PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA

dokumen-dokumen yang mirip
METODOLOGI PENELITIAN

Universitas Widyatama BAB I PENDAHULUAN

KATA PENGANTAR. 1. Tuhan Yesus Kristus, buat pertolongan dan bimbingan-nyasehingga saya dapat menyelesaikan skripsi ini.

Prosiding Teknik Pertambangan ISSN:

OPTIMALISASI PRODUKSI PERALATAN MEKANIS SEBAGAI UPAYA PENCAPAIAN SASARAN PRODUKSI PENGUPASAN LAPISAN TANAH PENUTUP DI PT

Prosiding Teknik Pertambangan ISSN:

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian.

BAB I PENDAHULUAN. penggalian, muat dan pengangkutan material. Semua kegiatan ini selalu berkaitan

BAB III OBJEK PENELITIAN. perusahaan swasta yang bergerak di bidang jasa transportasi dan penyimpanan peti

Pelabuhan Cirebon. Main facilities : Cirebon, West Java Coordinates : 6 42` 55.6" S, ` 13.9" E

KAJIAN TEKNIS KERJA ALAT GALI MUAT UNTUK PENGUPASAN LAPISAN TANAH PUCUK PADA LOKASI TAMBANG BATUBARA DI PIT

Jurnal Teknologi Pertambangan Volume. 1 Nomor. 1 Periode: Maret-Agustus 2015

Pesawat Polonia

LOADER Alat untuk memuat material ke dump truck, atau memindahkan material, penggalian ringan. Produksi per jam (Q)

BAB I PENDAHULUAN. sangat signifikan khususnya terhadap batubara. Batubara merupakan

BAB III METODOLOGI DAN PEMBAHASAN START. Identifikasi masalah. Pengolahan data stockpile hingga menjadi model. Analisa pengadaan alat berat


Waktu yang dihabiskan kapal selama berada di pelabuhan akan sangat berpengaruh terhadap pengoperasian kapal tersebut. Semakin lama kapal berada di

KAJIAN TEKNIS ALAT GALI MUAT DAN ALAT ANGKUT DALAM UPAYA MEMENUHI SASARAN PRODUKSI PENGUPASAN LAPISAN TANAH PENUTUP PADA PENAMBANGAN BATUBARA DI PT

B A B 1 P E N D A H U L U A N. bernama Pelabuhan Panjang yang merupakan salah satu Pelabuhan Laut kelas

2 Dosen Jurusan Teknik Pertambangan, Sekolah Tinggi Teknologi Nasional.

PERHITUNGAN PEMINDAHAN TANAH MEKANIS PADA PEKERJAAN PEMATANAGN LAHAN PERUMAHAN PANORAMA ALAM ASRI II KEC. SUNGAI KUNJANG SAMARINDA

BAB 1 BAB 1 PENDAHULUAN

ejournal Teknik sipil, 2012, 1 (1) ISSN ,ejurnal.untag-smd.ac.id Copyright 2012

PT.KERETA API INDONESIA

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. Kebutuhan akan jasa angkutan laut semakin lama semakin meningkat, baik

BAB V PEMBAHASAN. perkecil ukurannya sebesar ton per bulan. Sedangkan kemampuan

BAB IV PENAMBANGAN 4.1 Metode Penambangan 4.2 Perancangan Tambang

I-1 BAB I PENDAHULUAN

BAB IV ANALISIS DAN PERANCANGAN

ASSALAMUALAIKUM WR.WB

EVALUASI KINERJA ALAT CRUSHING PLANT DAN ALAT MUAT DALAM RANGKA PENINGKATAN TARGET PRODUKSI BATUBARA PADA PT MANDIRI CITRA BERSAMA

Prosiding Teknik Pertambangan ISSN:

ABSTRAK 1. PENDAHULUAN. JP Vol.1 No.4 Agustus 2017 ISSN

ANALISIS HUBUNGAN FASILITAS DAN PERALATAN PELABUHAN DENGAN DAYA LALU (THROUGHPUT), STUDI KASUS: PELABUHAN TANJUNG PERAK, SURABAYA.

ANALISIS KINERJA OPERASIONAL BONGKAR MUAT PETI KEMAS PELABUHAN TANJUNG EMAS SEMARANG

DAFTAR ISI... RINGKASAN... ABSTRACT... KATA PENGANTAR... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR TABEL... DAFTAR LAMPIRAN... BAB

BAB II PT. PELABUHAN INDONESIA I BICT. memenuhi harapan pelanggan. Dengan luas area lebih dari 200 ribu m 2, kami siap

MEMPELAJARI PERAWATAN PERALATAN YANG DIGUNAKAN DALAM PROSES BONGKAR MUAT PADA TERMINAL PETIKEMAS KOJA TANJUNG PRIOK

ALAT PENGANGKAT CRANE INDRA IRAWAN

4.1 Gambaran Umum Perusahaan

BAB III GAMBARAN PERUSAHAAN

BAB VI 6 ANALISIS KEBIJAKAN

BAB II PT. PELABUHAN INDONESIA I BICT. berlokasi di Gabion, Belawan. Disini, PT. Pelabuhan Indonesia I ( Persero )

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB III METODOLOGI DAN PENELITIAN. tinjauan pustaka yaitu melakukan kegiatan mengumpulkan literatur-literatur yang

BAB I PENDAHULUAN. Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang ada di Indonesia sangat berpengaruh

PERENCANAAN PEMAKAIAN ALAT BERAT PADA PEKERJAAN TANAH PROYEK PEMBANGUNAN JALAN BANDA ACEH CALANG STA SUMATRA

Farisyah Melladia Utami, Angga Kurniawan, Muhammad Wahyudi ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang

KAJIAN TEKNIS BELT CONVEYOR DAN BULLDOZER DALAM UPAYA MEMENUHI TARGET PRODUKSI BARGING PADA PT ARUTMIN INDONESIA SITE ASAM-ASAM

Seminar Nasional Sains dan Teknologi Terapan IV 2016 ISBN Institut Teknologi Adhi Tama Surabaya

ALAT GALI. Backhoe dan Power Shovel disebut juga alat penggali hidrolis karena bucket digerakkan secara hidrolis.

BAB III GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

BAB V ANALISA DAN PEMBAHASAN

RINTA ANGGRAINI

Universitas Widyatama BAB I PENDAHULUAN

Jurnal Teknologi Pertambangan Volume. 1 Nomor. 2 Periode: Sept Feb. 2016

RE DESAIN PENGATURAN PERALATAN COALGETTING UNTUK MEMENUHI TARGET PRODUKSI DESEMBER 2016

BAB I PENDAHULUAN. dilakukan dengan mengacu pada Rencana Usaha Penyedian Tenaga Listrik

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB III LANDASAN TEORI

SEMINAR NASIONAL-1 BMPTTSSI - KoNTekS 5 Universitas Sumatera Utara, Medan - 14 Oktober 2011

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

EVALUASI PRODUKSI OVERBURDEN PADA FRONT KERJA EXCAVATOR HITACHI SHOVEL

BAB II PROFIL PERUSAHAAN PT (Persero) PELABUHAN INDONESIA I MEDAN

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

ANALISIS KAPASITAS TERMINAL PETI KEMAS PELABUHAN PONTIANAK

BAB I PENDAHULUAN. Troughput. Gambar 1.1. Troughput di TPKS (TPKS,2013)

Meningkatkan Laju Pembongkaran Pada Dermaga Bongkar Untuk Mengurangi Masalah Antrian Kapal Dengan Metode Simulasi (Studi Kasus: PT Petrokimia Gresik)

LAMPIRAN. Universitas Sumatera Utara

PBR INTEGRATED MANAGEMENT SYSTEM PROSEDUR PEMUATAN BATUBARA KE DALAM TONGKANG

BAB III LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN. Sektor unggulan di Kota Dumai diidentifikasi dengan menggunakan

EVALUASI CRUSHING PLANT UNTUK PENINGKATAN TARGET PRODUKSI PADA PT INDONESIAN MINERALS AND COAL MINING KECAMATAN KINTAP KABUPATEN TANAH LAUT

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Journal Industrial Servicess Vol. 3 No. 1a Oktober 2017

STUDI TARGET PEMBONGKARAN OVERBURDEN BERDASARKAN KAJIAN PEMBORAN UNTUK LUBANG LEDAK DI PT BUKIT MAKMUR MANDIRI UTAMA JOBSITE

3 Jasa Pemanduan a Tarif Tetap 40, per kapal per gerakan b Tarif Variabel per GT kapal per gerakan

MENGHITUNG HARGA SATUAN ALAT

BAB II TINJAUAN KEPUSTAKAAN. angkutan kereta api batubara meliputi sistem muat (loading system) di lokasi

LAMPIRAN. Universitas Sumatera Utara

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

LEMBAR PENGESAHAN SURAT PERNYATAAN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

KESERASIAN ALAT MUAT DAN ANGKUT UNTUK KECAPAIAN TARGET PRODUKSI PENGUPASAN BATUAN PENUTUP PADA PT. ADARO INDONESIA KALIMANTAN SELATAN

BAB I PENDAHULUAN. akan menempatkan eksploitasi laut sebagai primadona industri, baik dari segi

BAB I PENDAHULUAN. Apalagi informasi tersebut disertai dengan kecepatan, ketepatan, dan keakuratan

BAB I PENDAHULUAN. serta sebagai tempat perpindahan intra-dan antarmoda transportasi.

BAB III DESKRIPSI OBJEK PENELITIAN

DAFTAR ISI KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI... DAFTAR GAMBAR... DAFTRAR TABEL... DAFTAR LAMPIRAN...

[ U.30 ] PENELITIAN FAKTOR DOMINAN YANG MEMPENGARUHI TERHAMBATNYA ARUS DISTRIBUSI BARANG PADA TERMINAL PETI KEMAS GEDEBAGE BANDUNG

EVALUASI PENCAPAIAN TARGET PRODUKSI ALAT MEKANIS UNTUK PEMBONGKARAN OVERBURDEN DI PIT 4 PT DARMA HENWA SITE ASAM-ASAM

BAB I PENDAHULUAN. Maka pada tingkat awal pengolahan batugamping terutama dalam peremukan harus

DAFTAR ISI. KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR TABEL... DAFTAR LAMPIRAN... Bab

BAB II DESKRIPSI PERUSAHAAN

BAB 1 PENDAHULUAN. Belawan International Container Terminal (BICT) sebagai unit usaha PT.

Transkripsi:

BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA 4.1 Pengumpulan Data Pengumpulan data dilakukan dengan cara survei langsung ke lapangan yaitu pada PT KERETA API LOGISTIK (KALOG) AREA SUMATERA SELATAN STASIUN KERTAPATI, PALEMBANG. Pengumpulan data pada tugas akhir ini, secara garis besar terdiri dari gambaran umum perusahaan, data-data perusahaan yang dibutuhkan dengan permasalahan yang akan diselesaikan. 4.1.1 Sejarah Umum Perusahaan PT KERETA API LOGISTIK (KALOG) merupakan salah satu anak perusahaan dari PT Kereta Api Indonesia (persero). PT Kereta Api Logistik berdiri pada tahun 2009, dibentuk untuk memperkaya jasa induknya Kereta Api Indonesia (KAI) dalam menyediakan jasa logistik berbasis kereta api secara terpadu. PT Kereta Api Logistik bergerak dibidang layanan distribusi logistik berbasis kereta api, dengan kemasan bisnis door to door service untuk memberikan pelayanan yang pari purna bagi pelanggan kereta api yang didukung dengan angkutan pra dan lanjutan serta layanan penunjangnya, meliputi pengelolaan terminal peti kemas (TPK), bongkar muat, pergudangan, pengepakan, pelabelan, pengangkutan, penjejakan, pengawalan logistik serta manajemen logistik dengan menerapkan prinsip-prinsip perseroan terbatas. Pada tahun 2010 PT Kereta Api Logistik membuka cabang baru di sumatera tepatnya di sumatera selatan stasiun Kertapati, Palembang. Bisnis yang dilakukan di sumatera selatan adalah bisnis manajemen stockpile batubara. Manajemen stockpile adalah pengelolaan kawasan sebagai tempat transit batubara sebelum dilakukan pengiriman menuju konsumen akhir. Area manajemen stockpile yang dikelola saat ini adalah di Kertapati dan Basten Rikardo Hutagalung - 0508017 31 31

Sukacinta. Bentuk pelayanan yang diberikan meliputi: penempatan dan penataan batubara, loading dan unloading serta monitoring dan controlling batubara di stockpile. Fasilitas manajemen stockpile batubara yang dimiliki PT Kereta Api Logistik berupa: a) Stockpile di Lahat (Sukacinta) b) Stockpile di Kertapati c) Reach stacker d) Belt Conveyor e) Dump Truck f) Security 24 jam g) Angkutan dengan kereta api h) Dermaga kapal tongkang 4.1.2 Visi dan Misi Visi Perusahaan: Menjadi perusahaan penyedia jasa logistik global yang terpadu, unggul dan terdepan di Indonesia Misi Perusahaan: 1. Menyediakan jasa logistik berbasis kereta api dengan solusi door-to-door service. 2. Mengembangkan produk-produk logistik unggulan yang didukung oleh jaringan bisnis lokal dan global. 3. Membangun kapabilitas dan kredibilitas perusahaan dengan mengembangkan strategi kolaborasi yang sinergis dengan mitra bisnis. 4. Memberikan pelayanan dan pengalaman terbaik kepada pelanggan 4.1.3 Struktur Organisasi Struktur organisasi merupakan hal penting dalam perusahaan, yang menggambarkan hubungan wewenang antara atasan dengan bawahan. Masing-masing fungsi memiliki Basten Rikardo Hutagalung - 0508017 32

wewenang dan tanggung jawab yang melekat sesuai dengan ruang lingkup pekerjaannya agar tujuan dan sasaran perusahaan dapat tercapai. Pada Gambar 4.1 merupakan gambar struktur organisasi PT Kereta Api Logistik pusat: Dewan Komisaris Direktur Utama Advisor Administrasi & TU Direktur Adm. Dan Keuangan Direktur Operasi dan Pemasaran VP.Finance VP.Human Capital, general Affair, Legal VP.Logistic & Procurement GM.Marketing GM.Operasi GM.Tex & IT, Pengembangan Usaha M.Budget & Accounting M.Finance M.Human Capital M.general Affair M.Legal M.Logistic M.Procurement M.Market M.P & Peng. P M.Transportasi M.Forwarding & Warehousing M.Tex & IT M.Pengembangan Usaha Regional M.Area Jakarta & Banten M.Area Jawa barat M.Area Sumatera 1,2,3 M.Area Jawa Tengah & DIY M.Area Jawa Timur & Bali Ass. Manager Admin & Finance Ass. Manager Admin & Finance SBU Ass. Manager Admin & Finance Ass. Manager Admin & Finance Ass. Manager Admin & Finance Ass. Manager Operasi Ass. Manager Operasi Ass. Manager Operasi Ass. Manager Operasi Ass. Manager Operasi Gambar 4.1 Gambar struktur organisasi PT Kereta Api Logistik Pusat Struktur organisasi PT Kereta Api Logistik Area Sumatera Selatan Stasiun Kertapati, Palembang Manager Area SUM-SEL Kertapati Ass. Manager Admin & Finance Ass. Manager Operasi Op.Maintenance Op.Conveyor Driver Support Gambar 4.2 Struktur organisasi PT Kereta Api Logistik Area Sum-Sel Sumber: Administratif Staff PT Kereta Api Logistik Area Sumatera Selatan Stasiun Kertapati, Palembang Tahun 2012 Basten Rikardo Hutagalung - 0508017 33

Adapun fungsi utama dan tugas dari masing-masing jabatan serta unsur-unsurnya dari struktur organisasi tersebut adalah: a) Manager Area SUM-SEL Tugas jabatan: Mengontrol dan mengkoordinir proses bongkar muat batubara bersama asisten manager operasi untuk mendapatkan waktu proses bongkar muat yang lebih efisien. b) Asisten Manager ADM & Finance Tugas jabatan: Bertanggung jawab dalam melakukan input data dan mempersiapkan seluruh dokumentasi yang berhubungan dengan data batubara yang masuk ke stockpile dan data batubara yang keluar. Melakukan pembayaran, penerimaan dana, verifikasi dokumen dan transaksi, pengurusan Bank, dan penyiapan dana untuk memastikan semua transaksi dilakukan sesuai dengan prosedur perusahaan dan memperlancar kegiatan operasional perusahaan. c) Asisten Manager Operasi Tugas Jabatan: bertanggung jawab untuk mengatur kondisi dilapangan baik sebelum memulai aktivitas, pada saat beraktivitas maupun setelah aktivitas selesai. d) Operator 1. Maintenance Tugas jabatan: Bertanggung jawab untuk menjaga kondisi setiap peralatan yang akan digunakan dalam kondisi siap pakai, apabila ada kerusakan maka harus segera diperbaiki. 2. Driver Tugas jabatan: Bertanggung jawab untuk mendistribusikan batu bara dari container yard (CY) ke stockpile maupun ke tongkang. 3. Operator Belt Conveyor Tugas jabatan: Bertanggung jawab untuk menjalankan belt conveyor saat dibutuhkan sekaligus mengontrol saat proses berlangsung. 4. Support Basten Rikardo Hutagalung - 0508017 34

Tugas jabatan: Bertanggung jawab dalam membuka dan mengunci twice lock baik di gerbong datar maupun di truk. Serta bertanggung jawab untuk menyiram area container yard (CY) supaya mengurangi debu. 4.1.4 Peta Lokasi PT Kereta Api Logistik Area Sumatera Selatan Stasiun Kertapati, Palembang PT Kereta api Logistik (KALOG) Area Sumatera Selatan stasiun Kertapati, Palembang beroperasi untuk melakukan proses bongkar muat batubara dan pengisian kapal tongkang. Batubara tersebut ditambang oleh PT Bara Alam Utama, dan dalam hal pendistribusiannya diberikan tanggung jawab kepada PT Kereta Api Logistik sebagai patner kerjanya. Lokasi penambangan batubara milik PT Bara Alam Utama berada di Lahat. Batubara didistribusikan menggunakan kereta api dari Lahat menuju Kertapati dengan menggunakan kereta api. Jenis kereta api yang digunakan adalah kereta api dengan jenis gerbong datar (GD). Gambar di bawah ini merupakan lokasi/area PT Kereta Api Logistik area Sum-Sel Kertapati. Gambar 4.3 Gambar Peta Lokasi PT Kereta Api Logistik area Sum-Sel Basten Rikardo Hutagalung - 0508017 35

4.1.5 Alur Distribusi Batubara Sukacinta Kertapati Stockpile Tongkang 1 2 3 4 Gambar 4.4 Alur Distribusi Batubara (sumber: Hasil Pengumpulan data) 1. Sukacinta: Batubara dimuat ke dalam kontainer di atas kereta, setelah proses pengisian kereta selesai batubara didistribusikan ke kertapati. 2. Kertapati: Kereta tiba di kertapati dan masuk ke area container yard, selanjutnya dilakukan bongkar muat kereta. 3. Stockpile: Stockpile sebagai tempat untuk penyimpana sementara sebelum dimuat ke Tongkang. 4. Tongkang: Batubara dimuat ke Tongkang menggunakan sistem trucking, dan belt conveyor. 4.1.6 Proses Bongkar Muat Kereta Gambar 4.5 Gambar Area Container Yard (CY) (sumber: dok. Pribadi) Panjang container yard sekitar 250 meter, mampu menampung 15 gerbong datar. Proses bongkar muat kereta dibantu alat mekanis yaitu menggunakan Reach stacker untuk menaikkan dan menurunkan kontainer. Rata-rata berat isi kontainer yang datang dari Sukacinta sebesar 18 ton. Basten Rikardo Hutagalung - 0508017 36

Gambar 4.6 Gambar proses Bongkar Muat Kereta (sumber: dok. Pribadi) Selanjutnya batubara akan ditumpuk di stockpile sebelum dimuat ke tongkang. Penataan batubara di stockpile dibantu dengan menggunakan wheel loader dan excavator. Gambar 4.7 Gambar prose dumping di stockpile (sumber: dok. Pribadi) 4.1.7 Sistem Pengisian Batubara ke Kapal Tongkang Dalam proses pengisian batubara ke kapal tongkang PT Kereta Api Logistik menerapkan 3 sistem pengisian yaitu: a) Sistem Trucking Gambar 4.8 Gambar proses pengisian batubara ke tongkang sistem trucking (sumber: dok. Pribadi) Basten Rikardo Hutagalung - 0508017 37

Urutan kerja proses pengisian batubara ke tongkang dengan menggunakan sistem trucking dapat dilihat pada diagram berikut: Kereta Masuk area Container Yard Bongkar kereta, kontainer isi dinaikkan ke atas dump truck menggunakan Reach Steaker Dump Truck bergerak menuju Tongkang Dump Truck Dumping di Tongkang Dump truck kembali ke Area Container Yard Gambar 4.9 Gambar Proses Aliran Kerja Sistem trucking untuk saat ini dijalankan dengan Dump truck sebanyak 5 unit dengan kapasitas antara 20 ton s.d 40 ton b) Sistem Belt Conveyor Gambar 4.10 Gambar proses pengisian batubara sistem belt conveyor (sumber: dok. Pribadi) Meskipun pengisian batubara dengan menggunakan belt conveyor untuk saat ini masih belum optimal penggunaanya namun setidaknya masih bisa memberikan kontribusi dalam pengisian batubara ke kapal tongkang. Berdasarkan hasil penelitian dilapangan didapatkan kapasitas per jam belt conveyor sebesar 400 ton per jam. Menurut keterangan yang peneliti dapatkan dari pembimbing lapangan, belt conveyor ini didesain untuk kapasitas 800 ton/jam. c) Kombinasi Antara Sistem Trucking dan Sistem Belt Conveyor Gambar 4.11 Gambar proses pengisian batubara dengan kombinasi sistem (sumber: dok. Pribadi) Basten Rikardo Hutagalung - 0508017 38

Proses pengisian batubara ke tongkang dengan menggabungkan kedua sistem diharapkan supaya proses pengisian dapat diselesaikan dengan waktu yang lebih cepat. 4.1.8 Kapasitas Kapal Tongkang Gambar 4.12 Gambar Tongkang (sumber: dok. Pribadi) Kapal tongkang memiliki kapasitas yang berbeda-beda, berikut adalah ukuran muatan kapal tongkang yang dimuat oleh PT Kereta Api Logistik dalam periode Agustus 2012: 2500 ton, 3250 ton, 4200 ton, 7300 ton, 7400 ton 7500 ton. Dalam penelitian ini kapasitas kapal tongkang yang dijadikan sebagai patokan adalah kapal tongkang dengan kapasitas 7500 ton. 4.1.9 Waktu Kerja PT Kereta Api Logistik membagi jam kerja dalam 2 shift dengan satu kali istirahat untuk masing-masing shift. Pembagian waktu kerja tersebut dapat dilihat pada tabel 4.1 Tabel 4.1 Tabel Jadwal Kerja per Shift Kegiatan Waktu (pukul) Lama Kerja (menit) Shift I Shift II Shift I Shift II Masuk Kerja 07.00 19.00 - - Kerja Produksi 07.00-12.00 19.00-00.00 300 300 Istirahat 12.00-13.00 00.00-01.00 60 60 Kerja Produksi 13.00-18.00 01.00-06.00 300 300 Selesai 18.00 06.00 Basten Rikardo Hutagalung - 0508017 39

Jumlah hari kerja selama setahun yang ditetapkan oleh PT Kereta Api Logistik adalah 341 hari. Berdasarkan tabel di atas maka jam kerja per hari adalah 20 jam. 4.1.10 Hambatan yang dapat dihindari Hambatan yang dapat dihindari merupakan hambatan yang menyebabkan waktu produksi efektif berkurang, hambatan ini disebabkan karena faktor kerusakan alat (teknis) dan faktor operator (non teknis). Dalam penelitian ini yang dibahas adalah hambatan karena faktor operator (non teknis). Hambatan karena faktor operator (non teknis)merupakan hambatan yang sering terjadi karena perilaku dari operator yang kurang disiplin sehingga menyebabkan menurunnya waktu produktif yang tersedia. Berdasarkan pengamatan dilapangan, hambatanhambatan yang dapat dihindari karena faktor operator adalah sebagai berikut: a. Terlambat awal shift Hambatan yang terjadi karena tertundanya produksi yang disebabkan keterlambatan memulai kegiatan pada awal shift kerja. Secara umum hambatan ini terjadi karena adanya waktu yang terbuang yang disebabkan terlambatnya operator datang ke lokasi kerja. Besarnya waktu hambatan ini rata-rata 5 menit per hari. b. Berhenti bekerja lebih awal Waktu hambatan karena kebiasaan dari operator untuk menghentikan pekerjaan untuk istirahat sebelum waktunya. Besarnya waktu hambatan ini rata-rata sebesar 20 menit. c. Istirahat terlalu lama Istirahat terlalu lama atau terlambat awal kerja setelah istirahat, disebabkan keterlambatan memulai pekerjaan kembali setelah waktu istirahat tiap shift kerja. Besarnya waktu hambatan ini rata-rata sebesar 15 menit untuk operator excavator, 5 menit untuk operator wheel loader dan, 20 menit untuk operator dump truck. d. Keperluan operator Keperluan operator seperti pengecekan alat sebelum memulai pekerjaan atau karena kesehatan yang terganggu. Besarnya waktu hambatan ini rata-rata sebesar 5 menit untuk operator excavator dan wheel loader, 10 menit untuk operator dump truck. Basten Rikardo Hutagalung - 0508017 40

4.1.11 Hambatan yang tidak dapat dihindari Hambatan yang tidak dapat dihindari adalah hambatan yang menyebabkan tidak dapat beroperasinya alat angkut untuk pengisian batubara ke tongkang meskipun kondisi alat dalam keadaan baik dan siap beroperasi. Hambatan yang tidak dapat dihindari antara lain: a. Pemasangan jembatan rampdoor Jembatan rampdoor merupakan jalur akses penghubung antara stockpile dengan tongkang sehingga pengisian batubara dengan sistem trucking dapat berjalan. Pengamatan dilapangan diketahui waktu rata-rata yang digunakan untuk pemasangan jembatan rampdoor rata-rata sebesar 5 menit. b. Pemasangan pintu kapal Pemasangan pintu kapal dilakukan ketika jumlah batubara yang terisi ke tongkang telah mencapai ¼ dari total keseluruhan yang harus diisi. Waktu rata-rata untuk pemasangan pintu kapal adalah 5 menit untuk reach stacker, excavator, wheel loader dan, 20 menit untuk dump truck. c. Trimming cargo Trimming cargo merupakan aktivitas di atas tongkang untuk menata sekaligus memadatkan batubara supaya laju dump truck tidak tersendat. Waktu rata-rata untuk trimming cargo sebesar 200 menit untuk wheel loader dan dump truck. d. Pemeriksaan harian Pemeriksaan harian terhadap alat yang digunakan wajib dilakukan sebelum memulai kegiatan. Rata-rata waktu yang dibutuhkan untuk pemeriksaan harian adalah 10 menit. e. Pengisian bahan bakar Pengisian bahan bakar membutuhkan waktu rata-rata sebesar 15 menit untuk excavator dan wheel loader, dan 8 menit untuk dump truck. 4.1.12 Jenis-Jenis Alat Bantu Muat dan Alat Angkut batubara ke Tongkang 1. Alat Bantu Muat a) 1 unit Excavator Kapasitas bucket sebesar 1 ton. Basten Rikardo Hutagalung - 0508017 41

Gambar 4.13 Gambar Excavator (sumber: dok. Pribadi) b) 2 unit Wheel Loader Kapasitas bucket sebesar 3 ton. c) 1 unit Reach stacker Gambar 4.14 Gambar Wheel Loader (sumber: dok. Pribadi) Gambar 4.15 Gambar Reach stacker (sumber: dok. Pribadi) Basten Rikardo Hutagalung - 0508017 42

2. Alat Angkut a) 5 unit Dump Truck Kemampuan angkut 20 s.d 40 ton b) 1 unit Belt Conveyor Gambar 4.16 Gambar Dump Truck (sumber: dok. Pribadi) Gambar 4.17 Gambar Belt Conveyor (sumber: dok. Pribadi) 4.1.13 Target Pemenuhan Kuota Batubara yang Dimuat ke Tongkang PT Bara Alam Utama mempunyai target tahunan terkait dengan jumlah kuota batubara yang dimuat harus dimuat ke tongkang. Target tersebut dibagi ke dalam 3 tahap yaitu sebagai berikut: Tahap 1 = Jumlah kuota batubara yang harus dimuat ke kapal tongkang sebesar 500.000 ton/tahun Tahap 2 = Jumlah kuota batubara yang harus dimuat ke kapal tongkang sebesar 1500.000 ton/tahun Tahap 3 = Jumlah kuota batubara yang harus dimuat ke kapal tongkang sebesar 2.500.000 ton/tahun. Basten Rikardo Hutagalung - 0508017 43

Untuk saat ini tahap yang sedang dikerjakan oleh PT Kereta Api Logistik adalah tahap 2, yaitu sebesar 1.500.000 ton per tahun. 4.1.14 Target Pemenuhan Kuota Batubara Tahap 2 Jumlah hari kerja yang ditetapkan selama 341 hari per tahun maka jumlah batubara yang harus didistribusikan setiap harinya adalah sebesar 4.398,82 ton per hari. Penggunaan kereta saat ini sebagai moda untuk mendistribusikan batubara menggunakan 2,5 KA,SF-32. 2,5 KA artinya saat ini untuk proses distribusi batubara menggunakan 3 kereta setiap harinya namun yang beroperasi setiap harinya hanya kereta1 dan 2, sementara kereta yang ke-3 beroperasi sekali dalam dua hari. SF-32 artinya dalam satu kereta terdapat 32 Standformasi (SF)/rangkaian dimana dalam setiap rangkaian menampung dua unit kontainer yang masingmasing berisi batubara dengan berat rata-rata 18 ton. jadi, jumlah rata-rata batubara yang datang setiap harinya sebesar 2880 ton. Basten Rikardo Hutagalung - 0508017 44

4.2 Pengolahan Data 4.2.1 Hambatan-Hambatan Kerja yang Terdapat Pada Alat Bantu Muat dan Alat Angkut Hambatan-hambatan berikut merupakan kejadian yang sering terjadi pada saat proses pengisian batubara ke tongkang. Hambatan ini menyebabkan waktu kerja efektif dari setiap alat yang memiliki waktu hambatan menjadi berkurang. Tabel berikut merupakan tabel waktu hambatan kerja pada alat bantu muat dan alat angkut pada PT KALOG. Tabel 4.2 Tabel Hambatan Kerja Alat Bantu Muat dan Alat Angkut Hambatan Reach Steaker (menit/hari) Excavator (menit/hari) Wheel loader (menit/hari) Dump Truck 1.Hambatan yang dapat dihindari a. Terlambat awal shift 5 5 5 5 b. berhenti bekerja lebih awal 0 20 20 20 c. istirahat terlalu lama 0 15 5 20 d. Keperluan Operator 0 5 5 10 Jumlah 5 45 35 55 2.Hambatan yang tidak dapat dihindari a. Pemasangan jembatan rampdoor 5 5 5 5 b. Pemasangan pintu kapal 5 5 5 20 c. Trimming cargo 0 200 0 200 c. pemeriksaan harian 0 10 10 10 d. pengisian bahan bakar 0 15 15 8 Jumlah 10 235 35 243 TOTAL 15 280 70 298 (sumber: Hasil pengumpulan dan pengolahan data periode 8 Agustus 2012 s.d 8 September 2012) 4.2.2 Waktu Kerja Efektif Alat Bantu Muat Waktu kerja efektif adalah waktu kerja yang tersedia dalam satu hari dikurangi jumlah waktu hambatan. Wke = Wkt Wht..(4.1) a) Reach stacker Wke = 1200 15 Wke = 1185 menit b) Excavator Wke = 1200 280 Wke = 920 menit c) Wheel Loader Wke = 1200 70 Wke= 1130 menit Basten Rikardo Hutagalung - 0508017 45

4.2.3 Waktu Efektif Alat Angkut a) Dump truck Wke = 1200 298 Wke = 902 menit b) Belt conveyor Data empirik di lapangan menunjukkan bahwa pemakaian belt conveyor untuk melangsungkan proses pengisian batubara ke tongkang rata-rata 7 jam/hari (420 menit per hari). Karena nilai waktu efektif telah diketahui maka dapat dihitung efisiensi kerja alat bantu muat dan alat angkut, yaitu: Eff =...(4.2) Efisiensi Alat Bantu Muat: a) Reach stacker Eff = Eff = 99 % b) Excavator Eff = Eff = 77% c) Wheel Loader Eff = Eff = 94% Efisiensi Alat Angkut: a) Dump truck Eff = Eff = 75% b) Belt conveyor Eff = Eff = 35% Basten Rikardo Hutagalung - 0508017 46

4.2.4 Produktivitas Alat Bantu Muat a) Reach stacker Berdasarkan hasil pengamatan dilapangan bahwa Rata-rata berat isi batubara per kontainer yang datang dari Sukacinta adalah sebesar 18 ton, jadi produktivitas per siklus Reach stacker adalah 18 ton per siklus. Waktu siklus atau Cycle Time reach stacker adalah 151 detik (Lampiran A). Produktivitas per jam:.. (4.3) Dimana: Q :produksi per jam (m 3 /jam) q : produksi per siklus (m ) = 18 ton CT : Waktu edar (detik) 60 x 60 : 3600 konversi jam ke detik E :Efisiensi Kerja 3 Q = 6751 ton per hari (375 kontainer per hari) b) Excavator waktu siklus atau Cycle Time excavator adalah 15 detik (Lampiran C) q = q 1 x K (4.4) Dimana: q: produktivitas per siklus (m 3 ) q1: kapasitas munjung (m 3 ) K: faktor pengisian bucket Basten Rikardo Hutagalung - 0508017 47

q = 1 x 1 q = 1 ton per siklus produksi per jam:. (4.5) waktu siklus atau Cycle Time excavator adalah 15 detik (Lampiran B). Dimana: Q: produktivitas per jam (m 3 /jam) q: produksi per siklus (m ) CT: Waktu edar (detik) 3600: konversi jam ke detik E:Efisiensi Kerja 3 Produksi per hari: Q = 204 x 20 x 77% Q = 3141,6 ton/hari c) Wheel Loader Perhitungan produktivitas alat muat Wheel Loader dapat diketahui dengan menggunakan rumus berikut:. (4.6) waktu siklus atau Cycle Time wheel loader adalah 123 detik (Lampiran c) Dimana: Q : produktifitas wheel loader, m 3 /jam (ton/jam) q : produksi per siklus (cycle), m 3 (ton) Basten Rikardo Hutagalung - 0508017 48

E 1 : Kapasitas Bucket x Bucket Fill Factor : 3 x 1 = 3 ton : Efisiensi kerja = 0,81 E2: Efisiensi waktu = 0,94 Tabel 4.3 Tabel Efisiensi Kerja Pemeliharaan Mesin Kondisi Operasi Baik Buruk Baik Sedang Buruk Alat sekali sekali Baik sekali 0,83 0,81 0,76 0,7 0,63 Baik 0,78 0,75 0,71 0,65 0,6 Sedang 0,72 0,69 0,65 0,6 0,54 Buruk 0,63 0,61 0,57 0,52 0,45 Buruk sekali 0,52 0,61 0,47 0,42 0,32 (Sumber : Partanto P, 1995) Perhitungan produksi alat bantu muat Wheel Loader dapat diketahui dengan menggunakan rumus berikut: (4.6) Dimana: Q : produktivitas teoritis wheel loader, m 3 /jam (ton/jam) q : produksi per siklus (cycle), m : Kapasitas Bucket x Bucket Fill Factor : 3 x 1 = 3 ton E 1 : Efisiensi kerja = 0,81 E2: Efisiensi waktu = 0,94 3 (ton) Basten Rikardo Hutagalung - 0508017 49

Pemuatan Ringan Pemuatan Sedang Pemuatan Agak Sulit Tabel 4.4 Tabel Faktor pengisian Faktor pengisian Bucket Memuat batubara dari stockpile atau batubara masih belum lama disimpan di stockpile sehingga proses pemuatan relatif ringan. Pemuatan batubara dari stockpile batubara lepas yang lebih sukar dikeruk dan dimasukkan ke dalam bucket tetapi dapat dimuat sampai hampir munjung: pasir kering, tanah berpasir, tanah bercampur tanah liat. Pemuatan batubara dari stockpile, batubara telah mengalami pemadatan karena karena tingginya tumpukan batubara. Faktor 1,0-0,8 0,8-0,6 0,6-0,5 Pemuatan Sulit Penggalian batubara yang telah lama tersimpan di stockpile mengakibatkan batubara hampir menyatu kembali, sehingga proses penggalian menjadi sulit 0,5-0,4 (Sumber : Rochmanhadi, 1982) Dari data-data diatas, maka produktifitas wheel loader adalah: Dengan demikian maka produktivitas produksi alat bantu muat saat ini sebesar: Tabel 4.5 Tabel Produktivitas Produksi Alat Bantu Muat Produktivitas alat muat Kapasitas per hari (ton) Reach Steaker 6751 Excavator 3141,6 Wheel loader 1260 Total 11152 Basten Rikardo Hutagalung - 0508017 50

4.2.5 Produktivitas Alat Angkut a) Dump Truck (pengisian di container yard) Berdasarkan Jumlah Kedatangan kereta Saat ini adalah 2,5 KA,SF-32, maka terdapat ratarata 2880 ton/hari atau 160 kontainer/hari dengan berat rata-rata 18 ton. Perhitungan untuk produksi alat angkut dump truck adalah:..(4.7) Dimana: Qa: kemampuan produksi alat angkut (m 3 /jam) Na: jumlah alat angkut (unit) CT: Waktu edar alat angkut (menit) Ca : kapasitas alat angkut (m 3 ) E: Efisiensi Kerja waktu siklus atau Cycle Time dump truck adalah 1085 detik (Lampiran E). (12 kontainer/jam) Jadi, untuk bongkar muat kereta dengan jumlah 2880 ton membutuhkan waktu selama 13,3 jam sementara waktu efektif untuk dump truck adalah 15 jam, maka dengan sisa waktu 1,7 jam akan dilanjutkan pengisian kapal tongkang di stockpile. waktu siklus atau Cycle Time dump truck adalah 873 detik (Lampiran F). Pengisian di stockpile (4.8) Dimana: Qa: kemampuan produksi alat angkut (m 3 /jam) Na: jumlah alat angkut (unit) CT: Waktu edar alat angkut (menit) Ca : kapasitas alat angkut (m 3 ) Basten Rikardo Hutagalung - 0508017 51

E :Efisiensi Kerja Total pengisian batubara ke tongkang dengan menggunakan dump truck adalah sebesar 3354,83 ton per hari. b) Belt Conveyor Berdasarkan jam operasi per hari yang hanya 7 jam per hari maka produktivitas produksi belt conveyor adalah: kapasitas belt conveyor per jam x kemampuan daya isi pada hopper (%) x jam kerja per hari = 400 ton per jam x 67,79% x 7 = 1898,12 ton per hari Dengan demikian dapat diketahui jumlah pengisian batubara ke tongkang saat ini yakni dengan menggunakan 5 unit dump truck dan belt conveyor sebesar 5252,95 ton per hari. Artinya target untuk pengisian kapal tongkang kapasitas 7500 ton belum bisa terpenuhi selama satu hari. Tabel 4.6 Tabel Produktivitas Produksi Alat Angkut Produktivitas alat angkut Kapasitas per hari (ton) Dump truck 3354,83 Belt conveyor 1898,12 Total 5252,95 4.2.6 Upaya Peningkatan Produktivitas Produksi Upaya-upaya yang dilakukan untuk dapat mencapai tingkat produktivitas produksi 7500 ton per hari adalah dengan melakukan analisis terhadap jumlah batubara, alat angkut dan alat muat pengisian batubara ke tongkang berdasarkan jam kerja yang tersedia dan jumlah peralatan yang digunakan. Basten Rikardo Hutagalung - 0508017 52

1. Penambahan Kapasitas Kontainer dan Jumlah Curah Bucket Wheel Loader Rata-rata kapasitas kontainer saat ini yang datang dari Sukacinta adalah sebesar 18 ton, untuk kedepannya diharapkan rata-rata isi kontainer adalah 20 ton karena kemampuan dump truck masih memungkinkan untuk pengangkutan 20 ton. (12 kontainer/jam) Jadi, untuk bongkar muat kereta dengan jumlah 2880 ton membutuhkan waktu selama 11,52 jam sementara waktu efektif untuk dump truck adalah 15 jam, maka dengan sisa waktu 3,48 jam akan dilanjutkan pengisian batubara ke tongkang di stockpile. Upaya peningkatan lainnya adalah dengan peningkatan curah bucket wheel loader untuk pengisian dump truck, jumlah curah awal adalah 6 bucket dan untuk peningkatan kapasitas ditambah menjadi 7 bucket sehingga setiap dump truck mengangkut 21 ton. dengan penambahan jumlah curah ini sekaligus menambah waktu siklus dump truck menjadi 15 menit/siklus. Total pengisian batubara ke tongkang dengan menggunakan dump truck adalah sebesar 3976,2 ton per hari. kapasitas belt conveyor per jam x kemampuan daya isi pada hopper (%) x jam kerja per hari = 400 ton per jam x 67,79% x 7 = 1898,12 ton per hari Dengan demikian dapat diketahui jumlah pengisian batubara ke tongkang saat ini yakni dengan menggunakan 5 unit dump truck dan belt conveyor sebesar 5874,32 ton per hari. Basten Rikardo Hutagalung - 0508017 53

Artinya target untuk pengisian kapal tongkang kapasitas 7500 ton belum bisa terpenuhi selama satu hari. Tabel 4.6 Tabel Produktivitas Produksi alat angkut dengan penambahan kapasitas muatan Alat Angkut Batubara Produktivitas saat ini Produktivitas alat angkut setelah penambahan kapasitas Jumlah Peningkatan Dump truck 3354,83 3976,2 621,37 Belt Conveyor 1898,12 1898,12 0 Total 5252,95 5874,32 621,37 2. Penambahan Unit Alat Angkut Upaya lainnya agar target produksi dapat terpenuhi. Upaya lainnya untuk meningkatkan produktivitas adalah dengan penambahan unit alat angkut yaitu 2 unit dump truck dengan tipe yang sama yakni Nissan Diessel CWA250X kapasitas muat sebesar 20 ton s.d 40 ton. Perhitungan untuk produktivitas alat angkut Setelah Penambahan Kapasitas dan Jumlah Alat adalah: a) Dump Truck Qa = Na (60/CT) x Ca x E, ton/jam..(4.9) Keterangan: Qa: kemampuan produksi alat angkut, ton/jam Na: Jumlah alat angkut, unit CT: waktu edar alat angkut, menit Ca: kapasitas angkut, ton E: Efisiensi kerja, % Basten Rikardo Hutagalung - 0508017 54

Jadi, untuk bongkar muat kereta dengan jumlah 2880 ton membutuhkan waktu selama 8,2 jam sementara waktu efektif untuk dump truck adalah 15 jam, maka dengan sisa waktu 6,8 jam akan dilanjutkan pengisian kapal tongkang di stockpile. Pengisian di stockpile Dimana: Qa: kemampuan produksi alat angkut (m 3 /jam) Na: jumlah alat angkut (unit) CT: Waktu edar alat angkut (menit) Ca : kapasitas alat angkut (m 3 ) E: Efisiensi Kerja Total pengisian batubara ke tongkang dengan menggunakan dump truck adalah sebesar 5982,16 ton per hari. b) Belt Conveyor Tabel 4.8 Tabel Produktivitas Produksi Setelah Penambahan Kapasitas dan Jumlah Alat Angkut Alat Angkut Batubara Produktivitas saat ini Produktivitas Setelah Peningkatan kapasitas dan penambahan alat angkut Jumlah Peningkatan Dump truck 3354,83 5982,16 2627,33 Belt Conveyor 1898,12 1898,12 0 Total 5252,95 7880,28 2627,33 Dengan penambahan penambahan kapasitas muatan kontainer yang awalnya 18 ton menjadi 20 ton dan penambahan jumlah curah bucket wheel loader pada saat pengisian dump truck jumlah alat angkut yang awalnya 5 unit menjadi 7 unit maka target untuk pengisian tongkang 7500 ton berdasarkan kedatangan batubara sebesar 2880 ton/hari dapat terpenuhi. Basten Rikardo Hutagalung - 0508017 55