BAB II KAJIAN PUSTAKA. tergenang air pada sebagian waktu selama setahun. Saat ini pemanfaatan lahan

dokumen-dokumen yang mirip
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB III KERANGKA BERPIKIR, KONSEP DAN HIPOTESIS PENELITIAN. Padi merupakan komoditas yang sangat penting, karena saat ini beras

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang

II. TINJAUAN PUSTAKA A.

TINJAUAN PUSTAKA Padi Gogo

TINJAUAN PUSTAKA. A. Kacang Hijau

I. PENDAHULUAN. Padi (Oryza sativa L.) merupakan makanan pokok bagi sebagian besar penduduk

TINJAUAN PUSTAKA Karakteristik Lahan Kering Masam

Meinarti Norma Setiapermas, Widarto, Intan Gilang Cempaka dan Muryanto

PENDAHULUAN. Latar Belakang. Indonesia, sedangkan sisanya masih menkonsumsi jagung dan sagu. Usahatani

I. PENDAHULUAN. kandungan karbondioksida mengakibatkan semakin berkurangnya lahan. subur untuk pertanaman padi sawah (Effendi, 2008).

II. TINJAUAN PUSTAKA. suatu negara, baik di bidang ekonomi, keamanan, politik dan sosial. Oleh sebab

TINJAUAN PUSTAKA Morfologi dan Fisiologi Tanaman Padi

sehingga diharapkan dapat menghasilkan keturunan yang memiliki toleransi yang lebih baik dibandingkan tetua toleran (segregan transgresif).

PENDAHULUAN. telah ditanam di Jepang, India dan China sejak dulu. Ratusan varietas telah

PENDAHULUAN Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. digunakan untuk pangan pokok saja, tetapi juga diolah menjadi berbagai produk

TINJAUAN PUSTAKA Kondisi Lahan Kering Masam

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

TINJAUAN PUSTAKA Botani dan Morfologi Padi

BAB I PENDAHULUAN. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

SELEKSI POTENSI HASIL BEBERAPA GALUR HARAPAN PADI GOGO DI DESA SIDOMULYO KABUPATEN KULON PROGO

I. PENDAHULUAN. Pisang raja bulu (Musa paradisiaca L var. sapientum) merupakan salah

TINJAUAN PUSTAKA. family Gramineae, genus Oryza, spesies Oryza sativa L (Perdana, 2007).

PENDAHULUAN. Latar Belakang. Menurut Cock (1985), ubikayu merupakan salah satu tanaman penghasil

I. PENDAHULUAN. meningkat. Sementara lahan pertanian khususnya lahan sawah, yang luas

TINJAUAN PUSTAKA. Botani tanaman. Tanaman jagung termasuk dalam keluarga rumput rumputan dengan

I. PENDAHULUAN. Ubi kayu (Manihot esculenta Crantz) merupakan sumber bahan pangan ketiga di

KEDELAI VARIETAS UNGGUL BARU HASIL PEMULIAAN MUTASI RADIASI

I. PENDAHULUAN. Pangan merupakan substansi pokok dalam kehidupan manusia sehingga

I. PENDAHULUAN. Ketahanan pangan dan energi masih menjadi salah satu perhatian besar di

BAB 1 PENDAHULUAN. dianggap sebagai harta kekayaan yang tinggi nilainya. Beras yang sehari-hari dikenal

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

I PENDAHULUAN. Pembangunan pertanian memiliki peran yang strategis dalam perekonomian

TINJAUAN PUSTAKA. tersebut dinamakan akar adventif (Duljapar, 2000). Batang beruas-ruas dan berbuku-buku, tidak bercabang dan pada bagian

TINJAUAN PUSTAKA. Perkembangan Produktivitas Padi di Indonesia dan Permasalahannya

2 TINJAUAN PUSTAKA Perkembangan dan Biologi Tanaman Kedelai

I. PENDAHULUAN. Beras merupakan bahan pangan yang dikonsumsi hampir seluruh penduduk

BAB I PENDAHULUAN. Padi merupakan tanaman pangan pokok penduduk Indonesia. Di samping

PENDAHULUAN Latar Belakang

PENGARUH SISTIM TANAM MENUJU IP PADI 400 TERHADAP PERKEMBANGAN HAMA PENYAKIT

[ ] Pengembangan Varietas Jagung Putih untuk Pangan, Berumur Genjah dan Toleran Kekeringan Muhammad Azrai

HUBUNGAN AIR DAN TANAMAN STAF LAB. ILMU TANAMAN

I. PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara agraris dimana sebagian besar penduduknya bermata

Pemanfaatan Teknik Kultur In Vitro Untuk Mendapatkan Tanaman Pisang Ambon Tahan Penyakit Fusarium

I. PENDAHULUAN. Pangan merupakan sesuatu hal yang sangat vital bagi kehidupan manusia.

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat dunia. Kebutuhan jagung dunia mencapai 770 juta ton/tahun, 42%

I. PENDAHULUAN. merupakan makanan pokok lebih dari separuh penduduk dunia. Berdasarkan

I. PENDAHULUAN. Padi merupakan tanaman pangan semusim yang termasuk golongan rerumputan

II. TINJAUAN PUSTAKA. yang berbeda untuk menggabungkan sifat-sifat unggul dari keduanya. Hasil

BAB II KERANGKA PENDEKATAN TEORI

TINJAUAN PUSTAKA. antara cm, membentuk rumpun dan termasuk tanaman semusim.

I. PENDAHULUAN. Adalah penting bagi Indonesia untuk dapat mewujudkan ketahanan pangan

I. PENDAHULUAN. peranan penting dalam pembangunan nasional. Keberhasilan pembangunan

ADAPTASI BEBERAPA GALUR TOMAT (Lycopersicon esculentum Mill.) DI LAHAN MEDIUM BERIKLIM BASAH DI BALI DENGAN BUDIDAYA ORGANIK

PRINSIP AGRONOMIK BUDIDAYA UNTUK PRODUKSI BENIH. 15/04/2013

I. PENDAHULUAN. dapat menghasilkan genotip baru yang dapat beradaptasi terhadap berbagai

TINJAUAN PUSTAKA. A. Pola Tanam. yang perlu diperhatikan yaitu jenis tanaman, lahan dan kurun waktu tertentu

Pedoman Penilaian dan Pelepasan Varietas Hortikultura (PPPVH) 2004

PENDAHULUAN. Kedelai (Glycine max (L.) Merrill) merupakan komoditas pangan penghasil

I. PENDAHULUAN. Pertambahan jumlah penduduk dan peningkatan pendapatan turut meningkatkan

I. PENDAHULUAN. Ketahanan pangan merupakan salah satu prioritas utama dalam pembangunan

PENDAHULUAN Latar Belakang

TINJAUAN PUSTAKA. kedalaman tanah sekitar cm (Irwan, 2006). dan kesuburan tanah (Adie dan Krisnawati, 2007).

UJI GENOTIPE JAGUNG HIBRIDA UMUR GENJAH TOLERAN LAHAN MASAM DI KALIMANTAN SELATAN

BAB I PENDAHULUAN. di Indonesia, termasuk ke dalam jenis tanaman polong-polongan. Saat ini tanaman

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang

II. TINJAUAN PUSTAKA. Mentimun dapat diklasifikasikan kedalam Kingdom: Plantae; Divisio:

KERAGAAN BEBERAPA GALUR HARAPAN PADI SAWAH UMUR SANGAT GENJAH DI NUSA TENGGARA TIMUR

Gambar 1. Varietas TAKAR-1 (GH 4) Edisi 5-11 Juni 2013 No.3510 Tahun XLIII. Badan Litbang Pertanian

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Indonesia merupakan salah satu Negara yang bergerak dibidang pertanian.

I. PENDAHULUAN. Tanaman kedelai (Glycine max (L.) Merril) merupakan salah satu tanaman pangan

I. PENDAHULUAN. terutama pangan dan energi dunia, termasuk Indonesia akan dihadapkan pada

POLA TANAM TANAMAN PANGAN DI LAHAN SAWAH DAN KERING

Perkembangan Potensi Lahan Kering Masam

TINJAUAN PUSTAKA Botani Tanaman Padi

II. TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Balai Besar Penelitian Tanaman Padi (2007), benih padi hibrida secara

PENDAHULUAN. ternyata dari tahun ke tahun kemampuannya tidak sama. Rata-rata

PENDAHULUAN Latar Belakang

KAJIAN PERBENIHAN TANAMAN PADI SAWAH. Ir. Yunizar, MS HP Balai Pengkajian Teknologi Riau

PENDAHULUAN Latar Belakang

TINJAUAN PUSTAKA. Sawi hijau sebagai bahan makanan sayuran mengandung zat-zat gizi yang

TINJAUAN PUSTAKA. Tanah Inceptisol

PENDAHULUAN. Latar Belakang

TINJAUAN PUSTAKA. Botani Tanaman. diikuti oleh akar-akar samping. Pada saat tanaman berumur antara 6 sampai

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

I. PENDAHULUAN. lebih tahan terhadap hama dan penyakit (Sumarno dan Karsono 1996 dalam

I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

PENDAHULUAN. Latar Belakang. penduduk Indonesia. Meskipun sebagai bahan makanan pokok padi dapat

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia. Selain sebagai bahan pangan, akhir-akhir ini jagung juga digunakan

I. PENDAHULUAN 1. Latar Belakang

PENDAHULUAN. Latar Belakang. Kontradiktif dengan luasnya lahan potensial untuk pertanaman kedelai. Indonesia

BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. merupakan negara yang memiliki padi liar dengan keragaman jenis yang tinggi

Penggunaan varietas unggul berdaya hasil tinggi, tahan hama dan

1. PENDAHULUAN. banyak mengandung zat-zat yang berguna bagi tubuh manusia, oleh karena itu

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang

TINJAUAN PUSTAKA. Perakaran kedelai akar tunggangnya bercabang-cabang, panjangnya

Transkripsi:

BAB II KAJIAN PUSTAKA 2. 1. Lahan Kering dan Potensinya di Bali Lahan kering adalah hamparan lahan yang tidak pernah digenangi air atau tergenang air pada sebagian waktu selama setahun. Saat ini pemanfaatan lahan kering untuk keperluan pertanian baik tanaman semusim maupun tanaman tahunan/perkebunan sudah sangat berkembang. Pertambahan jumlah penduduk yang terjadi dengan sangat cepat menyebabkan kebutuhan akan bahan pangan dan perumahan juga akan meningkat, sehingga pemanfaatan lahan kering ditengah tingginya laju alih fungsi lahan sawah menjadi semakin penting. Agroekosistem lahan kering di Indonesia dibagi kedalam beberapa kategori. Berdasarkan iklim yaitu, lahan kering iklim basah (LKIB) atau daerah yang memiliki curah hujan di atas 2.500 mm/tahun dan lahan kering iklim kering (LKIK) atau daerah yang memiliki curah hujan di bawah 2.500 mm/tahun. Berdasarkan ketinggian tempat dari permukaan laut yaitu lahan kering dataran tinggi (LKDT) atau daerah yang berada pada ketinggian di atas 700 meter dari permukaan laut (dpl) dan lahan kering dataran rendah (LKDR) yaitu daerah yang berada pada ketinggian 0 700 meter dpl (Afrizon, 2009). Salah satu alternatif pilihan yang diharapkan dapat meningkatkan potensi produksi tanaman dalam rangka memenuhi kebutuhan pangan adalah pendayagunaan lahan kering. Lahan kering tersedia cukup luas, sebagian belum 5

6 diusahakan secara optimal sehingga memungkinkan peluang dalam pengembangannya (Anonim, 2012b). Jenis tanaman padi di Provinsi Bali terdiri dari padi sawah dan padi ladang. Luas lahan untuk tanaman padi 104.126 hektar, terdiri dari padi sawah 103.984 hektar dan padi ladang 142 hektar. Sejumlah 147.880 rumah tangga petani padi, sebesar 99,10% (146.556 rumah tangga) mengelola padi sawah, sedangkan padi ladang hanya dikelola sebesar 0,90% atau 1.324 rumah tangga (BPS, 2013). Potensi perkembangan luasan lahan-lahan sawah yang tergantung dari musim hujan di Bali semakin besar, seiring dengan meningkatnya alih fungsi lahan sawah untuk tujuan non pertanian (pemukiman, industri dan lainnya) yang menghambat jaringan irigasi pertanian. Pentingnya pengelolaan lahan kering dapat diartikan sebagai segala upaya untuk memelihara dan meningkatkan kesuburan tanah pada lahan kering agar usaha pertanian dapat secara berkelanjutan dilaksanakan tanpa merusak kelestarian lingkungan. 2. 2. Galur Mutan dan Varietas Padi Gogo Penggunaan varietas unggul bermutu adalah salah satu cara yang handal untuk meningkatkan produksi pangan. Cara ini lebih aman dan harus ramah lingkungan, tentunya biaya juga lebih murah. Upaya untuk mendapatkan varietas unggul bermutu dilakukan secara intensif sesuai dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang ada. Penciptaan varietas baru untuk meningkatkan keragaman genetik dapat dilakukan dengan cara persilangan antar spesies, introduksi genotip, kultur jaringan, dan pemuliaan tanaman dengan teknik

7 radiasi. Teknologi nuklir merupakan salah satu teknologi moderen yang berkembang pesat dalam bidang pertanian. Pemanfaatan teknik nuklir pada tanaman dapat digunakan untuk perbaikan varietas melalui mutasi dengan radiasi (Anonim, 2014). Galur merupakan keturunan hasil persilangan yang mempunyai karakter agronomis tertentu dan biasanya belum mencapai kemantapan dan belum diberi nama. Galur terdiri dari galur murni dan galur harapan. Pengertian galur murni adalah turunan-turunan yang mempunyai sifat khas yang sama dengan parentalnya. Terjadi dari penyerbukan sendiri walaupun dilakukan ulang beberapa kali, sedangkan galur harapan merupakan keturunan hasil persilangan yang mempunyai karakter agronomis tertentu dan biasanya belum mencapai kemantapan dan belum diberi nama serta galur-galur dimaksud merupakan galur unggulan yang akan dicari galur terbaik sebagai harapan mendapatkan varietas. Varietas merupakan bagian dari suatu jenis yang ditandai oleh bentuk tanaman, pertumbuhan, daun, bunga, buah, biji, dan sifat-sifat lain yang dapat dibedakan dalam jenis yang sama. Kultivar diartikan sebagai sekelompok tumbuhan yang telah dipilih/diseleksi untuk suatu atau beberapa ciri tertentu yang khas dan dapat dibedakan secara jelas dari kelompok lainnya, serta tetap mempertahankan ciriciri khas ini jika diperbanyak dengan cara tertentu (Prassojo, 2012). Di Indonesia, kegiatan penelitian aplikasi teknik nuklir dalam bidang pertanian khususnya untuk pemuliaan tanaman telah dilakukan Badan Tenaga Nuklir Nasional sejak tahun 1980-an dalam upaya meningkatkan ketahanan pangan nasional. Meski nuklir merupakan teknologi berbahaya bagi manusia, tapi

8 punya efek positif bila dapat memanfaatkan sifat-sifat hakiki dari tenaga ini untuk maksud damai. Teknologi nuklir dapat digunakan dalam bidang pertanian, peternakan, pengawetan makanan, hidrologi, industri, dan kedokteran. Pada akhirnya, pemanfaatan teknologi nuklir akan dapat meningkatkan mutu kehidupan dan kesejahteraan masyarakat. BATAN juga berupaya untuk memberikan sosialisasi pada masyarakat bahwa nuklir tidak selalu berdampak buruk. Pengembangan varietas padi dengan teknik mutasi radiasi adalah salah satu contoh manfaat nuklir. Pastinya, masyarakat tidak perlu merasa khawatir apalagi takut. Radiasi yang dilakukan terhadap genetik tanaman tidak mengakibatkan tanaman atau produk tanaman menjadi radioaktif. Semua hasil pemuliaan tanaman dengan teknik radiasi dijamin aman untuk dikonsumsi oleh manusia (Hatta, 2013). Iradiasi adalah suatu teknik yang digunakan untuk menciptakan varietas baru. Caranya adalah melakukan penyinaran radiasi gamma dengan dosis tertentu pada biji tanaman yang dikehendaki atau teknik mutasi. Tujuannya untuk memperoleh sifat-sifat baru yang lebih unggul dari varietas induknya. Sifat tersebut meliputi daya hasil, umur, ketahanan terhadap hama dan penyakit tanaman (Anonim, 2013). Mutasi merupakan suatu proses dimana suatu gen mengalami perubahan struktur atau segala macam tipe perubahan bahan keturunan yang mengakibatkan perubahan fenotipe yang diwariskan dari satu generasi ke generasi berikutnya. Gen atau faktor keturunan yang berubah karena mutasi disebut mutan. Galur mutan yang dihasilkan oleh BATAN yaitu PMG 01/Psj sampai dengan PMG 10/Psj, walaupun telah banyak galur harapan (GH) padi gogo yang

9 dihasilkan dan sudah dilepas, namun sebagian besar masih merupakan VUB nasional. Sehingga dengan demikian perlu dilakukan uji adaptasi terhadap GH padi gogo yang sudah dihasilkan. Uji adaptasi ini diharapkan sejumlah galur harapan padi gogo generasi awal dan menengah dapat diketahui keunggulan sifatsifat spesifiknya seperti daya hasil, daya adaptasi dan kesesuaian agroekologinya. Varietas unggul padi gogo yang telah dilepas oleh Badan Litbang Pertanian tahun 1999-2002, yaitu tujuh varietas padi gogo lahan kering meliputi Cirata, Towuti, Limboto, Danau Gaung, Batutegi, Situpatenggang dan Situbagendit. Umumnya varietas tersebut berumur genjah 105-125 hari, tinggi 100-135 cm, toleran terhadap keracunan Aluminium, toleran kekeringan, tahan terhadap beberapa ras penyakit blas dan cocok dibudidayakan di lahan kering dataran rendah. Varietas unggul tersebut perlu di adaptasikan untuk menentukan varietas yang cocok untuk dikembangkan pada daerah-daerah pertanaman padi gogo (Warda, 2011). 2. 3. Uji Adaptasi dan Kemampuan Adaptasi Tanaman di Lahan Kering Pengujian keunggulan calon varietas dilakukan melalui dua pendekatan, yaitu uji adaptasi/multi lokasi dan uji observasi. Uji adaptasi dilakukan dalam bentuk uji multi lokasi dan multi musim dan berlaku untuk calon varietas tanaman semusim hasil pemuliaan dan introduksi. Uji observasi dilakukan terhadap tanaman tahunan atau tanaman semusim. Tanaman semusim yang diporoduksi secara terbatas, respon genetik sangat spesifik terhadap lingkungan tumbuh, atau varietas lokal yang sudah berkembang di masyarakat sejak lima tahun terakhir dan

10 sampai saat ini berkembang dengan baik. Uji adaptasi/multilokasi adalah kegiatan uji lapangan terhadap tanaman di beberapa agroekologi bagi tanaman semusim, untuk mengetahui dan memperoleh data keunggulan-keunggulan dari calon varietas yang akan dilepas sebagai suatu varietas unggul yang akan dikomersialkan (Anonim, 2012b). Sumbangan padi gogo dalam perberasan nasional rendah, salah satu penyebabnya adalah karena padi gogo hanya ditanam sekali setahun pada awal musim hujan. Kendala lainnya adalah produktivitasnya rendah karena padi gogo umumnya ditanam pada tanah masam yang secara kimiawi memiliki tingkat ketersediaan aluminium dan mangan yang tinggi dan ketersediaan unsur hara terutana N, P, K, Ca, Mg, dan Mo yang rendah. Secara fisik tanah ini memiliki kapasitas menahan air yang rendah dan mudah tererosi. Kendala lainnya adalah sukarnya pengendalian gulma, penanggulangan hama penyakit yang tidak memadai, rendahnya kesuburan tanah, serta kurang pengetahuan petani mengenai pemupukan dan cara tanam (Budiasih, 2009). Adaptasi kekeringan adalah kemampuan suatu genotipe untuk dapat hidup dalam suasana kekeringan dan lebih produktif atau mempunyai daya produksi yang lebih stabil dibandingkan dengan kultivar kontrol, di dalam lingkungan yang sering terjadi kekeringan. Adaptasi tanaman terhadap kekeringan melibatkan dua aspek, yaitu penghindaran kekeringan (drought escape) dan ketahanan kekeringan resisten (drought resistence) (Maschner, 1997). Kekeringan akan menyebabkan terganggunya proses metabolisme tanaman seperti terhambatnya penyerapan nutrisi, terhambatnya pembelahan dan pembesaran sel, penurunan aktivitas enzim

11 serta penutupan stomata sehingga pertumbuhan dan perkembangan tanaman menjadi terhambat (Asmara, 2011). Pengaruh stress kekeringan terhadap pertumbuhan tanaman sangat ditentukan oleh besarnya tingkat stress yang dialami dan fase pertumbuhan tanaman tersebut saat mendapat stress kekeringan (Kadir, 2011). Saat defisit air, secara fisiologis untuk tetap dapat mempertahankan proses metabolismenya tanaman mengatur potensial osmotik selnya tetap negatif, yaitu dengan menghasilkan senyawa osmoregulator seperti prolin berfungsi untuk mempertahankan potensial air jaringan tanaman dalam mekanisme osmoregulasi (Setiawan et al, 2012). Dehidrasi pada tanaman dapat dihindari baik dengan meminimalkan air yang keluar dengan penutupan stomata, penggulungan daun, pengguguran daun, mengurangi pertumbuhan dan mempersingkat ontogenesis, atau dengan mempertahankan suplai air dengan penyesuaian osmotik dan peningkatan nisbah akar/tajuk (Levitt, 1980). Tanaman-tanaman yang menyelesaikan fase-fase pertumbuhan aktifnya dalam suatu periode dimana lingkungan cocok untuk diberikan air, akan terhindar dari bahaya kekeringan (Budiasih, 2009).