BAB III PERANCANGAN SISTEM

dokumen-dokumen yang mirip
BAB IV DESKRIPSI PEKERJAAN. kosong. Hal ini dapat digunakan untuk menentukan berapa jumlah limit yang

BAB IV DESKRIPSI KERJA PRAKTEK. identifikasi masalah. Adapun penjelasannya sebagai berikut: beberapa cara yang telah dilakukan, antara lain:

BAB IV ANALISIS DAN DESAIN SISTEM. perangkat keras, perangkat lunak, dan pengguna. Analisis ini diperlukan sebagai

BAB IV EVALUASI DAN IMPLEMENTASI SISTEM

BAB IV DISKRIPSI PEKERJAAN

BAB IV PERANCANGAN. dengan proses yang ditentukan, berikut ini adalah tahapan tahapan dari proses. 1. Rancangan Bagan Alir Document ( Flow Map )

BAB IV DESKRIPSI PEKERJAAN. mempelajari serta memberikan solusi bagi masalah yang timbul. Permasalahan yang ada pada PT Istana Keramik Indah

BAB IV METODE PENELITIAN. ditemukan solusi yang tepat sesuai dengan harapan pihak perusahaan.

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM. kegiatan perusahaan menjadi terganggu dalam pemenuhan permintaan barang

BAB IV ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM. Berdasarkan hasil survey ke CV. Tiga Kurnia pada Bagian Produksi, selama

`BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM. Material Requirement Planning (MRP) berbasis web pada CV. Mitra Techno Sains.

BAB I PENDAHULUAN. termasuk dalam jadwal produksi induk. Contoh dari depended inventory adalah

BAB III PERANCANGAN SISTEM

BAB IV DESKRIPSI PEKERJAAN. material langsung dan biaya tenaga kerja langsung. Sedangkan biaya overheadnya

BAB IV DESKRIPSI PEKERJAAN

DAFTAR ISI. ABSTRAK... iv KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI... vii. DAFTAR GAMBAR... xii. DAFTAR TABEL...xvii BAB I PENDAHULUAN Tujuan...

BAB IV DESKRIPSI PEKERJAAN. data, selanjutnya melakukan tahapan sebagai berikut: menyajikan suatu rancangan langkah kerja dari sistem yang baru.

BAB III ANALISIS & PERANCANGAN SISTEM. material tersebut. untuk lebih jelasnya dapat dilihat document flow pada gambar 3.1

BAB III PERANCANGAN SISTEM. adalah mengoptimalkan kinerja semua mesin agar tidak ada karyawan yang

BAB IV PERANCANGAN SISTEM

BAB IV DESKRIPSI PEKERJAAN

BAB IV PERANCANGAN SISTEM. Spesifikasi sistem yang ada pada Rancang Bangun Sistem Informasi Pengadaan

BAB III METODE PENELITIAN. bab 1.2 diperlukan supaya pemecahan masalah selesai dengan berhasil.

BAB IV DESKRIPSI PEKERJAAN. dengan beberapa perusahaan lain. Hal ini diakibatkan karena sistem yang

BAB IV ANALISIS DAN DESAIN SISTEM

BAB IV DESKRIPSI KERJA PRAKTEK. informasi agar dapat terorganisir dengan baik dan jelas.

BAB IV ANALISIS DAN DESAIN SISTEM. Berdasarkan hasil survey dan pengamatan yang dilakukan di CV. Mitra

BAB IV DESKRIPSI PEKERJAAN. informasi dalam membuat Aplikasi Pemeliharaan Sarana (Pengadaan).

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM. berdasarkan hasil survey di lapangan yang bertujuan untuk mengevaluasi

BAB IV PERANCANGAN SISTEM

BAB IV ANALISIS DAN DESAIN SISTEM. terdapat pegawai atau karyawan. Dalam pelaksanaannya sering timbul masalah

BAB I PENDAHULUAN. ketersediaan bahan baku (Bhattacharyya, 2011). target penjualan (made to stock) dan pesanan pelanggan (made to order) untuk

BAB IV PERANCANGAN SISTEM. Perancangan sistem adalah suatu gambaran sketsa sistem atau pengaturan

BAB IV DESKRIPSI KERJA PRAKTIK

BAB IV DISKRIPSI PEKERJAAN

BAB IV DISKRIPSI PEKERJAAN. UPT. Taman Budaya Jawa Timur, secara garis besar permasalahan pada

BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN. diberikan dari kerja praktek ini adalah proses entry data alat tulis kantor yang

BAB IV PERANCANGAN SISTEM

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM. Pada bab ini dibahas tentang identifikasi permasalahan, analisis

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM

DAFTAR ISI. ABSTRAK... vii. KATA PENGANTAR... viii DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... xiii. DAFTAR GAMBAR... xv. DAFTAR LAMPIRAN... xix

BAB IV PERANCANGAN SISTEM

BAB IV DESKRIPSI KERJA PRAKTEK

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM

DESKRIPSI PEKERJAAN. Pada proses penyusunan laporan kerja praktik peneliti melakukan

BAB III PERANCANGAN SISTEM. Berikut permasalahan yang kerap terjadi pada unit usaha ini:

BAB IV DESKRIPSI KERJA PRAKTEK

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM. tahapan berdasarkan System Development Life Cycle (SDLC), terdapat empat fase,

BAB IV ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM. Tahap analisis sistem merupakansuatu proses untuk menganalisis dan

DISKRIPSI PEKERJAAN. tahapan penelitian yang dilakukan adalah sebagai berikut.

BAB III PERANCANGAN SISTEM

BAB IV ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM. Analisis sistem merupakan penguraian dari suatu sistem informasi yang

BAB IV DESKRIPSI PEKERJAAN

BAB IV DESKRIPSI PEKERJAAN. barang terlebih dahulu, kemudian dicatat. Hasil dari catatan tersebut akan direkap

BAB IV DESKRIPSI KERJA PRAKTEK

BAB IV DESKRIPSI PEKERJAAN. yang digunakan oleh CV. DAUN MUDA COMMUNICATION, ini dilakukan

BAB IV DESKRIPSI PEKERJAAN

BAB IV DESKRIPSI PEKERJAAN. kertas. Pencatatan stok dilakukan dengan cara mengecek jumlah stok barang

BAB IV ANALISIS DAN DESAIN SISTEM

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM. yang telah diperoleh dari hasil studi lapangan. Analisis sistem dilakukan dengan

BAB IV METODE KERJA PRAKTEK. Sistem yang terdapat pada SMU Negeri 1 Sidoarjo khususnya pada

BAB IV ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM. untuk mengetahui lebih jelas bagaimana cara kerja sistem tersebut dan masalah

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM. Pada bab ini akan dibahas tentang analisis permasalahan, solusi permasalahan dan

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM. UMKM Fredshoes. Dalam pengumpulan data yang digunakan untuk bahan

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM. dengan tahapan SDLC, maka tahapan-tahapan yang dilakukan adalah :

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM. Pertama kali dimulai dari pelanggan memilih barang yang dibeli,

BAB IV DESKRIPSI KERJA PRAKTIK. satu usaha yang didirikan adalah Surya Mart. Saat ini Surya Mart masih

BAB IV DESKRIPSI PEKERJAAN

BAB IV DESKRIPSI PEKERJAAN. penelitian terhadap aplikasi pencatatan history barang gudang pada PT. GRLJI.

BAB IV DESKRIPSI PEKERJAAN. analisis sistem yang berjalan di Hot Steak Pedas Cafe. Berikut analisis yang telah

BAB IV DESKRIPSI KERJA PRAKTEK

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM. System Development Life Cycle (SDLC) yang berfungsi untuk memberi gambaran

DAFTAR ISI ABSTRAK... KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... vii DAFTAR GAMBAR... DAFTAR LAMPIRAN... xii BAB I PENDAHULUAN...

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM. pengumpulan data, identifikasi masalah, dan rancangan penelitian. keuangan, dan penyimpanan data transaksi.

BAB IV DESKRIPSI PEKERJAAN. workflow dari hasil analisa yang telah dilakukan sebelumnya. Pada workflow

BAB IV DESKRIPSI KERJA PRAKTEK. Dari document flow yang prosesnya masih manual lalu dibuatkan system

BAB IV DESKRIPSI PEKERJAAN. Berdasarkan hasil survey, wawancara dan pengamatan yang dilakukan di

BAB IV DESKRIPSI PEKERJAAN

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM. yang menyebabkan kesulitan tersendiri dalam pengendalian serta pengawasannya.

BAB IV DISKRIPSI PEKERJAAN

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM

BAB IV DESKRIPSI PEKERJAAN

BAB IV DESKRIPSI PEKERJAAN. Deskripsi Kerja Praktik menggambarkan tahapan-tahapan bagaimana penulis

BAB III ANALISIS & PERANCANGAN SISTEM. ada selama ini adalah proses pengadaan material dilakukan setiap awal proyek

BAB IV DESKRIPSI PEKERJAAN. Berdasarkan hasil wawancara di perusahaan tersebut terdapat

BAB IV DESKRIPSI PEKERJAAN. berupa kertas, sehingga sering terjadi redudansi data dan adanya

DAFTAR ISI. ABSTRAK... vi. KATA PENGANTAR... vii. DAFTAR TABEL... xii. DAFTAR GAMBAR... xiii. DAFTAR LAMPIRAN... xvi BAB I PENDAHULUAN...

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM. sistem informasi penjadwalan produksi pada PT Bukit Baja Anugrah.

BAB IV DESKRIPSI KERJA PRAKTEK

BAB IV DESKRIPSI KERJA PRAKTIK

BAB IV PERANCANGAN SISTEM

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM. 2. Analisa permasalahan dan perancangan sistem

BAB IV ANALIS DAN DESAIN SISTEM. Berikut ini merupakan penjabaran rancangan sistem baru yang

BAB IV DESAIN DAN IMPLEMENTASI SISTEM. permasalahan yang ada di PT. Barata Indonesia (Persero). Untuk memperoleh

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM

BAB IV ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM. Analisis sistem merupakan penguraian dari suatu sistem informasi yang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB IV DESKRIPSI PEKERJAAN. Sungai (BBWS) Brantas, ditemukan beberapa permasalahan seperti: human error

Transkripsi:

BAB III PERANCANGAN SISTEM 3.1 Analisis Sistem. Nix Catering adalah perusahaan skala kecil yang bergerak di bidang jasa boga yang memiliki kapasitas produksi kurang lebih sekitar 10000 unit per bulan. Sistem inventory jika diterapkan untuk perusahaan jasa boga biasanya memiliki kelemahankelemahan yang secara umum mempengaruhi efisiensi kerja, masalah-masalah tersebut misalnya mekanisme transaksi yang masih menggunakan hubungan one to one, masalah portioning, spoil, retur, biaya produksi, desain basis data, dan back up transaksi. Masalah lainnya adalah sering terjadi kesalahan pada sistem baik saat melakukan proses pelaporan atau proses lainnya. Untuk mengatasi permasalahan sistem inventory tersebut maka dibuat Sistem Informasi Manajemen Inventory yang khusus dipergunakan pada sebuah perusahaan jasa boga seperti Nix Catering, Nix Catering dalam transaksi bisnisnya masih menggunakan cara manual seperti pencatatan order dari costumer, pemesanan bahan bahan baku, perhitungan rencana produksi, sehingga produksi menjadi terbatas. Berdasarkan hasil analisa dari sistem yang ada pada Nix Catering, dapat diidentifikasi masalahnya antara lain seringnya terjadi kesulitan untuk menentukan prioritas pengerjaan order karena belum adanya suatu sistem yang dapat membantu dalam memperhitungkan kebutuhan setiap item yang akan diproduksi. Apabila hal ini sering terjadi maka berdampak pada menurunnya kepercayaan konsumen karena terjadi 27

keterlambatan produksi. Aliran dokumen didapatkan di Nix Catering digambarkan pada gambar 3.1 Konsumen melakukan pemesanan melalui bagian marketing, kemudian bagian marketing mencatat data pesanan dan data pemesan, data pesanan kemudian disimpan dan diberikan nota yang berisi data masakan dan jumlah pembayaran untuk masakan yang dipesan, nota salinan disimpan sebagai bukti pemesanan. Dokumen hasil pencatatan diserahkan pada ke pihak manager, kemudian membuat rencana produksi diberikan ke bagian produksi untuk membuat order costumer, seperti yang dijelaskan pada gambar 3.1. Costumer Marketing Pemilik Costumer Order dan Nota Rencana Produksi Mencatat Order dan Membuat Nota DP Perhitungan Rencana Proses Produksi Order dan Nota Order dan Nota Order dan Nota N Produksi N Rencana Menu Produksi Barang Barang Gambar 3.1. Manual Proses Produksi di Nix Catering. 28

3.2 Perancangan Sistem Dalam pembuatan sistem ini, dibuat suatu perancangan dengan menggunakan model-model dan tahap-tahap dalam membuat sistem seperti pada umumnya. Model-model dan tahap-tahap tersebut adalah : a) System Flow Penjualan Makanan. b) System Flow Pembelian Bahan Baku. c) System Flow Maintenance Data. d) System Flow Material Requirement Planning. e) Diagram sistem Material Requirement Planning. f) Diagram Berjenjang. g) Context Diagram. h) Data Flow Diagram (DFD) i) Entity Relationship Diagram (ERD) j) Struktur Database. k) Rancangan Input Output. 3.2.1 System Flow Penjualan Makanan Pada tahapan ini diberikan gambaran mengenai proses dilakukannya penjualan makanan. Gambar 3.2 menunjukkan bagaimana proses penjualan makanan dilakukan dan yang terlibat didalamnya. 29

Gambar 3.2 System Flow Penjualan makanan Pada gambar 3.2 Menunjukkan proses dimulai dari permintaan pembeli, yang kemudian akan dilakukan pengecekan menu terhadap status persediaan bahan baku. Setelah semua proses penjualan dilakukan akan dibuatkan nota penjualan untuk meng-update data penjualan makanan dan persediaan bahan baku. 3.2.2 System Flow Pembelian Bahan Baku Pada tahap ini diberikan gambaran mengenai proses dilakukannya pembelian bahan baku. Dalam sistem flow ini melibatkan proses yang berjalan dengan bantuan komputer, gambar 3.3 menunjukkan bagaimana proses pembelian dilakukan. Pada sistem flow ini dilakukan proses pengecekan status persediaan bahan baku oleh bagian produksi. Jika status persediaan bahan baku kurang, maka sistem akan mencetak 30

Purchase Order (PO) sebanyak 3 lembar untuk pemilik sebagai pihak manajemen dan 2 lembar untuk bagian gudang. Gambar 3.3 Proses Pembelian Bahan Baku 3.2.3 System Flow Material Requirement Planning Pada tahapan ini diberikan gambaran mengenai proses material requirement planning, yang meliputi proses analisa hasil penjualan, proses Jadwal Induk Produksi (JIP), proses pembuatan laporan persediaan, seperti yang terdapat pada gambar 3.4 31

Gambar 3.4. System Flow Material Requirement Planning Pada gambar 3.4 menunjukkan proses data Penjualan yang akan menentukan apakah produksi dapat dilakukan dengan persediaan yang ada digudang saat ini, jika tidak maka sistem akan melakukan perhitungan berapa lama waktu yang dibutuhkan untuk melakukan pemesanan bahan baku sehingga produksi dapat berjalan. Untuk dapat melakukan hal ini maka dibutuhkan tabel penjualan. Proses pembuatan JIP membutuhkan data item master, yang akan menghasilkan laporan persediaan untuk pemilik usaha. 3.2.4. Diagram Sistem Material Requirement Planning Pada tahap ini diberikan gambaran mengenai alur proses input dan output dalam Material Requirements Planning (MRP). Program MRP memerlukan data struktur produksi (Bill Of Material), status persediaan, dan jadwal induk produksi 32

(Master Production Shcedule). Hasilnya berupa rencana pembelian, dan laporan aktivitas produksi jangka pendek, seperti yang digambarkan pada. Daftar Material Jadwal Induk Produksi Daftar Material Perencanaan Kebutuhan Material Rencana Pembelian Rencana Produksi Jangka Pendek Gambar 3.5 Diagram Sistem Material Requirement Planning 3.2.5 Context Diagram Context diagram menggambarkan sistem pertama kali secara garis besar, dari semua hubungan antara sistem informasi persediaan dengan lingkungan sekitarnya. Gambar context diagram ditunjukkan pada gambar 3.6. Didalam pembuatan sistem informasi persediaan ini terdapat enam kesatuan yang terlibat dalam sistem tersebut, yaitu bagian pembelian, bagian produksi, gudang, accounting, Research and Development, penjualan, 33

Menu Masakan Data Pelanggan Pemilik Marketing Menu Masakan Data Supplier Data Bahan Baku 0 Menu Order Data Pelanggan Sistem Informasi Inventory Data Order Bahan Baku Data Supplier Data Bahan Baku Data Hasil Produksi + Menu Order Produksi Data Bahan Baku Data Order Bahan Baku Supplier Gambar 3.6 Diagram Konteks Sistem Informasi Persediaan Pada gambar 3.6 Proses yang terlibat didalam sistem informasi persediaan antara lain proses pembelian yang dilakukan oleh bagian pembelian (berhubungan dengan pihak luar yaitu supplier), proses Penjualan (berhubungan dengan pihak luar yaitu Customer), Gudang, accounting (pemilik) yang bertanggung jawab dalam menentukan item apa saja dan jumlah yang dibutuhkan untuk membuat produk baru. 34

3.2.6 Diagram Berjenjang Diagram berjenjang ini dibuat agar dapat mempersiapkan penggambaran data Flow Diagram (DFD) pada level-level bawah. Diagram berjenjang dari sistem informasi persediaan bahan baku makanan dapat dilihat pada gambar 3.7. 0 Sistem Informasi Persediaan 1 2 Maintenance Data Transaksi 1.1 1.2 1.4 2.1 2.2 2.3 2.4 Maintenance Supplier Maintenance MenuDan Bahan Baku Maintenance Data Pelanggan Pembelian Transaksi Input Order MRP Produksi Gambar 3.7 Diagram Berjenjang Sistem Informasi Persediaan Proses Sistem Informasi Persediaan sebagai proses utama didalam sistem, Proses sistem Informasi Persediaan ini memiliki beberapa sub proses, yaitu: 1. Proses Maintenance data yang terdiri dari beberapa sub proses lagi yaitu: a) Maintenance Supplier : berfungsi untuk mengorganisir data supplier b) Maintenance Menu : berfungsi untuk mengatur menu masakan. c) Maintenance Bahan Baku. d) Penyesuaian Komponen bahan baku : berfungsi untuk mengatur konversi berat masing-masing bahan baku. 2. Proses Pembelian yang terbagi dalam 4 sub proses yaitu: a) Cek Persediaan 35

b) Pemesanan: berfungsi untuk melakukan pemesanan kepada supplier. Proses ini terbagi menjadi 2 sub proses lagi yaitu proses Cek Pesanan ke supplier dan Retur Barang supplier. 3. Proses Penjualan yang terbagi menjadi 2 sub proses yaitu: a) Cek Pemesanan Menu b) Pemesanan Menu 4. Proses MRP yang terbagi menjadi 2 sub proses yaitu: a) Master Production Schedule yang didalamnya juga terdapat proses Lot Sizing b) Laporan persediaan. 3.2.7 Data Flow Diagram (DFD) DFD merupakan hasil turunan dari context diagram. DFD menggambarkan proses - proses yang ada secara lebih detail. DFD dapat menjadi beberapa level tergantung seberapa banyak proses yang ada pada sistem. 36

A. DFD Level 0 Detail Bahan Menu Marketing Data Supplier Pemilik Menu Masakan 1 Data Pelanggan Maintainance Data Data Bahan Baku + Data Pelanggan 2 Menu Masakan Menu Order Data Order Bahan Baku Transaksi Data Bahan Baku Data Order Bahan Baku + Menu Order Supplier Data Bahan Baku Data Hasil Produksi Produksi Gambar 3.8 DFD Level 0 Sistem Informasi Kebutuhan Bahan Baku Pada gambar 3.8 menunjukkan bahwa data, hasil dari setiap proses menjadi inputan atau masukan untuk proses lainnya, secara garis besar proses dimulai dari proses Penjualan, data dari proses hasil Penjualan digunakan proses MRP untuk 37

melakukan perhitungan MRP, dari proses MRP hasil perhitungan sebagai inputan proses Pembelian, hasil proses pembelian menjadi masukan proses Maintenance. B. DFD Level 1 Proses Maintenance Data. Pada gambar 3.8.1 digambarkan ada empat sub proses dari proses maintenance data, antara lain proses maintenance supplier, maintenance menu dan maintenance data pelanggan. Kesatuan luar yang terlibat, yaitu Pemilik dan bagian Marketing. Ambil Data Supplier 1 Db Bahan Dasar 2 Db Supplier Update Data Supplier 1.2 Ambil Data Bahan Dasar Update Db Bahan Dasar [Data Bahan Baku] 1.1 Pemilik [Data Supplier] Maintenance Data Supplier [Detail Bahan Menu] Maintenance Menu Dan Bahan Baku [Menu Masakan] Input Detail Bahan Menu Ambil Detail Supplier Input Detail Supplier Input Data Menu Masakan Flow_1474 Ambil Data menu Masakan 14 Detail Menu Masakan [Data Pelanggan] 3 Db Detail Supplier 13 Menu Masakan 1.3 Update Data Pelanggan Marketing [Data Pelanggan] Maintenance Data Pelanggan Ambil Data Pelanggan 4 Db Pelanggan Gambar 3.8.1 DFD Level 1 Proses Maintenance Data 38

C. DFD Level 1 Proses Transaksi. Pada gambar 3.8.2 digambarkan ada 2 sub proses dari proses pembelian, antara lain proses cek persediaan dan proses pemesanan. Kesatuan luar yang terlibat, yaitu bagian Produksi, Pemilik (accounting), bagian Marketing dan Supplier. 2.1 Ambil Detail Order Menu Detail Menu Order 2.2 6 Detail Order Menu Transaksi Input Order Menu Input Detail Order Menu Proses Lotsizing Input Data Order Menu Ambil Data Menu Order 5 Db Order Menu Ambil Data Order Menu [Data Order Bahan Baku] [Menu Masakan] [Menu Order] Marketing Data Order Produksi Pemilik Pemilik Data Pembelian Bahan Baku Data Pembelian Bahan Baku Produksi [Data Hasil Produksi] 11 Pembelian Data Pambelian 2.3 2.4 Proses Produksi 12 Data Pembelian Detail Pembelian Detail Pembelia n Detail Pembelian Transaksi Pembelian Bahan Dasar [Menu Order] Update Data Bahan Baku [Data Bahan Baku] [Data Bahan Baku] [Data Order Bahan Baku] Data Bahan Dasar 9 Db Bahan Dasar2 Supplier Gambar 3.8.2 DFD Level 1 Proses Transaksi 39

3.2.8 Entity Relationship Diagram (ERD) Merupakan proses yang berfungsi untuk menunjukkan hubungan antar entity dan relasinya. ERD memiliki 2(dua) Model yaitu Conceptual Data Model (CDM) yang menjelaskan hubungan antara entity secara konseptual. CDM yang dimaksud mengacu pada gambar 3.9 Sedangkan yang sedua adalah model Physical Data Model (PDM) yang menggambarkan hubungan antar entity secara fisik, seperti yang digambarkan pada gambar 3.10. A. Conceptual Data Model (CDM) Berikut ini akan diberikan gambaran mengenai basis data yang digunakan dalam pembuatan sistem informasi ini. CDM ini menggambarkan diagram basis data secara konseptual. Rancangan CDM dapat dilihat pada gambar 3.9. dari CDM ini kemudian akan dilakukan proses generate hingga menghasilkan Physical Data Model (PDM). 40

Db Pelanggan ID Pelanggan Nama Alamat No Telp Contact Person Relation_137 Db Order Menu Kd_Oder ID Pelanggan Tanggal Kirim Menu Tanggal Lotsizing Menu Tanggal Memasak Tanggal Pemesanan Menu Status Total Harga Db Supplier Id Supplier Nama Supplier Alamat Supplier Keterangan Supplier Telp Supplier Relation_129 Menu Masakan Id Menu Keterangan Kuantitas Nama Menu Satuan Menu Gambar Relation_134 Relation_136 Db Detail Supplier Id Supplier Id Bahan Dasar Harga Bahan Dasar Lead Time Bahan Dasar Setup Cost Bahan Dasar Relation_132 Detail Order Menu Id Menu Kd_Oder Nama Menu Jumlah Order Kuantitas Harga Per Porsi Relation_126 Relation_133 Detail Menu Masakan Id Bahan Dasar Id Menu IsBahanHasilProses Jumlah Bahan Dasar Lama Proses Menit Level Method Nama Bahan Dasar NamaHasilProses Harga Proses Db Bahan Dasar Id Bahan Dasar Nama Bahan Dasar Satuan Bahan Dasar Stock Holding Cost Detail Pembelian No Nota Id Bahan Dasar Harga Pembelian Jumlah Pembelian Nama Bahan Dasar Relation_131 Relation_130 Relation_135 Pembelian No Nota Nama Supplier Jumlah Pembelian Tanggal Pembelian Gambar 3.9 Conceptual Data Model B. Physical Data Model (PDM) Berikut ini akann diberikan gambaran mengenai PDM. Dari gambar 3.10 Ini akan dapat dilihat struktur dari tabel yang digunakan dalam pembuatan sistem informasi persediaan bahan baku pada Nix Catering. PDM merupakan hasil generate dari Conceptual Data Model (CDM). Sama halnya dengan CDM, PDM juga menggambarkan struktur basis data yang digambarkan dalam PDM ini, dapat dilakukan proses generate skrip yang kemudian hasil skrip ini dapat digunakan untuk membuat tabel beserta strukturnya kedalam software database yang diinginkan. 41

Dalam sistem ini menggunakan software Microsoft Access Database sebagai sistem basis datanya. DB_PELANGGAN ID_PELANGGAN LongInteger NAMA ALAMAT NO_TELP CONTACT_PERSON ID_PELANGGAN = ID_PELANGGAN DB_ORDER_MENU KD_ODER ID_PELANGGAN LongInteger TANGGAL_KIRIM_MENU DateTime TANGGAL_LOTSIZING_MENU DateTime TANGGAL_MEMASAK DateTime TANGGAL_PEMESANAN_MENU DateTime STATUS Text(8) TOTAL_HARGA Currency MENU_MASAKAN ID_MENU LongInteger KETERANGAN KUANTITAS LongInteger NAMA_MENU ID_MENU = ID_MENU SATUAN_MENU TXT ID_MENU = ID_MENU DETAIL_ORDER_MENU KD_ODER = KD_ODER ID_MENU LongInteger KD_ODER NAMA_MENU JUMLAH_ORDER LongInteger KUANTITAS LongInteger HARGA_PER_PORSI Currency DETAIL_MENU_MASAKAN ID_BAHAN_DASAR ID_MENU ISBAHANHASILPROSES JUMLAH_BAHAN_DASAR LAMA_PROSES_MENIT LEVEL METHOD NAMA_BAHAN_DASAR NAMAHASILPROSES HARGA_PROSES LongInteger LongInteger YesNo LongInteger LongInteger Currency ID_BAHAN_DASAR = ID_BAHAN_DASAR DB_SUPPLIER PEM_NO_NOTA ID_SUPPLIER NO_NOTA NAMA_SUPPLIER ALAMAT_SUPPLIER KETERANGAN_SUPPLIER TELP_SUPPLIER LongInteger ID_SUPPLIER = ID_SUPPLIER DB_BAHAN_DASAR ID_BAHAN_DASAR LongInteger NAMA_BAHAN_DASAR SATUAN_BAHAN_DASAR STOCK LongInteger HOLDING_COST Currency DB_DETAIL_SUPPLIER ID_SUPPLIER LongInteger ID_BAHAN_DASAR LongInteger HARGA_BAHAN_DASAE Currency LEAD_TIME_BAHAN_DASAR Integer SETUP_COST_BAHAN_DASAR Currency ID_BAHAN_DASAR = ID_BAHAN_DASAR NO_NOTA = PEM_NO_NOT A PEMBELIAN NO_NOTA NAMA_SUPPLIER JUMLAH_PEMBELIAN TANGGAL_PEMBELIAN LongInteger DateTime NO_NOTA = NO_NOTA DETAIL_PEMBELIAN NO_NOTA ID_BAHAN_DASAR LongInteger HARGA_PEMBELIAN Currency JUMLAH_PEMBELIAN LongInteger NAMA_BAHAN_DASAR Gambar 3.10 PDM (Physical data model) 42

3.2.9 Struktur Database Pada tahap ini diberikan penjelasan mengenai tabel-tabel yang digunakan dalam pembuatan sistem, yang dijelaskan yaitu nama tabel, nama atribut, dan tipe data yang digunakan. A. Tabel Master Supplier Tabel ini berfungsi untuk menyimpan data Supplier. Struktur tabel ini ditunjukkan pada tabel 3.1. dalam tabel ini terdapat enam atribut yaitu: Id_supplier, Nama, Alamat, Kota, Telp, Keterangan. Yang berperan sebagai primary key dalam tabel ini adalah attribut Id_supplier. Tabel 3.1 Master Supplier No Nama Attribut Tipe Panjang Keterangan 1. Id_supplier Autonumber 10 Primary key 2. Nama Varchar 100 Not Null 3. Alamat Varchar 150 Not Null 4. Kota Varchar 50 Not Null 5. Telp Varchar 50 Null 6. Keterangan Varchar 200 Null B. Tabel Master Bahan Dasar Tabel ini berfungsi untuk menyimpan data persediaan. Struktur tabel ini ditunjukkan pada tabel 3.2. Dalam tabel ini terdapat lima attribut, yaitu Id_BahanDasar, NamaBahanDasar, Stock, Satuan, Harga/Satuan. Didalam tabel ini yang menjadi primary key adalah Id_BahanDasar. 43

Tabel 3.2 Master Bahan Dasar No Nama Atribut Tipe Panjang Keterangan 1. Id_BahanDasar Autonumber 10 NotNull 2. NamaBahanDasar Varchar 50 Null 3. Stock Number 100 Null 4. Satuan Varchar 10 Null 5. Harga/Satuan Currency 100 Null C. Tabel Master Menu Tabel ini berfungsi untuk menyimpan data menu. Struktur tabel ini ditunjukkan pada tabel 3.3. Dalam tabel ini terdapat enam attribut yaitu: Id_Menu, Nama Menu, Kuantitas, Satuan, Keterangan, Gambar. Attribut yang menjadi primary key adalah, Id_Menu. Tabel 3.3 Master Menu No Nama Tipe Panjang Keterangan 1. Id_Menu AutoNumber 10 NotNull 2. Nama_Menu Text 100 Null 3. Min Order Number 100 Null 4. Satuan Text 10 Null 5. Keterangan Text 100 Null 6. Gambar Text 200 Null 44

D. Tabel Detail Bahan Menu Tabel ini berfungsi untuk membuat resep atau formula atau Bill Of Material (BOM), tabel ini terdiri dari sepuluh attribut yaitu: Id_menu, IsBahanHasilProses, Id_BahanDasar, NamaBahanDasar, NamaBahanHasilProses, Level,Harga Proses, LamaProsesMenit, JumlahBahanDasar,Method. Struktur tabel ini sebagai lookup terhadap tabel Master Bahan Dasar dan Master Menu. Tabel 3.4 Detail Bahan Menu No Nama Tipe Panjang Keterangan 1. Id_Menu Number 10 NotNull 2. IsBahanHasilProses Yes/No 3 Null 3. Id_BahanDasar Text 10 NotNull 4. NamaBahanDasar Text 100 Null 5. NamaBahanHasilProses Text 100 Null 6. Level Text 100 Null 7. HargaProses Currency 100 Null 8. LamaProsesMenit Number 100 Null 9. JumlahBahanDasar Number 100 Null 10. Method Text 150 Null E. Tabel Master Pelanggan Tabel ini berfungsi untuk menimpan data-data pelanggan yang memiliki lima Attribut yaitu: Id_Pelanggan, Nama_pelanggan, Alamat, NoTelp, KontakPerson, dengan Id_Pelanggan sebagai Primary Key nya seperti yang di gambarkan pada tabel 3.5 45

Tabel 3.5 Tabel Master Pelanggan No Nama Tipe Panjang Keterangan 1. Id_Pelanggan AutoNumber 10 NotNull 2. Nama Text 100 Null 3. Alamat Text 100 Null 4. NoTelp Varchar 15 Null 5 KontakPerson Text 60 Null F. Tabel Order Katering Tabel ini memiliki enam attribut yaitu: Kode_order, Tanggal_pesan, Tanggal Kirim, Pelanggan, TotalHarga, Status. Struktur tabel dengan Kode_Order sebagai Primary Key dan Pelanggan sebagai Foreign key dari tabel Pelanggan seperti yang digambarkan pada tabel 3.6. Tabel 3.6 Order Katering No Nama Tipe Panjang Keterangan 1. Kode_order AutoNumber 10 Primary Key 2. TanggalPesan Date 10 Null 3. TanggalKirim Date 10 Null 4. Pelanggan Number 10 Foreign Key 5. TotalHarga Currency 100 Null 6. Status Text 15 Null 46

3.2.10 Rancangan Input Output. Pada tahap ini dilakukan proses perancangan input dan output dari sistem informasi persediaan yang dibuat. Perancangan input dan output sistem berguna sebagai gambaran visual dari sistem yang akan dibuat. A. Rancangan Input Rancangan input merupakan gambaran visual dari aplikasi yang berupa form kerja. Rancangan input ini dapat menggambarkan aplikasi yang dibangun, berikut ini penjelasan rancangan input yang ada. a. Form Input Data Supplier Form input data supplier ini digunakan untuk menyimpan data supplier. Bentuk form ini ditunjukkan dalam gambar 3.11. didalam form ini terdapat beberapa field inputan, yaitu Nama, Alamat, No Telp, Keterangan,dan untuk field ID_supplier dibuat otomatis, hasil inputan ini disimpan dalam tabel Supplier. Gambar 3.11 Form Input Supplier 47

b. Form Input Bahan Dasar Form input data bahan dasar ini digunakan untuk menyimpan data bahan baku. Bentuk form ini ditunjukkan dalam gambar 3.12. didalam form ini terdapat beberapa inputan, yaitu kode, nama, stock, dan satuan bahan dasar, dan harga per satuan. Untuk field kode bahan dasar dibuat otomatis, hasil inputan ini disimpan dalam tabel bahan baku. Gambar 3.12 Form Input Data Bahan Dasar 48

c. Form Input Data Menu Masakan (Formula /Resep / BOM) Form input data Bill Of Material ( BOM ) ini digunakan untuk menyimpan data komposisi bahan baku untuk setiap masakan, bentuk form ini ditunjukkan dalam gambar 3.13. didalam form ini terdapat beberapa inputan, yaitu nama menu, minim order, satuan, dan harga per satuan, field Id_menu dibuat otomatis. Gambar 3.14 merupakan sub form dari form input data menu masakan. Gambar 3.13. Form Master Menu Masakan Gamber 3.14. Form Input Komponen 49

d. Form Master Pelanggan Form ini digunakan untuk memasukkan data-data pelanggan, bentuk form ini ditunjukkan pada gambar 3.15 didalam form ini terdapat field-field yang digunakan sebagai inputan yaitu: Nama, No Telp, Alamat, Contact Person, sedangkan field ID dibuat otomatis menghasilkan nomor yang bersifat unik. Data yang sudah dimasukkan akan disimpan dalam tabel Master Pelanggan. Gambar 3.15. Form Inputan Master Pelanggan e. Form Input Order Form ini digunakan untuk memasukkan data Pesanan dari Pelanggan, bentuk form seperti yang ditunjukkan pada gambar 3.16 dengan field-field nya adalah Tanggal Pemesanan, Tanggal Kirim, Nama Pelanggan, Alamat. Data dari form ini akan disimpan dalam tabel Order 50

Gambar 3.16. Form Input Order f. Form Lot Sizing Form ini digunakan untuk menampilkan keseluruhan kebutuhan bahan dasar, yang diperlukan dalam proses produksi berdasarkan periode tanggal seperti pada gambar 3.17. Gambar 3.17. Form Lot Sizing 51

g. Form Pembatalan Order Form ini digunakan untuk membatalkan order dari pelanggan, hal yang menyangkut pemotongan uang muka berdasarkan keputusan pemilik. Seperti yang digambarkan pada gambar 3.18. Gambar 3.18. Form Pembatalan Order h. Form Pembelian Form ini digunakan untuk mencatat pembelian bahan dasar dari pembelian secara manual, setelah data bahan dasar diinputkan dan disimpan maka stock akan bertambah. Bentuk form ini digambarkan pada gambar 3.19. Gambar 3.19 Form Pembelian 52

i. Form Data View Order Form ini merupakan fasilitas untuk melihat order yang sudah tercatat dalam database beserta statusnya, Filter berisi pilihan ALL untuk melihat semua record, PENDING untuk menampilkan semua order yang sedang atau akan dikerjakan, FINISH untuk menampilkan order yang telah selesai dikerjakan dan dikirim, dan BATAL untuk menampilkan semua order yang dibatalkan. Bentuk form ini digambarkan pada gambar 3.20. Gambar 3.20 Form Data view Order j. Form Laporan Data Order Form ini berfungsi untuk memberikan laporan keseluruhan order yang ada, field periode merupakan field dimana user menentukan tanggal data order mana yang akan di cetak, field Status berfungsi sebagai Filter order apa saja yang akan dicetak dengan pilihan ALL untuk menampilkan semua order berdasarkan tanggal periode, status PENDING untuk menampilkan order yang sedang atau akan dikerjakan atau belum selesai, status FINISH untuk menampilkan order yang sudah selesai dan dikirim dan status BATAL untuk 53

menampilkan Order yang dibatalkan berdasarkan periode seperti yang digambarkan pada gambar 3.21. Gambar 3.21 Form Laporan Data Order 3.3. Prosedur Pengembangan Tahap ini bertujuan untuk mempelajari kebutuhan sistem, baik spesifikasi, data input yang diperlukan, maupun alur data sistem agar mendapatkan sistem yang terstruktur. Berikut ini adalah prosedur penghitungan jumlah barang yang harus dipesan dari pemasok, dan biaya inventory seperti yang digambarkan pada gambar 3.22. 54

Input BOM Input Order Pelanggan MRP Input Data Persediaan Input Data Item Master SELESAI Gambar 3.22 Prosedur Penghitungan Berikut ini adalah algoritma penghitungan Daging berdasarkan periode: Langkah 1 : Sebelum melakukan proses perhitungan MRP (Material Requirement Planning). Dilakukan pemilihan order berdasarkan periode bulan, untuk selanjutnya dilakukan Lot Sizing seperti yang ditunjukkan pada gambar 3.23. Gambar 3.23 Form Order LotSizing 55

Langkah 2 : Untuk perhitungan MRP akan diberikan contoh menggunakan salah satu metode yang digunakan, yaitu Lot For Lot Hasil dari perhitungan ini diperlihatkan pada gambar 3.24. Gambar 3.24. Form Proses Lot Sizing Selanjutnya menghitung total biaya inventory yang meliputi biaya Setup (biaya Pengadaan Stock) dan biaya Hold (biaya Penyimpanan Stock). Persamaan yang digunakan sebagai berikut: Biaya Setup = (jumlah rencana Pemesanan yang terjadi ) x Setup Cost = 6 x Rp 200 = Rp 1200 Biaya Hold = (jumlah persediaan akhir) x Holding Cost = 0 x Rp 10 =Rp 0,- 56