MODEL 2D PENGARUH GAYA HORIZONTAL ARUS PADA PEMECAH GELOMBANG DI TPI PANCER JAWA TIMUR

dokumen-dokumen yang mirip
MODEL PENURUNAN SEDIMEN PERMUKAAN DASAR LAUT PADA DASAR RENCANA PEMECAH GELOMBANG DI TELUK PANCAMAYA BANYUWANGI - JAWA TIMUR

REKAYASA GEOTEKNIK DALAM DISAIN DAM TIMBUNAN TANAH

Laporan Tugas Akhir Analisis Pondasi Jembatan dengan Permodelan Metoda Elemen Hingga dan Beda Hingga BAB III METODOLOGI

BAB IV STUDI KASUS 4.1 UMUM

ANALISA KAPASITAS KELOMPOK TIANG PANCANG TERHADAP BEBAN LATERAL MENGGUNAKAN METODA FINITE DIFFERENCE

DAFTAR ISI. Judul DAFTAR GAMBAR DAFTAR LAMPIRAN DAFTAR NOTASI DAN SINGKATAN BAB I PENDAHULUAN RUMUSAN MASALAH TUJUAN PENELITIAN 2

BAB 4 ANALISIS DAN PEMBAHASAN. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah:

STUDI EFEKTIFITAS TIANG PANCANG KELOMPOK MIRING PADA PERKUATAN TANAH LUNAK

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN

Bab III Metodologi Penelitian

Analisis Perilaku Timbunan Tanah Pasir Menggunakan Uji Model Fisik

BAB III PROSEDUR ANALISIS

Bab 1 PENDAHULUAN. tanah yang buruk. Tanah dengan karakteristik tersebut seringkali memiliki permasalahan

ANALISA KONSOLIDASI DAN KESTABILAN LERENG BENDUNG KOSINGGOLAN

PENGARUH METODE KONSTRUKSI PONDASI SUMURAN TERHADAP KAPASITAS DUKUNG VERTIKAL (148G)

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang

STUDI STABILITAS SISTEM PONDASI BORED PILE PADA JEMBATAN KERETA API CIREBON KROYA

BAB II DASAR TEORI...

ANALISA PONDASI PILE RAFT PADA TANAH LUNAK DENGAN PLAXIS 2D

1. Dosen Jurusan Teknik Sipil Universitas Hasanuddin, Makassar Mahasiswa Jurusan Teknik Sipil Universitas Hasanuddin, Makassar 90245

Adapun langkah-langkah metodologi dalam menyelesaikan tugas akhir ini dapat dilihat pada flow chart sebagai berikut. Mulai.

Pemodelan 3D Pada Stabilitas Lereng Dengan Perkuatan Tiang Menggunakan Metode Elemen Hingga

Analisis Daya Dukung dan Penurunan Fondasi Rakit dan Tiang Rakit pada Timbunan di Atas Tanah Lunak

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

DAYA DUKUNG PONDASI MENERUS PADA TANAH LEMPUNG BERLAPIS MENGGUNAKAN METODE "MEYERHOF DAN HANNA" DAN METODE ELEMENT HINGGA (PLAXIS)

LAMPIRAN 1. Langkah Program PLAXIS V.8.2

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN. penambangan batu bara dengan luas tanah sebesar hektar. Penelitian ini

ANALISA DEFORMASI PONDASI TIANG BOR DENGAN MODEL ELEMEN HINGGA PADA TANAH STIFF CLAY

ANALISIS DEFORMASI VERTIKAL DAN HORISONTAL TANAH LUNAK DI BAWAH PILED-GEOGRID SUPPORTED EMBANKMENT

BAB I PENDAHULUAN LATAR BELAKANG

BAB III METODE PENELITIAN

ABSTRAK. Kata kunci : pondasi, daya dukung, Florida Pier.

TUGAS AKHIR. Diajukan sebagai syarat untuk meraih gelar Sarjana Teknik Strata 1 (S-1) Disusun Oleh : Maulana Abidin ( )

PENDAHULUAN BAB. 1.1 Latar Belakang

BAB III METODE KAJIAN

LAMPIRAN 1 LANGKAH PEMODELAN ANALISA STABILITAS TIMBUNAN PADA PROGRAM PLAXIS 8.6

Analisis Konsolidasi dengan Menggunakan Metode Preloading dan Vertical Drain pada Areal Reklamasi Proyek Pengembangan Pelabuhan Belawan Tahap II

BAB 4 PENGUJIAN LABORATORIUM

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Jl. Ir. Sutami 36A, Surakarta 57126; Telp

Penggunaan Soldier Pile Sebagai Dinding Penahan Tanah Kasus : Design and Build Gerbang di Suatu Real Estate Surabaya Barat.

BAB III PEMODELAN DAN HASIL PEMODELAN

ANALISIS STABILITAS DAN PERKUATAN LERENG PLTM SABILAMBO KABUPATEN KOLAKA SULAWESI TENGGARA ABSTRAK

4 PERHITUNGAN DAN ANALISIS

BAB I PENDAHULUAN 1. 1 LATAR BELAKANG MASALAH

PERMODELAN TIMBUNAN PADA TANAH LUNAK DENGAN MENGGUNAKAN PROGRAM PLAXIS. Rosmiyati A. Bella *) ABSTRACT

STUDI PERILAKU TEGANGAN-DEFORMASI DAN TEKANAN AIR PORI PADA TANAH DENGAN METODE ELEMEN HINGGA STUDI KASUS PENIMBUNAN PADA TANAH LEMPUNG LUNAK ABSTRAK

ANALISA PENGARUH KETEBALAN PILE CAP DAN JARAK ANTAR TIANG TERHADAP KAPASITAS KELOMPOK PONDASI DENGAN MENGGUNAKAN PLAXIS 3D

ANALISA TAHANAN LATERAL DAN DEFLEKSI FONDASI GRUP TIANG PADA SISTEM TANAH BERLAPIS DENGAN VARIASI JUMLAH TIANG DALAM SATU GRUP

BAB 3 DATA TANAH DAN DESAIN AWAL

BAB XI PERENCANAAN PONDASI TIANG PANCANG

PENGARUH KEDALAMAN PEMANCANGAN TURAP BAJA PADA BERBAGAI KEPADATAN TANAH NON-KOHESIF TERHADAP FAKTOR KEAMANAN PEMANCANGAN ABSTRAK

ANALISIS LERENG DENGAN PERKUATAN PONDASI TIANG

LAMPIRAN 1 DIAGRAM PENGARUH R. E. FADUM (1948) UNTUK NAVFAC KASUS 1. Universitas Kristen Maranatha

Pengaruh Perkuatan Sheetpile terhadap Deformasi Area Sekitar Timbunan pada Tanah Lunak Menggunakan Metode Partial Floating Sheetpile (PFS)

BAB III METODOLOGI 3.2. Metode Pengumpulan Data Data Primer

BAB III METODOLOGI. Adapun yang termasuk dalam tahap persiapan ini meliputi:

BAB 4 ANALISA DAN PENGOLAHAN DATA

PERKUATAN KOLOM YANG MIRING AKIBAT GEMPA BUMI

BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Pemerintah Provinsi DKI Jakarta menyiapkan pembangunan rumah susun

DAFTAR ISI. i ii iii iv

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

Analisis Kinerja Fondasi Kelompok Tiang Bor Gedung Museum Pendidikan Universitas Pendidikan Indonesia

Laporan Tugas Akhir (KL-40Z0) Desain Dermaga General Cargo dan Trestle Tipe Deck On Pile di Pulau Kalukalukuang Provinsi Sulawesi Selatan

EVALUASI STRUKTUR ATAS JEMBATAN GANTUNG PEJALAN KAKI DI DESA AEK LIBUNG, KECAMATAN SAYUR MATINGGI, KABUPATEN TAPANULI SELATAN

SKRIPSI. Disusun untuk memenuhi persyaratan memperoleh gelar Sarjana Teknik pada Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Sebelas Maret

BAB III DATA DAN TINJAUAN DESAIN AWAL

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB IV METODE PERHITUNGAN MENGGUNAKAN SOFTWARE

III. METODE PENELITIAN. yang berasal dari daerah Karang Anyar, Lampung Selatan yang berada pada

ANALISA BEBAN GEMPA PADA DINDING BASEMENT DENGAN METODA PSEUDO-STATIK DAN DINAMIK

Pengaruh Kedalaman PVD Pada Analisis Konsolidasi Dengan Menggunakan Metode Elemen Hingga

BAB III METODE PENELITIAN. Proyek Jalan bebas Hambatan Medan Kualanamu merupakan proyek

Denny Nugraha NRP : Pembimbing : Ir. Asriwiyanti Desiani, MT. ABSTRAK

ANALISIS DAYA DUKUNG DAN PENURUNAN PONDASI MELAYANG (FLOATING FOUNDATION) PADA TANAH LEMPUNG LUNAK DENGAN MENGGUNAKAN SOFTWARE PLAXIS VERSI 8.

BAB I PENDAHULUAN. fisik menuntut perkembangan model struktur yang variatif, ekonomis, dan aman. Hal

ANALISIS KESTABILAN LERENG DENGAN ATAU TANPA PERKUATAN GEOTEXTILE DENGAN PERANGKAT LUNAK PLAXIS ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu masalah yang sedang dihadapi masyarakat di Provinsi Sumatera

ANALISA PONDASI PILE RAFT PADA TANAH LUNAK DENGAN PLAXIS 2D

BAB III METODE PENELITIAN. Mulai. Studi literatur. Pemodelan numerik Plaxis 2D. Input data 1. Geometri model 2. Parameter material

PENGARUH BENTUK DAN RASIO KELANGSINGAN PADA TIANG PANCANG YANG DIBEBANI LATERAL

PENGGUNAAN BORED PILE SEBAGAI DINDING PENAHAN TANAH

Reka Racana Jurusan Teknik Sipil Itenas No. 1 Vol. 4 Jurnal Online Institut Teknologi Nasional Maret 2018

ANALISIS ANGKA KEAMANAN (SF) LERENG SUNGAI CIGEMBOL KARAWANG DENGAN PERKUATAN SHEET PILE

JUDUL HALAMAN PENGESAHAN BERITA ACARA MOTTO DAN PERSEMBAHAN KATA PENGANTAR ABSTRAK DAFTAR ISI DAFTAR GAMBAR DAFTAR TABEL DAFTAR NOTASI DAFTAR LAMPIRAN

BAB IV ALTERNATIF DESAIN DAN ANALISIS PERKUATAN FONDASI

ANALISIS PONDASI JEMBATAN DENGAN PERMODELAN METODA ELEMEN HINGGA DAN BEDA HINGGA

Kelongsoran pada Bantaran Sungai Studi Kasus Bantaran Kali Ciliwung Wilayah Jakarta Selatan dan Timur

STABILITAS DERMAGA AKIBAT KENAIKAN MUKA AIR LAUT (STUDI KASUS: PELABUHAN PERIKANAN NUSANTARA PEMANGKAT KALIMANTAN BARAT)

DESAIN PONDASI TIANG DENGAN NAVFAC DAN EUROCODE 7 ABSTRAK

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

SOIL NAILING DAN ANCHOR SEBAGAI SOLUSI APLIKATIF PENAHAN TANAH UNTUK POTENSI LONGSOR DI STA RUAS JALAN MANADO-TOMOHON

Jl. Banyumas Wonosobo

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

TUGAS AKHIR. Diajukan sebagai syarat untuk meraih gelar Sarjana Teknik Strata 1 (S-1) Disusun oleh : TITIK ERNAWATI

Jurusan Teknik Sipil, Universitas Riau, Jl. HR Subrantas Km 12 Pekanbaru Riau 2

BAB III LANDASAN TEORI. Boussinesq. Caranya dengan membuat garis penyebaran beban 2V : 1H (2 vertikal

DAFTAR ISI. HALAMAN JUDUL ABSTRAK... i ABSTRACT... iii KATA PENGANTAR... v DAFTAR ISI... vii DAFTAR TABEL... xi DAFTAR GAMBAR...

2.2 Data Tanah D. YULIANTO 1. PENDAHULUAN

Transkripsi:

MODEL 2D PENGARUH GAYA HORIZONTAL ARUS PADA PEMECAH GELOMBANG DI TPI PANCER JAWA TIMUR Oleh: F. Novico dan Sahudin Pusat Penelitian dan Pengembangan Geologi Kelautan, Jl. Dr. Junjunan 236 Bandung, franto12@yahoo.com Diterima : 14-03-2011; Disetujui : 24-07-2011 SARI Perencanaan pemecah gelombang yang baik seharusnya dilakukan tidak hanya dengan mempertimbangkan aspek geologi dan geoteknik namun juga arus sebagai gaya horizontal yang bekerja pada pemecah gelombang. Berdasarkan desain pemecah gelombang pada penelitian terdahulu, maka dilakukan analisa pemodelan pemecah gelombang yang difokuskan pada parameter arus yang bekerja di struktur pemecah gelombang. Kecepatan arus ditransformasikan menjadi gaya horizontal untuk masing-masing skenario model, dimana model dibuat dalam bentuk dua dimensi elemen terbatas dengan analisis linear elastis untuk setiap skenario model. Model telah dibuat dengan menerapkan 8 meter tinggi pemecah gelombang dan 1kN/m 2 gaya horizontal untuk disimulasikan. Berdasarkan hasil yang didapatkan maka dapat diketahui bahwa perpindahan terbesar yang terjadi adalah sebesar 46,25 x 10-3 m. Sehingga gaya arus dapat dikatakan tidak menyebabkan keruntuhan atau perubahan yang besar pada struktur pemecah gelombang. Kata Kunci: Gaya Arus, Pemecah Gelombang TPI Pancer, Plaxis V.8.2 ABSTRACT Achieving a good design of a breakwater should be completed not only considering a geology and geotechnical aspect but also calculating a current as horizontal force. Based on previous breakwater design thus, it has been completed analysis of breakwater model where a model was created with concentrate within current force on breakwater. Current velocity is transformed to horizontal force where two dimension finite element and linear elastic model were applied for each model scenarios. Model has been created within 8 meters high of breakwater and 1 kn/m 2 of current force to be simulated. Based on the result, it can be seen the biggest displacement that occurred 46,25*10-3 m. Therefore, the breakwater does not have a big deformation or failure that caused by current force. Keywords: Current forces, Breakwater, TPI Pancer, Plaxis V.8.2 PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian rencana konstruksi pemecah gelombang pada Tempat Pelelangan Ikan (TPI) Pancer-Jawa Timur (Gambar 1) terhadap penurunan akibat berat pemecah gelombang telah dilakukan oleh Novico dan Geurhaneu (2010). Berdasarkan hasil tersebut dapat diketahui bahwa dimensi rencana pemecah gelombang cukup aman diletakkan pada bagian barat Teluk Pancamaya. Kondisi sedimen dasar pada sekitar lokasi secara umum merupakan sedimen yang bersifat non kohesif, Novico dan Geurhaneu 2010. Berdasarkan penelitian 97

tersebut dihasilkan nilai penurunan sebesar 72,77*10-3 m. PLAXIS versi 8.2 merupakan software pemodelan geoteknik yang sangat umum digunakan dalam dunia perancangan sruktur yang berhubungan dengan tanah. Hasil penelitian oleh Novico dkk (2006) tentang perencanaan pemecah gelombang batu sisi miring dan juga analisis penurunan pemecah gelombang yang dibuat oleh Novico dan Geurhaneu (2010), tentang penurunan sedimen permukaan laut akibat beban pemecah gelombang dengan software PLAXIS versi 8.2 telah dilakukan. Makalah ini akan membahas masalah yang lebih detail mengenai pengaruh arus yang bekerja pada tubuh pemecah gelombang sehingga dapat diketahui besarnya perpindahan yang terjadi pada rencana pemecah gelombang tersebut. Tujuan Penelitian Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui perpindahan pemecah gelombang akibat arus dengan melakukan pemodelan sederhana elemen terbatas menggunakan software PLAXIS versi 8.2 (2002). Permasalahan dan Batasan Dalam penelitian ini, gaya horizontal didapatkan dari transformasi nilai kecepatan arus, dengan asumsi penggunaan formula transformasi yang terdapat dalam Tomlinson dan Woodward (2008) dapat dipergunakan. Kecepatan Arus Pengukuran arus dilakukan pada lokasi sekitar rencana pemecah gelombang yaitu di koordinat 113 59 58 dan 08 35 35 dengan menggunakan alat current meter pada tiga kedalaman berbeda yaitu 6 m (arus permukaan), 18 m (arus menengah) dan 24 m, dimana 24 meter dianggap arus dalam. Kecepatan arus didapatkan dari hasil survey (PPPGL, Novico, F., Sahudin., Usman, E., Hartono., Latuputy, G., Geurhaneu, N.Y., Harkins, F.X., 2004). Berdasarkan hasil survey tersebut dapat diketahui bahwa kecepatan arus permukaan berkisar antara 0,01 0,49 m/detik dengan arah dominan pada saat surut menunjukkan arah relatif ke baratdaya dan pada saat slack (surut terendah) arah arus relatif ke tenggara, sedangkan pada saat pasang Gambar 1. Lokasi Rencana Pemecah Gelombang (Google Earth, 10 Maret 2006) 98

memperlihatkan arah utara relatif timurlaut kemudian berbelok kearah utara pada saat slack (pasang tertinggi). Kondisi kecepatan arus menengah berkisar antara 0,02 0,20 m/detik dengan arah dominan yang berubah-ubah. Pada saat surut arus masih relatif menunjukkan arah baratdaya dan pada saat slack (surut terendah) berbelok ke arah timurlaut, sedangkan pada saat pasang memperlihatkan arah ke timur laut dan pada saat slack (pasang tertinggi) arah arus ke barat daya. Kondisi kecepatan arus dalam antara 0,01 0,32 m/det dengan arah yang hampir sama dengan kondisi arus menengah. Morfologi permukaan dasar laut pada areal sekitar rencana pemecah gelombang merupakan daerah yang landai. Pada daerah tersebut kedalaman dasar laut kurang dari 30 m namun pada daerah di luar teluk kondisi morfologi sangat curam dengan kedalaman lebih dari 100 m. METODE Metode analisis perpindahan pada model pemecah gelombang menggunakan metode elemen terbatas dengan analisis linear elastis. Metode tersebut dilakukan dengan menggunakan software PLAXIS versi 8.2 Kondisi ini tepat diaplikasikan untuk kondisi struktur tidak berpori pada lapisan tanah yang bersifat teraliri (drain). PEMODELAN Analisis pemodelan diawali dengan memasukkan parameter pemecah gelombang, tanah dan kecepatan arus di dalam model kemudian dilakukan dengan pembuatan skenario untuk pembangunan pemecah gelombang dan terakhir adalah analisis hasil, seperti terlihat pada bagan alir pemodelan (Gambar 2). Dimensi model pemecah gelombang disamakan dengan model sebelumnya yang telah dibuat oleh Novico dan Geurhaneu, 2010. Pada model tersebut dapat diketahui bahwa ketinggian Gambar 2. Diagram alir pemodelan 99

pemecah gelombang adalah 8 meter dari permukaan dasar laut terdalam (Gambar 3). Kondisi air laut tertinggi yang direncanakan pada pemecah gelombang adalah 6.meter. Aplikasi model dilakukan tiap 1 meter ketebalan pemecah gelombang dengan asumsi pelaksanaan konstruksi pemecah gelombang tiap 1 meter tinggi (Novico dan Geurhaneu, 2010). Seperti diterangkan pada paragraf sebelumnya bahwa analisis model dilakukan menggunakan metode linear elastis. Kondisi tersebut dilakukan berdasarkan pada pendekatan Hukum Hooke sebagai berikut; pori dari elemen-elemen struktur tersebut. Dimensi pemecah gelombang yang dibuat menggunakan dimensi pemecah gelombang yang telah dibuat sebelumnya oleh Novico dan Geurhaneu (2010) seperti dapat dilihat pada Tabel 1, dimana ukuran tersebut diaplikasikan di dalam model. Input data pada model, Tabel 1 dan Gambar 2 diaplikasikan sesuai dengan rencana dimensi pemecah gelombang (PPPGL, Novico, F., Sahudin., Usman, E., Hartono., Latuputy, G., Geurhaneu,N.Y., Harkins, F.X., 2004). Pada model ini berat struktur pemecah gelombang Pada kondisi elastis, dua parameter yang digunakan adalah Young s modulus (E) dan rasio poisson efektif, ν. Hubungan antara nilai Young s modulus (E) dan beberapa nilai modulus kekakuan, seperti nilai modulus kekakuan geser (G), modulus kekakuan terbesar (K) dan modulus oedometer (E oed ) diberikan seperti di bawah (Brinkgreve, R B J et al, 2003); diasumsikan sama dengan berat jenis beton. Data lapisan tanah didapatkan dari contoh tanah tidak terganggu (undisturbed sample) yang diambil pada lokasi pemboran dan diaplikasikan pada tiap lapisan tanah. Arus laut diasumsikan sebagai gaya horizontal yang merupakan beban titik. Transformasi kecepatan arus menjadi gaya horizontal dilakukan dengan menggunakan formula : F= 0,5*Cd*ρ*V 2 *A (Tomlinson dan Woodward, 2008). Selanjutnya Giroud (1972) serta Poulos and Davis (1974) menjelaskan tentang solusi elastisitas. Penggunaan model linear elastis untuk perhitungan material sangat tepat digunakan untuk memodelkan perilaku dari struktur yang memiliki kekuatan sangat tinggi dibandingkan kekuatan tanah dan biasanya digunakan bersamaan dengan jenis material tidak berpori untuk menghilangkan tekanan air Dimana; F = Gaya gesek (kn) Cd = Koefisien gaya gesek (berhubungan dengan Reynolds Number) ρ = Berat Jenis Air (ton/m 3 ) V = Kecepatan Arus (m/det) A = Area yang dilalui (m 2 ) Berdasarkan perhitungan menggunakan formula tersebut maka didapatkan nilai gaya horizontal akibat kecepatan arus maksimum adalah kurang dari 1 kn untuk itu, diasumsikan 100

Tabel 1. Dimensi Pemecah gelombang No Bagian Ukuran (m) 1 Tinggi pemecah gelombang 8,00 2 Lebar puncak pemecah gelombang 3,00 3 Lebar dasar pemecah gelombang 11,00 4 Tinggi kaki pemecah gelombang 1,00 5 Lebar kaki pemecah gelombang 2,50 nilai gaya horizontal yang digunakan pada model adalah sebesar 1 kn/m 2. Model dua dimensi (2D) elemen terbatas telah dibuat seperti terlihat pada Gambar 3, (Novico dan Geurhaneu, 2010. Satuan ukuran dalam model adalah meter dengan batasan ketinggian model +8 hingga -20 dan lebar sepanjang 33 meter dari batas tertutup bagian kanan hingga kiri model. Parameter tanah diambil berdasarkan hasil analisis laboratorium geoteknik, sementara parameter beton diambil dari model yang telah dilakukan oleh Novico dan Geurhaneu (2010) seperti tertera pada Tabel 2. Lapisan tanah dibagi menjadi tiga lapisan berbedayang didasarkan oleh hasil pengamatan sampel terganggu (disturbed sample) dan hasil pengukuran Standar Penetration Test (SPT) PPPGL (2004). Analisis model yang diaplikasikan pada software PLAXIS adalah dengan melakukan penambahan gaya horizontal yang bekerja untuk setiap lapis pemecah gelombang yang dipasang. Gaya horizontal yang diterapkan selesai setelah pemasangan lapisan ke-6 dari tubuh pemecah gelombang dan dilanjutkan dengan menyelesaikan lapisan selanjutnya hingga ketinggian pemecah gelombang mencapai +8 meter dari permukaan laut. Gambar 3. Model finite element (hasil set up dari Plaxis) 101

Tabel 2. Input model Parameter Name Unit Lapisan Tanah Material model Type of behaviour Unit weight upper phreatic level Unit weight below phreatic level Horizontal permeability Vertical permeability Young s modulus Poisson s ratio Shear Modulus Model Type γ unsat γ sat k x k y E ref V G - - kn/m 3 kn/m 3 m/day m/day kn/m 2 - kn/m 2 L. Elastic Undrained 18.0 20.11 1E -03 1E -03 1,3E +04 0.30 5000 Pemecah Gelombang L. Elastic Non Porous 24 - - - 1,35E 6 0,35 5E 5 HASIL DAN PEMBAHASAN Perpindahan Total (Total Displacement) Seperti yang telah disampaikan pada paragraf sebelumnya, bahwa gaya horizontal yang diasumsikan bekerja pada model ini adalah hasil transformasi kecepatan arus. Dengan memasukkan parameter kecepatan maksimum hasil penyelidikan lapangan, data berat jenis air laut dan parameter tanah hasil uji laboratorium maka dapat dibuat skenario pemodelan seperti pada Gambar 4A hingga Gambar 4G. Masing-masing skenario dibuat dengan asumsi pekerjaan pembangunan pemecah gelombang melalui tahapan-tahapan seperti terdapat pada Tabel 3. Berdasarkan hasil pemodelan maka dapat diketahui total besarnya perubahan untuk masing-masing tahapan kegiatan seperti yang terdapat pada Tabel 4. Pada Tabel 4, terlihat jelas bahwa, tekanan horizontal yang terjadi akibat kecepatan arus untuk tiap tahapan mulai dari tahap ke-1 (Gambar 4A) hingga tahap ke-7 (Gambar. 4G) tidak banyak menimbulkan perubahan pada tubuh pemecah gelombang, namun tetap saja memberikan perubahan untuk posisi pemecah gelombang itu sendiri. Kondisi tubuh pemecah gelombang pada lapisan pertama (+1m) menunjukkan tekanan terpusat pada tubuh pemecah gelombang bagian tengah dan tanah bawah tubuh pemecah gelombang dan daerah pada jarak 6 meter dari kaki pemecah gelombang. Kondisi ini terus berlangsung hingga pemecah gelombang selesai dibangun, Gambar 4A-4F. Pusat displacement tersebar pada Tabel 3. Skenario Model No Skenario Analisis Tahapan 1 Lapisan 1m + 2Gaya Arus 2 Lapisan 2m + 3Gaya Arus 3 Lapisan 3m + 4Gaya Arus 4 Lapisan 4m + 5Gaya Arus 5 Lapisan 5m + 6Gaya Arus 6 Lapisan 6m + 7Gaya Arus 7 Lapisan 8m +7Gaya Arus 102

Gambar 4A. Model Deformasi Pemecah Gelombang (Tahap 1) Gambar 4B. Model Deformasi Pemecah Gelombang (Tahap 2) 103

Gambar 4C. Model Deformasi Pemecah Gelombang (Tahap 3) Gambar 4D. Model Deformasi Pemecah Gelombang (Tahap 4) 104

Gambar 4E. Model Deformasi Pemecah Gelombang (Tahap 5) Gambar 4F. Model Deformasi Pemecah Gelombang (Tahap 6) 105

Gambar 5. Penampang pada sisi miring pemecah gelombang (penampang A-A*) tubuh pemecah gelombang, terutama pada bagian atas dan terus menurun ke arah bawah, Gambar 4G. Gaya-gaya Pada Penampang A-A*Pada Sisi Luar Pemecah Gelombang Setelah mengetahui total displacement pada pemecah gelombang, maka untuk mendapatkan gambaran yang lebih jelas tentang besarnya pengaruh gaya horizontal akibat kecepatan arus, maka dibuat penampang untuk sisi miring pemecah gelombang bagian luar atau potongan A-A* (Gambar 5). Pada penampang A-A*, dapat diketahui bahwa perpindahan vertikal memiliki nilai yang lebih besar dari pada perpindahan horizontal (Gambar 6). Dengan nilai 18,95*10-3 m untuk perpindahan vertikal dan 2,16*10-3 m untuk perpindahan horizontal, ini berarti struktur bangunan cukup kuat menahan gaya horizontal yang disebabkan oleh kecepatan arus. Tabel 4. Total displacement No Tahap Total displacement pada bagian melintang pemecah gelombang (meter) 1 Lapisan 1m + 2Gaya Arus (Gbr.4A) 6,42*10-3 2 Lapisan 2m + 3Gaya Arus (Gbr. 4B) 14,23*10-3 3 Lapisan 3m + 4Gaya Arus (Gbr. 4C) 20,87*10-3 4 Lapisan 4m + 5Gaya Arus (Gbr. 4D) 26,60*10-3 5 Lapisan 5m + 6Gaya Arus (Gbr. 4E) 31,52*10-3 6 Lapisan 6m + 7Gaya Arus (Gbr. 4F) 35,68*10-3 106

a. Ekstrem Gaya Vertikal b. Ekstrem Gaya Horizontal Gambar 6. Gaya yang bekerja pada sisi miring pemecah gelombang (penampang A-A*) KESIMPULAN Kecepatan arus pada Teluk Pancamaya telah ditransformasikan menjadi gaya horizontal yang digunakan sebagai gaya yang bekerja pada model elemen terbatas pemecah gelombang. Model geoteknik menggunakan software Plaxis versi 8 untuk mengetahui gaya horizontal akibat kecepatan arus yang bekerja pada pemecah gelombang memberikan gambaran yang cukup baik tentang besarnya perpindahan total yang terjadi. Dengan nilai total perpindahan 46,25*10-3 m maka dapat dikatakan pengaruh gaya horizontal akibat kecepatan arus tidak menyebabkan perubahan pada rencana pemecah gelombang. Nilai perubahan tersebut dapat dikatakan tidak menimbulkan perubahan berarti dikarenakan perbandingan penurunan yang terjadi hanya 4.625 cm dengan tinggi total pemecah gelombang sebesar 8 meter yang berarti penurunan yang terjadi hanya sebesar 0.578% kurang dari 2.5%. Untuk penelitian selanjutnya disarankan perlu dibuat analisis dengan mengkombinasikan gaya-gaya yang mungkin bekerja pada pemecah gelombang seperti gaya horizontal dari gelombang ekstrem dan gaya yang disebabkan oleh gempa bumi. ACUAN Brinkgreve, R B J et al. PLAXIS Version 8.2 Material Models Manual. 2003 : n. pag. Print. Giroud, J.P., 1972. Tables pour le calcul des foundations. Vol.1, Dunod, Paris. PPPGL, Novico, F., Sahudin., Usman, E., Hartono., Latuputy, G., Geurhaneu,N.Y., Harkins, F.X., 2004. Penyelidikan Aspek Geologi dan Geofisika Perairan Banyuwangi, Puslitbang Geologi Kelautan, Bandung. Laporan Intern. Tidak dipublikasi. Novico, F. dan Geurhaneu, N.Y., 2010. Model Penurunan Sedimen Permukaan Dasar Laut Pada Dasar Rencana Pemecah Gelombang Di Teluk Pancamaya Banyuwangi-Jawa Timur. Jurnal Geologi Kelautan Volume 8, No.1, April 2010, Bandung. Novico, F., Budiono.,K, dan Geurhaneu, N.Y., 2006. Pra Rencana Desain Pemecah Gelombang Sisi Miring (Batu Alam) Pada Pelabuhan Ikan Pancer Banyuwangi. 107

Jurnal Geologi Kelautan, Vol.4, No.2, Agustus 2006, Bandung. Poulos, H.G. and E.H. Davis. 1974. Elastic Solutions for Soil and Rock Mechanics. John Wiley & Sons Inc., New York. PLAXIS Versi 8.2, Geotechnical Software, 2002, Delft Netherlands. Tomlinson, M.J. and J. Woodward. 2008. Pile Design and Construction Practice, New York. 108