BERDUKA DAN KEHILANGAN. Niken Andalasari

dokumen-dokumen yang mirip
Pengertian Kehilangan adalah perubahan dari sesuatu yang ada menjadi tidak ada atau situasi yang diharapkan terjadi tidak tercapai. Kehilangan dapat d

Penyakit yang tidak dapat disembuhkan dan tidak ada obatnya, kematian tidak dapat dihindari dalam waktu yang bervariasi. (Stuard & Sundeen, 1995).

PENYAKIT TERMINAL PERBEDAAN ANAK DENGAN DEWASA DALAM MENGARTIKAN KEMATIAN, 1. Jangan berfikir kognitif dewasa dengan anak tentang arti kematian

TIM CMHN BENCANA DAN INTERVENSI KRISIS

KEHILANGAN DAN BERDUKA. Adalah suatu situasi aktual maupun potensial yang dapat dialami individu ketika

Kepekaan Reaksi berduka Supresi emosi Penundaan Putus asa

ASUHAN KEPERAWATAN KEHILANGAN DAN BERDUKA

PROSES TERJADINYA MASALAH

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN TEORI PERILAKU KEKERASAN. tindakan yang dapat membahayakan secara fisik baik terhadap diri sendiri,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN TEORITIS. atau ancaman atau fenomena yang sangat tidak menyenangkan serta ada

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Manusia sebagai makhluk holistik dipengaruhi oleh lingkungan dari dalam

LAPORAN PENDAHULUAN ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN TERMINAL (KEPUTUSASAAN )

Pengertian Bentuk komunikasi yang dilakukan oleh individu, khususnya profesi (konselor, guru, relawan, rohaniawan) dalam membantu & mendampingi klien

KONSEP KEHILANGAN DAN BERDUKA

KECEMASAN (ANSIETAS) Niken Andalasari

BAB 1 PENDAHULUAN. 1. Latar belakang. Penyakit tidak menular (PTM) seperti penyakit jantung, stroke, kanker,

BAB I PENDAHULUAN. keluarga, kelompok, organisasi atau komunitas. ANA (American nurses

spiritual Firdawsyi nuzula, S.Kp.,M.Kes Akademi kesehatan rustida prodi diii keperawatan

ASUHAN KEPERAWATAN JIWA KOMUNITAS (CMHN)

DETEKSI DINI STRES DI TEMPAT KERJA DAN PENANGGULANGANNYA

LEMBAR PENJELASAN KEPADA RESPONDEN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

FILOSOFI, KONSEP HOLISTIK & PROSES KEPERAWATAN KEGAWATAN & KEKRITISAN Oleh: Sri Setiyarini, SKp.

BAB 1 PENDAHULUAN. operasi melalui tiga fase yaitu pre operasi, intraoperasi dan post. kerja dan tanggung jawab mendukung keluarga.

TUJUAN WAWANCARA MEDIS

BAB II KONSEP DASAR. orang lain maupun lingkungan (Townsend, 1998). orang lain, dan lingkungan (Stuart dan Sundeen, 1998).

BAB II KONSEP DASAR. A. Pengertian. Harga diri adalah penilaian individu tentang nilai personal yang

SURAT PERNYATAAN JANGAN DILAKUKAN RESUSITASI ( DO NOT RESUCITATE )

BAB II TINJAUAN TEORI

ASUHAN KEPERAWATAN PADA Sdr. D DENGAN PERUBAHAN PERSEPSI-SENSORI: HALUSINASI PENDENGARAN DI BANGSAL ABIMANYU RSJD SURAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Sakit merupakan keadaan dimana terjadi suatu proses penyakit dan

Selamat Membaca dan Memahami Materi Rentang Perkembangan Manusia II

BAB 1 PENDAHULUAN. pembedahan yang dilakukan adalah pembedahan besar. Tindakan operasi atau

BAB II TINJAUAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang masalah

BAB II TINJAUAN TEORI. (DepKes, 2000 dalam Direja, 2011). Adapun kerusakan interaksi sosial

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. akibat adanya kepribadian yang tidak fleksibel menimbulkan perilaku

Implementasi PFA pada Anak dan Remaja di Satuan Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. keselarasan dan keseimbangan kejiwaan yang mencerminkan kedewasaan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PERMOHONAN MENJADI PARTISIPAN. Dengan hormat, saya yang bertanda tangan dibawah ini : Nama : Yantri Nim :

A. Pengertian Defisit Perawatan Diri B. Klasifikasi Defisit Perawatan Diri C. Etiologi Defisit Perawatan Diri

GAMBARAN TINGKAT KECEMASAN PADA KLIEN PRA BEDAH MAYOR DI RUANG RAWAT INAP MEDIKAL BEDAH GEDUNG D LANTAI 3 RUMAH SAKIT UMUM CIBABAT CIMAHI

LAPORAN PENDAHULUAN ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN TERMINAL

BAB II TINJAUAN TEORI. dengan orang lain (Keliat, 2011).Adapun kerusakan interaksi sosial

BAB I PENDAHULUAN. Kanker merupakan penyakit yang menakutkan karena berpotensi menyebabkan

LAMPIRAN. Lampiran 1. Kuesioner Penelitian KUESIONER. 1. Jenis Kelamin : 2. Usia : Hamilton Rating Scale for Anxiety (HRS-A)

Respons Orang Tua Korban Pembunuhan terhadap Pembunuh Anak Tunggalnya

BAB I PENDAHULUAN. diagnosa menderita kanker leher rahim (Groom,2007). Kanker leher rahim ini menduduki

BAB 1 PENDAHULUAN. Pada pasien kanker amputasi dilakukan sebagai prosedur menyelamatkan jiwa

Kesehatan jiwa menurut Undang-Undang Republik Indonesia No. 18. secara fisik, mental, spiritual, dan sosial sehingga individu tersebut menyadari

BAB II TINJAUAN TEORI. Kecemasan adalah respon emosional terhadap penilaian yang

Lampiran 1 Hasil uji reliabilitas variabel kemandirian emosi, kemandirian perilaku, kemandirian nilai, kemandirian total, penyesuaian diri, dan

PEMERINTAH PROVINSI DKI JAKARTA RUMAH SAKIT UMUM KELAS D KOJA Jl. Walang Permai No. 39 Jakarta Utara PANDUAN ASESMEN PASIEN TERMINAL

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

DEFENISI HOSPITALISASI Suatu keadaan sakit dan perlu dirawat di Rumah Sakit yang terjadi pada anak maupun keluarganya

BAB 1 PENDAHULUAN. Kehamilan adalah suatu krisis maturitas yang dapat menimbulkan stres,

PENELITIAN PENGARUH TERAPI MUSIK RELIGI TERHADAP TINGKAT KECEMASAN PASIEN PRE OPERASI DI RUANG BEDAH RSUP. DR. M. DJAMIL PADANG TAHUN 2012

BAB I PENDAHULUAN. Pelayanan kesehatan yang menjadi pintu layanan terdepan dalam. hubungan dengan masyarakat adalah di rumah sakit.

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. bertujuan dan kegiatannya dipusatkan untuk kesembuhan klien. Tehnik

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Lanjut usia merupakan suatu proses perubahan yang bertahap dalam jangka

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Kehadiran anak umumnya merupakan hal yang dinanti-nantikan

BAB II TINJAUAN TEORI. (dalam Setiadi, 2008).Menurut Friedman (2010) keluarga adalah. yang mana antara yang satu dengan yang lain

BAB II TINJAUAN TEORI. Perilaku kekerasan adalah suatu keadaan dimana seseorang melakukan

BAB I PENDAHULUAN. Menuju era globalisasi manusia disambut untuk memenuhi kebutuhan

OLEH : Letkol Laut ( K/W) Drg. R Bonasari L Tobing, M.Si INTERVENSI PSIKOSOSIAL PADA BENCANA

2015 GAMBARAN KEJADIAN POSTPARTUM BLUES PADA IBU NIFAS BERDASARKAN KARAKTERISTIK DI RUMAH SAKIT UMUM TINGKAT IV SARININGSIH KOTA BANDUNG

Proses Adaptasi Psikologi Ibu Dalam Masa Nifas

BAB I PENDAHULUAN. ditandai dengan perasaan tegang, pikiran khawatir dan. perubahan fisik seperti meningkatnya tekanan darah.

Dampak Peliputan Traumatik pada Masyarakat Umum dan Wartawan

ASUHAN KEPERAWATAN JIWA PADA TN. S DENGAN GANGGUAN MENARIK DIRI DI RUANG ABIMANYU RSJD SURAKARTA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II KONSEP DASAR A. PENGERTIAN. Halusinasi adalah suatu persepsi yang salah tanpa dijumpai adanya

C. Penyimpangan Tidur Kaji penyimpangan tidur seperti insomnia, somnambulisme, enuresis, narkolepsi, night terrors, mendengkur, dll

BAB 2 TINJAUAN KEPUSTAKAAN. respon psikososial (tekanan mental atau beban kehidupan). Sedang kan menurut

BAB I PENDAHULUAN. masa dewasa dan merupakan periode kehidupan yang paling banyak terjadi

9/27/2014 STRES DAN ADAPTASI DEWI BARIRIET BAROROH

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB II TINJAUAN TEORI. Gangguan harga diri rendah digambarkan sebagai perasaan yang negatif

BAB I PENDAHULUAN I. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB II Enuresis Stres Susah buang air besar Alergi TINJAUAN PUSTAKA

LAMPIRAN. Depresi. Teori Interpersonal Depresi

Selamat Membaca dan Memahami Materi Rentang Perkembangan Manusia II

ITEM KECEMASAN WANITA MENGHADAPI MENOPAUSE

BAB 1 PENDAHULUAN. mempunyai kebutuhan yang spesifik (fisik, psikologis, sosial dan spiritual) yang

BAB I PENDAHULUAN. upaya-upaya dalam rangka mendapatkan kebebasan itu. (Abdullah, 2007

BAB III ASUHAN KEPERAWATAN JIWA. PADA Sdr.W DENGAN HARGA DIRI RENDAH. DI RUANG X ( KRESNO ) RSJD Dr. AMINO GONDOHUTOMO SEMARANG. 1. Inisial : Sdr.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Kanker payudara merupakan jenis kanker yang paling banyak ditemui

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. World Health Organitation (WHO) mendefinisikan kesehatan sebagai

HUBUNGAN ANTARA SENSE OF HUMOR DENGAN STRES KERJA PADA KARYAWAN. Skripsi. Untuk memenuhi sebagian persyaratan dalam mencapai derajat Sarjana S-1

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia adalah termasuk negara yang memasuki era penduduk

Dying & Bereavement. Unita Werdi Rahajeng, M.Psi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Menopause merupakan masa berhentinya menstruasi yang terjadi

LAPORAN PENDAHULUAN RESIKO PERILAKU KEKERASAN

LAPORAN PENDAHULUAN (LP) ISOLASI SOSIAL

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Transkripsi:

BERDUKA DAN KEHILANGAN Niken Andalasari

DEFENISI KEHILANGAN adalah kenyataan/situasi yang mungkin terjadi dimana sesuatu yang dihadapi, dinilai terjadi perubahan, tidak lagi memungkinkan ada atau pergi/hilang. Dapat dikatakan juga sebagai suatu kondisi dimana seseorang mengalami suatu kekurangan atau tidak ada sesuatu yang dulunya ada (Wilkinson, 2005).

DEFENISI BERDUKA adalah respon fisik dan psikologis yang terpola spesifik pada individu yang mengalami kehilangan. Respon/reaksi normal, karena melalui proses berduka individu mampu memutus ikatan dengan benda/orang yang terpisah dan berikatan dengan benda/orang baru. Berduka bisa mencakup aspek fisik/psikologis, kognitif dan perilaku

Berduka : reaksi terhadap kehilangan yang merupakan respon emosional yang normal. Menentukan kesehatan jiwa indiv idu, karena memberi kesempatan individu untuk melakukan koping terhadap kehilangan secara bertahap sehingga dapat menerima kehilangan

Karakteristik Berduka menurut Burgers dan Lazare (1976) 1. Berduka yang menunjukkan reaksi syok dan ketidakyakinan. 2. Berduka yang menunjukkan perasaan sedih dan hampa bila teringat tentang kehilangan orang yang disayangi. 3. Berduka yang menunjukkan perasaan tidak nyaman dan sering disertai dengan menangis, serta keluhan-keluhan sesak pada dada, rasa tercekik, nafas pendek. 4. Mengenang almarhum terus menerus 5. Memperoleh pengalaman perasaan berduka. 6. Cenderung menjadi mudah tersinggung dan marah.

Proses berduka: Fase awal Dimulai dengan adanya kehilangan spt kematian. Berlangsung beberapa minggu Reaksi : syok, tidak yakin atau tidak percaya perasan dingin, perasaan kebal (mati rasa) dan bingung Berakhir setelah beberapa hari Kembali berduka berlebihan Menangis dan ketakutan

Lanjutan Fase Pertengahan Dimulai : kira-kira 3 minggu sesudah kematian Berakhir : kurang lebih 1 tahun Pola tingkah laku yang ditunjukan: a. Perilaku obsesi, meliputi : pengulangan pikiran tentang peristiwa kematian. b. Suatu pencarian arti dari kematian

Lanjutan. Fase Pemulihan Terjadi sesudah kurang lebih satu tahun. Individu memutuskan untuk tdk mengenang masa lalu. Meningkat partisipasi pada kegiatan sosial

Kehilangan Kehilangan : suatu keadaan ketika individu berpisah dengan sesuatu yang sebelumnya ada atau dimiliki, baik sebagian atau keseluruhan. Dapat terjadi : tiba-tiba atau bertahap Proses berduka yang disebabkan oleh kehilangan : 1. Penyangkalan (denial) 2. Marah (anger) 3. Tawar menawar (bargaining) 4. Depresi 5. Penerimaan (acceptance)

Lanjutan Tahap Penyangkalan Reaksi: Terkejut, tidak percaya, merasa terpukul, menyangkal pernyataan kehilangan. Kadang berhalusinasi (seolah-olah masih melihat atau mendengar suara orang tsb) Reaksi fisik : keletihan, kelemahan, wajah pucat, mual, diare,sesak nafas, detak jantung cepat, menangis, gelisah

Lanjutan.. Tahap Marah Individu mulai sadar dengan kenyataan kehilangan. Menunjukkan perasaan marah meningkat yang diproyeksikan pada orang tertentu atau yang ada dilingkungannya. Reaksi fisik : wajah merah, nadi cepat, gelisah, susah tidur, tangan mengepal.

Lanjutan Tahap Tawar Menawar: Reaksi: Menyatakan kata-kata seandainya saya hati-hati kenapa harus terjadi pada keluarga saya.

Lanjutan Tahap Depresi: Reaksi : menarik diri, tidak mau bicara, putus asa. Reaksi fisik: menolak makan, susah tidur, letih, libido menurun. Tahap Penerimaan : Reorganisasi perasaan kehilangan Gambaran objek atau orang yang hilang mulai dilepas perlahan, perhatian dialihkan pada objek baru

SUMBER GANGGUAN ATAU KEHILANGAN Eksternal: Pikiran, sikap, tindakan yang tidak sesuai dengan nilai individu,keyakinan atau moral dan konflik interpersonal yang mengancam konsistensi individu, harga diri,rasa aman Internal : Kematian orang yang disayangi, penghentian kerja (PHK), penyakit atau kehilangan tubuh tertentu

Jenis Kehilangan Kehilangan orang bermakna, mis: akibat kematian atau dipenjara Kehilangan kesehatan bio-psiko-sosial, mis: menderita penyakit, amputasi, kehilangan pendapat, kehilangan perasaan tt diri, kehilangan pekerjaan, kehilangan kedudukan, kehilangan kemampuan seksual Kehilangan milik pribadi (mis: uang,perhiasan)

Faktor Predisposisi Genetik Riwayat kelg depresi sulit mengembangkan sikap optimistik dalam menghadapi permasalahan. Kesehatan fisik Keadaan fisik sehat stress Kesehatan mental cenderung mampu mengatasi Indiv gg jiwa dg riwayat depresi merasa masa depan suram peka dg situasi kehilangan Pengalaman kehilangan masa lalu Kehilangan masa kanak-kanak mempengaruhi kemampuan menghadapi kehilangan dimasa dewasa.

Faktor Presipitasi Stres dari perasaan kehilangan: Stres nyata atau Imajinasi Kehilangan bersifat bio-psiko-sosial Kehilangan kesehatan, kehilangan harga diri, kehilangan pekerjaan,kehilangan peran dalam keluarga, kehilangan posisi di masyarakat.

Implikasi Keperawatan Pengkajian 1. Mengkaji pasien dan angg kelg berduka menentukan tingkat berduka 2. Mengkaji gejala klinis berduka: sesak di dada, nafas pendek, berkeluh kesah, perasaan penuh diperut, kehilangan kekuatan otot, distres perasaan yg hebat. 3. Kaji karakteristik berduka, kaji respon fisiologis, respon tubuh terhadap kehilangan (reaksi stress) 4. Faktor yg mempengaruhi reaksi stress : umur, culture, keyakinan spiritual, peran seks, status sosek. 5. Faktor predisposisi 6. Faktor presipitasi dan mekanisme koping.

Lanjutan Diagnosa Keperawatan a. berduka kompleks b. berduka antisipasi

Intervensi Keperawatan Tujuan: Pasien dapat melalui proses berduka secara normal dan sehat Prinsip : a. Tahap Penyangkalan: (memberikan kesempatan untuk mengungkapkan perasaan) 1) Dorong pasien mengungkapkan perasaan duka 2) Tingkatkan kesadaran pasien scr bertahap, siap mental 3) Dengarkan pasien dengan penuh pengertian, jangan menghukum atau menghakimi 4) Jelaskan bahwa sikap pasien wajar terjadi

Intervensi Keperawatan 5) Beri dukungan nonverbal : memegang tangan, menepuk bahu 6) Jawab pertanyaan pasien dgn bahasa sederhana, jelas dan singkat. 7) Amati respon pasien selama bicara 8) Tingkatkan kesadaran pasien scr bertahap

Lanjutan b. Tahap marah 1) Beri dorongan dan kesempatan pasien mengungkapkan rasa marahnya secara verbal 2) Dengarkan dgn empaty, jangan memberi respon yang mencela 3) Bantu klien memanfaatkan sumbersumber pendukung

Lanjutan c. Tahap Tawar menawar Bantu pasien mengidentifikasi rasa bersalah dan rasa takutnya 1) Amati perilaku klien 2) Diskusikan bersama pasien ttg perasaan 3) Tingkatkan HD pasien 4) Cegah tindakan merusak diri

Lanjutan d. Tahap Depresi (mengidentifikasi tk depresi, resiko merusak diri dan membantu pasien mengurangi rasa bersalah) 1) Amati perilaku pasien 2) Diskusikan bersama pasien mengenai perasaan 3) Cegah tindakan merusak diri 4) Hargai perasaan pasien 5) Bantu pasien mengidentifikasi dukungan positif yang terkait dengan kenyataan 6) Beri kesempatan pasien menungkapkan perasaannya bila perlu biarkan ia menangis sambil tetap didampingi 7) Bahas pikiran yang selalu timbul bersama pasien

Lanjutan e. Tahap Penerimaan (membantu pasien menerima kehilangan yang tidak bisa dielakkan) 1) Sediakan waktu untuk mengunjungi pasien scr teratur 2) Bantu pasien/kelg berbagi rasa, karena biasanya setiap anggota kelg tdk berada pada tahap yg sama pada saat bersamaan

TINDAKAN KEPERAWATAN KELUARGA Tujuan tindakan keperawatan: Keluarga dapat merawat pasien yang berduka Tindakan keperawatan: 1. Mengenal masalah berduka pada pasien 2. Menjelaskan pada keluarga tentang cara merawat pasien dengan berduka berkepanjangan 3. Mempraktekkan pada keluarga cara merawat pasien dengan berduka berkepanjangan 4. Mengevaluasi kemampuan pasien yang berduka 5. Melakukan rujukan