LAPORAN PRAKTIKUM METABOLISME GLUKOSA, UREA, DAN PROTEIN (TEKNIK SPEKTROFOTOMETRI) BINAYANTI NAINGGOLAN ( )

dokumen-dokumen yang mirip
Tourniquet Swab alkohol Tempat pembuangan yang tajam Jarum EDTA Tempat pembuangan yang kena darah

LAPORAN PRAKTIKUM METABOLISME GLUKOSA, UREA, DAN PROTEIN (TEKNIK SPEKTROFOTOMETRI) Yuliandriani Wannur ( )

METABOLISME GLUKOSA, UREA, DAN TRIGLISERIDA (TEKNIK SPEKTROFOTOMETRI)

Hasil Doubling Delution Glukosa

LAPORAN PRAKTIKUM METABOLISME I (GLUKOSA, UREA, DAN TRIGLISERIDA) DAN SPEKTROFOTOMETRI

LAPORAN PRAKTIKUM METABOLISME GLUKOSA, UREA, DAN TRIGLISERIDA (TEKNIK SPEKTROFOTOMETRI)

METABOLISME GLUKOSA, UREA, DAN TRIGLISERIDA

LAPORAN PRATIKUM METABOLISME GLUKOSA, UREA, dan TRIGLISERIDA (TEKNIK SPEKTROFOTOMETRI) Yunita Wannur Azah

LAPORAN PRAKTIKUM 04 METABOLISME & SPEKTROFOTOMETRI

LAPORAN PRAKTIKUM METABOLISME GLUKOSA, UREA, DAN TRIGLISERIDA (TEKNIK SPEKTROFOTOMETRI)

LAPORAN PRAKTIKUM 3 METABOLISME GLUKOSA TEKNIK SPEKTROFOTOMETRI SISKA MULYANI (NIM: ) HARI/TANGGAL PRAKTIKUM : KAMIS / 4 Agustus 2016

LAPORAN PRAKTIKUM METABOLISME GLUKOSA, UREA, DAN PROTEIN (TEKNIK SPEKTROFOTOMETRI)

LAPORAN PRAKTIKUM METABOLISME GLUKOSA, UREA, DAN TRIGLISERIDA (TEKNIK SPEKTROFOTOMETRI)

METABOLISME GLUKOSA, UREA, DAN TRIGLISERIDA (TEKNIK SPEKTROFOTOMETRI)

LAPORAN PRAKTIKUM METABOLISME GLUKOSA, UREA, DAN TRIGLISERIDA (TEKNIK SPEKTROFOTOMETRI) Meutia Atika Faradilla ( )

Laporan Praktikum METABOLISME GLUKOSA, UREA DAN TRIGLISERIDA (TEKNIK SPEKTROFOTOMETRI)

1. Dapat mengerti prinsip-prinsip dasar mengenai teknik spektrofotometri (yaitu prinsip dasar

LAPORAN PRAKTIKUM IV METABOLISME GLUKOSA, UREA DAN TRIGLISERIDA (TEKNIK SPEKTROFOTOMETRI)

METABOLISME GLUKOSA, UREA, DAN TRIGLISERIDA (TEKNIK SPEKTROFOTOMETRI)

METABOLISME GLUKOSA, UREA, DAN TRIGLISERIDA (TEKNIK SPEKTROFOTOMETRI)

Praktikum metabolisme glukosa, urea dan trigliserida (Tehnik Spektrofotometri)

LAPORAN PRAKTIKUM METABOLISME GLUKOSA, UREA, DAN TRIGLISERIDA (TEKNIK SPEKTROFOTOMETRI)

Metabolisme Glukosa, Urea dan Trigliserida (Teknik Spektrofotometri)

LAPORAN PRAKTIKUM III PRAKTIKUM METABOLISME GLUKOSA, UREA DAN TRIGLISERIDA (TEKNIK SPEKTROFOTOMETRI)

LAPORAN PRAKTIKUM METABOLISME DAN SPEKTROFOTOMETRI

LAPORAN PRAKTIKUM 4. Metabolisme Glukosa, Urea dan Triglisireda (Teknik Spektrofotometri)

METABOLISME GLUKOSA, UREA, DAN TRIGLISERIDA (TEKNIK SPEKTROFOTOMETRI)

Laporan Praktikum Biomedik 3 BM 506 Metabolisme Glukosa, Urea Dan Trigliserida (Teknik Spektofotometer)

METABOLISMEGLUKOSA, UREA DAN TRIGLISERIDA (TEKNIK SPEKTOFOTOMETER)

LAPORAN PRAKTIKUM METABOLISME DAN SPEKTROFOTOMETRI

Soal Latihan UTS Mata Kuliah Ketrampilan Dasar Laboratorium Biomedik 2011

METABOLISME GLUKOSA, UREA, DAN TRIGLISERIDA (TEKNIK SPEKTOFOTOMETRI)

LAPORAN PRAKTIKUM BIOMEDIK IV

LAPORAN PRAKTIKUM BIOMEDIK IV. : Metabolisme Glukosa, Urea dan Trigliserida (Teknik Spektrofotometri)

BM 506 KETRAMPILAN DASAR LABORATORIUM LAPORAN PRAKTIKUM PRAKTIKUM 04 METABOLISME GLUKOSA, TRIGELISERIDA DAN UREA

LAPORAN PRAKTIKUM 4 METABOLISME GLUKOSA, UREA DAN TRIGLISERIDA (TEKNIK SPEKTROFOTOMETER) Hari/Tanggal : Kamis/11 Oktober 2012 :

Laporan praktikum biomedik 3 BM 506 METABOLISMEGLUKOSA, UREA DAN TRIGLISERIDA (TEKNIK SPEKTOFOTOMETER) Kelompok : Melya susanti Sunarti Hari/tanggal

Hasil Praktikum dan Kesimpulan. Tabel 1a: Urea - Data untuk kaliberasi Doubling Dilution. Konsentrasi Stok Urea = 100 mg/dl

LAPORAN PRAKTIKUM 4 BM 506 METABOLISME GLUKOSA,UREA, DAN TRIGLISERIDA (TEHNIK SPEKTROFOTOMETRI)

LAPORAN PRAKTIKUM METABOLISME GLUKOSA, TRIGLISERIDA, DAN UREA (TEKNIK SPEKTROFOTOMETRI)

Laporan Praktikum Biomedik 3 BM 506 Metabolisme Glukosa, Urea Dan Trigliserida (Teknik Spektofotometri)

MEMBANDINGKAN METABOLISME TRIGLISERIDA ANTARA KONSUMSI MIE AYAM DAN LONTONG PECAL

Urea - data untuk kalibrasi doubling dilution

METABOLISME GLUKOSA, UREA DAN TRIGLISERIDA (TEKNIK SPEKTOFOTOMETRI)

METABOLISME GLUKOSA, UREA, DAN PROTEIN (TEKNIK SPEKTROFOTOMETRI)

PRAKTIKUM METABOLISME GLUKOSA, UREA, TRIGLISERIDA (TEKNIK SPEKTROFOTOMETRI)

LAPORAN PRAKTIKUM Metabolisme Glukosa, Urea dan Trigliserida (Teknik Spektrofotometri)

MEDAN, 15 DESEMBER Oleh : ERNAWATI SEMBIRING DORRA RIBTA ALAM MARA IMAM TAUFIQ SIREGAR

LAPORAN PRAKTIKUM 3 METABOLISME GLUKOSA, UREA, DAN TRIGLISERIDA (TEKNIK SPEKTROFOTOMETRI)

HASIL PRAKTIKUM METABOLISME II Perbedaan Kadar Trigliserida Pada Pria Dan Wanita Setelah Mengkonsumsi Kuning Telur

Nilai Absorbance Larutan Urea (Doubling Dilution)

LAPORAN PRAKTIKUM 03 METABOLISME GLUKOSA, UREA, DAN TRIGLISERIDA DENGAN TEKNIK SPEKTROFOTOMETRI

PENENTUAN KADAR PROTEIN SECARA SPEKTROFOTOMETRI

LAPORAN PRAKTIKUM 03 METABOLISME GLUKOSA, UREA, DAN TRIGLISERIDA DENGAN TEKNIK SPEKTROFOTOMETRI

LAPORAN PRAKTIKUM METABOLISME GLUKOSA, TRIGLISERIDA, DAN UREA (TEKNIK SPEKTROFOTOMETRI)

LAPORAN PRAKTIKUM METABOLISME II EFEK SUSU KEDELAI TERHADAP PENURUNAN KADAR TRIGLISERIDA DARAH

LAPORAN PRAKTIKUM ph METER DAN PERSIAPAN LARUTAN PENYANGGA

A. Judul Percobaan : Penentuan Kadar Glukosa Darah. B. Mulai Percobaan : Senin, 11 November 2013 C. Selesai Percobaan : Senin, 11 November 2013

LAPORAN PRAKTIKUM 3 METABOLISME GLUKOSA, UREA, DAN TRIGLISERIDA (TEKNIK SPEKTROFOTOMETRI)

ACARA IV PERCOBAAN DASAR ALAT SPEKTROFOTOMETER SERAPAN ATOM

GAMBARAN KADAR TRIGLISERIDA (METODE GPO- PAP) PADA SAMPEL SERUM DAN PLASMA EDTA

PENDAHULUAN. Gambar 1 Ilustrasi hukum Lambert Beer (Sabrina 2012) Absorbsi sinar oleh larutan mengikuti hukum lambert Beer, yaitu:

LAPORAN PRAKTIKUM ph METER, PERSIAPAN LARUTAN PENYANGGA

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Waktu pelaksanaan penelitian pada bulan Juni 2013.

LAPORAN PRAKTIKUM 03 ph METER DAN PERSIAPAN LARUTAN PENYANGGA

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif analitik dengan

PERCOBAAN 1 PENENTUAN PANJANG GELOMBANG MAKSIMUM SENYAWA BAHAN PEWARNA

LAPORAN PRAKTIKUM 2 PH METER, PERSIAPAN LARUTAN PENYANGGA

BAB IV ANALISIS DENGAN SPEKTROFOTOMETER

Lampiran III Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor : 06 Tahun 2007 Tanggal : 8 Mei 2007

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian eksperimen.

Laporan Praktikum 3. Praktikum 3 : ph meter, Persiapan larutan penyangga, Pengenceran stok glukosa. Oleh : Rebecca Rumesty L dan Jimmy

PRAKTIKUM 3 : PH METER, PERSIAPAN LARUTAN PENYANGGA, PENGENCERAN STOK GLUKOSA. Oleh : Henny Erina Saurmauli Ompusunggu. Jekson Martiar Siahaan

A. Judul B. Tujuan C. Dasar Teori

BAB IV HASIL PENGAMATAN

ANALISIS DUA KOMPONEN TANPA PEMISAHAN

SOAL LATIHAN UAS MATA KULIAH KETRAMPILAN DASAR LABORATORIUM BIOMEDIK. Bentuk UAS tahun ini: Ada 3 bagian:

ANALISIS PROTEIN. Free Powerpoint Templates. Analisis Zat Gizi Teti Estiasih Page 1

LAPORAN PRAKTIKUM TEKNIK DASAR KULTUR JARINGAN

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan adalah deskriptif.. Tempat pengambilan sampel dan pemeriksaan sampel di Laboratorium

Laporan Kimia Analitik KI-3121

LAPORAN PRAKTIKUM 03 ph Meter dan Persiapan Larutan Penyangga

PERCOBAAN IV: PENENTUAN KADAR KOLESTEROL (METODA CHOD-PAP)

Jumlah point = 75 (10 poin per soal 5 min, 5 poin per soal 2 min dan 20 poin per soal 10min )

1. Tujuan Menentukan kadar kafein dalam sample Dapat menggunakan spektofotometer uv dengan benar

Laporan Praktikum 3. ph Meter dan Persiapan Larutan Penyangga

LAPORAN PRAKTIKUM ph METER, PERSIAPAN LARUTAN PENYANGGA

LAPORAN PRAKTIKUM BIOKIMIA. Penentuan Kadar Glukosa Darah

BAB III METODE PENELITIAN

TUGAS II REGULER C AKADEMI ANALIS KESEHATAN NASIONAL SURAKARTA TAHUN AKADEMIK 2011/2012

Uji Kualitatif Karbohidrat dan Hidrolisis Pati Non Enzimatis

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Pelaksanaan penelitian ini dilakukan pada bulan Juni 2013 dan

abc A abc a = koefisien ekstingsi (absorpsivitas molar) yakni tetap b = lebar kuvet (jarak tempuh optik)

Grafik Serapan Standar McFarland Scale pada Panjang Gelombang 500nm

LAPORAN PRAKTIKUM ANALISIS KLINIK B PENETAPAN KADAR KREATININ

LAPORAN PRAKTIKUM TEKNIK DASAR : PIPET, TIMBANGAN, PEMBUATAN LARUTAN

LAPORAN PRAKTIKUM. ph Meter dan Persiapan Larutan Penyangga

LAPORAN PRAKTIKUM ph METER DAN PERSIAPAN LARUTAN PENYANGGA

PENENTUAN KADAR GLUKOSA DALAM DARAH

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah deskriptif, yaitu menggambarkan perbedaan

Transkripsi:

LAPORAN PRAKTIKUM METABOLISME GLUKOSA, UREA, DAN PROTEIN (TEKNIK SPEKTROFOTOMETRI) NAMA : RAHMIWITA (157008005) Tanggal Praktikum : 14 April 2016 BINAYANTI NAINGGOLAN (157008008) Tujuan Praktikum 1. Mampu memahami prinsip-prinsip dasar mengenai teknik spektofotometri (yaitu prinsip dasar alatnya, kuvet, standard, blanko, serta Hukum Beer-Lambert dll) 2. Latihan pembuatan dan penggunaan larutan stok 3. Kumpulkan data kadar glukosa, urea, dan protein darah 4. Latihan pembuatan dan interpretasi grafik 5. Persiapan untuk praktikum metabolism II di mana akan mendesain dan melakukan percobaan yang berdasarkan teknik-teknik praktikum ini Cara Kerja: Alat dan Baahan Tourniquet Swab alkohol Tempat pembuangan yang tajam Jarum EDTA Tempat pembuangan yang kena darah Piper Morh: (1ml & 5ml) Urea Kit pemeriksaan urea Alat sentrifus klinik Glukosa Kit pemeriksaan glukosa Alat spektrofotometer Kuvet Kit pemeriksaan protein Waterbath 37 o C Tabung reaksi dan rak Pipet otomatik 10μl - 100μl Pipet tetes Kuvet plastik Alat spektrofotometer

Persiapan Larutan Stok Larutan stok urea: Siapkan 10ml larutan urea pada kadar 1,0 g/l (100mg/dL), maka jumlah bubuk urea yang dibutuhkan: 0,01gr. Larutan stok glukosa Siapkan 50ml larutan glukosa 1,5 g/l (150 mg/dl), maka jumlah bubuk glukosa yang dibutuhkan: 0,015 gr. Pengenceran untuk kurva kalibrasi (Standard Curve) dari larutan stok tersebut: Urea 1. Siapkan 2ml larutan urea sebagai larutan stok 2. Ambilkan 1ml larutan stok ditambah 1ml H2O 3. Ambilkan 1m larutan dari tabung 2 ditambah 1ml H2O 4. Ambilkan 1m larutan dari tabung 3 ditambah 1ml H2O 5. Ambilkan 1m larutan dari tabung 4 ditambah 1ml H2O 6. Ambilkan 1m larutan dari tabung 5 ditambah 1ml H2O 7. Ambilkan 1m larutan dari tabung 6 ditambah 1ml H2O 8. Ambilkan 1m larutan dari tabung 7 ditambah 1ml H2O Glukosa 1. Siapkan 2ml larutan glukosa sebagai larutan stok 2. Ambilkan 1ml larutan stok ditambah 1ml H2O 3. Ambilkan 1m larutan dari tabung 2 ditambah 1ml H2O 4. Ambilkan 1m larutan dari tabung 3 ditambah 1ml H2O 5. Ambilkan 1m larutan dari tabung 4 ditambah 1ml H2O 6. Ambilkan 1m larutan dari tabung 5 ditambah 1ml H2O 7. Ambilkan 1m larutan dari tabung 6 ditambah 1ml H2O 8. Ambilkan 1m larutan dari tabung 7 ditambah 1ml H2O Protein Pada pemeriksaan protein plasma tidak menggunakan kurva kalibrasi, hanya menggunakan larutan standard yang terdapat di dalam Protein Test Kit.

Protap pemeriksaan glukosa, urea, dan protein menggunakan spektrofotometri: Glukosa Protein Urea Volume reagensia kit 1000μl reagensia glukosa 1000μl reagensia 1000μl reagensia A, inkubasi pertama 1000μl reagensia B Volume sampel atau 10μl 10μl 10μl standard Konsentrasi 100mg/dl 200mg/dl 40mg/dl standard Periode dan temperature 10 min @ 37 o C 10 min @ 37 o C 5 min @ 25 o C** 2X** inkubasi Periksa pada λ= 500nm 530nm 600nm Persiapan panjang gelombang max: Urea: - Untuk melakukan pemeriksaan absorbansi urea menggunakan spektrofotometri harus dibuat terlebih dahulu larutan blanko dan larutan standar urea berdasarkan petunjuknya pada kit urea. Gambar 1: kit urea

- Siapkan 40 mg/dl standard urea dan tentukan panjang gelombang maksimum menggunakan spektrofotometer UV/Vis dengan λ : 500-700 nm - Gunakan panjang gelombang maksimum ini untuk penentuan absorbansi kurva standard dan sampel - Didapatkan panjang gelombang maksimal larutan standar urea 40ml menggunakan spektrometri yaitu λ = 645 nm. - Menghitung konsentrasi yang pengukuran absorbansi sampel dengan pembanding absorbansi standar urea kit (diketahui konsentrasi = 80 mg/dl) - Kuvet hasil pengenceran setelah ditambah kit urea (sesuai prosedur) Gambar 2 : Kuvet urea dari blanko, standar, factor 2 sampai 128 dan sampel - Dengan menggunakan panjang gelombang di atas dilakukan pemeriksaan absorbansi pada setiap larutan standar urea yang telah dibuat. Data yang diperoleh dapat dilihat pada tabel di bawah ini: Tabel 1. Data Hasil Kalibrasi Urea Konsentrasi Hasil Stok 100 3,684 Faktor 2 50 3,345 Faktor 4 25 3,592 Faktor 8 12.500 3,616 Faktor 16 6.250 3,486 Faktor 32 3.125 3,974 Faktor 64 1.563 3,721 Faktor 128 0.781 3,521 Blanko 0 0

Absorbans (nm) 4.5 4 3.5 3 2.5 2 1.5 1 0.5 0 Hasil absorbans urea y = 0.0082x + 3.0347 R² = 0.0501 0 20 40 60 80 100 120 Konsentrasi (mg/dl) Grafik 1. Hasil absorbansi urea A.Glukosa Linear (A.Glukosa) Kesimpulan: a. Tingkat keakuratan (deviasi R ) yang terukur 0,0501. Hal ini menunjukkan bahwa pada saat pembuatan pengenceran larutan urea konsentrasinya kurang tepat, pengukuran volume reagennya pada saat pembuatan larutan kurang tepat, reagen terkontaminasi, kesalahan pada saat memasukkan larutan dengan pipet otomatis karena volume yang dibutuhkan sangat kecil, kemungkinan pada saat memasukkan ke dalam tabung reaksi larutan urea tidak seluruhnya bercampur dengan reagen tetapi lebih banyak menempel di dinding tabung, pengaruh lamanya larutan urea diperiksakan di spektrofotometer sehingga warnanya menjadi terlalu pekat, atau juga kesalahan pengkalibrasian spektrofotometer. b. Pada percobaan kedua grup meja menunjukkan adanya ketidaksesuaian dengan hukum Beer-Lambert (A = εdc), terlihat pada beberapa titik konsentrasi tidak berbanding lurus dengan A dan tidak membentuk garis liner. Hal ini disebabkan oleh konsentrasi urea yang digunakan cukup tinggi, absorbansi yang dihasilkan terlalu panjang. Seharusnya urea tersebut diencerkan lagi, agar hasilnya lebih akurat/dapat dipercaya. c. Pada saat dibuat persamaan linear, hasil percobaan dengan y = 0,0082x +

3,0347 Dalam hal ini diperlukan ketelitian praktikan dalam melakukan pengenceran. Glukosa - Untuk melakukan pemeriksaan absorbansi glukosa menggunakan spektrofotometri harus dibuat terlebih dahulu larutan blanko dan larutan standar glukosa berdasarkan petunjuknya pada kit glukosa Gambar 3: kit Glukosa - Siapkan 100 mg/dl standard urea dan tentukan panjang gelombang maksimum menggunakan spektrofotometer UV/Vis dengan λ : 400-600 nm - Gunakan panjang gelombang maksimum ini untuk penentuan absorbansi kurva standard dan sampel - Didapatkan panjang gelombang maksimal larutan standar urea 40ml menggunakan spektrometri yaitu λ = 510 nm. - Menghitung konsentrasi yang pengukuran absorbansi sampel dengan pembanding absorbansi standar urea kit (diketahui konsentrasi = 100 mg/dl) - Kuvet hasil pengenceran glukosa setelah ditambahkan kit (sesuai prosedur)

Absorbans (nm) Gambar 4 : Kuvet urea dari blanko, standar, factor 2 sampai 128 dan sampel - Dengan menggunakan panjang gelombang di atas dilakukan pemeriksaan absorbansi pada setiap larutan standar urea yang telah dibuat. Data yang diperoleh dapat dilihat pada tabel di bawah ini Tabel 2. Data Hasil Kalibrasi Glukosa Konsentrasi Hasil Absorbansi Stok 100 2,967 Faktor 2 50 0,6478 Faktor 4 25 0,4841 Faktor 8 12.500 0,2751 Faktor 16 6.250 0,5055 Faktor 32 3.125 0,697 Faktor 64 1.563 3,118 Faktor 128 0.781 2,603 Blanko 0 0 3.5 3 Hasil Absorbans Glukosa 2.5 2 1.5 1 0.5 0 y = 0.012x + 0.9903 R² = 0.1015 0 20 40 60 80 100 120 Konsentrasi Glukosa (mg/dl) Glukosa Linear (Glukosa) Grafik 2 : Hasil absorbansi glukosa dengan spektrofotometri

Kesimpulan: a. Pada percobaan ini menunjukkan adanya ketidaksesuaian dengan hukum Beer- Lambert (A = εdc), terlihat pada kebanyakan titik dimana konsentrasi tidak berbanding lurus dengan A, kemungkinan kesalahan pada saat membuat pengenceran glukosa yang tidak sesuai dengan konsentrasi yang diharapkan. b. Hasil menunjukkan penyimpangan yang cukup besar (tidak membentuk garis linear), hasil ini tidak dapat membuktikan Hukum Beer-Lambert : A = εdc, dimana absorbansi tidak berbanding lurus dengan konsentrasi, menunjukkan hasil pengenceran tidak sesuai dengan konsentrasi yang diharapkan. c. Tingkat keakuratan (deviasi R ) yang terukur 0,1015 dan y = 0,012x + 0,9903.Hal ini menunjukkan bahwa pada saat pembuatan pengenceran larutan glukosa konsentrasinya tidak cukup tepat, pengukuran volume reagennya tidak tepat pada saat pembuatan larutan, kurang teliti pada saat memasukkan larutan glukosa dengan pipet otomatis karena volume yang dibutuhkan sangat kecil, kemungkinan pada saat memasukkan ke dalam tabung reaksi larutan tidak seluruhnya bercampur dengan reagen, tetapi lebih banyak menempel di dinding tabung atau terdapat kesalahan pengkalibrasian spektrofotometer. Pemeriksaan glukosa, Protein, dan urea plasma praktikan No 1 2 Tabel 3 : Pemeriksaan glukosa, Protein, dan urea plasma praktikan Detail2 Mhs (berapa lama sejak makan, rata2 apa yg dimakan,jenis Binayanti Menu : nasi + telur + susu Makan 1 jam sblm sampel Rahmi Menu: Nasi campur + Ayam goreng + perkedel + air putih 1 jam sblm sampel diambil Glukosa Protein Urea A Kadar(mg/d A Kadar(mg/d A Kadar(mg/d 0,3842 l) 41,8472 0,2706 l) 5,7233 0,3842 l) 8,6604 0,3767 98,0478 0,2057 4,3506 0,3683 8,6934

Kesimpulan : Glukosa Bila diperhatikan pada tabel di atas untuk kelompok 1 dan 2 pada umumnya darah sampel diambil 1 jam setelah makan akan tetapi keseluruhan kelompok memiliki hasil yang bervariasi. Hal ini mungkin dipengaruhi oleh jumlah kalori makanan yang dikonsumsi bervariasi ataupun faktor metabolisme yang berbeda karena perbedaan jenis kelamin. Pada saat 1 jam sebelum makan kadar sampel glukosa tidak meningkat tinggi karena fungsi dari hormon insulin yang menstimulasi absorbsi glukosa di jaringan perifer dan mengaktifkan sintesis glikogen dan lipid. Protein Kadar protein praktikan masih dalam ambang normal dengan pengambilan sampel 1 jam setelah makan. Protein dalam sampel yang dicampur dengan reagent akan membentuk kompleks berwarna biru-ungu dengan ion tembaga pada larutan alkali. Absorbansi warnanya proporsional dengan konsentrasi. Urea Pada hasil pemeriksaan menunjukkan hasil yang batas normal, hal ini dipengaruhi oleh jumlah protein yang dikonsumsi oleh setiap orang berbeda-beda Kesimpulan : Hasil perhitungan kadar sampel yang diperoleh dari rumus grafik bila dibandingkan dengan hasil pengukuran sampel dengan rumus kit menunjukkan hasil yang jauh berbeda, karena nilai R yang dipakai sesuai dengan hasil praktikan. Hal ini mungkin disebabkan oleh pengenceran glukosa dan urea yang tidak tepat, sehingga rumus tersebut tidak valid untuk digunakan mengukur kadar sampel Saran 1. Tolong disiapkan tong sampah yang medis dan non medis 2. Perlu dipersiapkan juga handscoon untuk menjaga higenitas dalam pengambilan sampel darah