BAB III METODOLOGI PENELITIAN. cara pandang untuk memahami kompleksitas dunia nyata. Paradigma tertanam

dokumen-dokumen yang mirip
BAB III METODE PENELITIAN. terhadap objek yang diteliti. Secara ontologi aliran ini bersifat critical realism yang

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian pada hakikatnya merupakan suatu upaya untuk menemukan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. menjawab persoalan-persoalan dalam penelitian tersebut. Paradigma merupakan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. normatif, menunjukan kepada praktisinya apa yang harus

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. pradigma tertanam kuat dalam sosialisai penganut dan praktisinya. Pradigma

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. tidak menguji hipotesis atau membuat prediksi.

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. peneliti untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu. 1

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Peneliti menguraikan paradigma sebagai berikut:

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. praktisinya. Paradigma menunjukkan pada mereka apa yang penting, absah, eksistensial atau epistemologis yang panjang.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. yang bernama komunitas kandank jurank doank.

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Didalam menjawab pertanyaan yang terdapat pada permasalahan, penelitian

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. menunjukan pada mereka apa yang penting, absah dan masuk akal. Sebagai

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. digunakan dan contoh seperti apa seharusnya teknik riset yang baik. 1

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. dalam memandang suatu realitas/fenomena/gejala.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. metode Deskriptif yaitu memberikan gambaran dari suatu gejala sosial tertentu

BAB III METODE PENELITIAN. bahasa Arab di Madrasah Aliyah Muhammadiyah 1 Ponorogo.

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. peneliti untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu. 1

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. 1980an. Pemikirannya dinamai post-positivisme. Paham ini menentang

BAB III METODOLOGI PENELTIAN. terhadap objek yang diteliti. Secara ontologi aliran ini bersifat critical realism

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Waktu yang diperlukan untuk melakukan penelitian ini dimulai dari

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. HalinisesuaidenganpendapatSugiyonoyangmendeskripsikan penelitian kualitatif sebagai berikut: 69

BAB III METODE PENELITIAN. proses kreatif proses kreatif program acara Young Creative di Balikpapan Televisi.

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. postpositivisme (realitas dipandang sebagai sesuatu yang konkrit, dapat

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Data; (D) Instrumen Penelitian; (E) Data dan Sumber Data; (F) Teknik Analisis Data;

BAB III METODE PENELITIAN. dipengaruhi atau ditentukan oleh tepat tidaknya penelitian atau penentuan metode

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Paradigma adalah suatu cara pandang untuk memahami kompleksitas dunia nyata.

BAB III METODE PENELITIAN. fenomena, gejala, fakta, atau informasi sosial. Menurut Bogdan dan Taylor yaitu

BAB III METODE PENELITIAN. mana seorang peneliti mulai berfikir secara induktif, yaitu menangkap berbagai

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. hakikatnya merupakan upaya untuk menemukan kebenaran atau untuk lebih

Konveksi Lida Jaya Padurenan Kudus.

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Peneliti mengadakan penelitian di MI NU Banat Kudus untuk menggali data dengan menggunakan metode sebagai berikut :

BAB II METODE PENELITIAN. maksudkan untuk mendeskripsikan pelaksanaan pembiayaan, faktor. bermasalah yang dilakukan oleh BMT AN-NUUR.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Noeng Muhadjir, Metodologi Penelitian Kualitatif, Rake Sarasin, Yogyakarta, 2000, hal. 6. 2

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian yaitu seperangkat pengetahuan tentang langkah-langkah

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. dari lembaga yang bersangkutan yaitu Sekolah Tinggi Agama Islam

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

Transkripsi:

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Paradigma Menurut Deddy Mulyana 1 menyatakan bahwa paradigma adalah suatu cara pandang untuk memahami kompleksitas dunia nyata. Paradigma tertanam kuat dalam sosialisasi para penganut dan praktisinya. Paradigma menunjukkan pada mereka apa yang penting, absah, dan masuk akal. paradigma juga bersifat normatif, menunjukkan kepada praktisinya apa yang harus dilakukan tanpa perlu melakukan pertimbangan eksistensi atau epistemologis yang panjang. Paradigma yang digunakan dalam penelitian ini adalah paradigma Postpositivisme. Postpositivisme merupakan versi modifikasi dari positivisme. Dikarenakan realitas sosial semakin sulit diungkapkan melalui paradigma positivisme, hasil hasil penelitian yang berasal dari manipulasi statistical modeling relatif semakin kontradiktif, parsial, dan kurang memberikan gambaran yang jelas tentang situasi masyarakat dimana penelitian tersebut dilakukan. Menurut Muslim Salam 2 paradigma postpostivisme mememiliki kriteria yang dapat membedakan dengan paradigma lainnya yaitu sebagai berikut : 1. Asumsi Ontologis Critical Realist seperti halnya realitas (sosial) dalam klaim positivisme. Tetapi penganut paradigma ini menyatakan bahwa realitas tak pernah bisa dipahami secara utuh, karena keterbatasan kemampuan manusia. Selain itu, sifat alam (fisik dan sosial) itu tidak akan pernah ditemukan secara utuh. 1 Deddy Mulyana. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung : PT. Remaja Rosdakarya. 2013. Hal 9 2 MuslimSalam. Dialog Paradigma Penelitian Metodologi Penelitian Sosial Cetakan Pertama. Makasar : Masagena Press. 2011. Hal 187-191 59

60 2. Asumsi Epistemologis Modofied dualism-objectivity objektivitas tetap sesuatu yang ideal, tak ada perdebatan tentang perlunya objectivitas dalam suatu penelitian, tetapi hal tersebut hanya bisa didekati. Penelitian sosial tak akan pernah menghindari efek interaksi antar peneliti dan objek yang diteliti. Jadi klaim objektivitas dari penganut positivisme adalah mustahil. 3. Asumsi Aksiologis Controlled value-free para penganut paradigma ini mempercayai bahwa system nilai memegang peranan dalam suatu penelitian, tetapi peneliti bisa mengontrolnya. Jadi mereka menolak prinsip aksiologis paradigma positivisme. 4. Asumsi Metodologis Modifiedexperimental- manipulative para penganut postpositivisme tetap menganut experiment, manipulasi dan mengontrol variable penelitian, menggunakan survey-method, menyusun hipotesis seperti halnya klaim positivisme, tetapi mereka juga mengakui metode kualitatif sebagai metode ilmiah yang dapat digunakan dalam mendekati kebenaran ilmiah Maka dapat di simpulkan menurut Jacobs & Farrell paradigma postpositivisme yaitu : No Postpositivisme 1 menekankan analisis menyeluruh dan kontekstualisasi 2 menekankan integrasi 3 menekankan spesifikasi 4 pertimbangan juga pada subyektifitas dan non kuantifikasi pertimbangan juga diambil dari partisipan dan pengetahuan lokal 5 peneliti sebagai orang dalam 6 memberi fokus perhatian pada "understanding" 7 bottom-up 8 menghargai perbedaan 9 fokus juga pada "process" Table 3.1 Paradigma Postpositivisme Sumber Jacobs & Farrel dalam Muslim Salam 3 3 Ibid. Hal 191

61 penulis menggunakan paradigma postpositivisme untuk mengetahui proses kerja marketing communication PT. Cleanshop Indonesia dalam melakukan implementasi MPR dalam kegiatan IMC untuk mengkomunikasikan produk qsan toilet seat sanitizer 3.2 Metode penelitian Menurut Soerjono Soekanto (1986) dalam Ruslan 4 mengatakan bahwa penelitian merupakan kegiatan ilmiah dengan analisis dan konstruksi yang dilakukan secara metodologis, sistematis dan konsisten. Menurut Rahmat Kriyantono 5 metode kualitatif bertujuan untuk menjelaskan fenomena dengan sedalam dalamnya melalui pengumpulan data sedalam dalamnya yang lebih ditekankan adalah persoalan kedalaman atau kualitas data bukan banyaknya kuantitas data. Burhan Bungin 6 menyatakan bahwa dalam pendekatan kualitatif maka peneliti harus dapat melakukan pemilihan key informan yang tepat sebagai sumber data yang dapat mendukung objek yang diteliti. Pendekatan logika induktif, dimana silogisme dibangun berdasarkan pada hal hal khusus atau data lapangan dan bermuara pada hal hal umum. Sehingga kualitatif merupakan pendekatan dengan pola pikir penelitian dari hal khusus kepada suatu hal yang dapat ditarik kesimpulan secara umum. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualitatif yang berarti peneliti sudah mempunyai konsep dan kerangka konseptual. Metode ini menitik beratkan kepada wawancara mendalam terhadap subyek yang diteliti serta mendeskripsikan segala sesuatu yang ada dilapangan. Dan peneliti terjun ke 4 Rosady Ruslan. Metode Penelitian Public Relations dan Komunikasi. Cetakan Ketiga. Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada.2006. Hal 24 5 Rachmat Kriyantono. Riset komunikasi. Cetakan ke-2. Jakarta : Kencana Prenada media Group. 2007. Hal 58 6 Burhan Bungin. Metodologi Penelitian Kualitatif. Jakarta : Raja grafindo. 2007 Hal 66

62 lapangan tanpa di bebani atau diarahkan oleh teori, peneliti bebas mengamati objeknya, menjelajah dan menemukan wawasan wawasan baru sepanjang penelitian. Sehingga penelitiannya terus menerus mengalami reformulasi ketika informan informan baru di temukan. Mukhtar 7 berpendapat bahwa penelitian kualitatif deskriptif adalah suatu metode yang digunakan untuk menemukan pengetahuan terhadap subyek penelitian pada suatu saat tertentu. penelitian deskriptif merupakan penelitian yang dimaksudkan untuk mengumpulkan informasi mengenai subjek penelitian dan perilaku subjek penelitian pada suatu periode tertentu. penelitian kualitatif deskriptif berusaha mendeskripsikan seluruh gejala atau keadaan yang ada, yaitu keadaan gejala menurut apa adanya pada saat penelitian dilakukan. Menurut Jalaluddin Rakhmat 8 penelitian deskriptif ditujukan untuk : 1. mengumpulkan informasi actual secara rinci yang melakukan gejala yang ada 2. mengindentifikasi masalah atau memeriksa kondisi dan praktek yang berlaku 3. membuat perbandingan evaluasi 4. menentukan apa yang dilakukan orang lain dalam menghadapi masalah yang sama dan belajar dari pengalaman mereka untuk menetapkan rancana dan keputusan pada waktu yang akan datang Dalam penelitian kualitatif deskriptif disini, peneliti secara langsung terjun ke lapangan untuk memperoleh data yang diperlukan dengan mewawancarai pihak pihak terkait. dengan demikian peneliti akan mencoba untuk mendapatkan gambaran mengenai implementasi MPR dalam Kegiatan IMC di PT. Cleanshop Indonesia Jakarta Selatan dalam mengkomunikasikan produk Qsan toilet seat sanitizer (periode Juli 2014 Maret 2015) 7 Mukhtar. Metode Penelitian Deskriptif Kualitatif. Jakarta : Referensi (GP Press Group). 2013. Hal 10-11 8 Jalaluddin rakhmat. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif,dan R&D. Bandung : Alfabeta. 2008 Hal 56

63 3.3 Subyek Penelitian Subyek penelitian yang dapat mendukung untuk menemukan jawaban dari apa yang akan diteliti adalah key informan atau informan kunci. Key informan merupakan orang yang dapat dipercaya menjadi nara sumber kunci yang dapat menginformasikan apa yang dibutuhkan dalam suatu penelitian terkait dengan topik dari penelitian. Peneliti menggunakan teknik pengumpulan data melalui depth interview dengan nara sumber terpilih sebagai berikut. 1. Ibu Cindy Sunardi selaku Marketing Communication. Beliau yang bertanggung jawab serta menjalankan, mengimplementasikan Integrated marketing Communications di perusahaan PT. Cleanshop Indonesia. 2. Ibu Dhika Prameswari selaku product Development Manager. Beliau yang bertanggung jawab dengan pembuatan dan pengembangan produk Qsan toilet seat sanitizer. 3. Bapak David Handriyanto. Beliau pemilik sekaligus Director Managing PT. Cleanshop Indonesia 4. Bapak Thio Adinata. Selaku outsource digital marketing PT. Cleanshop Indonesia 5. Ibu Diah Purbasari. Beliau Customer pemakai produk Qsan toilet seat 6. Ibu Dina Sagita. Beliau selaku pemakai produk Qsan toilet sanitizer 7. Ibu Nova NDK. Beliau belum pernah memakai produk Qsan toilet seat sanitizer

64 Pemilihan key informan disesuaikan dengan kebutuhan penelitian yang berhubungan langsung dengan proses MPR dalam kegiataan integrated marketing communications dan pemilihan informan dari pelanggan ataupun calon pelanggan PT Celanshop Indonesia untuk menunjang evaluasi dari hasil penelitian, sehingga data yang didapat dari key informan dapat diolah untuk kebutuhan penelitian. 3.4 Teknik Pengumpulan Data Untuk melakukan penelitian mengenai Implementasi MPR dalam Kegiatan IMC di PT. Cleanshop Indonesia Jakarta Selatan dalam mengkomunikasikan produk Qsan toilet seat sanitizer (periode Juli 2014 Maret 2015) adalah menggunakan metode penelitian deskriptif kualitatif. Dalam pengumpulan data primer dalam penelitian ini dilakukan menggunakan teknik wawancara mendalam dilengkapi oleh data sekunder berupa studi kepustakaan. Untuk dapat menelaah objek yang akan diteliti makan peneliti menggunakan dua jenis teknik dalam sumber pengambilan data, diantaranya : a. Data Primer Data primer adalah sumber data yang langsung memberikan data kepada pengumpul data. Sehingga data primer merupakan bagian penting dan pokok dalam sebuah penelitian untuk mendapatkan jawaban dari penelitian tersebut. Untuk mendapatkan gambaran mengenai permasalahan yang lebih lengkap maka peneliti perlu melakukan wawancara kepada pihak pihak yang mewakili berbagai tingkatan yang ada di dalam objek yang akan diteliti.

65 Menurut Sugiyono 9 menyatakan bahwa teknik wawancara yang digunakan oleh peneliti dalam mengumpulkan data primer adalah teknik wawancara mendalan atau in depth interview. Tujuan dari wawancara mendalam adalah untuk menemukan permasalahan secara lebih terbuka, dimana pihak yang akan diajak wawncara diminta pendapat dan ide sebelumnya harus melakukan pendekatan khusus agar dapat mewakili kondisi yang dialami oleh informan kunci. Dun (1986) dalam Elvinaro Ardianto 10 menyatakan bahwa wawancara mendalam adalah suatu teknik dalam penelitian kualitatif, dimana seorang responden atau kelompok responden mengkomunikasikan bahan bahan dan mendorong untuk didiskusikan secara bebas. wawancara mendalam dapat dilakukan melalui telepon. seringkali pewawancara dilatih secara psikologis agar ia dapat menggali perasaan dan sikap yang tersembunyi dari responden. teknik wawancara mendalam dipilih oleh penulis untuk dapat mengetahui hasil dari suatu kegiatan serta dampak dari sisi humanis karyawan dari program yang dijalankan perusahaan. b. Data Sekunder Menurut Moh. Nazir 11 mengatakan bahwa Data sekunder adalah catatan tentang adanya suatu peristiwa, ataupun catatan yang jaraknya telah jauh dari sumber orisinil. Berdasarkan pengertian tersebut maka data sekunder bersumber dari kejadian yang terjadi yang disimpan dengan cara baik dengan visual, audio, maupun tulisan untuk dapat dilihat kembali sebagai suatu data. Untuk penelitian ini terdiri dari studi kepustakaan, yaitu dengan pengumpulan data melalui dokumen yang di miliki PT. Cleanshop Indonesia mengenai Implementasi MPR dalam Kegiatan IMC di PT. 9 Sugiyono. Metode Penelitian Kuantitatif, kualitatif dan R&D. Bandung : Alfabeta. 2009. Hal 225 10 Elvinaro ardianto. Metodologi Penelitian untuk Public Relations Kuantitatif dan Kualitatif. Bandung : Remaja Rosdakarya. 2010. Hal 61 11 Moh. Nazir. Metode Penelitian. Bogor : Galia Indonesia. 2006. Hal 50

66 Cleanshop Indonesia Jakarta Selatan dalam mengkomunikasikan produk Qsan toilet seat sanitizer periode juli 2014 maret 2015 informasi pada materi komunikasi dan buku buku yang berkaitan dengan tema penelitian, Selain itu data sekunder diperoleh dari dokumen program yang diteliti berupa foto- foto ataupun gambar, struktur/ bagan perusahaan, serta dokumentasi lainnya. Dokumentasi merupakan suatu teknik pengumpulan data dengan menghimpun dan menganalisis dokumen dokumen tetulis, gambar maupun elektronik. 3.5 Teknik Analisis Data Teknik analisis data dalam penelitian dengan menggunakan pendekatan kualitatif dilakukan pada saat peneliti melakukan temuan temuan serta informasi yang di dapat di lapangan dan informasi dari hasil wawancara secara mendalam dengan key informan dan informan tambahan serta berbagai sumber dari dokumentasi lapangan. Setelah menemukan informasi tersebut maka peneliti melakukan analisa data yang ada dimulai dengan melakukan pemilihan dan menelaah seluruh data yang dikumpulkan. Maka dari data yang ditelaah didapatkan peneliti melakukan analisis data dengan teknik analisis kualitatif secara induktif, agar adata yang telah didapat memberikan suatu makna bagi peneliti.

67 Peneliti menggunakan teknik analisis data di lapangan Model Miles dan Huberman. Miles dan Huberman (1984) dalam sugiyono 12 mengemukakan bahwa aktifitas dalam analisa data, yaitu data reduction, data display, dan conclusion drawing/ verification. Berdasarkan pengartian tersebut maka dalam melakukan analisis data peneliti dalam proses melakukan pengelolaan data yang di dapat dari temuan dilapangan perlu melakukan beberapa langkah analisis yaitu sebagai berikut : 1. Data Reductions (Reduksi data) Peneliti mendapatkan data langsung dari subyek melalui wawancara mendalam dimana data tersebut direkam dan dibantu alat tulis lainnya. Kemudian dibuatkan teranskripnya dengan mengubah hasil wawancara dari bentuk rekaman menjadi bentuk tertulis. Mereduksi data berarti merangkum, memilih hal hal yang pokok, memfokuskan pada hal hal yang penting di cari tema dan polanya. 2. Data Display ( Penyajian data ) Dalam melakukan proses analisis data dari perolehan data dilapangan adalah peneliti melakukan reduksi data langkah selanjutnya adalah melakukan penyajian data dengan mendisplaykan data, maka akan mudah untuk memahami apa yang terjadi, merencanakan kerja selanjutnya berdasarkan apa yang telah dipahami Data yang akan dipilih kembali akan disajiakan menjadi pola yang terstruktur, sehingga dapat menjelaskana dan memudahkan untuk memahami isi data yang dikumpulkjan. Penyajian isi data tersebut peneliri dapat menggunakan tulisan yang bersifat naratif. 3. Conclusion Drawing/ Verification Setalah melakuakan kedua tahapan tersebut yang terakhir yaitu menarik kesimpulan dari data yang ada dilapangan dari data yang ada dilapangan lalu dilakukan verifikasi data. Kesimpulan dalam penelitian setelah dilakukan verifikasi data maka akan menjawab rumusan masalah yang telah dirumuskan sebelumnya. Kesimpulan dalam penelitian kualitatif akan menghasilkan temuan baru yang belum pernah ditemukan sebelumnya dan temuan teersebut berasal dari data yang telah diperoleh dilapangan selama penelitian. berdasarkan data yang 12 Sugiyono, Op.cit.,.246-249

68 diperoleh dengan wawancara mendalam dengan para informan serta informasi data sekunder, maka penelitian ini akan dijabarkan serta di deskripsikan secara kualitatif sesuai dengan tujuan penelitian yaitu untuk mengetahui Implementasi MPR dalam Kegiatan IMC di PT. Cleanshop Indonesia Jakarta Selatan dalam mengkomunikasikan produk Qsan toilet seat sanitizer. 3.6 Teknik Pemeriksaan Keabsahan Data Moleong 13 menyatakan bahwa untuk menentukan keabsahan (thrustworthiness) data diperlukan teknik pemeriksaan. pelaksanaan teknik pemeriksaan didasarkan atas sejumlah kriteria tertentu. ada empat kriteria yang digunakan, yaitu derajat kepercayaan (credibility), keteralihan (transferability), kebergantungan (dependability) dan kepastian (confirmability). Triangulasi adalah teknik pemeriksaan keabsahan data yang memanfaatkan sesuatu yang lain. diluar data itu untuk keperluan pengecekan sebagai pembanding terhadap data itu. teknik triangulasi yang paling banyak digunakan ialah melalui sumber lainnya. Denzin (1978) dalam Moleong 14 Membedakan empat macam triangulasi sebagai teknik pemeriksaan yang memanfaatkan penggunaan sumber, metode, penyidik, dan teori. Menurut Patton (1987) dalam Moleong 15 menyebutkan Triangulasi dibedakan sebagai berikut : 1. Triangulasi Sumber Triangulasi dengan sumber berarti membandingkan dan mengecek kembali derajat kepercayaan suatu informasi yang diperoleh melalui waktu dan alat yang berbeda dalam penelitian kualitatif. hal itu dapat 13 Lexy Moleong. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung : PT. Remaja Rosdakarya. 2007. Hal 324 14 Ibid. 330 15 Ibid. 330-331

69 dicapai dengan (1) membandingkan data hasil pengamatan dengan data hasil wawancara; (2) membandingkan apa yang dikatakan orang di depan umum dengan apa yang dikatakannya secara pribadi; (3)membandingkan apa yang dikatakan orang orang tentang situasi penelitian dengan apa yang dikatakan sepanjang waktu, membandingkan keadaan dan perspektif seseorang dengan berbagai pendapat dan pandangan orang seperti rakyat biasa; (4) orang yang berpendidikan menengah atau tinggi, orang berada, orang pemerintahan; (5) membandingkan hasil wawancara dengan isi suatu dokumen yang berkaitan. 2. Triangulasi Metode triangulasi metode terdapat dua metode, yaitu (1) pengecekan derajat kepercayaan penemuan hasil penelitian beberapa teknik pengumpulan data dan (2) pengecekan derajat kepercayaan beberapa sumber data denga metode yang sama. 3. Triangulasi Penyidik/Peneliti dengan jalan memanfaatkan peneliti atau pengamat lainnya untuk keperluan pengecekan kembali derajat kepercayaan data. pemanfaatan pengamat lainnya membantu mengurangi kemelencengan dalam pengumpulan data. 4. Triangulasi Teori berdasarkan anggapan bahwa fakta tidak dapat diperiksa derajat kepercayaannya dengan satu atau lebih teori. Teknik yang digunakan dalam pemeriksaan keabsahan data dari temuan yang diperoleh dilapangan dan untuk dapat memperoleh temuan yang valid serta dapat dipertanggung jawabkan maka pengujian/ keabsahan data dapat dilakukan dengan memperhatikan aspek nilai kebenaran yaitu dengan uji kredibilitas. Dalam melakukan pengujian kredibilitas data tersebut peneliti menggunakan triangulasi sumber yaitu : 1. mengajukan berbagai macam variasi pertanyaan 2. pengecekan dengan berbagai sumber data 3. memanfaatkan berbagai metode agar pengecekan kepercayaan data dapat dilakukaaan.

70 Triangulasi dalam pengujian kredibilitas ini diartikan sebagai pengecekan data dari berbagai sumber dengan berbagai cara dan berbagai waktu. Berdasarkan pengertian tersebut maka peneliti melakukan pekerjaan untuk mendeskripsikan, mengkategorisasikan pandangan yang sama dan yang berbeda dan yang lebih spesifik dari setiap nara sumber dan menentukan kesimpulan atas temuan yang didapat.