I. PENDAHULUAN. Kepuasan pelanggan telah menjadi konsep sentral dalam wacana bisnis dan. manajemen (Tjiptono dan Chandra, 2005:192).

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. Semua warga negara berhak mendapatkan jaminan kesehatan. Untuk

SKRIPSI ANALISIS PENGARUH KUALITAS PELAYANAN TERHADAP KEPUASAN PASIEN RAWAT JALAN DI PUSKESMAS TERAS BOYOLALI TAHUN 2010

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Rumah sakit merupakan salah satu industri jasa pemberi pelayanan

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat karena terwujudnya keadaan sehat merupakan kehendak semua

I. PENDAHULAN. Puskesmas merupakan suatu unit organisasi yang bergerak dalam bidang

BAB I PENDAHULUAN. prasarana UPT Kesmas Tegallalang I telah dilengkapi dengan Poskesdes, Pusling,

BAB 1 PENDAHULUAN. Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 adalah melindungi

BAB I PENDAHULUAN. Pelayanan rumah sakit menghadapi suatu masalah global akan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kesehatan merupakan salah satu kebutuhan dasar manusia untuk dapat

BAB I PENDAHULUAN. internasional memasuki pasar pelayanan medis di Indonesia. Setiap

BAB I PENDAHULUAN. meningkatkan sumber daya manusia kesehatan. Sumber daya manusia merupakan

BAB I PENDAHULUAN. agar terwujudnya kesehatan yang optimal dan terpelihara. Salah satu upaya

II. TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. yang menyelenggarakan upaya kesehatan yang bersifat menyeluruh, terpadu,

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. akibat dari kinerja layanan kesehatan yang diperolehnya setelah pasien

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. berjalan sendiri-sendiri dan tidak saling berhubungan.

PEMERINTAH KABUPATEN LAMONGAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN LAMONGAN NOMOR 10 TAHUN 2009 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. Pelaksanaan otonomi daerah sesuai dengan Undang-Undang No 12 Tahun 2008

BAB I PENDAHULUAN. 128/MENKES/SK/II/2004 sebagai Unit Pelaksana Teknis Dinas kesehatan

LEMBARAN DAERAH KOTA BOGOR TAHUN 2011 NOMOR 7 SERI E PERATURAN DAERAH KOTA BOGOR NOMOR 19 TAHUN 2011 TENTANG

PENJELASAN ATAS PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANDUNG NOMOR 5 TAHUN 2011 TENTANG SISTEM KESEHATAN DAERAH

BAB I PENDAHULUAN. terkendali biaya dan terkendali mutu. Undang-undang Dasar 1945 pasal 28 H dan

PENGARUH PELAYANAN TERHADAP TINGKAT KEPUASAN DAN LOYALITAS KONSUMEN DI APOTEK BUNDA SURAKARTA SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. serta memberikan kepuasan bagi pasien selaku pengguna jasa kesehatan.

PUSKESMAS. VISI Tercapainya Kecamatan sehat menuju terwujudnya Indonesia Sehat 2010

Skripsi ini Disusun untuk Memenuhi Salah satu Syarat Memperoleh Ijazah S1 Kesehatan Masyarakat. Disusun Oleh : TRI LESTARI J

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Undang Undang Nomor 24 tahun 2011 mengatakan bahwa. Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) adalah badan hukum yang

BAB III OBYEK LAPORAN KKL. 3.1 Gambaran Umum Puskesmas Cimahi Utara Keadaan Geografis Puskesmas Cimahi Utara

BAB I PENDAHULUAN. 1. Struktur Organisasi

BAB I PENDAHULUAN. menimbulkan kecenderungan menuntut kualitas pelayanan yang lebih baik.

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dewasa ini kesehatan merupakan hal yang mutlak diperlukan di

BAB I PENDAHULUAN. dapat melakukan aktivitas sehari-hari dalam hidupnya. Sehat adalah suatu

WALIKOTA YOGYAKARTA PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 52 TAHUN 2008 TENTANG KERANGKA KERJA MUTU PELAYANAN KESEHATAN WALIKOTA YOGYAKARTA,

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat.penyelenggaraan pelayanan kesehatan untuk masyarakat ditingkat

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

PEMERINTAH KABUPATEN LABUHANBATU SELATAN DINAS KESEHATAN UPTD PUSAT KESEHATAN MASYARAKAT CIKAMPAK JLN. Lintas Sumatera-Riau kode Pos 21465

BAB 1 PENDAHULUAN. mempunyai peran penting dalam meningkatkan derajat kesehatan masyarakat.

BAB I PENDAHULUAN. memiliki tanggung jawab untuk menyediakan fasilitas kesehatan tersebut dengan biaya

BAB 1 PENDAHULUAN. jasa pelayanan kesehatan seperti rumah sakit untuk memberikan informasi, fasilitas

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Kesehatan merupakan hak asasi manusia dan salah satu unsur

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. masyarakat menjadi lebih selektif dalam memilih jasa pelayanan dari suatu rumah

Manajemen Pelayanan di Puskesmas

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia. Hak atas kesehatan ini dilindungi oleh konstitusi, seperti : tercantum

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 1. Pengertian Pelayanan Kesehatan

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Puskesmas adalah fasilitas pelayanan kesehatan yang. menyelenggarakan upaya kesehatan masyarakat dan upaya kesehatan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pelayanan publik adalah bentuk kegiatan yang digunakan dalam

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Pendahuluan 1.2 Latar Belakang

KERANGKA ACUAN PELAYANAN P0LIKLINIK UMUM

ANALISIS KEPUASAN PASIEN RAWAT JALAN TERHADAP KUALITAS PELAYANAN DI INSTALASI FARMASI RSUD DR MOEWARDI SURAKARTA S K R I P S I

BAB 1 PENDAHULUAN. dalam menunjang aktifitas yang semakin kompleks. Kondisi tersebut memicu

BAB I PENDAHULUAN. aktivitasnya sehari-hari. Menurut Undang-Undang No.36 tahun 2009 menyatakan

BAB I PENDAHULUAN. Kesehatan adalah kebutuhan primer yang harus dipenuhi oleh seluruh

BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. A. Gambaran Umum Rumah sakit Umum Daerah Mandailing Natal

BUPATI ALOR PERATURAN BUPATI ALOR NOMOR 12 TAHUN 2011 TENTANG REVOLUSI KESEHATAN IBU DAN ANAK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI ALOR,

PERATURAN DAERAH KABUPATEN SEMARANG NOMOR 8 TAHUN 2007 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambar Umum Objek Observasi Sejarah Perusahaan Visi dan Misi Perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. Rumah sakit merupakan suatu tempat untuk melakukan upaya peningkatan

PEMERINTAH KABUPATEN WONOSOBO DINAS KESEHATAN UPTD PUSKESMAS SELOMERTO 1 Jalan Banyumas Km. 7 Telp. (0286) SELOMERTO WONOSOBO 56361

BAB VI SITUASI SUMBER DAYA KESEHATAN

BAB I PENDAHULUAN. berkembang dan saat ini masyarakat mulai memasukkan kebutuhankebutuhan

BAB I PENDAHULUAN. Pelayanan di bidang kesehatan merupakan salah satu bentuk pelayanan yang

BAB 1 PENDAHULUAN. kesehatan mensyaratkan rumah sakit memberikan pelayanan berkualitas sesuai

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia dan diantaranya adalah milik swasta. 1. dari 6 buah puskesmas, 22 BKIA, 96 dokter praktik dan 3 Rumah Bersalin.

PEMERINTAH KABUPATEN MALANG

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan karena kesehatan dinilai sangat berharga dan mahal. Dalam rangka

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Namun seiring berkembangnya zaman, rumah sakit pada era globalisasi

BAB I PENDAHULUAN. persaingan yang ketat dan kompetitif dari dunia usaha.. Konsekuensi dari hal. kebutuhan pokok maupun untuk kegiatan lainnya.

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini kesehatan merupakan hal yang paling berharga dan telah. menjadi kebutuhan pokok. Semakin tinggi tingkat pendidikan, ilmu

BAB I PENDAHULUAN. pencegahan (preventif) untuk meningkatkan kualitas hidup serta memberikan

BAB I PENDAHULUAN. dalam menerima pelayanan kesehatan. Pelayanan kesehatan merupakan suatu aktivitas yang dalam

TINGKAT KEPUASAN PASIEN RAWAT JALAN TERHADAP KUALITAS PELAYANAN DI APOTEK INSTALASI FARMASI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH SRAGEN SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. padat modal dan padat teknologi, disebut demikian karena rumah sakit memanfaatkan

BAB I PENDAHULUAN Sejarah dan Perkembangan Singkat Organisasi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pelanggan terbagi menjadi dua jenis, yaitu: fungsi atau pemakaian suatu produk. atribut yang bersifat tidak berwujud.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Sumber Daya Manusia Kesehatan dan Tenaga Kesehatan. Menurut Sistem Kesehatan Nasional (SKN) yang dikutip oleh Adisasmito

BAB III ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI

I. PENDAHULUAN. dan tantangan strategis, baik dari segi eksternal maupun internal, yang

I. PENDAHULUAN. bangsa. Hal ini disebabkan melalui jasa pendidikan, akan dapat dihasilkan sumber

BAB I PENDAHULUAN. tidak hanya terbatas pada pelayanannya saja (Kuncoro,2000).

BAB I PENDAHULUAN. diamanatkan dalam Undang-Undang Dasar 1945 pasal 28 H ayat (1) Setiap orang

BAB I PENDAHULUAN. Pada era globalisasi, sarana pelayanan kesehatan merupakan elemen

BAB I PENDAHULUAN. atas kesehatan karena dilindungi oleh konstitusi seperti tercantum dalam

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. Pada era globalisasi, pelayanan prima merupakan elemen utama di rumah

BAB I PENDAHULUAN. asing yang bekerja paling singkat 6 (enam) bulan di Indonesia, yang telah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PELAYANAN MASYARAKAT BERBASIS PADA STANDAR PELAYANAN MINIMAL DI TINGKAT DESA

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Kesehatan merupakan salah satu kebutuhan primer yang dimiliki oleh setiap

Perbandingan Kualitas Pelayanan Publik Pada Puskesmas Ungaran dan. Puskesmas Leyangan di Kabupaten Semarang

BAB I PENDAHULUAN. menunjang aktivitas sehari-hari. Kesehatan adalah kondisi yang terus

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. pembangunan kesehatan di Indonesia, bertanggung jawab untuk

BAB 1 PENDAHULUAN. masyarakat. Unsur terpenting dalam organisasi rumah sakit untuk dapat mencapai

BAB I PENDAHULUAN. keinginan, dan harapannya dapat dipenuhi melalui jasa atau produk yang

Transkripsi:

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kepuasan pelanggan telah menjadi konsep sentral dalam wacana bisnis dan manajemen (Tjiptono dan Chandra, 2005:192). Pelanggan umumnya mengharapkan produk berupa barang atau jasa yang dikonsumsi dapat diterima dan dinikmatinya dengan pelayanan yang baik atau memuaskan (Assauri, 2003:28). Kepuasan pelanggan dapat membentuk persepsi dan selanjutnya dapat memposisikan produk perusahaan di mata pelanggannya. Kepuasan bisa diartikan sebagai upaya pemenuhan sesuatu atau membuat sesuatu memadai (Tjiptono dan Chandra, 2005:195). Menurut Oliver dalam Barnes (2003:64), kepuasan adalah tanggapan pelanggan atas terpenuhinya kebutuhan; sedangkan Kotler (2003:61) mendefinisikan kepuasan sebagai perasaan senang atau kecewa seseorang yang dialami setelah membandingkan antara persepsi kinerja atau hasil suatu produk dengan harapan-harapannya. Ada dua pihak yang terlibat dalam proses jasa/pelayanan, yaitu penyedia layanan (pelayan) dan konsumen (yang dilayani). Munurut Wahyuddin dan Muryati (2001:191), dalam pelayanan yang disebut konsumen (customer) adalah

2 masyarakat yang mendapat manfaat dari aktivitas yang dilakukan oleh organisasi atau petugas dari organisasi pemberi layanan tersebut. Terdapat lima penentu mutu jasa. Menurut tingkat kepentingannya, jasa dapat dibedakan menjadi: (1) keandalan, yaitu kemampuan untuk memberikan jasa yang dijanjikan secara terpercaya dan akurat; (2) daya tangkap, yakni kemauan (daya tanggap) untuk membantu pelanggan dan memberikan jasa secara cepat; (3) kepastian, yaitu pengetahuan dan kesopanan karyawan serta kemampuan mereka untuk menimbulkan perlindungan dan kepercayaan; (4) empati, yaitu kemauan untuk peduli dan memberi perhatian secara individu kepada pelanggan; dan (5) bukti fisik, yaitu penampilan fasilitas fisik, peralatan, pegawai, dan materi komunikasi, Tjiptono (2012:174). Kesehatan adalah hak dan investasi semua warga negara. Untuk menjamin kesehatan diperlukan suatu sistem yang mengatur penyelenggaraan pelayanan kesehatan bagi masyarakat sebagai upaya pemenuhan kebutuhan warga negara untuk tetap hidup sehat. Pelayanan kesehatan yang memadai merupakan tumpuan masyarakat dan menjadi salah satu kebutuhan mendasar selain pangan dan juga pendidikan. Pelayanan kesehatan yang berkualitas adalah pelayanan kesehatan yang peduli dan terpusat pada kebutuhan, harapan, serta niai-nilai pelanggan sebagai titik tolak penyediaan pelayanan kesehatan dan menjadi persyaratan yang harus dapat dipenuhi agar dapat memberikan kepuasan kepada masyarakat sebagai pengguna jasa pelayanan. Masyarakat berharap untuk mendapatkan penyelenggaraan pelayanan kesehatan dilaksanakan secara bertanggung jawab, aman, bermutu, serta merata dan non-diskriminatif, sehingga hak-hak pasien sebagai penerima pelayanan kesehatan tersebut dapat terlindungi.

3 Pelayanan kesehatan merupakan elemen yang sangat penting dalam pembangungan nasional dan pengentasan kemiskinan. Pembangunan Kesehatan di Indonesia berdasarkan kepada sistem Kesehatan Nasional (SKN) bertujuan untuk meningkatkan kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar dapat mewujudkan derajat kesehatan yang setinggi-tingginya sebagai perwujudan kesejahteraan umum yang termaktub dalam Pembukaan Undang- Undang Dasar 1945. Dalam Undang-Undang Dasar Negara Indonesia diamanatkan bahwa kesehatan merupakan salah satu aspek dari hak asasi manuisa, yaitu sebagaimana yang tercantum pasal 28 H ayat 1 Undang-Undang Dasar 1945. Pasal 28 H menetapkan bahwa setiap orang berhak hidup sejahtera lahir dan batin, bertempat tinggal dan mendapat lingkungan hidup yang baik dan sehat, serta berhak memperoleh pelayanan kesehatan. Karena itu setiap individu, keluarga dan masyarakat berhak memperoleh perlindungan terhadap kesehatannya dan negara bertanggung jawab mengatur agar terpenuhi hak sehat bagi penduduknya (Neri Suriani, 2011: 2) Puskesmas sebagai Unit pelaksanaan Teknis Dinas Kesehatan merupakan penanggung jawab penyelenggaraan upaya kesehatan untuk jenjang pertama di wilayah kerjanya masing-masing dalam memberikan pelayanan prima bagi masyarakat maka untuk mencapai keberhasilan dalam pelayanan kesehatan tersebut diselenggarakan berbagai upaya kesehatan secara menyeluruh, berjenjang dan terpadu. Dalam hal ini Puskesmas sesuai dengan fungsinya sebagai pusat pembangunan berwawasan kesehatan, pusat pemberdayaan masyarakat dan keluarga serta pusat pelayanan kesehatan dasar berkewajiban mengupayakan, menyediakan, dan menyelenggarakan pelayanan yang bermutu dalam memenuhi

4 kebutuhan masyarakat akan pelayanan kesehatan yang berkualitas dalam rangka mencapai tujuan pembangunan kesehatan Nasional, yaitu terwujudnya derajat kesehatan yang setinggi-tingginya bagi setiap orang. Puskesmas berkaitan erat dengan masalah mutu pelayanan kesehatan dasar sehingga terkandung makna bahwa Puskesmas berkewajiban menjaga bahkan meningkatkan mutu pelayanan kesehatan dasar masyarakat. Mutu pelayanan kesehatan dasar adalah kesesuaian antara pelayanan kesehatan dasar yang disediakan atau diberikan dengan kebutuhan yang memuaskan pasien atau kesesuaian dengan ketentuan standar pelayanan. Terselenggaranya pelayanan kesehatan dasar yang bermutu dan memuaskan di Puskesmas dalam rangka terwujudnya peningkatan kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar dapat mewujudkan derajat kesehatan yang setinggi-tingginya. Sebagai lembaga kesehatan yang bermisi meningkatkan derajat kesehatan masyarakat, Puskesmas telah berperan dalam memelihara dan meningkatkan derajat kesehatan masyarakat. Kepercayaan yang diberikan masyarakat dan pemerintah terhadap Puskesmas adalah sebuah kehormatan sekaligus amanat dan tugas berat yang harus dipikul dengan sungguh-sungguh dan hati penuh keikhlasan, lebih-lebih dengan perkembangan ilmu dan teknologi dalam bidang kesehatan maka Puskesmas dituntut lebih keras lagi berusaha dan meningkatkan profesionalisme dalam bekerja, khususnya dalam memberikan pelayanan kesehatan kepada para pasiennya. Adanya bentuk pelayanan kesehatan yang diberikan oleh Puskesmas diharapkan pasien akan dapat memberikan penilaian tersendiri terhadap Puskesmas tersebut.

5 Jika pelayanan yang diberikan sesuai dengan yang dikehendaki, maka pasien akan puas, jika yang terjadi sebaliknya maka akan menyebabkan kehilangan minat pasien untuk berobat dan ini akan menyebabkan pasien mempunyai penilaian negatif terhadap Puskesmas tersebut, yang akan mengakibatkan menurunnya jumlah pasien akhirnya akan menyebabkan pengurangan keuntungan. Tabel 1.1 Jumlah Sarana Kesehatan di Bandar Lampung No Jenis Sarana Jumlah 1. Puskesmas Non TT (Tempat Tidur) 20 unit 2. Puskesmas TT (Tempat Tidur) 2 unit 3. Puskesmas Pembantu 55 unit 4. Puskesmas Keliling 20 unit 5. Posyandu 555 unit 6. Balai Pengobatan 37 unit 7. Rumah Bersalin 18 unit 8. Rumah Sakit Bersalin 1 unit 9. RSAM 1 unit 10. RS. ABRI 1 unit 11. RS. Swasta 4 unit 12. Apotik 51 unit 13. Toko Obat Berizin 71 unit 14. Klinik Spesialis - 15. Jumlah TT Rs. P/S 615/849 unit 16. Jumlah TT. RSB (Rumah Sakit Bersalin) + RB (Rumah 256 unit Bersalin) 17. Praktek Dr Swasta 235 unit 18. Laboratorium P/S Laboratorium P/S 2/9 unit Sumber: Dinas Kesehatan Kota Bandar Lampung, 2014

6 Kesehatan adalah sebuah kata yang mudah dikatakan namun sulit untuk dilakukan karena dalam kenyataannya sebagian masyarakat belum bisa hidup secara sehat. Hidup sehat itu sendiri bisa dilakukan dengan menjaga pola makan, olahraga, tidur teratur, cuci tangan sebelum makan,dan makan makanan yang bergizi. Masyarakat sering mengabaikan hal-hal kecil tersebut, mereka akan sadar pentingnya hidup sehat setelah mereka mengalami sakit. Karena pentingnya kesehatan tersebut pemerintah Bandar Lampung menyediakan sarana kesehatan dan tenaga kesehatan untuk melayani mayarakat, pada tabel 1.1. Gambar 1.1 Sarana Kesehatan di Kota Bandar Lampung, 2012 (Persen) Sarana Kesehatan 2% 1% 4% 85% 7% 1% Rumah Sakit Rumah Bersalin Puskesmas Puskesmas Pembantu Balai Pengobatan Posyandu Sumber: Kota Bandar Lampung Dalam Angka, 2013 Sarana kesehatan di Kota Bandar Lampung terus mengalami peningkatan hingga tahun 2011. Namun pada tahun 2012 jumlah sarana kesehatan di Bandar Lampung mengalami penurunan hingga 738 unit, dari jumlah 831 unit di tahun 2011, atau turun sebesar 11,19 persen. Hal ini terjadi karena adanya Peraturan Menteri Kesehatan No. 028 Tahun 2011 tentang Klinik. Di mana Peraturan yang baru

7 mengharuskan Rumah Bersalin dan Balai Pengobatan berubah menjadi Klinik Bersalin dan Klinik Pengobatan dengan Syarat dan Ketentuan sesuai dengan Peraturan Menteri Kesehatan No. 028 Tahun 2011 Tentang Klinik. Tahun 2012, jumlah rumah sakit di Kota Bandar Lampung mengalami penambahan dari 15 unit di tahun 2011 menjadi 17 unit di tahun 2012, atau meningkat sebesar 13,33 persen. Jumlah rumah bersalin dan balai pengobatan turun drastis tahun 2012, karena adanya peraturan yang telah disebutkan di atas, masing-masing sebesar 60 persen dan 88,37 persen. Demikian pula dengan posyandu yang mengalami sedikit penurunan di tahun 2012, yaitu sebesar 1,1 persen. Untuk menunjang pelayanan yang maksimal kepada masyarakat khususnya dibidang kesehatan tidak hanya sarana kesehatan yang harus disediakan namun tenaga kesehatan pun berperan penting dalam peningkatan pelayanan terhadap masyarakat. Berikut tabel jumlah tenaga kesehatan di Bandar Lampung: Tabel 1.2 Banyaknya Tenaga Kesehatan di Kota Bandar Lampung, 2012 Uraian 2010 2011 2012 Dokter Ahli/Spesialis 120 139 161 Dokter Umum 370 433 512 Dokter Gigi 78 91 111 Bidan 494 470 511 Jumlah 1.062 1.133 1.295 Sumber: Kota Bandar Lampung Dalam Angka, 2013 Tenaga kesehatan mengalami peningkatan yang cukup tinggi pada tahun 2012 (1.295 tenaga medis) dibandingkan tahun 2011 (1.133 tenaga medis). Peningkatan terbesar dialami oleh tenaga kesehatan dokter gigi yang mencapai 21,98 persen dibanding tahun 2011. (http://bandarlampungkota.bps.go.id/)

8 Dari sekian banyak bentuk sarana kesehatan, peneliti tertarik mengambil tempat penelitian di Puskesmas, karena sarana kesehatan ini dapat menjangkau dan lebih dekat dengan masyarakat. Menurut Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor: 658/Menkes/Sk/IV/2005 bahwa : Puskesmas adalah unit pelaksana teknis dinas kesehatan Kabupaten/Kota yang bertanggungjawab menyelenggarakan pembangunan kesehatan disuatu wilayah kerja. Tenaga Kesehatan adalah setiap orang yang mengabdikan diri dalam kesehatan serta memiliki pengetahuan dan atau keterampilan melalui pendidikan dibidang kesehatan dalam jenis tertentu memerlukan kewenangan untuk melakukan upaya pelayanan kesehatan masyarakat.kepala Puskesmas adalah penanggung jawab pembangunan kesehatan di tingkat kecamatan. Dokter Puskesmas adalah tenaga kesehatan yang berkerja di Puskesmas yang diberi tugas, tanggung jawab, wewenang dan hak secara penuh oleh pejabat yang berwenang untuk melakukan kegiatan pelayanan kesehatan kepada Masyarakat pada sarana pelayanan kesehatan. Dalam kegiatannnya puskesmas tidak hanya mencari keuntungan namun mereka harus memberikan pelayanan kepada pasien agar pasien tersebut merasa puas dengan pelayanan yang diberikan. Menurut Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor 828/MENKES/SK/IX/2008 bahwa: Standar Pelayanan Minimal, yang dimaksud dengan pelayanan minimal adalah ketentuan tentang jenis dan mutu pelayanan dasar yang merupakan urusan wajib daerah yang berhak diperoleh setiap warga negara secara minimal. Indikator yang dimaksud dengan indikator SPM adalah tolak ukur prestasi kuantitatif dan

9 kualitatif yang digunakan untuk menggambarkan besaran sasaran yang hendak dipenuhi dalam pencapaian suatu SPM tertentu, berupa masukan, proses hasil dan/ atau manfaat pelayanan. Jenis Pelayanan adalah pelayanan publik yang mutlak dilaksanakan untuk memi enuhi kebutuhan dasar yang layak dalam kehidupan. Pelayanan Dasar adalah jenis pelayanan publik yang mendasar dan mutlak untuk memenuhi kebutuhan masyarakat dalam kehidupan sosial, ekonomi dan pemerintahan.( Jurnal Manajemen Vol.09 No.2 Januari 2012) Puskesmas Rajabasa Indah merupakan Puskesmas Pemerintah Kotamadya Bandar Lampung yang resmi menjadi Puskesmas induk sejak tahun 2003 yang sebelumnya adalah Puskesmas pembantu yang berindukkan Puskesmas Rajabasa. Puskesmas Rajabasa Indah didirikan diatas tanah seluas 200m2 dengan luas bangunan 176m2. Sarana yang tersedia meliputi fasilitas sarana pelayanan langsung (medis dan keperawatan) dengan tidak langsung (penunjang medis). Kegiatan yang direncanakan adalah kegiatan upaya kesehatan wajib yaitu upaya yang ditetapkan berdasarkan komitmen nasional, regional dan global serta yang mempunyai daya tingkat tinggi untuk peningkatan derajat kesehatan masyarakat. Puskesmas Rajabasa Indah mempunyai visi yaitu menjadikan Puskesmas Rajabasa Indah Bandar Lampung sebagai pusat pelayanan kesehatan Dasar Swakelola yang terdepan, berkualitas, terjagkau, efektif dan efisien bagi masyarakat di wilayah puskesmas demi tercapainya hidup sehat. Adapun misinya adalah: 1. Memberikan pelayanan terbaik bagi pasien 2. Memelihara dan meningkatkan pelayanan kesehatan

10 3. Mendorong kemandirian masyarakat untuk hidup sehat Adapun Kegiatan kesehatan wajib yang di selenggarakan oleh Puskesmas Rajabasa Indah yaitu: 1. Promosi Kesehatan (penyebarluasan Informasi Kesehatan) 2. Kesehatan Lingkungan 3. Kesehatan Ibu dan Anak serta KB (Keluarga Berencana) 4. Perbaikan Gizi Masyarakat 5. Pencegahan dan Pemberantasan Penyakit Menular 6. Pengobatan (BP Umum, BP Gizi dan KIA) Selain dari kegiatan wajib juga ada kegiatan kesehatan pengembang, yaitu: 1. Kesehatan Jiwa 2. Kesehatan Mata dan Pencegahan Kebutaan 3. Kesehatan Telinga dan Pencegahan Ketulian 4. Kesehatan Usia Lanjut 5. Kesehatan Kerja 6. Kesehatan Olah Raga 7. Kesehatan Matra 8. Kesehatan Pariwisata

11 9. Pembinaan Pengobatan Tradisional 10. Laboratorium Sederhana 11. Penyuluhan Obat 12. Rekam Medik Kualitas pelayanan publik yang diberikan oleh birokrasi pemerintah belum dilaksanakan secara optimal dimana Puskesmas Rajabasa Indah Bandar Lampung dalam menjalankan tugas pelayanan kesehatan masih belum mencapai tujuan yang diinginkan, secara umum masih terdapat kekurangan. Berdasarkan observasi awal di mana peneliti melihat langsung proses pelayanan kesehatan pada Puskesmas Rajabasa Indah Bandar Lampung, peneliti menemukan beberapa masalah penting untuk mendukung penelitian ini yaitu: Terkait dengan kemampuan Puskesmas untuk menyelenggarakan pelayanan secara handal dan akurat, menunjukan adanya ketidak pastian pelayanan dimana transparasi pelayanan di puskesmas ini tergolong rendah karena informasi mengenai pelayanan waktu, lama penyelesaian pelayanan, pelaksanaan teknis dan administrasi serta biaya/tarif pelayanan tidak diinformasikan dengan jelas kepada masyarakat. Kesediaan puskesmas untuk membantu pengguna layanan dan menyelenggarakan pelayanan tepat waktu. Kurangnya daya tanggap pihak puskesmas terhadap waktu pelaksanaan pelayanan, kecepatan pelayanan dan ketertiban pelayanan.

12 Terkait dengan aspek yang meliputi pengetahuan dan keramahan petugas layanan serta kemapuan mereka untuk menginspirasi kepercayaan dan kenyamanan bagi pengguna layanan. Kurangnya kualitas dan kuantitas sumber daya manusia dalam menangani pelayanan puskesmas. Tabel 1.3 Jumlah tenaga kesehatan di Puskesmas Rajabasa Indah, 2014 NO JENIS TENAGA PENDIDIKAN STATUS JUMLAH TINGKAT GELAR PNS TKK 1. Dokter Spesialis - - - - - 2. Dokter Umum Sarjana S1 dr. Umum 3-3 3. Dokter Gigi Sarjana S1 dr. Gigi 3-3 4. Bidan D-IV AmKeb 1-1 D-III AmKeb 4-4 D-I Amkeb 1-1 5. Perawat D-III AmKep 3-3 SLTA + SPK 3-3 6. Perawat Gigi D-III SPG 1-1 7. Analisis Kesehatan SLTA+ SMAK 1-1 8. Ahli Gizi D-III Amg 1-1 9. Sanitarian D-III AmKl 2-2 10. Pekarya S-1 SKM 1-1 11. Tenaga Kesmas S-1 S.E, S.Sos 3-3 12. Asisten Apoteker D-III AmF 1-1 13. Cleaning Service SLTP - - 2 2 Jumlah 29 2 31 Sumber: Puskesmas Rajabasa Indah tahun 2014 Kurangnya kepedulian dan perhatian terhadap pengguna layanan secara individual yang diberikan oleh pihak penyelenggara pelayanan. Pegawai puskesmas sering apatis terhadap keluhan dan kebuthan pasien. Aspek fasilitas fisik, perlengkapan dan penampilan petugas pelayanan dimana sarana dan prasarana yang tersedia belum memadai ditunjukan olehperalatan operasional untuk pelayanan puskesmas keliling belum beroprasi secara efektif, jumlah kursi untuk pemeriksaan pasien masih terbatas, jumlah bangku diruang tunggu dan belum tersedianya pelayanan

13 rawat inap sehingga pelayanan di puskesmas ini menyediakan pelayanan rawat jalan. Berdasarkan pada uraian latar belakang diatas maka peneliti akan mengadakan penelitian dengan judul Pengaruh Kualitas Pelayanan Terhadap Kepuasan Pasien Pada Puskesmas Rajabasa Indah Bandar Lampung. 1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah bahwa dalam kegiatannnya puskesmas tidak hanya mencari keuntungan namun mereka harus memberikan pelayanan kepada pasien agar pasien tersebut merasa puas dengan pelayanan yang diberikan sesuai dengan Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor 828/MENKES/SK/IX/2008. Kualitas pelayanan publik yang diberikan oleh birokrasi pemerintah belum dilaksanakan secara optimal dimana Puskesmas Rajabasa Indah Bandar Lampung dalam menjalankan tugas pelayanan kesehatan masih belum mencapai tujuan yang diinginkan, secara umum masih terdapat kekurangan. Berdasarkan observasi awal di mana peneliti melihat langsung proses pelayanan kesehatan pada Puskesmas Rajabasa Indah Bandar Lampung, peneliti menemukan beberapa masalah penting untuk mendukung penelitian ini yaitu: Terkait dengan kemampuan Puskesmas untuk menyelenggarakan pelayanan secara handal dan akurat, menunjukan adanya ketidak pastian pelayanan dimana transparasi pelayanan di puskesmas ini tergolong rendah karena informasi mengenai pelayanan waktu, lama penyelesaian

14 pelayanan, pelaksanaan teknis dan administrasi serta biaya/tarif pelayanan tidak diinformasikan dengan jelas kepada masyarakat. Kesediaan puskesmas untuk membantu pengguna layanan dan menyelenggarakan pelayanan tepat waktu. Kurangnya daya tanggap pihak puskesmas terhadap waktu pelaksanaan pelayanan, kecepatan pelayanan dan ketertiban pelayanan. Terkait dengan aspek yang meliputi pengetahuan dan keramahan petugas layanan serta kemapuan mereka untuk menginspirasi kepercayaan dan kenyamanan bagi pengguna layanan. Kurangnya kualitas dan kuantitas sumber daya manusia dalam menangani pelayanan puskesmas. Kurangnya kepedulian dan perhatian terhadap pengguna layanan secara individual yang diberikan oleh pihak penyelenggara pelayanan. Pegawai puskesmas sering apatis terhadap keluhan dan kebuthan pasien. Aspek fasilitas fisik, perlengkapan dan penampilan petugas pelayanan dimana sarana dan prasarana yang tersedia belum memadai ditunjukan olehperalatan operasional untuk pelayanan puskesmas keliling belum beroprasi secara efektif, jumlah kursi untuk pemeriksaan pasien masih terbatas, jumlah bangku diruang tunggu dan belum tersedianya pelayanan rawat inap sehingga pelayanan di puskesmas ini menyediakan pelayanan rawat jalan. Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan di atas, dapat dirumuskan permasalahan penelitian sebagai berikut:

15 Apakah kualitas pelayanan yang terdiri dari bukti langsung, kehandalan, daya tanggap, jaminan, empati berpengaruh terhadap kepuasan pasien. 1.3 Tujuan dan Manfaat Penelitian 1.3.1 Tujuan Penelitian Adapun maksud dan tujuan yang hendak dicapai dalam penelitian ini untuk mengetahui apakah kualitas pelayanan berpengaruh positif terhadap kepuasan pasien. 1.3.2 Manfaat Penelitian 1. Bagi Puskesmas Diharapkan penelitian ini dapat memberikan masukan bagi manajemen puskesmas dalam meningkatkan kualitas pelayanan yang di berikan untuk memenuhi kepuasan pasien yang lebih baik di masa yang akan datang. 2. Bagi Akademisi Diharapkan penelitian ini dapat memperkaya bahan kepustakaan dan mampu memberikan kontribusi pada pengembangan ilmu manajemen khususnya bidang kualitas pelayanan yang dapat ditindak lanjuti. 3. Bagi Peneliti Diharapkan penelitian ini dapat menambah pengetahuan serta mempelajari masalah-masalah yang berhubungan dengan kualitas pelayanan jasa di Puskesmas.

16 1.4 Kerangka Pemikiran Pelayanan yang diberikan Puskesmas Rajabasa Indah Bandar Lampung merupakan Public Service (Pelayanan Umum). Pelayanan yag diberikan kepada penerima layanan diharapkan untuk selalu meningkatkan mutu pelayanan karena Puskesmas berkaitan erat dengan masalah mutu pelayanan kesehatan dasar sehingga terkandung makna bahwa Puskesmas berkewajiban menjaga bahkan meningkatkan mutu pelayanan kesehatan dasar masyarakat sebagai wujud pengabdian pada masyarakat agar pelayanan tersebut mendapat apresiasi positif dari masyarakat. Terciptanya kualitas layanan tentunya akan menciptakan kepuasan terhadap pengguna layanan. Kualitas layanan ini pada akhirnya dapat memberikan beberapa manfaat, di antaranya terjalinnya hubungan yang harmonis antara penyedia barang dan jasa dengan pelanggan, memberikan dasar yang baik bagi terciptanya loyalitas pelanggan dan membentuk suatu rekomendasi dari mulut ke mulut (word of mounth) yang menguntungkan bagi penyedia jasa tersebut. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah kualitas pelayanan kesehatan yang diberikan oleh Puskesmas Rajabasa Indah dapat memenuhi kebutuhan, harapan, serta niai-nilai pelanggan sebagai titik tolak penyediaan pelayanan kesehatan dan menjadi persyaratan yang harus dapat dipenuhi agar dapat memberikan kepuasan kepada para pasiennya sebagai pengguna jasa pelayanan kesehatan. Bukti langsung, Kehandalan, Jaminan, Daya Tanggap, Empati.

17 Gambar 1.2 Kerangka Pemikiran Variabel Dependen (X) Bukti Langsung (X 1 ) Kehandalan (X 2 ) Jaminan (X 3 ) Daya Tanggap (X 4 ) Variabel Independen (Y) Kepuasan Pelanggan Empati (X 5 ) 1.5 Perumusan Hipotesis Menurut Sugiyono (2009:84) Hipotesis merupakan suatu jawaban sementara terhadap rumusan permasalahan penelitian. Pengertian tersebut menunjukkan bahwa suatu riset tidak dapat dimulai sebelum suatu hipotesis dirumuskan. Hipotesis harus dibuktikan kebenarannya karena masih merupakan dugaan. Berdasarkan kerangka berpikir di atas, dan penelitianpenelitian terdahulu yang mengatakan ada hubungan antara kualitas pelayan dengan kepuasan pelanggan maka peneliti membuat hipotesis sebagai berikut: Kualitas pelayanan yang terdiri dari bukti langsung, kehandalan, jaminan, daya tanggap, dan empati berpengaruh terhadap kepuasan pasien Puskesmas Rajabasa Indah Bandar Lampung.