PETULJUK LAPANGAN SELEKSI BENIH TANAMAN JAGUNG 1. LATAR BELAKANG 2. TUJUAN Benih adalah merupakan faktor penentu keberhasilan budidaya tanaman Benih jagung yang akan ditanam dianjurkan adalah benih /varietas unggul bermutu/tahan terhadap hama dan penyakit juga memenuhi syarat seperti potensi hasil tinggi, daya tumbuh 85-95 % bebas dari campuran varietas lain /murni tidak kadaluarsa. Setelah selesai berlatih peserta dapat 1. Terampil dalam menentukan benih / varietas specifik lokasi 2. Terampil dalam melakukan Seleksi benih 3. Terampil dalam melakukan seed treatment 4. Terampil untuk menghitung kebutuhan benih 3. MANFAAT Setelah berlatih peserta memahami pentingnya benih varietas unggul bermutu, murni berdaya tumbuh tinggi,tidak kadaluarsa dan memiliki potensi hasil tinggi dan termpil melakukannya. 4. METODE Ceramah, diskusi, presentasi dan praktek 5. ALAT DAN BAHAN - Lap top - LCD - Alat tulis - Kalkulator/HP - Benih - Wadah - Metalaksil - Risomil 6. WAKTU 3 Jp @ 45 menit 7. TEMPAT a. Lokasi di Kelompok Tani Makmur Dusun Jarangan Desa Boro Kecamatan Selorejo b. Ruang kelas
8. LANGKAH KEGIATAN No Tahapan Uraian kegiatan 1 Menentukan Benih yang akan di benih yang tanam adalah akan ditanam benih yang sesuai dengan kondisi agroekosistem setempat Alat bantu Jenis: Bersari Bebas (komposit) Umur: 90 95 hari Bentuk Biji: Mutiara Bobot 1000 biji: + 275 g Potensi Hasil: 7,6 t/ha Keunggulan: Toleran kekeringan, tahan penyakit bulai dan karat daun. 2. Menghitung kebutuhan benih 3 Melakukan seleksi dan uji mutu benih Setelah ditentukan luas areal yang akan ditanami dan ditetapkan benih yang akan digunakan maka selanjutnya menghitung berapa kebutuhan benih yang dibutuhkan Pilih benih yang memenuhi syarat seperti bernas, warna cerah, masak penuh, bebas hama penyakit Luas lahan x Populasi per hektar Kebutuhan Benih = Daya kecambah(%)xbobot bijix10.000 4 Menentukan pestisida yang akan digunakan dalam seed Pestisida yang digunakan adalah metalaksil/ ridhomil dengan perbandingan 2
treatmen gram per 1 Kg benih 5 Melakukan perlakuan benih ( seed treatment) Basahi benih sampai pada kondisi lembab, taburi dengan metalaksil aduk sampai rata 9. EVALUASI No. Uraian Kegiatan 1. Menentukan benih yang akan ditanam 2. Menghitung kebutuhan benih 3. Melakukan seleksi dan uji mutu benih 4. Menentukan pestisida yang akan digunakan dalam seed treatmen 5. Melakukan seed treatmen Nilai 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 Keterangan : Nilai 1 2 Nilai 3 4 Nilai 5 6 Nilai 7 8 Nilai 9 10 = E = D = C = B Skala Penilaian : A = Sangat terampil B = Terampil C = Cukup terampil D = Kurang terampil E = Tidak terampil
10. INFORMASI POKOK A. MEMILIH BENIH DARI BENIH UNGGUL VARIETAS BARU Pemilihan benih merupakan keputusan penting yang perlu dilakukan dalam mengusahakan jagung karena di pasaran banyak beredar benih dan petani sendiri sering memproduksi benih. Penggunaan varietas unggul memiliki peran dalam peningkatan produktivitas yaitu produksi persatuan luas dan ketahanannya terhadap hama dan penyakit. Beberapa aspek yang perlu dipertimbangkan dalam memilih varietas, antara lain: - kesesuaian tanah dan iklim, - daya toleransi terhadap hama, penyakit, cekaman kekeringan, kemasaman tanah - pola tanam dan tujuan penanaman, - kesukaan (preferensi) petani terhadap karakter jagung seperti umur tanaman, warna biji dan lain sebagainya Di Indonesia, jagung dibudidayakan pada lingkungan yang beragam. Luas areal panen jagung sekitar 3,3 juta ha/tahun, 80% di antaranya ditanami varietas unggul yang terdiri atas 56% jagung bersari bebas (komposit) dan 24% hibrida, sedang sisanya varietas lokal (Pingali 2001). Data Nugraha et al. (2002), menunjukkan, luas areal tanam jagung varietas unggul telah mencapai 75% (48% besari bebas, 27% hibrida). Dari data tersebut Nampak bahwa sebagian besar petani masih menggunakan benih jagung bersari bebas. Hal ini terkait dengan harga benih jagung bersari bebas lebih murah daripada benih jagung hibrida, atau karena benih hibrida sukar diperoleh, terutama di daerah terpencil. 1. Benih lokal Benih lokal adalah benih yang dihasilkan oleh petani dari hasil penanaman untuk konsumsi. Dari hasil penanaman tersebut petani memilih yang baik berdasarkan kondisi tongkol yang dihasilkan. Selanjutnya benih diperlakukan sebagaimana layaknya untuk bahan tanam. Diperkirakan sekitar 40% petani jagung masih menggunakan benih lokal yang produksinya rendah. Terdapat beberapa alasan petani menggunakan benih lokal, antara lain: benih lokal masih dapat diproduksi petani dan lebih murah serta lebih mudah didapatkan, petani sering mengalami kesulitan untuk mendapatkan benih yang lebih bermutu karena keterbatasan permodalan atau produksi benih bermutu masih kurang.
Produktivitas jagung dari benih lokal sangat rendah, hanya berkisar 1,5-2 ton per hektar. Oleh karena itu petani tidak dianjurkan untuk menggunakan benih lokal. 2. Benih komposit Benih komposit termasuk benih unggul. Secara fisiologis, benih komposit adalah benih yang bersari bebas. Benih komposit dihasilkan dari tanaman jantan dan betina yang berasal dari tongkol yang sama. Benih komposit dapat digunakan secara berulang (3-4 kali), kurang responsif terhadap pemupukan, potensi produksinya lebih tinggi dibandingkan dengan benih lokal (7-8 ton/hektar), umurnya 95-105 hari, dan pertumbuhannya sering tidak seragam. Akan tetapi, benih komposit relatif lebih adaptif terhadap kondisi tanah masam dan toleran terhadap kekeringan. Beberapa varietas benih komposit yang dapat digunakan tertera pada Tabel 1. Varietas Tahun dilepas Tabel 1. Varietas benih komposit Potensi hasil (t/ha) Umur panen (hari) Ketahanan penyakit bulai Keunggulan spesifik Lagaligo 1996 7,5 90 Tahan Toleran kekeringan Gumarang 2000 8,0 82 Agak tahan Umur genjah Kresno 2000 7,0 90 Agak Tahan Umur genjah Lamuru 2000 7,6 95 Agak tahan Toleran kekeringan Palakka 2003 8,0 95 Tahan - Sukmaraga 2003 7,4 105 Tahan Toleran kemasaman Srikandi K-1 2004 7,9 110 peka QPM Srikandi P-1 2004 8,0 110 peka QPM Anoman 1 2006 7,0 95 peka Toleran kekeringan dan agak pulen Obatanpa (Pro-A)BC1C2- F2 KUI Carotenoid Syn 2011 7,6 95 Agak peka Beta caroteen (ppm)0,081 (2x jagung biasa ) dan QPM 2011 9 95 Agak peka Beta caroteen (ppm) 0,144 (3 x jagung biasa) 3. Benih hibrida Benih hibrida dapat dibedakan menjadi 2 jenis yaitu: hibrida silang tunggal dan hibrida 3 jalur. Hibrida silang tunggal adalah benih hibrida yang dihasilkan dari 2 varietas, sedangkan hibrida 3 jalur dihasilkan dari hasil persilangan 2 varietas dengan varietas lain yang memiliki sifat unggul yang tidak dimiliki oleh hasil persilangan pertama.
Benih hibrida adalah benih unggul yang hanya dapat digunakan sekali saja, responsif terhadap pemupukan atau input tinggi sehingga potensi produksinya jauh lebih tinggi dibandingkan dengan benih komposit yaitu10-12 ton perhektar. Umurnya juga lebih pendek (kurang dari 90 hari) sehinga potesial untuk meningkatkan IP (Indek Penanaman). Penampilannya, pertumbuhan dan penyerbukan relatif seragam. Beberapa varietas benih hibrida tertera pada Tabel 2 Tabel 2. Varitas Benih Hibrida Varietas Tahun dilepas Potensi hasil (t/ha) Umur panen (hari) Ketahanan penyakit bulai Keunggulan spesifik Bima-1 2001 9,0 97 Agak Tahan Umur sedang Bima-2 Bant 2007 14,0 95 Agak Tahan Stay green Bima-3 Bant 2007 13,5 95 Tahan Stay green Bima-4 2008 13,5 95 Agak Tahan Stay green Bima-5 2008 13,0 96 Agak tahan Stay green Bima-6 2008 12,5 100 Tahan Stay green Bima-7 2010 12,1 89 Agak tahan Stay green, genjah, toleran kekeringan Bima-8 2010 11,7 88 Tahan Stay green, genjah, toleran kekeringan Bima-9 2010 13,4 99 Peka Stay green Bima-10 2010 13,1 100 Sangat peka Stay green Bima-11 2010 13,2 100 Sangat peka Stay green, Bima-12 Q 2010 9,0 95 Sangat peka QPM Bima-13 Q 2010 10,0 95 Sangat peka QPM Bima-14 Batara 2011 12,9 100 Tahan Stay green Bima-15 Syg 2011 13,2 100 Agak tahan Stay green + toleran kekeringan B. MELAKUKAN UJI MUTU BENIH Benih yang unggul harus disertai dengan mutu benih yang baik karena mutu benih juga akan meningkatkan produktivitas hasil. Benih adalah bahan tanaman.yang berwujud biji. Oleh karena itu, suatu biji belum tentu benih. Benih memiliki dan membawa sifat-sifat genetik tanaman induknya dan akan
tampil optimal jika benihnya tumbuh dan berproduksi pada lingkungan yang optimal serta mutunya benih tinggi (daya tumbuh) dan vigor benih yang tinggi. Oleh karena itu, benih merupakan komponen penting dalam budidaya tanaman. Benih bermutu adalah benih yang memenuhi syarat-syarat sebagai berikut: - Berlabel dan bersertifikat - Secara genetik memiliki tingkat kemurnian varietas yang tinggi, tidak tercampur dengan sifat-sifat buruk dari varietas yang tidak dikehendaki - Secara fisiologis memiliki kemampuan berkecambah yang tinggi. Disarankan benih terpakai memiliki daya kecambah lebih dari 95%. - Secara fisik benih terbebas dari gejala adanya serangan penyakit, warna dan ukuran benih seragam, kadar air biji rendah (9-11%). Untuk mendapatkan benih bermutu perlu dilakukan proses produksi benih secara tepat, mulai dari budidaya sampai prosesing benih. Benih yang akan digunakan harus diketahui kadar air dan daya kecambahnya. Uji daya kecambah dan kadar air dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut: 1. Uji daya kecambah dengan menggunakan media pasir - Siapkan media tumbuh (dari bak berisi pasir yang dibasahi) - Ambil 100 biji secara acak - Tanam biji pada media pasir tidak terbenam dan tutup dengan daun pisang - Amati benih yang berkecambah pada hari keempat dan ketujuh. Benih yang pada pengamatan tersebut tidak berkecambah dianggap tidak normal. - Hitung daya kecambah dengan rumus = Jumlah benih yang tumbuh normal/benih yang dikecambahkan x 100% 2. Uji daya kecambah dengan kertas digulung plastik (Ukdp) - Siapkan selembar plastik dan diatasan 5 lembar kertas koran yang sudah dibasahi - Ambil 100 biji jagung secara acak - Tempatkan biji jagung di atas kertas basah secara teratur - Lipat kertas secara teratur sedemikian rupa sehingga biji jagung tidak terhambur - Amati benih yang berkecambah pada hari keempat dan ketujuh. Benih yang pada pengamatan tersebut tidak berkecambah dianggap tidak normal.
- Hitung daya kecambah dengan rumus = Jumlah benih yang tumbuh normal/benih yang dikecambahkan x 100% Kecambah normal adalah kecambah yang menunjukkan untuk dapat berkembang lebih lanjut menjadi tanaman yang tubuh dengan baik bila ditanam pada kondisi kelembaban, temperatur, dan cahaya yang sesuai. Kecambah normal dicirikan oleh tumbuhnya akar dan hipokotil yang sempurna. 3. Uji Kadar air a. Penentuan kadar air dengan menggunakan alat moinsture tester b. Penentuan kadar air dengan menggunakan alat pengering (oven) ditimbang Penentuan kadar air dilakukan dengan mengambil sejumlah sampel dan (Berat Basah). Sampel dikeringkan sampai bobot konstan dan kemudian ditimbang (Berat Kering). Kadar air dihitung dengan rumus, Berat Basah Berat Kering Kadar air (%) = x 100% Berat Basah c. Penentuan kadar air dengan cara pendugaan - Biji masih melekat di tongkol, jika digesek-gesek mengeleluarkan bunyi nyaring menunjukkan bahwa biji berkadar air 15-17% - Biji ditekan dengan menggunakan kuku jika tidak menimbulkan bekas menunjukkan bahwa biji berkadar air 15 17 % - Biji digigit, jika pecah menjadi menjadi dua menunjukkan bahwa biji berkadar air 14 17% - Biji dilentingkan di lantai, jika biji melenting 10 cm sampai 20 cm menunjukkan bahwa biji berkadar air 9 11%. 3. MENGHITUNG KEBUTUHAN BENIH Penentuan kebutuhan benih perlu dilakukan demi efisiensi. Jangan sampai petani berlebihan atau kekurangan dalam pengadaannya. Dalam budidaya tanaman jagung tidak dikenal penyulaman dengan menggunakan benih karena penyulaman dengan benih langsung pertumbuhannya akan tertinggal sehingga tidak akan terjadi penyerbukan. Tindakan penyulaman dimungkinkan jika bibit sulam sudah dipersiapkan. Dengan demikian, umur tanaman sama sehingga memungkinkan terjadinya penyerbukan. Kebutuhan benih tergantung pada luas lahan yang ditanami, populasi tanaman per hektar, daya kecambah, dan varietas yang digunakan. Varietas menentukan jarak tanam
atau populasi per hektar, bobot atau ukuran biji. Pada umumnya banyaknya benih yang gunakan berkisar antara 18 19 kg/ ha dengan jarak tanam 75 cm x 40 cm (2 tanaman per lubang) atau 75 cm x 20 cm (1 tanaman per lubang). Untuk menentukan banyaknya benih yang dibutuhkan untuk luasan tertentu dapat digunakan rumus sebagai berikut : Luas lahan x Populasi per hektar Kebutuhan Benih = Daya kecambah (%) x Bobot biji x 10.000 Contoh Luas lahan = 6000 m² Daya kecambah = 90% Bobot biji = 250 g/1000 biji Populasi per hektar = 70.000 tanaman (jarak tanam 75 cmx20cm, 1 biji/lubang) Maka, benih yang dibutuhkan adalah: 6000/10000 x 100/90 x 70.000 x 250/1000 = 9450 g atau 9,5 kg 4. MELAKUKAN SEED TERATMENT Perlakukan benih (seed treatment) adalah tindakan yang dilakukan untuk mencegah timbulkan penyakit (seed born diseases). Bahan yang digunakan adalah fungisida. Perlakukan benih pada jagung sebelum ditanam terutama ditujukan untuk mencegah timbulnya pernyakit bulai. Penyakit bulai dikenal sangat merugikan petani karena tanaman yang terserang bulai dipastikan tidak akan menghasilkan buah dan sifat penyebarannya yang cepat. Untuk mencegah bulai, benih jagung diperlakukan dengan metalaksil (umumnya berwarna merah), dengan dosis 2 g (bahan produk) per 1 kg benih yang dicampur air 10 ml. Dosis yang berlebihan tidak efisien. Sebaliknya jika dosisnya kurang, perlakuan benih tidak merata sehingga benih akan rentan terhadap serangan bulai. Saat mencampur benih dengan larutan metalaksil jangan sampai menimbulkan kerusakan benih. Benih yang telah dicampur dengan larutan metalaksil dikeringanginkan selama ± 2 jam supaya metalaksil melekat sempurna. Metalaksil dapat meresap ke dalam biji dan bersifat racun yang mengakibatkan rusaknya endosperm (lembaga). Oleh karena itu, benih tidak dapat disimpan lama. Untuk itu dianjurkan segera ditanam atau paling lama 3-4 hari segera ditanam.
Insektisida sevin digunakan jika di lahan pertanaman terdapat banyak semut. Sevin digunakan dengan dosis 1 g untuk setiap kg benih. Sevin diberikan dengan cara dicampur benih sebelum ditanam. BAHAN BACAAN Anonimous, 2008. Penelitian Padi dan Palawija. Teknologi untuk Petani. Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian, Pusat Penelitian dan Pengembangan Tanaman Pangan. Anonimous. 2010. Pedomam Umum PTT Jagung. Kementerian Pertanian, Badan penelitian dan pengembangan Pertanian, Jakarta. Highlight, 2009. Balai Penelitian Dan Pengembangan Tanaman Serealia, Maros Made J. Mejaya, M. Azrai, dan R. Neni Iriany. 2008. Pembentukan Varietas Unggul Jagung Bersari Bebas. Balai Penelitian Tanaman Serealia, Maros Tim Penulis PS. 2008. Agribisnis Tanaman sayuran. Ed Rev Cetakan XV. Penebar Swadaya. Jakarta Warisno. 2009. Seri budidaya jagung hibrida. Penerbit Kanisius, Yogyakarta Anonim. tahun 1984 Jagung dan Permasalahannya.Deptan www.anekabudidaya.com/2015/02/jenis-jenis-benih-jagung-di-indonesia.html http://sultra.litbang.pertanian.go.id/ind/images/phocadownload/tehnologi/juknis azmulfauzii.blogspot.co.id/2014/03/tehnologi-pembuatan-benih-jagung-hibrida.html fazkurniawann.blogspot.co.id/2013/09/pembuatan-benih-hibrida-pada-tanaman.html