Alit Verfitasari Aryaningrum Pendidikan Sosiologi Antropologi Universitas Sebelas Maret. Abstrak

dokumen-dokumen yang mirip
Ratih Rahmawati Program Studi Pendidikan Sosiologi Antropologi, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta

Shinta Arwidya Pendidikan Sosiologi Antropologi,Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sebelas Maret Surakarta

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PBL UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR MAHASISWA PENDIDIKAN TATANIAGA

Singgih Bayu Pamungkas Program Studi Pendidikan Sosiologi Antropologi, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEADS TOGETHER (NHT) UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS BELAJAR FISIKA SISWA

TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR. Pembelajaran kooperatif merupakan bentuk pengajaran dimana para siswa bekerja

Dita Agnes Dekasari Program Studi Pendidikan Sosiologi Antropologi, FKIP Universitas Sebelas Maret Surakarta

Kata Kunci: Aktivitas, Hasil Belajar Matematika, dan kooperatif tipe Teams Games Tournament

PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN AKTIF TIPE LISTENING TEAM PADA PEMBELAJARAN MATEMATIKA SISWA KELAS XI IPA SMA NEGERI 5 PADANG

II. TINJAUAN PUSTAKA. Huda (2014) mengatakan bahwa tidak semua belajar kelompok bisa dianggap

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Secara umum menurut Gagne dan Briggs (2009:3) yang disebut konstruktivisme

BAB II KAJIAN TEORI. sama lain. Dalam uraian ini dapat berkenalan dengan beberapa perumusan

BAB II KAJIAN PUSTAKA. tepat untuk diterapkan guna mencapai apa yang diharapkan yaitu menciptakan manusia

BAB III METODE PENELITIAN

PENINGKATAN AKTIVITAS BELAJAR SISWA KELAS IV PADA TEMA INDAHNYA NEGERIKU MELALUI PENDEKATAN SCIENTIFC DI SDN 07 SUNGAI AUR PASAMAN BARAT ABSTRACT

ABSTRAK. Kata kunci : Penerapan, Berbasis Masalah (problem based learning), Hasil Belajar, Sosiologi

Rahayu Dwi Mastuti Widayati Guru IPS SMP Negeri 2 Merbau Mataram ABSTRAK

BAB II KAJIAN PUSTAKA

II. TINJAUAN PUSTAKA. Pembelajaran kooperatif merupakan pemanfaatan kelompok kecil dua hingga

MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEADS TOGETHER

Reni Rasyita Sari Program Studi Pendidikan Sosiologi Antropologi, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta.

Esty Setyarsih Program Studi Pendidikan Sosiologi Antropologi, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta ABSTRAK

II. TINJAUAN PUSTAKA. Model pembelajaran mempunyai andil yang cukup besar dalam kegiatan

II. KAJIAN PUSTAKA. dari diri siswa hasil belajar merupakan puncak proses belajar.

PUBLIKASI ILMIAH. Oleh: LULUK RIF ATIN A54F100033

PEMBELAJARAN KOOPERATIF MODEL KOMPAK UNTUK MENINGKATKAN KEAKTIFAN DAN HASIL BELAJAR PKn PESERTA DIDIK KELAS VI SDN GEBANGSARI 02

BAB II KAJIAN TEORI. usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah

PENINGKATAN AKTIVITAS BELAJAR SISWA PADPEMBELAJARAN PKn MELALUI MODEL EVERYONE IS TEACHER HERE DI SDN 08 KINALI PASAMAN BARAT

BAB II KAJIAN PUSTAKA

IMPLEMENTASI METODE PEMBELAJARAN THINK PAIR SHARE (TPS) UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR MATA PELAJARAN TEKNIK KOMPUTER DAN JARINGAN

II. TINJAUAN PUSTAKA. Pembelajaran kooperatif merupakan model pembelajaran yang mengacu pada

II. TINJAUAN PUSTAKA. dan sasarannya. Sutikno (2005: 29) mengemukakan bahwa pembelajaran efektif

Dovan Julinur Rahsyaputra Program Studi Pendidikan Sosiologi Antropologi, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. menuju ke arah yang lebih baik. Menurut Hamalik (2001: 37) belajar

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TEAMS GAMES TOURNAMENT

II. TINJAUAN PUSTAKA. kemempuan belajar sendiri atau melakukan aktivitas seluas-luasnya kepada

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MELALUI MODEL PBM PADA SISWA KELAS XI MM1 SMK TKM TEKNIK KEBUMEN

I. TINJAUAN PUSTAKA. tersebut bukan diperoleh langsung dari proses pertumbuhan seseorang secara

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR IPA MELALUI STRATEGI PLANTED QUESTIONS PADA SISWA KELAS V SD N NGAGLIK, SAMBI, BOYOLALI TAHUN AJARAN 2012/2013

Sumarni Elda SD Negeri 024 Tarai Bangun Kecamatan Tambang Kabupaten Kampar

ISSN Jurnal Exacta, Vol. X No. 1 Juni 2012

TINJAUAN PUSTAKA. TPS adalah suatu struktur yang dikembangkan pertama kali oleh Profesor

PENINGKATAN KEAKTIFAN DAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA DENGAN KOMBINASI MODEL PEMBELAJARAN JIGSAW

e-issn Vol. 5, No. 2 (2016) p-issn

BAB II KAJIAN TEORI. A. Kerangka Teoretis. 1. Tinjauan Tentang Aktivitas Belajar. a. Aktivitas Belajar

BAB.II. KAJIAN PUSTAKA. seseorang, sehinga menyebabkan munculnya perubahan prilaku (Wina Sanjaya,

UPAYA MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI SISWA KELAS VIIB SMP NEGERI 3 SENTOLO.

jadikan sebagai indikator aktivitas belajar siswa adalah:

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. bertanya, mengajukan pendapat, dan menimbulkan diskusi dengan guru.

Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Make A Match 1

BAB II KERANGKA TEORITIS. Perubahan tersebut mencakup aspek tingkah laku, keterampilan dan

II. TINJAUAN PUSTAKA. dapat membawa hasil atau berdaya guna. Efektif juga dapat diartikan dengan

BAB II KAJIAN PUSTAKA

Mahasiswa Prodi Pendidikan Kimia FKIP UNS, Surakarta, Indonesia. Dosen Prodi Pendidikan Kimia FKIP UNS, Surakarta, Indonesia

II. TINJAUAN PUSTAKA. Model dimaknakan sebagai objek atau konsep yang digunakan untuk

II. TINJAUAN PUSTAKA. TTW merupakan model pembelajaran kooperatif dimana perencanaan dari

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE MAKE A MATCH

II. TINJAUAN PUSTAKA. Kata media berasal dari bahasa latin medius yang secara harfiah berarti

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. memecahkan suatu permasalahan yang diberikan guru.

Chairul Huda Atma Dirgatama 1, Djoko Santoso Th 2 1 Program Studi Magister Pendidikan Ekonomi UNS 2. FKIP UNS Surakarta

II. TINJAUAN PUSTAKA. perubahan tingkah laku pada diri sendiri berkat pengalaman dan latihan.

II. TINJAUAN PUSTAKA. mampu merangsang peserta didik untuk menggali potensi diri yang sebenarnya

BAB II KAJIAN TEORI. teknik penyajian yang dikuasai guru untuk mengajar atau menyajikan bahan

Noflion 1, Pebriyenni 1, Hendra Hidayat 1. Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Bung Hatta

MEIDITA CAHYANINGTYAS K

Michael Ricy Sambora Program Studi Pendidikan Sosiologi Antropologi, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta

SKRIPSI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1. Program Studi Pendidikan Akuntansi

MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR IPA MATERI POKOK SUMBER ENERGI GERAK MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING

Prosiding Seminar Nasional Volume 01, Nomor 1

BAB II KAJIAN PUSTAKA

Eti Rahmawati. Program studi Pendidikan Sosiologi Antropologi FKIP Universitas Sebelas Maret Surakarta

Oleh ; Ria Fajrin Rizqy Ana Dosen STKIP PGRI Tulungagung

PENGARUH PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN MAKE A MATCH TERHADAP HASIL BELAJAR FISIKA SISWA KELAS XI IPA DI SMA NEGERI 14 PADANG.

PENERAPAN PROBLEM BASED LEARNINGUNTUKMENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR PADA MATA PELAJARAN SOSIOLOGI SISWA KELASX-9 SMA NEGERI EBAKKRAMAT TAHUN PELAJARAN

II. TINJAUAN PUSTAKA. pembelajaran dengan menggunakan sistem pengelompokkan/tim kecil yaitu

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Model pembelajaran kooperatif merupakan suatu model pembelajaran yang

II. TINJAUAN PUSTAKA. siswa yang melakukan kegitan belajar. Keberhasilan kegiatan pembelajaran

UPAYA MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR AKUNTANSI DENGAN MENERAPKAN MODEL PEMBELAJARAN APTITUDE TREATMENT INTERACTION (ATI)

NASKAH PUBLIKASI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Pendidikan Guru Sekolah Dasar

BAB II KAJIAN KEPUSTAKAAN. Pembelajaran matematika membutuhkan proses bernalar yang tinggi

pengalaman kelompok menjadi tiga tingkat. Pertama, tingkat problem-solving

PENINGKATAN AKTIVITAS BELAJAR PKn MELALUI STRATEGI ACTIVE DEBATE PADA SISWA KELAS V SDN 08 KINALI KABUPATEN PASAMAN BARAT

BAB II KAJIAN PUSTAKA

PENERAPAN STRATEGI BOWLING KAMPUS UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS VII SMP KARTIKA 1-7 PADANG

PENERAPAN METODE EKSPERIMEN UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN IPA KELAS V SEMESTER I SDN 4 BESUKI SITUBONDO

Peningkatan Keaktifan Metrik Siswa dengan Menggunakan Model Pembelajaran Aktif Tipe Modeling The Way pada Kelas XI MOA SMK Purnama 2 Gombong

APLIKASI PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEADS TOGETHER

Agusnoto. SD Negeri Ketitangkidul, Kab. Pekalongan, Jawa Tengah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pembelajaran model koooperatif tipe STAD merupakan salah satu

II. TINJAUAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS. kearah yang lebih baik. Menurut Hamalik (2004:37) belajar merupakan

IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN THINK PAIR SHARE PADA MATERI AJAR MENJAGA KEUTUHAN NKRI. Tri Purwati

KAJIAN PUSTAKA. makna tersebut dapat dilakukan oleh siswa itu sendiri atau bersama orang

MENINGKATKAN KEAKTIFAN BELAJAR SISWA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN SNOWBALL THROWING DENGAN ALAT PERAGA

II. TINJAUAN PUSTAKA. juga mengalami sehingga akan menyebabkan proses perubahan tingkah laku pada

Oleh Saryana PENDAHULUAN

Penerapan Model Two Stay Two Stray

II. TINJAUAN PUSTAKA. Rosenberg (dalam Surjono, 2009: 3), mendefinisikan e-learning sebagai

BAB II KAJIAN TEORI. pasang bagi. Metode Pembelajaran ini merupakan metode untuk menunjukkan. dan mendorong siswa bekerja bersama secara informal.

II. TINJAUAN PUSTAKA. Pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw mengajarkan siswa untuk bekerjasama

Transkripsi:

PENERAPAN PROBLEM BASED LEARNING UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS PEMBELAJARAN PESERTA DIDIK DAN HASIL BELAJAR SOSIOLOGI DI KELAS XI IIS 3 SMA NEGER 1 KARANGANYAR TAHUN PELAJARAN 2014/2015 Alit Verfitasari Aryaningrum alitverfitasari@yahoo.com Pendidikan Sosiologi Antropologi Universitas Sebelas Maret Abstrak Alit Verfitasari Aryaningrum. Skripsi. Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan aktivitas pembelajaran peserta didik dan memperbaiki hasil belajar pada materi pokok konflik sosial dan kekerasan dengan menerapkan model pembelajaran Problem Based Learning (PBL). Subjek penelitian ini adalah peserta didik kelas XI IIS 3 SMA Negeri 1 Karanganyar tahun pelajaran 2014/2015. Sumber data adalah guru dan peserta didik. Teknik pengumpulan data adalah dengan observasi, wawancara, kajian dokumen, dan tes. Analisis data menggunakan teknik analisis deskriptif kualitatif. Hasil penelitian dengan penerapan pembelajaran Problem Based Learning (PBL) dapat meningkatkan hasil belajar peserta didik pada materi konflik sosial dan kekerasan. Dalam penelitian ini, hasil belajar peserta didik yang dimaksud meliputi hasil belajar kognitif dan aktivitas pembelajaran aspek psikomotorik. Berdasarkan tes kognitif siklus I persentase hasil belajar kognitif peserta didik adalah 78% dengan nilai rata-rata kelas 72,34, kemudian meningkat menjadi 97% dengan nilai rata-rata kelas 80,46 pada siklus II. Untuk penilaian psikomotorik pada aktivitas pembelajaran persentase ketercapaian pada siklus I adalah 60,83% kemudian meningkat menjadi 88% pada siklus II. Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa dengan penerapan model pembelajaran Problem Based Learning (PBL) terbukti dapat meningkatkan aktivitas pembelajaran aspek psikomotorik dan hasil belajar kognitif sosiologi peserta didik kelas XI IIS 3 SMA Negeri 1 Karanganya tahun pelajaran 2014-2015 Kata kunci : Problem Based Learning (PBL), Aktivitas Pembelajaran dan Hasil Belajar. A. PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Masalah Tujuan pendidikan dapat dicapai melalui proses belajar mengajar. Proses belajar mengajar pada umumnya meliputi seluruh aktivitas yang memberikan seperangkat materi pelajaran agar anak mempunyai kecakapan dan pengetahuan yang bermanfaat dalam hidupnya. Untuk itulah guru dituntut untuk mengkomunikasikan materi pelajaran kepada siswa dengan baik dan diharapkan apa yang diajarkan dapat dipahami sepenuhnya oleh siswa. Selain

2 guru harus bisa mengkomunikasikan materi pelajaran yang akan disampaikan, sudah selayaknya kalau siswa juga harus mengimbangi usaha guru yaitu dengan ikut aktif dalam proses belajar mengajar. SMA Negeri 1 Karanganyar merupakasalah satu SMA yang cukup diminati oleh masyarakat di wilayah Karanganyar. Di dalam proses pembelajarannya, SMA Negeri 1 Karanganyar menetapkan Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) untuk mata pelajaran sosiologi sesuai dengan standar nasional yaitu 67. Peserta didik dengan nilai lebih dari sama dengan 67 dinyatakan tuntas, sedangkan peserta didik dengan nilai di bawah 67 dinyatakan belum tuntas, sehingga perlu mengikuti remidial. Berdasarkan data nilai ulangan sosiologi pratindakan kelas XI IIS 3 tahun pelajaran 2014/2015 diperoleh data bahwa terdapat 26 peserta didik dari 32 peserta didik atau 81,25% yang memperoleh nilai di bawah KKM, dan 6 peserta didik atau 18,75% yang mencapai nilai KKM. Berdasarkan nilai rata-rata kelas XI IIS 3 tahun pelajaran 2014/2015 yaitu 59,53 menunjukkan bahwa hasil belajar di kelas tersebut masih kurang belum maksimal, hal ini dimungkinkan karena beberapa faktor, salah satu faktornya adalah proses pembelajaran. Berdasarkan hasil pengamatan yang dilakukan pada tanggal 8-10 Januari 2015 di kelas XI IIS 3, proses pembelajaran yang dilaksanakan masih belum mampu membuat peserta didik menjadi lebih aktif dan kreatif. Peserta didik cenderung pasif dan guru masih mendominasi pembelajaran sehingga berpengaruh pada hasil belajar peserta didik yang rendah. Hasil wawancara yang dilakukan dengan guru mata pelajaran sosiologi yaitu Bapak Nurwidiyanto yang merupakan guru sosiologi kelas XI IIS 3 SMA Negeri 1 Karanganyar pada 10 Januari 2015, proses pembelajaran pada mata pelajaran sosiologi yang dilaksanakan di SMA Negeri 1 Karanganyar menyatakan bahwa proses pembelajaran peserta didik memang masih belum aktif, dan masih tergantung pada guru, anak belum bisa mandiri, sehingga pembelajaran masih berpusat pada guru (Teacher Centered Learning). Oleh karena itu, diperlukan pembelajaran yang aktif, kreatif, mandiri dan kooperatif dalam proses pembelajaran untuk memperbaiki hasil belajar peserta didik. Hal ini yang kemudian menjadi refleksi atas sumber masalah yang pada akhirnya mengakibatkan hasil belajar siswa masih cukup rendah dan belum mencapai standar hasil yang ditentukan 2. Rumusan Masalah Apakah penerapan model pembelajaran Problem Based Learning dapat meningkatkan aktivitas pembelajaran dan hasil belajar di kelas XI IIS 3 SMA Negeri 1 Karanganyar tahun pelajaran 2014/2015? 3. Tujuan Penelitian Untuk mengetahui sejauh mana penerapan model Problem Based Learning dalam meningkatkan aktivitas pembelajaran dan hasil belajar di kelas XI IIS 3 SMA Negeri 1 Karanganyar tahun pelajaran 2014/2015. B. KAJIAN PUSTAKA 1. Belajar dan Pembelajaran Skiner (1973) mengartikan belajar sebagai suatu proses adaptasi atau penyesuaian tingkah laku yang berlangsung secara progresif (Sutikno,2013:3). Belajar menurut Slavin dalam (Sutikno,2013:3) merupakan proses perolehan kemampuan yang berasal dari pengalaman. Dimyati dan Mudjiyono dalam (Sutikno,2013:31) mengartikan pembelajaran sebagai kegiatan yang ditujukan untuk membelajarkan siswa. Sutikno (2013) pembelajaran diartikan sebagai usaha usaha terencana dalam memanipulasi sumber sumber belajar agar terjadi proses belajar dalam diri siswa (hlm:31). 2. Aktivitas Pembelajaran Aktivitas pembelajaran menurut Agus Suprijono (2009) adalah proses pembelajaran yang dilaksanakan guru dengan sedemikian rupa agar menciptakan peserta didik aktif bertanya,

3 mempertanyakan, dan mengemukakan gagasan. Menurut Paul D. Deirich dalam (Sardiman, 2007) aktivitas mencakup aktivitas jasmani dan rohani. Kegiatan jasmani dan rohani yang dapat dilakukan di sekolah menurut hasil penelitian yang dilakukan oleh Paul B. Diedrich meliputi : a) Visual activity terdiri dari : membaca, memperhatikan gambar, demontrasi, atau mengamati pekerjaan orang lain. b) Oral activity terdiri dari : diskusi, menyatakan, merumuskan, bertanya, memberi saran, mengeluarkan pendapat, dan interview. c) Listening aktivities terdiri dari : mendengarkan uraian, percakapan diskusi, musik, pidato, ceramah dan sebagainya d) Writing activities terdiri dari menulis cerita, karangan, laporan, dan angket menyalin dan sebagainya e) Drawing activitiester seperti mengambarkan, membuat grafik, peta dan sebagainya f) Motor activities seperti melakukan percobaan, membuat kontruksi, model mereparasi, bermain, berkebun, memelihara bintang dan sebagainya. g) Mental aktivities seperti menangkap, mengingat, memecahkan soal, menganalisis, mengambil keputusan dan sebagainya. h) Emotional activities seperti menaruh minat, gembira, berani, tenang, gugup, kagum dan sebagainya. (hlm.100-101) 3. Hasil Belajar Gagne dalam Suprijono (2013:5) mengemukakan bahwa hasil belajar merupakan pola pola perbuatan, nilai nilai, pengertian pengertian, sikap sikap, apresiasi dan ketrampilan. Menurut Bloom (1996) hasil belajar merupakan perubahan perilaku yang meliputi tiga ranah, yaitu ranah kognitif, afektif, dan psikomotorik (Rusmono, 2012:8). Reigeluth (1983) merupakan akibat yang disengaja dirancang, karena itu ia merupakan akibat yang diinginkan dan bisa juga berupa akibat nyata sebagai hasil penggunaan metode pengajaran tertentu (Rusmono, 2012:8). Penilaian autentik merupakan penilaian yang dilakukan secara komprehensif untuk menilai mulai dari masukan (input), proses, dan keluaran (output). Penilaian autentik menilai pembelajaran, yang meliputi ranah sikap, pengetahuan, dan ketrampilan. Karena penilaian ini semacam mampu menggambarkan peningkatan hasil belajar peserta didik, baik dalam rangka mengbservasi, menanya, menalar, mencoba dan membangun jejaring. 4. Problem Based Learning John Dewey belajar berdasarkan masalah adalah interaksi antara stimulus dengan respon, merupakan hubungan antara dua arah belajar dan lingkungan (Trianto, 2007:67). Ratumanan menyatakan pendapatnya yang berbeda yakni Problem Based Learning merupakan pengajaran yang menggunakan pendekatan efektif untuk prses berfikir yang tinggi, (Trianto, 2007:68). Beberapa bentuk evaluasi PBL sama dalam penilaian autentik antara lain Tes Pemahaman, penilaian sikap dan penilaian skill atau ketrampilan. 5. Sosiologi Mulyadi (2012:5) mengemukakan mengenai konsep dan definisi sosiologi. Secara etimologi sosiologi berasal dari kata Yunani socious (teman) dan logos yang berarti kata, perkataan atau pembicaraan. Soerjono Soekanto dalam (Mulyadi,2012:6) mengartikan secara harfiah, sosiologi berarti berbicara mengenai masyarakat. Selo Soemardjan dan Soulaiman soumardi mengemukakan bahwa : sosiologi adalah ilmu yang mempelajari struktur sosial, proses sosial, dan perubahan sosial. Struktur sosial merupakan keseluruhan jalinan antara unsur unsur sosial, dan lapisan sosial. Proses sosial adalah pengaruh hubungan timbal balik antara berbagai segi kehidupan bersama, sedangkan perubahan ssial merupakan perubahan yang terjadi pada struktur masyarakat (Mulyadi,2012:7).

4 6. Kerangka Berpikir Temuan peneliti di lapangan yang terjadi di SMA Negeri 1 Karanganyar kelas XI IIS 3, masih banyak siswa yang mendapatkan hasil belajar yang kurang memuasakan pada mata pelajaran sosiologi. Dalam proses pembelajaran guru masih saja menggunakan metode konvensional yakni dengan ceramah, dan siswa pasif hanya mendengarkan saja. Guru juga kurang melibatkan siswa daam pembelajaran, sehingga siswa menjadi terbiasa untuk tidak mengemukakan pendapatnya hal in yang menjadikan peserta didik tidak kreatif dalam berfikir. Peserta didik juga terlihat bayak yang bosan ketika prses pembelajaran yang berlangsung, terlebih kadang materi yang disampaikan oleh guru keluar dari pokok pembahasan. Dengan menggunakan model pembelajaran Problem Based Learning ini diharapkan peserta didik lebih aktif dalam proses belajar sehingga mengembangkan pengetahuan, sikap, dan skill atau kemampuan yang mereka miliki. Pada akhirnya model pembelajaran Problem Based Learning dapat meningkatkan hasil belajar dan aktivitas pembelajaran pada peserta didik khususnya pada mata pelajaran sosiologi. 7. Hipotesis Tindakan Berdasarkan kajian pustaka dan kerangka berfikir maka hipotesisi yang diajukan adalah Penerapan Problem Based Learning dapat meningkatkan aktivitas pembelajaran dan hasil belajar sosiologi peserta didik di kelas XI IIS 3 SMA Negeri 1 Karanganyar tahun pelajaran 2014/2015. C. METODE PENELITIAN 1. Setting dan Subyek Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di SMA Negeri 1 Karanganyar yang beralamat di Jl. Mongonsidi Kecamatan Karanganyar Kabupaten Karanganyar. Penelitian ini dilakukan di kelas XI IIS 3 dengan jumlah peserta didik 32 anak terdiri dari 22 perempuan dan 10 siswa laki-laki. Pemilihan subjek penelitian didasarkan atas hasil belajar siswa yang masih rendah Penelitian ini dilaksanakan pada tahun ajaran 2014/2015 semester genap. Penelitian ini dilakukan selama 4 bulan yaitu mulai Desember 2014 sampai dengan Maret 2015. 2. Data dan Sumber Data Data yang diperlukan dalam penelitian ini adalah data kuantitatif yang diperoleh dari hasil tes serta hasil obeservasi selama kegiatan aktivitas pembelajaran berlangsung serta data kualitatif yang merupakan data yang berkaitan dengan kualitas, data tersebut merupakan informasi tentang proses kegiatan aktivitas pembelajaran yang berlangsung. Data penelitian dikumpulkan dari berbagai sumber yang meliputi 1) peristiwa yaitu kegiatan belajar mengajar mata pelajaran sosiologi di kelas XI IIS 2) Informan yaitu guru Sosiologi kelas XI IIS 3 dan beberapa peserta didik kelas XI IIS 3 SMA Negeri 1 Karanganyar, 3) Dokumen. 3. Teknik Pengumpulan Data Teknik pengumpulan data yang akan digunakan dalam penelitian ini antara lain dengan menggunakan observasi dan dokumentasi sebagai teknik utama untuk mengumpulkan data, serta dengan menggunakan catatan lapangan sebagai teknik bantu dan tes untuk mengetahui hasil belajar kognitif peserta didik. 4. Analisis Data Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian adalah teknik analisis secara kuantitatif dan kualitatif. Pada teknik kuantitatif analisis data dilakukan dengan membandingkan peningkatan belajar peserta didik pada setiap siklus yaitu nilai rata-rata kelas dan juga ketuntasan hasil belajar peserta didik yang disajikan dalam bentuk data dari tabel. Pada teknik kualitatif analisis data yang dilakukan dengan cara mengamati dan membandingkan proses kegiatan pembelajaran yang dilakukan guru dan peserta didik saat menggunakan model Problem Based Learning pada setiap siklusnya. Hal ini dilakukan untuk

5 mendapatkan data yang digunakan untuk perbaikan dalam siklus berikutnya. D. HASIL TINDAKAN DAN PEMBAHASAN Diskripsi Pra Tindakan Berikut hasil belajar peserta didik pada uji coba pratindakan Hasil belajar peserta didik XI IIS 3: Jumlah Kriteria Peserta didik Persentase Tuntas 6 18.75 % Tidak Tuntas 26 81,25% Total 32 100 % Deskripsi Siklus I dan Siklus II Setelah menerapkan model pembelajaran Problem Based Learning (PBL) pada hasil belajar siswa kelas XI IPS 1 secara keseluruhan mengalami peningkatan. Berikut hasil tindakan yang dilakukan pada siklus I dan siklus II : Perbandingan hasil belajar antar sikus peserta didik di kelas XI IIS 3 SMA Negeri 1 Karanganyar dengan menggunakan model pembelajaran Problem Based Learning, adapun hasil perbandingannya dapat dilihat sebagai berikut : Tahap Nilai rata-rata Prasiklus 59,53 Siklus I 72,34 Siklus II 80,46 Jumlah Peserta Didik Tuntas 6 25 31 meningkat menjadi 72,34. Sedangkan pada siklus kedua kembali mengalami peningkatan nilai rata-ratanya menjadi 80,46. DenganPenerapan Problem Based Learning (PBL) aktivitas pembelajaran juga semakin meningkat. Dari hasil akumulasi dan perhitungan yang diperoleh peneliti di dapat peningkatan aktivitas pembelajaran dari peserta didik. adapun peserta didik dengan kriteria aktif pada pra tindakan hanya sebesar 12,25%, meningkat pada siklus I menjadi 60,83% dan meningkat lagi pada siklus II menjadi 88%.Berdasarkah perhitungan akumulasi dari data diatas maka untuk keberhasilah capaian aktivitas pembelajaran sebagaimana yang telah ditentukan yakni keberhasilan pada siklus I sebesar 60% dan sikus II sebesar 80%. Hasil observasi dan akumulasi perhitungan data aktivitas pembelajaran pada peserta didik lebih rinci di sajikan sebagai berikut : Tahap Keber hasila n Capai an Prasiklus - 75% Siklus I 60% 83% Siklus II 80% 88% Keterangan Adapun perbandingan capaian aktivitas pembelajaran pada peserta didik di kelas XI IIS 3 SMA Negeri 1 Karanganyar dengan penerapan model pembelajaran Problem Based Learning (PBL) sebagai berikut : - Tercapai Tercapai Rata-rata hasil belajar peserta didik kelas XI IIS 3 SMA Negeri 1 Karanganyar mengalami peningkatan setelah penerapan model pembelajaran kooperatif Problem Based Learning (PBL). Sebelum dilakukan tindakah/prasiklus nilai rata-rata peserta didik kelas XII IPS 2 adalah 59,53, setelah penerapan model pembelajaran Problem Based Learning (PBL) pada siklus pertama

Persentase (%) 6 Perbandingan Capaian Indikator Aktivitas Pembelajaran 80% 70% 60% 50% 40% 30% 20% 10% 0% Tida k Kura ng aktif Cuk up Sang at Pra Tindakan 28% 72% 0% 0% 0% Siklus I 0% 30.21% 48% 13.54% 8.25% Siklus II 0% 2.08% 15.62%23.95%58.35% E. PENUTUP 1. Simpulan Penerapan model pembelajaran Problem Based Learning (PBL) dapat meningkatkan aktivitas pembelajaran peserta didik di kelas XI IIS 3 SMA Negeri 1 Karanganyar tahun pelajaran 2014/2015. Pada pra tindakan diperoleh data aktivitas pembelajaran peserta didik hanya mencapai 12,75%, setelah dilakukan tindakan pada siklus I meningkat menjadi 60,83% dan dilakukan tindakan kedua aktivitas pembelajaran di kelas XI IIS 3 meningkat menjadi 88%. Hasil kegiatan pratindakan menunjukkan bahwa hasil belajar Sosiologi pada peserta didik kelas XI IIS 3 masih banyak peserta didik yang hasil belajarnya di bawah Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) 67. Rata-rata nilai Sosiologi pada kegiatan pratindakan adalah 59.53 dengan nilai batas Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) sebesar 67. Setelah diterapkan model pembelajaran Problem Based Learning pada siklus I, hasil belajar Sosiologi peserta didik kelas XI IIS 3 SMA Negeri 1 Karanganyar mengalami peningkatan. Peserta didik yang lulus Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) dari 6 peserta didik meningkat menjadi 25 peserta didik. Persentase peserta didik yang lulus KKM sebesar 78% dengan rata-rata 72,34%. Pada siklus II, hasil belajar peserta didik lebih meningkat, ditandai jumlah peserta didik yang lulus Kriteria Ketuntasa Minimal (KKM) sebanyak 31 peserta didik dari jumlah total 32 peserta didik. Persentase peserta didik yang lulus Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) sebesar 97% dengan rata-rata 80,46. 2. Saran Berdasarkan penelitian tindakan kelas yang telah dilaksanakan, maka dapat peneliti sampaikan beberapa saran sebagai bahan pertimbangan, antara lain sebagai berikut : 1) Bagi Guru hendaknya dapat memilih dan menggunakan model pembelajaran yang tepat, bila memungkinkan menggunakan model Problem Based Learning (PBL) untuk meningkatkan prestasi belajar peserta didik. 2) Bagi Peserta Didik hendaknya meningkatkan kemampuan berdiskusi dan presentasi pada saat penerapan model pembelajaran Problem Based Learning (PBL) dalam proses pembelajaran. 3) Bagi Sekolah hendaknya mendorong guru untuk melakukan penelitian tindakan kelas sebagai upaya perbaikan pembelajaran agar proses pembelajaran berlangsung dengan lebih baik dan maksimal sehingga dapat mencapai tujuan pembelajaran yang diharapkan DAFTAR PUSTAKA Arikunto, S. Suhardjono, Supardi. (2006). Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta : Bumi Aksara Mulyadi, Yad. (2013). Sosiologi SMA Kelas XI. Jogjakarta : Yudhistira Rusmono. (2012). Strategi Pembelajaran dengan Problem Based Leraning itu Perlu. Bogor : Ghalia Indonesia Sardiman. (2007). Interaksi & Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta : PT Raja Grafindo Persada. Sutikno, Sobry. (2013). Belajar dan Pembelajaran. Lombok: Holistica Suwandi, Sarwiji. (2009). Penelitian Tindakan Keas (PTK) dan Penulisan Karya Ilmiah. Surakarta: Yuma Pustaka

Trianto.(2007). Model-Model Pembelajaran Inovatif Berorientasi Konstruktivistik. Jakarta : Prestasi Pustaka Publisher 7