Seminar Nasional Kesehatan Hutan dan Kesehatan Pengusahaan Hutan untuk Produktivitas Hutan Bogor, 14 Juni 2012

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN Latar Belakang. dan hutan tropis yang menghilang dengan kecepatan yang dramatis. Pada tahun

1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang .

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

I. PENDAHULUAN Latar Belakang

SMP kelas 7 - BIOLOGI BAB 6. PERAN MANUSIA DALAM PENGELOLAAN LINGKUNGANLatihan Soal 6.2

BAB I PENDAHULUAN. I.I Latar Belakang. Pertambahan penduduk merupakan faktor utama pendorong bagi upaya

BAB I PENDAHULUAN. dan pertumbuhan ekonomi nasional tekanan terhadap sumber daya hutan semakin

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. Taman nasional adalah kawasan pelestarian alam yang mempunyai ekosistem asli

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 68 TAHUN 1998 TENTANG KAWASAN SUAKA ALAM DAN KAWASAN PELESTARIAN ALAM PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

disinyalir disebabkan oleh aktivitas manusia dalam kegiatan penyiapan lahan untuk pertanian, perkebunan, maupun hutan tanaman dan hutan tanaman

Pembangunan Bambu di Kabupaten Bangli

PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Dalam perkembangan kehidupan dan peradaban manusia, hutan semakin

PELESTARIAN LINGKUNGAN HIDUP DAN PEMBANGUNAN BERKELANJUTAN IV

Kawasan Hutan. Kepala Badan Litbang Kehutanan. Statistik Kehutanan 2009

mencintai, melestarikan dan merawat alam untuk kualitas hidup lebih baik Talaud Lestari

MATRIKS 2.2.B ALOKASI PENDANAAN PEMBANGUNAN TAHUN (Dalam miliar Rupiah) Prioritas/ Rencana Prakiraan Rencana.

BAB I PENDAHULUAN. Semut (Hymenoptera: Formicidae) memiliki jumlah jenis dan

KEBERLANGSUNGAN FUNGSI EKONOMI, SOSIAL, DAN LINGKUNGAN MELALUI PENANAMAN KELAPA SAWIT/ HTI BERKELANJUTAN DI LAHAN GAMBUT

SUPLEMEN, RENCANA KERJA 2015 (REVISI) : PENYIAPAN LANDASAN PENCAPAIAN SASARAN PEMBANGUNAN KEMENTERIAN LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN

PENYAKIT-PENYAKIT PENTING PADA TANAMAN HUTAN RAKYAT DAN ALTERNATIF PENGENDALIANNYA

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

1. PENDAHULUAN. Indonesia memiliki hutan tropis yang luas dan memiliki keanekaragaman hayati yang

I. PENDAHULUAN. hutan dapat dipandang sebagai suatu sistem ekologi atau ekosistem yang sangat. berguna bagi manusia (Soerianegara dan Indrawan. 2005).

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

Geografi KEARIFAN DALAM PEMANFAATAN SUMBER DAYA ALAM I. K e l a s. Kurikulum 2013

STUDI EVALUASI PENETAPAN KAWASAN KONSERVASI TAMAN NASIONAL BUKIT TIGAPULUH (TNBT) KABUPATEN INDRAGIRI HULU - RIAU TUGAS AKHIR

BAB 1 PENDAHULUAN. Indonesia memiliki mangrove terluas di dunia (Silvus et al, 1987; Primack et al,

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Hutan Sekipan merupakan hutan pinus yang memiliki ciri tertentu yang membedakannya dengan hutan yang lainnya.

IV. KONDISI DAN GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. administratif berada di wilayah Kelurahan Kedaung Kecamatan Kemiling Kota

BAB I PENDAHULUAN. memiliki keterkaitan dan ketergantungan dengan hutan dalam. pemenuhan bahan pangan langsung dari dalam hutan seperti berburu hewan,

PERENCANAAN PENGELOLAAN DAS TERPADU. Identifikasi Masalah. Menentukan Sasaran dan Tujuan. Alternatif kegiatan dan implementasi program

BAB I PENDAHULUAN. Secara geografis letak Indonesia berada di daerah tropis atau berada di sekitar

dampak perubahan kemampuan lahan gambut di provinsi riau

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Title : Analisis Polaruang Kalimantan dengan Tutupan Hutan Kalimantan 2009

BAB I PENDAHULUAN. saling berkolerasi secara timbal balik. Di dalam suatu ekosistem pesisir terjadi

BAB I PENDAHULUAN. Kerusakan hutan mangrove di Indonesia, kini semakin merata ke berbagai

BAB I PENDAHULUAN. Pengelolaan sumberdaya hutan dalam dasawarsa terakhir dihadapkan pada

Penting Bagi Kehidupan, Harusnya Mangrove Tidak Dirusak

SINTESA HASIL PENELITIAN RPI AGROFORESTRI TAHUN

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Lahan Gambut

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG

II. TINJAUAN PUSTAKA. mestinya sudah mengarah pada pertanian yang mempertahankan keseimbangan

I. PENDAHULUAN. Sitorus (2001) mendefinsikan sumberdaya lahan (land resources) sebagai

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan salah satu negara yang memiliki mega biodiversity

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Indonesia mempunyai luas hutan negara berdasarkan Tata Guna Hutan Kesepakat

I. PENDAHULUAN. degradasi hutan. Hutan tropis pada khususnya, sering dilaporkan mengalami

Lahan Gambut Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. dan fauna yang tersebar diberbagai wilayah di DIY. Banyak tempat tempat

BAB I PENDAHULUAN. yang ada di bumi saat ini, pasalnya dari hutan banyak manfaat yang dapat diambil

TINJAUAN PUSTAKA. oleh pemerintah untuk di pertahankan keberadaan nya sebagai hutan tetap.

Strategi dan Rencana Aksi Pengurangan Emisi GRK dan REDD di Provinsi Kalimantan Timur Menuju Pembangunan Ekonomi Hijau. Daddy Ruhiyat.

Mata Pencaharian Penduduk Indonesia

Konservasi Lingkungan. Lely Riawati

BAB I PENDAHULUAN. daerah maupun nasional yang saat ini kondisinya sangat memperihatinkan, kerusakan

I. PENDAHULUAN. sumber daya alam yang bersifat mengalir (flowing resources), sehingga

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

tertuang dalam Rencana Strategis (RENSTRA) Kementerian Kehutanan Tahun , implementasi kebijakan prioritas pembangunan yang

dikeluarkannya izin untuk aktivitas pertambangan pada tahun 1999 dengan dikeluarkannya SK Menperindag Nomor. 146/MPP/Kep/4/1999 tanggal 22 April 1999

BAB I PENDAHULUAN. mempunyai fungsi pokok pengawetan keanekaragaman tumbuhan dan satwa serta

BAB I PENDAHULUAN. hutan hujan tropis yang tersebar di berbagai penjuru wilayah. Luasan hutan

TINJAUAN PUSTAKA. I. Ekologi Tanaman Kelapa Sawit (Elais guinensis Jacq.) baik di daerah tropis (15 LU - 15 LS). Tanaman ini tumbuh sempurna di

TINJAUAN PUSTAKA. menjadi suatu kawasan hunian yang berwawasan ligkungan dengan suasana yang

ARAH KEBIJAKAN PEMBANGUNAN KEHUTANAN DAN POSISI IPTEK HASIL LITBANG KEHUTANAN DI ERA PEMERINTAHAN BARU

MAKALAH PEMBAHASAN EVALUASI KEBIJAKAN NASIONAL PENGELOLAAN SUMBERDAYA ALAM DAN LINGKUNGAN HIDUP DI DAERAH ALIRAN SUNGAI 1) WIDIATMAKA 2)

ISU ISU STRATEGIS KEHUTANAN. Oleh : Ir. Masyhud, MM (Kepala Pusat Humas Kemhut) Pada Orientasi Jurnalistik Kehutanan Jakarta, 14 Juni 2011

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Dalam pandangan al-qur an, mempelajari dan mengamati fenomena

II. TINJAUAN PUSTAKA. Berdasarkan paduserasi TGHK RTRWP, luas hutan Indonesia saat ini

I. PENDAHULUAN. tinggi adalah Taman Hutan Raya Wan Abdurahman. (Tahura WAR), merupakan

BAB I PENDAHULUAN. Hutan merupakan pusat keragaman berbagai jenis tumbuh-tumbuhan yang. jenis tumbuh-tumbuhan berkayu lainnya. Kawasan hutan berperan

I. PENDAHULUAN. Karet di Indonesia merupakan salah satu komoditas penting perkebunan. selain kelapa sawit, kopi dan kakao. Karet ikut berperan dalam

PENDAHULUAN. pengelolaan kawasan pesisir dan lautan. Namun semakin hari semakin kritis

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Bagi manusia, lahan sangat dibutuhkan dalam menjamin kelangsungan hidup

KERUSAKAN LINGKUNGAN

BAB I PENDAHULUAN. Ketetapan Majelis Permusyawaratan Rakyat Republik Indonesia tentang. sumber daya alam. Pasal 2 TAP MPR No.IX Tahun 2001 menjelaskan

BAB 2 Perencanaan Kinerja

KEANEKARAGAMAN HAYATI (BIODIVERSITY) SEBAGAI ELEMEN KUNCI EKOSISTEM KOTA HIJAU

BAB I PENDAHULUAN. sehingga laut dan pesisir pantai (coastal zone) merupakan lingkungan fisik yang

BAB I PENDAHULUAN. Wilayah pesisir merupakan suatu wilayah peralihan antara daratan dan

PENDAHULUAN. termasuk ekosistem terkaya di dunia sehubungan dengan keanekaan hidupan

Lampiran 3. Rubrik Penilaian Jawaban Esai Ekologi

Suhartini Jurusan Pendidikan Biologi FMIPA UNY

I. PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara agraris dengan sumberdaya hutan yang

BAB I PENDAHULUAN. lingkungannya, yang satu dengan lainnya tidak dapat dipisahkan. 4

BAB I PENDAHULUAN. bawah tanah. Definisi hutan menurut Undang-Undang No 41 Tahun 1999 tentang

BAB 1 PENDAHULUAN. hayati terkaya (mega biodiveristy). Menurut Hasan dan Ariyanti (2004),

BAB III ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI Identifikasi Permasalahan Berdasarkan Tugas dan Fungsi Pelayanan

BAB I PENDAHULUAN. yang mempunyai fungsi produksi, perlindungan dan pelestarian alam. Luas hutan

INDIKASI LOKASI REHABILITASI HUTAN & LAHAN BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. Wilayah pesisir Indonesia memiliki luas dan potensi ekosistem mangrove

BAWANG MERAH. Tanaman bawang merah menyukai daerah yang agak panas dengan suhu antara

BAB I PENDAHULUAN. alam baik itu berupa sumber daya tanah, air, udara dan sumber daya alam lainnya

BAB I PENDAHULUAN. terletak di sekitar garis khatulistiwa antara 23 ½ 0 LU sampai dengan 23 ½ 0 LS.

I. PENDAHULUAN. lain-lain merupakan sumber daya yang penting dalam menopang hidup manusia.

KONSEP-KONSEP DASAR DALAM HUKUM LINGKUNGAN

Transkripsi:

SM Widyastuti Fakultas Kehutanan Seminar Nasional Kesehatan Hutan dan Kesehatan Pengusahaan Hutan untuk Produktivitas Hutan Bogor, 14 Juni 2012 Source: www.cartoonstock.com 1

Dari 130 juta hanya 43 juta yang masuk dalam kategori hutan alam. Luas hutan di Indonesia menyusut setiap tahun. Kementrian Kehutanan mencatat kerusakan hutan hingga 2009 mencapai lebih dari 1,08 juta hektar per tahun. (http://berfingultom.wordpress.com/2011/05/18/kondisi-hutan-indonesia) terdiri dari : hutan Konservasi seluas 20,50 juta ha, hutan Lindung seluas 33,52 juta ha, hutan produksi seluas 58,25 juta ha hutan produksi yang dapat dikonversi seluas 8,08 juta ha (Departemen Kehutanan,2008). 2

Pada tahun 1904 Penyakit dutch elm dan chesnut blight di Amerika utara dan Eropa, blister rust (cacar) pada daun pinus di Amerika utara menyebar secara besarbesaran ke benua lainnya dan merusak tanaman-tanaman hutan (Tainter dan Baker 1996). Hutan penting Menghasilkan kebutuhan kayu bagi manusia Menyediakan air dan hewan, keanekaragaman hayati, dan kebutuhan rekreasi Kesehatan hutan penting bagi semua jenis hutan (Mis: Hutan Tanaman, Hutan Alam, Hutan Rakyat, Hutan Kota) 3

(Edmonds, et. al, 2000) Tanaman tampak sehat Diversitas vegetasi seimbang antara demand dan supply (cahaya, air, nutrisi, dan ruang tumbuh) Mempunyai kemampuan untuk beradaptasi dan memulihkan diri dari kerusakan. Erosi tanah sedikit. Spesies air bervariasi dan terdapat spesies indikator dalam jumlah yang cukup. Adanya variasi satwa liar. Serangga, patogen, dan frekuensi kebakaran dalam kisaran yang dapat ditoleransi secara ekologis. Masih terbatasnya Sumber Daya Manusia Belum tersedianya data yang lengkap tentang status kesehatan hutan di seluruh Indonesia Belum semua pemangku kepentingan (stakeholder) memahami bahwa banyak langkah-langkah yang dapat memperburuk kesehatan hutan Belum meratanya kemampuan iptek kesehatan hutan Belum adanya sinergi yang baik di antara para stakeholder dalam mengatasi berbagai masalah kesehatan hutan. Rendahnya penegakan hukum (masalah karantina). 4

Adanya gangguan pada area yang sangat luas, misalnya sebagai akibat adanya penyeragaman tanaman Adanya gangguan keseimbangan ekosistem sebagai akibat masuknya spesies baru Perubahan dalam lingkungan Sosial Dampak Ekonomi (Plant Disease) Lingkungan (Polusi, Panas Bumi) Source: http://www.google.com/imgres?q=global+warming+cartoon 5

Sosial Kesejahteraan masyarakat sekitar hutan menurun Meningkatnya konflik antara masyarakat dan satwa hutan Melunturnya budaya bagi penduduk asli Ekonomi Menurunnya produksi kayu maupun non kayu Menurunnya daya dukung hutan sebagai penyangga kehidupan keanekaragaman hayati Menurunnya kualitas tanah (tanah akibat kerusakan hutan merupakan tanah yang miskin hara) Mengakibatkan perubahan iklim (akan meningkatkan konsumsi energi mis: AC, pengatur kelembapan) 6

Lingkungan Perubahan cuaca (peningkatan suhu, naiknya permukaan laut, berlubangnya ozon) Berkurangnya debit air karena hilangnya hutan Berkurangnya keanekaragaman hayati dan rusaknya rantai makanan Terjadinya erosi dan banjir Rusaknya keindahan lingkungan (dalam perkotaan) Perambahan kawasan hutan tanpa izin menjadi kebun kelapa sawit, menjadi pertanian dan pertambangan gelap. Penebangan liar. Kebakaran hutan. (http://berfingultom.wordpress.com/2011/05/18/kondisi-hutan-indonesia) 7

Mengurangi kuantitas produksi tanaman hutan (kerugian kuantitatif: penurunan jumlah kayu dan non kayu yang dihasilkan) Menurunkan kualitas produksi tanaman hutan Mengurangi kapasitas tanaman dalam mendukung fungsi lingkungan (masalah karbon) Menimbulkan kerugian secara tidak langsung (misalnya pencemaran pestisida) Penyakit Busuk Akar Merah pada tanaman Kehutanan, maupun Perkebunan menyebabkan kerugian yang besar 8

Potensi kerugian akibat serangan penyakit Karat Tumor ini dapat mencapai 24 trilyun rupiah (Anggraeni, 2011) 9

Pinus merkusii umur 9 Tahun di KPH Sumedang, 99% terserang kutu lilin (Sumantoro dkk., 2012) Gmelina arborea di KPH Semarang terserang Kepik renda seluas 4357 ha (Sumantoro dkk.,2012) Kematian bibit Pinus merkusii di bedeng tabur mencapai 50% akibat terkena damping off (Sumantoro dkk., 2012) Kematian bibit Pinus dipersemaian akibat bercak daun sekitar 11,4 % s.d. 58,5% (Sumantoro dkk., 2012) 10

Penyakit Layu Bakteri Ulat Kantong Rayap Penggerek Batang Status Peran yang Diharapkan Source: http://www.google.com/imgres?q=thinking+human+cartoon 11

Meningkatnya kesadaran masyarakat terhadap pentingnya peranan penguasaan Iptek Kesehatan Hutan sebagai salah satu komponen dalam manajemen hutan. Semakin banyaknya SDM yang terdidik yang dapat diberdayakan sebagai pelaku dalam menciptakan hutan yang sehat. Semakin meningkatnya tuntutan masyarakat dunia terhadap produk hutan yang dikelola dengan berwawasan lingkungan. Semakin berkembangnya teknologi yang dapat diimplementasikan dalam meningkatkan kesehatan hutan. Memasukkan aspek kesehatan hutan sebagai salah satu prioritas bidang penelitian. Mempertajam prioritas penelitian dan pengembangan teknologi penyehatan hutan yang berorientasi pada kebutuhan lapangan dengan roadmap yang jelas. Meningkatkan kapasitas dan kapabilitas IPTEK kesehatan hutan dengan memperkuat kelembagaan, sumber daya, dan jaringan antara pemerintah pusat dan daerah. Memberikan iklim yang kondusif bagi stakeholder yang beritikad untuk memelihara kesehatan hutan. Menanamkan dan menumbuhkembangkan budaya hutan sehat di lingkungan masyarakat. Memperhatikan masalah kesehatan hutan dalam setiap tahapan pengelolaan (dari hulu sampai hilir). 12

Terima Kasih 13