BAB 6 MANAJEMEN & KEEKONOMIAN MINERAL

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. Investasi melalui pasar modal selain memberikan hasil, juga

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. membuat pilihan yang menyangkut alokasi mereka.

VIII. ANALISIS FINANSIAL

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

VII. RENCANA KEUANGAN

BAB III NILAI WAKTU UANG

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. tersebut ke sektor-sektor yang produktif. Pembiayaan pembangunan yang

Bab V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan pasar modal dan industri sekuritas menjadi tolak ukur

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Dalam bidang ekonomi secara global ini, menyebabkan berkembangnya

BAB I PENDAHULUAN. baik agar penambangan yang dilakukan tidak menimbulkan kerugian baik. dari segi materi maupun waktu. Maka dari itu, dengan adanya

VIII. ANALISIS FINANSIAL

Aspek Ekonomi dan Keuangan. Pertemuan 11

BAB III KERANGKA KONSEPTUAL DAN HIPOTESIS PENELITIAN Hubungan Nilai Tukar Riil dengan Indeks Harga Saham Gabungan

6 ANALISIS KELAYAKAN USAHA PENGOLAHAN SURIMI

BAB I PENDAHULUAN. sementara investor pasar modal merupakan lahan untuk menginvestasikan

BAB V SIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil análisis dan pembahasan terhadap kelayakan investasi PT. ABC

BAB I PENDAHULUAN. syariah di Indonesia juga terbilang berkembang dengan pesat. Perkembangan

PENDAHULUAN. seperti saham, obligasi, reksa dana, dan lain-lain (Amin, 2012). Untuk

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. tidak pasti (uncertain) dapat berakibat menguntungan atau merugikan. Ketidak

ABSTRAK. Universitas Kristen Marantha. Kata Kunci: Capital Budgeting, Payback Period, Net Present Value, Internal Rate of Return.

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. Daya Mandiri merencanakan investasi pendirian SPBU di KIIC Karawang.

BAB I PENDAHULUAN. perekonomiannya. Modal dapat berasal dari dalam negeri maupun luar negeri.

IV. METODE PENELITIAN Lokasi dan Waktu Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar belakang

BAB I PENDAHULUAN. masa yang akan datang (Tandelilin, 2010: 2). Menurut bentuknya investasi

IV METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. makro adalah pandangan bahwa sistem pasar bebas tidak dapat mewujudkan

IX. INVESTASI DAN EVALUASI EKONOMI

BAB V PENUTUP. likuiditas (CR) dan financial leverage (DR) terhadap profitabilitas pada perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. lama dengan harapan mendapatkan keuntungan di masa-masa yang akan datang

BAB I PENDAHULUAN. usaha suatu perusahaan (sebagai hasil kerja bertahun-tahun sebelum go public)

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Dalam kegiatan perekonomian, dunia perbankan sangat dibutuhkan. Hal

BAB IV ANALISIS DAN PENILAIAN

IX. INVESTASI DAN EVALUASI EKONOMI

BAB I PENDAHULUAN. ekonomi negara tersebut. Semakin baik tingkat perekonomian suatu negara, maka

ANALISIS STUDI KELAYAKAN INVESTASI PEMBUKAAN CABANG BARU PADA USAHA JASA FOTOKOPI PRIMA JAYA

BAB II LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. Di era pemerintahan presiden Susilo Bambang Yudhoyono, pemerintah

IV. ANALISA FAKTOR KELAYAKAN FINANSIAL

BAB I PENDAHULUAN. diakibatkan oleh adanya currency turmoil, yang melanda Thailand dan menyebar

BAB 1 PENDAHULUAN. kredit properti (subprime mortgage), yaitu sejenis kredit kepemilikan rumah

BAB I PENDAHULUAN. yang disebut Indeks harga saham. Untuk mengetahui bagaimana kegiatan

BAB I PENDAHULUAN. dapat dipenuhi dengan melakukan go public atau menjual sahamnya kepada

9 Universitas Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. negara tersebut, atau pada saat yang sama, investasi portofolio di bursa

BAB I PENDAHULUAN. beredar juga mempengaruhi perekonomian. Dengan berkurangnya jumlah yang. mengganggu aktivitas perekonomian nasional.

BAB I PENDAHULUAN. Pasar modal merupakan salah satu alternatif pilihan investasi yang dapat

BAB I PENDAHULUAN. karena pendanaan melakukan usaha dalam mendapatkan dana. Dana untuk sebuah

BAB I PENDAHULUAN. kali lelang SBI tidak lagi diinterpretasikan oleh stakeholders sebagai sinyal

IV. METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. Efek Indonesia maupun yang belum terdaftar, yang sudah go public. maupun yang belum go public sangat membutuhkan pasar keuangan

IX. INVESTASI DAN EVALUASI EKONOMI

BAB 2 LANDASAN TEORI

I. PENDAHULUAN. keuntungan di masa yang akan datang. Hal ini juga di dukung dengan jenis

TIME VALUE OF MONEY. FVn =Po (1+r) n. FVn =Po (1+r/m) m.n 1. NILAI YANG AKAN DATANG (FUTURE VALUE)

ekonomi K-13 PERMINTAAN DAN PENAWARAN UANG K e l a s A. KONSEP DASAR a. Sejarah Uang Tujuan Pembelajaran

PEREKONOMIAN TERBUKA

ANALISIS STUDI KELAYAKAN INVESTASI PEMBUKAAN CABANG BARU PADA USAHA JASA FOTOKOPI DAULAY JAYA

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. BI Rate yang diumumkan kepada publik mencerminkan stance kebijakan moneter

PERHITUNGAN HARGA SEWA DAN SEWA-BELI RUMAH SUSUN SEDERHANA SERTA DAYA BELI MASYARAKAT BERPENDAPATAN RENDAH DI DKI JAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pada dewasa ini kita melihat dunia pasar modal semakin cukup

BAB V HASIL ANALISA. dan keekonomian. Analisis ini dilakukan untuk 10 (sepuluh) tahun. batubara merupakan faktor lain yang juga menunjang.

BAB V PEMBAHASAN. A. Pengaruh BI Rate terhadap Indeks Saham Syariah Indonesia (ISSI)

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan usaha tanpa adanya kepercayaan dari masyarakat. yang setia dan menguntungkan pihak bank. Dengan demikian, pihak bank

BAB I PENDAHULUAN. ini menjadi pemicu yang kuat bagi manajemen perusahaan untuk. membutuhkan pendanaan dalam jumlah yang sangat besar.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Perusahaan melakukan kegiatan usahanya dengan tujuan untuk

BAB I PENDAHULUAN. keputusan keuangan. Keputusan-keputusan yang perlu diambil pada dasarnya

III. METODE PENELITIAN

BAB 1 PENDAHULUAN. investasi tersebut ada suatu keuntungan (return) yang diinginkan oleh investor.

ANALISIS PENGARUH KURS VALAS, LAJU INFLASI DAN SUKU BUNGA DEPOSITO TERHADAP INDEKS HARGA SAHAM GABUNGAN (STUDI EMPIRIS DI BURSA EFEK INDONESIA)

BAB V. Kesimpulan Dan Saran

BAB I PENDAHULUAN. mendapatkan dana dari masyarakat pemodal (investor). Di era globalisasi

BAB I PENDAHULUAN. BI Rate yang diumumkan kepada publik mencerminkan stance kebijakan moneter

BAB V PROYEKSI KEUANGAN. Tabel 5.1 Dana Start-Up yang dibutuhkan

BAB I PENDAHULUAN. memerlukan dana untuk membiayai berbagai proyeknya. Dalam hal ini, pasar

IX. INVESTASI DAN EVALUASI EKONOMI

BAB I PENDAHULUAN. menghambat usaha untuk memobilisasi tabungan.

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia juga mengalami peningkatan. Bertambahnya aset dan modal yang

BAB I PENDAHULUAN. Peranan perbankan dalam memajukan perekonomian suatu negara. sangatlah besar. Hampir semua sektor yang berhubungan dengan berbagai

BAB I PENDAHULUAN. untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Namun lebih dari itu, kegiatan mengelola

BAB V SIMPULAN DAN SARAN. penelitian ini, maka penulis dapat menarik simpulan sebagai berikut:

III. KERANGKA PEMIKIRAN

KOMPONEN PENENTU HARGA JUAL TENAGA LISTRIK DARI PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA UAP BATUBARA SKALA KECIL (PLTU B-SK) Hasan Maksum dan Abdul Rivai

BAB I PENDAHULUAN. atau sebagai sarana bagi perusahaan (emiten) untuk mendapatkan dana dari

Aspek Keuangan. Dosen: ROSWATY,SE.M.Si

BAB I PENDAHULUAN. Pasar modal merupakan salah satu sarana pembentukan modal dan alokasi

BAB I PENDAHULUAN. kali perusahaan tidak bisa memenuhi kebutuhan bisnisnya hanya dengan

Bab I Pendahuluan BAB I PENDAHULUAN. yang ditetapkan dan struktur permodalan yang lemah dan sebagainya.

BAHAN DAN METODE. Adapun bahan-bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah tulang

BAB I PENDAHULUAN. Arus globalisasi dan era pasar bebas akan menimbulkan persaingan

IV METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian 4.2 Jenis dan Sumber Data 4.3 Metode Penentuan Narasumber

BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASANNYA

BAB VI PENUTUP. diambil dari hasil penelitian ini adalah:

PENDAHULUAN PRESENTASI TUGAS AKHIR 2

BAB I PENDAHULUAN. Perekonomian suatu negara tidak lepas dari peran para pemegang. dana, dan memang erat hubungannya dengan investasi, tentunya dengan

HASIL DAN PEMBAHASAN

Transkripsi:

BAB 6 MANAJEMEN & KEEKONOMIAN MINERAL 1.1 PENGENALAN Perhitungan keekonomisan suatu daerah yang dianggap prospek tidak hanya dilihat dari besarnya kandungan mineral dan besarnya cadangannya saja namun harus dilihat dalam hitungan keekonomiannya juga. Perhitungan keekonomiannya mencakup unsur-unsur dalam keekonomian yaitu besarnya modal atau biasa disebut Capex (Capital Expenditure), Biaya operasional (Operational expenses), Pendapatan (Income), Penjualan (Sales/Revenue), Keuntungan (Profit) dan lain-lain. Besarnya kandungan mineral dan besar cadangan merupakan dasar untuk menetapkan ekonomis atau tidaknya suatu daerah untuk diolah. Selain itu, faktor besar kecilnya suatu perusahaan tambang dalam mengolah suatu daerah tambang sangat berpengaruh terhadap keuntungan yang akan didapat perusahaan tersebut. Hal penting yang lainnya dalam mengelola suatu daerah ataupun usaha adalah Manajemen. Sebab dalam manajemen, kita dituntut untuk merencanakan sesuatu dengan tepat dan baik untuk keuntungan yang lebih besar. Dengan kata lain, suatu jenis usaha ataupun usaha tambang akan memberikan hasil yang berbeda, tergantung pada cara manajemennya. 1.2 MANAJEMEN USAHA Daerah penelitian dapat dikatakan suatu daerah yang cukup prospek untuk suatu usaha tambang dalam skala kecil. Jika daerah ini dikelola oleh suatu perusahaan tambang yang sangat besar, perusahaan tersebut akan merugi disebabkan biaya produksi yang lebih besar di bandingkan pendapatan yang diterima perusahaan tersebut. Namun suatu daerah tidak dapat dinyatakan tidak akan prospek untuk suatu perusahaan tambang untuk selamanya, sebab ada beberapa faktor yang berpengaruh. Suatu daerah yang tidak prospek pada saat ini dapa menjadi suatu daerah yang prospek di masa depan. Faktorfaktor tersebut adalah: 1. Tingginya harga barang tambang 2. Kemajuan teknologi 3. Skala perusahaan. 55

5.3 ANALISIS PEMILIHAN JENIS USAHA DI DAERAH PENELITIAN Terdapat beberapa jenis usaha yang dapat dilakukan di daerah penelitian. Sebuah usaha dengan sistem bagi hasil dan pertambangan mikro yang tidak legal. Dalam menjalankan usaha, segala kondisi suatu jenis usaha merupakan sesuatu yang harus dipertimbangkan baik segi legalitasnya ataupun lama usaha tersebut serta besar keuntungannya. 1.3.1 Bagi Hasil Sistem usaha ini merupakan jenis usaha yang bersifat investasi tanpa kita terlibat dalam mengelola usaha ini. Dengan sistem ini, kita cukup menginvestasikan sejumlah uang untuk melakukan kerjasama dengan gurandil (sebutan atau julukan yang diberikan untuk penambang emas kecil). Pada daerah penelitian yang terdapat di Sungai Cibaliung, diperkirakan terdapat kurang lebih 50 gurandil. Dengan adanya jumlah gurandil yang banyak ini, hal ini mempermudah kita untuk melakukan usaha Bagi Hasil. Keuntungan yang kita dapat merupakan suatu hasil persentase yang kita sepakati diawal kerjasama. Sistem ini mempunyai beberapa keuntungan antara lain: a. Jumlah dana yang kita keluarkan relatif kecil. b. Kerugian yang dapat kita alami hanya sebatas sebesar uang yang kita investasikan. c. Kita tidak perlu melakukan usaha aktif (menjadi pihak yang pasif) Namun sistem ini juga mempunyai masalah, yaitu: a. Kepercayaan, suatu hal yang patut diperhatikan adalah apakah sang gurandil akan jujur dengan setiap gram emas yang mereka dapatkan. b. Persentase yang kita dapatkan umumnya akan lebih kecil dari sang gurandil (tidak akan lebih dari 50%). 1.3.2 Pertambangan Mikro Sistem usaha ini merupakan jenis usaha yang bersifat perusahaan berskala kecil. Dengan sistem ini, kita menjalankan usaha layaknya usaha lainnya. Kita membutuhkan dana untuk menjadi sebuah modal awal usaha (Capex) dan dana untuk biaya operasional (Opex). Keuntungan hasil penjualan merupakan milik kita semuanya (Target Emas). Beberapa kelebihan sistem pertambangan mikro ini adalah : a. Keuntungan sepenuhnya milik kita sebagai orang yang mempunyai dana. b. Kita bebas menentukkan kebijakan dalam usaha ini. 56

c. Tidak perlu memikirkan hasil serta tidak perlu khawatir dengan penggelapan hasil oleh gurandil. Beberapa kelemahan sistem pertambangan mikro adalah: a. Kerugian ditanggung sepenuhnya oleh kita sebagai yang mempunyai dana. b. Legalitas usaha, jika secara hukum kita tidak mempunyai izin usaha pertambangan, kita dapat dijerat oleh hukum. Dengan adanya beberapa faktor di atas, maka penulis akan memutuskan untuk mesimulasi jenis usaha yang kedua yaitu pertambangan mikro. Namun sebelum menjalankan jenis usaha ini, kita harus melakukan beberapa analisis awal. 5.4 PERENCANAAN USAHA Dengan pertambangan mikro, penulis mencoba untuk membuat sebuah Rencana Usaha (Business Plan). Business Plan adalah sebuah perancangan usaha dengan data dan kondisi yang ada sekarang ini dengan menggunakan data sebenarnya dan asumsi-asumsi yang relevan. Contoh : kita berasumsi bahwa harga emas cenderung meningkat dari waktu ke waktu, maka kita dapat berasumsi bahwa harga emas akan semakin mahal di masa yang akan datang, walaupun terjadi fluktuasi harga emas dari waktu ke waktu. Dengan beberapa kondisi dan asumsi maka dibuatlah sebuah perencanaan usaha Gambar 6.1 turbin sebagai penggerak (kiri) dan gelondong sebagai alat pengolahan (kanan) (Fotografi : Subandrio 2005) 57

Asumsi perencanaan usaha pertambangan mikro adalah sebagai berikut: Asumsi Modal Awal (Capex) Gelondong dan Turbin Rp 5.000.000 Pondokkan dan Peralatan Rp 5.000.000 + Total Capex Rp 10.000.000 Biaya Operasional (Opex) Upah 2 Gurandil @ 3.000.000 Rp 6.000.000 Air Raksa 10 ons (30 kali) Rp 1.000.000 Lain-lain Rp 500.000 + Total Opex/bulan Rp 7.500.000 Dengan kondisi harga emas dan kurs dolar serta asumsi yang kita gunakan maka kita dapat menghitung besar pendapatan yaitu : Asumsi Pendapatan perbulan 2 Gurandil @ 0.5 gram emas x 30 Rp 9.750.000 Harga emas Rp 325.000/gram 2 Gurandil @ 4.5 gram perak x 30 Rp 1.215.000 Harga perak Rp 4.500/gram + Rp 10.965.000 Gambar 6.2 Indek Harga emas dan Kurs Dollar (logammulia.com 27409) 58

Dengan memperhatikan perkembangan kurs dollar dan index harga emas, dapat kita analisis bahwa harga emas dalam rupiah cenderung meningkat dari waktu ke waktu. Indeks harga emas dalam dollar di hitung per oz, dimana satu oz mendekati 29.5 gr. Sedangkan harga perak,dihitung dengan harga per kilo yaitu sebesar $ 420 / Kg. Dengan adanya suatu rencana sederhana dari modal awal dan pengeluaran per bulan, maka kita akan mendapatkan keuntungan sebesar: Pendapatan Opex = Profit Rp 10.965.000 Rp 7.500.000 = Rp 3.465.000 Dengan perhitungan sederhana kita didapatkan bahwa dalam waktu tiga bulan, modal awal kita telah kembali. Namun, terdapat besar inflasi yang harus kita perhitungan. Inflasi adalah turunnya nilai suatu uang terhadap waktu. Contohnya harga 5000 rupiah saat ini tidak akan sama dengan 5000 rupiah untuk sepuluh tahun yang akan dating. Setidaknya apa yang dapat kita dapatkan dengan harga 5000 rupiah saat ini tidak akan sama dengan apa yang akan kita dapatkan sepuluh tahun kemudian. Inflasi yang dialami oleh Negara kita rata-rata sebesar 10-12% per tahun, sehingga dalam sebulannya kita mengalami inflasi sebesar 1%. Dengan memasukkan faktor inflasi 1% maka kita juga akan mendapatkan bahwa break even pada bulan yang ketiga pula. Dengan Break Even Analysis pun akan di dapat 3 bulan (inflasi 1% per bulan) Rp 10.000.000 Bulan 1 Rp 3.465.000 * 0.9901 Rp 3.430.697 Rp 6.569.303 Bulan 2 Rp 3.465.000* 0.9803 Rp 3.396.740 Rp 3.172.563 Bulan 3 Rp 3.465.000* 0.9706 Rp 3.363.129 Rp - 190.564 0.9901, 0.9803 dan 0.9706 di dapatkan dari Discount Faktor dengan perhitungan (P/F,i%,n) = 1/(1+i) n ) Dimana P=Present Value, F=Future Value, i=interest, n=jumlah 59

Besar bunga atau interest dapat berasal dari banyak sumber. Sumber sumber yang dapat dipakai yaitu bunga tabungan, bunga deposito, inflasi, bunga pinjaman atau lainnya. Dengan menganalisis usaha bermodal awalkan pinjaman dengan bunga pinjaman 24 % per tahun, makan didapatkan perincian sebagai berikut: Dengan bunga bank 24 %, pada bulan ke berapakah kita berhasil mengumpulkan modal awal? Rp 10.000.000 Bulan 1 Rp 3.465.000 * 0.9804 Rp 3.397.086 Rp 6.602.914 Bulan 2 Rp 3.465.000* 0.9612 Rp 3.330.558 Rp 3.272.356 Bulan 3 Rp 3.465.000* 0.9423 Rp 3.265.070 Rp 7.286 Maka kita mendapatkan break even pada bulan keempat. Kita bisa mengetahui prospeknya suatu usaha dengan menghitung dan mengetahui besarnya IRR. IRR (Index Rate of Return) adalah besarnya bunga saat besar keuntungan sama dengan besar biaya. Maka kita mendapatkan perincian perhitungan sebagai berikut: IRR = P / A (n=12) IRR = 10.000.000 / 3.465.000 = 2.89 maka besar IRR = 33.5% (menggunakan table (P/A, I, 12)) Maka besar IRR = 33.5 %. Arti 33.5% adalah bahwa besar bunga maksimum yang masih menguntungkan adalah 33.5% per bulan. Dalam kata lain, bunga pinjaman modal yang bisa di toleransi dengan perencanaan usaha seperti ini yaitu 33.5% per bulan 60