Laporan Praktikum 1 Jaringan Syaraf Tiruan

dokumen-dokumen yang mirip
1. Pendahuluan. 1.1 Latar Belakang

BAB IV PERANCANGAN DAN IMPLEMENTASI PERANGKAT LUNAK

MODIFIKASI ALGORITMA PROPAGASI BALIK

BAB III METODE PENELITIAN. Desain penelitian untuk pengenalan nama objek dua dimensi pada citra

BAB 4 IMPLEMENTASI. minimum 2 Giga Hertz dan memory RAM minimum 256 MB, sedangkan untuk

IMPLEMENTASI JARINGAN SYARAF TIRUAN MULTI LAYER FEEDFORWARD DENGAN ALGORITMA BACKPROPAGATION SEBAGAI ESTIMASI NILAI KURS JUAL SGD-IDR

IDENTIFIKASI POLA IRIS MENGGUNAKAN METODE BACKPROPAGATION

3. METODE PENELITIAN

BAB 1 PENDAHULUAN. 1 Universitas Kristen Maranatha. Gambar 1.1 : Ilustrasi jaringan syaraf manusia yang diadaptasi untuk ANN (Kriesel, 2011)

BAB I PENDAHULUAN I-1

BAB III METODE PENELITIAN

UKDW BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Gambar 3.1 merupakan desain penelitian yang akan digunakan pada

BAB I PENDAHULUAN. kebutuhan utama dalam kehidupan sehari-hari. Hal ini dapat dilihat dari maraknya

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB 4 ANALISA DAN BAHASAN

Implementasi Jaringan Syaraf Tiruan Backpropagation dan Steepest Descent untuk Prediksi Data Time Series

SATIN Sains dan Teknologi Informasi

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

IDENTIFIKASI TIGA JENIS BUNGA IRIS MENGGUNAKAN ANFIS

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Pelaksanaan penelitian ini, memerlukan banyak hal yang harus

BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI. perangkat keras dan perangkat lunak yang digunakan untuk pemakaian aplikasi yang

1. Pendahuluan 1.1 Latar belakang masalah

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Pemodelan Jaringan Syaraf Tiruan dengan Algoritma One Step Secant Backpropagation dalam Return Kurs Rupiah Terhadap Dolar Amerika Serikat

Gambar 3.1 Desain Penelitian

WAVELET -JARINGAN SYARAF TIRUAN UNTUK PREDIKSI DATA TIME SERIES

IMPLEMENTASI JARINGAN SYARAF TIRUAN (JST) UNTUK MEMPREDIKSI HASIL NILAI UN MENGGUNAKAN METODE BACKPROPAGATION

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB 1 Persyaratan Produk

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Presentasi Tugas Akhir

BAB 1 PENDAHULUAN. Pada masa sekarang ini, banyak jenis-jenis usaha dan bisnis yang mulai

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 3 METODE PERANCANGAN

PREDIKSI KUALITAS AIR BERSIH PDAM KOTA PALU MENGGUNAKAN METODE BACKPROPAGATION

LABORATORIUM SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN DAN INTELIGENSIA BISNIS

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

JURNAL IPTEKS TERAPAN Research of Applied Science and Education v9.i4 ( )

BAB 2 KONSEP DASAR PENGENAL OBJEK

BAB IV PERCOBAAN DAN ANALISIS. Percobaan metode kompresi citra fraktal menggunakan algoritma

BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI

PENENTUAN MODEL RETURN HARGA SAHAM DENGAN MULTI LAYER FEED FORWARD NEURAL NETWORK MENGGUNAKAN ALGORITMA RESILENT BACKPROPAGATION SKRIPSI

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

1 BAB III 2. 3 METODE PENELITIAN

Prediksi Pergerakan Harga Harian Nilai Tukar Rupiah (IDR) Terhadap Dollar Amerika (USD) Menggunakan Metode Jaringan Saraf Tiruan Backpropagation

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

PERANCANGAN PROGRAM PENGENALAN BENTUK MOBIL DENGAN METODE BACKPROPAGATION DAN ARTIFICIAL NEURAL NETWORK SKRIPSI

BAB III METODELOGI PENELITIAN. Alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah: a. Prosesor : Intel Core i5-6198du (4 CPUs), ~2.

Model Arsitektur Backpropogation Dalam Memprediksi Faktor Tunggakan Uang Kuliah (Studi Kasus AMIK Tunas Bangsa)

BAB III METODE PENELITIAN. dan bahan, agar mendapatkan hasil yang baik dan terstruktur. Processor Intel Core i3-350m.

BAB 3 METODOLOGI. seseorang. Hal inilah yang mendorong adanya perkembangan teknologi

PERMALAN HARGA GARAM KONSUMSI MENGGUNAKAN ARTIFICIAL NEURAL NETWORK FEEDFORWARD- BACKPROPAGATION (STUDI KASUS : PT. GARAM MAS, REMBANG, JAWA TENGAH)

BAB II NEURAL NETWORK (NN)

JURNAL SAINS DAN INFORMATIKA

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN

PREDIKSI TINGKAT INFLASI DI INDONESIA BERBASIS JARINGAN SYARAF TIRUAN DAN ALGORITMA GENETIKA. Rita Rismala 1, Said Al Faraby 2

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. 1. Spesifikasi komputer yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai. Processor INTEL Pentium Dual Core T4300

BAB 3. METODE PENELITIAN. Desain penelitian adalah tahapan atau gambaran yang akan dilakukan

BAB II LANDASAN TEORI

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN A.

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI. Pengimplementasian dan pengevaluasian aplikasi BlueTTS pada penelitian ini

BAB 2 LANDASAN TEORI

ANALISIS JARINGAN SYARAF TIRUAN UNTUK MEMPREDIKSI JUMLAH RESERVASI KAMAR HOTEL DENGAN METODE BACKPROPAGATION (Studi Kasus Hotel Grand Zuri Padang)

BAB 1 PENDAHULUAN. Bahasa Jepang menggunakan berbagai jenis karakter untuk sistem

PENERAPAN MODEL NEURAL NETWORK BACKPROPAGATION UNTUK PREDIKSI HARGA AYAM

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Desain penelitian adalah tahapan atau gambaran yang akan dilakukan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB IV PERANCANGAN DAN PEMBAHASAN

BAB III METODE PENELITIAN

PERBANDINGAN AKURASI ALGORITME PELATIHAN DALAM JARINGAN SYARAF TIRUAN UNTUK PERAMALAN JUMLAH PENGGUNA KERETA API DI PULAU JAWA

UKDW BAB 1 PENDAHULUAN

METODOLOGI PENELITIAN

Aplikasi yang dibuat adalah aplikasi untuk menghitung. prediksi jumlah dalam hal ini diambil studi kasus data balita

ANALISIS PENAMBAHAN NILAI MOMENTUM PADA PREDIKSI PRODUKTIVITAS KELAPA SAWIT MENGGUNAKAN BACKPROPAGATION

Prediksi IHSG Pada BEI Menggunakan Variabel Ekonomi Makro Berbasis Backpropagation Neural Network

BAB III PERANCANGAN SISTEM. dimulai dengan pengambilan data secara langsung dari kendaraan yang akan

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN. Desain penelitian untuk Sistem Optimalisasi Produksi ini menggunakan

KLASIFIKASI DATA MENGGUNAKAN JST BACKPROPAGATION MOMENTUM DENGAN ADAPTIVE LEARNING RATE

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pasar pertukaran mata uang merupakan pasar keuangan dengan

T 11 Aplikasi Model Backpropagation Neural Network Untuk Perkiraan Produksi Tebu Pada PT. Perkebunan Nusantara IX

BAB IV IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN

KLASIFIKASI POLA HURUF VOKAL DENGAN MENGGUNAKAN JARINGAN SARAF TIRUAN BACKPROPAGATION. Dhita Azzahra Pancorowati

Optimalisasi Neural Network dengan Bootstrap Aggregating (Bagging) untuk Penentuan Prediksi Harga Listrik

VOL. 01 NO. 02 [JURNAL ILMIAH BINARY] ISSN :

Analisis Prediksi Indeks Harga Konsumen Berdasarkan Kelompok Kesehatan Dengan Menggunakan Metode Backpropagation

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

PENERAPAN JARINGAN SYARAF TIRUAN DALAM MEMPREDIKSI TINGKAT PENGANGGURAN DI SUMATERA BARAT

APLIKASI JARINGAN SYARAF TIRUAN UNTUK MEMPREDIKSI PENYAKIT SALURAN PERNAFASAN DENGAN METODE BACKPROPAGATION

Analisis Prediksi Indeks Harga Konsumen Berdasarkan Kelompok Kesehatan Dengan Menggunakan Metode Backpropagation

BAB IV IMPLEMENTASI DAN HASIL. Algoritma memetika untuk memprediksi kurs valuta asing pada tugas

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Dalam penelitian penerapan metode Jaringan Syaraf Tiruan Learning Vector

BAB III METODE PENELITIAN

ANALISIS JARINGAN SARAF TIRUAN BACKPROPAGATION TERHADAP PERAMALAN NILAI TUKAR MATA UANG RUPIAH DAN DOLAR

BAB III METODE PENELITIAN

Model Prediksi Berbasis Neural Network untuk Pengujian Perangkat Lunak Metode Black-Box

METODOLOGI PENELITIAN

Transkripsi:

TOPIK DALAM JARINGAN SYARAF TIRUAN Laporan Praktikum 1 Jaringan Syaraf Tiruan Muhammad Hafizhuddin Hilman 1006800144 2011 F A K U L T A S I L M U K O M P U T E R UI

Pendahuluan Jaringan syarat tiruan atau artificial neural network adalah jaringan dari sekelompok unit pemroses kecil yang dimodelkan berdasarkan jaringan syaraf manusia. Jaringan syaraf tiruan merupakan sistem adaptif yang dapat mengubah strukturnya untuk memecahkan masalah berdasarkan informasi eksternal maupun internal yang mengalir melalui jaringan tersebut [Wikipedia]. Tujuan Tujuan dari praktikum jaringan syaraf tiruan ini adalah untuk mengetahui dan mempelajari inplementasi dari konsep jaringan syaraf tiruan yang diterapkan pada dua masalah dunia nyata yaitu klasifikasi iris dan prediksi nilai tukar mata uang dollar amerika terhadap rupiah. Permasalahan Ada dua permasalahan yang akan diselesaikan dalam praktikum ini. Permasalahan pertama adalah klasifikasi iris dan permasalahan yang kedua adalah prediksi nilai tukar mata uang dollar amerika terhadap rupiah. Kedua permasalahan ini akan diselesaikan dengan jaringan syaraf tiruan bertipe feed forward back propagation. Tools yang akan digunakan dalam praktikum ini adalah MATLAB dengan dua pendekatan, GUI dan non-gui. Permasalahan klasifikasi iris akan diselesaikan dengan pendekatan non-gui (source code akan dilampirkan) sementara permasalahan prediksi nilai tukar mata uang dollar amerika terhadap rupiah akan diselesaikan dengan pendekatan GUI. Software dan Hardware Berikut ini adalah tabel dari software dan hardware yang digunakan dalam praktikum jaringan syaraf tiruan Tabel 1. Spesifikasi Software dan Hardware yang digunakan Software Operating System: Microsoft Windows XP Professional Version 2002 Service Pack 3 Computational Tools: MATLAB Version 7.8.0.347 R2009a 32-bit (win32) Hardware Processor: Intel Core Duo Processor T2300E (1.66 GHz, 667 MHz, 2 MB L2 Cache) RAM: 1526 MB

Permasalahan I: Klasifikasi Iris Iris adalah genus dari spesies bunga yang memiliki warna yang cukup menarik. Iris berasal dari bahasa yunani yang artinya adalah pelangi. Dataset iris merupakan data umum yang biasa digunakan dalam eksperimen klasifikasi. Dataset ini pertama kali dikenalkan oleh Sir Ronald Aylmer Fisher pada tahun 1936 sebagai contoh dari permasalahan analisis diskriminan [Wikipedia]. Dataset iris ini memiliki empat atribut yang menjadi feature dalam klasifikasi tiga kelas yang berbeda. Keempat feature tersebut adalah sepal length, sepal width, petal length, dan petal width. Sementara tiga kelas yang menjadi dasar klasifikasi adalah species yaitu setosa, versicolor, dan virginica. Desain Eksperimen Praktikum klasifikasi iris ini menggunakan feed forward back propagation yang berbasis non-gui. Data iris yang digunakan sudah tersedia pada MATLAB. Dataset iris yang ada diproses pada bagian spesies sehingga tiga jenis klasifikasi tersebut diubah menjadi bentuk numerik. Berikut ini adalah contoh tabel berisi dataset iris yang belum diproses dan yang sudah diproses Tabel 2. Dataset Iris (sebelum preprocessing) Sepal Length Sepal Width Petal Length Petal Width Species 5,1 3,5 1,4 0,2 setosa 4,9 3 1,4 0,2 setosa 4,7 3,2 1,3 0,2 setosa 4,6 3,1 1,5 0,2 setosa 5 3,6 1,4 0,2 setosa 7 3,2 4,7 1,4 versicolor 6,4 3,2 4,5 1,5 versicolor 6,9 3,1 4,9 1,5 versicolor 5,5 2,3 4 1,3 versicolor 6,5 2,8 4,6 1,5 versicolor 5,8 2,7 5,1 1,9 virginica 7,1 3 5,9 2,1 virginica 6,3 2,9 5,6 1,8 virginica 6,5 3 5,8 2,2 virginica 7,6 3 6,6 2,1 virginica

Tabel 2. Dataset Iris (setelah preprocessing) Sepal Length Sepal Width Petal Length Petal Width Species 5,1 3,5 1,4 0,2 1 4,9 3 1,4 0,2 1 4,7 3,2 1,3 0,2 1 4,6 3,1 1,5 0,2 1 5 3,6 1,4 0,2 1 7 3,2 4,7 1,4 2 6,4 3,2 4,5 1,5 2 6,9 3,1 4,9 1,5 2 5,5 2,3 4 1,3 2 6,5 2,8 4,6 1,5 2 5,8 2,7 5,1 1,9 3 7,1 3 5,9 2,1 3 6,3 2,9 5,6 1,8 3 6,5 3 5,8 2,2 3 7,6 3 6,6 2,1 3 Untuk praktikum ini digunakan beberapa parameter dan skenario. Berikut ini adalah beberapa parameter yang digunakan dalam praktikum Tabel 3. Parameter yang digunakan dalam praktikum Parameter Nilai/Tipe Epochs (max iteration) 1000 Learning rate 0.00001 / 10-5 Hidden layer 4 Momentum constant 0.95 Output function logsig dan purelin Training function trainlm Performance function mse dan sse Ada beberapa skenario yang digunakan dalam praktikum ini. Pada setiap skenario dilakukan lima kali percobaan. Berikut ini adalah skenario yang digunakan dalam pelatihan 1. TF trainlm menggunakan PF mse dan OF logsig (hasil pada tabel 4). 2. TF trainlm menggunakan PF sse dan OF logsig (hasil pada tabel 5). 3. TF trainlm menggunakan PF mse dan OF purelin (hasil pada tabel 6). 4. TF trainlm menggunakan PF sse dan OF purelin (hasil pada tabel 7).

Source Code data1=load('data_iris.txt'); data2=data1; datatrain=data1(:,1:size(data1,2)-1); datatest=data2(:,1:size(data1,2)-1); target = ind2vec(data1(:,size(data1,2))); target = full(target)'; targett = ind2vec(data2(:,size(data1,2))); targett = full(targett)'; hid=4; iter=1000; alva=0.00001; %=====================train backpropagation=============% NewdataTarget=target'; [pn,meanp,stdp]=prestd(datatrain'); net=newff(minmax(pn),[hid 3],{'logsig' 'logsig'},'traingdx'); net.trainparam.epochs=iter; net.trainparam.min_grad=0; net.inputweights{1,1}.initfcn = 'initzero'; net.layerweights{2,1}.initfcn = 'initzero'; net.performfcn = 'sse'; net.trainparam.lr=alva; net.trainparam.mc=0.95; tic; net=train(net,pn,newdatatarget); training=sim(net,pn); [ind classobj]=max(training); [a tcls]=max(newdatatarget); toc; traintime=toc %=====================test backpropagation=============% testn=datatest'; ttest=targett'; [d N]=size(testn); datatesting=testn; tic; datatesting=trastd(datatesting,meanp,stdp); testing=sim(net,datatesting); [maxhasil classobj]=max(testing); toc; testime=toc

Hasil Eksperimen Berikut ini adalah tabel hasil praktikum yang telah dijalankan dengan skenario yang sudah disusun pada bagian sebelumnya Tabel 4. Hasil praktikum dengan skenario 1 Percobaan Epoch Time Setosa Versicolor Virginica miss Kinerja 1 1000 12.1325+0.0194 50 50 50 0 100% 2 1000 12.0631+0.0238 50 50 50 0 100% 3 1000 13.9405+0.0249 50 50 50 0 100% 4 1000 12.4070+0.0243 50 50 50 0 100% 5 1000 13.0486+0.0237 50 50 50 0 100% Rata-rata 1000 12.71684+0.02322 50 50 50 0 100% Tabel 5. Hasil praktikum dengan skenario 2 Percobaan Epoch Time Setosa Versicolor Virginica miss Kinerja 1 1000 12.4954+0.0243 50 50 50 0 100% 2 1000 12.9861+0.0245 50 50 50 0 100% 3 1000 12.9865+0.0245 50 50 50 0 100% 4 1000 13.9683+0.0240 50 50 50 0 100% 5 1000 12.5963+0.0237 50 50 50 0 100% Rata-rata 1000 13.00652+0.121 50 50 50 0 100% Tabel 6. Hasil praktikum dengan skenario 3 Percobaan Epoch Time Setosa Versicolor Virginica miss Kinerja 1 9 1.1347+0.0237 50 34 43 23 84.7% 2 8 0.4341+ 0.0105 50 34 43 23 84.7% 3 13 0.4978+0.0101 50 34 43 23 84.7% 4 8 1.1089+0.0239 50 34 43 23 84.7% 5 8 1.1228+0.0244 50 34 43 23 84.7% Rata-rata 7.92 0.85966+0.01852 50 34 43 23 84.7% Tabel 7. Hasil praktikum dengan skenario 4 Percobaan Epoch Time Setosa Versicolor Virginica miss Kinerja 1 7 0.4270+ 0.0107 50 34 43 23 84.7% 2 10 0.4255+ 0.0096 50 34 43 23 84.7% 3 7 0.3984+ 0.0158 50 34 43 23 84.7% 4 10 0.4323+ 0.0098 50 34 43 23 84.7% 5 8 0.4100+ 0.0098 50 34 43 23 84.7% Rata-rata 8.4 0.41864+0.01114 50 34 43 23 84.7%

Permasalahan II: Prediksi Kurs USD Rp Salah satu implementasi dari jaringan syaraf tiruan adalah dalam permasalahan forecasting. Permasalahan forecasting yang akan dijadikan salah satu contoh pada praktikum ini adalah prediksi kurs mata uang dollar amerika terhadap rupiah. Pada praktikum ini akan digunakan data kurs mata uang dollar amerika terhadap rupiah pada bulan februari 2011 yang diambil dari kurs resmi Bank Indonesia yang akan digunakan untuk memprediksi kurs mata uang dollar amerika terhadap rupiah pada tanggal 1 maret 2011. Desain Eksperimen Praktikum forecasting kali ini masih menggunakan feed forward back propagation namun dengan pendekatan GUI. Data kurs mata uang ini diambil dari http://www.ortax.org/ yang mengacu kepada kurs resmi yang dikeluarkan oleh Bank Indonesia. Berikut ini adalah tabel kurs mata uang dollar amerika terhadap rupiah Tabel 8. Tabel kurs dollar amerika terhadap rupiah Tanggal Nilai Jual Nilai Beli Nilai Tengah 1 Februari 2011 9542 8542 9042 2 Februari 2011 9517 8517 9017 4 Februari 2011 9530 8530 9030 7 Februari 2011 9475 8475 8975 8 Februari 2011 9417 8417 8917 9 Februari 2011 9417 8417 8917 10 Februari 2011 9424 8424 8924 11 Februari 2011 9431 8431 8931 14 Februari 2011 9421 8421 8921 16 Februari 2011 9404 8404 8904 17 Februari 2011 9377 8377 8877 18 Februari 2011 9358 8358 8858 21 Februari 2011 9345 8345 8845 22 Februari 2011 9373 8373 8873 23 Februari 2011 9357 8357 8857 24 Februari 2011 9357 8357 8857 25 Februari 2011 9358 8358 8858 28 Februari 2011 9323 8323 8823 1 Maret 2011 9312 8312 8812 Untuk praktikum ini hanya digunakan data nilai tengah sebagai representasi dari kurs dollar amerika terhadap rupiah. Berikut ini adalah desain input dan target serta parameter yang digunakan dalam praktikum

Tabel 9. Desain input dan target praktikum Input Target Tanggal Nilai Tengah Tanggal Nilai Tengah 1 Februari 2011 9042 2 Februari 2011 9017 2 Februari 2011 9017 4 Februari 2011 9030 4 Februari 2011 9030 7 Februari 2011 8975 7 Februari 2011 8975 8 Februari 2011 8917 8 Februari 2011 8917 9 Februari 2011 8917 9 Februari 2011 8917 10 Februari 2011 8924 10 Februari 2011 8924 11 Februari 2011 8931 11 Februari 2011 8931 14 Februari 2011 8921 14 Februari 2011 8921 16 Februari 2011 8904 16 Februari 2011 8904 17 Februari 2011 8877 17 Februari 2011 8877 18 Februari 2011 8858 18 Februari 2011 8858 21 Februari 2011 8845 21 Februari 2011 8845 22 Februari 2011 8873 22 Februari 2011 8873 23 Februari 2011 8857 23 Februari 2011 8857 24 Februari 2011 8857 24 Februari 2011 8857 25 Februari 2011 8858 25 Februari 2011 8858 28 Februari 2011 8823 28 Februari 2011 8823 1 Maret 2011 8812 Untuk skenario percobaan akan digunakan skenario yang sama dengan permasalahan I 1. TF trainlm menggunakan PF mse dan OF logsig (hasil pada gambar 1). 2. TF trainlm menggunakan PF sse dan OF logsig (hasil pada gambar 2). 3. TF trainlm menggunakan PF mse dan OF purelin (hasil pada gambar 3). 4. TF trainlm menggunakan PF sse dan OF purelin (hasil pada gambar 4). Sementara berikut ini adalah parameter yang digunakan dalam praktikum

Hasil Eksperimen Skenario 1 (Training) Skenario 1 (Testing) Hasil prediksi kurs dollar 1 Maret 2011 = 9029.5357 Error = -72.3427

Skenario 2 (Training) Skenario 2 (Testing) Hasil prediksi kurs dollar 1 Maret 2011 = 8796.1594 Error = 14.045

Skenario 3 (Training) Skenario 3 (Testing) Hasil prediksi kurs dollar 1 Maret 2011 = 8815.6434 Error = -29.8027

Skenario 4 (Training) Skenario 4 (Testing) Hasil prediksi kurs dollar 1 Maret 2011 = 8764.932 Error = -12.5573

Untuk mempermudah perbandingan, berikut ini adalah tabel yang merangkum keempat skenario yang digunakan dalam prediksi kurs mata uang. Tabel 10. Tabel perbandingan keempat skenario Skenario Nilai Prediksi Error (abs) 1 9029.5357 72.3427 2 8796.1594 14.045 3 8815.6434 29.8027 4 8764.932 12.5573 Analisis dan kesimpulan Ada beberapa cara untuk mengimplementasikan jaringan syaraf tiruan pada MATLAB, yaitu dengan pendekatan GUI maupun non-gui. Selain itu, implementasi jaringan syaraf tiruan pada sebuah permasalahan pun tidak melulu sama, pada permasalahan pertama, jaringan syaraf tiruan digunakan untuk klasifikasi sementar pada permasalahan kedua digunakan untuk forecasting. Pada permasalahan pertama, tampak bahwa skenario 1 dan 2 lebih unggul daripada skenario 3 dan 4. Dari hasil praktikum terlihat pula bahwa skenario 1 mendapat hasil yang superior dibanding skenario yang lain. Sementar itu pada permasalahan kedua, tanpak bahwa skenario 2 dan 4 lebih unggul daripada skenario 1 dan 3. Dari hasil praktikum terlihat pula bahwa skenario 4 mendapat hasil yang superior dibanding skenario yang lain.