2015 PEMBERDAYAAN KELUARGA MELALUI PROGRAM MICROFINANCE PADA KELOMPOK SIMPAN PINJAM PEREMPUAN (SPP)DALAM MENINGKATKAN EKONOMI

dokumen-dokumen yang mirip
BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. kerja bagi angkatan kerja di perdesaan. Permasalahan kemiskinan yang cukup

BAB I PENDAHULUAN. keuangan mikro, diperlukan suatu sistem yang mengatur segala bentuk kegiatan

BAB I PENDAHULUAN. pada umumnya juga belum optimal. Kerelawanan sosial dalam kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. kemiskinan dengan meluncurkan program-program pemberdayaan. Sejak periode

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM). Peranan UMKM. laju pertumbuhan ekonomi maupun penyerapan tenaga kerja.

BAB IV IMPLEMENTASI SPP (SIMPAN PINJAM KELOMPOK PEREMPUAN) DAN PENGARUHNYA TERHADAP PEMBERDAYAAN EKONOMI MASYARAKAT

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat, khususnya di negara-negara berkembang. Di Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. program tersebut adalah PNPM Mandiri Perdesaan. PNPM Mandiri adalah. pemberdayaan sebagai pendekatan yang dipilih.

BAB I PENDAHULUAN UKDW. Indonesia yang tergolong miskin. Bagi mereka mencari kredit mandiri

BAB I PENDAHULUAN. yang terkena PHK (pengangguran) dan naiknya harga - harga kebutuhan

BAB I PENDAHULUAN. dasar lingkungan yang memadai dengan kualitas perumahan dan permukiman

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Indonesia memiliki persoalan kemiskinan dan pengangguran. Kemiskinan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Permasalahan kemiskinan yang cukup kompleks membutuhkan

BAB V HUBUNGAN FAKTOR INTERNAL DAN EKSTERNAL DENGAN TINGKAT PARTISIPASI PEREMPUAN

I. PENDAHULUAN. (NSB) termasuk Indonesia sering berorientasi kepada peningkatan pertumbuhan

DINA YULIANA. dalam pemberdayaan perempuan oleh BPP melalui KWT Mekar Asri di Dusun Mekar

BAB I PENDAHULUAN. dilakukan oleh suatu bangsa dalam upaya untuk meningkatkan pendapatan dan

BAB I P E N D A H U L U A N

BAB I PENDAHULUAN. mangadakan salah satu program adalahprogram Nasional Pemberdayaan

PENJELASAN VI PENULISAN USULAN DAN VERIFIKASI

BAB I PENDAHULUAN. Perekonomian Indonesia yang mulai bangkit pasca krisis moneter 1997-

BAB I PENDAHULUAN. Krisis ekonomi yang melanda Indonesia menyebabkan munculnya. menurunnya konsumsi masyarakat. Untuk tetap dapat memenuhi kebutuhan

BAB I PENDAHULUAN. dihadapi oleh semua negara khususnya negara-negara yang sedang

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN. Sekretariat PNPM MP Kecamatan Ranomeeto, maka adapun hasil penelitian. yang didapatkan dapat digambarkan sebagai berikut:

I. PENDAHULUAN. Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri Perkotaan (PNPM-MP)

I. PENDAHULUAN. Sumber : Dinas Pertanian dan Kehutanan Kabupaten Bogor (2009)

BAB VI HUBUNGAN TINGKAT PARTISIPASI PEREMPUAN DENGAN TINGKAT KEBERHASILAN KEGIATAN SPP

BAB I PENDAHULUAN. yang saling berkaitan, diantaranya, tingkat pendidikan, tingkat kesehatan

BAB I PENDAHULUAN. kemiskinan sturktural dan kemiskinan kesenjangan antar wilayah. Persoalan

BAB I PENDAHULUAN. dan perbankan Indonesia. Adanya rentang waktu pengembalian pinjaman

TINGKAT KEBERDAYAAN EKONOMI PEREMPUAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. sehingga harus disembuhkan atau paling tidak dikurangi. Kemiskinan merupakan

IMPLEMENTASI PROGRAM NASIONAL PEMBERDAYAAN MASYARAKAT MANDIRI PERDESAAN (PNPM-MP) DI DESA SONOWANGI KECAMATAN AMPELGADING KABUPATEN MALANG

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Aghnita Septiarti, 2014 Studi Deskriptif Sikap Mental Penduduk Miskin

BAB I PENDAHULUAN. pemerataan kesejahteraan kepada seluruh warga bangsa dengan cara

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat, dengan kata lain telah mengakar luas dalam sistem sosial

I. PENDAHULUAN. secara terus menerus untuk mewujudkan cita-cita berbangsa dan bernegara, yaitu

BUPATI BIMA PERATURAN BUPATI BIMA NOMOR 03 TAHUN 2013 T E N T A N G

BAB I PENDAHULUAN Sekilas Tentang UPK Sauyunan Kecamatan Bojongsoang

Tabel Triangulasi. Fokus 1. Evaluasi Masukan (Evaluation Input) a. Prosedur Pelaksanaan SPP. Wawancara Dokumentasi Observasi

BAB I PENDAHULUAN. Ekonomi keluarga indonesia sebagian besar masih bergelut dalam

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. bagi seluruh rakyat Indonesia dan di dalam undang-undang Dasar 1945,

Analisis tingkat kesehatan lembaga unit pengelola kegiatan( studi kasus. pada UPK PNPM Kecamatan Kalijambe Kabupaten Sragen ) Oleh : Wawan Apriyanto

I. PENDAHULUAN. Kecamatan Bebandem merupakan salah satu kecamatan yang ada di. Kabupaten Karangasem. Kecamatan Bebandem memiliki masalah yang paling

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. bahasan utama dalam penelitian ini. Minimnya lapangan pekerjaan, pembangunan

BAB 1 PENDAHULUAN. yang tidak sedikit jumlahnya, begitu pula halnya dengan Negara Indonesia saat ini, yaitu

I. PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara berkembang, sebagai negara berkembang

BAB I PENDAHULUAN. yang melanda Indonesia sejak tahun 1997, beberapa studi telah menunjukkan

BAB I PENDAHULUAN. Kemiskinan dan pengangguran menjadi masalah yang penting saat ini di

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. struktural fungsional bersumber pada bagaimana dalam perkembangan tersebut

BAB I PENDAHULUAN. disalurkan Badan Keswadayaan Masyarakat (BKM) melalui Unit Pengelola Keuangan

BAB I PENDAHULUAN. Istilah kredit berasal dari bahasa yunani credere yang berarti kepercayaan

BUPATI PURWOREJO PERATURAN BUPATI PURWOREJO NOMOR: 11 TAHUN 2006 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia. Kemiskinan yang semakin meningkat akhir-akhir ini dapat

BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. menghubungkan pihak-pihak yang memiliki dana dengan pihak-pihak yang

BAB I PENDAHULUAN. Negara Indonesia merupakan negara berkembang yang senantiasa. melakukan pembangunan di segala bidang. Pembangunan yang sedang giat

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. Didalam kehidupan ekonomi pada umumnya, manusia senantiasa berusaha untuk

BAB III GAMBARAN UMUM SIMPAN PINJAM KELOMPOK PEREMPUAN (SPP) DESA TUNGU KECAMATAN GODONG KABUPATEN GROBOGAN

IV. GAMBARAN UMUM. Kabupaten Lebak merupakan salah satu kabupaten yang terletak di

BAB I PENDAHULUAN. Kegiatan perkreditan dan berbagai jasa yang diberikan oleh bank ini membantu

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia, sehingga menjadi suatu fokus perhatian bagi pemerintah Indonesia.

BAB I PENDAHULUAN. Dalam pembukaan UUD 1945 alinea IV terdapat salah satu tujuan negara

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Khaidar Syaefulhamdi Ependi, 2014

BAB I PENDAHULUAN. nasional, kearah peningkatan taraf hidup rakyat banyak. Perbankan di Indonesia termasuk Hukum Perbankan Indonesia.

EFEKTIFITAS KEGIATAN KELOMPOK SIMPAN PINJAM PEREMPUAN (SPP) MIFTAHUL JANNAH DALAM PROGRAM PNPM-MP

BAB I PENDAHULUAN. dan penyimpanan uang ini disebut koperasi simpan pinjam. Tujuannya adalah

BAB I PENDAHULUAN. Fenomena kemiskinan perdesaan bukan merupakan suatu gejala yang baru.

BAB I PENDAHULUAN. oleh si miskin. Penduduk miskin pada umumya ditandai oleh rendahnya tingkat

I. PENDAHULUAN. pola kegiatan usaha pertanian, pola keterkaitan ekonomi desa-kota, sektor

BAB I PENDAHULUAN. dari dunia usaha nasional yang mempunyai kedudukan, potensi dan peranan yang sangat

BAB I PENDAHULUAN. Perdesaan (PNPM-MP) salah satunya ditandai dengan diberlakukannya UU No. 6

BAB I PENDAHULUAN. ukuran agregat, tingkat kemiskinan di suatu wilayah lazim digunakan untuk

BAB I PENDAHULUAN. kesejahteraan dan penyediaan kesempatan kerja bagi masyarakat miskin. memberdayakan masyarakat (BAPPENAS, Evaluasi PNPM 2013: 27).

BERITA DAERAH KABUPATEN KULON PROGO NOMOR : 41 TAHUN : 2008 SERI : E PERATURAN BUPATI KULON PROGO NOMOR : 103 TAHUN 2008 TENTANG

LAMPIRAN. Panduan Pertanyaan dalam Wawancara Mendalam. Nama :... Peran di PNPM-MPd :...

BAB I PENDAHULUAN. antara pihak pemberi pinjaman dan pihak peminjam. Dalam kesehariannya

I. PENDAHULUAN. upaya dan kegiatan aktifitas ekonomi masyarakat tersebut. Untuk mencapai kondisi

I. PENDAHULUAN. Dalam sebuah negara yang berkembang seperti Indonesia, masalah kemiskinan akan selalu

BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

Pengaruh Kredit SPP (Simpan-Pinjam Kelompok Perempuan) PNPM-MP Terhadap Pendapatan Masyarakat

ANALISIS PENGELOLAAN DANA SIMPAN PINJAM PEREMPUAN (SPP) PROGRAM NASIONAL PEMBERDAYAAN MASYARAKAT MANDIRI PERDESAAN (PNPM-MP)

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kemiskinan menjadi salah satu masalah di Indonesia sejak dahulu hingga

BAB I PENDAHULUAN. pertumbuhan dan penggerak ekonomi yang fungsinya tidak dapat dipisahkan dari

BAB I PENDAHULUAN. pada umumnya juga belum optimal. Kerelawan sosial dalam kehidupan

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Romy Novan Fauzi, 2014

BAB I PENDAHULUAN. asas demokrasi ekonomi. Jelas hal ini ditegaskan dalam Pasal 33 ayat (1)

LEMBARAN DAERAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN KUDUS NOMOR 7 TAHUN 2013 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. bagi perusahaan, baik yang baru berdiri maupun yang sudah

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat, pendamping, pelatihan, serta peminjaman dana. Program ini juga

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dunia perbankan merupakan salah satu lembaga keuangan yang mempunyai

BAB VI PENUTUP. pikiran yang merupakan kesimpulan penulisan tentang evaluasi tingkat. kelurahan Kolhua adalah sebagai berikut :

I. PENDAHULUAN. individu untuk memenuhi kebutuhan pokok hidupnya dengan layak. Kemisikinan

ANGGARAN DASAR DAPM TOMPOBULU

(PNPM : : PJOK,

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan salah satu negara berkembang yang sedang

Transkripsi:

A. Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN Negara Indonesia merupakan salah satu Negara yang kaya akan sumber daya alam dan padat penduduk, dimana yang menjadi salah satu permasalahan yang dihadapi Negara yang padat penduduk adalah kemiskinan. Untuk mengurangi kemiskinan tersebut salah satunya dengan menciptakan masyarakat yang memiliki daya. Menurut Rappaport (dalam Suharto, 2009, hlm. 59) mengemukakan bahwa pemberdayaan adalah suatu cara dengan mana rakyat, organisasi, dan komunitas diarahkan agar mampu menguasai (atau berkuasa atas) kehidupannya. Sumodiningrat (dalam Mardikanto & Soebiato 2013, hlm. 29) menyatakan bahwa hakikat dari pemberdayaan berpusat pada manusia dan kemanusiaan, dengan kata lain manusia dan kemanusiaan sebagai tolak ukur normatif, struktural, dan substansial. Mubyarto (dalam Mardikanto & Soebiato 2013, hlm. 47) menekankan bahwa pemberdayaan terkait erat dengan pemberdayaan ekonomi rakyat. World Blank (dalam Mardikanto & Soebiato 2013, hlm. 27) mengartikan pemberdayaan yaitu: Pemberdayaan sebagai upaya untuk memberikan kesempatan dan kemampuan kepada kelompok masayarakat (miskin) untuk mampu dan berani bersuara (voice) atau menyuarakan pendapat, ide, gagasan-gagasannya, serta kemampuan dan keberanian untuk memilih (choice) sesuatu (konsep, metoda, produk, tindakan, dll.) yang terbaik bagi pribadi, keluarga, dan masyarakatnya. Dengan kata lain pemberdayaan masyarakat merupakan proses meningkatkan kemampuan dan sikap kemandirian masyarakat. Istilah pemberdayaan semakin populer dalam konteks pembangunan dan pengentasan kemiskinan. Konsep pemberdayaan ini berkembang dari realitas individu atau masyarakat yang tidak berdaya atau pihak yang lemah (powerless). Menurut Anwas ( 2013, hlm. 48 ) Ketidakberdayaan atau kelemahan dalam aspek : pengetahuan, pengalaman, sikap, keterampilan, modal usaha, networking, semangat,

2 kerja keras, ketekunan, dll. Kelemahan dalam berbagai aspek tadi mengakibatkan ketergantungan, ketidakberdayaan, dan kemiskinan.

2 Salah satu program pemerintah dalam konteks pembangunan dan pengentasan kemiskinan untuk memberdayakan masyarakat yaitu Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM). PNPM bertujuan untuk menanggulangi kemiskinan dan menciptakan lapangan kerja yang dibuat oleh masyarakat itu sendiri. Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM) Mandiri sesuai dengan landasan hukum Peraturan Presiden Republik Indonesia No. 13 Tahun 2009 tentang Koordinasi Penanggulangan Kemiskinan dan Peraturan Presiden Republik Indonesia No. 15 Tahun 2010 tentang Percepatan Penanggulangan Kemiskinan. PNPM Mandiri telah lahir sejak tahun 2007 sampai saat ini, dimana salah satu PNPM Mandiri yang berkembang adalah PNPM Mandiri Perdesaan (MPd). PNPM MPd merupakan salah satu program pemerintah pada program pemberdayaan masyarakat yang ingin mengentaskan kemiskinan dengan memberdayakan masyarakat wilayah perdesaan. Salah satu wilayah pedesaan yang mendapatkan PNPM-MP yaitu Desa pawenang kecamatan Nagrak yang terletak di Kabupaten Sukabumi. Kecamatan Nagrak merupakan daerah yang sebagian besar bermata pencaharian sebagai petani, dengan luas 7.209,48 Ha dan jumlah penduduk 80.022 jiwa 40.406 Lk: 39.616 jiwa Pr: 24.840 jiwa. Secara administratif, Kecamatan Nagrak terbagi atas sepuluh desa. Sepuluh desa yang dimaksud ialah Desa Cisarua, Balekambang, Nagrak Selatan, Nagrak Utara, Kalaparea, Darmareja, Girijaya, Babakanpanjang, Pawenang, dan Cihanyawar.

3 Nama Desa Luas (Ha) Tabel 1.1 Data Penduduk Kecamatan Nagrak Jumlah Penduduk (Jiwa) L P KK Rumah tangga miskin (RTM) Nagrak Selatan 250,00 6481 3312 3169 2500 853 Kalaparea 922,33 8036 4036 3998 729 940 Nagrak Utara 741,00 14428 7203 7225 3996 3150 Pawenang 837,00 5253 2629 2624 1900 720 Darmareja 421,99 6624 3368 3256 1890 1326 Cisarua 641,35 12897 6433 6464 3996 873 Girijaya 1.033,01 9859 5024 4835 2969 3700 Babakan Panjang 582,00 4584 2290 2294 2525 2030 Cihanyawar 954,00 5169 2709 2467 1900 2889 Balekambang 304,00 6691 3407 3284 3750 3050 Sumber: Proposal Kegiatan Pnpm-Mandiri Perdesaan Kecamatan Nagrak Kabupaten Sukabumi Tahun Anggaran 2014 (2014, hlm. 2) PNPM Mandiri Perdesaan sebagai salah satu program pemerintah yang ingin memberdayakan masyarakat perdesaan dengan melibatkan masyarakat secara langsung dalam tahap perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi yang dirancang sebagai salah satu lapangan pekerjaan bagi masyarakat miskin perdesaan agar masyarakat dapat mengerahkan kemampuan yang dimilikinya sehingga dalam program ini masyarakat adalah sebagai subyek dalam upaya penanggulangan kemiskinan. PNPM- MPd di Kecamatan Nagrak merupakan salah satu program pemerintah yang mendapatkan antusias yang tinggi dari masyarakat. Unit pengelola kegiatan (UPK) meluncurkan program microfinance bagi kelompok simpan pinjam perempuan (SPP). PNPM-MP menggulirkan dana untuk usaha keluarga rumah tangga miskin (RTM) melalui kelompok yang dibentuk perempuan yang berupa simpan pinjam perempuan (SPP). Dana tersebut akan diberikan dalam bentuk bantuan kredit untuk membuka

4 usaha keluarga melalui kelompok yang dibentuk perempuan. Bentuk kelompok perempuan tersebut adalah Simpan Pinjam Perempuan (SPP) ini nantinya akan diberikan kepada perempuan, pinjamannya sesuai dengan permintaan dalam proposal yang diajukan, satu kelompok minimal terdiri dari tujuh orang anggota yang mana nantinya pinjaman tersebut akan dibagikan kepada masing-masing anggota. Pengembalian pinjaman tersebut dilakukan setiap bulan selama 10 sampai 12 kali angsuran atau selama satu tahun ditambah dengan jasa dibawah suku bunga pasar. Pada umumnya kegiatan perempuan ini bertujuan untuk membuka usaha dengan tujuan agar pinjaman kelompok mudah dikembalikan untuk digulirkan kembali ke kelompok lainnya, untuk meminimalisir tingkat penyimpangan keuangan maka UPK Kecamatan Nagrak mensiasatinya dengan menggunakan aplikasi keuangan terbuka agar anggota SPP dapat lebih mudah untuk mengontrol dan mengelola pinjaman. Namun, jika dalam pelaksanaannya bermasalah yaitu kurang dari 95% tingkat pengembaliannya maka satu desa tersebut atau satu kecamatan tersebut tidak akan mendapatkan program itu lagi. Dalam kegiatan SPP ini juga pihak UPK (Unit Pengelola Kegiatan) yang berada di kecamatan dan TPK (Tim Pengelola Kegiatan) yang berada di tiap Desa operasionalnya diperoleh dari anggaran masing-masing kegiatan. Besarnya operasional UPK untuk satu kegiatan atau satu kelompok kegiatan simpan pinjam perempuan yaitu 2%, sementara untuk TPK untuk satu kegiatan atau satu kelompok kegiatan simpan pinjam perempuan sebesar 3% dari anggaran yang program. Sejumlah ibu-ibu tertarik dengan program microfinance bagi kelompok Simpan Pinjam Perempuan (SPP) yang diselenggarakan PNPM-Mandiri Pedesaan. Program yang dinilai sangat strategis itu menjadi wadah penanggulangan kemiskinan. Selain melibatkan masyarakat dalam perencanaan, pelaksanaan dan pengawasan kegiatan PNPM-MP, masyarakat juga terlibat dan berperan dalam mengembangkan ekonomi kerakyatan (ekonomi mikro) melalui kelompok usaha produktif, yang dikenal dengan Simpan Pinjam Perempuan (SPP) PNPM-MP. SPP yang diperuntukkan pada kelompok perempuan rumah tangga miskin (RTM) yang produktif dengan

5 memberikan keleluasaan kepada masyarakat untuk memanfaatkan potensi dan kapasitas yang dimiliki, seperti kegiatan industry rumah tangga (home industri), perdagangan dan jasa (Tim Koordinasi PNPM-MP). Simpan pinjam perempuan yang lebih dikenal dengan SPP pada program ini sangat membantu masyarakat untuk mendapatkan akses bantuan pinjaman dana dengan jasa pengembalian (bunga) yang ringan dan proses pencairan yang mudah. Untuk memudahkan pada program pengguliran dana melalui simpan pinjam perempuan maka di kecamatan Nagrak Kabupaten Sukabumi menerapkan sebuah aplikasi keuangan microfinance pada kelompok SPP. Microfinance pada program ini yaitu sebagai penyediaan layanan keuangan bagi masyarakat rumah tangga miskin dimana mereka ingin membuka sebuah usaha namun tidak akses terhadap perbankan dan layanan terkait. Aplikasi keuangan mikro yang berbasis Client Server diciptakan oleh ketua UPK yang dapat di akses oleh kelompok dengan menggunakan sebuah media elektronik yang salah satunya yaitu handphone (HP) yang didalamnya menyediakan sebuah layanan informasi keuangan bagi kelompok SPP. Info layanan diberikan kepada pengurus atau anggota kelompok SPP, layanan yang diberikan yaitu berupa SMS informasi, Informasi tagihan kelompok SPP, dan informasi rincian pembayaran angsuran 5 transaksi terakhir. Aplikasi UPK yang berbasis client server ini sangat membantu sekali bagi upk dan nasabah atau kelompok SPP ibu-ibu, manfaatnya antara lain: dapat meminimalisir kesalahan manusiawi yang terjadi pada UPK, seperti salah pencatatan, salah perhitungan, dapat meminimalisir juga penyalahgunanaan yang dilakukan baik itu oleh UPK maupun oleh pemanfaat atau ibu-ibu SPP, transaksi keuangan di UPK dapat terpantau, bahkan dapat dipantau dengan layanan SMS UPK atau semudah ketik SMS, yang biasa disebut di bank SMS Banking, dan tujuan yang paling utama adalah ingin menyelamat asset PNPM ketika program ini berhenti. Tujuan khusus Program microfinance pada kelompok SPP di Kecamatan Nagrak yaitu memberikan pinjaman kepada ibu-ibu rumah tangga miskin yang produktif dengan memberikan keleluasaan kepada masyarakat untuk memanfaatkan potensi dan

6 kapasitas yang dimiliki dan dipermudah dengan adanya aplikasi keuangan untuk validitasi data serta menjaga pencatatan ketika ditemukannya data yang tidak sama. Untuk dapat menggunakan layanan tersebut kelompok SPP sebelumnya telah diberikan kode sesuai dengan kelompoknya sehingga pada saat melakukan layanan dengan media HP kelompok SPP mengirimkan pesan sesuai dengan kode kelompoknya masing-masing. Dengan adanya program microfinance pada kelompok simpan pinjam perempuan diharapkan masyarakat dapat lebih berdaya dengan memanfaatkan fasilitas dan pelayanan yang ada serta segala kemampuan yang dimiliknya. Berdasarkan penjabaran diatas maka peneliti tertarik untuk melihat bagaimana pemberdayaan keluarga melalui program microfinance pada kelompok simpan pinjam perempuan (SPP) dalam meningkatkan ekonomi di Desa Pawenang RT 06 RW 01 Kecamatan Nagrak Kabupaten Sukabumi. B. Identifikasi Masalah Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan diatas, maka penulis mencoba mengidentifikasi permasalahan yang ada, diantaranya sebagai berikut: 1. Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri perdesaan (PNPM-MPd) telah terselenggara di Kecamatan Nagrak sejak tahun 2007. 2. Program PNPM-MP SPP ditujukan pada keluarga miskin/ rumah tangga miskin (RTM). 3. Sebagian besar perempuan di Desa Pawenang merupakan ibu rumah tangga non produktif sehingga antusias ibu-ibu yang tinggi akan adanya pengguliran dana bagi kelompok simpan pinjam perempuan. 4. Adanya keinginan ibu rumah tangga untuk melakukan perubahan taraf hidup menjadi lebih baik, dengan mengikuti program microfinance 5. Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM) Mandiri Perdesaan ingin memudahkan masyarakat dengan membuat sebuah aplikasi layanan keuangan microfinance. 6. Belum tersosialisasikan secara optimal aplikasi layanan keuangan microfinance bagi kelompok simpan pinjam perempuan akibatnya masih terdapat kelompok

7 SPP yang kurang paham akan fungsi dari aplikasi layanan keuangan microfinance. C. Rumusan Masalah Penelitian Dalam suatu tindakan penelitian, perlu adanya perumusan karena dalam sebuah penelitian diharapkan dapat memberikan petunjuk yang lebih baik, terarah, dan terdorong untuk mengetahui jawaban. Berdasarkan pernyataan diatas adapun rumusan masalah yang peneliti buat yaitu sebagai berikut ; 1. Bagaimana proses pemberdayaan keluarga melalui program microfinance pada kelompok simpan pinjam perempuan di Desa Pawenang RT 06 RW 01 Kecamatan Nagrak Kabupaten Sukabumi? 2. Bagaimana pendekatan pemberdayaan yang dilakukan oleh lembaga PNPM Mandiri Perdesaan di Desa Pawenang RT 06 RW 01 Kecamatan Nagrak Kabupaten Sukabumi? 3. Bagaimana hasil (output) yang didapat oleh anggota kelompok SPP setelah mengikuti program microfinance? D. Tujuan Penelitian Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini, yaitu sebagai berikut: 1. Untuk mengetahui proses pemberdayaan keluarga melalui program microfinance pada kelompok simpan pinjam perempuan di Desa Pawenang RT 06 RW 01 Kecamatan Nagrak Kabupaten Sukabumi. 2. Untuk mengetahui pendekatan pemberdayaan yang dilakukan oleh lembaga PNPM Mandiri Perdesaan di Desa Pawenang RT 06 RW 01 Kecamatan Nagrak Kabupaten Sukabumi 3. Untuk mengetahui hasil (output) yang didapat oleh anggota kelompok SPP setelah mengikuti program microfinance

8 E. Manfaat/ Signifikansi Penelitian Manfaat yang dapat diambil dari kegiatan penelitian ini agar dapat memberikan pengetahuan serta kontribusi bagi beberapa pihak yang terkait, diantaranya: 1. Manfaat/ Signifikansi Penelitian Dari Segi Teori Hasil penelitian ini diharapkan dapat berguna sebagai sumbangan keilmuan khususnya bagi jurusan pendidikan luar sekolah dan bagi universitas pendidikan Indonesia sebagai salah satu rujukan pemberdayaan keluarga serta dapat menjadi bahan kajian lebih lanjut mengenai pemberdayaan keluarga melalui program microfinance pada kelompok simpan pinjam perempuan (SPP). 2. Manfaat/ Signifikansi Penelitian Dari Segi Praktik Memberikan pengalaman, pengetahuan dan wawasan yang lebih luas mengenai pemberdayaan keluarga melalui program microfinance pada kelompok simpan pinjam perempuan (SPP) di bidang pemanfaatan dan pengelolaan keuangan. F. Struktur Organisasi Skripsi Merujuk pada pedoman karya tulis ilmiah Universitas Pendidikan Indonesia (2014, hlm. 29), maka sistematika dalam penulisan hasil penelitian yaitu sebagai berikut: 1. BAB I : Pendahuluan yang berisikan latar belakang penelitian, rumusan masalah penelitian, tujuan penelitian, manfaat atau signifikansi penelitian, serta sistematika penulisan. 2. BAB II : Kajian Pustaka, berfungsi sebagai landasan teoritis dalam menyusun pertanyaan penelitian yang mencangkup tentang konsep manajemen, konsep microfinance, konsep pemberdayaan, konsep dasar program PNPM Mandiri Perdesaan, konsep pendidikan berbasis luas dan kecakapan hidup.

9 3. BAB III : Metode Penelitian, berisi penjabaran yang rinci mengenai metode penelitian, termasuk beberapa komponen lainnya seperti Desain penelitian, Partisipan dan tempat penelitian, Pengumpulan data, Analisis data, dan definisi operasional. 4. BAB IV : Hasil Penelitian dan Pembahasan, terdiri atas dua hal utama yakni pengolahan atau analisis data serta pembahasan atau analisis temuan. 5. BAB V : Simpulan dan saran yang menyatakan mengenai hasil penelitian.

PEREMPUAN (SPP)DALAM MENINGKATKAN EKONOMI 10