IV. PENGHITUNGAN BASE LINE DI SEKTOR LIMBAH 4.1. Kontribusi landfill terhadap GRK Dalam penghitungan Gas Rumah Kaca pengelolaan sampah secara Landfill berkontribusi terhadap emisi CH 4 (3-4% GRK global) Berpedoman pada IPCC 2006 volume 5 (Limbah), menghitung CO 2, CH 4, dan N 2 O dari : 1. Penimbunan sampah/landfill (CH 4 ) 2. Pengolahan biologi limbah padat (CH 4, N 2 O ) 3. Insenerator sampah dan pembakaran sampah terbuka (CO 2, N 2 O ) 4. IPAL dan lumpur dari IPAL (CH 4, N 2 O ) Adapun data-data aktifitas dari Pengelolaan Limbah Padat adalah sebagai berikut : 1. Data Timbulan Sampah (waste generation rate) 2. Data Komposisi Sampah (Waste Composition) 3. Data Pemrosesan Sampah (Open Dumping, Sanitary Landfill) 4. Data Penimbunan Sampah dari Mulai Beroperasi sd Sekarang Setiap daerah memiliki data yang berbeda tergantung kepada: 1) tingkat ekonomi, 2) struktur industri, 3) regulasi pengelolaan sampah, dan 4) gaya hidup. Sampah Perkotaan (Municipal Solid Waste) Sumber Sampah: Rumah Tangga, Taman, Komersial, Institusi/Perkantoran Data Timbulan Sampah (dihitung dalam berat basah): Tier 1 IPCC utk Asia Tenggara (thn 2000) = 0,27 ton/kapita/tahun Data Fraksi Pengolahan: 1. Tier 1: 59% landfill, 9% insenerator, 5% pengomposan, Lainnya 27% 2. Tier 2: Data Lokal dari Hasil Penelitian 3. Tier 3: Perhitungan Lebih Detail dan Pemodelan
gerbang TPA Emisi CH4 ditentukan oleh Fraksi DOC (degradable organic carbon) sampling di Komposisi Sampah (% berat basah) Jenis sampah Komposisi Tier-1, 2000 Studi ITB Bandung Studi Jakarta Studi JICA (Jkt, Sby, Mdn, Mks) Sampah makanan 43,5 63,6 79,4 66,4 Sampah taman Kertas, kardus 12,9 10,4 8,9 12,9 Kayu 9,9 0 0,8 0 Tekstil 2,7 0 0,8 0,8 Diaper Karet dan kulit 0,9 0 0,4 0 Plastik 7,2 1,5 6,5 10,7 Logam 3,3 9,8 1,5 1,8 Gelas, keramik 4,0 1,7 1,5 1,3 Lainnya (debu, sampah elektronik) 16,3 13,1 0,7 6,2 Penimbunan Sampah (Solid Waste Disposal) Penimbunan sampah sebagai sumber CH 4 (3-4% GRK global), CO 2, NMVOCs, NOx, CO (pembakaran) dan N 2 O (tidak signifikan) Upaya penurunan CH 4 : minimasi sampah, daur ulang, daur pakai, gas recovery (pemanfaatan gas) Menghitung emisi CH 4 : Metode FOD (First Order Decay) 1. FOD: DOC scr lambat meluruh selama puluhan tahun CH 4 & CO 2 2. Data utk FOD: Tier 1, Tier 2 dan Tier 3. Tier 1: default IPCC
3. Tier 2: Analisis data history 10-50 tahun 4. Parameter kunci Tier 3: half-life, Lo (potensi timbulan CH 4 ) atau 5. DOC content dan DOCf (DOC which decomposes) Perhitungan Emisi CH4 metode FOD 1. CH 4 terbentuk sebagai hasil degradasi (3-4% GRK global), 2. CO 2, NMVOCs, NOx, CO (pembakaran) dan N 2 O (tidak signifikan) 3. Upaya penurunan CH 4 : minimasi sampah, daur ulang, daur pakai, 4. gas recovery (pemanfaatan gas) 5. Menghitung emisi CH 4 : Metode FOD (First Order Decay) 6. FOD: DOC scr lambat meluruh selama puluhan tahun CH 4 & CO 2 7. Data utk FOD: Tier 1, Tier 2 dan Tier 3. Tier 1: default IPCC 8. Tier 2: Analisis data history 10-50 tahun 9. Parameter kunci Tier 3: half-life, Lo (potensi timbulan CH 4 ) atau 10. DOC content dan DOCf (DOC which decomposes) Dalam 4.2. Perhitungan Inventarisasi GRK Bidang Limbah Padat Domestik Perhitungan Emisi CH4 metode FOD Emisi CH 4 = * CH 4 x,t - R T + ( 1 OX T ) Emisi CH 4 : emisi CH 4 dalam tahun T (Gg) T : tahun inventori X : kategori atau jenis limbah R T OX T : recovery CH 4 dalam tahun T (Gg) : faktor oksidasi dalam tahun T (fraksi) Decomposable DOC dari landfill DDOC m = W DOC DOC f MCF DDOC m : Decomposable Degradable Organic Carbon (Gg) W : massa sampah yang ditimbun (Gg) DOC : karbon organik terdegradasi di tahun
penimbunan, dalam fraksi (Gg C/ Gg sampah) DOC f MCF : fraksi DOC yang dapat terurai (fraksi) : faktor koreksi CH 4 untuk dekomposisi aerob di tahun penimbunan (fraksi) Transformasi dari DDOCm ke Lo Lo = DDOCm F (16/12) Lo : potensi CH 4 (Gg CH 4 ) DDOCm F : Decomposable Degradable Organic Carbon (Gg) : fraksi CH 4 yang dihasilkan TPA (fraksi volum) 16/12 : rasio berat molekul CH 4 /C (rasio) First Order Decay DDOC m terakumulasi dalam landfill pada akhir tahun T DDOC ma T = DDOC md T + (DDOC ma T-1 e -k ) DDOC m terdekomposisi dalam landfill pada akhir tahun T DDOC m decomp T = DDOC ma T-1 (1 - e -k ) T DDOC ma T DDOC ma T-1 DDOC md T DDOC m decomp T : tahun inventarisasi emisi : DDOC m terakumulasi di akhir tahun T, Gg : DDOC m terakumulasi di akhir tahun (T-1), Gg : DDOC m terdeposit di landfill di tahun T, Gg : DDOC m terdekomposisi di landfill di akhir tahun T, Gg k : konstanta reaksi, k = ln(2)/t 1/2 (y -1 ) t 1/2 : waktu paruh (half time), dalam tahun CH4 dari DDOC m terdekomposisi CH 4 yang dihasilkan dari peluruhan (decay) DDOC m CH 4 generated T = DDOC m decomp T F 16/12 CH 4 generated T DDOC m decomp T : jumlah CH 4 dari materi terdekomposisi : DDOC m terdekomposisi dlm thn T, Gg
F : fraksi CH 4, berdasarkan volume, dlm gas yang dihasilkan landfill, fraksi 16/12 : rasio berat molekul CH 4 /C (rasio) Menghitung DOC dari nilai kandungan karbon DOC = (DOC i W i ) DOC : fraksi karbon organik terdegradasi dalam sampah, Gg C/Gg sampah DOCi : fraksi karbon organik terdegradasi dalam sampah jenis i, contoh kertas = 0,4 (berat basah) W : fraksi sampah jenis i berdasarkan kategori sampah, contoh Asia Tenggara 0,129 Emisi CH4 dari Pengolahan Biologi Emisi CH 4 = (M i EF i ) 10-3 - R Emisi CH 4 : total emisi CH 4 dlm thn inventori, Gg CH 4 M i EF i : massa organik sampah yg diolah scr biologi, Gg : faktor emisi utk pengolahan, g CH 4 /kg sampah : pengomposan atau anaerobik digester R : total CH 4 yg direkoveri dlm thn inventori, Gg CH 4 Emisi N2O dari Pengolahan Biologi Emisi N 2 O = (M i EF i ) 10-3 Emisi N 2 O M i EF i : total emisi N 2 O dlm thn inventori, Gg N 2 O : massa organik sampah yg diolah scr biologi, Gg : faktor emisi utk pengolahan, g N 2 O /kg sampah : pengomposan atau anaerobik digester Emisi CO2 dari Pembakaran Sampah Emisi CO 2 berdasarkan jumlah total sampah yang dibakar: Emisi CO 2 = (SW i dm i CF i FCF i OF i ) 44/12 Emisi CO 0 : emisi CO 2 dalam tahun inventori, Gg/tahun
SW i dm i CF i FCF i OF i : jumlah sampah jenis i (berat basah) yang diinsenerasi atau dibakar terbuka, Gg/tahun : fraksi materi kering, (fraksi) : fraksi karbon dlm materi kering (total karbon) : fraksi karbon fosil dalam total karbon : faktor oksidasi, (fraksi) 44/12 : faktor konversi dari C ke CO 2 i : jenis sampah yg diinsenerasi/dibakar terbuka Emisi CO2 dari Pembakaran Sampah (2) Emisi CO 2 berdasarkan komposisi sampah: Emisi CO 2 = MSW (WF j dm j CF j FCF j OF j ) 44/12 Emisi CO 2 : emisi CO 2 dalam tahun inventori, Gg/tahun MSW : jumlah total sampah (berat basah) yang diinsenerasi atau dibakar terbuka, Gg/tahun WF j : fraksi sampah jenis j di MSW(sbg berat basah yg diinsenerasi/dibakar) dm j : fraksi materi kering dlm sampah jenis j, (fraksi) CF j : fraksi karbon dlm materi kering komponen j FCF j : fraksi karbon fosil dlm total karbon komponen j OF j : faktor oksidasi, (fraksi) 44/12 : faktor konversi dari C ke CO 2 j : komponen sampah yg diinsenerasi/dibakar terbuka seperti kertas, tekstil, plastik, dll. Pengantar Perhitungan Proyeksi Baseline dan Skenario Mitigasi GRK Bidang Limbah Padat Domestik Persiapan Analisis Mitigasi Tetapkan jangka waktu (time frame), misal 2010-2020
Tetapkan ruang lingkup (limbah padat, limbah cair). Tetapkan key stakeholders (pemerintah, akademisi, LSM). Tetapkan hasil yang diinginkan (target). Pilih metodologi yang sesuai dengan data dan keahlian yang dimiliki. Standardisasi parameter kunci (tahun dasar/base year, tahun akhir/end year, discount rate, dll) Tetapkan batas kegiatan/proyek (konsisten dengan metode di inventarisasi GRK) Tetapkan skenario (minimal dua skenario: baseline dan mitigasi ) Struktur Analisis Mitigasi Tahap Analisis Mitigasi Pengumpulan data Menentukan tahun dasar/data historis aktivitas, teknologi, dan faktor emisi Kalibrasi tahun dasar untuk menstandarkan scr statistik dng inventarisasi emisi GRK
Menyiapkan skenario baseline Memilih aksi mitigasi Menyiapkan skenario mitigasi dan analisis sensitivitas Analisis dampak (sosial, ekonomi, lingkungan) Membuat stategi mitigasi Menyiapkan laporan Penurunan GRK dari landfill Penurunan GRK dari landfill: pengomposan dan pengumpulan gas metana Potensi GRK dari landfill di Indonesia 1. Kota-kota besar di Indonesia hampir memproduksi 10 juta ton/tahun 2. Potensi GRK dari landfill di Indonesia 3. Indonesia menghasilkan emisi gas metana sekitar 404 juta m 3 /tahun 4. Potensi listrik dari landfill di Indonesia 5. Potensi listrik dari landfill di Indonesia sekitar 79 MW 6. Potensi ekonomi dari landfill di Indonesia 7. Potensi revenue dari carbon finance di Indonesia Rp 118 trilyun/tahun Kualitas landfill Kondisi Layak Kondisi Tidak Layak Kedalaman > 10 m < 5 m Tanah tutupan Setiap hari Tanpa tutupan Kompaksi Ya Tidak Liner Ya Tidak Lindi Dialirkan scr baik Tidak baik Kebakaran Tidak ada Sering Pemulung Tidak ada Tinggal di TPA
Penempatan dan kompaksi sampah Setiap hari sampah disebar dalam lapisan tipis Sampah dikompaksi Sampah ditutupi dengan lapisan tanah Landfill diatur (graded) agar drainase berjalan baik 3R: Paradigma baru pengelolaan sampah 1. Reduce 2. Reuse 3. Recycle 4. Recovery 5. Landfill Paradigma pengelolaan sampah : sampah sebagai sumber energi Prioritas dan teknologi yang lebih tinggi Cleaner Production Recycling Treatment Disposal Waste Hierarchy Prevention Minimisation Re-Use Recovery Composting Physical Chemical Destruction Landfill Contoh strategi mitigasi (skala nasional) 1. Skenario Baseline (business as usual) 2. Skenario baseline (business as usual), merupakan alternatif kebijakan yang mencerminkan timbulan sampah saat ini dan proyeksi akan datang dengan tanpa melibatkan tindakan reduksi.
3. Asumsi yang digunakan adalah, sejalan dengan meningkatnya kemampuan penganggaran PEMDA, maka akan meningkat pula kemampuan pengelolaan sampah. 4. Namun cara pandang pengelola sampah tidak berubah, yaitu tetap menggunakan prinsip kumpul-angkut-buang, yang penting kota terlihat tampak bersih. 5. Sampah yang berhasil dikumpulkan seluruhnya akan dibawa ke TPA dengan operasi utama pengurugan dalam open dumping. Skenario Baseline (business as usual) Asumsi skenario baseline Komponen Pengelolaan Sampah Asumsi yang Digunakan 1)Transportasi/pengangkutan sampah 1. Transportasi/pengangkutan sampah pada 2005 memiliki tingkat pelayanan 50%. 2. Pada tahun 2020 tingkat pelayanan meningkat 2% per tahun sehingga mencapai 80% 3. Sedangkan dari 2020 tingkat pelayanan meningkat 1% sehingga pada tahun 2030 menjadi 90%. 2)Reduksi sampah 3)Pemrosesan akhir 4)Kegiatan Pengelolaan Sampah Lain 1. 3R bersifat anjuran, tidak disertai kebijakan publik yang memadai dari Pemerintah Pusat/Daerah, seperti target 3R yang ingin dicapai dsb. 2. Timbulan sampah untuk perkotaan meningkat dari 0,6 kg/orang/hari pada 2005 menjadi 1,2 kg/orang/hari pada tahun 2030. 3. Timbulan sampah untuk pedesaan meningkat dari 0,3 kg/orang/hari pada 2005 menjadi 0,55 kg/orang/hari pada tahun 2030. 1. Jumlah Timbulan sampah yang diurug di Open Dumping sekitar 45% pada 2005, meningkat hingga 76,5% pada 2030. 2. Dilakukan konversi dari Open Dumping menjadi Sanitary Landfill dari 0,5% pada tahun 2005, diasumsikan hanya meningkat menjadi 3,2% pada 2020 dan 3,6% pada 2030. 1. Praktek penanganan sampah secara informal seperti pembakaran dsb tetap berlangsung dengan penurunan prosentase yang tidak signifikan.
Skenario Mitigasi 1 Skenario mitigasi ideal 1. Skenario ideal adalah untuk memenuhi UU 18/2008 atau based-law, dan pembiayaan maksimal 2. Skenario ini mencerminkan timbulan sampah saat ini dan proyeksi di masa yang akan datang dengan mengedepankan hierarhi pengelolaan sampah melalui pengurangan sampah dengan prinsip 3R, dan penanganan sampah dari mulai pewadahan sampai final disposal secara baik, termasuk penggunaan sanitary landfill untuk pengolahan sampah perkotaan. 3. Alternatif kebijakan ini berusaha menjalankan ketentuan yang diatur dalam UU No. 18 tahun 2008 tentang Pengelolaan Sampah. 4. Salah satu amanat UU No.18/2004 adalah konversi open dumping menjadi sanitary landfill tercapai 100% pada tahun 2014.