BAB I PENDAHULUAN. dapat terhindarkan. Kita sebagai manusia tidak dapat melawannya. Terdapat beberapa

dokumen-dokumen yang mirip
ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. yang bersaing, 3) Fasilitas yang disediakan, dan 4) Promosi yang. melirik bisnis ini sebagai sarana berinvestasinya, mengakibatkan

BAB I PENDAHULUAN. Saat ini dengan adanya penanggulangan terhadap resiko-resiko seperti mengalami

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha

BAB I PENDAHULUAN. Bandung merupakan sebuah kota yang sedang berkembang. Sejalan dengan

BAB I PENDAHULUAN. Pada era globalisasi sekarang ini, persaingan di dalam dunia usaha menjadi

BAB 1 PENDAHULUAN. dari sudut pandang ruang dan waktu. Persaingan yang ketat inipun tidak hanya

II. LANDASAN TEORI. Berikut adalah beberapa definisi asuransi menurut beberapa sumber :

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemilihan Judul

BAB I PENDAHULUAN UKDW. menggunakan produk atau jasa dari perusahaan. harus mampu menciptakan, memelihara, melindungi dan membangun image

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

ABSTRAK. Kata Kunci : Personal Selling, Keputusan pembelian. Universitas Kristen Maranatha

BAB V PENUTUP. mikro pada Bank Syariah Mandiri KCP Wirobrajan, dengan mengambil

BAB 1 PENDAHULUAN. Hidup ini penuh dengan ketidakpastian. Bahkan, kematian pun tidak bisa diprediksi.

Promosi adalah suatu kegiatan bidang marketing yang merupakan komunikasi yang dilaksanakan perusahaan kepada pembeli atau konsumen yang memuat

BAB I PENDAHULUAN. selain perbankan, industri asuransi jiwa meyakinkan Indonesia bahwa asuransi

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan hidup manusia yang senantiasa berubah-ubah dengan

BAB I PENDAHULUAN. pemasaran terdapat berbagai permasalahan yang penting dan harus segera diselesaikan,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PENDAHULUAN. Sebagaimana kita ketahui, dewasa ini persaingan antara perusahaan semakin

PEMASARAN DAN STRATEGI PERSONAL SELLING

BAB I PENDAHULUAN. Laju perkembangan ekonomi syari ah di Indonesia dari hari ke hari mengalami

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan perekonomian Indonesia telah membawa dampak di seluruh

BAB 1 PENDAHULUAN. Dalam perkembangan dunia usaha yang sangat kompetitif menuntut perusahaan

BAB 1 PENDAHULUAN. dirasakan semakin berkembang. Hal tersebut terjadi seiring dengan pengaruh

BAB I PENDAHULUAN. Dalam rangka pembangunan ekonomi negara kita masa kini dan masa

BAB I PENDAHULUAN. Tenggara atau yang lebih dikenal dengan sebutan MEA (MasyarakatE konomi

BAB I PENDAHULUAN UKDW. konsumen motor di Indonesia adalah motor jenis matic. kemewahan, teknologi tinggi untuk meningkatkan kenyamanan.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. satu pada salah satu ujungnya dan berisi tulisan atau gambar. Setiap sisi dari

BAB I PENDAHULUAN. Hal ini mendorong perusahaan untuk memenuhi akan permintaan suatu. kebutuhan. Dalam memenuhi perusahaan tersebut perusahaan harus

BAB 1 PENDAHULUAN. Tabel 1.1 Data Kebutuhan Konsumen

DAFTAR ISI ABSTRAK... i KATA PENGANTAR... ii. UCAPAN TERIMAKASIH... iii DAFTAR ISI... v DAFTAR TABEL... viii

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia saat ini sedang giat-giatnya melakukan pembangunan di berbagai

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Dengan berkembangnya perekonomian, semakin berkembang pula kegiatan

ABSTRAK. Kata Kunci: Periklanan, Niat beli. Universitas Kristen Maranatha i

BAB I PENDAHULUAN. Terdapat strategi baru bagi perusahaan untuk mempertahankan pelanggan dan untuk

BAB I PENDAHULUAN. produk atau jasa di perusahaan dikenal oleh masyarakat serta dapat

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia setelah pemerintah mengeluarkan deregulasi pada tahun 1980-an

BAB I PENDAHULUAN. Perusahaan industri makanan ringan di Indonesia saat ini tengah bersaing ketat,

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemilihan Judul

Strategi Promosi Dalam Upaya Meningkatkan Produk Tabungan Tandamata My First Pada Bank BJB Kantor Cabang Pembantu Rancaekek

BAB I PENDAHULUAN. Seiring dengan kemajuan teknologi yang makin modern, masyarakat juga

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Pendahuluan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil penilitian berikut pembahasan yang telah dilakukan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Di tengah krisis ekonomi yang berkepanjangan, membuat setiap masyarakat

BAB I PENDAHULUAN. Pemasaran sekarang ini tidak hanya sekedar menciptakan produk yang berkualitas

BAB I PENDAHULUAN. Seiring dengan perkembangan industri real estate yang sangat pesat karena

properti, kesehatan dan lain sebagainya mendapatkan penggantian dari kejadiankejadian

ABSTRAK PERANAN ANGGARAN BIAYA PROMOSI SEBAGAI ALAT BANTU PENGENDALIAN MANAJEMEN DALAM MENINGKATKAN PENJUALAN

BAB I PENDAHULUAN. positif pada perkembangan sektor perdagangan. Kondisi tersebut sejalan dengan

BAB I PENDAHULUAN. melihat perkembangan pertanian dari setiap generasi. Di lain pihak perkembangan

1.1 Latar Belakang Masalah

Strategi Promotion (Promosi)

Setelah mempelajari Bab ini

BAB I PENDAHULUAN. grafik penjualannya nyaris tak pernah turun, tak terpengaruh tren kenaikan harga

BAB IV ANALISIS STRATEGI PEMASARAN SIMPANAN DAN PEMBIAYAAN KOPERASI JASA KEUANGAN SYARIAH (KJKS) MANFAAT SURABAYA

BAB I PENDAHULUAN. memberikan kepuasan kepada pelanggan atas produk yang di hasilkannya,

Lampiran 3. Uji validitas dan Reliabilitas Instrumen Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Krisis Moneter yang akhir-akhir ini melanda kebanyakan negara. berkembang di kawasan Asia Pasifik, elah membawa pengaruh buruk bagi

BAB I PENDAHULUAN. senang menggunakan pakaian yang bermotif batik baik digunakan saat santai, kuliah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. bidang usaha semakin ketat, tidak terkecuali usaha dibidang makanan. Usaha

BAB I PENDAHULUAN. membawa banyak sekali perubahan pada sistem pemasaran perusahaan. Persaingan

ABSTRAK. variabel terikat yaitu citra PT. Equity Financial Solution Cabang Cirebon. Hasil temuan penelitian menunjukkan bahwa produk (X 1

BAB I PENDAHULUAN. sekarang ini antar perusahaan bersaing ketat memperebutkan perhatian konsumen

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan industri kreatif saat ini telah memasuki era yang sangat

BAB I PENDAHULUAN. cepat berkembang dan mendorong seleksi alamiah dimana suatu perusahaan yang

BAB I PENDAHULUAN. penentu bagi perkembangan sosial dan ekonomi ke arah kondisi yang lebih baik,

BAB IV PERAN AGEN DALAM PENINGKATAN VOLUME PENJUALAN POLIS ASURANSI KERUGIAN

BAB I PENDAHULUAN. Banyak strategi yang dapat dilakukan oleh perusahaan untuk

Mata Kuliah. - Markom Industry Analysis- Pemahaman Dan Kajian Tentang Strategi, Taktik & Aplikasi Perusahaan Markom 2. Ardhariksa Z, M.Med.

BAB I PENDAHULUAN. Asuransi jiwa sering dihubungkan dengan proses penjualan (sales process),

BAB I PENDAHULUAN. dan sekaligus kemampuannya mendapatkan laba. Saat ini perusahaan harus dapat. kebutuhan, keinginan, dan harapan masyarakat.

BAB I PENDAHULUAN. Chan (2003) mendefinisikan relationship marketing sebagai pengenalan

Universitas Kristen Maranatha

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEPUTUSAN NASABAH DALAM MENGAMBIL KREDIT PADA PT. BANK PERKREDITAN RAKYAT (BPR) GENTENG DI GENTENG BANYUWANGI

BAB I PENDAHULUAN. sasaran agar produknya dapat diterima dan bertahan di pasar yang memiliki persaingan

BAB I PENDAHULUAN. Bersamaan dengan semakin majunya teknologi dan perkembangan yang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB IV PEMBAHASAN. A. Analisis Strategi Pemasaran Produk Asuransi Pendidikan di AJB. Bumiputera Syari ah Cabang Pekalongan.

BAB I PENDAHULUAN. perkembangannya di dunia termasuk di Indonesia. Ini disebabkan kebutuhan

LANDASAN TEORI. memberikan informasi mengenai barang atau jasa dalam kaitannya dengan. memuaskan kebutuhan dan keinginan manusia.

Bab I PENDAHULUAN UKDW. percaya diri ketika akan memasuki dunia kerja.

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan. 2 Berdasarkan wawancara dengan Nia, mahasiwa UKSW pada hari Minggu 11 Desember

BAB I PENDAHULUAN. Industri yang sedang berkembang pesat di Indonesia menarik beberapa

BAB I PENDAHULUAN. Pada era globalisasi saat ini, manajer harus mampu mengelola perusahaan dengan

BAB I PENDAHULUAN. rentan terhadap kompetisi didalamnya. Untuk dapat bertahan dalam persaingan yang semakin

PENGARUH PERSONAL SELLING MARKETING DEPARTMENT TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN KONSUMEN DI HOTEL ASTON MARINA JAKARTA

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Seperti yang kita ketahui, yang namanya sakit, kecelakaan, dan kematian tidak dapat terhindarkan. Kita sebagai manusia tidak dapat melawannya. Terdapat beberapa resiko yang mungkin timbul seperti resiko kematian, resiko kecelakaan, resiko cacat badan, dan lain-lain. Semua resiko tersebut tidak dapat diketahui dengan pasti kejadiannya dan bahkan dapat timbul secara tiba-tiba. Untuk mengantisipasi resiko yang telah disebutkan di atas, maka muncul suatu perusahaan asuransi jiwa. Perusahaan asuransi jiwa merupakan pelimpahan resiko dari pihak pembeli polis asuransi (nasabah) kepada pihak penjual asuransi (perusahaan asuransi). Untuk pelimpahan resiko ini haruslah melalui prosedur terlebih dahulu untuk kemudian seseorang atau suatu institusi menjadi nasabah. Dalam hal ini, konsumen (nasabah) sebagai pihak terjamin harus membayar sejumlah uang (premi) sesuai dengan yang telah disepakati kepada perusahaan asuransi sebagai pihak penjamin. Kemudian perusahaan asuransi memiliki kewajiban untuk membayar sejumlah uang apabila nasabah mengalami peristiwa yang belum jelas akan terjadi yang berkaitan dengan kesehatan, misalnya sakit ataupun terjadi kecelakaan. Perusahaan asuransi sebenarnya bukanlah suatu lembaga yang baru didirikan. Di Indonesia ini, bahkan sudah banyak perusahaan asuransi yang didirikan, baik itu yang berasal dari dalam negeri ataupun yang berasal dari luar negeri (joint venture). Dalam perkembangannya, perusahaan asuransi juga mulai untuk mengembangkan produknya, tidak hanya bertumpu pada jenis kesehatan atau kecelakaan saja. Kini berbagai produk Universitas Kristen Maranatha 1

sudah dikembangkan oleh perusahaan asuransi seperti asuransi kendaraan, asuransi untuk masa depan (hari tua), asuransi pendidikan anak, asuransi modal investasi, dan masih banyak lagi. Akan tetapi, dalam mencapai tujuannya mendapatkan konsumen (nasabah), perusahaan asuransi ternyata tidak dapat berjalan dengan mudah. Terdapat beberapa persepsi atau hambatan yang membuat perusahaan asuransi kurang berkembang. Misalnya, ada sebagian orang yang menganggap bahwa asuransi merupakan suatu penipuan yang hanya menginginkan uang saja karena nasabah diwajibkan untuk membayar sejumlah uang (premi) tertentu setiap periode waktu yang telah ditetapkan dan pembayarannya harus tepat waktu. Ada juga sebagian orang yang beranggapan bahwa mengikuti program asuransi akan menambah biaya beban hidupnya karena diwajibkan untuk membayar sejumlah uang (premi) tertentu. Dan bahkan, ada juga yang berpendapat bahwa dengan ikut program asuransi maka sama saja dengan mempercepat kematiannnya. Pada tahun 1998, terjadi peristiwa yang menghebohkan di Indonesia. Peristiwa tersebut terjadi pada tanggal 13 15 Mei 1998 di mana terjadi kerusuhan besar-besaran di Jakarta yang menginginkan Bapak Soeharto yang pada waktu itu menjabat sebagai Presiden Republik Indonesia untuk mengundurkan diri dari jabatannya sebagai Presiden. Kerusuhan tersebut berupa demonstrasi besar-besaran, pembakaran, penjarahan, pemukulan, dan bahkan yang sangat menyedihkan adalah terjadinya pemerkosaan atas etnis Tionghoa. ( Mengenang Kerusuhan Mei 1998 www.kompas.com/kompascetak/0305/14/opini/312320.htm-38k) Akibat adanya kerusuhan besar-besaran tersebut, masyarakat Indonesia mulai menyadari bahwa perlunya mendapatkan perlindungan dengan cara membeli asuransi sehingga dapat melimpahkan sebagian resiko yang akan dialaminya. Biasanya, apabila Universitas Kristen Maranatha 2

seseorang sudah mengalami kecelakaan, maka ia baru menyadari bahwa ia seharusnya membeli asuransi yang dapat melindunginya. Dengan semakin banyaknya orang yang menyadari bahwa mereka membutuhkan perlindungan dalam bentuk pembelian asuransi, maka perusahaan asuransi pun mulai melakukan berbagai rencana dan strategi untuk mendapatkan sebanyak-banyaknya nasabah. Biasanya, strategi yang paling banyak dilakukan untuk mendapatkan calon nasabah yaitu dengan melakukan bauran promosi, dengan cara menggunakan personal selling (penjualan pribadi). Hampir semua perusahaan asuransi menggunakan personal selling karena personal selling merupakan bauran promosi yang paling efektif digunakan pada perusahaan jasa untuk meningkatkan volume penjualan. Dalam perusahaan asuransi, aktivitas personal selling dilakukan melalui wiraniaga (agen). Agen diharapkan dapat memperkenalkan produk-produk perusahaan asuransi dan memberikan informasi serta menjelaskan manfaat asuransi kepada calon nasabah sehingga calon nasabah tidak akan memiliki persepsi yang salah lagi. Dengan menggunakan agen pula, maka dapat langsung bertatap muka dengan calon nasabah sehingga agen dapat langsung melihat dan mengetahui sikap calon nasabah dan dapat dengan sigap melakukan strategi terhadap sikap calon nasabah untuk meyakinkan calon nasabah tersebut untuk membeli asuransi. Di samping itu, calon nasabah dapat berkonsultasi dan bertanya langsung kepada agen sehingga calon nasabah lebih mengerti dan lebih memahami produk yang ditawarkan oleh agen. Dengan mengetahui berbagai manfaat personal selling, maka sebagian besar perusahaan asuransi menggunakan personal selling melalui wiraniaga (agen) sebagai salah satu cara untuk mendapatkan nasabah dan meningkatkan volume penjualan perusahaan. Universitas Kristen Maranatha 3

Walaupun demikian, lebih baik apabila perusahaan asuransi melakukan promosi lainnya di samping menggunakan personal selling, misalnya advertising. PT Asuransi Jiwa Manulife Indonesia merupakan salah satu perusahaan yang bergerak di bidang asuransi. PT Asuransi Jiwa Manulife Indonesia melakukan strategi personal selling dengan menggunakan wiraniaga (agen) untuk mendapatkan nasabah, meningkatkan volume penjualan, serta memperkuat citra perusahaan di benak masyarakat. Hal ini dilakukan dengan cara memberikan informasi yang sesuai dengan kebutuhan masyarakat serta dengan cepat dan tanggap menjawab semua pertanyaan yang diberikan oleh calon nasabah. Di samping itu, agen juga mempertahankan hubungan baik dengan nasabah yang sudah ada dengan cara tetap melakukan hubungan dengan nasabah; seperti memberitahukan apabila ada peraturan baru, memberitahukan apabila ada acara-acara yang diadakan oleh perusahaan, memberitahukan apabila ada program asuransi baru, serta selalu siap menjawab seluruh pertanyaan nasabah. Selain itu, PT Asuransi Jiwa Manulife Indonesia juga selalu mengalami perkembangan dalam jumlah agen. Jumlah agen semakin meningkat dari tahun ke tahun. Hal ini dikarenakan dengan bertambahnya jumlah agen, diharapkan akan meningkatkan volume penjualan perusahaan. Oleh karena itu, jumlah agen merupakan faktor dominan dari personal selling. Tanpa adanya wiraniaga (agen), maka tidak akan ada volume penjualan karena PT Asuransi Jiwa Manulife Indonesia hanya melakukan strategi personal selling. Berdasarkan uraian di atas, penulis tertarik untuk meneliti peranan personal selling terhadap volume penjualan pada PT Asuransi Jiwa Manulife Indonesia cabang Bandung dengan karya tulis yang berjudul Pengaruh Personal Selling Terhadap Peningkatan Volume Penjualan pada PT Asuransi Jiwa Manulife Indonesia cabang Bandung. Universitas Kristen Maranatha 4

1.2. Identifikasi Masalah Untuk meningkatkan dan mempertahankan volume penjualan diperlukan beberapa strategi pemasaran. Salah satu strategi yang dapat dilakukan yaitu melalui bauran promosi dengan menggunakan personal selling (penjualan pribadi). Dalam hal ini, perusahaan yang bergerak dalam bidang asuransi (jasa) harus lebih fokus terhadap promosi yang digunakan, khususnya personal selling yang dilakukan melalui wiraniaga (agen). Biasanya, agen menawarkan produk-produk asuransi secara langsung (tatap muka) dengan calon nasabah dengan cara melakukan perjanjian terlebih dahulu untuk bertemu antara agen dan calon nasabah. Dengan melakukan tatap muka, diharapkan agen dapat melakukan berbagai strategi sehingga calon nasabah tertarik dan akhirnya memutuskan untuk membeli produk asuransi yang telah ditawarkan. Di samping itu, jumlah agen juga memiliki pengaruh terhadap volume penjualan. Semakin banyak agen, semakin banyak pula calon nasabah yang ditawarkan produk asuransi. Hal ini menyebabkan semakin besar pula bertambahnya volume penjualan. Dengan demikian, diharapkan agen dapat membantu perusahaan untuk mendapatkan nasabah sehingga dapat meningkatkan volume penjualan. Sehingga dapat dikatakan bahwa agen merupakan faktor dominan dari personal selling. Dari uraian di atas, maka penulis mengidentifikasikan beberapa permasalahan sebagai berikut: 1. Bagaimana pelaksanaan personal selling yang dilakukan oleh PT Asuransi Jiwa Manulife Indonesia cabang Bandung? 2. Bagaimana jumlah wiraniaga PT Asuransi Jiwa Manulife Indonesia cabang Bandung? 3. Bagaimana volume penjualan PT Asuransi Jiwa Manulife Indonesia cabang Bandung? Universitas Kristen Maranatha 5

4. Bagaimana hubungan antara personal selling dengan peningkatan volume penjualan pada PT Asuransi Jiwa Manulife Indonesia cabang Bandung? 1.3. Tujuan Penelitian Tujuan dilakukannya penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Untuk mengetahui bagaimana pelaksanaan personal selling yang dilakukan oleh PT Asuransi Jiwa Manulife Indonesia cabang Bandung. 2. Untuk mengetahui bagaimana jumlah wiraniaga PT Asuransi Jiwa Manulife Indonesia cabang Bandung. 3. Untuk mengetahui bagaimana volume penjualan PT Asuransi Jiwa Manulife Indonesia cabang Bandung. 4. Untuk mengetahui bagaimana hubungan antara personal selling dengan peningkatan volume penjualan pada PT Asuransi Jiwa Manulife Indonesia cabang Bandung. 1.4. Kegunaan Penelitian 1. kegunaan praktis Bagi PT Asuransi Jiwa Manulife Indonesia, diharapkan hasil penelitian ini dapat memberikan masukan yang berguna sehingga dapat memberikan keuntungan bagi perusahaan. 2. kegunaan akademik Penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi terhadap ilmu yang telah didapat dan untuk meningkatkan wawasan serta pengetahuan mengenai penerapan promosi khususnya personal selling. Universitas Kristen Maranatha 6

1.5. Kerangka Pemikiran Menghadapi persaingan antara perusahaan yang semakin marak terjadi, maka setiap perusahaan akan melakukan berbagai macam strategi untuk meningkatkan penjualan serta untuk dapat bersaing dengan para pesaing. Dalam bidang asuransi, salah satu cara yang dipakai adalah menggunakan personal selling sebagai alat untuk meningkatkan volume penjualan yang dilakukan melalui wiraniaga (agen). Personal selling merupakan salah satu unsur yang penting dalam bauran promosi di samping advertising, sales promotion, publicity, dan direct marketing. Dalam perusahaan asuransi, sangat perlu untuk menggunakan agen karena produk asuransi merupakan unsought good (barang yang tidak dicari), yaitu barang di mana konsumen tidak mengetahui atau mengetahui keberadaannya tetapi tidak berusaha untuk membelinya. Contoh lain dari unsought good adalah peti mati. Oleh karena itu, akan sulit bagi perusahaan asuransi apabila tidak mengunakan agen untuk menawarkan produknya ke masyarakat. Setelah mengetahui bahwa pentingnya agen dalam memasarkan produk serta meningkatkan volume penjualan, maka agen harus benar-benar memahami langkahlangkah yang harus dilakukan sehingga penjualan dapat berlangsung secara efektif dan calon nasabah pun melakukan pembelian terhadap produk yang ditawarkan. Menurut Kotler (2000 : 724-728), supaya pelaksanaan penjualan berjalan dengan efektif maka wiraniaga harus melakukan tujuh langkah, yaitu: 1. prospecting and qualifying (menentukan calon dan kualifikasinya) 2. preapproach (pendekatan awal) 3. approach (pendekatan) 4. demonstration and presentation (demonstrasi dan presentasi) Universitas Kristen Maranatha 7

5. overcoming objection (mengatasi keberatan) 6. closing (menutup penjualan) 7. follow up and maintenance (tindak lanjut dan pemeliharaan) Dengan menggunakan agen, maka dapat menawarkan produk serta memberikan informasi tentang manfaat asuransi dan dapat menjawab semua pertanyaan yang diajukan calon nasabah pada saat itu juga. Agen dapat menuntun calon nasabah yang bingung mengenai produk asuransi dan dapat membujuk calon nasabah untuk mempelajarinya terlebih dahulu sebelum memutuskan apakah akan membeli atau tidak akan membeli produk asuransi yang ditawarkan. Dan apabila calon nasabah tidak berminat untuk membeli produk asuransi, agen mencoba untuk mengubah keputusan calon nasabah dengan cara bertanya mengenai alasan tidak membeli produk asuransi yang ditawarkan dan sebisa mungkin agen mencoba berbagai cara sehingga calon nasabah berubah pikiran dan bersedia untuk membeli produk asuransi tersebut. Selain itu, dengan menggunakan agen dapat mempererat hubungan antara penjual asuransi (perusahaan asuransi) dan pembeli polis asuransi (nasabah). Hubungan yang baik diperlukan oleh kedua pihak, khususnya oleh perusahaan asuransi. Contoh: dengan adanya hubungan baik maka secara tidak langsung akan menimbulkan promosi word to mouth, yaitu dengan cara nasabah menceritakan pelayanan yang diberikan perusahaan asuransi tersebut kepada kerabatnya seperti keluarga, relasi, dan juga teman sehingga dapat meningkatkan image perusahaan di masyarakat luas serta meningkatkan kepercayaan masyarakat untuk membeli asuransi yang pada akhirnya dapat meningkatkan volume penjualan. Akan tetapi, tidak semua agen menggunakan cara yang sama dalam menawarkan produk asuransi walaupun mereka telah melakukan prosedur yang telah ditetapkan Universitas Kristen Maranatha 8

perusahaan karena strategi yang digunakan agen berbeda-beda. Misalnya: agen yang hanya menjelaskan produk asuransi secara singkat (to the point) dalam penyampaian informasi produk asuransi akan menyebakan informasi yang diberikan menjadi kurang akurat dan kurang jelas sehingga calon nasabah kurang paham dengan produk asuransi yang ditawarkan. Selain langkah-langkah dan strategi yang digunakan agen dalam menawarkan produk asuransi, jumlah agen yang digunakan perusahaan juga memegang peranan dalam memperoleh volume penjualan. Jumlah agen yang banyak akan menyebabkan semakin banyak pula calon nasabah yang ditemui dan ditawarkan produk asuransi sehingga semakin banyak kemungkinan calon nasabah yang membeli produk asuransi yang pada akhirnya dapat meningkatkan volume penjualan. Sehingga dapat dikatakan bahwa jumlah agen merupakan faktor paling dominan dari personal selling. Tanpa adanya agen, maka tidak akan terdapat penjualan. Kerangka pemikiran di atas dapat dilihat pada Gambar1.1. Universitas Kristen Maranatha 9

bauran pemasaran jasa product (produk) price (harga) place (tempat) promotion (promosi) people (orang) physical evidence (bukti fisik) process (proses) promosi alatnya 1. prospecting and qualifying (menentukan calon dan kualifikasinya) 2. preapproach (pendekatan awal) 3. approach (pendekatan) 4. demonstration and presentation (demonstrasi dan presentasi) 5. overcoming objection (mengatasi keberatan) 6. closing (menutup penjualan) 7. follow up and maintenance (tindak lanjut dan pemeliharaan) advertising (periklanan) sales promotion (promosi penjualan) publicity (publisitas) direct marketing (pemasaran langsung) personal selling (penjualan pribadi) word of mouth (mulut ke mulut) langkah-langkah wiraniaga dalam penjualan yang efektif volume penjualan paling efektif agen / wiraniaga jumlah wiraniaga dilakukan melalui personal selling (penjualan pribadi) alasan paling efekif tatap muka Gambar 1.1. Kerangka Pemikiran Universitas Kristen Maranatha 10

Berdasarkan kerangka pemikiran di atas, maka hipotesa yang penulis ajukan adalah terdapat pengaruh antara personal selling terhadap peningkatan volume penjualan pada PT Asuransi Jiwa Manulife Indonesia cabang Bandung. 1.6. Metode Penelitian Metode penelitian yang akan digunakan adalah metode deskriptif, yaitu metode yang bertujuan untuk mendapatkan gambaran mengenai kegiatan perusahaan berdasarkan informasi yang ada. Informasi yang diperoleh kemudian dikumpulkan, diklasifikasikan, dan inteprestasikan sehingga dapat digunakan untuk menganalisa masalah yang diteliti serta diberikan saran pemecahan masalah tersebut. Teknik pengumpulan data yang akan digunakan adalah: 1. observasi Observasi merupakan pengamatan terhadap aktivitas atau kondisi perilaku maupun non perilaku. Observasi dilakukan pada PT Asuransi Jiwa Manulife Indonesia cabang Bandung yang terletak di Jl. Asia Afrika No. 142, Bandung. 2. wawancara Wawancara merupakan tanya jawab secara langsung dari pihak peneliti kepada pihak yang berhubungan dengan masalah yang diteliti. Wawancara dilakukan kepada Branch Manager bagian pemasaran PT Asuransi Jiwa Manulife Indonesia cabang Bandung dan 10 orang nasabah PT Asuransi Jiwa Manulife Indonesia cabang Bandung. Teknik pengolahan data yang akan digunakan adalah: 1. metode analisis kualitatif Analisa kualitatif tidak dianalisis dalam bentuk angka-angka, melainkan hanya bersifat keterangan dan pengolahan data hasil wawancara. Wawancara akan dilakukan kepada Universitas Kristen Maranatha 11

10 orang nasabah PT Asuransi Jiwa Manulife Indonesia cabang Bandung dan Branch Manager bagian pemasaran PT Asuransi Jiwa Manulife Indonesia cabang Bandung. 2. metode analisis kuantitatif Untuk menganalisis data secara kuantitatif digunakan alat bantu perhitungan statistik sehingga memudahkan penafsiran data mentah yang diperoleh. Dalam menganalisa data, dihitung dengan menggunakan koefisien korelasi Pearson. Data yang akan dianalisis adalah data jumlah agen tahun 2004-2006 pada PT Asuransi Jiwa Manulife Indonesia cabang Bandung dan data volume penjualan tahun 2004-2006 pada PT Asuransi Jiwa Manulife Indonesia cabang Bandung. 1.7. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada PT Asuransi Jiwa Manulife Indonesia cabang Bandung yang terletak di jalan Asia Afrika No. 142, Bandung. Penelitian ini dilakukan sejak bulan September 2006 sampai dengan Mei 2007. 1.8. Sistematika Penulisan Bab 1. Pendahuluan 1.1. Latar Belakang penelitian 1.2. Identifikasi Masalah 1.3. Tujuan penelitian 1.4. Kegunaan Penelitian 1.5. Kerangka Pemikiran 1.6. Metode Penelitian 1.7. Lokasi dan Waktu Penelitian Universitas Kristen Maranatha 12

1.8. Sistematika Penyusunan Bab 2. Kajian Pustaka 2.1. Pengertian Pemasaran 2.2. Pengertian Manajemen Pemasaran 2.3. Jasa 2.4. Bauran Pemasaran 2.5. Promosi 2.6. Personal Selling 2.7. Volume Penjualan 2.8. Hubungan Personal Selling dan Peningkatan Volume Penjualan Bab 3. Objek dan Metode Penelitian 3.1. Objek Penelitian 3.2. Jenis Metode Penelitian 3.3. Variabel Penelitian dan Operasionalisasi Variabel 3.4. Sumber Data 3.5. Metode Pengumpulan Data 3.6. Data yang Digunakan 3.7. Teknik Pengolahan Data 3.8. Hipotesis 3.9. Validitas 3.10. Reliabilitas Bab 4. Hasil Pengumpulan Data dan Pembahasan 4.1. Gambaran Umum Perusahaan 4.2. Kebijakan Wiraniaga yang Dilakukan Perusahaan Universitas Kristen Maranatha 13

4.3. Mengelola Wiraniaga 4.4. Pelaksanaan Personal Selling yang Dilakukan Wiraniaga 4.5. Analisa Pengaruh Personal Selling Terhadap Peningkatan Volume Penjualan Bab 5. Kesimpulan dan Saran 5.1. Kesimpulan 5.2. Saran Universitas Kristen Maranatha 14