakin tinggi di era globalisasi sekarang ini. mengakibatkan kerugian pada konsumen.

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat. Notaris sebagai pihak yang bersentuhan langsung dengan

BAB I PENDAHULUAN. keyakinan akan tanah sebagai sumber kehidupan sehingga dapat dicermati

BAB I PENDAHULUAN. pemiliknya kepada pihak lain. Sesuai dengan ketentuan Pasal 2 Peraturan

BAB 1 PENDAHULUAN. jurang kesenjangan digital (digital divide), yaitu keterisolasian dari perkembangan

BAB I PENDAHULUAN. aksesifitas penggunaan teknologi yang semakin inovatif mendukung kegiatan

BAB I PENDAHULUAN. bukti dalam ketentuan Kitab Undang-Undang Hukum Perdata (selanjutnya

BAB I PENDAHULUAN. produk-produk yang kemudian dapat dikonsumsi oleh masyarakat setelah

BAB I PENDAHULUAN. terbentuknya transparansi di berbagai bidang, terutama di bidang teknologi

I. PENDAHULUAN. dan juga tidak dapat dipisahkan dari seluruh aspek kehidupan manusia. Hal

KAJIAN YURIDIS KEABSAHAN JUAL BELI SECARA ELEKTRONIK (E-COMMERCE) DENGAN MENGGUNAKAN KARTU KREDIT

BAB I PENDAHULUAN. pemesanan barang dikomunikasikan melalui internet, hampir semua barang

BAB I PENDAHULUAN. satu cara yang dapat dilakukan adalah membuka hubungan seluas-luasnya dengan

PERAN NOTARIS DALAM UPAYA PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP PEMBELI DALAM JUAL BELI ONLINE

Capaian Pembelajaran

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Peranan tanah dalam rangka pembangunan bagi pemenuhan berbagai

BAB I PENDAHULUAN. menghasilkan berbagai variasi barang dan jasa yang dapat dikonsumsi 1. Di

1.1 Latar Belakang Masalah

Perjanjian Jual Beli Barang Melalui Elektronik Commerce (E-Com)

BAB 1 PENDAHULUAN. meningkatkan keefisienan dan efektifitas dalam melakukan setiap pekerjaan.

BAB I PENDAHULUAN. persaingan yang sehat. Tujuan dari disampaikannya iklan tersebut adalah

BAB I PENDAHULUAN. satu dari sepuluh kebutuhan pokok atau kebutuhan primer manusia.

E-Journal Graduate Unpar Part B : Legal Science

ELECTRONIC COMMERCE (E-COMMERCE) DITINJAU DARI HUKUM PERJANJIAN DAN UU ITE DI INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. mempengaruhi lahirnya bentuk-bentuk perbuatan hukum baru. 1

PENGENALAN DAN KONSEP E-COMMERCE

E-BUSINESS dan E-COMMERCE

KEKUATAN MENGIKAT KONTRAK BAKU DALAM TRANSAKSI ELEKTRONIK

Bab I. Pendahuluan. Teknologi merupakan salah satu aspek yang sangat mempengaruhi kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. teknologi internet, maka perdagangan yang sebelumnya lebih banyak

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. semakin menyatu dengan kegiatan ekonomi regional dan internasional,

1. Komunikasi, E-Commerce merupakan pengiriman informasi, produk/layanan,atau sarana elektronik lainnya.

BAB 1 PENDAHULUAN. seperti sekolah, perkantoran, perbankan, penyedia jasa, dan lain sebagainya.

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam perkembangan kehidupan manusia pada saat ini begitu banyak kebutuhan yang harus dipenuhi, semuanya berujung pada peningkatan taraf hidup, kondisi zaman mengalami perkembangan yang luar biasa di segala kehidupan masyarakat terutama teknologi dan ilmu pengetahuan, sehingga mengimplikasikan berbagai perubahan dalam kinerja manusia. Salah satu produk inovasi teknologi komunikasi (interconnection net working) yaitu suatu koneksi antar jaringan komputer. Aplikasi Internet saat ini, telah memasuki berbagai segmen aktivasi manusia baik dalam sektor politik, sosial, budaya, maupun ekonomi dan bisnis. 4 Dalam bidang perdagangan, Internet mulai banyak dimanfaatkan sebagai media aktivitas bisnis terutama karena kontribusinya terhadap efesiensi aktivitas perdagangan melalui media Internet ini popular dengan electronic commerce (E-commerce). 5 Menurut Efraim Turban, secara faktual model transaksi di e-commerce mempunyai banyak ragam. Dari 4 Ester Dwi Magfirah, Perlindungan Konsumen Dalam E-commerce.http//www.solusihukum.com/artikel/artikel 31.php. bahan diakses tanggal 4/6/2010. 5 Ellen Liena Crishtine. Hubungan Hukum Antara Pelaku E-commerce. San2_Mymail@yahoo.com. bahan diakses tanggal 5/3/2010.

segi sifatnya, transaksi e-commerce dapat diklasifikasikan sebagai berikut: 6 1. Bussiness to business (B2B) Transaksi B2B merupakan transaksi dimana kedua belah pihak yang melakukan transaksi adalah suatu perusahaan. 2. Business to consumer (B2C) Transaksi B2C merupakan transaksi antara perusahaan dengan konsumen/individu. Transaksi B2C meliputi pembelian produk secara langsung oleh konsumen melalui Internet. 3. Consumer to consumer (C2C) Transaksi C2C merupakan transaksi dimana individu saling menjual barang satu sama lain. 4. Consumer to business (C2B) Transaksi C2B merupakan transaksi yang memungkinkan individu menjual barang pada perusahaan. 5. Nonebusiness e-commerce, meningkatkan sejumlah lembaga non-bussines, seperti lembaga akademi, organisasi non-profit, organisasi keagamaan, organisasi sosial, dan lembaga pemerintahan menggunakan bentuk e-commerce akan mengurangi pembiayaan mereka atau memperbaiki operasional mereka dan pelayanannya. 6 Ridwan khairandi, Pembaharuan Hukum Kontrak Sebagai Antisipasi Transaksi elektronik komersial Commerce (Artikel dalam Jurnal Hukum Bisnis) volume 16, 2001, hlm.10

6. Intrabusiness Organizational e-commerce, dalam kategori ini meliputi semua kegiatan organisasi internal, biasanya berupa Internet. Dari keenam model transaksi e-commerce ini, dalam prakteknya yang banyak dipakai oleh konsumen adalah model pertama dan kedua yaitu: 7 1. Business to business 2. Business to consumer customer. Segmen business to business (B2B) memang lebih mendominasi pasar karena nilai transaksinya yang tinggi, namun level business to consumer (B2C) juga memiliki pangsa pasar tersendiri yang potensial. Dalam B2C, konsumen memiliki bargaining position yang lebih baik dibanding dengan perdagangan konvensional karena konsumen memperoleh informasi yang beragam dan mendetail. Kebanyakan sistem e-commerce B2B dan B2C yang terlibat di dalam web pelanggan, bergantung pada proses pembayaran kartu kredit. Akan tetapi, banyak sistem e-commerce B2B yang bergantung pada proses pembayaran yang lebih rumit berdasarkan pada penggunaan pesanan pembelian. Dalam penulisan ini, penulis hanya akan membahas mengenai jenis transaksi B2C yaitu mulai dari proses penawaran, penerimaan, pembayaran atau juga sampai pada pelayanan dan dukungan kepada konsumen. Alat yang digunakan dalam cycle ini adalah bussiness to consumer website. 7 Ester Dwi Magfirah, loc.cit.

Dalam transaksi jual beli ini, e-commerce memberikan kemanjaan yang luar biasa kepada konsumen, karena konsumen tidak perlu keluar rumah untuk berbelanja, cukup menggunakan kartu kredit yang dimilikinya dalam melakukan transaksi pembayaran, disamping itu pilihan barang/jasapun beragam dengan harga yang relatif lebih murah. Tetapi transaksi perdagangan melalui sistem elektronik di Internet ini selain menjanjikan sejumlah keuntungan, pada saat yang sama juga berpotensi terhadap sejumlah kerugian. Salah satunya adalah faktor keamanan transaksi, seperti keamanan metode pembayaran merupakan salah satu hal urgen bagi konsumen pengguna kartu kredit. Pembayaran untuk produk dan jasa yang dibeli adalah rangkaian proses nyata dan penting dalam transaksi e-commerce. Akan tetapi proses pembayaran tidaklah sederhana, karena sifat elektronik transaksi yang hampir anonym terjadi diantara berbagai sistem komputer jaringan pembeli dan penjual serta banyak isu keamanan yang dilibatkan. 8 Sejauh manakah perlindungan terhadap konsumen pengguna kartu kredit ini, karena posisi konsumen seringkali menjadi obyek aktivitas untuk memperoleh keuntungan sebesar-besarnya dari produsen, sehingga keseimbangan yang diharapkan melalui hubungan jual beli tidak tercapai. Perlindungan hukum terhadap konsumen dalam melakukan transaksi ecommerce mutlak diperlukan. Perlindungan konsumen itu sendiri 8 http://www.jma.com.au.artikel.html, diakses tgl 20 mei 2010

menurut Pasal 1 angka (1) Undang-undang Perlindungan Konsumen yang selanjutnya disebut UUPK menyebutkan: Perlindungan konsumen adalah segala upaya yang menjamin adanya kepastian hukum untuk memberi perlindungan kepada konsumen. Sri Redjeki Hartono mengemukakan bahwa: perlindungan terhadap konsumen dipandang secara materiil dan formal makin terasa sangat penting, mengingat makin lajunya ilmu pengetahuan dan teknologi yang merupakan motor penggerak bagi produktifitas dan efisiensi produsen atas barang atau jasa yang dihasilkannya dalam rangka sasaran usaha. Dalam rangka mengejar kedua hal tersebut, akhirnya baik langsung maupun tak langsung, maka konsumenlah yang pada umumnya merasakan dampaknya. Dengan demikian upaya-upaya untuk memberikan perlindungan yang memadai terhadap kepentingan konsumen merupakan suatu hal yang penting dan mendesak untuk segera dicari solusinya, terutama di Indonesia, mengingat sedemikian kompleksnya permasalahan yang menyangkut perlindungan konsumen, lebih-lebih menyongsong era perdagangan bebas yang akan datang. 9 Jaminan akan kepastian hukum bagi konsumen dalam melakukan transaksi e-commerce diperlukan untuk menumbuhkan kepercayaan konsumen. Apabila hal tersebut terabaikan maka dapat dipastikan akan terjadi pergeseran efektifitas transaksi e-commerce dari falsafah efisiensi menuju ke arah ketidak pastian yang akan menghambat upaya pengembangan pranata ecommerce. Berdasarkan uraian di atas sangatlah penting perlindungan hukum terhadap konsumen terutama konsumen pengguna kartu kredit dalam transaksi e-commerce, maka penulis memilih judul penelitian Perlidungan Konsumen Pengguna Kartu Kredit (Card Holder) Dalam Transaksi Electronic Commerce (Transaksi Komersial 9 Sri Redjeki Hartono,2000,Kapita Selekta Hukum Ekonomi,Bandung,Mandar Maju,Hal.78

Elektronik) Di Makassar. Melalui pendekatan hukum terhadap hukum dan perundang-undangan yang berlaku (existing laws) khususnya KUHPerdata Indonesia, Undang-undang Republik Indonesia Nomor 8 Tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen, Undang-undang Nomor 11 Tahun 2008 tentang Informasi dan Transaksi komersial elektronik dan Peraturan Pemerintah Nomor 82 Tahun 2012 Tentang Penyelenggaraan Sistem dan Transaksi Elektronik. B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah tersebut diatas, maka penulis merumuskan beberapa permasalahan sebagai berikut: 1. Bagaimana perlindungan konsumen pengguna kartu kredit dalam transaksi e-commerce? 2. Bagaimana penyelesaian permasalahan antara konsumen pengguna kartu kredit dengan pelaku usaha dalam transaksi e-commerce? C. Tujuan Penelitian Tujuan yang akan dicapai dalam penelitian ini adalah : 1. Untuk mengetahui upaya-upaya perlindungan hukum terhadap konsumen pengguna kartu kredit dalam transaksi e-commerce. 2. Untuk mengetahui masalah-masalah hukum yang timbul dalam penggunaan kartu kredit serta penyelesaian sengketa antara pengguna kartu kredit dengan pelaku usaha pada transaksi e-commerce.

D. Kegunaan Penelitian Manfaat penelitian ini dibagi menjadi dua, yaitu: 1. Teoritis/Akademis Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi pemikiran hukum dan perkembangan ilmu pengetahuan khususnya dalam bidang e-commerce law sekaligus diharapkan dapat menjadi referensi tambahan bagi yang tertarik untuk meneliti permasalahan ini lebih lanjut. 2. Praktis Hasil penelitian ini diharapkan mampu memberikan masukan bagi masyarakat, konsumen, pemerintah, serta pihak-pihak lain di Indonesia untuk meningkatkan perlindungan hukum dalam transaksi e-commerce di Internet. E. Keaslian Penelitian Penelitian mengenai Perlindungan Konsumen Pengguna kartu Kredit (Card Holder) dalam Transaksi E-commerce (Transaksi komersial elektronik) di Makassar. Sesuai pengetahuan penulis belum pernah dilakukan. Penelitian yang dengan pokok permasalahan yang hampir sama dengan pokok permasalahan dalam penelitian ini, belum pernah dibuat dikalangan Magister Kenotariatan Universitas Gajah Mada. Akan tetapi

beberapa penelitian dari Program Studi Magister Hukum, Bidang Hukum dan Bisnis Universitas Gajah Mada, yang secara tidak langsung mempunyai objek permasalahan yang hampir sama. Penelitian yang dimaksud, yaitu penelitian yang dilakukan oleh : 1. Penelitian yang dilakukan oleh Desi Minarsih, Pasca Sarjana Magister Kenotariatan Universitas Gadjah Mada, yang berjudul: Tinjauan yuridis terhadap perjanjian e-commerce dari aspek kenotariatan Penelitian tersebut menganalisis kapan terjadinya perjanjian dalam suatu transaksi e-commerce dan menganalisis peranan yang dapat dilakukan oleh Notaris dalam perjanjian e-commerce, dan kemungkinan pengaturannya di masa mendatang. 10 Berdasarkan hasil penelitian disimpulkan, bahwa terjadinya perjanjian dalam transaksi e-commerce yaitu pada saat terjadinya kata sepakat, kata sepakat dalam perjanjian e-commerce ditandai dengan adanya penawaran dan penerimaan antara pembeli dan penjual. Untuk saat ini belum ada peranan yang dapat dilakukan oleh Notaris dalam pembuatan akta otentik secara elektronik akan tetapi melihat ketentuan dari pasal 6 UU ITE, maka bukan tidak mungkin akta otentik dapat dibuat secara elektronik sehingga menjadi alat bukti yang sempurna. 10 Desi Minarsih, Tinjauan yuridis terhadap perjanjian e-commerce dari aspek kenotariatan, Universitas Gadjah Mada, 2010, Yogyakarta.

2. Penelitian yang dilakukan oleh Windy Kareem Pasca Sarjana Universitas Gadjah Mada, yang berjudul: Aspek hukum perikatan dalam transaksi perdagangan elektronik (E-commerce) Dalam penelitiannya mengungkapkan bagaimana hubungan hukum antara pelaku usaha dan konsumen dalam transaksi komersial elektronik dan bagaimana penyelesaian sengketa antara konsumen dan pelaku usaha. Berdasarkan hasil penelitian disimpulkan, bahwa dalam suatu transaksi e-commerce terdapat dua macam hubungan hukum yang tidak secara langsung berkaitan, masing-masing memiliki area tanggung jawab yang berbeda. Oleh karena itu merupakan tantangan bagi para pembuat Undang-undang untuk menyeimbangkan masalah-masalah potensial yang dapat terjadi diantara para pihak yang saling terkait dalam bentuk transaksi elektronik apapun. 11 3. Penelitian yang dilakukan Muhammad Andi Hakim, yang berjudul Perlindungan Hukum Bagi Konsumen Terhadap Penyalahgunaan Kartu Kredit Dalam penelitiannya mengungkapkan bagaimana hak dan kewajiban para pihak dalam perjanjian penggunaan kartu kredit dan bagaimana tanggung jawab Bank penerbit terhadap peristiwa yang menimbulkan kerugian bagi konsumen pemegang kartu kredit. 11 Windy Kareem,,Aspek hukum perikatan dalam transaksi perdagangan elektronik (E-commerce), Universitas Gadjah Mada, 2008, Yogyakarta.

Berdasarkan hasil penelitian disimpulkan, bahwa hak dan kewajiban para pihak dalam hal perlindungan konsumen saling terkait satu dengan yang lainnya dimana hak dari konsumen otomatis akan menjadi kewajiban bagi pelaku usaha dan begitu pula sebaiknya.bentuk tanggung jawab Bank terhadap peristiwa penyalagunaan kartu kredit yang menimbulkan kerugian terhadap Nasabah atau konsumen yaitu dengan menerapkan bentuk pertanggung jawaban mutlak atau pertanggung jawaban langsung apabila dapat dibuktikan bahwa kerugian konsumen pemegang kartu kredit adalah akibat kesalahan atau kelalaian Bank penerbit. Penyelasaian sengketa dilakukan di pengadilan, melalui tuntutan ganti rugi seketika dan melalui Badan Penyelesaian Sengketa Konsumen (BPSK). 12 Berbeda dengan penelitian yang penulis lakukan yaitu bagaimana upaya-upaya perlindungan hukum terhadap pengguna kartu kredit dalam transaksi e-commerce dan bagaimana menyelesaikan sengketa yang terjadi antara konsumen pengguna kartu kredit dengan konsumen pelaku usaha. 2011. 12 Muhammad Andi Hakim, Perlindungan Hukum Bagi Konsumen Terhadap Penyalahgunaan Kartu Kredit,