PENENTUAN KOMODITAS PERTANIAN UNGGULAN DI SUB DAERAH ALIRAN SUNGAI TULIS. Oleh/By: S. Andy Cahyono 1 dan Purwanto 1 RINGKASAN



dokumen-dokumen yang mirip
S. Andy Cahyono dan Purwanto

Created with Print2PDF. To remove this line, buy a license at:

BAB I PENDAHULUAN. langsung persoalan-persoalan fungsional yang berkenaan dengan tingkat regional.

PENDAHULUAN A. Latar Belakang

diperoleh melalui sistem pendataan pengunjung. dilihat pada tabel

KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN. bujur timur. Wilayahnya sangat strategis karena dilewati Jalur Pantai Utara yang

BAB VI INDIKATOR DINAS PERTANIAN YANG MENGACU PADA TUJUAN DAN SASARAN RPJMD RENSTRA D I N A S P E R T A N I A N RENSTRA VI - 130

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 79 TAHUN 2013 TENTANG

Ditulis oleh Administrator Senin, 11 November :47 - Terakhir Diperbaharui Jumat, 29 November :16

GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

BAB VI INDIKATOR DINAS PERTANIAN YANG MENGACU PADA TUJUAN DAN SASARAN RPJMD RENSTRA D I N A S P E R T A N I A N RENSTRA VI - 130

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

PENDAHULUAN. Latar Belakang

Perkembangan Ekonomi Makro

1 PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Pangan merupakan kebutuhan mendasar bagi manusia untuk mempertahankan hidup. Oleh karena itu kecukupan pangan

PEMILIH TERDAFTAR LAKI LAKI PEREMPUAN JUMLAH

BERITA DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2002 NOMOR 52 SERI E

VII. KOMODITAS UNGGULAN DI KABUPATEN BOGOR

SURAT KEPUTUSAN BERSAMA KETUA PENGADILAN NEGERI BANJARNEGARA KELAS II DAN KETUA PENGADILAN AGAMA BANJARNEGARA KELAS 1 A

5 GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN

TINJAUAN PUSTAKA. daerahnya masing-masing. Oleh karena itu tiap daerah sudah lebih bebas dalam

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

I. PENDAHULUAN. dalam pembangunan sektor pertanian. Pada tahun 1997, sumbangan Produk

POTENSI DAN PELUANG PENGEMBANGAN TERNAK SAPI DI LAHAN PERKEBUNAN SUMATERA SELATAN

KEADAAN UMUM LOKASI. Tabel 7. Banyaknya Desa/Kelurahan, RW, RT, dan KK di Kabupaten Jepara Tahun Desa/ Kelurahan

JURIDIKTI, Vol. 6 No. 1, April ISSN LIPI :

1. PERTANIAN, KEHUTANAN, KELAUTAN, PERIKANAN, PETERNAKAN & PERKEBUNAN. Tabel 1.1.1C

KEPUTUSAN KEPALA DINAS PERTANIAN KABUPATEN BANDUNG TENTANG INDIKATOR KINERJA UTAMA (IKU) DINAS PERTANIAN KABUPATEN BANDUNG

Analisis Prioritas Komoditas Unggulan Perkebunan Daerah Kabupaten Buru (Pre-eminent Commodity Preference Analysis of Plantation of Sub-Province Buru)

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

I. PENDAHULUAN. perekonomian nasional. Peran terpenting sektor agribisnis saat ini adalah

BERITA DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2006 NOMOR 12 SERI E

IV. KEADAAN UMUM KABUPATEN SLEMAN. Berdasarkan kondisi geografisnya wilayah Kabupaten Sleman terbentang

A. Realisasi Keuangan

LAPORAN AKHIR PENELITIAN TA 2009 MODEL PROYEKSI JANGKA PENDEK PERMINTAAN DAN PENAWARAN KOMODITAS PERTANIAN UTAMA

ANALISIS KOMODITAS UNGGULAN TANAMAN PANGAN DI KECAMATAN DALAM KAWASAN KESATUAN PENGELOLAAN HUTAN (KPH) TANAH LAUT

BERITA DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2010 NOMOR 24 SERI E

PRODUKSI PANGAN INDONESIA

RPJMD Kab. Temanggung Tahun I X 146

IV. KONDISI UMUM PROVINSI RIAU

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia hingga saat ini masih tergolong negara yang sedang berkembang dengan tingkat pertumbuhan penduduk yang

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang

5.1. Analisa Produk Unggulan Daerah (PUD) Analisis Location Quotient (LQ) Sub Sektor Pertanian, Perkebunan, Peternakan, Perikanan, dan Kehutanan

TINJAUAN PUSTAKA. 2.6 Sub Sektor Perkebunan Kabupaten Simalungun. perekonomian Kabupaten Simalungun yaitu perkebunan besar/negara dan

BAB I PENDAHULUAN. daerah bersangkutan (Soeparmoko, 2002: 45). Keberhasilan pembangunan

Potensi Kota Cirebon Tahun 2010 Bidang Pertanian SKPD : DINAS KELAUTAN PERIKANAN PETERNAKAN DAN PERTANIAN KOTA CIREBON

PENDAHULUAN. Tabel 1. Perkembangan PDB Hortikultura Atas Dasar Harga Berlaku di Indonesia Tahun Kelompok

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

DATA SISTEM INFORMASI PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN KARANGANYAR SAMPAI DENGAN SEMESTER I TAHUN 2016

KAJIAN IDENTIFIKASI KOMODITAS UNGGULAN TANAMAN PANGAN PROVINSI LAMPUNG. Jamhari Hadipurwanta dan Bariot Hafif

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BERITA DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2008 NOMOR 2 SERI E

DOKUMEN RENCANA KINERJA TAHUNAN, PERJANJIAN KINERJA, PENGUKURAN KINERJA, INDIKATOR KINERJA UTAMA (IKU) TAHUN 2016

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Sektor pertanian merupakan sektor yang strategis dan berperan penting

V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN DAN KARAKTERISTIK RESPONDEN. wilayah kilometerpersegi. Wilayah ini berbatasan langsung dengan

PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2016

BAB I PENDAHULUAN. Pemerintahan Daerah dan Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang

3.1 Penilaian Terhadap Sistem Perekonomian / Agribisnis

1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

ANALISIS LOCATION QUOTIENT (LQ) AGROPOLITAN PONCOKUSUMO

IV. GAMBARAN UMUM. Kabupaten Banjarnegara terletak antara 7⁰12 7⁰31 Lintang Selatan dan

I. PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. 1 Kementerian Pertanian Kontribusi Pertanian Terhadap Sektor PDB.

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

2014 EVALUASI KESESUAIAN LAHAN PERTANIAN UNTUK TANAMAN PANGAN DI KECAMATAN CIMAUNG KABUPATEN BANDUNG

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

KAJIAN POTENSI LIMBAH TANAMAN PANGAN SEBAGAI SUMBER PAKAN ALTERNATIF TERNAK KERBAU MOA DI KABUPATEN MALUKU TENGGARA BARAT (MTB)

DAFTAR NAMA DOMAIN INSTANSI DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KABUPATEN BANJARNEGARA JAWA TENGAH

BAB V PERTANIAN. Kabupaten Tegal Dalam Angka

GAMBARAN UMUM. Wilayah Sulawesi Tenggara

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Posisi wilayah Kota Metro berada di tengah Provinsi Lampung, secara

Mukson, E. Prasetyo, B. M. Setiawan dan H. Setiyawan Laboratorium Sosial Ekonomi Peternakan Fakultas Peternakan Universitas Diponegoro ABSTRAK


Termin III PAKET INSENTIF PEMANFAATAN HASIL LITBANG: METODE, INSTRUMEN,TOOLS, STRATEGI, REKOMENDASI

LAPORAN AKHIR PENELITIAN TA 2010 OPTIMALISASI PEMANFAATAN SUMBERDAYA PERTANIAN PADA AGROEKOSISTEM LAHAN KERING

Bidang Tanaman Pangan

I. PENDAHULUAN. sedikit berbukit. Kecamatan Tanjung Bintang merupakan daerah yang sebagian

I. PENDAHULUAN. melalui perluasan areal menghadapi tantangan besar pada masa akan datang.

BAB I PENDAHULUAN. Komoditas hortikultura tergolong komoditas yang bernilai ekonomi tinggi

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. hortikultura, subsektor kehutanan, subsektor perkebunan, subsektor peternakan,

KARAKTERISTIK WILAYAH STUDI. A. Lokasi Geografis

V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Secara geografis, Kabupaten OKU Selatan terletak antara sampai

I. PENDAHULUAN. pelestarian keseimbangan lingkungan. Namun pada masa yang akan datang,

BAB IV VISI, MISI, TUJUAN, DAN SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN

I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

V HASIL DAN PEMBAHASAN

I. PENDAHULUAN. pembentukan Gross National Product (GNP) maupun Produk Domestik Regional

Ayam Ras Pedaging , Itik ,06 12 Entok ,58 13 Angsa ,33 14 Puyuh ,54 15 Kelinci 5.

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. bernama Tiuh Margakaya pada tahun 1738 Masehi yang dihuni masyarakat

RENSTRA BAB V RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN, INDIKATOR KINERJA, KELOMPOK SASARAN DAN PENDANAAN INDIKATIF D I N A S P E R T A N I A N

BAB III METODE PENELITIAN. komoditas tanaman pangan pada 21 kecamatan di wilayah Kabupaten

I. PENDAHULUAN. nasional yang diarahkan untuk mengembangkan daerah tersebut. Tujuan. dari pembangunan daerah adalah untuk meningkatkan kesejahteraan

RINGKASAN EKSEKUTIF HENNY NURLIANI SETIADI DJOHAR IDQAN FAHMI

PENDAHULUAN Latar Belakang

Transkripsi:

PENENTUAN KOMODITAS PERTANIAN UNGGULAN DI SUB DAERAH ALIRAN SUNGAI TULIS Oleh/By: S. Andy Cahyono 1 dan Purwanto 1 1) Balai Penelitian Teknologi Kehutanan Pengelolaan Daerah Aliran Sungai Jl. Jend A. Yani-Pabelan, Kartasura. PO BOX 295 Surakarta 57102 Telp/Fax: (0271) 716709; 716959 Email: sandycahyono@yahoo.com *) Naskah diterima: ; Edit terakhir: RINGKASAN Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui komoditas unggulan pertanian di DAS Tulis. Metode Location Quotient dipergunakan untuk menentukan komoditi yang memiliki keunggulan komparatif di setiap desa yang berada di DAS Tulis. Data yang digunakan merupakan data sekunder untuk wilayah banjarnegara dan Wonosobo dimana DAS Tulis berada. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada komoditas yang khusus suatu daerah dan banyak komoditas tersebar di semua daerah. Komoditas unggul yang banyak diusahakan menunjukkan kesesuaian agroklimatologis dan sosioekonomi yaitu padi dan jagung (tanaman pangan), kentang dan kubis (hortikultura), salak (buahbuahan), sengon (kehutanan), kambing dan sapi (ternak ruminansia) dan ayam (ternak non ruminansia). Kata kunci: Location Quotient, keunggulan komparatif, daerah aliran sungai I. PENDAHULUAN Salah satu tantangan terbesar pengelolaan sumberdaya alam adalah memenuhi kebutuhan manusia, terutama pangan, yang semakin meningkat dari tahun ke tahun. Sheng (1986; 1990) mensinyalir bahwa perkembangan penduduk yang tinggi menyebabkan kerusakan sumberdaya. Pada dasarnya, DAS dapat dipergunakan sebagai kerangka kerja (unit) pengelolaan sumberdaya alam dan sektor-sektor ekonomi yang berinteraksi dalam suatu DAS. Sektor pertanian (pangan, hortikultura, kehutanan, peternakan, perikanan) yang diberi mandat utama penyediaan pangan dapat menggunakan konsep DAS untuk menjamin kelangsungan usahataninya terutama dalam penyediaan air dan sumberdaya lainnya. Dalam pengelolaan sumberdaya dalam DAS 1

maka efisiensi menjadi salah satu kata kunci keberhasilan pembangunan dan kesejahteraan. Langkah awal untuk menuju pertanian yang efisien adalah penentuan komoditas unggulan yang diusahakan sehingga diperoleh komoditas yang memiliki keunggulan komparatif. Menurut Rachman, (2003 dalam Hidayah, 2010) yang dimaksud dengan komoditas unggulan adalah komoditas yang memiliki posisi strategis untuk dikembangkan di suatu wilayah. Posisi strategis tersebut didasarkan pada pertimbangan teknis (kondisi tanah dan iklim), sosial ekonomi dan kelembagaan. Penentuan komoditas unggulan ini mempertimbangkan pula ketersediaan dan kapabilitas sumberdaya (alam, modal, dan manusia) untuk menghasilkan dan memasarkan semua komoditas yang dapat diproduksi suatu daerah secara simultan. Pertimbangan lainnya, hanya komoditas yang diusahakan secara efisien dari sisi teknologi dan sosial ekonomi serta mempunyai keunggulan komparatif yang akan mampu bersaing secara berkelanjutan dengan komoditas yang sama dari wilayah lain. Menurut Hidayah (2010) komoditas unggulan harus layak diusahakan karena memberikan keuntungan kepada petani baik secara biofisik, sosial, dan ekonomi. Komoditas tertentu dikatakan layak secara biofisik jika sesuai dengan agroekologi, layak secara sosial jika komoditas tersebut memberi peluang berusaha, bisa dilakukan dan diterima oleh masyarakat setempat sehingga berdampak pada penyerapan tenaga kerja. Sedangkan layak secara ekonomi artinya komoditas tersebut menguntungkan. Salah satu pendekatan yang dapat dipergunakan untuk menginisiasi komoditas unggulan adalah metode Location Quotient (LQ). Metode LQ menggunakan konsentrasi relative atau derajat spesialisasi kegiatan ekonomi melalui pendekatan perbandingan dan umumnya untuk mendapatkan informasi penetapan sektor atau komoditas unggulan sebagai leading sector (Hendayana, 2003). Lebih lanjut dikatakan bahwa untuk komoditas yang berbasis lahan (tanaman pangan, hortikultura, perkebunan dan kehutanan) maka perhitungannya dapat menggunakan luas areal, produksi dan produktivitas. Untuk komoditas yang tidak berbasis lahan seperti sektor peternakan maka dasar penghitungannya adalah jumlah populasi. DAS Tulis merupakan salah satu DAS dimana sektor pertanian cukup dominan dalam kehidupan masyarakat terutama tanaman hortikultura di Dataran Tinggi Dieng. 2

Persoalan konservasi lahan dan kelestarian cagar budaya menjadikan kawasan ini menarik tidak saja secara lokal tetapi juga nasional. Upaya telah banyak dilakukan untuk mengatasi persoalan Dieng dan penentuan komoditas unggulan diharapkan dapat mengefisienkan pertanian di DAS Tulis sehingga kesejahteraan meningkat. Untuk itu tujuan penelitian ini adalah mengetahui komoditas pertanian unggulan di sub DAS Tulis. II. METODE PENELITIAN A. Teori basis Teori basis ekspor murni dikembangkan pertama kali oleh Tiebout (Almulaibari, 2011). Teori basis ekonomi berpandangan bahwa laju pertumbuhan ekonomi suatu wilayah ditentukan oleh besarnya peningkatan ekspor dari wilayah tersebut. Teori ini mengelompokkan kegiatan ekonomi dalam kegiatan basis dan non basis. Kegiatan basis adalah semua kegiatan baik penghasil produk maupun penyedia jasa yang mendatangkan uang dari luar wilayah. Sedangkan kegiatan non basis adalah untuk memenuhi kebutuhan konsumsi lokal, karena itu permintaan sektor ini sangat dipengaruhi oleh tingkat kenaikan pendapatan masyarakat setempat. Kondisi tersebut membuat sektor ini terikat terhadap kondisi ekonomi setempat dan tidak bisa berkembang melebihi pertumbuhan ekonomi wilayah. Atas dasar anggapan itu, maka satu-satunya sektor yang bisa meningkatkan perekonomian wilayah melebihi pertumbuhan alamiah adalah sektor basis (Tarigan, 2004 dalam Almulaibari, 2011). Asumsi tersebut membuat suatu daerah akan mempunyai sektor unggulan apabila daerah tersebut dapat memenangkan persaingan pada sektor yang sama dengan daerah lain sehingga dapat menghasilkan ekspor. B. Lokasi Penelitian Penelitian dilakukan di Sub DAS Tulis. Sub DAS Tulis mencakup luas 19489,638 ha yang secara geografis terletak diantara 109 42 44 109 55 22 BT dan 7 10 43 7 26 39 LS, dan secara administratif berada di 4 (empat) kabupaten yakni Wonosobo (6578,76ha), Banjarnegara (12811,11ha), Batang (83,717ha), dan Kebumen (16,051ha). Kecamatan yang masuk wilayah Kabupaten Wonosobo yakni: Kejajar, Watumalang, dan Sukoharjo; Kecamatan yang masuk wilayah Kabupaten Banjarnegara yakni : Banjarnegara, Batur, Madukara, Pagentan, Pejawaran dan Sigaluh; Kecamatan 3

yang masuk wilayah Kabupaten Batang yakni: Bawang dan Rebang; Kecamatan yang masuk wilayah Kabupaten Kebumen yakni: Sedang. Dari kecamatan-kecamatan tersebut terdapat 79 Desa yang masuk wilayah DAS Mikro Tulis (Purwanto, et al., 2012). C. Pengumpulan dan Analisis Data Penelitian ini menggunakan data sekunder yang berasal dari Badan Pusat Statistik Kabupaten Banjarnegara dan Kabupaten Wonosobo. Untuk menghitung nilai LQ dipergunakan data luas panen untuk tanaman pangan, hortikultura, dan perkebunan kehutanan dengan menggunakan formula: LQ / pi / pt Pi Pt Untuk komoditas yang menggunakan data produksi maka pi = luas areal panen komoditas i pada tingkat desa (Ha) pt = luas areal panen subsektor komoditas i pada tingkat desa (Ha) Pi = luas areal panen komoditas i pada tingkat DAS (Ha) Pt = luas areal panen subsektor komoditas i pada tingkat DAS (Ha) Untuk komoditas yang menggunakan jumlah populasi seperti subsektor peternakan maka satuannya adalah ekor. LQ diinterpretasi dengan menggunakan kriteria (Ron hood, 1988 dalam Sari 2010) sebagai berikut: LQ > 1 menunjukkan terdapat konsentrasi relative disuatu wilayah dibandingkan dengan keseluruhan wilayah. Hal ini berarti komoditas i disuatu wilayah merupakan sektor basis yang berarti komoditas i di wilayah itu memiliki keunggulam komparatif. LQ = 1, merupakan sektor non basis, artinya komoditas i disuatu wilayah tidak memiliki keunggulan komparatif, produksi komoditas yang dihasilkan hanya cukup untuk memenuhi kebutuhan sendiri dalam wilayah itu. LQ < 1, merupakan sektor non basis, artinya komoditas i disuatu wilayah tidak memiliki keunggulan komparatif, produksi komoditas i di wilayah itu tidak dapat memenuhi kebutuhan sendiri dan harus mendapat pasokan dari luar wilayah. Untuk menentukan komoditas unggulan di suatu wilayah maka nilai LQ dari komoditas tersebut harus lebih besar daripada 1. Nilai LQ yang lebih tinggi menunjukkan 4

keunggulan komparatif yang lebih tinggi pula dibandingkan dengan nilai LQ yang lebih rendah. III. HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil analisis menunjukkan bahwa di Sub DAS Tulis terdapat 36 komoditas yang potensial untuk dikembangkan. Komoditas sektor tanaman pangan yang dapat diidentifikasi sebanyak 6 komoditas yaitu padi sawah, padi ladang, jagung, ubi kayu, ubi jalar, dan kacang tanah. Untuk tanaman hortikultura terdapat 9 komoditas yaitu cabe, tomat, buncis, kacang panjang, kentang, sawi, bawang daun, kubis, dan salak. Tanaman perkebunan kehutanan terdiri dari 7 komoditas yaitu tembakau, sengon, kopi, kemukus, kakao, kapulogo, dan teh. Ternak dibagi menjadi ternak ruminansia dan non ruminansia. Ternak ruminansia terdiri dari 7 komoditas yaitu sapi perah, sapi, kerbau, kuda, kambing, domba, dan kelinci. Sedangkan ternak non ruminansia atau unggas terdiri dari 7 komoditas yaitu ayam buras, ayam ras, itik, itik manila, puyuh, entoq, dan angsa. Hasil analisis Location Quotient (LQ) setiap komoditi untuk setiap desa disajikan pada Lampiran 1 sampai Lampiran 5. Komoditas pertanian unggulan yang disajikan Lampiran 1 sampai 5 menunjukkan bahwa ada komoditas yang hanya memiliki keunggulan komparatif pada daerah atau desa tertentu saja, misal buncis, kacang panjang dan puyuh. Sedangkan komoditas lainnya memiliki keunggulan komparatif tersebar pada banyak daerah yang berarti komoditas tersebut memiliki peluang luas untuk dikembangkan. Tabel 1 menunjukkan keragaan komoditas unggulan di Sub DAS Tulis. 5

Tabel 1. Keragaan komoditas unggulan di Sub DAS Tulis No Desa Tanaman pangan Hortikultura Perkebunan Kehutanan Ternak ruminansia Ternak non ruminansia Total 1 Cendana 5 0 0 2 2 9 2 Tlagawera 4 0 0 2 2 8 3 Sokayasa 5 0 0 2 3 10 4 Sokanandi 4 0 0 4 2 10 5 Batur 0 3 2 3 3 11 6 Sumberejo 0 3 2 2 2 9 7 Pekasiran 0 3 0 2 2 7 8 Kepakisan 0 3 0 2 2 7 9 Karang tengah 0 3 0 3 2 8 10 Dieng kulon 0 3 0 2 2 7 11 Bakal 0 3 0 2 2 7 12 Pasurenan 0 3 0 1 2 6 13 Karanganyar 1 0 0 2 2 5 14 Clapar 1 0 0 2 2 5 15 Gununggiana 1 0 0 1 2 4 16 Talunamba 1 0 0 1 2 4 17 Penawangan 1 0 0 1 2 4 18 Kutayasa 1 0 0 2 2 5 19 Bantarwaru 1 0 0 3 2 6 20 Dawuhan 1 0 0 5 2 8 21 Pagelak 1 0 0 5 1 7 22 Pekauman 1 0 0 3 2 6 23 Madukara 1 0 0 2 2 5 24 Larangan 2 0 0 1 1 4 25 Tegaljeruk 1 0 0 1 2 4 26 Kasmaran 1 0 0 1 3 5 27 Majasari 1 0 0 2 3 6 28 Plumbungan 2 0 0 2 3 7 29 Pagentan 2 0 0 2 3 7 30 Kalitlaga 2 0 1 2 2 7 31 Kayuares 2 0 0 1 2 5 32 Gumingsir 2 0 1 2 3 8 33 Sokaraja 2 0 0 1 2 5 34 Metawana 2 0 0 2 1 5 35 Karang Nangka 2 0 1 2 3 8 36 Aribaya 2 0 0 1 1 4 37 Gembol 1 0 0 1 4 6 38 Condong Campur 1 0 0 1 4 6 39 Beji 1 0 1 2 4 8 6

40 Semangkung 1 0 0 1 4 6 41 Sidengok 1 0 1 2 4 8 42 Pegundungan 2 0 1 2 4 9 43 Pejawaran 1 0 1 2 4 8 44 Sigaluh 1 0 0 3 1 5 45 Wanacipta 1 0 0 2 2 5 46 Gembongan 3 0 0 2 2 7 47 Prigi 2 0 0 2 1 5 48 Pringamba 2 0 0 2 1 5 49 Singomerto 1 0 0 4 2 7 50 Karangmangu 1 0 0 2 2 5 51 Kemiri 3 0 0 2 3 8 52 Kalibenda 2 0 0 2 2 6 53 Mojotengah 1 0 0 3 1 5 54 Pacet 1 0 0 2 3 6 55 Dieng 0 3 0 1 2 6 56 Jojogan 0 2 0 1 2 5 57 Parikesit 0 2 0 1 2 5 58 Sikunang 0 2 0 1 1 4 59 Campursari 0 4 1 1 1 7 60 Jebeng Plampitan 2 0 3 3 3 11 61 Kalibening 2 0 2 2 3 9 62 Pulus 2 1 2 3 2 10 63 Garung lor 2 0 2 3 2 9 64 Soroyudan 2 1 2 3 3 11 65 Gunung Tugel 0 0 5 2 2 9 66 Gumiwang 1 0 3 2 2 8 67 Plodongan 1 1 3 2 1 8 68 Sukoharjo 2 2 5 4 3 16 69 Rogojati 1 2 1 4 2 10 70 Sempol 1 1 1 2 1 6 71 Limbangan 3 3 0 3 2 11 72 Kalidesel 1 0 0 2 1 4 73 Mutisari 1 2 0 2 2 7 74 Binangun 2 1 0 2 2 7 75 Pasuruhan 2 2 0 2 2 8 76 Watumalang 1 1 0 2 3 7 77 Banyukembar 0 2 0 2 2 6 78 Wonosroyo 0 1 0 2 3 6 79 Gumawang Kidul 1 2 0 2 3 8 7

Tabel 1 menunjukkan bahwa minimal setiap desa memiliki 4 komoditas dan bahkan ada yang mencapai 16 komoditas unggulan yaitu Desa Sukoharjo. Sebanyak 24 (30,4%) desa memiliki 1 sampai 5 komoditi andalan, 50 desa (63,3%) memiliki 6 sampai 10 komoditas andalan dan 5 desa (6,3%) memiliki lebih dari 10 komoditi andalan yang dapat dikembangkan. Semakin banyak komoditas yang termasuk kategori basis berarti semakin banyak komoditas yang memiliki keunggulan komparatif untuk dikembangkan dalam suatu desa. Tanaman pangan merupakan komoditas unggulan utama, kecuali beberapa desa yang tidak memiliki keunggulan komparatif. Untuk tanaman hortikultura didominasi oleh kentang dan kubis, tetapi hanya beberapa daerah saja yang memiliki keunggulan komparatif. Daerah yang tidak memiliki keunggulan komparatif tetapi tetap menanam kentang didorong oleh pendapatan yang tinggi dari usahatani kentang meskipun membutuhkan modal besar dan resiko usaha yang tinggi. Hampir setiap desa memiliki minimal satu komoditas ternak unggulan baik ternak ruminansia maupun non ruminansia. Ini menunjukkan bahwa Sub DAS Tulis potensial untuk dikembangkan sektor peternakan terutama kambing, sapi, dan ayam buras. Hasil LQ yang berdasarkan produksi dan populasi dapat memenuhi kriteria unggulan dari aspek penawaran karena besarnya merupakan resultante kesesuaian tumbuh tanaman/ternak dengan kondisi agroekologis yang mencakup unsur iklim, fisiografis dan jenis tanah (Hendayana, 2003). Komoditas yang memiliki keunggulan komparatif menjadi basis bagi pengembangan ekonomi yang diharapkan dapat diekspor keluar daerah sehingga pendapatan yang diperoleh dapat dipergunakan untuk pembangunan dan meningkatkan sektor non basis. Tabel 2 menunjukkan sentra komoditas unggulan pada tiap desa di Sub DAS Tulis 8

Tabel 2. Sentra komoditas unggulan di Sub DAS Tulis No Komoditas Sentra Desa potensial 1 Padi sawah Sigaluh, Wanacipta, Singomerto, Pekauman, Madukara 44 2 Padi ladang Cendana, Tlagawera, Sokayasa 3 3 Jagung Mojotengah, Pacet, Gambol, Condong campur, Semangkung 36 4 Ubi kayu Tlagawera, Cendana, Sokayasa, Sokanandi, Pringamba 6 5 Ubi jalar Kemiri, Gembongan, Binangun, Sokayasa, Cendana 7 6 Kacang tanah Kemiri, Gembongan, Kalibenda, Prigi, Tlagawera 9 7 Cabe Gumawang kidul, Binangun, Banyukembar, Limbangan, Pasuruhan 10 8 Tomat Rogojati, Soroyudan, Sukoharjo 3 9 Buncis Limbangan 1 10 Kacang panjang Limbangan 1 11 Kentang Kepakisan, Karang tengah, Dieng kulon, Sikunang, Pekasiran 13 12 Sawi Campursari 1 13 Bawang daun Mutisari, Pasurenan, Dieng kulon, Pekasiran, Pasurenan 11 14 Kubis Parikesit, Campursari, Dieng, Jojogan, Mutisari 15 15 Salak Wonosroyo, Banyukembar, Gumawang kidul, Watumalang 4 16 Tembakau Campursari, Batur, Sumberejo 3 17 Sengon Gunung tugel, Plodongan, Beji, Sempol, Pejawaran 18 18 Kopi Gunung tugel, Plodongan, Pulus, Garung lor, Gumiwang 9 19 Kemukus Gunung tugel, Sukoharjo 2 20 Kakao Plodongan, Gunung tugel, Soroyudan, Jebeng plampitan, Sukoharjo 5 21 Kapulogo Gunung tugel, Gumiwang, Sukoharjo 3 22 Teh Batur, Sumberejo 2 23 Sapi perah Kalidesel, Pasuruhan, Binangun, Mutisari, Banyukembar 5 24 Sapi Gununggiana, Talunamba, Tegaljeruk, Sikunang, Campursari 39 25 Kerbau Singomerto, Sokanandi, Sukoharjo, Sokayasa, Tlagawera 12 26 Kuda Sokanandi, Limbangan, Kalibenda, Singomerto, Pagelak 11 27 Kambing Jojogan, Gunung tugel, Pringamba, Karangmangu, Cendana 55 28 Domba Karang tengah, Bakal, Kepakisan, Pasurenan, Pekasiran 11 29 Kelinci Penawangan, Kalibenda, Karang anyar, Sigaluh, Bantarwaru 32 30 Ayam buras Campursari, Tegaljeruk, Metawana, Aribaya, Pringamba 60 31 Ayam ras Sempol, Sigaluh, Plodongan, Rogojati, Sukoharjo 14 32 Itik Dieng kulon, Pasurenan, Bakal, Karangtengah, Kepakisan 35 33 Itik manila Pekasiran, Pasurenan, Karang tengah, Kepakisan, Bakal 36 34 Puyuh Sukoharjo 1 35 Entoq Garung lor, Jebeng plampitan, Pulus, Soroyudan, Kalibening 9 36 Angsa Semangkung, Sidengok, Soroyudan, Jebeng plampitan, Condong campur 18 9

Catatan: Desa potensial merupakan desa yang memiliki keunggulan komparatif (Nilai LQ > 1) untuk komoditas tersebut. Padi sawah merupakan tanaman pangan yang banyak diusahakan di Sub DAS Tulis (44 desa) dan jagung merupakan tanaman palawija yang banyak diusahakan petani (36 desa). Tanaman kubis (15 desa) dan kentang (13) menjadi komoditas unggulan bagi sebagaian besar desa-desa di Sub DAS Tulis. Ketinggian tempat, iklim dan faktor sosial ekonomi budaya telah mendorong banyak desa yang mengusahakan tanaman kentang dan kubis. Faktor harga merupakan salah satu pemicu meluasnya tanaman kentang di Sub DAS Tulis. Untuk tanaman perkebunan kehutanan yang banyak tersebar adalah sengon yang menyebar di 18 desa. Kesesuaian lahan dan harga yang relatif tinggi mendorong banyak petani mengusahakan sengon. Selain itu, industri pengolahan hasil hutan kayu telah berkembang dengan cukup baik sehingga menjamin permintaan kayu. Untuk ternak ruminansia, kambing (55 desa) banyak diusahakan oleh masyarakat dan sapi yang merupakan raja kaya diusahakan di 39 desa. Untuk ternak non ruminansia di dominasi oleh ternak ayam buras yang merupakan komoditas unggulan 60 desa di Sub DAS Tulis. Pemetaan komoditas yang unggul dapat dilakukan dengan menggunakan LQ untuk setiap desa. Namun, rekomendasi yang dihasilkan bukan hasil studi kelayakan namun hasil tersebut dapat dipergunakan untuk menentukan bidang usaha yang prospektif dan perlu dilanjutkan dengan studi kelayakan untuk setiap usaha. IV. KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan 1. Informasi desa yang memiliki keunggulan atas suatu komoditas perlu diketahui karena mencerminkan pewilayahan komoditas. 2. Ada komoditas yang hanya ada pada suatu daerah secara khusus dan banyak komoditas yang tersebar disemua daerah. 3. Desa yang memiliki banyak komoditas unggulan akan menjadi pemasok bagi daerah non basis dan desa dengan banyak komoditi unggulan akan lebih maju dibandingkan dengan daerah yang sedikit memiliki komoditi unggulan. 10

B. Saran 1. Informasi ini dapat dipergunakan untuk menentukan komoditas yang menjadi andalan setiap desa sehingga setiap desa minimal mempunyai satu komoditas unggulan (one village one product). sumberdaya. Spesialisasi komoditas akan mengefisienkan penggunaan 2. Perlu penelitian lebih lanjut tentang kelayakan usaha setiap komoditi dan kesesuaian lahan untuk komoditi tersebut. 3. Perlu penelitian lanjutan mengenai aliran komoditi dari daerah basis ke daerah non basis dalam DAS Tulis ataupun yang berasal dari luar DAS Tulis. DAFTAR PUSTAKA Almulaibari, H. 2011. Analisis potensi pertumbuhan ekonomi kota Tegal: tahun 2004 2008. Skripsi. Fakultas Ekonomi. Universitas Diponegoro. Semarang. Tidak dipublikasikan. Hendayana, R. 2003. Aplikasi metode location quotient (LQ) dalam penentuan komoditas unggulan nasional. Informatika Pertanian 12 (2003): 1--21. Hidayah, I. 2010. Analisis prioritas unggulan perkebunan daerah Kabupaten Buru. AGRIKA, 4 (1): 1--8 Purwanto, Paimin, U.H. Murtiono, E. Irawan dan S.A. Cahyono. 2012. Pengelolaan lahan sayur marginal dalam upaya meningkatkan produksi dan daya dukung daerah aliran sungai (DAS) mikro: studi kasus di kawasan Dieng. Laporan hasil penelitian termin I. Balai Penelitian Teknologi Kehutanan Pengelolaan Daerah Aliran Sungai. Badan Penelitian dan Pengembangan Kehutanan. Departemen Kehutanan. Tidak dipublikasikan. Sari, R.M. 2010. Analisis komoditas unggulan pertanian di Pulau Buru, Provinsi Maluku. Jurnal Agroforestry, 5 (3): 228 236. Sheng, T.C. 1986. Watershed Management Planning : Practical Aproaches. Dalam Strategies, approaches, and systems in integrated watershed management. FAO Conservation Guide 14. FAO,UN. Rome. Sheng, T.C. 1990. Watershed Management Field Manual. Watershed survey and planning. FAO Conservation Guide 13/6. FAO,UN. Rome. 11

Lampiran 1. Nilai LQ untuk komoditas tanaman pangan Sub DAS Tulis No Desa Padi sawah Padi ladang Jagung Ubi kayu Ubi jalar Kacang tanah 1 Cendana 1.10 15.87 0.16 8.52 5.12 7.26 2 Tlagawera 0.80 12.81 0.03 9.97 2.48 8.22 3 Sokayasa 1.58 11.44 0.20 7.10 6.31 3.83 4 Sokanandi 2.23 0.00 0.25 5.35 3.40 2.41 5 Batur 0.00 0.00 0.54 0.00 0.00 0.00 6 Sumberejo 0.00 0.00 0.22 0.00 0.00 0.00 7 Pekasiran 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 8 Kepakisan 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 9 Karang tengah 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 10 Dieng kulon 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 11 Bakal 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 12 Pasurenan 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 13 Karanganyar 3.98 0.00 0.22 0.78 0.00 0.00 14 Clapar 4.25 0.00 0.17 0.25 0.00 0.00 15 Gununggiana 4.03 0.00 0.19 0.79 0.00 0.00 16 Talunamba 4.18 0.00 0.16 0.50 0.00 0.00 17 Penawangan 4.27 0.00 0.11 0.46 0.00 0.00 18 Kutayasa 3.93 0.00 0.24 0.83 0.00 0.00 19 Bantarwaru 3.82 0.00 0.32 0.81 0.00 0.00 20 Dawuhan 4.36 0.00 0.12 0.17 0.00 0.00 21 Pagelak 4.06 0.00 0.21 0.60 0.00 0.00 22 Pekauman 4.49 0.00 0.04 0.13 0.00 0.00 23 Madukara 4.28 0.00 0.14 0.30 0.00 0.00 24 Larangan 1.39 0.00 2.07 0.00 0.00 0.00 25 Tegaljeruk 0.00 0.00 2.75 0.79 0.00 0.00 26 Kasmaran 0.00 0.00 2.69 0.92 0.59 0.00 27 Majasari 0.00 0.00 2.80 0.49 0.00 0.00 28 Plumbungan 1.42 0.00 1.85 0.62 0.35 0.00 29 Pagentan 2.11 0.00 1.43 0.53 0.29 0.00 30 Kalitlaga 1.51 0.00 1.63 0.81 0.43 0.00 31 Kayuares 1.87 0.00 1.59 0.58 0.31 0.00 32 Gumingsir 1.32 0.00 1.79 0.89 0.41 0.00 33 Sokaraja 1.71 0.00 1.63 0.75 0.42 0.00 34 Metawana 2.35 0.00 1.20 0.85 0.48 0.00 35 Karang Nangka 1.67 0.00 1.64 0.81 0.37 0.00 36 Aribaya 1.15 0.00 2.03 0.67 0.37 0.00 37 Gembol 0.00 0.00 2.97 0.00 0.00 0.00 38 Condong Campur 0.00 0.00 2.97 0.00 0.00 0.00 12

39 Beji 0.00 0.00 2.47 0.00 0.00 0.00 40 Semangkung 0.00 0.00 2.97 0.00 0.00 0.00 41 Sidengok 0.00 0.00 2.76 0.00 0.00 0.00 42 Pegundungan 0.00 0.00 2.06 2.72 0.00 0.00 43 Pejawaran 0.00 0.00 2.45 0.70 0.00 3.44 44 Sigaluh 4.61 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 45 Wanacipta 4.61 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 46 Gembongan 3.07 0.00 0.54 0.00 38.55 36.85 47 Prigi 4.02 0.00 0.23 0.00 0.00 31.18 48 Pringamba 0.00 0.00 1.78 5.08 0.00 0.00 49 Singomerto 4.61 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 50 Karangmangu 3.95 0.00 0.42 0.00 0.00 0.00 51 Kemiri 2.85 0.00 0.42 0.00 60.57 57.91 52 Kalibenda 3.52 0.00 0.35 0.75 0.00 35.77 53 Mojotengah 0.00 0.00 2.97 0.00 0.00 0.00 54 Pacet 0.00 0.00 2.97 0.00 0.00 0.00 55 Dieng 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 56 Jojogan 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 57 Parikesit 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 58 Sikunang 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 59 Campursari 0.00 0.00 0.57 0.00 0.00 0.00 60 Jebeng Plampitan 2.35 0.00 1.34 0.00 0.00 0.00 61 Kalibening 1.36 0.00 1.72 0.31 0.00 0.00 62 Pulus 1.18 0.00 1.82 0.64 0.00 0.00 63 Garung lor 1.43 0.00 1.78 0.41 0.00 0.00 64 Soroyudan 1.56 0.00 1.64 0.60 0.00 0.00 65 Gunung Tugel 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 66 Gumiwang 0.00 0.00 2.59 0.46 0.00 0.00 67 Plodongan 1.93 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 68 Sukoharjo 1.92 0.00 1.41 0.20 0.00 0.00 69 Rogojati 4.11 0.00 0.00 0.41 0.00 0.00 70 Sempol 3.90 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 71 Limbangan 2.25 0.00 1.13 1.21 0.00 0.00 72 Kalidesel 0.00 0.00 2.84 0.00 0.00 0.00 73 Mutisari 0.00 0.00 1.76 0.00 0.00 0.00 74 Binangun 0.00 0.00 2.44 0.07 20.93 0.00 75 Pasuruhan 1.68 0.00 1.44 0.00 0.00 0.00 76 Watumalang 2.38 0.00 0.80 0.00 0.00 0.00 77 Banyukembar 0.85 0.00 0.86 0.81 0.00 0.00 78 Wonosroyo 0.10 0.00 0.05 0.00 0.00 0.00 79 Gumawang Kidul 0.00 0.00 1.25 0.98 0.00 0.00 13

Lampiran 2. Nilai LQ untuk tanaman hortikultura Sub DAS Tulis No Desa cabe tomat buncis kacang panjang kentang sawi bawang daun kubis salak 1 Cendana 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 2 Tlagawera 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 3 Sokayasa 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 4 Sokanandi 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 5 Batur 0.00 0.00 0.00 0.00 2.91 0.00 3.49 1.46 0.00 6 Sumberejo 0.00 0.00 0.00 0.00 3.04 0.00 3.37 2.65 0.00 7 Pekasiran 0.00 0.00 0.00 0.00 3.35 0.00 3.78 2.93 0.00 8 Kepakisan 0.00 0.00 0.00 0.00 3.51 0.00 3.57 2.54 0.00 Karang 9 tengah 0.00 0.00 0.00 0.00 3.48 0.00 3.55 2.63 0.00 10 Dieng kulon 0.00 0.00 0.00 0.00 3.45 0.00 3.81 2.65 0.00 11 Bakal 0.00 0.00 0.00 0.00 3.25 0.00 3.58 3.27 0.00 12 Pasurenan 0.00 0.00 0.00 0.00 3.20 0.00 4.49 3.16 0.00 13 Karanganyar 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 14 Clapar 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 15 Gununggiana 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 16 Talunamba 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 17 Penawangan 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 18 Kutayasa 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 19 Bantarwaru 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 20 Dawuhan 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 21 Pagelak 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 22 Pekauman 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 23 Madukara 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 24 Larangan 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 25 Tegaljeruk 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 26 Kasmaran 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 27 Majasari 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 28 Plumbungan 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 29 Pagentan 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 30 Kalitlaga 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 31 Kayuares 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 32 Gumingsir 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 33 Sokaraja 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 34 Metawana 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 Karang 35 Nangka 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 36 Aribaya 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 37 Gembol 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 Condong 38 Campur 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 14

39 Beji 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 40 Semangkung 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 41 Sidengok 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 42 Pegundungan 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 43 Pejawaran 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 44 Sigaluh 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 45 Wanacipta 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 46 Gembongan 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 47 Prigi 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 48 Pringamba 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 49 Singomerto 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 50 Karangmangu 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 51 Kemiri 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 52 Kalibenda 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 53 Mojotengah 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 54 Pacet 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 55 Dieng 0.00 0.00 0.00 0.00 3.08 0.00 1.02 4.46 0.00 56 Jojogan 0.00 0.00 0.00 0.00 3.19 0.00 0.72 4.22 0.00 57 Parikesit 0.00 0.00 0.00 0.00 2.58 0.00 0.45 6.04 0.00 58 Sikunang 0.00 0.00 0.00 0.00 3.42 0.00 0.39 3.67 0.00 59 Campursari 0.00 0.00 0.00 0.00 1.28 45.83 1.23 5.13 0.00 Jebeng 60 Plampitan 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 61 Kalibening 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 62 Pulus 1.12 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 63 Garung lor 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 64 Soroyudan 0.70 13.76 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 Gunung 65 Tugel 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 66 Gumiwang 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 67 Plodongan 5.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 68 Sukoharjo 2.06 6.78 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 69 Rogojati 5.02 37.23 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 70 Sempol 7.98 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 71 Limbangan 8.77 0.00 74.33 74.33 0.00 0.00 0.00 0.03 0.00 72 Kalidesel 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.23 0.50 0.00 73 Mutisari 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 5.78 3.90 0.00 74 Binangun 21.48 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.47 0.57 0.00 75 Pasuruhan 8.39 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 1.64 0.00 76 Watumalang 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 9.72 77 Banyukembar 14.89 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.14 18.46 78 Wonosroyo 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 43.92 Gumawang 79 Kidul 67.38 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 12.97 15

Lampiran 3. Nilai LQ untuk tanaman perkebunan kehutanan Sub DAS Tulis No Desa tembakau sengon kopi kemukus kakao kapulogo teh 1 Cendana 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 2 Tlagawera 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 3 Sokayasa 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 4 Sokanandi 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 5 Batur 3.67 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 9.47 6 Sumberejo 1.95 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 8.23 7 Pekasiran 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 8 Kepakisan 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 9 Karang tengah 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 10 Dieng kulon 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 11 Bakal 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 12 Pasurenan 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 13 Karanganyar 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 14 Clapar 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 15 Gununggiana 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 16 Talunamba 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 17 Penawangan 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 18 Kutayasa 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 19 Bantarwaru 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 20 Dawuhan 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 21 Pagelak 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 22 Pekauman 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 23 Madukara 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 24 Larangan 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 25 Tegaljeruk 0.00 0.47 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 26 Kasmaran 0.00 0.91 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 27 Majasari 0.00 0.89 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 28 Plumbungan 0.00 0.86 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 29 Pagentan 0.00 0.89 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 30 Kalitlaga 0.00 2.93 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 31 Kayuares 0.00 0.65 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 32 Gumingsir 0.00 1.87 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 33 Sokaraja 0.00 0.90 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 34 Metawana 0.00 0.77 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 35 Karang Nangka 0.00 1.05 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 36 Aribaya 0.00 0.56 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 37 Gembol 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 38 Condong Campur 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 39 Beji 0.00 8.51 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 16

40 Semangkung 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 41 Sidengok 0.00 3.49 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 42 Pegundungan 0.00 4.52 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 43 Pejawaran 0.00 5.79 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 44 Sigaluh 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 45 Wanacipta 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 46 Gembongan 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 47 Prigi 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 48 Pringamba 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 49 Singomerto 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 50 Karangmangu 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 51 Kemiri 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 52 Kalibenda 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 53 Mojotengah 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 54 Pacet 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 55 Dieng 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 56 Jojogan 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 57 Parikesit 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 58 Sikunang 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 59 Campursari 30.56 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 60 Jebeng Plampitan 0.00 1.13 1.42 0.00 6.73 0.00 0.00 61 Kalibening 0.00 4.34 4.16 0.00 0.00 0.00 0.00 62 Pulus 0.00 2.03 10.39 0.00 0.00 0.00 0.00 63 Garung lor 0.00 1.99 4.67 0.00 0.00 0.00 0.00 64 Soroyudan 0.00 1.52 2.26 0.00 10.36 0.00 0.00 65 Gunung Tugel 0.00 18.31 129.23 125.45 35.42 125.22 0.00 66 Gumiwang 0.00 3.12 4.52 0.00 0.00 20.86 0.00 67 Plodongan 0.00 18.08 17.40 0.00 96.34 0.00 0.00 68 Sukoharjo 0.00 2.43 2.90 25.16 5.72 14.94 0.00 69 Rogojati 0.00 2.40 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 70 Sempol 0.00 6.48 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 71 Limbangan 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 72 Kalidesel 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 73 Mutisari 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 74 Binangun 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 75 Pasuruhan 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 76 Watumalang 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 77 Banyukembar 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 78 Wonosroyo 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 79 Gumawang Kidul 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 17

Lampiran 4. Nilai LQ ternak ruminansia Sub DAS Tulis No Desa Sapi perah Sapi Kerbau kuda kambing domba Kelinci 1 Cendana 0.00 0.42 8.24 0.00 1.90 0.27 0.00 2 Tlagawera 0.00 0.55 19.13 0.00 1.74 0.37 0.00 3 Sokayasa 0.00 1.00 25.32 0.00 1.45 0.55 0.00 4 Sokanandi 0.00 1.13 29.09 32.01 1.52 0.37 0.00 5 Batur 0.00 0.32 0.00 2.54 0.04 2.26 1.08 6 Sumberejo 0.00 0.26 0.00 0.00 0.08 2.24 1.13 7 Pekasiran 0.00 0.10 0.00 0.00 0.07 2.30 1.05 8 Kepakisan 0.00 0.10 0.00 0.00 0.04 2.32 1.21 9 Karang tengah 0.00 0.10 0.00 3.35 0.04 2.33 1.04 10 Dieng kulon 0.00 0.08 0.00 2.01 0.13 2.26 0.88 11 Bakal 0.00 0.10 0.00 0.00 0.04 2.33 1.05 12 Pasurenan 0.00 0.12 0.00 0.00 0.07 2.31 0.84 13 Karanganyar 0.00 0.62 0.00 0.00 1.18 0.10 10.71 14 Clapar 0.00 0.48 0.00 0.00 1.39 0.47 4.24 15 Gununggiana 0.00 8.70 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 16 Talunamba 0.00 8.70 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 17 Penawangan 0.00 0.09 0.00 0.00 0.97 0.13 14.79 18 Kutayasa 0.00 0.23 0.00 0.00 1.19 0.54 6.88 19 Bantarwaru 0.00 2.05 9.98 0.00 0.75 0.20 9.85 20 Dawuhan 0.00 1.69 8.11 4.91 1.08 0.39 4.70 21 Pagelak 0.00 1.27 7.02 8.50 1.37 0.37 2.63 22 Pekauman 0.00 1.45 0.00 0.00 1.25 0.38 3.88 23 Madukara 0.00 0.46 0.00 0.00 1.35 0.22 7.66 24 Larangan 0.00 0.37 0.00 0.00 1.91 0.30 0.00 25 Tegaljeruk 0.00 8.70 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 26 Kasmaran 0.00 0.91 0.00 0.00 1.83 0.23 0.00 27 Majasari 0.00 1.22 0.00 0.00 1.75 0.24 0.00 28 Plumbungan 0.00 1.03 0.00 0.00 1.50 0.56 0.00 29 Pagentan 0.00 1.78 0.00 0.00 1.64 0.19 0.00 30 Kalitlaga 0.00 1.18 0.00 0.00 1.57 0.44 0.00 31 Kayuares 0.00 0.59 0.00 0.00 1.87 0.28 0.00 32 Gumingsir 0.00 1.06 0.00 0.00 1.72 0.32 0.00 33 Sokaraja 0.00 0.72 0.00 0.00 1.80 0.32 0.00 34 Metawana 0.00 1.21 0.00 0.00 1.69 0.30 0.00 35 Karang Nangka 0.00 1.03 0.00 0.00 1.77 0.27 0.00 36 Aribaya 0.00 0.91 0.00 0.00 1.75 0.32 0.00 37 Gembol 0.00 0.68 0.00 0.00 0.85 1.37 0.00 38 Condong Campur 0.00 0.89 0.00 0.00 0.85 1.32 0.00 18

39 Beji 0.00 1.72 0.00 0.00 1.34 0.54 0.00 40 Semangkung 0.00 1.54 0.00 0.00 0.98 0.98 0.00 41 Sidengok 0.00 3.24 0.00 0.00 1.08 0.39 0.00 42 Pegundungan 0.00 1.90 0.00 0.00 1.37 0.46 0.00 43 Pejawaran 0.00 3.26 0.00 0.00 1.16 0.29 0.00 44 Sigaluh 0.00 0.22 0.00 8.02 1.23 0.17 10.41 45 Wanacipta 0.00 0.36 0.00 0.00 1.45 0.34 5.41 46 Gembongan 0.00 0.28 0.00 0.00 1.16 0.30 9.72 47 Prigi 0.00 0.32 0.00 0.00 1.70 0.07 5.42 48 Pringamba 0.00 0.07 0.00 0.00 2.00 0.00 3.30 49 Singomerto 0.00 0.22 38.85 11.76 1.32 0.00 9.81 50 Karangmangu 0.00 0.31 0.00 0.00 1.95 0.00 3.14 51 Kemiri 0.00 0.11 0.00 0.00 1.45 0.07 9.34 52 Kalibenda 0.00 0.42 0.00 15.20 0.91 0.12 14.32 53 Mojotengah 0.00 3.45 0.00 3.24 1.37 0.00 0.00 54 Pacet 0.00 3.11 0.00 0.00 1.47 0.00 0.00 55 Dieng 0.00 8.70 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 56 Jojogan 0.00 0.00 0.00 0.00 2.28 0.00 0.00 57 Parikesit 0.00 8.70 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 58 Sikunang 0.00 8.70 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 59 Campursari 0.00 8.70 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 60 Jebeng Plampitan 0.00 3.37 15.57 0.00 1.20 0.09 0.99 61 Kalibening 0.00 2.59 0.00 0.00 1.45 0.09 0.85 62 Pulus 0.00 2.19 0.00 0.00 1.58 0.05 1.11 63 Garung lor 0.00 2.01 0.00 0.00 1.58 0.10 1.06 64 Soroyudan 0.00 0.96 12.20 0.00 1.81 0.05 1.76 65 Gunung Tugel 0.00 0.41 0.00 0.00 2.07 0.03 1.05 66 Gumiwang 0.00 1.65 0.00 0.00 1.75 0.06 0.65 67 Plodongan 0.00 0.83 0.00 0.00 1.80 0.14 1.74 68 Sukoharjo 0.00 2.45 25.21 0.00 1.18 0.23 2.23 69 Rogojati 0.00 1.85 5.76 0.00 1.48 0.16 1.94 70 Sempol 0.00 0.52 0.00 0.00 1.92 0.09 1.73 71 Limbangan 0.55 1.26 0.00 17.40 1.12 0.88 0.00 72 Kalidesel 11.81 0.88 0.00 0.00 1.13 0.71 0.00 73 Mutisari 3.95 0.51 0.00 0.00 0.86 1.31 0.00 74 Binangun 4.51 0.89 0.00 0.00 1.28 0.73 0.00 75 Pasuruhan 10.83 2.42 0.00 0.00 0.84 0.62 0.00 76 Watumalang 0.26 1.25 0.00 0.00 1.20 0.81 0.00 77 Banyukembar 3.52 3.24 0.00 0.00 0.94 0.45 0.00 78 Wonosroyo 0.68 1.62 0.00 0.00 1.19 0.71 0.00 79 Gumawang Kidul 0.59 1.30 0.00 0.00 1.29 0.70 0.00 19

Lampiran 5. Nilai LQ ternak non ruminansia Sub DAS Tulis No Desa Ayam buras ayam ras itik itik manila puyuh entoq angsa 1 Cendana 0.80 1.53 2.54 0.00 0.00 0.00 0.00 2 Tlagawera 0.67 1.80 3.22 0.00 0.00 0.00 0.00 3 Sokayasa 1.02 1.04 1.45 0.00 0.00 0.00 0.00 4 Sokanandi 1.04 1.05 0.78 0.00 0.00 0.00 0.00 5 Batur 1.00 0.00 4.83 8.84 0.00 0.00 0.00 6 Sumberejo 0.94 0.00 5.01 10.48 0.00 0.00 0.00 7 Pekasiran 0.77 0.00 5.14 15.45 0.00 0.00 0.00 8 Kepakisan 0.90 0.00 6.28 10.49 0.00 0.00 0.00 9 Karang tengah 0.88 0.00 6.59 10.80 0.00 0.00 0.00 10 Dieng kulon 0.65 0.00 14.67 9.24 0.00 0.00 0.00 11 Bakal 0.86 0.00 6.75 11.15 0.00 0.00 0.00 12 Pasurenan 0.78 0.00 7.02 13.40 0.00 0.00 0.00 13 Karanganyar 1.30 0.00 3.91 0.83 0.00 0.00 0.00 14 Clapar 1.40 0.00 1.61 0.18 0.00 0.00 0.00 15 Gununggiana 1.37 0.00 1.90 0.81 0.00 0.00 0.00 16 Talunamba 1.37 0.00 1.75 0.75 0.00 0.00 0.00 17 Penawangan 1.33 0.00 3.08 0.85 0.00 0.00 0.00 18 Kutayasa 0.29 3.00 1.18 0.06 0.00 0.00 0.00 19 Bantarwaru 1.35 0.00 3.04 0.14 0.00 0.00 0.00 20 Dawuhan 1.38 0.00 2.19 0.28 0.00 0.00 0.00 21 Pagelak 0.36 2.88 0.27 0.14 0.00 0.00 0.00 22 Pekauman 1.40 0.00 1.28 0.34 0.00 0.00 0.00 23 Madukara 1.34 0.00 3.40 0.22 0.00 0.00 0.00 24 Larangan 1.43 0.00 0.16 0.83 0.00 0.00 0.95 25 Tegaljeruk 1.43 0.00 0.00 0.78 0.00 0.00 1.86 26 Kasmaran 1.42 0.00 0.00 1.22 0.00 0.00 1.46 27 Majasari 1.42 0.00 0.00 1.26 0.00 0.00 1.73 28 Plumbungan 1.40 0.00 0.28 1.50 0.00 0.00 1.31 29 Pagentan 1.41 0.00 0.19 1.24 0.00 0.00 1.12 30 Kalitlaga 1.42 0.00 0.14 1.12 0.00 0.00 0.82 31 Kayuares 1.42 0.00 1.04 0.00 0.00 0.00 0.00 32 Gumingsir 1.41 0.00 0.21 1.15 0.00 0.00 1.48 33 Sokaraja 1.42 0.00 0.18 0.92 0.00 0.00 1.05 34 Metawana 1.43 0.00 0.00 0.93 0.00 0.00 0.85 35 Karang Nangka 1.42 0.00 0.14 1.02 0.00 0.00 1.64 36 Aribaya 1.43 0.00 0.17 0.77 0.00 0.00 0.93 37 Gembol 1.27 0.00 2.97 2.35 0.00 0.00 7.70 38 Condong Campur 1.28 0.00 2.63 2.41 0.00 0.00 9.56 20