BAB IV STRUKTUR TANAH

dokumen-dokumen yang mirip
26/03/2010. Klasifikasi menurut bentuk. Klasifikasi Struktur Tanah. Definisi. Tipe/bentuk

BAB VIII UDARA TANAH

BAB 2 KOMPONEN FISIK DAN MORFOLOGI TANAH

BAB 3 KIMIA TANAH. Kompetensi Dasar: Menjelaskan komponen penyusun, sifat fisika dan sifat kimia di tanah

Modul ini mencakup bahasan tentang sifat fisik tanah yaitu: 1.tekstur, 2. bulk density, 3. porositas, 4. struktur 5. agregat 6. warna tanah 7.

SIFAT-SIFAT FISIK dan MORFOLOGI TANAH

BAB II TANAH SEBAGAI BAHAN DISPERS BERFASE TIGA

DASAR-DASAR ILMU TANAH

DASAR-DASAR ILMU TANAH WIJAYA

DASAR-DASAR ILMU TANAH

DASAR ILMU TA AH 0 5: : S

I. PENDAHULUAN. Nanas merupakan salah satu tanaman hortikultura, yang sangat cocok

TINJAUAN PUSTAKA. Erodibilitas. jumlah tanah yang hilang setiap tahunnya per satuan indeks daya erosi curah

II. TINJAUAN PUSTAKA. Tanaman nanas dapat tumbuh pada dataran rendah sampai dataran tinggi lebih

BAB III TEKSTUR TANAH

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

IV. SIFAT - SIFAT KIMIA TANAH

II. TINJAUAN PUSTAKA. Tanah adalah suatu benda alami heterogen yang terdiri atas komponen-komponen

REFERENSI 16/03/2009 STRUKTUR TANAH. gumpalan tanah yang berasal dari partikel-partikel tanah yang saling

TANAH. Apa yang dimaksud dengan tanah? Banyak definisi yang dapat dipakai untuk tanah. Hubungan tanah dan organisme :

SOIL COMPONENT EKOSARI R. 2011

LAPORAN PRAKTIKUM DASAR-DASAR ILMU TANAH ACARA III DERAJAT KERUT TANAH

HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB V. HASIL DAN PEMBAHASAN

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Hantaran Hidrolik

TINJAUAN PUSTAKA. Limbah Pabrik Kelapa Sawit. Kandungan hara pada 1m3 limbah cair setara dengan 1,5 kg urea, 0,3 kg SP-36,

II. TINJAUAN PUSTAKA. sampai beriklim panas (Rochani, 2007). Pada masa pertumbuhan, jagung sangat

Pemantauan Kerusakan Lahan untuk Produksi Biomassa

HUBUNGAN TANAH - AIR - TANAMAN

Dasar Ilmu Tanah semester ganjil 2011/2012 (EHN & SIN) Materi 03: Batuan & Tanah

IRIGASI dan DRAINASI URAIAN TUGAS TERSTRUKSTUR. Minggu ke-2 : Hubungan Tanah-Air-Tanaman (1) Semester Genap 2011/2012

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

Warna tanah sangat ditentukan oleh luas permukaan spesifik yang dikali dengan proporsi volumetrik masing-masing terhadap tanah. Makin luas permukaan

TINJAUAN PUSTAKA. Survei dan Pemetaan Tanah. memetakan tanah dengan mengelompokan tanah-tanah yang sama kedalam satu

BAB IV BAHAN AIR UNTUK CAMPURAN BETON

TINJAUAN PUSTAKA. Survei dan Pemetaan Tanah. Pemetaan adalah proses pengukuran, perhitungan dan penggambaran

BAB II TI JAUA PUSTAKA

TINJAUAN PUSTAKA. dalam tanah sebagai akibat gaya kapiler (gerakan air ke arah lateral) dan gravitasi

Dasar Ilmu Tanah semester ganjil 2011/2012 (EHN & SIN) Materi 05: Sifat Fisika (1)-Tekstur Tanah

Bab 4. AIR TANAH. Foto : Kurniatun Hairiah

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

Company LOGO ILMU TANAH. Dr. Ir. Mohammad Mahmudi, MS Arief Darmawan, S.Si., M.Sc

I. PENDAHULUAN. Tanah disebut padat apabila porositas totalnya, terutama porositas yang terisi

BAB VII SUHU TANAH. VII. 1. Pengertian tentang suhu tanah

17/02/2013. Matriks Tanah Pori 2 Tanah. Irigasi dan Drainasi TUJUAN PEMBELAJARAN TANAH DAN AIR 1. KOMPONEN TANAH 2. PROFIL TANAH.

V. HASIL DAN PEMBAHASAN

II. TINJAUAN PUSTAKA. Secara pedologi, tanah didefinisikan sebagai bahan mineral ataupun organik di

V. HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Karakteristik dan Fisiografi Wilayah. lingkungan berhubungan dengan kondisi fisiografi wilayah.

DASAR-DASAR ILMU TANAH

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

LAPORAN PRAKTIKUM DASAR ILMU TANAH Acara I. Penetapan Kadar Air Tanah

II. TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Sunarjono (2006), tanaman nanas menghendaki dataran rendah hingga

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil analisis tanah lokasi penelitian disajikan pada Lampiran 1. Berbagai sifat kimia tanah yang dijumpai di lokasi

KULIAH 2 HUBUNGAN AIR, TANAH DAN TANAMAN

geografi Kelas X PEDOSFER II KTSP & K-13 Super "Solusi Quipper" F. JENIS TANAH DI INDONESIA

EKO K SARI A R. 2011

Universitas Gadjah Mada 43

V. HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Kondisi Eksisting Fisiografi Wilayah Studi

TINJAUAN PUSTAKA. antara cm, membentuk rumpun dan termasuk tanaman semusim.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

hendak dicapai, maka diskusi antara insinyur perencana dan pemborong pekerjaan

II. TINJAUAN PUSTAKA. Ultisol merupakan salah satu jenis tanah di Indonesia yang mempunyai

DASAR-DASAR ILMU TANAH

DASAR ILMU TA AH M ter e i r i : 6 D i amik i a A ir i r T T nah

Munawar Raharja POLTEKKES BANJARMASIN Jurusan Kesehatan Lingkungan Banjarbaru

II. TINJAUAN PUSTAKA. Ashari (1995) menyatakan bahwa tumbuhan nanas dapat tumbuh di dataran

BAB II ZAT DAN WUJUDNYA

Table 5. Infiltrasi Air ke Dalam Tanah Setelah 1 Jam

15. PENETAPAN RETENSI AIR TANAH DI LABORATORIUM

HASIL DAN PEMBAHASAN

Sifat-sifat Fisika Tanah ILMU TANAH (DASAR-DASAR ILMU TANAH)

TINJAUAN PUSTAKA. Lahan merupakan sumberdaya alam strategis bagi pembangunan di sektor

Gambar 1. Tabung (ring) tembaga dengan tutup Tahapan-tahapan pengambilan contoh tanah tersebut dapat dilihat pada Gambar 2. =^

06/11/2012. Tekstur Struktur Konsistensi Warna Temperatur Lengas Udara

II. TINJAUAN PUSTAKA. Tanaman kopi merupakan tanaman yang dapat mudah tumbuh di Indonesia. Kopi

HUBUNGAN AIR DAN TANAMAN STAF LAB. ILMU TANAMAN

Universitas Gadjah Mada 36

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

KARAKTERISTIK LUMPUR SIDOARJO

PENUNTUN PRAKTIKUM SIFAT SIFAT FISIK TANAH KELAS A PROGRAM STUDI AGROEKOTEKNOLOGI. OLEH I Wayan Narka

I. PENDAHULUAN. bahan organik dan endapan endapan yang relatif lepas (loose), yang terletak di

sangat dipengaruhi oleh besarnya janngan muatan negatif pada mineral, tipe,

KESUBURAN TANAH LAHAN PETANI KENTANG DI DATARAN TINGGI DIENG 1

BAB VI KONSISTENSI VI.1. Pengertian tentang konsistensi

II. TINJAUAN PUSTAKA. sekitar 29,7% dari 190 juta hektar luas daratan Indonesia. Kelemahan-kelemahan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI. Yufiter (2012) dalam jurnal yang berjudul substitusi agregat halus beton

SIFAT-SIFAT FISIK TANAH 2

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA

I. PENDAHULUAN Latar Belakang

TINJAUAN PUSTAKA. A. Material Vulkanik Merapi. gunung api yang berupa padatan dapat disebut sebagai bahan piroklastik (pyro = api,

TUGAS TUTORIAL IRIGASI DAN DRAINASE : Hubungan Tanah-Air-Tanaman (2)

1. PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara di wilayah tropika basah yang sebagian besar

Warna Tekstur Tanah Struktur Tanah Konsistensi Pori

PENDAHULUAN BIOLOGI TANAH DOSEN: DR. TIEN AMINATUN

TINJAUAN PUSTAKA. Infiltrasi adalah gerakan air permukaan tanah masuk ke dalam

KADAR AIR TANAH ( Laporan Praktikum Ilmu Tanah Hutan ) Oleh. Ferdy Ardiansyah

Tanah dapat diartikan sebagai lapisan kulit bumi bagian luar yang merupakan hasil pelapukan dan pengendapan batuan. Di dala

TINJAUAN PUSTAKA. Gambar 1. Rumput Raja Sumber: Dokumentasi Penelitian (2012)

Transkripsi:

BAB IV STRUKTUR TANAH IV. 1. Pengertian tentang istilah Di lapangan, zarah-zarah tanah primer tidak berada dalam keadaan terpisahpisah satu terhadap yang lain (bersifat individu), tetapi mereka kurang lebih saling terikat ke dalam kelompok-kelompok. Bagi tanah pasiran (sandy soils) kelompok zarah tersebut agak sederhana, sedangkan bagi tanah berat (clay soils) pola gabungannya lebih rumit. Istilah struktur mengandung arti "susunan dalam ruang" (spatial arrangement) dari zarah-zarah primer ini. Struktur tanah merupakan suatu sifat yang penting bagi tanah, karena dapat berpengaruh tidak hanya terhadap keadaan fisika, misalnya aerasi (pengudaraan), ekonomi panas dan air, tetapi juga terhadap ketersediaan zat-zat hara bagi tanaman, sifat kertembusan oleh akar tanaman, perombakan bahan organik tanah, dan semua kegiatan mikrobiologis dalam tanah. Membahas masalah struktur tanah sebagai pemyataan susunan dalam ruang zarahzarah tanah, maka kita hams membedakan pengertian sebagai berikut : (a) Susunan dalam ruang zarah-zarah primer (dasar) ke dalam ikatan gabungan (agregat) dan pengkajian mengenai gaya-gaya (forces) yang menyebabkan atau merusakkan ikatan-ikatan tersebut. Hal ini lebih cenderung mengarah kepada penelitian (kajian) tentang aspek teoritis struktur tanah. (b) Susunan dalam ruang zarah-zarah tanah yang telah bergabung tersebut beserta agihan (distribution) ukuran pori yang dihasilkan oleh penyusunan tersebut. Ini merupakan aspek yang lebih praktis dari kajian struktur tanah. Termasuk di dalamnya tidak hanya tentang kajian pengaruh agihan ukuran pori terhadap watak tanah, ekonomi udara dan air, dan terhadap pertumbuhan tanaman, tetapi juga tentang metode-metode untuk mendapatkan kondisi terbaik (lingkungan fisika tanah) bagi akar tanaman. (c) Susunan dalam ruang dan pembentukan (genesis) zarah-zarah tanah yang tergabung tersebut, baik yang diperikan (didiskripsi) di lapangan (struktur makro) ataupun di laboratorium dengan bantuan mikroskop (struktur mikro) dinamakan morfologi struktur tanah. Yang terakhir ini adalah arti yang diberikan oleh para pakar yang berkecimpung dalam survei tanah, klasifikasi, dan genesis tanah. Universitas Gadjah Mada 1

Dari pemilahan di atas, maka bila kita akan mengartikan istilah struktur tanah boleh jadi akan mengalami kerancuan jika kita tidak mengikutkan pencirian lebih lanjut. Penyusunan zarah-zarah tanah individual atau terhadap yang lain menjadi pola yang dinamakan struktur tanah. Karena ruang pori mempunyai arti penting yang sama seperti zarah-zarah padat di dalam tanah, maka struktur tanah dapat juga didefinisikan sebagai susunan pori-pori kecil, sedang, dan besar dalam suatu pola struktur. Definisi semacam ini menekankan salah satu dari pengaruhpengaruh utama yang terpenting dari struktur tanah. Struktur tanah bukan merupakan sebuah faktor tumbuh tanaman, tetapi is secara praktis berpengaruh terhadap semua faktor tumbuh tanaman, misalnya : pemasokan air, aerasi, ketersediaan zat-zat hara tanaman, kegiatan mikrobia, penembusan akar, semuanya ini dan lebih banyak lagi faktor dipengaruhi oleh struktur tanah. Oleh sebab itu, maka struktur tanah yang jelek merupakan suatu faktor tak langsung yang membatasi pertumbuhan tanaman. Sebaliknya struktur tanah yang baik memungkinkan bagi faktorfaktor tumbuh tanaman dapat bekerja (berfungsi) pada tingkat efisiensi yang optimum.!v.2. Klasifikasi struktur tanah Banyak pakar tanah telah mencoba mengklasifikasikan struktur tanah, tetapi hingga sekarang belum ada klasifikasi yang dapat diterima secara umum, berangkali karena tidak ada metode pengukuran struktur tanah yang memuaskan, yang diciptakan. Beberapa aspek struktur dapat ditentukan dengan baik, namun belum ada cars untuk memerikan struktur ini secara kuantitatif. Klasifikasi berikut ini diambil dari berbagai sumber. Klasifikasi ini banyak mengalami penyederhanaan dan penghilangan beberapa sub-tipenya. - Klasifikasi menurut bentuk struktur : (1) Struktur sederhana (simple structure) : bidang-bidang belahan alaminya tidak ada atau kurang jelas. a. Struktur berbutir tunggal (loose) : Ini umumnya terjadi hanya di dalam pasir dan debu yang kandungan bahan organiknya rendah. Di dalam pasir struktur berbutir tunggal ini memungkinkan aerasi dan gerakan air kapiler berlangsung secara maksimum. Di dalam tanah-tanah yang lainnya keadaan Universitas Gadjah Mada 2

semacam ini justru sangat dikehendaki karena berarti adanya pori-pori besar yang diperlukan bagi aerasi yang baik. b. Struktur pejal (massive) : Struktur pejal mirip dengan struktur berbutir tunggal, kecuali bahwa struktur pejal ini kompak (mampat)(rapat). Contohcontoh struktur pejal ini antara lain kerak-kerak tanah yang mampat, lapisan bajak, dan lapisan-lapisan olah. (2) Struktur gabungan (compound) : bidang-bidang belahan alaminya jelas. Bentuk bongkahan individual tanah yang berstruktur gabungan ini dapat diperikan menurut panjang nisbi sumbu-sumbu vertikal dan horisontal dan bentuk ujung-ujungnya. Bentuk-bentuk bongkahan tersebut adalah : a. Sruktur seperti kubus, sumbu-sumbu vertikal dan horisontalnya sama panjang. b. Struktur tiang (kolumner), berbentuk prisma, sumbu-sumbu vertikal lebih panjang dibandingkan sumbu-sumbu horisontal. Bidang-bidang belahan mendatarnya lebih banyak (merajai). c. Struktur lempeng (pipih), sumbu-sumbu horisontal lebih panjang daripada sumbu-sumbu vertikal. Bidang-bidang belahan horisontal lebih banyak. Dilihat dari bentuk kontur ujung-ujung bongkahannya, maka struktur tanah dapat dipilahkan menjadi : a. Menyudut (angular), sudut-sudut dan ujung-ujungnya tajam dan jelas. b. Agak menyudut (sub-angular), sudut-sudutnya tumpul, ujungujungnya tajam. c. Butiran (granular), baik sudut-sudut maupun ujung-ujungnya tumpul. Ujung-ujung yang tajam umumnya sebagi akibat adanya kakas (gaya) fisika, seperti pembasahan dan pengeringan atau pembekuan dan pencairan, sedangkan permukaanpermukaan yang tumpul disebabkan oleh bahan asal atau pengaruhpengaruh organik - Klasifikasi menurut kekerasan agregat Kekerasan agregat dipengaruhi oleh kandungan lengas, banyaknya lempung, jenis/tipe lempung, watak kation-kation yang terjerap, dan kandungan bahan organik. Kandungan lengas yang tinggi, lempung kaolinit, kation-kation bervalensi dua, dan tingginya kandungan bahan organik menyebabkan agregatagregat tersebut nisbi lunak. Karena kandungan lengas merupakan pengaruh yang menonjol terhadap kekerasan tanah, maka kekerasan agregat hendaknya dibandingkan pada tegangan lengas yang sama. Universitas Gadjah Mada 3

- Klasifikasi menurut ukuran agregat Karena agregat-agregat berukuran pasir lebih menguntungkan bagi pertumbuhan tanaman dibandingkan yang berukuran sangat kecil dan yang sangat besar, maka ukuran agregat meruoakan suatu tolok-ukur (kriteria) yang bermanfaat dalam klasifikasi struktur tanah. Perlu dicatat bahwa suatu tanah yang tersusun sama sekali dari zarah-zarah berukuran debu atau agregat-agregat, tidak dapat diatus (didrainasekan) oleh kakas gravitasi, karena pori-porinya terlampau kecil (halus). Ini memerlukan suatu tegangan sebesar 1/2 atmosfer untuk mengosongkan sebuah pori yang bergaris tengah 0,006 mm. Sebagian besar pori-pori di dalam debu murni berukuran lebih kecil dari ini. - Klasifikasi menurut kemantapan Agregat-agregat dapat berbeda menurut kemampuannya dalam bertahan di bawah pengaruh tetesan air hujan atau pembenaman ke dalam air. Kemantapan ini bergantung kepada kandungan lempung, tingkat penjonjotan (flocculation), ikatan-ikatan bahan organik-inorganik, perekat mikrobia terhadap agregat-agregat, dan adanya bahanbahan perekat mineral, misalnya oksida-oksida besi dan alumunium. - Klasifikasi menurut ukuran pori Karena akar-akar tanaman dan mikrobia hidup di dalam ruang-ruang pori, maka klasifikasi struktur tanah menurut ukuran porinya dapat diterima aka1. Persentase agihan ruang pori dari berbagai ukuran dapat ditentukan dengan cara menghilangkan air dari suatu contoh tanah yang telah dijenuhi dengan air. Data yang dihasilkan bila diplot ke dalam suatu kurve pelepasan lengas tanah akan memberikan suatu gambaran yang bagus tentang pola struktur suatu tanah. IV.3. Genesis struktur tanah Di bawah ini akan dibahas tentang faktor-faktor yang mempengaruhi pembentukan agregat tanah. Universitas Gadjah Mada 4

a. Lempung dan ion-ion tertukarkan Pada umumnya lempung membantu dalam pembentukan agregat tanah denagn bekerja sebagai perekat dan juga dengan kemampuannya membengkak dan mengkerut akibat perubahan-perubahan lengas. Selaput-selaput tipis dari lempung menyelimuti agregat-agregat kecil zarah-zarah tanah tertentu dan beperan dalam mengikat agregatagregat ini secara bersama-sama. Selaputselaput semacam ini dinamakan kulit lempung (clay skins) dan dapat membantu pemilahan antar kelompok jenis tanah. Pelindian (leaching) ke arah bawah terhadap lempung telah berlanjut sedemikian rupa di dalam tanah Latosol sehingga kulit lempung seperti ini tidak dijumpai. Sebagai akibat kecilnya potensial zeta maka lempung kaolinitik lebih mudah terjonjot (terflokulasi) dibandingkan lempung-lempung montmorillonitik Ion-ion terukarkan juga mempunyai pengaruh yang nyata terhadap penjonjotan lempung. Pada umumnya, kalsium (Ca), magnesium (Mg), dan kalium (K) mempunyai pengaruh menjonjotkan lempung, sedangkan hidrogen (H) dan terutama sodium (Na) mempunyai pengaruh menceraib eraikan (mendispersikan). Perlu diingat sekali lagi bahwa penjonjotan dan agregasi itu hal yang sama sekali berbeda. Penjonjotan adalah gejala elektrokinetik yang biasanya kita pelajari di dalam seduhan air (suspensi). Massa-massa lempung yang terjonjot pada umumnya tidak lebih besar dari pada ukuran debu. Ini berarti nahwa lempung yang terjonjot akan merupakan suatu lingkungan yang sangat tidak dikehendaki oleh akar-akar tanaman, kecuali bila lempung ini telah lebih jauh teragregasi. Sering terjadi bahwa kalsium dan sampai batas-batas tertentu magnesium menyebabkan penjonjotan lempung, dan pada waktu yang bersamaan ini sungguh penting bagi keharaan dan reaksi yang menguntungkan bagi pertumbuhan akarakar tanaman serta mikrobia tanah. Suatu tanah tanpa bahan organik tidak akan mudah teragregasi walaupun ditambah kapur. Sebaliknya, sodium cenderung menceraiberaikan (deflocculate) lempung dan menimbulkan suatu reaksi yang menyebabkan zat-zat Kara tanaman menjadi tidak Universitas Gadjah Mada 5

tersediakan, akibatnya adalah penurunan pertumbuhan akar-akar dan mikrobia. Akibat selanjutnya adalah akan dihasilkan suatu struktur tanah yang jelek. b. Perekat-perekat inorganik Seskuioksida-seskuioksida membentuk koloid-koloid yang tak balik (irreversible) dan lambat balik (slowly reversible). Koloid-kolid ini membantu pembentukan agregatagregat yang tahan terhadap air. Pengaruh ini dapat diperhatikan terutama pada tanahtanah Latosolik tropika. Selain kandungan lempung masamnya yang tinggi tanah-tanah ini umumnya teragregasi dengan baik. Bongkahan-bongkahan (peds) terkecil berukuran pasir halus. Keadaan semacam ini menghasilkan pori-pori yang cukup besar yang memungkinkan adanya perkolasi yang cepat bagi kelebihan air. Kalsium karbonat yang mengendap di sekitar zarah-zarah tanah juga berperan sebagai perekat. Garamgaram cenderung mendorong penjonjotan lempung bahkan pada lempunglempung yang jenuh sodium sekalipun. Universitas Gadjah Mada 6