Model Antrian pada Sistem Pembayaran di Golden Pasar Swalayan Manado. A Model Queue at The Payment System at Golden Supermarket Manado

dokumen-dokumen yang mirip
DESKRIPSI SISTEM ANTRIAN PADA KLINIK DOKTER SPESIALIS PENYAKIT DALAM

Unnes Journal of Mathematics

Jurnal Matematika dan Aplikasi. decartesian. ISSN: J o u r n a l h o m e p a g e:

BAB 2 LANDASAN TEORI

PENENTUAN MODEL DAN PENGUKURAN KINERJA SISTEM PELAYANAN PT. BANK NEGARA INDONESIA (PERSERO) Tbk. KANTOR LAYANAN TEMBALANG ABSTRACT

OPTIMALISASI SISTEM ANTRIAN PELANGGAN PADA PELAYANAN TELLER DI KANTOR POS (STUDI KASUS PADA KANTOR POS CABANG SUKOREJO KENDAL)

BAB 2 LANDASAN TEORI. Universitas Sumatera Utara

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB II. Landasan Teori

BAB 3 PEMBAHASAN. Tabel 3.1 Data Jumlah dan Rata-Rata Waktu Pelayanan Pasien (menit) Waktu Pengamatan

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI

Teller 1. Teller 2. Teller 7. Gambar 3.1 Proses antrian pada sistem antrian teller BRI Cik Ditiro

ANALISIS SISTEM ANTRIAN PADA BANK MANDIRI CABANG AMBON Analysis of Queue System on the Bank Mandiri Branch Ambon

ANALISIS SISTEM ANTRIAN PADA LOKET PEMBAYARAN PT. PLN (PERSERO) AREA BALI SELATAN RAYON KUTA

ANALISIS ANTRIAN MULTI CHANNEL MULTI PHASE PADA ANTRIAN PEMBUATAN SURAT IZIN MENGEMUDI DENGAN MODEL ANTRIAN (M/M/c):( )

Pendahuluan. Teori Antrian. Pertemuan I. Nikenasih Binatari. Jurusan Pendidikan Matematika FMIPA UNY. September 6, 2016

ANALISIS SISTEM PELAYANAN DI STASIUN TAWANG SEMARANG DENGAN METODE ANTRIAN

BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

ANALISIS PENERAPAN SISTEM ANTRIAN MODEL M/M/S PADA PT. BANK NEGARA INDONESIA (PERSERO)

Adrian et al., Antrian Teori Antrian Pada Loket Pembayaran Pusat Perbelanjaan Carrefour...

PENERAPAN TEORI ANTRIAN PADA PELAYANAN TELLER BANK X KANTOR CABANG PEMBANTU PURI SENTRA NIAGA

BAB II LANDASAN TEORI

APLIKASI TEORI ANTRIAN MODEL MULTI CHANNEL SINGLE PHASE DALAM OPTIMASI LAYANAN PEMBAYARAN PELANGGAN PADA SENYUM MEDIA STATIONERY JEMBER

ANALISIS ANTRIAN DENGAN MODEL SINGLE CHANNEL SINGLE PHASE SERVICE PADA STASIUN PENGISIAN BAHAN BAKAR UMUM (SPBU) I GUSTI NGURAHRAI PALU

BAB 2 LANDASAN TEORI

Sesi XVI METODE ANTRIAN (Queuing Method)

UNNES Journal of Mathematics

Metode Kuantitatif. Kuliah 5 Model Antrian (Queuing Model) Dr. Sri Poernomo Sari, ST, MT 23 April 2009

Riana Sinaga 1 Alumni Program Studi S1 Administrasi Bisnis Fakultas Komunikasi dan Bisnis, Universitas Telkom

BAB II LANDASAN TEORI

ANALISIS SISTEM ANTRIAN PELAYANAN PEMBUATAN KARTU TANDA PENDUDUK DAN KARTU KELURGA DI DINAS KEPENDUDUKAN DAN CATATAN SIPIL KABUPATEN KUNINGAN

Prosiding Manajemen ISSN:

Teori Antrian. Aminudin, Prinsip-prinsip Riset Operasi

PENENTUAN MODEL ANTRIAN BUS ANTAR KOTA DI TERMINAL MANGKANG. Dwi Ispriyanti 1, Sugito 1. Abstract

ANALISIS ANTRIAN MENGGUNAKAN METODE SIMULASI MONTE CARLO. Fajar Etri Lianti ABSTRACT

D.D.Prayoga., J.J.Pondaag.,F.Tumewu. Analisis Sistem Antrian. ANALISIS SISTEM ANTRIAN DAN OPTIMALISAI PELAYANAN TELLER PADA PT.

MODEL ANTRIAN YULIATI, SE, MM

ANALISIS ANTRIAN DENGAN MODEL SINGLE CHANNEL SINGLE PHASE SERVICE PADA STASIUN PENGISIAN BAHAN BAKAR UMUM (SPBU) I GUSTI NGURAHRAI PALU

TEORI ANTRIAN (QUEUING THEORY) Teknik Riset Operasi Fitri Yulianti Universitas Gunadarma

ANALISIS SISTEM ANTRIAN PELAYANAN TIKET KERETA API STASIUN TAWANG SEMARANG ABSTRACT

BAB 2 LANDASAN TEORI

Analisis Sistem Antriam Multi Channel Multi Phase Pada Kantor Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Regional I Medan

TEORI ANTRIAN PERTEMUAN #10 TKT TAUFIQUR RACHMAN PENGANTAR TEKNIK INDUSTRI

ISSN: JURNAL GAUSSIAN, Volume 4, Nomor 3, Tahun 2015, Halaman Online di:

Teori Antrian. Prihantoosa Pendahuluan. Teori Antrian : Intro p : 1

Operations Management

MATHunesa Jurnal Ilmiah Matematika Volume 3 No.6 Tahun 2017 ISSN

PENERAPAN TEORI ANTRIAN PADA PT. BANK RAKYAT INDONESIA (PERSERO) TBK (STUDI KASUS: KANTOR LAYANAN CERENTI) TUGAS AKHIR

Model Antrian 02/28/2014. Ratih Wulandari, ST.,MT 1. Menunggu dalam suatu antrian adalah hal yang paling sering terjadi dalam kehidupan sehari-hari

Antrian Orang (antri mengambil uang di atm, antri beli karcis, dll.) Barang (dokumen lamaran kerja, mobil yang akan dicuci, dll) Lamanya waktu

ANALISIS ANTRIAN DALAM OPTIMALISASI SISTEM PELAYANAN KERETA API DI STASIUN PURWOSARI DAN SOLO BALAPAN

ANALISIS SISTEM ANTRIAN PELAYANAN TIKET KERETA API STASIUN TAWANG SEMARANG

ANTRIAN. pelayanan. Gambar 1 : sebuah sistem antrian

SIMULASI ANTRIAN DI BENGKEL RESMI YAMAHA HARPINDO JAYA GOMBONG DAN SUMBER BARU GOMBONG

MODEL ANTRIAN RISET OPERASIONAL 2

IDENTIFIKASI MODEL ANTRIAN PADA ANTRIAN BUS KAMPUS UNIVERSITAS ANDALAS PADANG

ISSN: JURNAL GAUSSIAN, Volume 3, Nomor 3, Tahun 2014, Halaman Online di:

ANALISIS. 4.4 Analisis Tingkat Kedatangan Nasabah

Analisis Sistem Antrian Pada Pelayanan Poli Kandungan Dan Ibu Hamil Di Rumah Sakit X Surabaya

ABSTRACT. Keywords: Queue System, Public Service, Queue Model ABSTRAK

MODEL EKSPONENSIAL GANDA PADA PROSES STOKASTIK (STUDI KASUS DI STASIUN PURWOSARI)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. manajemen operasional adalah the term operation management

BAB II KAJIAN TEORI. probabilitas, teori antrean, model-model antrean, analisis biaya antrean, uji

MATHunesa Jurnal Ilmiah Matematika Volume 2 No.6 Tahun 2017 ISSN

BAB III METODE PENELITIAN. Jl. Panjang No.25 Jakarta Barat. Penelitian dilakukan selama 2 Minggu, yaitu


ANALISIS ANTRIAN PELAYANAN PADA PANGKAS RAMBUT MEGA

ANALISIS ANTRIAN PADA MCDONALD PUSAT GROSIR CILILITAN (PGC) (Untuk Memenuhi Tugas Operational Research)

BAB II LANDASAN TEORI

ANALISIS ANTRIAN DALAM OPTIMALISASI SISTEM PELAYANAN KERETA API DI STASIUN PURWOSARI DAN SOLO BALAPAN

BAB 2 LANDASAN TEORI

JURNAL GAUSSIAN, Volume 2, Nomor 4, Tahun 2013, Halaman Online di:

ANALISIS ANTRIAN PASIEN INSTALASI RAWAT JALAN RSUP. Dr. KARIADI BAGIAN POLIKLINIK, LABORATORIUM, DAN APOTEK

ANALISIS MODEL WAKTU ANTAR KEDATANGAN DAN WAKTU PELAYANAN PADA BAGIAN PENDAFTARAN INSTALASI RAWAT JALAN RSUP Dr. KARIADI SEMARANG

ANALISIS SISTEM ANTRIAN CALON PENUMPANG LION AIR DI BANDAR UDARA MUTIARA SIS AL-JUFRI PALU

Antrian adalah garis tunggu dan pelanggan (satuan) yang

ANALISIS SISTEM ANTRIAN UNTUK MENENTUKAN JUMLAH GARDU KELUAR YANG OPTIMAL PADA GERBANG TOL TANJUNG MULIA

11/1/2016 Azwar Anas, M. Kom - STIE-GK Muara Bulian 1 TEORI ANTRIAN

PENENTUAN MODEL DAN PENGUKURAN KINERJA SISTEM. PELAYANAN PT. BANK NEGARA INDONESIA (PERSERO) Tbk. KANTOR LAYANAN TEMBALANG

Simulasi Dan Permodelan Sistem Antrian Pelanggan di Loket Pembayaran Rekening XYZ Semarang

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Definisi, Karakteristik, dan Kualitas Jasa

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

ANALISIS SISTEM ANTRIAN PADA PELAYANAN TELLER DI BANK RAKYAT INDONESIA KANTOR CABANG KOTA TEGAL Ernawati Sya diyah 1, Kris Suryowati 2 1,2

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. Antrian dalam kehidupan sehari-hari sering ditemui, misalnya antrian di

Prosiding Manajemen ISSN:

Mata Kuliah Pemodelan & Simulasi

Analisis Sistem Antrian di Plasa Telkom Solo dengan Metode Simulasi

Metoda Analisa Antrian Loket Parkir Mercu Buana

Riska Sismetha, Marisi Aritonang, Mariatul Kiftiah INTISARI

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. 1. Kedatangan, populasi yang akan dilayani (calling population)

Aplikasi Teori Antrian dan Simulasi pada Pelayanan Teller Bank

ANALISIS MODEL JUMLAH KEDATANGAN DAN WAKTU PELAYANAN BAGIAN LABORATORIUM INSTALASI RAWAT JALAN RSUP Dr. KARIADI SEMARANG

Queuing Models. Deskripsi. Sumber. Deskripsi. Service Systems

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

SIMULASI ANTRIAN PELAYANAN PASIEN (STUDI KASUS: KLINIK BIDAN LIA JALAN MT. HARYONO NO. 52 BINJAI)

Transkripsi:

Model Antrian pada Sistem Pembayaran di Golden Pasar Swalayan Manado Marni Sumarno 1, Yohanes Langi 2, Luther Latumakulita 3 1 Program Studi Matematika, FMIPA, UNSRAT Manado, marnisumarno93@gmail.com 2 Program Studi Matematika, FMIPA, UNSRAT Manado, yarlangi@gmail.com 3 Program Studi Matematika, FMIPA, UNSRAT Manado, latumakulitala@unsrat.ac.id Abstrak Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisa model antrian pada sistem pembayaran di Golden Pasar Swalayan dalam hal jumlah kasir yang optimal.penelitian ini dilakukan di Golden Pasar Swalayan selama 5 hari pukul 15.00 s/d 17.00 WITA.Metode penelitian yang digunakan adalah model antrian saluran ganda poisson dengan pola pelayanan eksponensial dan model tingkat aspirasi pada supermarket.hasilnya menunjukkan bahwa pada waktu sibuk, dengan 7 kasir persentase kesibukan karyawan sebesar 94% dan waktu menunggu pelanggan 3.6 menit.jika disimulasi dengan kasir, persentase kesibukan karyawan sebesar 2% dan waktu menunggu pelanggan 1. menit. Kata kunci : Golden Pasar Swalayan Manado, Model Antrian Saluran Ganda, Sistem Antrian A Model Queue at The Payment System at Golden Supermarket Manado Abstract The aims of this research are to analyze models of queuing at the payment system at Golden Supermarket in terms the optimal number of counters. This research has done at Golden Supermarket was conducted for 5 days at 15:00 to 17:00 pm. The method of research used by dual channel poisson queuing model with exponential service pattern and aspiration level model in the supermarket. The results showed that at busy time, with 7 counters percentage of employees by 94% busyness and customer waiting time is 3.6 minutes. If simulated with counters, the percentage of employees by 2% busyness and customer waiting time is 1. minutes. Keywords : Golden Supermarket Manado, Multi Channel Model, Queuing System 1. Pendahuluan Suatu proses antrian (queueing process) adalah suatu proses yang dihubungkan dengan kedatangan seorang pelanggan pada suatu fasilitas pelayanan, kemudian menunggu dalam suatu baris (antria jika semua fasilitas pelayanan sibuk, menerima atau menggunakan fasilitas pelayanan dan akhirnya meninggalkan fasilitas tersebut [1]. Tujuan dasar dari model-model antrian adalah peminimuman sekaligus dua jenis biaya, yaitu biaya langsung untuk menyediakan pelayanan dan biaya individu yang menunggu untuk memperoleh pelayanan [2]. Suatu proses antrian (queueing process) adalah suatu proses yang berhubungan dengan kedatangan seorang pelanggan pada suatu fasilitas pelayanan, kemudian menunggu dalam suatu baris (antria jika semua pelayannya sibuk, dan akhirnya meninggalkan fasilitas tersebut [3]. 2. Struktur Dasar Model Antrian Dari sudut pandang model antrian, situasi antrian dapat diciptakan dengan cara berikut ini. Sementara para pelanggan tiba di satu sarana pelayanan, mereka bergabung dalam sebuah antrian.pelayan memilih seorang pelanggan dari antrian untuk memulai pelayanan. Setelah

JdC, Vol. 4, No. 2, September 2015 11 selesainya pelayanan proses memilih pelanggan baru (yang sedang menunggu) diulangi. Diasumsikan tidak ada waktu yang terhilang antara penyelesaian pelayanan dengan diterimanya seorang pelanggan baru di sarana pelayanan tersebut [1]. Ada beberapa unsur yang mempengaruhi model antrian yaitu sebagai berikut: 1. Kedatangan 2. Waktu Pelayanan 3. Fasilitas Pelayanan 4. Peraturan Pelayanan 5. Ukuran Antrian 6. Sumber Pemanggilan Populasi 7. Perilaku Manusia 2.1. Distribusi Poisson Tingkat kedatangan pelanggan per interval waktu disimbolkan dengan λ. Maka 1/ λ menyatakan waktu rata-rata kedatangan pelanggan. Jumlah kedatangan per unit waktu pada suatu fasilitas pelayanan didefinisikan dengan Distribusi Poisson dengan rumus: dimana : : peluang terjadinya n per satuan waktu n : banyaknya pelanggan : rata-rata terjadinya n per satuan waktu : e (2,712) dipangkatkan negatif lamda =, n = 0, 1, 2,... (1) 2.2. Distribusi Eksponensial Rata-rata pelayanan diberi simbol µyang mana merupakan banyaknya pelanggan yang dapat dilayani dalam satuan (unit) waktu, sedangkan rata-rata waktu pelayanan ialah rata-rata waktu yang dipergunakan untuk melayani per pelanggan yang diberi simbol 1/µ unit (satua.pola pelayanan yang mengikuti distribusi eksponensial dengan rumus: dimana : : peluang kejadian n selama waktu t : rata-rata tingkat pelayanan (unit pelayanan per unit waktu) : 2,712 3. Antrian dengan Gabungan Kedatangan dan Kepergian Notasi untuk meringkaskan karakteristik utama dari antrian paralel secara universal dibakukan dalam format berikut ini [4]: (2) : ) dengan : : distribusi kedatangan : distribusi waktu pelayanan (keberangkata : jumlah pelayan paralel (c=1,2,3,, ) : peraturan pelayanan (misalnya FCFS, LCFS, SIRO) : jumlah maksimum yang diijinkan dalam sistem (dalam antrian + dalam pelayana : ukuran sumber pemanggilan

12 Sumarno, Langi, Latumakulita Model Antrian pada Sistem Pembayaran 4. Formulasi Proses Antrian (Markov Formulatio i. Waktu inter-arrival secara statistik adalah independent dan identical dan distribusi eksponenialnya dengan menggunakan parameter λ. ii. Waktu pelayanan secara statistik independent dan identical dan distribusi eksponensialnya dengan menggunakan parameter μ. iii. Jumlah pelayanan adalah c. iv. Pelanggan yang baru saja bergabung dalam sebuah antrian langsung dilayani oleh pelayan, sehingga pelayan tersebut akan segera nganggur [5]. 5. Kedatangan Menurut Saluran Tunggal Poisson dengan Rata-Rata Pelayanan Eksponensial Permasalahan antrian yang paling umum mencakup jalur antrian jalur tunggal atau satu stasiun pelayanan.dalam situasi ini, kedatangan membentuk satu jalur tunggal untuk dilayani oleh stasiun tunggal. Diasumsikan bahwa: 1. Kedatangan pelanggan bersifat acak. 2. Kedatangan pelanggan antar interval waktu saling tidak mempengaruhi. 3. Kedatangan digambarkan dengan distribusi probabilitas Poisson dan datang dari sebuah populasi yang tidak terbatas. 4. Waktu pelayanan bervariasi dari satu pelanggan dengan pelanggan yang berikutnya dan tidak terikat satu sama lain. 5. Waktu pelayanan sesuai dengan distribusi probabilitas eksponensial negatif. 6. Rata-rata kedatangan lebih kecil dari rata-rata pelayanan artinya λ<μ, dengan demikian semua pelanggan akan dapat dilayani [1]. 6. Model Antrian Saluran Ganda (Multi Channel) Ada dua kemungkinan bentuk model garis tunggu dalam antrian saluran ganda, yaitu: 1. Tidak akan terbentuk antrian apabila n c atau jumlah pelanggan n paling sedikit atau sama dengan jumlah fasilitas c yang tersedia. 2. Akan terbentuk antrian apabila n > c atau jumlah pelanggan n lebih banyak dibanding jumlah fasilitas c yang tersedia [2]. Utilitas sistem adalah peluang masa sibuk kasir atau tingkat kesibukan sistem. Utilitas sistem didefenisikan sebagai : (3) Probabilitas bahwa fasilitas pelayanan sedang kosong p : 0 p 0 1 Rata-rata banyaknya pelanggan dalam sistem E ( : E( 2 Rata-rata panjangnya antrian E (m) : E( m) ( ) (4) (5) (6) 1 Rata-rata menunggu bagi pelanggan dalam antrian E (w) : E( w) E( v) ( ) (7)

JdC, Vol. 4, No. 2, September 2015 13 1 Rata-rata waktu menunggu bagi pelanggan dalam sistem E (v) : E(v) 7. Jumlah Pelayanan Optimum () Untuk mendapatkan nilai c optimum, dimana c adalah jumlah pelayan paralel, maka hal-hal yang dibutuhkan adalah: C 1 = biaya per pelayan tambahan per unit waktu. C 2 = biaya per unit waktu menunggu per pelanggan [1]. E(=L s (c)= jumlah pelanggan yang diperkirakan dalam sistem dengan diketahui c Sehingga:. Model Tingkat Aspirasi C1 E E( ( c1) E( ( c1 E( C ( ) 2 Tingkat aspirasi didefenisikan sebagai batas atas dari nilai-nilai ukuran yang saling bertentangan, yang ingin diseimbangkan oleh pengambil keputusan tersebut [1]. Dalam model pelayanan berganda dimana kita perlu menentukan jumlah pelayan c yang optimum, dua ukuran yang bertentangan adalah: 1. waktu menunggu yang diperkirakan dalam sistem E(v) 2. persentase waktu mengganggur para pelayan X Ekspresi untuk E(v) diketahui dari analisis (M/M/c):(GD/ / ) atau model antrian ganda. Sedangkan untuk Xdiketahui : c 100 X ( c pn 1001 c n0 c Berdasarkan kondisi optimal, c 2 berada dalam kisaran E C C 1 1 2 ( ( c1) E( E( E( ( c1) C 9. Metodologi Penelitian Penelitian ini telah dilakukan di Golden Pasar Swalayan Manado selama 5 hari, yaitu pada hari Senin-Jumat tanggal 1 Mei 2015 s/d 22 Mei 2015 pukul 15.00-17.00 WITA. Metode penelitian yang akan digunakan adalah model antrian ganda Poisson dengan pola pelayanan Eksponensial dan Model Tingkat Aspirasi. Prosedur dan tahapan penelitian : 1. Mencari data antrian dengan cara menghitung berapa banyak pelanggan yang masuk ke dalam sistem antrian, serta berapa banyak pelanggan yang dapat dilayani per jam. 2. Mencari data banyaknya biaya yang dibutuhkan untuk mengelola kasir, serta persentase kesibukan karyawan yang diinginkan dari perusahaan. 3. Menentukan rata-rata kedatangan (λ) dan pelayanan (μ) per jam. 4. Menganalisis data yang diperoleh dengan menggunakan bantuan komputer. 5. Mengambil kesimpulan dengan cara memasukan data biaya pengoperasian kasir per jam serta panjangnya antrian kedalam Model Tingkat Aspirasi.

14 Sumarno, Langi, Latumakulita Model Antrian pada Sistem Pembayaran 10. Hasil dan Pembahasan 10.1. Model Multi Channel (Model Pelayanan Ganda) Hasil analisis dari model ini didasarkan pada data yang diperoleh, dimana loket pembayaran berjumlah 7 (tujuh). Tabel 1. Hasil Analisis untuk Model Multi Channel pada tanggal 1-22 Mei 2015 Hari No Karakteristik Operasi I II III IV V Rata-rata 1 Jumlah kasir (c) 7 7 7 7 7 7 2 Rata-rata pelanggan datang 305 332 309 320 312 316 dalam sistem antrian (λ) 3 Rata-rata pelanggan dilayani per 4 51 51 4 49 49 jam dan per kasir (µ) 4 Tingkat kesibukan sistem (ρc) 0.91 0.93 0.6 0.94 0.90 0.90 5 Rata-rata pelanggan dalam baris antrian (E(m) atau L q ) 7 10 3 13 6 6 Rata-rata pelanggan dalam sistem antrian (E( atau L s ) 13 17 9 19 13 14 7 Rata-rata waktu tunggu dalam baris antrian (E(w) atau W q ) 0.02 0.03 0.01 0.04 0.02 0.024 Rata-rata waktu tunggu dalam sistem antrian (E(v) atau W s ) 0.04 0.05 0.03 0.06 0.04 0.044 9 Peluang tidak adanya pelanggan dalam sistem (P 0 ) 0 0 0 0 0 0 Pada Tabel 1 pada tanggal 1 Mei 2015, dimana kasir yang aktif sebanyak 7, menghasilkan waktu menunggu pelanggan dalam sistem W s adalah 0.04 jam atau 2.4 menit dan waktu menunggu dalam antrian W q adalah 0.02 jam atau 1.2 menit. Sedangkan panjangnya pengunjung dalam sistem antrian L s 13 dan 7 panjangnya pengunjung dalam antrian L q.persentase kesibukan pelayan mencapai 91% dan peluang tidak adanya pelanggan dalam sistem P 0 adalah 0.P 0 akan terus naik jika minimal ada 2 pelanggan, dan akan terus turun mencapai 0 jika minimal ada 7 pelanggan. Tabel 2. Hasil Simulasi Penambahan Kasir pada tanggal 1 Mei 2015 No Karakteristik Operasi Jumlah pelayan (counters) 1 Ρc 0.79 2 E(m) atau L q 1 3 E( atau L s 4 E(w) atau W q 0.0055 jam 5 E(v) atau W s 0.03 jam Pada Tabel 2 persentase kesibukan dan waktu menunggu pelanggan mengalami penurunan yaitu 79% dan 0.03 jam atau 1. menit. Dalam Tabel 1 pada tanggal 19 Mei 2015, rata-rata pelanggan yang datang dan yang dilayani per jam mengalami kenaikan, dan persentase kesibukan karyawan mencapai 93%, dan waktu menunggu pelanggan dalam antrian juga mengalami kenaikan 0.05 jam atau 3 menit.begitu juga panjangnya pelanggan dalam sistem dan juga antrian lebih banyak dibandingkan dengan hari sebelumnya.peluang tidak adanya pelanggan dalam sistem P 0 adalah 0.P 0 akan terus naik jika minimal ada 2 pelanggan, dan akan terus turun mencapai 0 jika minimal ada pelanggan.

JdC, Vol. 4, No. 2, September 2015 15 Tabel 3. Hasil Simulasi Penambahan Kasir pada tanggal 19 Mei 2015 No Karakteristik Operasi Jumlah pelayan (counters) 1 Ρc 0.1 2 E(m) atau L q 2 3 E( atau L s 4 E(w) atau W q 0.0065 jam 5 E(v) atau W s 0.03 jam Pada Tabel 3 persentase kesibukan dan waktu menunggu pelanggan mengalami penurunan yaitu 1% dan 0.03 jam atau 1. menit. Dalam Tabel 1 pada tanggal 20 Mei 2015, rata-rata kedatangan maupun rata-rata pelanggan yang dilayani mengalami penurunan dibanding hari sebelumnya.persentase kesibukan dan waktu menunggu pelanggan juga mengalami penurunan yaitu 6% dan waktu tunggu 0.03 jam.peluang tidak adanya pelanggan dalam sistem P 0 adalah 0.P 0 akan terus naik jika minimal ada 2 pelanggan, dan akan terus turun mencapai 0 jika minimal ada 7 pelanggan. Tabel 4. Hasil Simulasi Penambahan Kasir pada tanggal 20 Mei 2015 No Karakteristik Operasi Jumlah pelayan (counters) 1 Ρc 0.75 2 E(m) atau L q 1 3 E( atau L s 7 4 E(w) atau W q 0.0035 jam 5 E(v) atau W s 0.02 jam Pada Tabel 4 persentase kesibukan dan waktu menunggu pelanggan mengalami penurunan yaitu 75% dan 0.02 jam atau 1.2 menit. P 0 akan terus naik jika minimal ada 1 pelanggan, dan akan terus turun mencapai 0 jika minimal ada 7 pelanggan. Dalam Tabel 1 pada tanggal 21 Mei 2015, rata-rata pelanggan yang datang lebih banyak dibandingkan hari kemarin yaitu 320 pelanggan per jam, akan tetapi rata-rata jumlah pelanggan yang dapat dilayani setiap kasirnya lebih sedikit dari kemarin yaitu 4 pelanggan per jam. Waktu menunggu dan persentase kesibukan karyawan mengalami kenaikan yaitu 0.06 jam dan 94%. P 0 akan terus naik jika minimal ada 3 pelanggan, dan akan terus turun mencapai 0 jika minimal ada 9 pelanggan. Tabel 5. Hasil Simulasi Penambahan Kasir pada tanggal 21 Mei 2015 No Karakteristik Operasi Jumlah pelayan (counters) 1 Ρc 0.2 2 E(m) atau L q 2 3 E( atau L s 4 E(w) atau W q 0.0075 jam 5 E(v) atau W s 0.03 jam Pada Tabel 5 persentase kesibukan dan waktu menunggu pelanggan mengalami penurunan yaitu 2% dan 0.03 jam atau 1. menit. Dalam Tabel 1 pada tanggal 22 Mei 2015, rata-rata pelanggan yang datang lebih sedikit dibandingkan hari kemarin, akan tetapi rata-rata jumlah pelanggan yang dapat dilayani setiap kasirnya lebih banyak dari kemarin. Persentase kesibukan karyawan mengalami penurunan yaitu 90% dan waktu menunggu pun turun yaitu 0.04 jam atau 2.4 menit. P 0 akan terus naik jika minimal ada 2 pelanggan, dan akan terus turun mencapai 0 jika minimal ada 7 pelanggan.

16 Sumarno, Langi, Latumakulita Model Antrian pada Sistem Pembayaran Tabel 6. Hasil Simulasi Penambahan Kasir pada tanggal 22 Mei 2015 No Karakteristik Operasi Jumlah pelayan (counters) 1 Ρc 0.79 2 E(m) atau L q 1 3 E( atau L s 7 4 E(w) atau W q 0.0053 jam 5 E(v) atau W s 0.03 jam Berdasarkan Tabel 6, persentase kesibukan karyawan turun hingga 79%. Begitu juga halnya dengan waktu menunggu setiap pelanggan akan mengalami penurunan hingga mencapai 0.03 jam atau 1. menit. 10.2. Model Tingkat Aspirasi Berdasarkan data-data diatas, maka untuk menentukan jumlah kasir yang optimal, kita menggunakan model tingkat aspirasi yang merupakan model yang dapat menyelaraskan antara persentase kesibukan pelayan yang diinginkan oleh perusahaan dan waktu menunggu setiap pelanggan perwaktunya. Setelah melakukan analisis, dimana diketahui bahwa biaya pengoperasian setiap kasir perjamnya adalah Rp10.000,00 sehingga didapatkan hasil seperti pada Tabel 7 11. Tabel 7. Hasil Analisis Model Tingkat Aspirasi Tanggal 1 Mei 2015 c 1 C X (%) W s (menit) L s (c) L s (c-1)-l s c 2 Rp10.000,00 7 9 2.4 13 0 c 2 Rp2.000,00 21 1. 5 Rp2.000,00 c 2 Rp5.000,00 9 6 2 Berdasarkan Tabel 7, dapat dilihat bahwa semakin kecil waktu menunggu pelanggan maka semakin besar pula waktu menganggur karyawan. Jika para pelanggan menginginkan maksimum waktu menunggu mereka 2.4 menit dan persentase kesibukan karyawan yang diinginkan perusahaan 91% maka banyak kasiryang dibutuhkan sebanyak 7 dan biaya setiap pelanggan menunggu kurang dari atau sama dengan Rp2.000,00. Namun jika pelanggan menginginkan waktu menunggu dalam sistem kurang dari 2 menit dan perusahaan menginginkan persentase kesibukan karyawan kurang dari 0% maka jumlah kasir yang dibutuhkan sebanyak dan biaya waktu menunggu tidak lebih kecil dari Rp2.000,00 dan tidak lebih besar dari Rp5.000,00. Tabel. Hasil Analisis Model Tingkat Aspirasi Tanggal 19 Mei 2015 c 1 c X(%) W s (menit) L s (c) L s (c-1)-l s c 2 Rp10.000,00 7 7 3 17 0 c 2 Rp1.111,00 19 1. 9 Rp1.111,00 c 2 Rp10.000,00 9 7 1 Berdasarkan Tabel, jika pelanggan menginginkan waktu menunggu maksimal 3 menit dan perusahaan menginginkan persentase kesibukan karyawan lebih dari 90% dan biaya waktu menunggu kurang dari atau sama dengan Rp1.111,00 maka banyak kasir yang dibutuhkan sebanyak 7. Namun jika pelanggan menginginkan waktu menunggu kurang dari 2 menit dan persentase kesibukan karyawan 90% maka kasir yang dibutuhkan sebanyak dan biaya waktu menunggu tidak kurang dari Rp1.111,00 dan tidak lebih dari Rp10.000,00. Tabel 9. Hasil Analisis Model Tingkat Aspirasi Tanggal 20 Mei 2015 c 1 c X (%) W s (menit) L s (c) L s (c-1)-l s c 2 Rp10.000,00 7 14 1. 9 0 c 2 Rp5.000,00 25 1.2 7 2 Rp5.000,00 c 2 Rp10.000,00 9 6 1 Berdasarkan Tabel 9, jika pelanggan menginginkan waktu menunggu maksimal 1. menit dan persentase kesibukan karyawan lebih dari 90 % serta biaya menunggu kurang dari atau sama

JdC, Vol. 4, No. 2, September 2015 17 dengan Rp5.000,00, maka kasir yang dibutuhkan sebanyak 7. Namun jika waktu menunggu di yang diinginkan pelanggan 1.2 menit dan persentase kesibukan karyawan kurang dari 0% dan biaya waktu menunggu tidak kurang dari Rp5.000,00 dan tidak lebih dari Rp10.000,00 maka kasir yang dibutuhkan sebanyak. Tabel 10. Hasil Analisis Model Tingkat Aspirasi Tanggal 21 Mei 2015 c 1 c X (%) W s (menit) L s (c) L s (c-1)-l s c 2 Rp10.000,00 7 6 3.6 19 0 c 2 Rp909,00 1 1. 11 Rp909,00 c 2 Rp10.000,00 9 7 1 Berdasarkan hasil analisis dari Tabel 10, jika waktu menunggu yang di inginkan pelanggan 3.6 menit dan kesibukan karyawan lebih dari 90% dan biaya menunggu kurang dari atau sama dengan Rp909,00 maka kasir yang dibutuhkan sebanyak 7. Namun jika waktu menunggu yang diinginkan pelanggan 1. menit dan persentase kesibukan karyawan lebih dari 0% dan biaya waktu menunggu tidak kurang dari Rp909,00 dan tidak lebih dari Rp10.000,00 maka kasir yang dibutuhkan sebanyak. Tabel 11. Hasil Analisis Model Tingkat Aspirasi Tanggal 22 Mei 2015 c 1 c X (%) W s (menit) L s (c) L s (c-1)-l s c 2 Rp10.000,00 7 10 2.4 13 0 c 2 Rp1.667,00 21 1. 7 6 Rp1.667,00 c 2 Rp10.000,00 9 6 1 Berdasarkan hasil analisis dari Tabel 11, jika pelanggan menginginkan waktu menunggu mereka 2.4 menit dan perusahaan menginginkan kesibukan karyawan 90% serta biaya waktu menunggu kurang dari atau sama dengan Rp1.667,00 maka jumlah kasir yang dibutuhkan sebanyak 7. Namun jika pelanggan menginginkan waktu tunggu mereka kurang dari 2 menit dankesibukan karyawan kurang dari 0% serta biaya waktu menunggu tidak kurang dari Rp1.667,00 dan tidak lebih dari Rp10.000,00 maka kasir yang dibutuhkan. 11. Kesimpulan 1. Model struktur antrian yang digunakan oleh supermarket di Golden Pasar Swalayan Manado adalah Multi Channel-Single Phase. Berdasarkan Model Tingkat Aspirasi, pada hari Senin, Rabu, Jumat perusahaan menggunakan 7 kasir sedangkan untuk hari Selasa dan Kamis menggunakan kasir. 2. Kinerja sistem pelayanan pada sistem pembayaran di Golden Pasar Swalayan cukup optimal dengan melihat persentase kesibukan karyawan dan rata-rata waktu menunggu dalam sistem. Penambahan kasir pada saat ramai menjadi kasir mengakibatkan supermarket di Golden Pasar Swalayan lebih optimal dalam melayani pelanggan. 12. Daftar Pustaka [1] Taha, H.A. 1997. Riset Operasi : Suatu Pengantar. Jilid 2. Terjemahan Daniel Wirajaya, Binarupa Angkasa, Jakarta. [2] Siswanto. 2006. Operations Research. Jilid 2. Erlangga, Jakarta. [3] Kakiay, T.J. 2004. Dasar Teori Antrian untuk Kehidupan Nyata. Yogyakarta: Andi [4] Farkhan.2013. Aplikasi Teori Antrian dan Simulasi pada Pelayanan Teller Bank. Journal.unnes.ac.id. 2 (1-19). [5] Murthy, D.N.P, N. W, Page dan E.Y, Rodin. 1990. Mathematical Modelling: A Tools for Problem Solving in Enggineering, Physical, Biological and Social Science. Oxford.