PENGOLAHAN LIMBAH RADIOAKTIF (SR-90) DENGAN ARANG AKTIF LOKAL DENGAN METODE KOLOM. Subiarto Pusat Pengembangan Pengelolaan Limbah Radioaktif

dokumen-dokumen yang mirip
BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

HASIL DAN PEMBAHASAN y = x R 2 = Absorban

HASIL DAN PEMBAHASAN. nm. Setelah itu, dihitung nilai efisiensi adsorpsi dan kapasitas adsorpsinya.

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA FISIKA

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Universitas Islam Indonesia dapat dilihat pada tabel 4.1

Uji Kinerja Alat Penjerap Warna dan ph Air Gambut Menggunakan Arang Aktif Tempurung Kelapa Suhendra a *, Winda Apriani a, Ellys Mei Sundari a

PENGANTAR ILMU KIMIA FISIK. Subtitle

I. PENDAHULUAN. makhluk hidup, baik manusia, hewan, maupun tumbuhan. Akses terhadap air

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN 4.2 DATA HASIL ARANG TEMPURUNG KELAPA SETELAH DILAKUKAN AKTIVASI

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. coba untuk penentuan daya serap dari arang aktif. Sampel buatan adalah larutan

BAB I PENDAHULUAN. minyak ikan paus, dan lain-lain (Wikipedia 2013).

BAB III METODE PENELITIAN

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

PENDAHULUAN. Latar Belakang. meningkat. Peningkatan tersebut disebabkan karena banyak industri yang

BAB I PENDAHULUAN. limbah organik dengan proses anaerobic digestion. Proses anaerobic digestion

PENURUNAN KONSENTRASI SURFAKTAN DALAM LIMBAH CAIR LAUNDRY DENGAN ADSORPSI MENGGUNAKAN ARANG BATOK KELAPA (COCONUT SHELLS) KOMERSIL

PENERAPAN METODE SORPSI SIRKULER BERTAHAP UNTUK MEREDUKSI AKTIVITAS RADIOSTRONSIUM

telah melakukan pengujian untuk mengetahui konsentrasi bahan-bahan kimia yang

UJI EFEKTIFITAS CANGKANG TELUR DALAM MENGADSORBSI ION Fe DENGAN PROSES BATCH. Faisol Asip, Ridha Mardhiah, Husna

PRISMA FISIKA, Vol. I, No. 1 (2013), Hal ISSN :

PROPOSAL PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA PEMBUATAAN ARANG AKTIF DARI KULIT PISANG DENGAN AKTIVATOR KOH DAN APLIKASINYA TERHADAP ADSORPSI LOGAM Fe

ANALISIS GAS BUANG KENDARAAN BERMOTOR DENGAN MEDIA ABSORBSI KARBON AKTIF JENIS GAC DAN PAC

HASIL DAN PEMBAHASAN. Adsorpsi Zat Warna

BAB II DASAR TEORI. Gambar 2.1 Adsorption nomenclature [4].

ANALISIS SIFAT ADSORPSI KARBON AKTIF KAYU DAN TEMPURUNG KELAPA PADA LIMBAH CAIR BATIK DI KOTA PEKALONGAN

BAB III METODE PENELITIAN. 3.1 Kerangka Penelitian Kerangka penelitian secara umum dijelaskan dalam diagram pada Gambar 3.

Pemanfaatan Biomaterial Berbasis Selulosa (TKS dan Serbuk Gergaji) Sebagai Adsorben Untuk Penyisihan Ion Krom dan Tembaga Dalam Air

Gambar 3.1 Diagram Alir Penelitian Secara Keseluruhan

BAB II LANDASAN TEORI. (Balai Penelitian dan Pengembangan Industri, 1984). 3. Arang gula (sugar charcoal) didapatkan dari hasil penyulingan gula.

PENENTUAN MASSA DAN WAKTU KONTAK OPTIMUM ADSORPSI KARBON GRANULAR SEBAGAI ADSORBEN LOGAM BERAT Pb(II) DENGAN PESAING ION Na +

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. tidak bermanfaat lagi (Sri Moertinah, 2010:104). Limbah dapat dihasilkan dari

Penurunan Bod dan Cod Limbah Cair Industri Batik Menggunakan Karbon Aktif Melalui Proses Adsorpsi Secara Batch

PEMANFAATAN BIJI ASAM JAWA (TAMARINDUS INDICA) SEBAGAI KOAGULAN ALTERNATIF DALAM PROSES PENGOLAHAN AIR SUNGAI

BAB III METODE PENELITIAN

(Experimental Study on the Effectiveness of Liquid Waste Absorption Using Mesh-80 Active Charcoal Made from Teak Wood Saw Scratches) ABSTRACT

BAB I PENDAHULUAN. Banyaknya jumlah kendaraan bermotor merupakan konsumsi terbesar pemakaian

4 Hasil dan Pembahasan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Industri yang menghasilkan limbah logam berat banyak dijumpai saat ini.

JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 1, (2012) 1-5 1

Lembaran Pengesahan KINETIKA ADSORBSI OLEH: KELOMPOK II. Darussalam, 03 Desember 2015 Mengetahui Asisten. (Asisten)

KAJIAN AKTIVASI ARANG AKTIF BIJI ASAM JAWA (Tamarindus indica Linn.) MENGGUNAKAN AKTIVATOR H 3 PO 4 PADA PENYERAPAN LOGAM TIMBAL

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Selama dua dasawarsa terakhir, pembangunan ekonomi Indonesia

Jason Mandela's Lab Report

BAB II DASAR TEORI. 7 Universitas Indonesia

BAB III METODE PENELITIAN. Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Udayana. Untuk sampel

PENURUNAN KADAR PHENOL DENGAN MEMANFAATKAN BAGASSE FLY ASH DAN CHITIN SEBAGAI ADSORBEN

STUDI PEMBUATAN ARANG AKTIF DARI TIGA JENIS ARANG PRODUK AGROFORESTRY DESA NGLANGGERAN, PATUK, GUNUNG KIDUL, DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PENDAHULUAN

JURNAL REKAYASA PROSES. Kinetika Adsorpsi Nikel (II) dalam Larutan Aqueous dengan Karbon Aktif Arang Tempurung Kelapa

LAMPIRAN A DATA PERCOBAAN

Simposium Nasional Teknologi Terapan (SNTT) ISSN: X

PERBAIKAN MUTU FRAKSI KEROSIN MELALUI PROSES ADSORPSI OLEH KARBON AKTIF

SAT. Drastinawati 1 dan Zultiniar Pendahuluan. Jurnal Teknobiologi, IV(1) 2013: ISSN :

HASIL DAN PEMBAHASAN. Preparasi Adsorben

ADSORPSI ZAT WARNA DAN ZAT PADAT TERSUSPENSI DALAM LIMBAH CAIR BAIK

Bab III Rancangan Penelitian

ADSORPSI LOGAM BERAT (Pb) DARI LIMBAH CAIR DENGAN ADSORBEN ARANG BAMBU AKTIF

KAJIAN PENGGUNAAN BIJI KELOR SEBAGAI KOAGULAN PADA PROSES PENURUNAN KANDUNGAN ORGANIK (KMnO 4 ) LIMBAH INDUSTRI TEMPE DALAM REAKTOR BATCH

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

Suatu proses yang terjadi ketika suatu fluida, cairan maupun gas, terikat kepada suatu padatan atau cairan (zat penyerap/ adsorben).

Chandra Lestari Asih*, Sudarno*, Mochtar Hadiwidodo* ABSTRACT. Keywords: wastewater of galvanized industry, Iron, Zinc, Color, adsorption, rice husk

ITM-05: PENGARUH TEMPERATUR PENGERINGAN PADA AKTIVASI ARANG TEMPURUNG KELAPA DENGAN ASAM KLORIDA DAN ASAM FOSFAT UNTUK PENYARINGAN AIR KERUH

HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil analisis proses preparasi, aktivasi dan modifikasi terhadap zeolit

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

HASIL DAN PEMBAHASAN. Skema interaksi proton dengan struktur kaolin (Dudkin et al. 2004).

Jl. Soekarno Hatta, Kampus Bumi Tadulako Tondo Palu, Telp Diterima 26 Oktober 2016, Disetujui 2 Desember 2016

PENYISIHAN KONSENTRASI COD LIMBAH CAIR DOMESTIK SISTEM BATCH MENGGUNAKAN ADSORBEN FLY ASH BATUBARA. *

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perindustrian di Indonesia semakin berkembang. Seiring dengan perkembangan industri yang telah memberikan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

MAKALAH PENDAMPING : PARALEL A. PEMANFAATAN SERBUK GERGAJI KAYU SENGON SEBAGAI ADSORBEN ION LOGAM Pb 2+

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

*ÄÂ ¾½ Á!" ÄÂ Â. Okki Novian / Michael Wongso / Jindrayani Nyoo /

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Air bersih merupakan sumber kehidupan yang sangat vital bagi manusia.

BAB I PENDAHULUAN. hidup lebih dari 4 5 hari tanpa minum air dan sekitar tiga perempat bagian tubuh

BAB III METODE PENELITIAN

Kinetika Adsorpsi Ion Logam Cu (Ii) Menggunakan Serbuk Gergaji Teraktivasi dengan Asam Asetat

Laporan Praktikum Teknik Kimia I Sedimentasi

BAB I PENDAHULUAN. Industri adalah kegiatan ekonomi yang mengolah bahan mentah, bahan

3 METODOLOGI PENELITIAN

Bab III Metodologi III.1 Waktu dan Tempat Penelitian III.2. Alat dan Bahan III.2.1. Alat III.2.2 Bahan

MATERI DAN PERUBAHANNYA. Kimia Kesehatan Kelas X semester 1

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

UPAYA MINIMISASI LIMBAH RADIOAKTIF DENGAN CARA PENGAMBILAN KEMBALI RADIONUKLIDA

KAJIAN AWAL ADSORBEN DARI LIMBAH PADAT LUMPUR AKTIF. INDUSTRI CRUMB RUBBER PADA PENYERAPAN LOGAM Cr

II. TINJAUAN PUSTAKA. Sistem resirkulasi merupakan sistem yang memanfaatkan kembali air yang

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Penggunaan minyak bumi terus-menerus sebagai bahan bakar dalam dunia

KINERJA MEMBRAN KERAMIK BERBASIS TANAH LIAT, ZEOLIT DAN SERBUK BESI DALAM PENURUNAN KADAR FENOL

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN. Tabel 7. Hasil Analisis Karakterisasi Arang Aktif

Kapasitas Adsorpsi Arang Aktif dari Kulit Singkong terhadap Ion Logam Timbal

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Sebelum melakukan uji kapasitas adsorben kitosan-bentonit terhadap

ADSORPSI Pb 2+ OLEH ARANG AKTIF SABUT SIWALAN (Borassus flabellifer)

BAB 2 LANDASAN TEORI

JURUSAN TEKNIK LINGKUNGAN FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER 2012

Pemanfaatan Kulit Singkong Sebagai Bahan Baku Karbon Aktif

besarnya polaritas zeolit alam agar dapat (CO) dan hidrokarbon (HC)?

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PENYERAPANLOGAM DEN GAN TANNIN

Ngatijo, dkk. ISSN Ngatijo, Pranjono, Banawa Sri Galuh dan M.M. Lilis Windaryati P2TBDU BATAN

Transkripsi:

PENGOLAHAN LIMBAH RADIOAKTIF (SR-90) DENGAN ARANG AKTIF LOKAL DENGAN METODE KOLOM Subiarto Pusat Pengembangan Pengelolaan Limbah Radioaktif ABSTRAK PENGOLAHAN LlMBAH RADIOAKTIF (SR-90) DENGAN ARANG AKTIF LOKAL DENGAN METODE KOLOM. Sebagai kelanjutan penelitian terdahulll, yakni pengambilan Sr- 90 dari limbah radioaktif dengan menggunakan arang aktif lokal secara catu, telah dilakukan pula hal yang sarna tapi dengan metode alir/kontinyu dengan menggunakan kolom. Karena kualitas kolom yang digunakan tidak terlalu bagus, maka ukuran serbuk arang aktif yang dipakai pada penelitian inipun tidak terlalu halus. Ukuran serbuk arang aktif yang digunakan dalam kolom adalah +40 mesh, dengan diameter kolom 1 cm dan tinggi kolom 7 cm. Laju aliran keluar kolom adalah 10 ml/10 menit. Pencacahan dilakukan dengan LSA (Liquid Scintillation Analyzer) yang ada di laboratorium. Hasil terbaik yang diperoleh lewat percobaan ini adalah efisiensi penyerapan sebesar 96,14%. ABSTRACT TREA TMENT OF LIQUID RADWASTE (SR-90) BY LOCALL Y ACTIVA TED CARBON WITH COLUMN/ CONTINUOUS METHOD. As the continuation from the previous experiment, Removal of Sr-90 from Liquid Radwaste by Locally Activated Carbon with Batch Method, another one have been done, i.e. the same experiment but with another method, Continuous/Column Method. Since the quality of the column used is not so good, the measure of activated carbon we used can not be so fine. The measures that we used in this experiment are +40 mesh, with column diameter 1 cm, and column height 7 cm. Output rate from the column is 10 ml110 minutes. The Counting is done by using LSA ( Liquid Scintillation Analyzer) that provided in our laboratory. The best result from this experiment is the sorbent efficiency as high as 96,14%. PENDAHULUAN Arang Aktif Percobaan pemisahan radionulklida Sr-90 dari lirnbah radioaktif cair menggunakan arang aktif dengan sistem catu ("batch") telah dilakukan pada tahun-tahun sebelumnya dengan hasil memuaskan. Arang aktif yang dipergunakan adalah arang aktif lokal yang terbuat dari tempurung keiapa, diproduksi oleh Sumihar Hutapea di Kalasan -Yogyakarta [1]. Percobaan kali ini adalah untuk mengetahui, pada metode kontinyu dengan menggunakan kolom, apakah hasilnya juga bisa bag us. Hal ini berkenaan dengan penggunaan arang aktif pada skala industri bila hendak digunakan untuk mengambil radionuklida tertentu dari limbah radioaktif cair sebelum proses lainnya dikenakan pada limbah tersebut. Arang aktif biasanya disebut karbon aktif yang dapat menyerap beberapa jenis zat di dalam cairan ataupun gas. Berarti arang aktif dapat digunakan sebagai bahan penjernih ataupun untuk menghilangkan bau busuk. Pada arang aktif terdapat banyak pori (zone) berukuran nand hingga mikrometer. Sedemikian banyaknya pori sehingga dalam satu gram arang aktif HasiJ PeneJitian Tahun 2000

""'" ~ bila semua dinding rongga pori direntangkan, mencapai ratusan hingga ribuan meter persegi. luas permukaannya dapat Gambar 1.Pori-pori didalam Arang Aktif Polikristal A. Zone atau pori antar kristal. B. Kristal kecil dan bidang-bidang kristal C. Atom karbon Oi dalam air yang tercemar, misalnya oleh amoniak NH3. sulfur hidrida HzS ataupun oleh unsur-unsur logam berat lainnya, bila digunakan arang aktif maka molekul zat pencemar tersebut ak~n terjaring dan terperangkap di dalam pori-pori atau zone-zone antar krista! arang aktif sehingga pad a akhirnya air menjadi bersih tanpa berbau. Arang yang atom-atomnya merupakan atom-atom karbon dapat berfungsi sebagai bahan penyerap, bila atom-atom arang tersebut dapat diubah dari bentuk amort menjadi bentuk poli kristal. Supaya terjadi arang aktif, proses aktivasi harus dilakukan, yaitu dengan pemanasan pada suhu tinggi. Oengan pemanasan tersebut, maka atom-atom karbon akan mengatur diri sedemikian rupa sehingga terjadi poli kristal. Rongga-rongga atau pori-pori (zone-zone) antar kristal berukuran nano hingga mikrometer. Proses aktivasi atau kristalisasi arang dari bentuk amort menjadi poli kristal dilakukan dalam tanur suhu tinggi.proses produksi ini merupakan proses fisika dan hasi! produksinya merupakan arang dengan karbon berkadar tinggi. Arang aktif dapat dibuat dari berbagai janis bahan, seperti : kertas, kulit padi, gambut, tulang, serbuk gergaji, kayu, biji kelapa sawit, batok kelapa, ubi kayu, tapioka dan sebagainya.[2] Hasi! Penelitian Tahun 2000 73

:1 Teori Adsorpsi Permukaan padatan yang kontak dengan suatu larutan cenderung untuk menghimpun lapisan dari molekul-molekul zat terlarut pad a permukaannya akibat ketidakseimbangan gaya-gaya pada permukaan. Adsorpsi kimia menghasilkan pembentukan lapisan monomolekular adsorbat pada permukaan melalui gaya-gaya dari valensi sisa dari molekul-molekul pada permukaan. Adsorpsi fisika diakibatkan kondensasi molekular dalam kapiler-kapiler dari padatan. Secara umum, unsur-unsur dengan berat molekul yang lebih besar akan lebih mudah diadsorpsi. Terjadi pembentukan yang cepat sebuah kesetimbangan konsentrasi antar-muka, diikutl dengan difusi lambat ke dalam partikel-partikei karbon. Laju adsorpsi keseluruhan dikendalikan oleh kecepatan difusi dari molekul-molekul zat 'terlarut dalam pori-pori kapiler dari partikel karbon. Kecepatan itu berbanding terbalik dengan kuadrat diameter partikel, bertambah dengan kenaikan konsentrasi zat terlarut, bertambah dengan kenaikan temperatur dan berbanding terbalik dengan kenaikan berat molekul zat terlarut. [3] Morris dan Weber menemukan bahwa laju adsorpsi bervariasi seiring dengan akar pangkat dua dari waktu kontak dengan adsorben. Kecepatan ini juga meningkat dengan menurunnya ph sebab perubahan muatan pada permukaan karbon. Kapasitas adsorpsi dari karbon terhadap suatu zat terlarut tergantung pada dua-duanya, karbon dan zat terlarutnya. Kebanyakan limbah cair adalah kompleks dan bervariasi dalam hal kemampuan adsopsi dari campuran-campuran yang ada. Struktur molekul, kelarutan, dsb, semuanya berpengaruh terhadap kemampuan adsorpsi.[4] Derajat I kemungkinan adsorpsi akan terjadi dan menghasilkan hubungan kesetimbangan berkorelasi menurut hubungan empiris dari Freundlich, dan turunan Langmuir. Untuk penerapan praktis, isotherma Freundlich biasanya memberikan hubungan yang memuaskan. Isotherma Freundlich dinyatakan sebagai : x -= kg 11n M ) dimana : X = berat dari unsur yang diadsorpsi M = berat adsorben C = konsentrasi yang tersisa dalam larutan k dan n adalah konstanta yang tergantung pada temperatur, adsorben, dan unsur-unsur yang diserap. Persamaaan Langmuir didasarkan pada keseimbangan diantara kondensasi dan evaporasi dari molekul-molekul yarlg diadsorpsi, mengingat lapisan adsorpsi mono molekul. X M = abc 1 + ac (2) Hasil Peneli(ian Tahun 2000 74

Ini dapat direekspresikan dalam bentuk linear sebagai : 1 X/M 1 1 1 =-+-- b ab C (3) dimana : b = jumlah yang diserap untuk membentuk lapisan utuh pad a permukaan a = konstanta yang beliambah dengan kenaikan ukuran molekuler. TAT A KERJA Kolom yang ada dipasang pad a dudukan dan dilengkapi dengan pipa Saluran untuk menyalurkan cairan ke dan dari kolom. Untuk membantu proses pengaliran digunakan dua buah pompa peristaltik. Satu pompa untuk membantu mengalirkan cairan ke dalam pompa, satu pompa lagi untuk menghisap cairan dari dalam pompa ke dalam vial untuk dianalisa. Cairan limbah dibuat dari Sr CI2.6 H2O yang ditimbang dalam jumlah tertentu untuk mendapatkan cairan 0,1 N Sr yang kemudian ditetesi dengan cairan aktif Sr-90. Arang aktif ukuran + 40 mesh dimasukkan dengan corong ke dalam kolom berdiameter 1 cm sehingga tingginya mencapai 7 cm. Kedua buah pompa peristaltik di set kecepatannya dengan cara memutar angka yang terdapat dipompa itu secara manual sehingga laju keluar aliran dari pompa sebesar 10ml I 10 men it. Pencuplikan dilakukan setiap 60 menit. Beningan dari kolom masuk ke dalam vial-vial polietilen dianalisa dengan menggunakan LSA, dibandingkan dengan aktivitas awal untuk mendapatkan kapasitas penyerapan dari arang aktif yang digunakan sebagai adsorben dalam percobaan ini. HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil pencacahan dari beningan dan larutan awal limbah dapat dilihat pada Tabel1. Karena proses kontinyu dengan sistem kolom, ada sedikit kesulitan berhubung dengan pengaturan jam kerja yang 8 jam perhari, karena setelah kita mencuplik 8 kali @ 1 jam, kita terbentur waktu sore hari dan alat, karena tidak ada yang menunggu, terpaksa harus dimatikan, untuk kemudian besok paginya dilanjutkan mencuplik kembali. Demikian seterusnya. Walaupun demikian, dengan pendekatan interpolasi, diodapat hasil yang representatif seperti tercantum dalam tabel1 di atas. Dari fabel, diketahui Ao = 162.704 cpm, sedangkan hasil cuplikan terendah diperoleh setelah cuplikan ke 19, yaitu sebesar 6192,40 cpm. (A1). Hasil Penelitian Tahun 2000 75

Maka efisiensi penyerapan = AD-A1 x 100% AD 162.704-6192,40 = ~--=_. x 100 % = 96, 14 % Maka dari proses kolom penyerapan Sr-90 dengan arang aktif lokal ini didapat efisiensi penyerapan sebesar 96,14 %. Dengan metoda kolom ini, sebenarnya dapat juga diteliti waktu penggantian arang aktif karena sudah jenuh menyerap Sr-90. Barangkali dalam penelitian berikutnya, hal ini bisa dilakukan dengan kolom yang lebih bag us. Dengan kolom yang sekarang tersedia, sewaktu dilakukan variasi ukuran serbuk dengan ukuran yang sangat halus, kolom tidak sanggup lagi dilewati cairan, karena packingnya tertutup oleh serbuk-serbuk halus arang aktif. Hal ini akan dicoba diatasi dengan menambahkan glass-wool diatas packing, atau kalau belum bisa terpaksa dengan mengganti kolom dengan kolom buatan Fischer sesuai katalog. KESIMPULAN DAN SARAN Dari hasil penelitian ini, yang menghasilkan efisiensi penyerapan hampir sarna dengan pada proses batch, yaitu sebesar 96 %, maka jika kita hendak menerapkannya untuk skala industri, arang aktif ini patut dipertimbangkan untuk digunakan menyerap Sr-90 dari limbah radioaktif cairo Tentu setelah dilakukan penyempurnaan-penyempurnaan yang perlu pada sistem peralatannya. Hasil Pene/itian Tahun 2000 7R

DAFTAR PUSTAKA 1. Subiarto: Penyerapan Sf-gO dan Co-60 dari Limbah Radioaktif Cair dengan Arang AktifLokal, Uspen P2PLR -BATAN, Serpong,1999/2000. 2. PT. Indo Huna Charcoal: Superheated Activated Charcoal, Brosur, Yogyakarta. 3. Harry M. Freeman: Standarad Handbook of hazardous Waste Treatment and Disposal, Mc. Graw Hill Book Company, U.S.A., 1989. 4. Milton J. Rosen: Surfactants and Interfacial Phenomena, John Willey & Sons, U.S.A., 1989. Hasil Penelitian Tahun 2000 77