BAB I PENDAHULUAN. merupakan jaringan komputer yang terdiri dari beberapa intercommunicating

dokumen-dokumen yang mirip
PENGEMBANGAN SISTEM PENYEBARAN WIRELESS SENSOR NETWORK PADA RUANG BERPENGHALANG BERDASARKAN ALGORITMA PARTICLE SWARM OPTIMIZATION

BABI PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Deployment Jaringan Sensor Nirkabel berdasarkan Algoritma Particle Swarm Optimization

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang dan Permasalahan

1. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang

PEMANFAATAN JARINGAN SENSOR NIRKABEL UNTUK MEMANTAU KELEMBABAN TANAH PADA BUDIDAYA TANAMAN CABAI. Abstrak

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. real time atau pada saat itu juga. Didorong dari kebutuhan-kebutuhan realtime

I. PENDAHULUAN. Jaringan sensor nirkabel (wireless sensor network) terdiri atas sejumlah besar

BAB II WIRELESS PERSONAL AREA NETWORK (WPAN)

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

DESAIN TOPOLOGI KOMUNIKASI WIRELESS SENSOR NETWORK (WSN) PADA APLIKASI SISTEM STRUCTURAL HEALTH MONITORING (SHM) JEMBATAN ABSTRAK

Analisa Simulasi Routing Protokol pada WSN dengan Metode Geographic Based Approach

Gambar 1. Hop multi komunikasi antara sumber dan tujuan

BAB I PENDAHULUAN. penyakit saluran pernapasan atau pneumokoniosis yang merupakan penyakit

Sistem Monitoring Energi Lampu Penerangan Jalan Umum Berbasis Wireless Sensor Network dengan Topologi Mesh

BAB 3 ANALISIS. Pada penelitian ini akan dilakukan simulasi sistem pelacakan (tracking) dengan

I. PENDAHULUAN. dalam melakukan kehidupan sehari-hari. Besar kecilnya beban serta perubahannya

I. PENDAHULUAN. Jaringan Sensor Nirkabel (JSN) merupakan kesatuan perangkat sensor untuk

BAB I PENDAHULUAN. aplikasi-aplikasi jaringan memerlukan sejumlah node-node sensor terutama untuk

1. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. yang dikerahkan di daerah pemantauan dengan jumlah besar node sensor mikro.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN UNIVERSITAS INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN I.1

BAB 3 PENANGANAN JARINGAN KOMUNIKASI MULTIHOP TERKONFIGURASI SENDIRI UNTUK PAIRFORM-COMMUNICATION

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. melalui PDAM (Perusahaan Daerah Air Minum). Untuk mengetahui volume air

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Gabungan Kontrol Congestion, Perutean, Dan Alokasi Sumber Daya Kooperatif Untuk Daya Tradeoff Di Dalam Gedung.

I. PENDAHULUAN. secara langsung melalui jaringan kabel[1,2]. Implementasi jaringan dengan

PENGARUH JARAK DAN OBSTACLE PADA RSSI JARINGAN ZIGBEE ( ) Reza Febrialdy Yuwono 1, Novian Anggis S. 2

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. Melakukan pengukuran besaran fisik di dalam penelitian, mutlak

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. nirkabel dan merupakan turunan dari MANET (Mobile Ad hoc Network). Tujuan

Simulasi Coverage Pada Wireless Sensor Network dengan Menggunakan Algoritma Genetika Pareto

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

IMPLEMENTASI KOLABORASI NODE PADA SISTEM KOMUNIKASI AD HOC MULTIHOP BERBASIS JARINGAN SENSOR NIRKABEL

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

A Secure Scheme for Fixed Topology In Wireless Sensor Network

PROCEEDINGS OF CONFERENCE ON INFORMATION TECHNOLOGY AND ELECTRICAL ENGINEERING SESI INDONESIA

OPTIMASI PARAMETER PARAMETER LAPISAN FISIK UNTUK EFISIENSI ENERGI PADA JARINGAN SENSOR NIRKABEL

BAB I PENDAHULUAN. Tuntutan kebutuhan manusia untuk dapat berkomunikasi di segala tempat,

BAB 1 PENDAHULUAN. Teknologi jaringan komputer saat ini telah memasuki hampir ke seluruh segi

WIRELESS SENSOR NETWORKS SERVER FOR SMART CITY APPLICATIONS

BAB I PENDAHULUAN. Kebakaran hutan menjadi masalah serius yang dihadapi dewasa ini (Yanuar H,

Studi Level Daya Pada Perangkat Zigbee Untuk Kelayakan Aplikasi Realtime Monitoring

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

e-proceeding of Engineering : Vol.4, No.2 Agustus 2017 Page 3065

BAB III METODE PERENCANAAN

BAB I PENDAHULUAN. dipenuhi oleh pengirim (transmitter) dan penerima (receiver) agar komunikasi dapat

BAB II KONSEP DASAR PERANCANGAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pencemaran udara dapat mempengaruhi kesejahteraan manusia, baik secara

BAB I PENDAHULUAN. makhluk sosial dengan teknologi sebagai media yang digunakan oleh manusia.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

1 BAB I PENDAHULUAN. Gambar 1-1. Hybrid Ad Hoc Wireless Topology

Pengantar Wireless Sensor Network

Deployment Jaringan Sensor Nirkabel Berdasarkan Cakupan Area Sensor Node Menggunakan Algoritma Particle Swarm Optimization

KINERJA LEACH PROTOCOL PADA WSN YANG BEKERJA DI LINGKUNGAN DENGAN TEMPERATUR YANG TINGGI

1. BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Desain Wireless Sensor Network dan Webserver untuk Pemetaan Titik Api pada Kasus Kebakaran Hutan

Desain Smart Meter Untuk Memantau Dan Identifikasi Pemakaian Energi Listrik Pada Sektor Rumah Tangga Menggunakan Backpropagation Neural Network

Bab 1 PENDAHULUAN. Seringkali masalah keamanan berada di urutan terakhir dalam daftar hal-hal yang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. vegetasi dan material karena ulah manusia (man made). Sedangkan menurut

Teknologi Komunikasi Data Jaringan Nirkabel. Adri Priadana - ilkomadri.com

PENGUKURAN JANGKAUAN JARINGAN SENSOR NIRKABEL MULTIHOP PADA PEMANTAUAN SUHU DAN KELEMBABAN

SWARM GENETIC ALGORITHM, SUATU HIBRIDA DARI ALGORITMA GENETIKA DAN PARTICLE SWARM OPTIMIZATION. Taufan Mahardhika 1

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah 1.2 Perumusan Masalah

BAB II DASAR TEORI. menggunakan media gelombang mikro, serat optik, hingga ke model wireless.


I. PENDAHULUAN. Perkembangan teknologi informasi dan komunikasi saat ini dirasakan sangat

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

1BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

SISTEM ALARM TERPUSAT MEMANFAATKAN JARINGAN SENSOR NIRKABEL. Abstrak

ARSITEKTUR KOMPUTER 1

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

1. BAB I PENDAHULUAN

Kampus ITS, Surabaya

PENERAPAN ALGORITMA KUNCI SIMETRIS DAN ASIMETRIS UNTUK KEAMANAN JARINGAN NIRKABEL: BUKTI KEBENARAN

BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN APLIKASI

BAB 1 PENDAHULUAN. dinamakan hotspot. Batas hotspot ditentukan oleh frekuensi, kekuatan pancar

BAB I PENDAHULUAN. jumlah ketersediaan yang semakin menipis dan semakin mahal, membuat biaya

BAB IV ANALISA KERJA DARI SISTEM WIRELESS SENSOR NETWORK BERBASIS INTERNET PROTOCOL (IP) UNTUK PEMBACAAN TINGKAT POLUSI UDARA

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

1.PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

ANALISA ALGORITMA LEACH (Low-Energy Adaptive Clustering Hierarchy) PADA JARINGAN SENSOR NIRKABEL

PENERAPAN METODE PARTICLE SWARM OPTIMIZATION PADA OPTIMASI DISTRIBUSI LPG DARI AGEN KE TOKO KOMPETENSI KOMPUTASI SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Wireless Sensor Network (WSN) atau Jaringan Sensor Nirkabel merupakan jaringan komputer yang terdiri dari beberapa intercommunicating computers yang dilengkapi dengan satu atau beberapa sensor [1]. WSN terdiri dari satu atau lebih node sensor yang berkomunikasi dalam jaringan menggunakan transmisi frekuensi radio. Node sensor terdiri dari 5 komponen dasar yaitu sensor, unit pengkondisi sinyal, modul Analog to Digital Converter (ADC), Central Processing Unit (CPU) dengan Random Access Memory (RAM), transceiver radio dan power supply. Beberapa perangkat WSN saat ini telah tersedia secara komersial dan menawarkan fungsi dasar bersama sama dengan kemampuan sensor tertentu [2]. Teknologi WSN memiliki banyak keuntungan dalam penerapannya karena bentuk perangkatnya yang kecil, konsumsi daya yang rendah dan media komunikasi jaringan nirkabel sehingga cocok untuk berbagai kondisi lingkungan. WSN telah diterapkan untuk berbagai keperluan baik sipil maupun militer seperti pemantauan lingkungan, deteksi kebakaran atau banjir, kesehatan, aplikasi keamanan komersial dan publik, deteksi lokasi prajurit dan lain-lain. Penyebaran node adalah masalah mendasar yang harus dipecahkan dalam WSN. Penempatan node yang tepat dapat mengurangi kompleksitas masalah dalam WSN seperti routing, data fusion, komunikasi antar node dan yang lainnya 1

[3]. Selain itu, penempatan node dalam skema yang tepat dapat memperpanjang life time dari WSN dan konektifitas yang baik tetap terjaga. Keberadaan material penghambat (barrier) pada lingkungan WSN bisa mengubah routing path yang terbentuk atau membuat routing path menjadi lebih panjang dan komunikasi node sensor menjadi terganggu. Hal ini akan sangat berpengaruh pada keterlambatan pengiriman data antar node sensor atau dari node sensor ke sink. Konsumsi daya akan lebih banyak diperlukan oleh node sensor dan terjadi inefesiensi paket routing. Hambatan seperti dinding, bangunan, blok rumah atau hambatan yang tak terduga sering berada dalam wilayah penginderaan. Hambatan tersebut secara signifikan mempengaruhi kinerja penyebaran. Penyebaran tanpa mempertimbangkan hambatan (barrier) sangat mungkin mengakibatkan adanya lubang (hole) cakupan pada area penginderaan atau menghabiskan waktu yang lama dalam penyebaran. Adanya redaman dari penghalang (barrier) akan berdampak pada jangkauan komunikasi antar node sensor karena terjadinya power lost saat transmisi. Para peneliti umumnya menggunakan algoritme optimasi dalam penyebaran sensor, salah satunya adalah algoritme Particle Swarm Optimization (PSO). Algoritme PSO di adopsi dari perilaku alami seperti algoritme Genetik, karena itu algoritme PSO memiliki kemiripan proses seperti GA, namun algoritme PSO lebih efektif dalam hal efesiensi komputasi [4]. Selain itu algoritme PSO memiliki kemampuan penelusuran optimum global dan tidak terjebak pada optimum lokal dan ketergantungan pemilihan nilai awal centroid seperti pada 2

algoritme K-means [5]. Penelitian-penelitian yang telah dilakukan berhasil menerapkan algoritme PSO untuk optimasi penyebaran sensor, namun masih terbatas pada penyebaran dalam ruang bebas (tanpa penghalang). Berdasarkan kondisi di atas, maka diajukan pengembangan sistem untuk merancang penyebaran (deployment) jaringan sensor nirkabel menggunakan algoritme Particle Swarm Optimization (PSO) dengan memperhitungkan posisi penghalang dan redaman. Pemilihan algoritme PSO karena PSO memiliki beberapa kelebihan, antara lain mudah diimplementasikan dan memiliki lebih sedikit fungsi operasi dan parameter yang harus ditentukan. Hal ini menjadikan algoritme PSO memiliki karakteristik cepat dalam eksekusi [6]. 1.2 Perumusan Masalah Dari latar belakang di atas dapat dirumuskan permasalahan yang dihadapi yaitu : 1. Penyebaran node secara acak biasa memerlukan waktu yang lama dalam penyebaran dan solusi penyebaran yang diberikan terbatas. 2. Sebuah solusi tidak dapat diterapkan untuk model ruang yang berbeda seperti posisi dan jumlah penghalang yang berbeda, karena itu diperlukan solusi yang sesuai untuk model ruang yang berbeda. 3. Algoritme PSO masih diterapkan untuk optimasi penyebaran node sensor pada ruang bebas dan belum memperhitungkan adanya penghalang. 3

1.3 Keaslian Penelitian Wireless Sensor Network (WSN) terdiri dari banyak node sensor yang saling terhubung dan membentuk jaringan. Penempatan posisi node sensor dalam jaringan akan sangat mempengaruhi area cakupan, kualitas komunikasi, dan penggunaan sumber daya (resource). Penyebaran node sensor menjadi isu penting dan para peneliti banyak melakukan penelitian untuk mendapatkan penyelesaian yang tepat bagi masalah ini. Umumnya para peneliti menggunakan algoritme optimasi untuk penyebaran node sensor. Chang mengusulkan Obstacle-Resistant Deployment algorithm untuk penyebaran sensor pada area berpenghalang [7]. Penelitian ini melibatkan robot yang bergerak menyebarkan sensor dengan arah dan batasan area tertentu, serta mampu menangani keberadaan penghalang baik yang bentuknya teratur ataupun tidak. Algoritme ini mampu menyebarkan sensor dalam jumlah minimal dengan area cakupan sensor yang penuh. Abbasi menawarkan algoritme Particle swarm optimization untuk mengontrol mobilitas nanosensor pada WSN dengan tujuan meningkatkan lifetime dari nanosensor [8]. Hasil simulasi menunjukkan algoritme optimasi yang diusulkan meningkatkan cakupan jaringan dan komunikasi yang lebih baik dengan node tetangga. Hasil juga menunjukkan pemanfaatan algoritme meningkatkan lifetime dari nanosensor. Pada tahun yang sama Abbasi dkk menerapkan optimasi Particle swarm optimization untuk mengurangi kompleksitas dan meningkatkan kualitas layanan (QoS) pada aplikasi WSN [9]. Hasil simulasi menunjukkan 4

algoritme yang diusulkan unggul untuk cakupan sensor dalam penyebaran sensor secara acak. Saharuna mengimplementasikan algoritme Particle swarm Optimization yang difokuskan pada optimisasi daya yang diterima oleh masing-masing node sensor berdasarkan posisinya pada koordinat 2D, sehingga node sensor mendapatkan posisi terbaiknya dan bisa meningkatkan konektivitas jaringan sensor nirkabel [10]. Algoritme ini diimplementasikan pada ruang bebas dengan jalur tanpa penghalang (Line of Sight). Hasil optimisasi dari algoritme pada penyebaran sensor menunjukkan node sensor dapat membentuk jaringan dengan konektivitas yang baik. Penelitian-penelitian tersebut menggunakan algoritme untuk optimasi baik untuk ruang berpenghalang menggunakan algoritme ORRD maupun pada ruang bebas dengan jalur tanpa penghalang dengan algoritme PSO. Pada penelitian ini algortima Particle Swarm Optimization (PSO) diterapkan untuk perancangan penyebaran (deployment) node sensor pada ruang yang memiliki penghalang dengan memperhitungkan posisi penghalang dan redaman serta mempertimbangkan konektivitas jaringan antar node sensor dalam Wireless Sensor Network (WSN). Perbedaan penelitian ini dengan penelitian sebelumnya adalah penelitian sebelumnya menerapkan algoritme ORRD untuk ruang yang memiliki penghalang [7] dan algoritme PSO masih diterapkan pada ruang bebas (tidak memiliki dan memperhitungkan adanya penghalang) [8,9,10]. 5

1.4 Tujuan Penelitian Tujuan penelitian yang ingin dicapai adalah untuk optimasi penyebaran Wireless Sensor Network sehingga terjadi konektivitas yang baik antar node sensor dengan memperhitungkan posisi penghalang dan pengaruh redaman berdasarkan algoritme Particle Swarm Optimization (PSO). 1.5 Manfaat Penelitian Penelitian ini diharapkan dapat membantu pemakai dalam penyebaran node sensor untuk lingkungan yang memiliki penghalang (khususnya yang memiliki penghalang dengan bentuk teratur) dengan memperhitungkan posisi penghalang dan pengaruh redaman serta konektivitas yang baik antar node sensor dalam jaringan. 1.6 Batasan Masalah Penelitian ini akan dibatasi pada masalah-masalah berikut : a. WSN diasumsikan menggunakan IQRF tipe TR 52B b. Dimensi ruangan berbentuk bujur sangkar (dua dimensi). c. Menggunakan ruang dengan penghalang yang bentuknya teratur. d. Nilai pantulan dan shadowing pada ruang diabaikan. e. Node sensor dapat dilokasikan dalam ruang penghalang. f. Jaringan boleh berbentuk full mesh atau partial mesh 6