OLEH: ARIS SUSANTO (PERTEMUAN I & II)

dokumen-dokumen yang mirip
KEPUTUSAN KEPALA UPTD PUSKESMAS SAMBUNGMACAN II. No.../.../.../SK/... TENTANG STANDARISASI KODE KLASIFIKASI DIAGNOSA DAN TERMINOLOGI

BAB I PENDAHULUAN. satu faktor pendukung terpenting. Di dalam Permenkes RI Nomor

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. tindakan dan pelayanan lain yang telah diberikan kepada pasien. 1. maupun yang mendapatkan pelayanan gawat darurat.

BAB I PENDAHULUAN. untuk mencapai sebuah pelayanan yang baik bagi pasien. sesuai dengan klasifikasi yang diberlakukan di Indonesia (ICD-10) tentang

SISTEM DAGGER ( ) & SISTEM ASTERISK (*)

BAB I PENDAHULUAN. isi, akurat, tepat waktu, dan pemenuhan persyaratan aspek hukum. berdasarkan Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Jamkesmas ( Jaminan Kesehatan Masyarakat ) kesehatan bagi masyarakat miskin dan tidak mampu.

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan kesehatan merupakan upaya bangsa Indonesia untuk

HUBUNGAN ANTARA CODER (DOKTER DAN PERAWAT) DENGAN KEAKURATAN KODE DIAGNOSIS BERDASARKAN ICD-10 DI PUSKESMAS GONDOKUSUMAN II KOTA YOGYAKARTA TAHUN 2012

BAB PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Nasional) yang diselenggarakan oleh BPJS (Badan Pelaksanan Jaminan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

RENCANA PROGRAM KEGIATAN PERKULIAHAN SEMESTER (RPKPS)

b. Tujuan farmakoekonomi...27 c. Aplikasi farmakoekonomi...28 d. Metode farmakoekonomi Pengobatan Rasional...32

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. tindakan dan pelayanan lain yang telah diberikan kepada pasien. Catatan

SISTEM KLASIFIKASI DAN DIAGNOSIS GANGGUAN MENTAL DITA RACHMAYANI, S.PSI., M.A

BAB I PENDAHULUAN. Dalam KEPMENKES RI No. 377/MENKES/SK/ III/2007 tentang. Standar Profesi Perekam Medis dan Informasi Kesehatan disebutkan bahwa

BAB I PENDAHULUAN. penduduk sebesar 1,49 persen yang siap dilayani oleh 2000 rumah sakit dan

KLASIFIKASI GANGGUAN JIWA

BAB II GAMBARAN UMUM RS GRHASIA YOGYAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. Pelayanan kesehatan yang berkembang di Indonesia sangat. beragam macamnya, di antaranya ada rumah sakit, puskesmas, dokter

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dibuat secara tertulis, lengkap, dan jelas. PERMENKES RI No

SISTEM KLASIFIKASI DAN DIAGNOSIS GANGGUAN MENTAL DITA RACHMAYANI, S.PSI., M.A

PENGARUH BEBAN KERJA CODER DAN KETEPATAN TERMINOLOGI MEDIS TERHADAP KEAKURATAN KODE DIAGNOSIS PENYAKIT GIGI DI RSJ GRHASIA DIY TAHUN 2012

NORMAL, ABNORMAL, KLASIFIKASINYA DALAM PSIKOLOGI KLINIS

BAB I PENDAHULUAN. yang memiliki peran sangat strategis dalam upaya mempercepat. peningkatan derajat kesehatan masyarakat Indonesia (Hatta, 2010).

BAB I PENDAHULUAN. digunakan untuk praktik kedokteran atau kedokteran gigi. Sarana pelayanan

BAB I PENDAHULUAN. pelayanan kesehatan yang dikembangkan melalui rencana pembangunan. dapat dilepaskan dari kebijaksanaan pembangunan kesehatan.

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

Sosialisasi Kaidah Koding sesuai Permenkes 76 tahun RIRIS DIAN HARDIANI Tim Teknis Ina CBG Kementerian Kesehatan

BAB I PENDAHULUAN. akses masyarakat terhadap pelayanan kesehatan yang dibutuhkan. Hal ini terjadi

CLINICAL PATHWAY (JALUR KLINIS)

Dwi Setyorini, Sri Sugiarsi, Bambang Widjokongko APIKES Mitra Husada Karanganyar

KEAKURATAN KODE DIAGNOSA UTAMA DOKUMEN REKAM MEDIS PADA KASUS PARTUS DENGAN SECTIO CESAREAN DI RUMAH SAKIT PANTI WILASA CITARUM TAHUN 2009

HUBUNGAN PENGETAHUAN CODER DENGAN KEAKURATAN KODE DIAGNOSIS PASIEN RAWAT INAP JAMINAN KESEHATAN MASYARAKAT BERDASARKAN ICD-10 DI RSUD SIMO BOYOLALI

BAB I PENDAHULUAN. pelayanan lain yang telah diberikan kepada pasien. 1. representasi bagi data tersebut. Dalam bidang kesehatan, koding berarti

PENDEKATAN DIAGNOSIS DEMAM BERDARAH DENGUE PADA ANAK DI SELURUH PUSKESMAS KEPERAWATAN WILAYAH KABUPATEN JEMBER PERIODE 1 JANUARI 31 DESEMBER 2007

TINJAUAN HUBUNGAN ANTARA SPESIFISITAS DIAGNOSIS UTAMA DENGAN AKURASI KODE KASUS PENYAKIT BEDAH PERIODE TRIWULAN I TAHUN 2014

BAB I PENDAHULUAN. bahwa setiap orang berhak mendapatkan pelayanan kesehatan. Karena itu

54 Pelayanan Medis RS. PKU Muhammadiyah Yogyakarta 55 BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN. 58 A. Kesimpulan. 58 B. Saran 59 DAFTAR PUSTAKA..

DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL i LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING

PEDOMAN PENGGOLONGAN DIAGNOSIS GANGGUAN JIWA

DAFTAR ISI. KATA PENGANTAR... vii DAFTAR ISI... ix DAFTAR GAMBAR... xi DAFTAR TABEL... xii DAFTAR LAMPIRAN... xiv INTISARI... xv ABSTRACT...

BAB I PENDAHULUAN. penduduknya. Untuk memenuhi hak masyarakat miskin dalam. agar terjadi subsidi silang dalam rangka mewujudkan pelayanan kesehatan

PERAN PENTING PENULISAN DIAGNOSIS UTAMA DAN KETEPATAN KODE ICD-10 SEBAGAI DATA BASE SURVEILANS MORBIDITAS STUDI KASUS DI RS KOTA SEMARANG

TINJAUAN KEAKURATANKODE DIAGNOSIS DAN EXTERNAL CAUSE PADA KASUS KECELAKAAN LALU LINTAS PASIEN RAWAT INAPDI RUMAH SAKIT DR. MOERWARDI PERIODE TAHUN

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 44 Tahun 2009

BAB I PENDAHULUAN. medis lainnya. Sedangkan menurut American Hospital Assosiation rumah sakit

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Ketepatan Penentuan Kode Penyebab Dasar Kematian Pasien di Rumah Sakit Umum Daerah Kota Salatiga Triwulan IV Tahun 2010

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Lembar Pertanyaan. 1. Bagaimana struktur organisasi di Rumah Sakit Atma Jaya? Kasus Kebidanan Bayi Bru Lahir dengan Gangguan?

HUBUNGAN BEBAN KERJA CODER DENGAN KEAKURATAN KODE DIAGNOSIS PASIEN RAWAT INAP BERDASARKAN ICD-10 DI RSUP DR. SARDJITO YOGYAKARTA TAHUN 2011

BAB I PENDAHULUAN. menyediakan pelayanan rawat inap, rawat jalan, dan gawat darurat. 1

SILABUS MATA KULIAH. Revisi : 1 Tanggal Berlaku : 5 Agustus 2014

EDY KURNIAWAN DOSEN PEMBIMBING Dr. I Ketut Eddy Purnama, S.T., M.T Dr. Surya Sumpeno, S.T., MS.c

LATAR BELAKANG. 72 Jurnal Kesehatan, ISSN , VOL. V. NO.1, MARET 2011, Hal 72-78

DAFTAR PUSTAKA. Abdelhak, M., Grostik, S., Hanken, M. A. (2001). Health Information Management of a Strategic Resource. Sydney: W B Saunders Company.

HUBUNGAN ANTARA CODER (DOKTER DAN PERAWAT) DENGAN KEAKURATAN KODE DIAGNOSIS BERDASARKAN ICD-10 DI PUSKESMAS GONDOKUSUMAN II KOTA YOGYAKARTA TAHUN 2012

BAB I PENDAHULUAN LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN. bersifat mutlak. Kesehatan adalah keadaan sehat, baik secara fisik, mental,

MAKALAH DESAIN DATA DAN ARSITEKTUR. NAMA : RANI JUITA NIM : DOSEN : WACHYU HARI HAJI. S.Kom.MM

ANALISIS KEAKURATAN KODE DIAGNOSIS UTAMA TYPHOID FEVER BERDASARKAN ICD-10 PADA PASIEN RAWAT INAP DI RSUD KABUPATEN SUKOHARJO TAHUN 2011

TINJAUAN PENATALAKSANAAN DEMAM BERDARAH DENGUE PADA ANAK DI SELURUH PUSKESMAS KEPERAWATAN WILAYAH KABUPATEN JEMBER PERIODE 1 JANUARI 31 DESEMBER 2007

RENCANA PROGRAM KEGIATAN PERKULIAHAN SEMESTER (RPKPS)

ANALISIS KEAKURATAN KODE DIAGNOSIS FRACTURE FEMUR PADA DOKUMEN REKAM MEDIS PERIODE TAHUN 2012 DI RSUD TIDAR KOTA MAGELANG

BAB I PENDAHULUAN. Sistem kesehatan (health system) adalah tatanan yang bertujuan

PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 45 TAHUN 2017 TENTANG IZIN DAN PENYELENGGARAAN PRAKTIK PSIKOLOG KLINIS

HUBUNGAN KETEPATAN PENULISAN DIAGNOSIS DENGAN KEAKURATAN KODE DIAGNOSIS KASUS OBSTETRI GYNECOLOGY PASIEN RAWAT INAP DI RSUD. Dr. SAIFUL ANWAR MALANG

BAB I PENDAHULUAN. Berkembang dari APIKES PENA HUSADA SURABAYA, yaitu Akademi Rekam

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian yang berjudul Evaluasi ketepatan penggunaan antibiotik untuk

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

REKAM MEDIS YANG BAIK ADALAH WUJUD DARI KEDAYAGUNAAN DAN KETEPATGUNAAN PERAWATAN PASIEN. Manual Rekam Medis - KKI

DIABETES MELLITUS I. DEFINISI DIABETES MELLITUS Diabetes mellitus merupakan gangguan metabolisme yang secara genetis dan klinis termasuk heterogen

BAB 1 PENDAHULUAN. Saat ini dalam setiap menit setiap hari, seorang ibu meninggal disebabkan

BAB I PENDAHULUAN. rawat inap, rawat jalan dan gawat darurat. 1. keperawatan yang berkesinambungan, diagnosis serta pengobatan penyakit yang

Malang, Juni Penulis. iii

BAB 1 PENDAHULUAN. penurunan angka kematian ibu (AKI) dan bayi sampai pada batas angka

HUBUNGAN KELENGKAPAN ANAMNESIS DENGAN KEAKURATAN KODE DIAGNOSIS PASIEN KASUS KECELAKAAN BERDASARKAN ICD-10 DI RS PKU MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

KETEPATAN RESELEKSI DIAGNOSA DAN KODE UTAMA BERDASARKAN ATURAN MORBIDITAS PEMBIAYAAN JAMINAN KESEHATAN INA-CBGS

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

1 BAB I PENDAHULUAN. Dibutuhkan mata yang berfungsi dengan baik agar aktivitas tidak terganggu.

DAFTAR ISI. i ii iii iv v vi. viii. x x xi xii xiii

BAB I PENDAHULUAN. Pada zaman modern ini banyak ibu yang memilih melakukan

BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Universitas Kristen Maranatha

BAB I PENDAHULUAN. pelaksanaan pemberian pelayanan kepada pasien di rumah sakit. Dalam

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pelayanan lain yang telah diberikan kepada pasien. [3] jalan maupun yang mendapatkan pelayanan gawat darurat.

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil dan pembahasan tentang pelaksanaan pengkodean

Pedologi. Batasan Pedologi Bidang Terapan. Maria Ulfah, M.Psi., Psikolog. Modul ke: Fakultas PSIKOLOGI. Program Studi Psikologi.

Kebijakan Pemerintah Dalam Bidang Pelayanan Medik. dr. Supriyantoro,Sp.P, MARS

Kata Kunci : Pengodean, Rekam Medis, JKN, Kejelasan dan Kelengkapan

Skripsi ini Disusun guna Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Ijazah S1 Kesehatan Masyarakat. Disusun Oleh : ASTRI SRI WARIYANTI J

BAB I PENDAHULUAN. paripurna yang menyediakan pelayanan rawat jalan, rawat inap dan. rawat darurat. Rustiyanto (2010), mengatakan bahwa pelayanan

LelimafiSetiyani, Tri Lestari, Putu Suriyasa APIKES Mitra Husada Karanganyar

HUBUNGAN KELENGKAPAN PENGISIAN RESUME MEDIS DENGAN KEAKURATAN KODE DIAGNOSIS KASUS OBSTETRI BERDASARKAN ICD-10 DI RSUD DR MOEWARDI SURAKARTA

Kelengkapan Resume Medis dan Kesesuaian Penulisan Diagnosis Berdasarkan ICD-10 Sebelum dan Sesudah JKN di RSU Bahteramas

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia Nomor 44 Tahun 2009 tentang Rumah Sakit, bahwa rumah. sakit merupakan institusi pelayanan kesehatan bagi masyarakat

SILABUS MATA KULIAH. Revisi : 1 Tanggal Berlaku : 5 Agustus 2014

Transkripsi:

OLEH: ARIS SUSANTO (PERTEMUAN I & II)

Apakah Klasifikasi Penyakit? Penyakit diklasifikasikan atau dibuat dalam grup yang kriterianya sudah ditentukan Contoh kriteria: Etiologi Anatomi Umur Patofisiologi Tanda dan gejala Prognosis

Selain ICD-10, ada beberapa nomenklatur klasifikasi lainnya antara lain: SNOMED (Systematized Nomenclature of Medicine) SNVDO/SNOVET (Veterinary Nomenclature) CPT (Current Procedural Terminology) ICD-9-CM (Clinical Modification) ICD-O (Oncology) DSM-IV (Diagnostic and Statistical Manual of Mental Disorder) Dll. Nomenklatur klasifikasi tersebut digunakan sesuai kebutuhan rumah sakit masing-masing

Pada bulan Januari 2004 WHO menerbitkan buku Family of International Classification (WHO-FIC) untuk mencapai visi yang terintegrasi untuk membandingkan informasi kesehatan secara internasional. Terbagi 3 kelompok, antara lain: Klasifikasi rujukan (klasifikasi inti) Klasifikasi spesifik Klasifikasi yang berhubungan

SEJARAH - ICD digunakan untuk membuat klasifikasi dari penyebab kematian pada pelaporan kematian. Kemudian kegunaannya diperluas untuk mencatat penyakit dengan diagnosis. - Juga dapat digunakan untuk mencatat berbagai masalah walau hanya dicatat alasan memasukkan ke rumah sakit, kondisi yang diobati dan alasan untuk konsultasi.

Mengindeks pencatatan penyakit dan tindakan di sarana pelayanan kesehatan Masukan bagi sistem pelaporan diagnosis medis Memudahkan proses penyimpaan dan pengambilan data terkait diagnosis karakteristik pasien dan penyedia layanan Bahan dasar dalam pengelompokan DRGs (diagnoses related group) untuk sistem penagihan pembayaran biaya pelayanan Pelaporan nasional dan internasional morbiditas dan mortalitas Tabulasi data pelayanan kesehatan bagi proses evaluasi perencanaan pelayanan medis Menentukan bentuk pelayanan yang harus direncanakan dan dikembangkan sesuai kebutuhan zaman Analisis pembiayaan pelayanan kesehatan Untuk penelitian epidemiologi dan klinis

Pertama kali dikembangkan pada International Statistical Congress William Farr: 1855 Medical Statistician (General Registrar Office of England & Wales) Klasifikasi William Farr s Klasifikasi Penyakit kedalam 5 kelompok Penyakit Epidemi Penyakit Umum Local diseases (berdasarkan letak anatomi) Penyakit perkembangan mental Penyakit yang langsung dihubungkan dengan cedera

ICD-1 Versi dari ICD series International Statistical Congress 139 Kategori Penyakit Direvisi hingga versi ke-5

ICD-6 Ditetapkan WHO pada tahun 1948 Direvisi setiap 10 tahun

ICD-9 numeric system Diperkenalkan oleh WHO pada tahun 1975 Klasifikasi Penyakit kedalam 17 bab 67 Kategori Utama dengan 3 digit kode 255 Detail kategori dengan 4 digit kode Dua Daftar Tambahan Penyebab Luar Cedera Kecelakaan & Keracunan Faktor yang mempengaruhi Status Kesehatan dan Hubungannya dengan Pelayanan Kesehatan

ICD-10 Untuk mendukung ICD-9 pada tahun 1985 Dikeluarkan pada tahun 1993 Ditunda selama 8 th Penggunaan kode Alpha-Numerik Klasifikasi Penyakit kedalam 21 Bab Penambahan > 4 bab dari ICD 9 Disusun mulai dari A00 to Z99 Perluasan pada Bab Meliputi Tanda, Gejala, dan Penyakit Berdasarkan Kondisi Perubahan ICD-9 ke ICD-10: dari Numerik ke Alfanumerik

KLASIFIKASI STATISTIK INTERNASIONAL Mengenai Penyakit & Masalah Yang Berhubungan Dengan Kesehatan

ICD merupakan singkatan dari International Statistical Classification of Diseases and Related Health Problems. ICD memuat klasifikasi diagnostik penyakit dengan standar internasional yang disusun berdasarkan sistem kategori dan dikelompokkan dalam satuan penyakit menurut kriteria yang telah disepakati pakar internasional. Merupakan sistem penggolongan penyakit dan masalah kesehatan lainnya secara INTERNATIONAL yang ditetapkan menurut kriteria tertentu

1. Standar istilah diagnosis dan prosedur (pengunaan istilah medis atau singkatan yang berbeda antar setiap dokter) 2. Membuat catatan sistematik 3. Alat untuk analisis, menerjemahkan dan membandingkan peristiwa penyakit dan kematian yang telah dikumpulkan di berbagai tempat dan negara pada saat yang berlainan 4. Menerjemahkan dari kata menjadi kode atau sandi alfanumerik 5. Memudahkan untuk disimpan, dicari dan kemudian dianalisis 6. ICD-10 menjadi standard internasional klasifikasi penyakit untuk mencatat keperluan EPIDEMIOLOGI dan berbagai masalah upaya kesehatan. 7. Dasar pengelompokan DRGs untuk pembayaran (di Indonesia sedang diterapkan Case Mix)

Memberi ruang gerak bagi kepentingan epidemiologi dan berbagai masalah upaya kesehatan Menganalisis keadaan kesehatan suatu kelompok penduduk Memantau kasus baru (insiden) dan semua kasus (prevalensi) penyakit dan masalah kesehatan lain dalam hubungannya dengan beberapa variabel seperti ciri dan keadaan dari orang yang terkena

Dengan diresmikannya standar klasifikasi diagnostik internasional oleh WHO pada tahun 1994 yang dilanjutkan dengan diterbitkannya 3 jilid buku klasifikasi tentang penyakit dan masalah yang berhubungan dengan kesehatan (ICD-10) pada tahun 1996, Indonesia, sebagai negara anggota WHO melalui Departemen Kesehatan telah mewajibkan instansi pelayanan kesehatan untuk menerapkan standar klasifikasi ICD-10. Kewajiban ini diikat dengan diberlakukannya 2 (dua) buah surat keputusan (SK) yang dikeluarkan oleh Dir. Jen. Pelayanan Medik no. HK.00.05.1.4.00744 tentang Penggunaan ICD 10 di RS yang ditetapkan tanggal 19 Februari 1996, dan diberlakukannya SK Menteri Kesehatan RI no. 50/MENKES/SK/I/1998 tentang Pemberlakuan Klasifikasi Statistik Internasional mengenai Penyakit Revisi Kesepuluh yang ditetapkan pada tanggal 13 Januari 1998.

Surat Keputusan Direktur Jenderal Pelayanan Medik No.:HK.00..05.1.4.00744, Tahun 1996 tentang Penggunaan Klasifikasi Internasional Mengenai Penyakit Revisi kesepuluh (ICD-10) di Rumah Sakit. Standar Akreditasi Bidang Rekam Medis S.5.P5. mengenai penggunan buku ICD X

CHAPTER BLOCKS THREE- CHARACTER CATEGORIES FOUR- CHARACTER CATEGORIES FIFTH- OR SUBSEQUENT CHARACTER LEVEL THE UNUSED U CODES YANG HARUS DIINGAT : ICD-10 BERTIPE ALFANUMERIK!!! Menggunakan kode alfanumerik yaitu 1 huruf diikuti dengan 2 angka dan 1 angka atau lebih setelah titik.

A 37 Karakter pertama A s/d Z Diikuti 2 angka Kebanyakan kategori tiga karakter dibagi lagi ke dlm subkategori untuk memungkinkan kode dari penyakit lebih spesifik. A 37. 1 Karakter pertama A s/d Z Diikuti 2 angka Titik Terakhir angka lain Catatan : Pada beberapa negara & sistem pengumpulan data, tanda titik bisa tdk dipakai, tetapi utk tujuan perkuliahan ini, tanda titik hrs termasuk dlm semua latihan.

Struktur buku ICD-10 Volume 1 merupakan himpunan klasifikasi itu sendiri yang disebut Tabular List. Di dalam volume 1 diagnosis dikategorikan dalam kelompok kategori sehingga memudahkan dalam pemilihannya (subkategori) dan perhitungan statistik Volume 2 merupakan manual atau pedoman tentang cara menggunakan volume 1 dan 3 Volume 3 disebut Alphabetical Index (indeks abjad) yang berfungsi sebagai kamus -nya volume 1. Dalam volume 3 ini terdapat 3 seksi. Seksi 1 merupakan klasifikasi diagnosis yang tertera dalam vol. 1 seksi 2 untuk mencari penyebab luar morbiditas, mortalitas dan memuat istilah dari bab 20. Seksi 3 merupakan tabel obat-obatan dan zat kimia sebagai sambungan dari bab 19, 20 dan menjelaskan indikasi kejadiannya.

ICD 10 Disease Classification: VOLUME 1-21 Chapter - Chapter 1-XVII mencakup Penyakit dan kondisi kesakitan lainnya - Chapter XVIII mencakup Symptoms,signs,abnormal clinical dan hasil pemeriksaan laboratorium - Chapter XIX mencakup Perlukaan, keracunan dan keadaan lainnya yang merupakan akibat dari sebab luar perlukaan - Chapter XX mencakup sebab luar dari morbiditas dan mortalitas - Chapter XXI mencakup faktor - faktor yang mempegaruhi kesehatan dan kontak dengan pelayanan kesehatan

Bab-Bab di Volume 1 ICD-10 No: (alfabet) Judul Bab I. (A-B) Penyakit Infeksi dan Parasitik tertentu II. (C-D) Neoplasma III. (D) Penyakit Darah dan Organ Pembentuk Darah dan gangguan yang melibatkan Mekanisme Imunitas IV. (E) Penyakit Endokrin, Nutrisional dan Metabolik V. (F) Gangguan Mental dan Prilaku VI. (G) Penyakit Sistem Saraf VII. (H) Penyakit Mata dan Adneksa Mata VIII. (H) Penyakit Telinga dan Prosesus Mastoid IX. ( I ) Penyakit Sistem Sirkulasi X. (J) Penyakit Sistem Respirasi XI. (K) Penyakit Sitsem Digestif XII. (L) Penyakit Kulit & Jaringan Bawah Kulit XIII. (M) Penyakit Otot-Kerangka Tulang & Jaringan Ikat

Bab-Bab di Volume 1 ICD-10 No: (alfabet) Judul Bab XIV (N) Penyakit Sistem Genitourinaria XV (O) Kehamilan, persalinan-kelahiran dan nifas XVI (P) Kondisi-kondisi tertentu dimulai dalam periode perinatal XVII (Q) Malformasi, deformasi dan abnormalitas kromosomal yang kongenital XVIII (R) Simtoma, tanda-tanda dan temuan klinis, laboratoris yang abnormal, NEC (Not elserwhere classified) (tidak terklasifikasi di bab/bagian lain) XIX. (S-T) Cedera, keracunan dan konsekuensi-konsekuensi lain akibat sebab luar XX (V-W-X-Y) Sebab-sebab luar Mortalitas dan Morbiditas XXI (Z) Faktor-faktor yang mempengaruhi status kesehatan dan kontak dengan fasiltas pelayanan kesehatan

STRUKTUR ICD-VOLUME 2 1. Penjelasan 2. Deskripsi ICD-10 2.1 Tujuan dan pengaplikasiannya 2.2 Konsep keluarga besar ICD 2.2.1 Diagnosis-related classifications 2.2.2 Non-diagnostic classification 2.2.3 Information support to primary health care 2.2.4 International Nomenclature of Diseases 2.2.5 The role of WHO 2.3 Prinsip umum klasifikasi penyakit

STRUKTUR ICD-VOLUME 2 (Lanjutan) 2.4 Struktur dasar dan kekhususan klasifikasi ICD 2.4.1 Volume-2 2.4.2 Bab-bab 2.4.3 Blok kategori-2 2.4.4 Kategori-2 3 karakter 2.4.5 Kategori-2 4 karakter 2.4.6 Supplementary subdivisions for use at the fifth or subsequent character level 2.4.7 Kode U yang belum dimanfaatkan. 3. Cara menggunakan ICD 4. Rules dan pedoman pengodean mortalitas dan morbiditas 5. Presentasi statistis 6. Riwayat perkembangan ICD 7. Referensi 8. Index

STRUKTUR ICD VOLUME 3 Penjelasan Susunan umum indeks Konvensi-konvensi yang berlaku pada indeks Seksi I. Seksi II. Seksi III. Indeks alfabetis penyakit dan bentuk alamiah cedera Sebab-sebab luar suatu cedera Tabel nama generik obat-obat dan zat-zat kimia Corrigenda beberapa isi di Volume 1

SAYOONARA