KEPUTUSAN KEPALA BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH DAN PENANAMAN MODAL KABUPATEN KOLAKA NOMOR : 050/295/2009 TENTANG

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Kota Jambi RPJMD KOTA JAMBI TAHUN

BAB II EVALUASI PELAKSANAAN RENJA SKPK TAHUN LALU 2.1. EVALUASI PELAKSANAAN RENJA SKPK TAHUN LALU DAN CAPAIAN RENSTRA SKPK

RENCANA STRATEGIS SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH (RENSTRA-SKPD) BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN MUSI RAWAS

PEMERINTAH KABUPATEN MUKOMUKO

RENSTRA DINAS KEBUDAYAAN DAN PARIWISATA TAHUN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Page 1

BUPATI ROKAN HULU PROVINSI RIAU

PERATURAN DAERAH KABUPATEN TOLITOLI NOMOR 4 TAHUN 2009 TENTANG

BAB II PERENCANAAN KINERJA

BAB II PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA

BAB II PERENCANAAN KINERJA

BUPATI PURWOREJO PERATURAN DAERAH KABUPATEN PURWOREJO NOMOR 3 TAHUN 2012 TENTANG SISTEM PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH

PERATURAN DAERAH KABUPATEN HUMBANG HASUNDUTAN NOMOR 2 TAHUN 2010 TENTANG TATA CARA PENYUSUNAN RENCANA PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN HUMBANG HASUNDUTAN

BAB I PENDAHULUAN. Renstra BAPPEDA I - 1

KATA PENGANTAR. Alhamdulillaah,

Weakness, Opportunity and Threath). Dengan hasil pada masing-masing

PERATURAN DAERAH KOTA TASIKMALAYA NOMOR 12 TAHUN 2008 TENTANG TATA CARA PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB III ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS POKOK DAN FUNGSI BAPPEDA

BAB IV VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN

LEMBARAN DAERAH KOTA SUKABUMI

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PEMERINTAH PROVINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN DAERAH PROVINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA NOMOR 5 TAHUN 2005 TENTANG

WALIKOTA BATAM PERATURAN DAERAH KOTA BATAM NOMOR 2 TAHUN 2006 TENTANG

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

LEMBARAN DAERAH KOTA BANDUNG TAHUN : 2008 NOMOR : 07 PERATURAN DAERAH KOTA BANDUNG NOMOR 07 TAHUN 2008 TENTANG

Rencana Kerja Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kabupaten Pelalawan 2016 BAB. I PENDAHULUAN

Pemerintah Kabupaten Wakatobi

KOTA BANDUNG DOKUMEN RENCANA KINERJA TAHUNAN BAPPEDA KOTA BANDUNG TAHUN 2016

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN PURBALINGGA NOMOR 01 TAHUN 2006

RENCANA KERJA (RENJA) BAPPEDA

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

BUPATI MALANG PERATURAN BUPATI MALANG NOMOR 20 TAHUN 2011 TENTANG MEKANISME TAHUNAN PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN KABUPATEN MALANG BUPATI MALANG,

RENCANA STRATEGIS BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH TAHUN

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG

PEMERINTAH KOTA SOLOK LAPORAN KINERJA TAHUN 2016

B U P A T I B I M A PERATURAN DAERAH KABUPATEN BIMA NOMOR 5 TAHUN 2010 TENTANG

BUPATI NGANJUK PERATURAN DAERAH KABUPATEN NGANJUK NOMOR 02 TAHUN 2012 TENTANG

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD) KOTA TANGERANG SELATAN

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN FLORES TIMUR. No. 1, 2013 Penjelasan dalam Tambahan Lembaran Daerah Kabupaten Flores Timur Nomor 0085

PEMERINTAH KABUPATEN KEPULAUAN SELAYAR

RPJMD Kabupaten Jeneponto Tahun ini merupakan penjabaran dari visi, misi, dan program Bupati dan Wakil Bupati Jeneponto terpilih

Kegiatan perencanaan dan penganggaran Pemerintah Daerah yang diatur

BUPATI BANGLI, PROVINSI BALI PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANGLI NOMOR 8 TAHUN 2016 TENTANG

RENCANA KERJA PEMERINTAH DAERAH (RKPD) KABUPATEN PEKALONGAN TAHUN 2014

DINAS PENDAPATAN, PENGELOLAAN KEUANGAN DAN ASET DAERAH

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 LATAR BELAKANG Pembangunan administrasi kependudukan dan pencatatan sipil di

PERATURAN DAERAH NO. 07 TAHUN 2013 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD) KABUPATEN PROBOLINGGO TAHUN

PERATURAN DAERAH KABUPATEN CIAMIS NOMOR 11 TAHUN 2012 TENTANG SISTEM PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI CIAMIS,

BUPATI LOMBOK BARAT PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN PACITAN NOMOR : 3 TAHUN : 2006

BUPATI BARRU PROVINSI SULAWESI SELATAN

11 LEMBARAN DAERAH Januari KABUPATEN LAMONGAN 1/E 2006 SERI E PERATURAN DAERAH KABUPATEN LAMONGAN NOMOR : 01 TAHUN 2006 TENTANG

SALINAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI GUNUNGKIDUL,

PEMERINTAH KABUPATEN KAPUAS HULU

PEMERINTAH KABUPATEN GRESIK

PERATURAN DAERAH KABUPATEN PAKPAK BHARAT NOMOR 4 TAHUN 2009 TENTANG TATACARA PENYUSUNAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN PAKPAK BHARAT

Bab I. Pendahuluan. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

RENCANA KERJA (RENJA) TAHUN ANGGARAN 2018

Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah memberi peluang

PEMERINTAH KABUPATEN KOTAWARINGIN BARAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN KOTAWARINGIN BARAT NOMOR 7 TAHUN 2013 TENTANG

H a l I LATARBELAKANG

BUPATI JEMBRANA, DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

ISI DAN URAIAN RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KOTA TASIKMALAYA TAHUN BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG

KATA PENGANTAR INSPEKTUR, Drs. Zat Zat Munazat, M.Si NIP Inspektorat Kabupaten Garut

BAB 1. PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang LAMPIRAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN SLEMAN NOMOR 9 TAHUN 2016 TENTANG

RENCANA KERJA TAHUN ANGGARAN 2013

Kata Pengantar. Oleh karena itu agar langkah dimaksud dapat menjadi prioritas program lima tahun pembangunan kepegawaian ke depan menyongsong ii

WALIKOTA CIREBON PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN DAERAH KOTA CIREBON NOMOR 1 TAHUN 2014 TENTANG SISTEM PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH KOTA CIREBON

KATA PENGANTAR. Bandung, Januari 2015 KEPALA BADAN PENANAMAN MODAL DAN PERIJINAN TERPADU PROVINSI JAWA BARAT

BAB I PENDAHULUAN. Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah Kabupaten Banyuwangi Tahun I-1

I - 1 BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

WALIKOTA TANGERANG PROVINSI BANTEN PERATURAN DAERAH KOTA TANGERANG NOMOR 10 TAHUN 2014 TENTANG

PEMERINTAH KABUPATEN KULON PROGO

BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN MUSI RAWAS

Rencana Strategis (RENSTRA)

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA PANJANG DAERAH KABUPATEN BANGKALAN TAHUN BAB I PENDAHULUAN

Rencana Kerja Pemerintah Daerah Kabupaten Lebak Tahun

RENCANA KERJA (RENJA)

RENCANA KERJA PEMERINTAH DAERAH (RKPD) KABUPATEN PEKALONGAN TAHUN 2013

KATA PENGANTAR. Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, karena dapat. menyelesaikan penyusunan Renstra SKPD (Satuan Kerja Perangkat

PEMERINTAH KABUPATEN KOTAWARINGIN BARAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN KOTAWARINGIN BARAT NOMOR 7 TAHUN 2013 TENTANG

RENCANA KERJA PEMERINTAH DAERAH (RKPD) KABUPATEN GRESIK TAHUN 2018 BAB I PENDAHULUAN

DAFTAR ISI.. KATA PENGANTAR... i

PEMERINTAH KABUPATEN POSO

BUPATI SUMBA BARAT DAYA PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR PERATURAN DAERAH KABUPATEN SUMBA BARAT DAYA NOMOR 2 TAHUN 2015 TENTANG

RENCANA STRATEGIS BAPPEDA KOTA BEKASI TAHUN (PERUBAHAN II)

1.1. Latar Belakang. Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kabupaten Mandailing Natal Tahun I - 1

RENCANA KERJA BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN GARUT TAHUN 2015

BAB I PENDAHULUAN. Lampiran RKPD Kabupaten Ponorogo Tahun Bab I_ Halaman 1

BAB IV VISI, MISI, TUJUAN, DAN SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN

WALIKOTA MATARAM PERATURAN WALIKOTA MATARAM NOMOR 14 TAHUN 2014 RENCANA KERJA PEMERINTAH DAERAH KOTA MATARAM TAHUN 2015

TENTANG SISTEM PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN BANDUNG

LAMPIRAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN PROBOLINGGO NOMOR : 07 TAHUN 2013 BAB I PENDAHULUAN

PEMERINTAH KOTA PANGKALPINANG PERATURAN DAERAH KOTA PANGKALPINANG NOMOR 8 TAHUN 2009 TENTANG

Transkripsi:

KEPUTUSAN KEPALA BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH DAN PENANAMAN MODAL KABUPATEN KOLAKA NOMOR : 050/295/2009 TENTANG RENCANA STRATEGIS BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH DAN PENANAMAN MODAL KABUPATEN KOLAKA TAHUN 2009-2014 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH DAN PENANAMAN MODAL KABUPATEN KOLAKA Mengingat : a. bahwa Rencana Strategis (Renstra) Tahun 2002-2008 BAPPEDA Kabupaten Kolaka telah ditetapkan dengan Keputusan Kepala BAPPEDA Kabupaten Kolaka; b. bahwa dengan telah ditetapkannya Peraturan Daerah Kabupaten Kolaka Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembentukan Organisasi dan Tata Kerja Lembaga Teknis Daerah Kabupaten Kolaka dan Peraturan Daerah Kabupaten Kolaka Nomor 8 Tahun 2009 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kab. Kolaka Tahun 2009-2014, maka terhadap Renstra BAPPEDA Kabupaten Kolaka dimaksud perlu diadakan revisi guna menyesuaikan peraturan perundang-undangan yang baru; c. bahwa berdasarkan pertimbangan tersebut di atas, dipandang perlu menetapkan Keputusan Kepala BAPPEDA dan PM Kabupaten Kolaka tentang Rencana Strategis (Renstra) BAPPEDA dan PM Kabupaten Kolaka Tahun 2009-2014. Menimbang : 1. Undang-Undang Nomor 29 Tahun 1959 tentang Pembentukan Daerah-Daerah Tingkat II di Sulawesi; 2. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara; 3. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional; 4. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah, sebagaimana telah diubah beberapa kali, terakhir dengan Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2008 tentang Perubahan Kedua Atas Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah; 5. Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan Antara Pemerintah Pusat dan Pemerintahan Daerah 6. Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah; 7. Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 tentang i

Tahapan, Tata Cara Penyusunan, Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Pembangunan Daerah; 8. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah, sebagaimana telah diubah dengan Permendagri Nomor 59 Tahun 2007; 9. Peraturan Daerah Kabupaten Kolaka Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembentukan Organisasi dan Tata Kerja Lembaga Teknis Daerah Kabupaten Kolaka; 10. Peraturan Daerah Kabupaten Kolaka Nomor 6 Tahun 2009 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah Kabupaten Kolaka Tahun 2005-2025; 11. Peraturan Daerah Kabupaten Kolaka Nomor 8 Tahun 2009 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kabupaten Kolaka Tahun 2009-2014; 12. Keputusan Bupati Kolaka Nomor 25 Tahun 2007 tentang Penjabaran Tugas Pokok dan Fungsi Bappeda dan Penanaman Modal Kabupaten Kolaka. MEMUTUSKAN : Menetapkan : RENCANA STRATEGIS BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH DAN PENANAMAN MODAL KABUPATEN KOLAKA TAHUN 2009-2014. Pasal 1 Rencana Strategis Badan Perencanaan Pembangunan Daerah dan Penanaman Modal Tahun 2009-2014, yang selanjutnya disebut RENSTRA BAPPEDA dan PM adalah dokumen perencanaan SKPD untuk periode 5 (lima) tahun sejak Tahun 2009 sampai dengan 2014. Pasal 2 Rencana Strategis Badan Perencanaan Pembangunan Daerah dan Penanaman Modal Tahun 2009-2014 adalah sebagaimana tercantum dalam lampiran dan merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari Keputusan Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Daerah dan Penanaman Modal ini. Pasal 3 Keputusan ini mulai berlaku pada tanggal ditetapkan. Ditetapkan di Kolaka pada tanggal, Juli 2009 KEPALA BAPPEDA dan PM KABUPATEN KOLAKA, Ir. H. FACHRUDDIN RAHIM Pembina Utama Muda, Gol. IV/c NIP. 19560110 198503 1 016 ii

KATA PENGANTAR Puji dan syukur senantiasa kita panjatkan kehadirat Allah SWT, yang telah membarikan petunjuk, kekuatan dan kesehatan pada kita semua sehingga penyusunan Rencana Strategis (Renstra) Badan Perencanaan Pembangunan Daerah dan Penanaman Modal (BAPPEDA dan PM) Kabupaten Kolaka Tahun 2009 2014 ini dapat di selesaikan. Renstra BAPPEDA dan PM ini disusun dan dirumuskan bersama Tim Penyusun yang terdiri dari Sekretaris, para Kepala Bidang dan Kepala Sub Bidang serta Staf yang berkompeten dalam penyusunan ini. Renstra yang telah ditetapkan ini di harapkan dapat menjadi dokumen perencanaan yang dapat menjadi acuan dan pedoman penyusunan program dan kegiatan Tahunan BAPPEDA dan PM sesuai dengan pernyataan visi dan misi yang telah tertuang dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Kolaka Tahun 2009-2014. Sehingga dalam pelaksanaannya akan lebih terfokus dan mencerminkan aspirasi masyarakat Kabupaten Kolaka. Selain itu, Renstra BAPPEDA dan PM ini dapat menjadi bahan sekaligus merupakan tolak ukur bagi evaluasi dan penilaian kinerja Kepala BAPPEDA dan PM Kabupaten Kolaka. Kepada semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan hingga penyelesaian dokumen perencanaan ini, saya ucapkan terima kasih yang sebesar besarnya. Selanjutnya saya menyampaikan bahwa berhasil tidaknya pelaksanaan perencanaan pembangunan ini sangat ditentukan keinginan dan kemauan yang keras secara partisipatif dalam pengalokasiannya, khususnya dalam menciptakan sekaligus mewujudkan prinsip prinsip pemerintah yang baik (Good Governance). Akhirnya saya menyadari sebagai manusia biasa memiliki berbagai keterbatasan. Dengan segala rendah hati, saya mengharapkan kritik saran yang bersifat konstruktif guna penyempurnaan selanjutnya. Kolaka, Juli 2009 KEPALA BAPPEDA dan PM KABUPATEN KOLAKA, Ir. H. FACHRUDDIN RAHIM Pembina Utama Muda Gol. IV/c Nip. 19560110 198503 1 016 iii

DAFTAR ISI Surat Keputusan Kepala Bappeda dan PM... Kata Pengantar... Daftar Isi... i iii iv BAB I. PENDAHULUAN... 1 A. Latar Belakang... 1 B. Maksud dan Tujuan... 2 C. Landasan Hukum... 4 D. Hubungan Renstra SKPD dengan Dokumen Lainnya. 3 E. Sistematika Penulisan.. 5 BAB II. GAMBARAN UMUM PELAYANAN SKPD.. 6 A. Struktur Organisasi... 6 B. Susunan Kepegawaian dan Perlengkapan... 8 C. Tugas dan Fungsi SKPD... 8 D. Gambaran Umum Pelayanan SKPD. 9 BAB III. BAB IV. BAB V. BAB VI. ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS POKOK DAN FUNGSI SKPD 11 A. Analisis Lingkungan Strategis... 11 B. Analisis Strategi Pilihan... 14 C. Kondisi Umum Perencanaan Saat Ini... 17 D. Kondisi yang Diinginkan dan Proyeksi ke Depan... 19 E. Indikator dan Target.. 20 VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN SKPD. 22 A. Visi dan Misi... 22 B. Tujuan dan Sasaran... 26 C. Strategi dan Kebijakan... 29 RENCANA PROGRAM, KEGIATAN, INDIKATOR KINERJA, KELOMPOK SASARAN DAN PENDANAAN INDIKATIF SKPD... 32 A. Program dan Kegiatan.. 32 B. Indikator Kinerja... 33 C. Kelompok Sasaran... 34 D. Pendanaan Indikatif... 35 INDIKATOR KINERJA SKPD YANG MENGACU PADA TUJUAN DAN SASARAN RPJMD... 36 BAB VII PENUTUP... 38 LAMPIRAN LAMPIRAN... 39 iv

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Mewujudkan pemerintahan yang baik ( good governance) merupakan isu yang paling mengemuka dalam pengelolaan administrasi publik dewasa ini. Tuntutan yang semakin kuat dilakukan oleh masyarakat kepada pemerintah untuk penyelenggaraan pemerintahan yang baik, adalah sejalan dengan meningkatnya tingkat pengetahuan masyarakat, disamping adanya tuntutan globalisasi. Pendekatan yang sangat birokratis dan kaku dalam penyelenggaraaan pemerintahan tidak sesuai lagi dengan tatanan masyarakat yang saat ini telah banyak mengalami perubahan. Oleh karenanya, tuntutan itu merupakan hal yang wajar dan telah seharusnya direspon oleh Pemerintah dengan melakukan perubahan yang terarah, pada terwujudnya penyelenggaraan pemerintahan yang baik. Dengan berlakunya Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah dan Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan Antara Pusat dan Pemerintahan Daerah maka daerah mempunyai kewenangan yang lebih luas untuk mengatur rumah tangganya sendiri. Konsekuensi dari pelaksanaan Undang-Undang tersebut adalah bahwa Pemerintah Daerah harus dapat lebih meningkatkan kinerjanya dalam penyelenggaraan pemerintahan, pembangunan, dan pelayanan kepada masyarakat. Pelaksanaan penyelenggaraan pemerintahan yang baik tercermin dalam sistem akuntabilitas kinerja instansi pemerintah. Akuntabilitas merupakan perwujudan kewajiban instansi untuk mempertanggungjawabkan keberhasilan dan kegagalan pelaksanaan misi dalam mencapai tujuan dan sasaran yang telah ditetapkan melalui pertanggungjawaban yang dilaksanakan secara periodik (LAKIP). Badan Perencanaan Pembangunan Daerah dan Penanaman Modal Kabupaten Kolaka sebagai salah satu instansi pemerintah daerah sesuai dengan bidang tugasnya membantu Kepala Daerah dalam penyelenggaraan pemerintah di bidang perencanaan pembangunan dan penanaman modal, berkewajiban juga menyusun rencana strategis. Dengan demikian diharapkan agar dapat menentukan Hal-1

arah perkembangan dalam meningkatkan kinerjanya, yang mampu menjawab tuntutan perkembangan lingkungan strategis baik lokal regional, nasional, maupun global. Rencana strategis yang disusun oleh Bappeda dan Penanaman Modal merupakan langkah awal untuk melaksanakan mandat tersebut di atas, yang dalam penyusunannya perlu melaksanakan analisis terhadap lingkungan baik internal maupun eksternal yang merupakan langkah yang penting dengan memperhitungan kekuatan (strenghts), kelemahan (weakness), peluang (opportunities), dan tantangan (threats) yang ada. Rencana ini merupakan suatu proses yang berorientasi pada proses dan hasil yang ingin dicapai dalam kurun waktu lima tahun, dengan tetap memperhatikan potensi yang ada baik sumberdaya manusia maupun sumberdaya alam, kekuatan, kelemahan, peluang, dan tantangan yang dihadapi. Rencana strategis disusun untuk jangka waktu lima tahun, dan diimplementasikan ke dalam rencana kerja (Renja) tahunan. Dengan adanya Peraturan Daerah Kabupaten Kolaka Nomor 38 Tahun 2006 tentang Pembentukan Organisasi dan Tata Kerja Lembaga Teknis Daerah Kabupaten Kolaka, dan Keputusan Bupati Kolaka Nomor 25 Tahun 2007 tentang Penjabaran Tugas Pokok dan Fungsi Bappeda dan Penanaman Modal Kabupaten Kolaka, maka Rencana Strategis Badan Perencanaan Pembangunan Daerah dan Penanaman Modal Kabupaten Kolaka perlu direvisi sesuai dengan perkembangan kebutuhan. B. Maksud dan Tujuan Maksud penyusunan Rencana Strategis Badan Perencanaan Pembangunan Daerah dan Penanaman Modal Kabupaten Kolaka adalah : 1. Memberikan arah dan pedoman bagi semua personil dalam melaksanakan tugasnya untuk menentukan prioritas-prioritas di bidang perencanaan pembangunan dan penanaman modal, sehingga tujuan program dan sasaran kegiatan yang telah ditetapkan dalam kurun waktu 2009-2014 dapat tercapai. 2. Mempermudah pengendalian kegiatan serta pelaksanaan koordinasi dengan instansi terkait, monitoring, analisis, evaluasi kegiatan baik secara internal maupun eksternal. Hal-2

3. Memberikan informasi kepada pemangku kepentingan ( stakeholders) tentang rencana pembangunan tahunan. 4. Menjadi kerangka dasar bagi Badan Perencanaan Pembangunan Daerah dan Penanaman Modal dalam upaya meningkatkan kualitas perencanaan pembangunan dan penanaman modal. Tujuan penyusunan dari Rencana Strategis Badan Perencanaan Pembangunan Daerah dan Penanaman Modal Kabupaten Kolaka adalah : 1. Merencanakan perubahan dalam lingkungan yang semakin kompleks. 2. Mengelola keberhasilan organisasi secara sistemik. 3. Memanfaatkan perangkat manajerial dalam pengelolaan pemerintahan dan pembangunan. 4. Mengembangkan pemikiran, sikap dan tindakan yang berorientasi pada masa depan. 5. Memudahkan para pemangku kepentingan (stakeholders) untuk menghadapi masa depan. 6. Meningkatkan pelayanan masyarakat secara prima. 7. Meningkatkan komunikasi antar pemangku kepentingan (stakeholders). C. Landasan Hukum Landasan hukum penyusunan Rencana Strategis Badan Perencanaan Pembangunan Daerah dan Penanaman Modal adalah : 1. Undang-Undang Nomor 29 Tahun 1959 tentang Pembentukan Daerah- Daerah Tingkat II di Sulawesi; 2. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara 3. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional 4. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah, sebagaimana telah diubah beberapa kali, terakhir dengan Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2008 tentang Perubahan Kedua Atas Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah 5. Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan Antara Pemerintah Pusat dan Pemerintahan Daerah 6. Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Hal-3

Keuangan Daerah; 7. Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 tentang Tahapan, Tata Cara Penyusunan, Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Pembangunan Daerah; 8. Instruksi Presiden Nomor 7 Tahun 1999 tentang Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (AKIP); 9. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah, sebagaimana telah diubah dengan Permendagri Nomor 59 Tahun 2007; 10. Peraturan Daerah Kabupaten Kolaka Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembentukan Organisasi dan Tata Kerja Lembaga Teknis Daerah Kabupaten Kolaka; 11. Peraturan Daerah Kabupaten Kolaka Nomor 6 Tahun 2009 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah Kabupaten Kolaka Tahun 2005 2025; 12. Peraturan Daerah Kabupaten Kolaka Nomor 8 Tahun 2009 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kabupaten Kolaka Tahun 2009 2014; 13. Keputusan Bupati Kolaka Nomor 25 Tahun 2007 tentang Penjabaran Tugas Pokok dan Fungsi Bappeda dan Penanaman Modal Kabupaten Kolaka. D. Hubungan Renstra SKPD dengan Dokumen Lainnya Hubungan dokumen Rencana Strategis Bappeda dan Penanaman Modal Kabupaten Kolaka Tahun 2009-2014 dengan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kabupaten Kolaka Tahun 2009-2014 adalah bahwa Rencana Strategis Bappeda dan Penanaman Modal Kabupaten Kolaka merupakan salah satu dokumen teknis operasional dan merupakan penjabaran teknis dari Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Tahun 2009-2014 yang memuat visi, misi, tujuan, sasaran, strategi, kebijakan, dan indikasi rencana program lima tahunan meliputi program internal maupun eksternal, yaitu yang merupakan program SKPD Bappeda dan Penanaman Modal, program lintas SKPD, dan program lintas wilayah. Hal-4

E. Sistematika Penulisan Rencana Strategis Badan Perencanaan Pembangunan Daerah dan Penanaman Modal Kabupaten Kolaka Tahun 2009-2014 disusun menurut sistematika sebagai berikut : BAB I. BAB II. PENDAHULUAN A. Latar Belakang B. Maksud dan Tujuan C. Landasan Hukum D. Hubungan Renstra SKPD dengan Dokumen Lainnya E. Sistematika Penulisan GAMBARAN PELAYANAN SKPD A. Struktur Organisasi SKPD B. Susunan Kepegawaian dan Perlengkapan SKPD C. Tugas dan Fungsi SKPD D. Gambaran Umum Pelayanan SKPD BAB III. ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS POKOK & FUNGSI SKPD BAB IV. BAB V. A. Kondisi Umum SKPD Saat Ini B. Kondisi yang Diinginkan dan Proyeksi ke Depan C. Indikator dan Target VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN SKPD A. Visi dan Misi SKPD B. Tujuan dan Sasaran SKPD C. Strategi dan Kebijakan SKPD RENCANA PROGRAM, KEGIATAN, INDIKATOR KINERJA, KELOMPOK SASARAN DAN PENDANAAN INDIKATIF SKPD A. Program dan Kegiatan SKPD B. Indikator Kinerja SKPD C. Kelompok Sasaran SKPD D. Pendanaan Indikatif SKPD BAB VI. INDIKATOR KINERJA SKPD YANG MENGACU PADA TUJUAN DAN SASARAN RPJMD BAB VII. PENUTUP Hal-5

BAB II GAMBARAN UMUM PELAYANAN A. Struktur Organisasi Susunan organisasi Bappeda dan PM mengacu pada Peraturan Pemerintah Nomor 41 Tahun 2007 tentang Organisasi Perangkat Daerah yang kemudian ditindaklanjuti melalui Peraturan Daerah No 38 Tahun 2007 tentang Pembentukan Organisasi dan Tata Kerja Lembaga Teknis Daerah Kabupaten. Berdasarkan Peraturan Daerah tersebut, organisasi Bappeda dan Penanaman Modal terdiri dari : 1. Ketua Bappeda dan Penanaman Modal dengan jabatan eselon II/b membawahi satu Sekretaris dan empat (4) Kepala Bidang 2. Sekretaris Bappeda dan Penanaman Modal dengan jabatan Eselon III/a membawahi tiga (3) Kasubag Eselon IV/a 3. Kepala Bidang Ekonomi dan Sosial Budaya dengan jabatan eselon III/b membawahi dua (2) Kasubid eselon IV/a 4. Kepala Bidang Prasarana Wilayah dan Lingkungan dengan jabatan eselon III/b membawahi dua (2) Kasubid eselon IV/a 5. Kepala Bidang Penelitian, Data dan Pelaporan dengan jabatan eselon III/b membawahi dua (2) Kasubid eselon IV/a 6. Kepala Bidang Penanaman Modal dengan jabatan eselon III/b membawahi dua (2) Kasubid eselon IV/a Adapun Bagan Struktur organisasi Bappeda dan Penanaman Modal Kabupaten Kolaka adalah sebagai berikut : Hal-6

Hal-7

B. Susunan Kepegawaian dan Perlengkapan Berdasarkan data jumlah pegawai yang bekerja di kantor Bappeda dan Penanaman Modal Kabupaten Kolaka, jumlah pegawai sebanyak 47 orang yang terdiri dari 44 pegawai negeri sipil organik dan 3 orang pegawai honorer/kontrak. Dari segi tingkat pendidikan, dapat dirinci sebagai berikut : a. Pegawai Negeri Sipil Strata dua (S2) : 13 orang Strata satu (S1) : 14 orang Diploma tiga (D3) : 2 orang SLTA : 14 orang SLTP : 1 orang Jumlah : 44 orang b. Pegawai Honorer/Kontrak SLTA 3 orang Dari segi tingkat penjenjangan struktural, jumlah pegawai yang telah mengikuti diklat penjenjangan struktural adalah sebagai berikut : Spamen (Diklatpim Tingkat II) : 2 orang Spama (Diklatpim Tingkat III): 4 orang Adum (Diklatpim Tingkat IV) : 10 orang C. Tugas dan Fungsi Tugas dan fungsi Bappeda dan PM seperti yang diatur dalam Peraturan Bupati Kolaka nomor 25 Tahun 2007 tentang Penjabaran Tugas Pokok dan Fungsi Badan Perencanaan Pembangunan Daerah dan Penanaman Modal Kabupaten Kolaka adalah sebagai berikut : 1. Tugas : Membantu Bupati dalam menentukan kebijakan di bidang perencanaan daerah serta penilaian atas pelaksanaannya. 2. Fungsi : a. Menyusun rencana pembangunan daerah yang meliputi rencana pembangunan jangka panjang daerah (RPJPD), Hal-8

rencana pembangunan jangka menengah daerah (RPJMD) dan rencana penanaman modal daerah; b. Menyusun rencana kerja pemerintah daerah sebagai pelaksanaan program-program tahunan yang dibiayai oleh Pemerintah Daerah Provinsi dan atau diusulkan kepada Pemerintah Pusat sebagai program nasional; c. Melakukan koordinasi perencanaan diantara satuan kerja perangkat daerah dan satuan-satuan organisasi lain dalam lingkungan Pemerintah Kabupaten Kolaka; d. Menyusun rencana anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah bersama-sama dengan Bagian Keuangan dan Tim Anggaran Pemerintah Daerah dengan koordinasi Sekretaris Kabupaten; e. Mengikuti persiapan dan perkembangan pelaksanaan rencana pembangunan di daerah untuk penyempurnaan perencanaan lebih lanjut; f. Memonitor pelaksanaan pembangunan daerah; g. Melakukan kerjasama dalam rangka sinkronisasi; keserasian dan atau mengadakan penelitian untuk kepentingan perencanaan Pembangunan Daerah; h. Melakukan koordinasi, identifikasi sumberdaya potensi daerah di bidang perencanaan pembangunan penanaman modal dan promosi/investasi daerah guna mendukung pelaksanaan otonomi daerah di bidang penanaman modal; i. Melakukan kegiatan lain dalam rangka perencanaan sesuai petunjuk Bupati D. Gambaran Umum Pelayanan Kegiatan utama Bappeda dan PM adalah menyusun perencanaan pembangunan daerah, berupa perencanaan pembangunan jangka panjang, perencanaan pembangunan jangka menengah dan perencanaan pembangunan tahunan. Hal-9

Perencanaan pembangunan jangka panjang daerah, merupakan perencanaan pembangunan daerah periode 20 tahunan. Proses penyusunan perencanaan pembangunan jangka panjang daerah melalui tahapan : a. Penyiapan rancangan awal rencana pembangunan; b. Musyawarah perencanaan pembangunan; dan c. Penyusunan rancangan akhir rencana pembangunan. Perencanaan pembangunan jangka menengah daerah, merupakan perencanaan pembangunan daerah periode 5 tahunan. Proses penyusunan perencanaan pembangunan jangka menengah daerah melalui tahapan : a. Penyiapan rancangan awal rencana pembangunan; b. Penyiapan rancangan rencana kerja; c. Musyawarah perencanaan pembangunan; dan d. Penyusunan rancangan akhir rencana pembangunan. Perencanaan pembangunan tahunan daerah, proses pentahapannya dimulai dari Musrenbang Tingkat Desa, Musrenbang Tingkat Kecamatan, Forum Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD), Musrenbang Tingkat Kabupaten, penyusunan rencana kerja pemerintah daerah (RKPD), penyusunan kebijakan umum anggaran (KUA), penyusunan pri oritas plafon anggaran (PPA). Hal-10

BAB III ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS POKOK DAN FUNGSI Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah mengamanatkan bahwa perencanaan pembangunan daerah sebagai satu kesatuan dalam sistem perencanaan pembangunan daerah disusun dalam rangka penyelenggaraan pemerintahan daerah. Perencanaan pembangunan daerah dimaksud disusun oleh pemerintahan daerah sesuai dengan kewenangannya yang dilaksanakan oleh Badan Perencanaan Pembangunan Daerah. Penyusunan perencanaan pembangunan daerah juga dimaksudkan untuk menjamin keterkaitan dan konsistensi antara perencanaan, penganggaran, pelaksanaan, dan pengawasan. Salah satu proses dalam konsep manajemen perencanaan adalah menyusun faktor penentu keberhasilan yang diawali dengan mengkaji lingkungan strategis yang meliputi kondisi, situasi, keadaan, peristiwa, dan pengaruh-pengaruh yang berasal dari dalam maupun dari luar Kabupaten Kolaka. Lingkungan internal dan eksternal mempunyai dampak pada kehidupan dan kinerja seluruh komponen yang terlibat pada pembangunan, mencakup kekuatan dan kelemahan internal serta peluang dan tantangan eksternal. Analisis lingkungan strategis adalah menyusun asumsi-asumsi strategis dan mengujinya dengan visi dan misi organisasi untuk memperoleh faktor penentu keberhasilan. A. Analisis Lingkungan Strategis Pelaksanaan analisis lingkungan strategis merupakan bagian dari komponen perencanaan strategis dan merupakan suatu proses untuk selalu menempatkan organisasi pada posisi strategis sehingga dalam perkembangannya akan selalu berada pada posisi yang menguntungkan. Lingkup analisis lingkungan strategis meliputi Analisis Lingkungan Internal (ALI) dan Analisis Lingkungan Eksternal (ALE). Hal-11

1. Analisis Lingkungan Internal a. Faktor Kekuatan (Strong) 1. Telah ditetapkannya Perda Kabupaten Kolaka Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembentukan Organisasi dan Tata Kerja Lembaga Teknis Daerah yang ditindaklanjuti dengan Praturan Bupati Kolaka Nomor 25 Tahun 2007 tentang penjabaran tugas pokok dan fungsi Bappeda dan Penanaman Modal. 2. Struktur organisasi pada Bappeda dan Penanaman Modal telah terisi oleh staf yang mendukung pelaksanaan tugas tugas dan fungsi Bappeda sebagai Badan Perencana Pembangunan di Daerah dengan tingkat pendidikan yang cukup memadai. 3. Aparat Bappeda dan Penanaman Modal bekerja secara profesional, memiliki integritas, dedikasi dan komitmen yang tinggi. 4. Pola kerja di Bappeda dan Penanaman Modal yang sistematik dan terjadwal sehingga bisa memberikan hasil yang optimal, efisien, dan efektif. 5. Hubungan kerja dan koordinasi yang baik antara pimpinan dan staf Bappeda dan Penanaman Modal sehingga tercipta suasana kerja yang kondusif dan nyaman. 6. Tersedianya sarana / prasarana dan sumber pembiayaan yang cukup untuk kelancaran pelaksanaan tugas tugas Bappeda dan Penanaman Modal Kab. Kolaka. b. Faktor Kelemahan (Weakness) 1. Belum tersedianya tenaga fungsional/ tenaga teknis secara kelembagaan baik tenaga fungsional perencanaan, penelitian dan pengkajian, dan pendataan dan pelaporan. 2. Dalam pelaksanaannya, perencanaan pembangunan sering tidak tepat waktu/tidak sesuai jadwal yang ditetapkan. Hal ini dikarenakan proses dan mekanismenya yang membutuhkan siklus waktu yang panjang dalam rangkaian kegiatan yang berurutan. Hal-12

3. Belum tersedianya data data pembangunan yang tersusun secara sistematis dan akurat sehingga menimbulkan kendala dalam perencanaan pembangunan yang komprehensif dan berkelanjutan. 4. Belum optimalnya pelaksanaan monitoring dan evaluasi program program pembangunan yang dikaitkan dengan dokumen dokumen perencanaan. 5. Belum optimalnya kegiatan pemeliharaan dan pengujian sebagai bahan merumuskan keputusan dalam perencanaan pembangunan. 2. Analisis Lingkungan Eksternal a. Faktor Peluang ( Opportunity ) 1. Sistem dan birokrasi Pemerintah Kabupaten Kolaka yang sudah tertata dengan baik 2. Kepemimpinan kepala daerah yang visioner, berkomitmen dan berintegritas sehingga menciptakan pembangunan yang berpatisipatif di Kabupaten Kolaka. 3. Penerapan otonomi daerah yang memberikan kesempatan berprakarsa seluas-luasnya bagi daerah dalam perencanaan dan pelaksanaan pembangunan. 4. Terjadinya hubungan yang harmonis dengan SKPD lain dan juga dengan para pemangku kepentingan (stake holders) 5. Ditetapkannya Perda tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM) 2009-2014yang merupakan pedoman bagi perencanaan pembangunan di Kabupaten Kolaka. 6. Komitmen yang kuat dari pemerintah didalam mengetantaskan kemiskinan dan ketertinggalan daerah menuju masyarakat yang sejahtera, berkeadilan, berbudaya, dan religius melalui kebijakan Gerakan Pembangunan masyarakat sejahtera (Germang Mastra). 7. Pemanfaatan sistem informasi manajemen yang cukup memadai sehingga dapat dihasilkan data akurat dan akuntabel sebagai bahan dalam proses penetapan kebijakan pembangunan. Hal-13

b. Faktor Ancaman ( Threat ) 1. Tuntutan dan aspirasi semakin beragam dengan berbagai kepentingan yang semuanya harus ditampung dan diperhatikan. 2. Semakin meningkatnya pengawasan / kontrol dari berbagai elemen masyarakat / pemangku kepentingan dan juga DPRD terhadap berbagai kebijakan pembangunan. 3. Masih terdapat aparat pemerintahan dan juga kelompok masyarakat yang belum memahami arti penting dari proses perencanaan pembangunan parsitipatif. 4. Bervariasinya tingkat pendidikan, sosial ekonomi masyarakat yang berpengaruh pada pola pikir dan pola tindak dari masyarakat Kabupaten Kolaka. 5. Masih adanya kebijakan yang kadang kadang tidak berpihak pada masyarakat. B. Analisis Strategi Pilihan 1. Strategi Antara Kekuatan dan Peluang (S-O) Kekuatan (S) Peluang (O) Strategi S-O. 1. Telah ditetapkannya Perda Kabupaten Kolaka Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembentukan Organisasi dan Tata Kerja Lembaga Teknis Daerah yang ditindaklanjuti dengan Praturan Bupati Kolaka Nomor 25 Tahun 2007 tentang penjabaran tugas pokok dan fungsi Bappeda dan Penanaman Modal. 2. Struktur organisasi pada Bappeda dan Penanaman Modal telah terisi oleh staf yang mendukung pelaksanaan tugas dan fungsi Bappeda sebagai Badan Perencana Pembangunan di Daerah dengan tingkat pendidikan yang cukup memadai. 3. Aparat Bappeda dan Penanaman Modal bekerja 1. Sistem dan birokrasi Pemerintah Kabupaten Kolaka yang sudah tertata dengan baik 2. Kepemimpinan kepala daerah yang visioner, berkomitmen dan berintegritas sehingga menciptakan pembangunan yang berpatisipatif di Kabupaten Kolaka. 3. Penerapan otonomi daerah yang memberikan kesempatan berprakarsa seluas-luasnya bagi daerah dalam perencanaan dan pelaksanaan pembangunan. 4. Terjadinya hubungan yang harmonis dengan SKPD lain dan juga dengan para pemangku kepentingan (stake holders) 1. Peningkatan kemampuan teknis perencanaan bidang fisik, ekonomi, sosial dan budaya, dan penanaman modal. 2. Peningkatan peran, hubungan kerja, dan koordinasi dengan SKPD terkait dalam rangka singkronisasi perencanaan sesuai dengan RPJPD 2005-2025 dan RPJM 2009-2014. 3. Pemanfaatan media Teknologi Informatika (IT) untuk pendataan dan pelaporan, penelitian, dan perencanaan berbasis komputer. Hal-14

secara profesional, memiliki integritas, dedikasi dan komitmen yang tinggi. 4. Pola kerja di Bappeda dan Penanaman Modal yang sistematik dan terjadwal sehingga bisa memberikan hasil yang optimal, efisien, dan efektif. 5. Hubungan kerja dan koordinasi yang baik antara pimpinan dan staf Bappeda dan Penanaman Modal sehingga tercipta suasana kerja yang kondusif dan nyaman. 6. Tersedianya sarana / prasarana dan sumber pembiayaan yang cukup untuk kelancaran pelaksanaan tugas tugas Bappeda dan Penanaman Modal Kab. Kolaka. 5. Ditetapkannya Perda tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM) 2009-2014 yang merupakan pedoman bagi perencanaan pembangunan di Kabupaten Kolaka. 6. Komitmen yang kuat dari pemerintah didalam mengetantaskan kemiskinan dan ketertinggalan daerah menuju masyarakat yang sejahtera, berkeadilan, berbudaya, dan religius melalui kebijakan Gerakan Pembangunan masyarakat sejahtera (Germang Mastra). 7. Pemanfaatan sistem informasi manajemen yang cukup memadai sehingga dapat dihasilkan data akurat dan akuntabel sebagai bahan dalam proses penetapan kebijakan pembangunan. 2. Strategi Antara Kelemahan dan Peluang (W-O) Kelemahan (W) Peluang (O) Strategi W-O 1. Belum tersedianya tenaga fungsional/ tenaga teknis secara kelembagaan baik tenaga fungsional perencanaan, penelitian dan pengkajian dan pendataan dan pelaporan. 2. Dalam pelaksanaannya, perencanaan pembangunan sering tidak tepat waktu/tidak sesuai jadwal yang ditetapkan. Hal ini dikarenakan proses dan mekanismenya yang membutuhkan siklus waktu yang panjang dalam rangkaian kegiatan yang berurutan. 3. Belum tersedianya data data pembangunan yang tersusun secara sistematis dan akurat sehingga menimbulkan kendala dalam perencanaan pembangunan yang komprehensif dan berkelanjutan. 1. Sistem dan birokrasi Pemerintah Kabupaten Kolaka yang sudah tertata dengan baik 2. Kepemimpinan kepala daerah yang visioner, berkomitmen dan berintegritas sehingga menciptakan pembangunan yang berpatisipatif di Kabupaten Kolaka. 3. Penerapan otonomi daerah yang memberikan kesempatan berprakarsa seluas-luasnya bagi daerah dalam perencanaan dan pelaksanaan pembangunan. 4. Terjadinya hubungan yang harmonis dengan SKPD lain dan juga dengan para pemangku kepentingan (stake holders) 5. Ditetapkannya Perda tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM) 2009-2014yang merupakan pedoman bagi perencanaan 1.Penyediaan tenaga fungsional perencanaan secara kelembagan sesuai dengan kebutuhan bidang fisik, ekonomi, sosial dan budaya serta penanaman modal. 2.Penerapan jadwal perencanaan secara konsisten dan tepat waktu. 3.Pembentukan kelompok kerja pendataan secara terpadu dengan melibatkan SKPD terkait. 4. Penyediaan Time Series Bank data secara on line lintas SKPD 5.Meningkatkan monitoring dan evaluasi program dan kegiatan pembangunan SKPD secara terpadu. Hal-15

4. Belum optimalnya pelaksanaan monitoring dan evaluasi program program pembangunan yang dikaitkan dengan dokumen dokumen perencanaan. 5. Belum optimalnya kegiatan pemeliharaan dan pengujian sebagai bahan merumuskan keputusan dalam perencanaan pembangunan. pembangunan di Kabupaten Kolaka. 6. Ditetapkannya Keputusan Walikota tentang Sistem Manajemen Pembangunan Parsitipatif yang makin membuka peluang peran serta masyarakat dalam proses perencanaan dan pelaksanaan pembangunan. 7. Pemanfaatan sistem informasi manajemen yang cukup memadai sehingga dapat dihasilkan data akurat dan akuntabel sebagai bahan dalam proses penetapan kebijakan pembangunan. 3. Strategi Antara Kekuatan dan Ancaman (S-T) Kekuatan (S) Ancaman (T) Strategi S-T 1. Telah ditetapkannya Perda Kabupaten Kolaka Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembentukan Organisasi dan Tata Kerja Lembaga Teknis Daerah yang ditindaklanjuti dengan Praturan Bupati Kolaka Nomor 25 Tahun 2007 tentang penjabaran tugas pokok dan fungsi Bappeda dan Penanaman Modal. 2. Struktur organisasi pada Bappeda dan Penanaman Modal telah terisi oleh staf yang mendukung pelaksanaan tugas tugas dan fungsi Bappeda sebagai Badan Perencana Pembangunan di Daerah dengan tingkat pendidikan yang cukup memadai. 3. Aparat Bappeda dan Penanaman Modal bekerja secara profesional, memiliki integritas, dedikasi dan komitmen yang tinggi. 4. Pola kerja di Bappeda dan Penanaman Modal yang sistematik dan terjadwal sehingga bisa memberikan hasil yang optimal, efisien, dan efektif. 1. Tuntutan dan aspirasi semakin beragam dengan berbagai kepentingan yang semuanya harus ditampung dan diperhatikan. 2. Semakin meningkatnya pengawasan / kontrol dari berbagai elemen masyarakat / pemangku kepentingan dan juga DPRD terhadap berbagai kebijakan pembangunan. 3. Masih terdapat aparat pemerintahan dan juga kelompok masyarakat yang belum memahami arti penting dari proses perencanaan pembangunan parsitipatif. 4. Bervariasinya tingkat pendidikan, sosial ekonomi masyarakat yang berpengaruh pada pola pikir dan pola tindak dari masyarakat Kab, Kolaka. 5. Masih adanya kebijakan yang kadang kadang tidak berpihak pada masyarakat. 1.Penyusunan perencanaan secara partisipatif dengan melibatkan seluruh pemangku kepentingan (stakeholders) 2.Peningkatan koordinasi Bappeda & PM dengan pihak legislatif didalam membahas suatu kebijakan pembangunan untuk kesejahteraan masyarakat. 3.Peningkatan sosialisasi sistem perencanaan pada SKPD lingkup pemkab kolaka 4.Penyusunan master plan pendidikan, kesehatan, dan ekonomi kab. Kolaka Hal-16

5. Hubungan kerja dan koordinasi yang baik antara pimpinan dan staf Bappeda dan Penanaman Modal sehingga tercipta suasana kerja yang kondusif dan nyaman. 6. Tersedianya sarana / prasarana dan sumber pembiayaan yang cukup untuk kelancaran pelaksanaan tugas tugas Bappeda dan Penanaman Modal Kab. Kolaka. C. Kondisi Umum Perencanaan Saat Ini Lima tahun terakhir, pada umumnya, kualitas penyelenggaraan perencanaan pembangunan daerah di Kabupaten Kolaka terus menerus mengalami peningkatan. Beberapa indikatoryang menyebabkan adanya peningkatan kualitas penyelenggaraan perencanaan tersebut meliputi : 1. Meningkatnya intensitas keterlibatan berbagai unsur pemangku kepentingan pembangunan antara lain : DPRD, LSM, Lembaga masyarakat tingkat desa, organisasi profesi, perguruan tinggi, dan sektor swasta; 2. Meningkatnya kualitas sistem perencanaan dengan terselenggaranya mekanisme perencanaan partisipatif; 3. Terselenggaranya forum SKPD dan gabungan SKPD; 4. Meningkatnya konsistensi antara dokumen perencanaan dengan mekanisme penyusunan anggaran; 5. Meningkatnya intensitas pendampingan perencanaan di tingkat kecamatan oleh Bappeda dan Penananan Modal serta SKPD terkait. Peningkatan kualitas penyelenggaraan perencanaan tidak lepas dari meningkatnya kapasitas kelembagaan BAPPEDA dan PM meliputi kapasitas SDM, sarana dan prasarana serta sistem perencanaan sesuai dengan peraturan perundangan yang berlaku, meliputi: 1. Peningkatan kapasitas sumber daya manusia melalui pendidikan formal dan diklat fungsional; 2. Tersedianya hasil-hasil kajian perencanaan, meliputi : master plan, grand Hal-17

design, RDTRK, RTRW, data base, dan kajian sektor lainnya sebagai pendukung perencanaan; 3. Fasilitasi berbagai forum multistakeholders di bidang perencanaan dan perumusan kebijakan pembangunan lainnya; 4. Meningkatnya koordinasi perencanaan intern yang mantap, sinergis, dan terpadu) 5. Pemanfaatan teknologi informasi dalam pengelolaan data dan informasi. Namun disayangkan, peningkatan kualitas penyelenggaraan ini belum secara signifikan diikuti oleh peningkatan kualitas produk perencanaan. Hal ini disebabkan adanya beberapa tantangan dan permasalahan pokok antara lain: 1. Perubahan peraturan perundangan dan pedoman yang mengatur mekanisme perencanaan; 2. Masih adanya persepsi yang salah terhadap posisi Bappeda da PM sebagai lembaga perencanaan; 3. Belum mantapnya mekanisme perencanaan antara Bappeda dengan SKPD dan antar SKPD; 4. Mengendurnya semangat masyarakat akibat dari menurunnya kepercayaan terhadap jaminan kepastian akan direalisasikannya rencana; 5. Lemahnya kapasitas kelembagaan perencanaan di tingkat basis yang menyebabkan kurang efektifnya proses perencanaan dan berakibat pada tumbuhnya perilaku nerabas (shortcutting); 6. Internal birokrasi: lemahnya koordinasi dan masih adanya ego sektoral antar SKPD, SKPD dengan Desa; rendahnya kapasitas dan komitmen SKPD pada proses perencanaan; rendahnya kapasitas fiskal pemerintah daerah yang berakibat pada lebarnya celah fiskal (fiscal gap); 7. Internal BAPPEDA dan PM : belum mampu menyediakan standard operating procedure (SOP) perencanaan, alat-alat praktis analisis kelayakan kegiatan yang kredibel; belum meratanya kapasitas analitik SDM perencanaan; belum optimalnya pengelolaan dan pemanfaatan data, teknologi informasi dan komunikasi, penelitian dan pengembangan, serta pengendalian perencanaan pembangunan. Hal-18

D. Kondisi yang Diinginkan dan Proyeksi ke Depan Dalam kurun waktu empat tahun kedepan, dengan mengoptimalkan pemanfaatan potensi yang dimiliki, BAPPEDA dan PM diharapkan responsif, kreatif dan inovatif agar mampu menjawab perubahan lingkungan dan tantangan untuk mewujudkan perencanaan berkualitas dengan mengedepankan pendekatan perencanaan partisipatif diawali dengan meningkatkan kualitas perencanaan teknokratik melalui peningkatan kapasitas dan komitmen SDM perencanaan, memantapkan kelembagaan perencanaan di tingkat basis, serta koordinasi dan komunikasi antar pemangku kepentingan. Untuk mewujudkan harapan diatas, beberapa kondisi yang harus disiapkan antara lain sebagai berikut: 1. Dengan diberlakukannya UU Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional, diharapkan empat tahun ke depan tidak lagi sering terjadi perubahan peraturan / pedoman penyelenggaraan perencanaan pembangunan, namun karena peraturan dibawah UU dimaksud belum terbit, maka perlu disikapi secara arif dan cerdas agar pelaksanaan perencanaan pembangunan tidak menyimpang dari peraturan yang akan diterbitkan. 2. Meningkatnya koordinasi antara institusi perencana dengan pemegang otoritas penganggaran, untuk menjaga konsistensi antara perencanaan dan penganggaran, dengan menyikapi secara arif dan cerdas pemberlakuan peraturan perundangan tentang perencanaan dan keuangan negara. 3. Meningkatnya kepercayaan masyarakat dan pemangku kepentingan lainnya terhadap mekanisme perencanaan dan kredibilitas institusi perencana. 4. Meningkatnya kapasitas SDM dan kelembagaan di tingkat basis dengan harapan dapat meningkatkan efektivitas proses perencanaan. 5. Mantapnya koordinasi perencanaan pembangunan antar SKPD, SKPD dengan Desa guna mendukung terwujudnya perencanaan yang terintegrasi dan sinergis. 6. Meningkatnya kapasitas SDM dan unit perencanaan pada SKPD. 7. Meningkatnya kualitas kebijakan fiskal dalam menyikapi celah fiskal Hal-19

yang ada sehingga secara optimal dapat memanfaatkan kapasitas fiskal untuk mencapai tujuan pembangunan. 8. Tersusunnya standard operating procedure (SOP) perencanaan. 9. Tersedianya alat dan metode penilaian kelayakan dan penetapan skala prioritas kegiatan. 10. Meningkatnya kualitas SDM perencana terhadap penguasaan keahlian (skill) fungsional perencanaan yang sesuai tugas pokok dan fungsi BAPPEDA dan PM. 11. Terbukanya peluang mengikuti program beasiswa pendidikan formal. 12. Mantapnya pengelolaan dan pemanfaatan data, penguasaan teknologi informasi dan komunikasi, penelitian dan pengembangan, serta pengendalian dan evaluasi perencanaan pembangunan. E. Indikator dan Target MATRIKS INDIKATOR DAN TARGET PROGRAM BAPPEDA DAN PENANAMAN MODAL KAB. KOLAKA TAHUN 2009-2014 No PROGRAM CAPAIAN PROGRAM (%) URAIAN INDIKATOR KINERJA 2009 2010 2011 2012 2013 2014 KET 1 Pelayanan Administrasi Perkantoran Tingkat Ketersediaan Administrasi Perkantoran 55 65 75 85 95 100 2 Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur Tingkat Ketersediaan Sarana dan Prasarana Aparatur 55 65 75 85 95 100 3 Peningkatan Pengembangan Sistem Pelaporan Capaian Kinerja dan Keuangan 4 Pengembangan Data/Informasi Tingkat Ketersediaan Pelaporan Capaian Kinerja dan Keuangan Tingkat Ketersediaan Data / Informasi Perencanaan Pembangunan Daerah 55 65 75 85 95 100 55 65 75 85 95 100 5 Perencanaan Pembangunan Daerah Tingkat Ketersediaan Dokumen Perencanaan Pembangunan Daerah 55 65 75 85 95 100 Hal-20

6 Perencanaan Pembangunan Ekonomi Tingkat Ketersediaan Dokumen Perencanaan Pembangunan Ekonomi 55 65 75 85 95 100 7 Perencanaan Pembangunan Sosial dan Budaya Tingkat Ketersediaan Dokumen Perencanaan Pembangunan Sosial dan Budaya 55 65 75 85 95 100 8 Perencanaan Pembangunan Prasarana Wilayah dan Sumber Daya Alam Tingkat Ketersediaan Dokumen Perencanaan Pembangunan Prasarana Wilayah dan SDA 55 65 75 85 95 100 9 Pengembangan Wilayah Perbatasan 10 Peningkatan Promosi dan Kerjasama Investasi Tingkat Pengembangan Wilayah Perbatasan Tingkat Peningkatan Promosi dan Kerjasama Investasi Daerah 75 0 0 100 0 0 55 65 75 85 95 100 11 Peningkatan Iklim Investasi dan Realisasi Investasi Tingkat Peningkatan Iklim Investasi dan Realisasi Investasi Daerah 55 65 75 85 95 100 12 Peningkatan Kapasitas Kelembagaan Perencanaan Pembangunan Daerah Tingkat Peningkatan Kapasitas Kelembagaan SDM Perencanaan 55 0 75 85 95 100 13 Pengembangan Data/Informasi/Statistik Daerah Tingkat Ketersediaan Data/Informasi/Statistik Daerah 55 65 75 85 95 100 Hal-21

BAB IV VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN A. Visi dan Misi 1. Visi Visi Bappeda dan Penanaman Modal Kabupaten Kolaka adalah selaras dengan Visi Kabupaten Kolaka yaitu Kolaka Emas 2010 sehingga Visi Bappeda dan Penanaman Modal Kabupaten Kolaka dirumuskan sebagai: Terwujudnya Bappeda dan Penanaman Modal yang Kredibel, Profesional, dan Proaktif untuk Pencapaian Kolaka Emas 2010-2014 Bappeda dan Penanaman Modal sebagai lembaga perencanaan yang mempunyai fungsi perencanaan dalam rangka mencapai visi dan misi daerah, Bappeda dan Penanaman Modal merupakan lembaga yang memiliki kredibilitas dalam menyusun perencanaan pembangunan. Oleh karena itu profesionalitas baik secara kelembagaan maupun aparatur perencana secara proaktif sangat dibutuhkan untuk dapat menghasilkan perencanaan yang berkualitas dan mampu menjawab permasalahan dan tantangan secara lokal. Dalam mencapai tujuannya secara lokal, perencanaan pembangunan juga di diarahkan untuk mendukung pencapaian tujuan nasional serta mengakomodir dinamika globalisasi. Selain itu, pemantapan penanaman modal juga diperlukan agar tercipta suatu kondisi yang kondusif bagi pihak swasta untuk melakukan investasi yang akan memacu pertumbuhan ekonomi daerah sekaligus meningkatkan kesejahteraan masyarakat. 1.1. Makna Visi Kredibel : Bappeda dan PM merupakan lembaga yang mempunyai kapabilitas dan kemampuan dalam mengemban tugas menyusun perencanaan dan pengendalian pembangunan yang di dukung oleh aparat yang profesional dan kapabel serta sarana dan prasarana yang memadai dalam melakukan koordinasi perencanaan pembangunan. Hal-22

Profesional : Struktur kelembagaan Bappeda dan Penanaman Modal mendukung pelaksanaan perencanaan pembangunan dan penanaman modal di Kabupaten Kolaka. Proaktif : Perencanaan pembangunan yang dilaksanakan selalu menghasilkan gagasan-gagasan strategis, inovatif dan challengging, yang dapat memberikan kontribusi dan solusi nyata terhadap permasalahan pembangunan di Kabupaten Kolaka. Perencanaan yang Mantap: Perencanaan pembangunan yang mantap adalah perencanaan pembangunan yang dilakukan mengikuti kaidah yang sistematik dan terstruktur sesuai amanat peraturan perundang-undangan dan memiliki kualitas yang baik. Perencanaan yang berkualitas adalah perencanaan yang memenuhi beberapa persyaratan yaitu: - Berbasis kondisi lokal Perencanaan yang didasarkan kepada potensi lokal yang bertujuan untuk menjawab masalah dan tantangan lokal. Perencanaan pembangunan dimaksudkan untuk mengakomodasi dinamika dan aspirasi kebutuhan masyarakat sehingga dapat memenuhi visi dan misi daerah secara efektif dan efisien. - Mendukung perencanaan pembangunan nasional Perencanaan pembangunan yang disusun tetap dalam kerangka dan arah pembangunan nasional yang mendukung pencapaian tujuan secara nasional. - Akomodatif terhadap globalisasi Perencanaan pembangunan yang disusun mengakomodasi dinamika masyarakat global, sehingga mampu meningkatkan kemampuan daerah dan pemangku kepentingan memasuki era globalisasi dengan menerapkan prinsip Think globally and act locally. Hal-23

Selain berkualitas, perencanaan yang disusun juga harus memenuhi beberapa prinsip dasar perencanaan pembangunan yaitu: 1. Equity Yaitu bahwa perencanaan yang dilakukan menekankan kepada pemerataan baik wilayah, sektor, kelompok masyarakat dan lain sebagainya yang berfokus pada target dan proses untuk meningkatkan distribusi pendapatan. 2. Equality Yaitu bahwa perencanaan yang disusun memenuhi asas keadilan baik status sosial, gender, suku, dan lain sebagainya yang berfokus kepada target dan proses untuk mencapai keadilan sosial 3. Efficacy Yaitu bahwa perencanaan yang diformulasikan adalah sesuai dengan kebutuhan masyarakat dan mampu menjawab permasalahan melalui fokus pada outcomes dan benefit dari perencanaan untuk mencapai efisiensi dan efektivitas perencanaan 4. Empowerment Yaitu bahwa proses perencanaan yang dilakukan akan mampu memberdayakan masyarakat di dalam sistem perencanaan yang bersifat partisipatoris yang menitikberatkan kepada proses untuk mencapai kemandirian Oleh karena itu berdasarkan Undang-undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional, terdapat empat pendekatan di dalam penyusunan perencanaan pembangunan nasional, termasuk di dalamnya pembangunan daerah, yaitu: 1. Pendekatan teknokratik 2. Pendekatan politik 3. Pendekatan partisipatif, dan 4. Pendekatan top down-bottom up 2. Misi misi yaitu: Dalam rangka mewujudkan Visi tersebut maka dirumuskan beberapa Hal-24

1. Meningkatkan kualitas dan profesionalisme sumber daya manusia. Mengandung makna: Meningkatkan kapabilitas dan kemampuan aparat perencana melalui peningkatan jenjang pendidikan formal dan pelatihan teknis perencanaan serta pengembangan wawasan aparat perencana. Aparat dengan kemampuan intersektoral, multidisipliner dan berfikir komprehensif akan sangat menentukan kualitas perencanaan yang dihasilkan. Peningkatan profesionalisme berkait dengan kesetiaan, logika dan etika. Sumber daya manusia yang memahami strategi peningkatan penanaman modal akan mendorong peningkatan investasi di daerah dan menentukan keberlanjutan investasi di masa yang akan datang. 2. Memantapkan sistem perencanaan pembangunan daerah dan penanaman modal. Mengandung makna : Mengembangkan pola perencanaan pembangunan daerah yang mampu mengakomodir aspirasi masyarakat dan mampu mengantisipasi perubahan yang terjadi yang sesuai dengan ketentuan Undang-Undang Nomor 25 tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional, Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah dan Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 tentang Tahapan, Tata Cara Penyusunan Pengendalian, dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah serta Peraturan Perundangundangan lainnya. Hal ini menegaskan bahwa sistem perencanaan pembangunan daerah merupakan sub sistem dari sistem perencanaan pembangunan nasional dengan mengedepankan perencanaan partisipatif. Penerapan perencanaan partisipatif yaitu dengan meningkatkan partisipasi aktif seluruh stakeholder agar tercapai perencanaan yang mantap, yang bersifat komprehensif dan holistik yang merupakan sinergi perencanaan pembangunan lintas fungsi, bidang, kawasan dan lintas unit kerja lingkup Pemerintah Kabupaten. Peningkatan sistem penanaman modal ditempuh melalui pelembagaan prosedur penanaman modal yang memberikan kepastian hukum bagi pelaku investasi. 3. Meningkatkan kapasitas kelembagaan perencana pembangunan dan penanaman modal. Hal-25

Mengandung makna : Meningkatkan peran sebagai institusi yang menjalankan fungsi manajemen pembangunan dan penanaman modal. Peningkatan peran tersebut dilakukan melalui peningkatan koordinasi perencanaan pembangunan daerah dan penanaman modal secara komprehensif yang akan meningkatkan pelaksanaan pembangunan daerah secara lebih efisien dan efektif sesuai dengan konsep rencana yang ditetapkan sebelumnya. 4. Meningkatkan kualitas pelayanan perencanaan pembangunan dan penanaman modal. Mengandung makna : Bahwa peningkatan pelayanan perencanaan pembangunan dan penanaman modal harus memenuhi standar pelayanan prima melalui peningkatan kemampuan menyediakan data yang tepat dan akurat dalam kurun waktu tertentu. Peningkatan kualitas pelayanan penanaman modal ditempuh melalui penataan kelembagaan penanaman modal serta pemberian insentif sesuai kewenangan pemerintah daerah yang didukung oleh infrastruktur pelayanan yang memadai yang memberikan jaminan bahwa investasi akan terus mengalami peningkatan dan pada gilirannya akan meningkatkan pertumbuhan ekonomi masyarakat. B. Tujuan dan Sasaran 1. Tujuan Tujuan merupakan merupakan penjabaran dari pernyataan misi dan sebagai hasil akhir yang akan dicapai dalam jangka waktu lima tahun. Tujuan ditetapkan dengan mengacu kepada pernyataan visi dan misi sehingga rumusannya harus dapat menunjukkan suatu kondisi yang ingin dicapai di masa mendatang, oleh karena itu tujuan disusun untuk memperjelas pencapaian sasaran yang ingin di raih dari masing-masing misi. Misi Meningkatkan kualitas dan profesionalisme sumber daya manusia Tujuan 1. Meningkatkan SDM perencana pembangunan dan PM 2. Meningkatkan efisiensi dan efektivitas kinerja SDM perencana dan penanaman modal Hal-26

Misi Memantapkan sistem perencanaan pembangunan daerah dan penanaman modal Meningkatkan kapasitas kelembagaan perencana pembangunan dan penanaman modal Meningkatkan kualitas pelayanan perencanaan pembangunan dan penanaman modal Tujuan 1. Mengimplementasikan sistem perencanaan dan penanaman modal nasional yang sesuai dengan kondisi lokal 2. Memantapkan implementasi sistem perencanaan pembangunan dan penanaman modal daerah Meningkatkan fungsi perencanaan pembangunan dan penanaman modal 1. Mewujudkan pelayanan prima 2. Meningkatkan pelayanan investasi No 2. Sasaran Sasaran merupakan hasil yang akan dicapai dalam rumusan yang spesifik, terukur, dalam kurun waktu tertentu secara berkesinambungan sejalan dengan tujuan yang ditetapkan: Tujuan 1 Misi Kesatu: 1. Meningkatkan SDM perencana pembangunan dan penanaman modal Uraian Sasaran Meningkatkan kualitas SDM melalui pendidikan formal dan diklat teknis fungsional Indikator Prosentase meningkatnya SDM perencana pembangunan dan penanaman modal 2. Meningkatkan efisiensi dan efektivitas kinerja SDM perencana dan penanaman modal 2 Misi Kedua: 1. Mengimplementasikan sistem perencanaan dan penanaman modal nasional yang sesuai dengan kondisi lokal 2. Memantapkan implementasi sistem perencanaan a. Meningkatkan efektivitas dan efisiensi pengelolaan pekerjaan di Bappeda dan PM b. Meningkatkan koordinasi internal Menyusun rancangan produk hukum daerah yang mengatur perencanaan pembangunan dan penanaman modal di daerah a. Melaksanakan sosialisasi sistem perencanaan pembangunan dan Meningkatnya efektivitas dan efisiensi pengelolaan pekerjaan di Bappeda & PM Meningkatnya koordinasi internal Tersusunnya produk hukum derah yang mengatur perencanaan pembangunan dan penanaman modal di daerah a. Terlaksananya sosialisasi sistem perencanaan Hal-27