APLIKASI PETA TEMATIK UNTUK PARIWISATA (KASUS APLIKASI PETA LOKASI DAN. Absatrak

dokumen-dokumen yang mirip
MODEL AMBANG BATAS FISIK DALAM PERENCANAAN KAPASITAS AREA WISATA. Abstrak

Jurnal Geografi. Media Informasi Pengembangan Ilmu dan Profesi Kegeografian

BAB I PENDAHULUAN. wisata budaya. Dari berbagai potensi wisata yang dimiliki Jawa Tengah salah

Verifikasi dan Validasi Pembelajaran, Warisan Budaya Tak Benda dan Kelembagaan. Kab. Wonosobo, Provinsi Jawa Tengah

BAB I PENDAHULUAN. perekonomiannya melalui industri pariwisata. Sebagai negara kepulauan,

BAB I PENDAHULUAN. untuk bersemayam para dewa (Fontein, 1972: 14). Dalam kamus besar

PERENCANAAN LANSKAP WISATA SEJARAH DAN BUDAYA KOMPLEKS CANDI GEDONG SONGO, KABUPATEN SEMARANG MUTIARA SANI A

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Gambar 1.1 Gambar 1.2

BAB III TINJAUAN KHUSUS

BAB 5 KESIMPULAN PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG. Masuk dan berkembangnya Kebudayaan Hindu-Budha di Indonesia pada

BAB II METODE PERANCANGAN. A. Analisis Permasalahan. Berdasarkan fokus permasalahan di atas ada tiga permasalahan yang

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG. Candi merupakan istilah untuk menyebut bangunan monumental yang

BAB I PENDAHULUAN. 1. Arkeologi : adalah suatu ilmu yang mempelajari tentang hasil

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara beriklim tropis yang kaya raya akan

CAGAR BUDAYA. Kab. Boyolali, Provinsi Jawa Tengah. Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan

Jurnal Imajinasi Vol XI No. 2 - Juli Jurnal Imajinasi.

PEMANFAATAN SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS (SIG) UNTUK PEMETAAN WISATA ALAM DAN BUDAYA SEBAGAI USAHA PERKEMBANGAN KABUPATEN SUKOHARJO

BAB I PENDAHULUAN. Gambar 1.1 Menara Kudus. (Wikipedia, 2013)

BAB I PENDAHULUAN. sangat menjanjikan bagi negara Indonesia karena memiliki potensi kekayaan

BAB I PENDAHULUAN. Gejala Pariwisata telah ada semenjak adanya perjalanan manusia dari suatu

PERSEPSI PENGUNJUNG TERHADAP OBYEK WISATA CANDI GEDONG SONGO SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

III. METODOLOGI PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan adalah metode penelitian deskriptif.

I. PENDAHULUAN. Pada umumnya peta adalah sarana guna memperoleh gambaran data ilmiah yang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

METODOLOGI PENELITIAN. Metodologi penelitian adalah ilmu yang memperbincangkan metode-metode

BAB IV GAMBARAN UMUM OBYEK PENELITIAN

METODOLOGI PENELITIAN. Metodologi penelitian yang digunakan adalah metode penelitian deskriptif.

BAB VI KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. 6.1 Kesimpulan. sebagai berikut: Pertama, di Kawasan Candi Cetho masih terdapat berbagai

BAB III METODOLOGI 3.1. Tempat dan Waktu Studi

BAB I PENDAHULUAN 1. BAB I

GUBERNUR JAWA TIMUR GUBERNUR JAWA TIMUR,

BAB IV GAMBARAN UMUM OBJEK DAN SUBJEK PENELITIAN. Gambar 4.1. Peta Kabupaten Sleman

PANDANGAN CIVITAS AKADEMIA UII MENGENAI CANDI KIMPULAN DI KAMPUS TERPADU UII YOGYAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. dimiliki oleh Kabupaten Karanganyar. Berada di Dusun Cetho, Desa Gumeng,

ANALISIS BATU BATA. A. Keletakan

I. PENDAHULUAN. tersebar di muka bumi, serta menggambarkan fenomena geografikal dalam wujud

II. TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR. Menurut Erwin Raisz dalam Rosana (2003 ) peta adalah gambaran konvensional

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

A. Peta 1. Pengertian Peta 2. Syarat Peta

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR. selembar kertas atau media lain dalam bentuk dua dimesional. (Dedy Miswar,

LAMPIRAN KUESIONER PENILAIAN PENGUNJUNG TERHADAP ATRIBUT PENGELOLAAN 4A PADA OBJEK WISATA CANDI KALASAN, DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA

BAB III METODE PENELITIAN. dorongan penuh terhadap keberhasilan pengembangan Cigugur sebagai Kawasan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Masjid Raya Al-Mashun merupakan masjid peninggalan Kesultanan Deli

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB III METODE PENELITIAN

kesempatan kerja dan kesempatan usaha hingga sampai ke pedesaan. Kabupaten Purbalingga adalah sebuah kabupaten di Provinsi Jawa

BAB I PENDAHULUAN. Oleh karena itu pariwisata perlu dikelola dan dikembangkan agar. itu sendiri maupun bagi peningkatan kesejahteraan masyarakat 1.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

PERENCANAAN LANSKAP WISATA SEJARAH DAN BUDAYA KOMPLEKS CANDI GEDONG SONGO, KABUPATEN SEMARANG MUTIARA SANI A

III. METODOLOGI PENELITIAN. untuk mengetahui hal-hal yang berhubungan dengan fenomena di lapangan.

STUDI PENGEMBANGAN PECINAN LASEM SEBAGAI KAWASAN WISATA BUDAYA TUGAS AKHIR. Oleh : Indri Wahyu Hastari L2D

I. PENDAHULUAN. Pariwisata merupakan sektor penunjang pertumbuhan ekonomi sebagai

BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi Penelitian Penelitian ini mengambil lokasi di Kampung Wisata Pasir Kunci, yang berada di RW 11 kelurahan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. multi dimensional baik fisik, sosial, ekonomi, politik, maupun budaya.

BAB III METODE PENELITIAN

PUSAT PENGEMBANGAN KAWASAN WISATA AGRO PAGILARAN BATANG JAWA TENGAH Dengan Tema Ekowisata

BAB I PENDAHULUAN. Kabupaten Blitar memiliki banyak sektor pariwisata yang salah satunya

LANDASAN PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR PENGEMBANGAN KAWASAN WISATA TIRTO ARGO DI UNGARAN

BAB 1 PENDAHULUAN. Seiring pertumbuhan dan perkembangan di era globalisasi ini, perkembangan

BAB I: PENDAHULUAN Latarbelakang Pernyataan Masalah.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

TRACER STUDY MAHASISWA LULUSAN PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GEOGRAFI. Sriyono Dosen Jurusan Geografi FIS - UNNES. Abstrak

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

PARTISIPASI KELOMPOK USAHA SOUVENIR REBO LEGI DALAM SISTEM PARIWISATA DI KLASTER PARIWISATA BOROBUDUR TUGAS AKHIR. Oleh : GRETIANO WASIAN L2D

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB III. TINJAUAN KHUSUS

PENGEMBANGAN KAWASAN HUTAN WISATA PENGGARON KABUPATEN SEMARANG SEBAGAI KAWASAN EKOWISATA TUGAS AKHIR

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Propinsi Jawa Tengah dikenal sebagai salah satu propinsi di Indonesia yang memiliki beragam keunikan yang

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG. Indonesia merupakan salah satu negara yang sejarah kebudayaannya

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Cagar Budaya Candi Cangkuang

BAB I PENDAHULUAN. aktivitas, pariwisata telah menjadi bagian penting dari kebutuhan dasar

BAB 3 KEPURBAKALAAN PADANG LAWAS: TINJAUAN GAYA SENI BANGUN, SENI ARCA DAN LATAR KEAAGAMAAN

BAB I PENDAHULUAN. Kegiatan kepariwisataan merupakan kegiatan yang bersifat sistematik,

BAB III METODE PENELITIAN


DAFTAR PERTANYAAN (ANGKET) I.Keterangan. 1. Daftar pertanyaan (angket) ini disusun untuk digunakan sebagai alat

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. diterima secara objektif dan dapat dipertanggungjawabkan.

BAB III METODE PENELITIAN

Pemetaan. sumber.hayati.laut

BAB 3: TINJAUAN LOKASI

BAB IV KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN

pada bangunan yang berkembang pada masa Mesir kuno, Yunani dan awal abad

HAMBATAN PEMBELAJARAN GEOGRAFI PADA MATERI PETA TEMATIK DI SMA. Sutarji Jurusan Geografi FIS UNNES. Abstrak PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. (Yerik Afrianto S dalam diunduh tanggal 23

ANALISIS MARKETING MIX TOURISM KAWASAN CANDI GEDONG SONGO DI DUSUN DARUNG, DESA CANDI, KECAMATAN AMBARAWA, KABUPATEN SEMARANG SKRIPSI

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. kecamatan rumbai kota pekanbaru provinsi riau. Lokasi ini tidak jauh dari. yaitu tepatnya pada tahun ajaran 2013/2014.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. : Pokok pangkal atau yang menjadi tumpunan (berbagai urusan, hal. dan sebagainya (Wikipedia, 2015).

BAB III PROSEDUR PENELITIAN. tujuan dalam penelitian dengan baik dan benar. Menurut Masyhuri dan Zainuddin

I. PENDAHULUAN. Provinsi Lampung merupakan salah satu provinsi yang memiliki potensi wisata

Pusat Kawasan Wisata Candi Gedongsongo BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. menampilkan data dalam suatu informasi berbasis geografi. Banyaknya jumlah masyarakat yang memerlukan fasilitas rental mobil

I. PENDAHULUAN. tempat kerja, di rumah, maupun di tempat lain. Aktivitas rutin tersebut dapat

V. GAMBARAN UMUM Bujur Timur dan antara Lintang Selatan. Batas wilayah. 19 sampai dengan 162 meter.

BAB I PENDAHULUAN. menjangkau kalangan bawah. Masyarakat di sekitar obyek-obyek wisata

Transkripsi:

APLIKASI PETA TEMATIK UNTUK PARIWISATA (KASUS APLIKASI PETA LOKASI DAN WAKTU TEMPUH BAGI PELAKU JASA WISATA DI KOMPLEKS CANDI GEDONG SONGO KABUPATEN SEMARANG) Rahma Hayati Jurusan Geografi FIS UNNES Absatrak Obyek wisata Candi Gedong Songo merupakan cagar budaya/purbakala berupa candi-candi yang berjumlah 9 (sembilan) unit. Dari sembilan candi tersebut yang masih utuh hanya 5 (lima), sedangkan 4 (empat) candi yang lain berupa pondasi dan reruntuhan bangunan. Kelima kelompok bangunan yang masih berdiri letaknya terpencar, dimulai dari kelompok satu atau Gedong I yang terletak paling bawah dan berakhir dengan kelompok lima atau Gedong V yang terletak paling atas. Terdapat hambatan bagi wisatawan untuk memuaskan kunjungan wisatanya, yaitu informasi letak dan waktu tempuh yang pasti untuk menuju setiap lokasi candi. Masalah dalam penelitian ini adalah 1) desain peta seperti apa yang bersifat fleksibel? 2) bagaimana cara memberikan pengetahuan mengenai cara membaca peta mengenai lokasi dan jarak tempuh candi di komplek Candi Gedong Songo kepada para pelaku jasa wisata? Tujuan penelitian untuk: 1) membuat desain peta fleksibel untuk para pelaku jasa wisata di Candi Gedong Songo, 2) memberikan pengetahuan dan keterampilan mengenai cara membaca peta lokasi dan jarak tempuh antar candi di komplek Candi Gedong Songo kepada para pelaku jasa wisata. Hasil penelitian mendapatkan desain peta yang bersifat fleksibel dicetak pada kertas ukuran A4 dengan dilapisi plastik tebal. Pengetahuan dan keterampilan mengenai cara membaca peta lokasi dan jarak tempuh antar candi di komplek Candi Gedong Songo kepada para pelaku jasa wisata dilaksanakan dengan metode ceramah dan pembimbingan. Para peserta merasa mendapat pengetahuan baru dan alat baru yang mendukung pekerjaan mereka. Kata kunci: Peta tematik, peta lokasi dan waktu tempuh PENDAHULUAN Candi Gedong Songo merupakan komplek wisata yang ada di kaki Gunung Ungaran tepatnya di Dusun Darung, Desa Candi, Kecamatan Ambarawa, Kabupaten Semarang. Perjalanan ke objek wisata Candi Gedong Songo bila ditempuh dari Kota Ambarawa sejauh 9 km, dan 12 km bila ditempuh dari Kota Ungaran. Candi Gedong Songo termasuk salah satu peninggalan budaya Hindu dari jaman Syeilendra pada abad X (tahun 927 Masehi). Obyek wisata Candi Gedong Songo merupakan cagar budaya/purbakala berupa candi-candi yang berjumlah 9 (sembilan) unit. Menurut riwayat, candi di Gunung Ungaran ini dinamakan Candi Gedong Songo karena di komplek tersebut ditemukan sembilan kelompok bangunan atau candi. Gedong (Jawa) berarti rumah, songo (Jawa) berarti sembilan, sehingga Candi Gedong Songo berarti sembilan rumah dewa. Sekumpulan candi ini pernah disebut oleh Raffles (1804) sebagai Gedong Pitoe, karena pada waktu itu hanya ditemukan 7 (tujuh / Jawa: 138

pitu) kelompok bangunan. Setelah ditemukan bangunan lain hingga menjadi sembilan unit, maka selanjutnya dinamakan Candi Gedong Songo (Dirjen Kebudayaan, tt). Sembilan candi tersebut yang masih utuh hanya 5 (lima), sedangkan 4 (empat) candi yang lain berupa pondasi dan reruntuhan bangunan. Kelima kelompok bangunan yang masih berdiri letaknya terpencar, dimulai dari kelompok satu atau Gedong I yang terletak paling bawah dan berakhir dengan kelompok lima atau Gedong V yang terletak paling atas. Kelompok I, hanya terdiri dari sebuah bangunan yang menghadap ke barat. Bangunan candi terbagi tiga bagian yaitu kaki, tubuh dan atap bangunan. Bilik candi berdenah bujur sangkar dan tengahnya terdapat yoni atau patung Dewa Siwa. Pada bagian dalam dinding bilik terdapat relung-relung, yang pada saat ini sudah tidak ada arca-arcanya. Kelompok II, terdiri dari dua buah bangunan yaitu satu bangunan induk berhadapan dengan sebuah candi perwara yang telah runtuh. Dari bangunan yang masih utuh dapat diketahui bahwa bingkai candi dihiasi dengan pelipit-pelipit yang menonjol keluar. Pada dinding candi sisi luar terdapat relung-relung berbentuk kurung kurawal yang dihiasi kalamakara dan bunga-bungaan. Atap candi bertingkat dilengkapi menara-menara sudut. Di tengah bingkai mahkota di setiap sisi terdapat relung-relung kecil pada antefik dengan hiasan sosok tubuh seorang wanita yang sedang duduk. Di tingkat atap selanjutnya terdapat pula relung kecil pada antefik atau dinding dengan sosok tubuh laki-laki, sedangkan pada tingkat paling atas terdapat antefikantefik tanpa ornamen. Kelompok III, terletak pada tempat yang lebih tinggi dibandingkan dengan letak kelompok I dan II.Kelompok candi ini terdiri dari tiga buah bangunan, yaitu sebuah candi induk yang menhgadap ke barat, sebuah candi apit yang terletak di sebelah kanannya, dan sebuah candi perwara yang menghadap ke arah candi induknya. Suatu hal yang menarik dari kelompok III ini adalah semua relung candi masih ada arcanya. Relung dinding candi sisi utara berisi tiga arca Dhurga Mahisasuramardhini, relung selatan berisi arca Agastya dan relung timur berisi arca Ganeça. Pada dinding sebelah kiri-kanan pintu masuk juga terdapat relung yang juga terdapat arca Nandiswara dan Mahakala. Bilik utama candi saat ini sudah kosong kemungkinan dahulu berisi arca Çiwa Mahadewa atau dalam bentuk linggayoni. Bagian atap candi bertingkat dan mempunyai hiasan konstruktif berupa menara-menara sudut dan antefik seperti pada kelompok II. Antefik pada kelompok III ini di dalamnya tidak terdapat pahatan relief tokoh makhluk kahyangan. Kelompok IV, hanya tinggal sebuah candi induk yang menghadap ke barat. Di sebelah kanan-kiri pintu masuk terdapat relung-relung yang merupakan tempat arca Mahakal dan Nandiswara. Pada dinding luar candi sebelah utara, selatan dan timur terdapat relung-relung yang saat ini sudah tidak ada arcanya. Kelompok V, diperkirakan dahulu terdapat banyak bangunan dan sekarang tinggal sebuah bangunan saja. Candi induk kelompok V ini mempunyai keunikan yaitu pada bagian dalam kaki candi diisi dengan tanah (pada candi-candi yang lain pada bagian kaki candi diisi dengan batu). Kemungkinan hal ini dimaksudkan untuk menghemat batu-batu komponen bangunan. Jurnal Geografi 139

Beberapa arca lepas yang kini sudah diamankan kemungkinan berasal dari candi kelompok V. Kelompok candi gedong VI, VII, VIII, dan IX sekarang sudah tidak jelas lagi sisa-sisanya. Jumlah wisatawan di objek wisata Candi Gedong Songo pada lima tahun terakhir mengalami peningkatan yang cukup signifikan (Tabel 1). Tabel 1. Jumlah Wisatawan Pengunjung Candi Gedong Songo Tahun 2002 2006 No Tahun Jumlah Peningkatan (%) 1 2002 74.923-2 2003 75.975 1,40 3 2004 88.267 16,18 4 2005 92.228 4,49 5 2006 190.800 106,88 Sumber: BPS Kabupaten Semarang, 2007. Lokasi setiap candi di komplek Candi Gedong Songo tersebar, membuat pengunjung harus menghitung waktu untuk dapat mengunjungi semua candi. Sarana yang memberi informasi mengenai lokasi candi yang tersedia saat ini hanya satu buah yaitu denah dinding yang terletak di dekat pintu masuk. Untuk menuju ke setiap candi, pengunjung dapat jalan kaki atau menyewa kuda. Keterbatasan informasi mengenai letak dan waktu tempuh yang pasti untuk menuju setiap lokasi candi menjadi hambatan tersendiri bagi wisatawan untuk memuaskan kunjungan wisatanya, sementara waktu yang dimiliki biasanya terbatas, karena pada hari yang sama juga akan mengunjungi objek wisata lainnya. Untuk itu masalah mengenai informasi letak dan waktu tempuh yang pasti untuk menuju setiap lokasi candi menjadi masalah penting yang harus dipecahkan, dalam rangka mencapai kepuasan wisatawan di objek Candi Gedong Songo. Dalam kegiatan pariwisata peta dapat dimanfaatkan untuk mempermudah pelayanan kepada para wisatawan. Peta merupakan gambar permukaan bumi yang dicerminkan pada bidang datar dalam ukuran yang lebih kecil, dimana posisi titik-titik pada peta ditentukan terhadap sistem sikusiku X dan Y, sedangkan posisi titik-titik pada muka bumi ditentukan oleh bujur dan lintang (Sinaga, 1995). Peta dapat menampakkan fenomena geografikal tidak hanya sekedar pengecilan fenomena saja, tetapi peta merupakan alat untuk kepentingan melaporkan (recording), memperagakan (displaying), menganalisis (analysing), dan mencerminkan hubungan keruangan (spatial interrelation). Semua peta mempunyai satu hal yang sifatnya umum yaitu menambah pengetahuan dan pemahaman geografikal bagi pengguna peta tersebut. Fungsi peta secara umum antara lain adalah : 1. Dapat memperlihatkan lokasi, posisi, arah, konsep jarak, hubungan, luas, bentuk dan informasi lain sehubungan dengan data statistik, ekonomi, lingkungan alam, berbagai gejala di muka bumi seperti gerakan air dan angin, dan sebagainya. 2. Dapat memperagakan, menerangkan, membandingkan, atau analisis persebabaran secara keruangan. 3. Dengan menyatakan fakta-fakta tertentu berkenaan dengan hubungan manusia dengan tempat tinggal dan lingkungannya. 140

Dalam memanfaatkan peta, terdapat beberapa tahap sesuai dengan kualitas pemanfatan peta, yaitu: 1) membaca peta, 2) analisis peta, 3) interpretasi peta. Membaca peta adalah usaha untuk mempelajari atau mengetahui kenampakan-kenampakan yang ada di permukaan bumi melalui peta, tepatnya melalui simbol-simbol yang ada di peta. Analisis peta adalah usaha lebih lanjut dari membaca peta, meliputi pengukuran-pengukuran pada peta antara lain jarak, arah, ketinggian, kemiringan dan sebagainya. Interpretasi peta adalah menganalisis kenampakan-kenampakan yang dibaca dari peta baik satu per satu maupun dalam hubungannya satu dengan yang lainnya, mencari sesuatu yang mungkin dan yang tidak mungkin (Liesnoor, 1999). Pariwisata merupakan sektor pembangunan yang terus dikembangkan dalam rangka peningkatan pendapatan daerah. Pariwisata adalah segala sesuatu yang berhubungan dengan wisata, termasuk pengusahaan obyek dan daya tarik wisata serta usaha-usaha yang terkait di bidang tersebut (UU No. 9 Th 1990). Kedatangan wisatawan di suatu tempat sangat dipengaruhi oleh motivasi dan keinginan untuk mendapatkan kesenangan (kepuasan tertentu). Pada perkembangan sekarang pariwisata atau berwisata bertujuan ingin mendapat manfaat, oleh karena itu untuk mengantisipasi berbagai keinginan wisatawan tersebut, perlu penyediaan fasilitas, produk wisata yang sesuai dengan kebutuhan konsumen serta mempertimbangkan sumberdaya alam yang sifatnya terbatas. Terdapat 5 klasifikasi obyek dan daya tarik wisata (Fandeli, 2001), yaitu : (1) Obyek dan Daya Tarik Wisata Alam, (2) Obyek dan Daya Tarik Alam Serta Lingkungan, (3) Obyek dan Daya Tarik Wisata Buatan, (4) Obyek dan Daya Tarik Wisata Pertunjukan, (5) Obyek dan Daya Tarik Wisata Event Olah Raga dan Konvensi. Kepuasan wisatawan dalam melakukan kunjungan wisata sangat dipengaruhi oleh lengkap tidaknya objek yang dapat dikunjungi. Komplek Candi Gedong Songo yang masih memiliki 5 (lima) candi utuh dengan lokasi yang tersebar sering menjadi hambatan bagi pengunjung untuk dapat mengunjungi semua candi. Salah satu faktor yang mempengaruhi adalah belum ada kepastian mengenai waktu tempuh yang diperlukan. Apabila pengunjung mendapat kepastian mengenai waktu tempuh yang diperlukan maka mereka akan dengan mudah membagi waktu kunjungannya dengan objek wisata lainnya. Wisatawan dapat mengunjungi setiap candi dengan cara jalan kaki atau naik kuda sewaan. Dalam rangka mengunjungi setiap candi, wisatawan dapat melakukan perjalanan sendiri atau dengan bantuan tukang sewa kuda, atau bantuan dari pelaku jasa wisata lainnya. Para pelaku jasa wisata yang menjadi ujung tombak kepuasan wisatawan perlu mendapat sumber informasi yang pasti mengenai lokasi candi dan jarak tempuh secara pasti. Selama ini sumber informasi yang tersedia hanya satu buah denah dinding yang terletak di dekat pintu masuk komplek Candi Gedong Songo. Untuk memenuhi kepuasan wisatawan diperlukan sumber informasi yang fleksibel yang dapat dibawa sekaligus sebagai panduan perjalanan. Sumber informasi yang fleksibel yang dimaksud di sini adalah peta ukuran kecil mengenai lokasi dan jarak tempuh candi di Jurnal Geografi 141

komplek Candi Gedong Songo yang dapat dibawa oleh setiap pengunjung maupun pelaku jasa wisata. Sumber informasi yang fleksibel seperti yang dimaksud tersebut, sampai saat ini belum tersedia. Berdasarkan pada beberapa hal tersebut di atas, maka masalah yang akan diselesaikan dalam kegiatan pengabdian kepada masyarakat ini adalah sebagai berikut: 1) Desain peta seperti apa yang bersifat fleksibel? 2) Bagaimana cara memberikan pengetahuan mengenai cara membaca peta mengenai lokasi dan jarak tempuh candi di komplek Candi Gedong Songo kepada para pelaku jasa wisata? Dengan demikian tujuan penelitian pengabdian kepada masyarakat ini bertujuan untuk: 1) Membuat desain peta fleksibel untuk para pelaku jasa wisata di Candi Gedong Songo. 2) Memberikan pengetahuan dan keterampilan mengenai cara membaca peta lokasi dan jarak tempuh antar candi di komplek Candi Gedong Songo kepada para pelaku jasa wisata. METODE PENELITIAN Penelitian pengabdian masyarakat dilakukan di Kompleks Obyek Wisata Candi Gedong Songo Kabupaten Semarang. Obyek penelitian adalah pelaku jasa wisata di Kompleks Obyek Wisata Candi Gedong Songo Kabupaten Semarang. Penelitian pengabdian masyarakat diawali dengan eksplorasi peta sejenis yang sudah ada, dilanjutkan dengan penggalian pendapat dari responden yaitu pelaku jasa wisata tentang kemudahan pemanfaatan peta tersebut dan selanjutnya adalah pembuatan peta yang bersifat fleksibel. 142 Tahap selanjutnya dari penelitian pengabdian ini adalah intervensi pengetahuan dan keterampilan tentang membaca Peta Lokasi dan Waktu Tempuh Candi Gedong Songo kepada pelaku jasa wisata. Intervensi dilakukan secara proporsional random sampling pada setiap jenis pelayanan jasa wisata populasi pelaku jasa wisata di Obyek Wisata Candi Gedong Songo. Analisis data dilakukan dengan cara deskriptif persentase. HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil pertama dari penelitian ini adalah peta yang bersifat fleksibel untuk membantu pelayanan jasa wisata, yaitu Peta Lokasi Dan Waktu Tempuh Di Komplek Candi Gedong Songo. Peta tersebut selanjutnya digunakan sebagai bahan utama dalam intervensi pengetahuan dan keterampilan membaca peta bagi pelaku jasa wisata. Untuk menghasilkan peta tersebut diawali dengan kegiatan survei dan pemetaan untuk mendapatkan peta yang dimaksud. Survei untuk pemetaan dilaksanakan oleh tim pengabdian masyarakat. Teknik survei yang digunakan dalam kegiatan ini adalah GPS survei, dengan alat utama adalah GPS dan timer (dalam hal ini stopwatch). Pelaksanaan survei adalah dengan melakukan tracking dengan GPS dari kelompok Candi I menuju kelompok Candi II dan seterusnya hingga kembali lagi ke kelompok Candi I. Survei juga dilakukan dengan menghitung waktu perjalanan dengan menggunakan stopwatch dari kelompok Candi I menuju kelompok Candi II dan seterusnya hingga kembali lagi ke kelompok Candi I. Pengolahan data hasil survei dilaksanakan di Laboratorium Jurusan Geografi UNNES. Data

diolah dan diproses dengan Program ARCVIEW. Hasil dari proses ini adalah Peta Lokasi Dan Waktu Tempuh Di Komplek Candi Gedong Songo (Gambar 1). Peta dicetak dalam ukuran A4 dan diberi pelindung plastik tebal agar tidak mudah rusak apabila dibawa ke berbagai tempat dalam rangka pelayanan jasa wisata. Gambar1.PetaLokasidanWaktuTempuhObyekWisataCandiGedongSongo Jurnal Geografi 143

Desain peta yang dihasilkan pada penelitian ini yaitu berupa peta yang dicetak pada kertas ukuran A4 dengan dilapisi plastik tebal, cukup fleksibel untuk dimanfaatkan dalam pelayanan jasa wisata. Peta dicetak dalam ukuran A4 dengan maksud agar semua objek dapat tergambar dengan jelas dan mudah dibawa kemanapun diperlukan. Dalam rangka melindungi peta dari kerusakan karena terlalu sering dipegang dan kerusakan karena terkena air, maka pelindung peta yang bersifat permanen dari plastik tebal, cukup membantu menjaga keawetan peta. Hasil penelitian untuk tujuan kedua yaitu memberikan pengetahuan dan keterampilan mengenai cara membaca peta lokasi dan waktu tempuh antar candi di komplek Candi Gedong Songo kepada para pelaku jasa wisata, adalah berupa kegiatan yang sifatnya adalah intervensi pengetahuan dan keterampilan kepada pelaku jasa wisata. Kegiatan ini meliputi dua tahap, yaitu pertama dengan ceramah tentang peta tematik dan manfaatnya, dan kedua dengan praktek membaca peta. Pada akhir akhir kegiatan intervensi disebarkan Tabel 1 Hasil Pengisian Angket Kegiatan Pelatihan Bagi Pelaku Jasa Wisata Di Candi Gedong Songo Soal Jawaban Peserta Sgt kurang Kurang Sedang Baik Sgt Baik % % % % % Σ 1 14 35 26 65 2 7 15 10 25 23 60 3 4 10 36 90 4 8 20 32 80 5 2 5 38 95 Sumber : Hasil Penelitian, 2008. Keterangan nomor soal: 1. Bagaimana manfaat pelatihan ini bagi bapak/ibu? 2. Apakah materi pelatihan ini bermanfaat bagi bapak/ibu? 3. Apakah peta yang dibagi mudah dibaca dan dipahami? 4. Apakah Tim Pengabdian menguasai materi pelatihan? 5. Apakah bapak/ibu akan memanfaatkan peta yang dibagi untuk mendukung pekerjaan? 144

Σ angket sederhana yang berupa pertanyaanpertanyaan untuk mengetahui keberhasilan dari kegiatan ini. Hasil angket yang disebarkan kepada peserta menunjukkan hasil seperti tabel 1. Secara umum hasil angket menunjukkan bahwa kegiatan pelatihan ini berlangsung dengan baik dan bermanfaat bagi peserta yaitu para pelaku jasa wisata di Candi Gedong Songo. Dari jawaban angket yang diberikan menunjukkan bahwa materi pelatihan dapat menambah pengetahuan bagi para pelaku jasa wisata (65%). Para pelaku jasa wisata merasa mudah menerima materi materi pelatihan dan mudah memanfaatkan peta yang dibagikan sebagai materi pelatihan. Metode penyajian materi pelatihan dirasakan baik (80%). Peserta pelatihan mengharapkan kegiatan semacam ini dapat dilaksanakan kembali dengan sasaran yang semakin luas dan model peta yang lebih bagus. Kegiatan intervensi pengetahuan dan keterampilan membaca peta dinilai cukup berhasil. Peserta yang terdiri dari para pelaku jasa wisata cukup antusias mengikuti acara kegiatan pelatihan dari pembukaan hingga pelatihan selesai. Peserta mengikuti pelatihan dengan tekun, karena belum pernah memperoleh materi membaca peta dan menggunakan peta tematik untuk mendukung pekerjaan mereka. Kegiatan sesi pertama yaitu intervensi pengetahuan melalui pemberian materi tentang membaca peta tematik khususnya Peta Lokasi dan Waktu Tempuh Objek Wisata Candi Gedong Songo melalui ceramah klasikal. Kegiatan sesi kedua adalah intervensi keterampilan dengan cara membimbing para pelaku jasa wisata untuk praktek membaca dan menggunakan peta tematik Peta Lokasi dan Waktu Tempuh Objek Wisata Candi Gedong Songo yang dilakukan secara berkelompok. Peserta pelatihan merasa pengetahuan dan keterampilan baru tentang membaca peta sangat bermanfaat dalam membantu kelancaran pekerjaan mereka. Peserta juga merasa bahwa dengan peta tersebut mampu memberikan kepuasan berwisata bagi pengunjung. SIMPULAN Desain peta yang dihasilkan dari penelitian ini adalah peta ukuran A4 dengan dilapisi plastik tebal. Peta tersebut cukup fleksibel untuk dimanfaatkan para pelaku jasa wisata di Obyek Wisata Candi Gedong Songo. Peta juga cukup aman dari kerusakan karena terlalu sering dipegang maupun rusak karena air. Intervensi pengetahuan dan keterampilan membaca peta dengan metode ceramah dan pembimbingan bagi pelaku jasa wisata merupakan hal baru bagi peserta. Partisipasi dan tanggapan para peserta sangat baik. Peserta dapat mengetahui salah satu jenis peta tematik yaitu Peta Lokasi dan Waktu Tempuh Candi Gedong Songo, berikut cara membacanya. Pengetahuan tersebut dapat dimanfaatkan dalam kehidupan nyata dalam hal ini sebagai alat yang memudahkan dalam kegiatan wisata di Kompleks Candi Gedong Songo. DAFTAR RUJUKAN..., tt, Komplek Candi Gedong Songo. Jakarta: Dirjen Kebudayaan..., 2007, Kabupaten Semarang Dalam Angka. Semarang: BPS Kabupaten Semarang. Jurnal Geografi 145

Fandeli, Chafid. 2001. Perencanaan Kepariwisataan Alam. Yogyakarta: Fakultas Kehutanan, UGM. Liesnoor, Dewi, 1999. Peningkatan Kemampuan Mempuan Membaca dan Membuat Peta. Semarang: Lembaga Pengabdian Kepada Masyarakat, IKIP Semarang. Sinaga, Maruli, 1995, Pengetahuan Peta. Yogyakarta: Fakultas Geografi, UGM. 146