BAB I PENDAHULUAN. 1 Universitas Kristen Maranatha

dokumen-dokumen yang mirip
DAFTAR ISI. HALAMAN JUDUL.i. LEMBAR PENGESAHAN..ii. PERNYATAAN ORISINALITAS LAPORAN PENELITIAN.iii. PERNYATAAN PUBLIKASI LAPORAN PENELITIAN iv

Universitas Kristen Maranatha BAB I PENDAHULUAN

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Kristen Maranatha

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. terjadinya penyempitan, penyumbatan, atau kelainan pembuluh nadi

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Kristen Maranatha 1

BAB I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Kristen Maranatha

BAB I PENDAHULUAN. menurun. Hal ini serupa dengan yang diungkapkan oleh salah satu dokter spesialis

BAB I PENDAHULUAN. Hasdianah, Siyoto, dan Peristyowati (2014:69) dalam buku Gizi, Pemanfaatan

BAB 1 PENDAHULUAN. kerusakan bila teroksidasi oleh udara dan suhu tinggi, demikian pula beta. dengan minyak jelantah rasa yang dihasilkan lebih gurih.

BAB I PENDAHULUAN. Makanan cepat saji termasuk ke dalam junk food atau makanan sampah. Makanan

BAB 1 PENDAHULUAN. disebabkan oleh PTM terjadi sebelum usia 60 tahun, dan 90% dari kematian sebelum

BAB 1 PENDAHULUAN. kerusakan bila teroksidasi oleh udara dan suhu tinggi, demikian pula beta

BAB I PENDAHULUAN. 1 Universitas Kristen Maranatha

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. dapat menyebabkan kematian. Namun pada kenyataannya, kehidupan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 : PENDAHULUAN. mengancam hidup seperti penyakit kardiovaskuler.

BAB I LATAR BELAKANG MASALAH

BAB I PENDAHULUAN I.I LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 : PENDAHULUAN. merupakan salah satu faktor resiko mayor penyakit jantung koroner (PJK). (1) Saat ini PJK

BAB 1 PENDAHULUAN. Satu dekade terakhir jumlah penderita obesitas di dunia semakin meningkat

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Kristen Maranatha 1

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. gizi terjadi pula peningkatan kasus penyakit tidak menular (Non-Communicable

BAB І PENDAHULUAN. Universitas Kristen Maranatha 1

BAB I PENDAHULUAN. 1 Universitas Kristen Maranatha

BAB I PENDAHULUAN. 1 Universitas Kristen Maranatha

BAB 1 PENDAHULUAN. sebagai alat pengolah bahan bahan makanan. Dalam keseharian minyak

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. layak untuk dikonsumsi. Indonesia sebagai negara penghasil minyak kelapa sawit

BAB I PENDAHULUAN. Masyarakat menggunakan kendaraan pribadi. Efek domino dari fenomena

Mitos dan Fakta Kolesterol

BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penyakit jantung koroner (PJK) adalah gangguan fungsi jantung dimana otot

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. WHO (2006) menyatakan terdapat lebih dari 200 juta orang dengan Diabetes

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Universitas Kristen Maranatha 1

BAB 1 PENDAHULUAN. Salah satu penyakit tidak menular (PTM) yang meresahkan adalah penyakit

BAB I PENDAHULUAN. disikapi dengan baik. Perubahan gaya hidup, terutama di perkotaan telah

BAB I PENDAHULUAN. 1 Universitas Kristen Maranatha

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia mencapai 400 per kematian (WHO, 2013).

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. alat pengolahan bahan-bahan makanan. Minyak goreng berfungsi sebagai media

BAB I PENDAHULUAN.

BAB I PENDAHULUAN. Angka kematian akibat penyakit tidak menular (PTM) di dunia masih

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1 Universitas Kristen Maranatha

BAB I PENDAHULUAN. dan kematian yang cukup tinggi terutama di negara-negara maju dan di daerah

BAB I PENDAHULUAN. secara Nation Wide mengingat prevalensinya cukup tinggi umumnya sebagian

BAB 1 PENDAHULUAN. koroner. Kelebihan tersebut bereaksi dengan zat-zat lain dan mengendap di

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Kristen Maranatha

BAB I PENDAHULUAN. Di Indonesia penyakit jantung dan pembuluh darah terus meningkat dan

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1.Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. masalah ganda (Double Burden). Disamping masalah penyakit menular dan

Tingkat Cholesterol Apa artinya, Diet dan Pengobatannya

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Stroke menurut World Health Organization (WHO) (1988) seperti yang

BAB I PENDAHULUAN. potensi di bidang perikanan yang sangat berlimpah. Produksi ikan di Indonesia

BAB I PENDAHULUAN Gambaran Umum Obyek Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. diwaspadai. Hipertensi menjadi masalah kesehatan masyarakat yang terjadi

BAB 1 PENDAHULUAN. sebagian besar orang. Hal tersebut menyebabkan kurangnya perhatian dari. karena kurangnya perhatian orang tua adalah karies gigi.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1 Universitas Esa Unggul

PENDAHULUAN Latar Belakang

PEMBUDAYAAN HIDUP SEHAT MELALUI GERMAS (Gerakan Masyarakat Hidup Sehat) Penyakit tidak menular (PTM) masih menjadi masalah di Jawa Timur.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Dewasa ini kesehatan semakin menjadi perhatian luas diseluruh

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. Indonesia. Dewasa ini perilaku pengendalian PJK belum dapat dilakukan secara

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Penyakit jantung koroner (PJK) atau di kenal dengan Coronary Artery

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Kristen Maranatha 1

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1 UNIVERSITAS KRISTEN MARANATHA

BAB I PENDAHULUAN. produktifitas seseorang salah satunya adalah penyakit hipertensi.hipertensi atau

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Rokok adalah gulungan tembakau yang dibungkus dengan kertas. a. Perokok aktif adalah orang yang memang sudah merokok.

BAB I PENDAHULUAN. 1 Universitas Kristen Maranatha

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Triple Burden Disease, yaitu suatu keadaan dimana : 2. Peningkatan kasus Penyakit Tidak Menular (PTM), yang merupakan penyakit

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Saat ini banyak sekali makanan dan minuman yang beredar di masyarakat yang

BAB I PENDAHULUAN. suatu periode dimana seseorang telah beranjak jauh dari periode terdahulu yang

BAB I PENDAHULUAN. angka kematian penyakit tidak menular (PTM). Hal ini sesuai dengan data World

BAB 1 : PENDAHULUAN. tempat seperti di lingkungan keluarga, kantor, fasilitas kesehatan, cafe, kendaraan

BAB I PENDAHULUAN. kesejahteraan masyarakat semakin meningkat. Salah satu efek samping

BAB I PENDAHULUAN. pada beban ganda, disatu pihak penyakit menular masih merupakan

KUESIONER PENELITIAN PENGARUH DUKUNGAN SOSIAL KELUARGA TERHADAP KEJADIAN STROKE BERULANG DI RSUD DR. PIRNGADI MEDAN

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Di tahun 2011 ini, walaupun dunia kedokteran semakin canggih, tetap masih ada penyakit yang sangat ditakuti oleh manusia, yaitu penyakit jantung. Penyakit jantung ini menurut hasil riset WHO sudah menjadi pembunuh nomor satu di dunia. Di tahun 2011, riset WHO tetap menunjukkan bahwa penyakit ini tetap menjadi pembunuh nomor 1 di Amerika dan Australia. Bahkan pada bulan Februari 2011 ini, American Heart Association mengumumkan fakta bahwa jumlah kematian di Amerika setiap tahunnya mencapai 600.000 orang dan dapat diidentifikasikan bahwa satu dari empat kematian memiliki hubungan dengan penyakit jantung. (Morgan, 2011 : 02) Fenomena penyakit jantung koroner ini tidak jauh berbeda kondisinya dengan di Indonesia. Djoko Maryono, ahli internis kardiologis RS Pusat Pertamina, menyatakan bahwa 40% penderita jantung koroner tidak mengetahui kalau dirinya mengidap jantung koroner, hal ini disebabkan karena gejala jantung koroner mirip dengan gejala masuk angin, sehingga sering disebut dengan sindrom masuk angin. Selain itu hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) juga menunjukkan peningkatan angka penderita jantung koroner yang mengkhawatirkan, contohnya pada tahun 1992 berjumlah 16.5 %, tahun 2000 melonjak menjadi 26.4%, tahun 2007 menjadi 30.3% secara keseluruhan dengan prevalensi 7.2% per provinsi (Nanggroe Aceh Darussalam, Sumatera Barat, Kepulauan Riau, DKI Jakarta, Jawa Barat, Jawa Tengah, DI Yogyakarta, Nusa Tenggara Timur, Kalimantan Selatan, Sulawesi Utara, Sulawesi Tengah, Sulawesi Selatan, Sulawesi Tenggara, Gorontalo, dan Sulawesi Barat ). Dari perkiraan Dinas Kesehatan, survey dan perkiraan ini menunjukkan bahwa angka - angka tersebut akan terus meningkat sebagai akibat gaya hidup masyarakat Indonesia yang semakin tidak sehat. 1 Universitas Kristen Maranatha

Pulau Jawa, sebagai daerah perkembangan ekonomi Indonesia, terutama DKI Jakarta dan sekitarnya tercatat sebagai salah satu provinsi yang penduduknya mengidap penyakit jantung koroner terbanyak, hal ini diakibatkan oleh gaya hidup modern yang tidak sehat seperti merokok, minum minuman keras, kurang olahraga, dan makan sembarangan. Dilihat dari penyebabnya, penyakit jantung koroner adalah penyakit yang bisa disebabkan oleh virus ataupun penyumbatan pembuluh darah / arteri jantung. Salah satu penyebab penyakit jantung koroner yang paling umum dan fatal bagi orang Indonesia adalah gaya hidup orang Indonesia yang cenderung mengkonsumsi makanan yang digoreng tanpa perduli dengan minyak apakah makanan tersebut digoreng, berapa kali minyak goreng tersebut digunakan, dan apakah minyak goreng tersebut berbahaya bagi diri mereka. Padahal bahan makanan apapun yang tadinya sehat, ketika digoreng dengan minyak akan kehilangan sebagian besar gizinya. Bahkan hal terburuk, adalah kebiasaan menggoreng dalam suhu tinggi yang menyebabkan minyak cepat rusak dan menggunakan minyak yang titik asapnya rendah serta kandungan lemak jahat / trans fat nya sangat tinggi seperti minyak kelapa atau sawit. Masyarakat Indonesia yang sudah terbiasa membeli bahan makanan yang bermutu baik ( misalnya bahan makanan organik ), masih saja menggoreng berbagai macam bahan makanan mereka. Berdasarkan penelitian Ratu Ayu Dewi Sartika (2009: 23-28 ) dan Dr.Samuel Oetoro,Sp.GK, spesialis gizi klinik MRCCC Siloam Hospitals Semanggi (14 Juni 2011) terbukti bahwa, masyarakat Indonesia terbiasa menggoreng segala macam makanan, sayuran, tahu / tempe digoreng, ikan digoreng, daging digoreng (rendang,paru,dll), Kebiasaan menggoreng segala bahan makanan ini adalah akibat dari ketidaktahuan masyarakat akan bahaya minyak goreng tidak sehat serta tidak mampu menahan diri untuk tidak menggoreng bahan makanan karena memang menyukai makanan yang digoreng. 2 Universitas Kristen Maranatha

Pada umumnya minyak goreng yang sering dipakai di Indonesia oleh masyarakat Indonesia adalah minyak kelapa dan minyak sawit. Makanan yang digoreng, selain kehilangan gizi, terutama bila digoreng dengan minyak kelapa dan sawit memiliki efek buruk pada kesehatan, diantaranya adalah : - Tingginya kadar lemak jahat / trans fat yang terkandung di dalam minyak kelapa sawit dan minyak yang meresap ke dalam makanan yang digoreng dapat menyebabkan naiknya kadar kolesterol dalam tubuh dan akibatnya adalah penggumpalan lemak di arteri jantung yang pada akhirnya akan mengakibatkan terjadinya stroke atau serangan jantung. - Terbentuknya zat karsiogenik yang bernama alkolin ketika molekul lemak rusak akibat kesalahan pemakaian minyak yang berpotensi memicu kanker. Oleh karena itu sebaik apapun pengolahan minyak kelapa dan sawit, tetap saja memiliki kandungan lemak jenuh yang tinggi, dan apabila sering dikonsumsi dan cara penggunaannya salah, akan menyebabkan terjadinya penumpukan trans fat / lemak jenuh yang berisiko menimbulkan penyakit jantung. Berdasarkan permasalahan tersebut, maka pada tahun 2009, PT.HERO Intiputra meluncurkan produk barunya, yaitu Oryzagrace Ricebran Oil/ Minyak Bekatul ( Minyak Kulit Ari Beras ). Ricebran Oil adalah jenis minyak yang terbuat dari beras, yang mengandung polifenol, gamma oryzae dan kolesterol baik (HDL) yang tinggi. Gamma Oryzae dan Polifenol yang terkandung di dalam ricebran oil juga akan berfungsi sebagai antioksidan yang tinggi bagi tubuh. Kandungan gizi ricebran oil juga tidak mudah rusak apabila dipakai menggoreng dalam suhu tinggi, karena ricebran oil memiliki titik asap yang tinggi. Keunggulan dari RiceBran Oil yang tidak dimiliki oleh minyak jenis lain adalah pada tingginya titik asap yang dimiliki oleh Ricebran Oil. Titik asap minyak memiliki peranan penting dalam menentukan sehat atau tidaknya minyak goreng, karena minyak goreng memiliki batas toleransi akan suhu panas yang bisa diterima oleh minyak itu, jika melebihi titik asap / suhu tertingginya, maka minyak akan rusak, kehilangan gizinya dan menjadi racun bagi tubuh. Kesimpulannya adalah minyak goreng yang menjanjikan 0% kolesterol pun akan menjadi 100% kolesterol + zat alkolin ketika titik asap minyak terlewati. 3 Universitas Kristen Maranatha

Ricebran oil yang memiliki titik asap tertinggi diantara minyak goreng sejenisnya dapat menghindarkan konsumen dari kerusakan gizi dalam minyak dan juga menghindari kolesterol berlebih dalam makanan yang digoreng dengan ricebran oil. Namun masih banyak masyarakat Indonesia yang belum mengetahui tentang manfaat Ricebran Oil, padahal dengan menggunakan minyak ini, masyarakat Indonesia yang sulit untuk lepas dari kebiasaan makan makanan yang digoreng akan memperoleh tingkat kesehatan yang lebih baik, terhindar dari penyakit yang disebabkan oleh kolesterol, tanpa harus mengorbankan kebiasaan makannya ini. Topik tentang Minyak bekatul / ricebran oil ini diangkat setelah diteliti bahwa penderita penyakit jantung koroner di Indonesia, terutama yang hidup di perkotaan sekarang ini tidak bisa lepas dari kebiasaan mengkonsumsi bahan makanan yang digoreng karena terbawa dari factor budaya dan pengaruh lingkungan sekitarnya dan hal ini merupakan penyebab penyakit jantung yang paling berbahaya. Untuk menyampaikan pesan-pesan tersebut kepada konsumen, maka diharapkan dengan menggunakan ilmu DKV yang diampu dari FSRD Maranatha ini, maka komunikasi secara visual maupun verbal yang dilakukan dapat diterima, diperhatikan serta merubah gaya hidup masyarakat Indonesia dari yang tidak sehat menjadi sehat. 1.2 PERMASALAHAN DAN RUANG LINGKUP 1.2.1 Identifikasi Masalah Di Indonesia, terutama di pulau Jawa, penderita kolesterol tercatat semakin meningkat seiring dengan pola hidup masyarakat yang senang mengkonsumsi makanan yang digoreng. Bahkan tingginya tingkat penderita kolesterol ini juga turut meningkatkan jumlah penderita penyakit jantung koroner di pulau Jawa. Survey juga membuktikan bahwa salah satu penyebabnya adalah jenis minyak goreng yang umum digunakan di Indonesia, yaitu minyak kelapa dan kelapa sawit. 4 Universitas Kristen Maranatha

1.2.2 Rumusan Masalah Bagaimana cara mensosialisasikan tentang manfaat Ricebran Oil kepada masyarakat Indonesia. Bagaimana caranya menyadarkan masyarakat Indonesia akan bahaya minyak goreng yang tidak sehat ( titik asap rendah, kandungan trans fat tinggi ). Bagaimana solusi dari DKV untuk menginformasikan tentang produk Oryzagrace RiceBran Oil ini agar bisa diterima di masyarakat dan masyarakat mau mengganti minyak goreng yang biasa dipergunakannya menjadi minyak goreng Oryzagrace? 1.2.3 Ruang Lingkup Kajian Ruang lingkup permasalahan meliputi wilayah penelitian yaitu Pulau Jawa, terutama di Jawa Barat. Promosi yang akan dilakukan adalah penyampaian informasi kepada masyarakat menggunakan berbagai media promosi yang akan disebarkan di berbagai kota di Jawa Barat. Target audience yang dituju adalah kalangan menengah ke atas yang dinilai mampu untuk membeli produk kesehatan yang harganya tidak termasuk murah ini. 1.3 TUJUAN PENELITIAN PERANCANGAN Agar masyarakat Indonesia tahu tentang manfaat penggunaan Ricebran Oil. Agar masyarakat Indonesia sadar akan bahaya minyak goreng tidak sehat( titik asap rendah, kandungan trans fat tinggi ). Agar Konsumen dapat menerima keberadaan produk Oryzagrace Ricebran Oil ini serta mau mengganti minyak goreng yang biasa dipergunakannya menjadi minyak Oryzagrace Ricebran Oil. 5 Universitas Kristen Maranatha

1.4 SUMBER DAN TEKNIK PENGUMPULAN DATA Data data dikumpulkan dengan cara melakukan : Kuesioner Kuesioner dilakukan untuk menentukan target awal dari kampanye, digunakan untuk mengetahui atau pun menguatkan berita-berita mengenai fenomena penggunaan minyak goreng di masyarakat. Penyebaran angket dilakukan di Bandung, kepada target audience yang diperkirakan sesuai untuk konsumen Oryzagrace Ricebran Oil, diantaranya ibu rumah tangga yang ditemui di sekolah sekolah swasta, pasangan suami istri dan pengunjung yang berada di mall seperti PVJ, Ciwalk dan sebagainya. Studi Pustaka Studi Pustaka dilakukan untuk mendapatkan informasi awal dalam menentukan target penelitian dan perencanaan media lebih lanjut, yang diperoleh melalui internet, buku-buku, dan artikel-artikel berita. Wawancara Wawancara dilakukan untuk mendapat info yang lebih rinci dan terpercaya mengenai penelitian yang dibahas oleh penulis. Wawancara yang dilakukan merupakan pengenalan dan pengumpulan informasi mengenai topik yang dibahas. Dalam wawancara tersebut, penulis juga mengajukan pertanyaan mengenai pengalaman pribadi, dan juga sudut pandang narasumber yang berhubungan dengan topik yang dibahas. Narasumber yang di wawancara antara lain adalah : a. Bpk. Harry Soegianto, dari PT.HERO selaku GM dari Oryzagrace Ricebran Oil. ( Jumat 09 September 2011 pukul 08.30 WIB ) b. Ibu.Yenny,konsumen minyak Oryzagrace Ricebran Oil sejak tahun 2009 c. Bpk.Tony Liem, anak dari Dr.Liem Tjoe Tjing selaku pemilik merk dagang Bekatul Dr.Liem dan pelopor manfaat bekatul di Indonesia. ( Rabu 24 Agustus 2011 ) 6 Universitas Kristen Maranatha

Observasi Observasi dilakukan sebagai metode untuk menganalisis dan mengadakan pencatatan dari informasi yang didapat mengenai topik bahasan. Pengamatan dapat dilakukan tanpa mengganggu objek yang diamati. Observasi sangat berguna dalam evaluasi karena pengamat dapat melakukan pengamatan secara detail ke lapangan. Observasi ini dilakukan dengan cara mengamati secara langsung perbedaan fisik diantara minyak goreng, dalam hal ini minyak kelapa, minyak sawit, minyak zaitun dan minyak bekatul. Selain itu juga dilakukan pengamatan pada kebiasaan konsumen dalam mengkonsumsi minyak goreng yang berhubungan dengan gaya hidup, tingkat social dan harga minyak goreng itu sendiri. 7 Universitas Kristen Maranatha

1.5 SKEMA PERANCANGAN Latar Belakang Masalah: Tingginya angka penderita penyakit jantung koroner di Indonesia, terutama di pulau Jawa, daerah Jawa Barat yang disebabkan oleh kebiasaan makan makanan yang digoreng. Wawancara: Oryzagrace, Dr.Liem Tjoe Tjing. Analisa: Masyarakat Indonesia banyak makan makanan yg digoreng tanpa mengetahui bahaya lemak jenuh dari minyak goreng yang tidak sehat. Riset: Berbagai penelitian yang di dapat dari buku, internet, wawancara dan kuesioner. IDE: Promosi Ricebran Oil sebagai pencegah terjadinya penyakit jantung koroner Metode Penelitian: Observasi, Kuesioner, Wawancara, dan Studi Pustaka Identifikasi Masalah Teori Penunjang: Teori Promosi, Teori Pemasaran, strategi pemasaran. Fakta: Masyarakat tidak mengetahui adanya minyak goreng yang aman untuk kesehatan Rumusan Masalah: Bagaimana cara menyadarkan masyarakat akan bahaya minyak goreng yang titik asapnya rendah dan mengandung banyak lemak jenuh. Serta menginformasikan produk Oryza Grace Ricebran Oil pada masyarakat. Strategi Kreatif Strategi Promosi Strategi media mmmediamedi Menggunakan ilustrasi ataupun teknik foto yang bisa dengan mudah dimengerti dan menarik perhatian. konsep komunikasi Target Audience: Masyarakat yang sudah mapan,memikirkan kesehatan, senang mengkonsumsi gorengan. Tujuan: mengurangi penderita penyakit jantung koroner di Indonesia dengan cara mengenalkan Ricebran Oil dan bahaya minyak goreng tidak sehat.. Poster seri Iklan Koran Flyer Gimmick X banner Brosur Billboard Website 8 Universitas Kristen Maranatha