Keywords: Mobile IP, FMIPv6, WAVE, NS-2, SUMO Syadwina Mayhani 1, Fazmah Arif Yulianto, ST., MT. 2, Anton Herutomo, S.T., M.Eng.

dokumen-dokumen yang mirip
ISSN : e-proceeding of Engineering : Vol.2, No.2 Agustus 2015 Page 5870

Analisis Performansi FHMIPv6 (Fast Handover for Hierarchical Mobile IPv6) pada Jaringan WAVE (Wireless Access in Vehicular Environment) 802.

ANALISA PENGARUH ROUTER ADVERTISE INTERVAL PADA PERFORMA JARINGAN MIPV6 MENGGUNAKAN SIMULATOR JARINGAN OPNET

MEKANISME FAST HANDOVER UNTUK PROSES MOBILITY MANAGEMENT DI MOBILE IPv6

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Analisis Kinerja Protocol SCTP untuk Layanan Streaming Media pada Mobile WiMAX 3

Analisa Kualitas Aplikasi Multimedia pada Jaringan Mobile IP Versi 6

NETWORK MANAGEMENT TASK 2

BAB I PENDAHULUAN. nirkabel dan merupakan turunan dari MANET (Mobile Ad hoc Network). Tujuan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 3 PERANCANGAN SISTEM. topologi yang akan dibuat berdasarkan skematik gambar 3.1 berikut:

Simulasi dan Analisis Mobile IPv6 dengan Menggunakan Simulator OMNeT++ Gede Pradipta Yogaswara gunadarma.ac.id Jurusan Teknik

BAB 3 KONSEP MOBILE IP. Mobile IPv4 mendukung IPv4 node untuk mobile atau berpindah dari suatu

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM

BAB I PENDAHULUAN. keputusan krusial seperti transaksi perbankan, perdagangan dll.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang

BAB III METODE PENGEMBANGAN

BAB III ANALISIS METODE DAN PERANCANGAN KASUS UJI

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. aplikasi-aplikasi jaringan memerlukan sejumlah node-node sensor terutama untuk

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. multimedia memasuki dunia internet. Telepon IP, video conference dan game

ANALISIS KINERJA PROTOKOL REAKTIF PADA JARINGAN MANET DALAM SIMULASI JARINGAN MENGGUNAKAN NETWORK SIMULATOR DAN TRACEGRAPH

Sofian Wiranandi 1,. Gandeva Bayu Satrya, ST.,MT 2, Tri Brotoharsono, ST., MT 3

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 4 IMPLEMENTASI DAN ANALISIS SIMULASI. Pada saat menjalankan simulasi ini ada beberapa parameter yang ada dalam

BAB 4 PEMBAHASAN. penelitian sebelumnya, hasil tersebut kemudian dianalisis, dimana hasil dari analisis

ANALISA KINERJA AD-HOC ON DEMAND DISTANCE VECTOR (AODV) PADA KOMUNIKASI VMES

Perancangan dan Analisis Redistribution Routing Protocol OSPF dan EIGRP

BAB 1 PENDAHULUAN. dinamakan hotspot. Batas hotspot ditentukan oleh frekuensi, kekuatan pancar

BAB II TEORI DASAR. Resource Reservation Protocol (RSVP) merupakan protokol pada layer

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. mendapat perbandingan unjuk kerja protokol TCP Vegas dan UDP dengan

Analisis Pengaruh RSVP Untuk Layanan VoIP Berbasis SIP

UKDW BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Simulasi dan Pengkajian Performa Vehicular Ad Hoc Network

UNIVERSITAS BINA NUSANTARA. Jurusan Teknik Informatika Skripsi Sarjana Komputer Semester Ganjil 2006/2007

ANALISA PERFORMANSI MOBILE IPV6 DENGAN FAST HANDOVER MOBILE IPV6

Studi Kinerja Multipath AODV dengan Menggunakan Network simulator 2 (NS-2)

Pembandingan Kinerja Antara Protokol Dynamic Source Routing Dan Zone Routing Pada Jaringan Ad-Hoc Wireless Bluetooth

Widianto Wahyu Perdana¹, Rendy Munadi ², Yudha Purwanto³. ¹Teknik Telekomunikasi, Fakultas Teknik Elektro, Universitas Telkom

BAB I PENDAHULUAN. dipenuhi oleh pengirim (transmitter) dan penerima (receiver) agar komunikasi dapat

BAB 1 PENDAHULUAN. merupakan tulang punggung jaringan berbasis TCP/IP harus mampu mengikuti

BAB 4 ANALISA DATA. Gambar 4.1 Tampilan pada Wireshark ketika user melakukan register. 34 Universitas Indonesia

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang

ANALISA KINERJA MPEG-4 VIDEO STREAMING PADA JARINGAN HSDPA

IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN

BAB IV HASIL SIMULASI DAN KINERJA SISTEM

BAB V IMPLEMENTASI DAN HASIL SIMULASI

Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknik, Universitas Udayana Abstrak

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

1 BAB I PENDAHULUAN. Gambar 1-1. Hybrid Ad Hoc Wireless Topology

MILIK UKDW BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. yang dikerahkan di daerah pemantauan dengan jumlah besar node sensor mikro.

ANALISIS PERFORMANSI TFMCC PADA JARINGAN BROADBAND WIRELINE

STUDY ANALISIS QOS PADA JARINGAN MULTIMEDIA MPLS

ANALISIS PERBANDINGAN PERFORMANSI LAYANAN VOICE OVER IP PADA JARINGAN MPLS MENGGUNAKAN PROTOKOL UDP,SCTP,DAN TFRC

ELECTRICIAN Jurnal Rekayasa dan Teknologi Elektro 141

Kata kunci: VoIP, delay, packet loss, jitter, codec

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB III METODOLOGI. beragam menyebabkan network administrator perlu melakukan perancangan. suatu jaringan dapat membantu meningkatkan hal tersebut.

ANALISIS PERBANDINGAN QoS VoIP PADA PROTOKOL IPv4 DAN IPv6 ( STUDI KASUS : LABORATORIUM KOMPUTER UNIVERSITAS DIAN NUSWANTORO SEMARANG )

Bab 3 Parameter Simulasi

ANALISA PERFORMANSI APLIKASI VIDEO CONFERENCE PADA JARINGAN MULTI PROTOCOL LABEL SWITCHING [MPLS] ANITA SUSANTI

BAB V IMPLEMENTASI DAN HASIL SIMULASI

BAB 1 PENDAHULUAN. Perkembangan ilmu pengetahuan di bidang Teknologi Informasi dan Komunikasi

ANALISIS KINERJA PROTOKOL ROUTING AODV DAN OLSR PADA JARINGAN MOBILE AD-HOC

3.6.3 X2 Handover Network Simulator Modul Jaringan LTE Pada Network Simulator BAB IV RANCANGAN PENELITIAN

BAB II. LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB III METODE PENELITIAN

UNIVERSITAS INDONESIA

Optimasi Cross Layer Untuk Protokol Dynamic Source Routing Pada Komunikasi Antar Kendaraan Berbasis Vehicular Ad-Hoc Networks (VANETs)

ANALISIS KINERJA ENHANCED INTERIOR GATEWAY ROUTING PROTOCOL PADA TOPOLOGI MESH

BAB 4. Setelah melakukan perancangan topologi untuk merancang sistem simulasi pada

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Evaluasi Kinerja VANET pada Berbagai Model Propagasi Menggunakan Simulator Jaringan NS-3

Memahami cara kerja TCP dan UDP pada layer transport

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Network Layer JARINGAN KOMPUTER. Ramadhan Rakhmat Sani, M.Kom

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Evaluasi Pervormance Dari AODV Routing Protokol Pada Jaringan Ad Hoc Dengan Testbed

ANALISA PERBANDINGAN METODE ROUTING DISTANCE VECTOR DAN LINK STATE PADA JARINGAN PACKET

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. perangkat software dan hardware untuk mendukung dalam penelitian analisis

BAB 1 PENDAHULUAN. merupakan tulang punggung jaringan berbasis TCP/IP harus mampu mengikuti

ANALISIS KINERJA TRANSMISSION CONTROL PROTOCOL PADA JARINGAN WIDE AREA NETWORK

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar belakang. Semua bidang usaha di dunia ini menerapkan teknologi informasi dalam

Journal of Control and Network Systems

Analisis Kinerja EIGRP dan OSPF pada Topologi Ring dan Mesh

BAB I PENDAHULUAN. 1. Latar Belakang

BAB IV ANALISA DATA 4.1 Lokasi Test-bed

Transkripsi:

ANALISIS PERFORMANSI FMIPV6 (FAST HANDOVER MOBILE IPV6) PADA JARINGAN WIRELESS ACCESS IN VEHICULAR ENVIRONMENT (WAVE) 802.11P PERFORMANCE ANALYSIS OF FMIPV6 (FAST HANDOVER MOBILE IPV6) ON WIRELESS ACCESS NETWORK IN VEHICULAR ENVIRONMENT (WAVE) 802.11p Syadwina Mayhani 1, Fazmah Arif Yulianto, ST., MT. 2, Anton Herutomo, S.T., M.Eng. 3 1, 2, 3 Prodi S1 Teknik Informatika, Fakultas Informatika, Universitas Telkom, Bandung 1 syadwina.mayhani@gmail.com, 2 faz@telkomuniversity.ac.id, 3 anton.herutomo@gmail.com Abstrak Mobile IPv6 (MIPv6) merupakan protokol yang memungkinkan Mobile Node (MN) untuk tetap dicapai dalam Internet IPv6. Paket yang ditujukan untuk Home Address (HA) sebuah MN secara transparan dirutekan ke Care of Address (CoA) yang menunjukkan lokasi MN pada saat itu. Namun teknologi MIPv6 ini masih dirasa kurang dalam memenuhi kebutuhan konektivitas mobile user. Dengan protokol tambahan Fast Handover for Mobile IPv6 (FMIPv6) pada MIPv6 akan memungkinkan sebuah MN untuk mengkonfigurasi CoA baru sebelum MN tersebut berpindah dan terhubung dengan jaringan yang baru. Adakalanya sesuai kondisi keadaan di jalan, MN dapat bergerak sangat cepat, adapula kondisi terjadi kepadatan yang besar. Dengan kondisi jalan seperti itu, perlu diketahui apakah metode Handover menggunakan FMIPv6 akan baik bila digunakan ketika kedua kasus tersebut terjadi. Tugas akhir ini akan membandingkan pengaruh jumlah MN dengan kecepatan pergerakan MN terhadap kinerja FMIPv6 pada jaringan Wireless Access Networks in Vehicular Environments (WAVE) dengan cara membangun simulasi dibuat menggunakan NS-2.31 dan SUMO 0.12.3 dengan dua lingkungan yaitu dan Highway dengan perubahan kecepatan node dan jumlah kepadatan node dengan waktu pengamatan 180 detik untuk masing-masing skenario. Selain itu akan dilakukan analisis terhadap parameter standar kualitas dan kelayakan dari layanan (QoS) yang meliputi handoff latency, delay, throughput dan packet delivery ratio. Setelah melakukan simulasi didapatkan bahwa baik jumlah node dan kecepatan MN akan mempengaruhi performansi FMIPv6, makin banyak jumlah node menyebabkan kenaikan nilai handoff latency, begitu juga dengan kecepatan yang semakin meningkat akan membuat nilai handoff latency semakin besar. Kata kunci: Mobile IP, FMIPv6, WAVE, NS-2, SUMO 0.12.3 Abstract Mobile IPv6 (MIPv6) is a protocol allows the Mobile Node (MN) to remain reachable in IPv6 Internet. Packets addressed to a MN's Home Address (HA) are transparently routed to its Care-of Address (CoA) that show MN current location. But this technology is still considered less in meeting the needs of the connectivity for mobility user. With the additional protocol Fast Handover for Mobile IPv6 (FMIPv6) will allow a MN to configure new CoA before MN move and connected to the next network. Sometimes, according to the conditions in the state of the road, the mobile nodes can move very quickly, another hand, those conditions occur a large number of density. With road conditions like that, whether using FMIPv6 handover method on both cases occurred. This final project will compare the effect of the amount of the MN and MN speed movement of the performance FMIPv6 in network Wireless Access Networks In Vehicular Environments (WAVE) by building a simulation created using NS-2.31 and SUMO 0.12.3 with two environments, and Highway with change of velocity nodes and the number density of nodes with the observation time of 180 seconds for each scenario. Then do an analysis of the parameters of quality standards and the feasibility of service (QoS) which includes handoff latency, delay, throughput and packet delivery ratio. After finishing the simulation, show that both the number of nodes and speed will affect the performance FMIPv6 MN, the more the number of nodes causes increase in value handoff latency, as well as increasing the speed will make the handoff latency greater value. Keywords: Mobile IP, FMIPv6, WAVE, NS-2, SUMO 0.12.3

1. Pendahuluan Mobile Internet Protocol (Mobile IP) adalah suatu protokol internet baru yang direkomendasikan untuk kebutuhan mobilitas ini. Mobilitas host menjadi sangat penting diperhatikan karena sifatnya yang selalu berpindahpindah (dinamis) dengan syarat konektivitas yang tidak terputus. Dalam perpindahan tersebut akan membuat host mengalami perpindahan dari satu jaringan ke jaringan lain yang disebut dengan handover.[2] Agar kecepatan konektivitas tetap terjaga dan tidak terputus pada saat mobilitas dengan kecepatan tinggi, maka proses handover pun harus cukup cepat agar tidak mengganggu konektivitas jaringan user. Mobilitas untuk protokol IPv6 dikembangkan untuk memperbolehkan node IPv6 untuk berpindah titik akses jaringan tanpa adanya ganggunan. Dengan protokol tambahan Fast Handover for Mobile IPv6 (FMIPv6) pada Mobile IPv6 (MIPv6) akan mengatasi masalah handover yang membutuhkan waktu lebih lama. FMIPv6 memungkinkan sebuah MN (Mobile Node) untuk mengkonfigurasi CoA (Care of Address) baru sebelum MN tersebut berpindah dan terhubung dengan jaringan yang baru. Akan tetapi pengiriman suatu data pada saat perpindahan tidak luput dari kendalakendala terlebih jika ditinjau dari segi kecepatan mobilitas user maupun dari segi jumlah node. Sehingga dapat memungkinan FMIPv6 mengalami penurunan kinerja saat proses handover. [2] Adakalanya sesuai kondisi keadaan di jalan, MN dapat bergerak sangat cepat, adapula kondisi terjadi jumlah kepadatan yang besar. Dengan kondisi jalan seperti itu, perlu diketahui apakah metode Fast Handover menggunakan FMIPv6 baik digunakan saat kedua kasus tersebut terjadi. Tugas akhir ini akan membandingkan pengaruh jumlah MN dengan kecepatan pergerakan MN terhadap kinerja FMIPv6 dengan cara membangun simulasi jaringan pada MIPv6 yang menggunakan FMIPv6 pada jaringan Wireless Access in Vehicular Environment (WAVE), kemudian akan dilakukan analisis terhadap parameter standar kualitas dan kelayakan dari layanan (QoS) yang meliputi handoff latency, delay, throughput dan packet delivery ratio. Dari hasil analisis yang diperoleh, maka diharapkan dapat memberikan gambaran secara jelas mengenai kinerja FMIPv6 yang dipengaruhi oleh kecepatan perpindahan MN dan jumlah mobile yang disimulasikan pada jaringan WAVE, sehingga dapat diketahui apakah FMIPv6 cocok untuk pergerakan MN yang cukup tinggi dan jumlah kepadatan MN yang bergerak tiap detiknya. 2.Dasar Teori 2.1 Fast Handover for Mobile IPv6 Tujuan dari protokol FMIPv6 (RFC 4068) adalah untuk memungkinkan sebuah MN untuk mengkonfigurasi CoA yang baru, sebelum MN tersebut berpindah dan terkoneksi ke jaringan yang baru. FMIPv6 ini juga mengijinkan MN untuk menggunakan CoA yang baru seketika dia mengkoneksikan dirinya ke jaringan yang baru. Selain itu, FMIPv6 mencari untuk mengeliminasi latensi yang terjadi ketika terjadi prosedur Binding Update dari MN dengan menyediakan sebuah tunnel dua arah antara jaringan yang lama dengan yang baru saat prosedur Binding Update sedang dilakukan. FMIPv6 memiliki beberapa terminology baru : AR Access Router. Default router dari MN, sebagai contoh adalah router dimana MN terkoneksi. PAR Previous Access Router. AR akan terlibat didalam penanganan trafik dari MN saat perpindahan. PAR adalah router dimana MN terkoneksi sebelum melakukan perpindahan. NAR New Access Router. NAR adalah router dimana MN terkoneksi setelah melakukan perpindahan. PCoA Previous Care of Address. CoA yang dimiliki oleh MN sebelum pindah. NCoA New CoA. CoA yang dimiliki MN setelah dia berpindah ke jaringan yang baru.[6] Metode Fast Handover merupakan sebuah ekstensi yang ditawarkan untuk MIPv6 dan menyerupai sebuah kombinasi Pre-Registrasion dan Post-Registrasion. Dengan proses Pre-Registrasion, MN memiliki keuntungan untuk mempersiapkan proses registrasi dengan New Access Router (NAR) dan memperoleh Next CoA saat masih terhubung dengan Previous Access Router (PAR). Proses Post-Registration membuat MN dapat meginstruksikan PAR untuk meneruskan paket yang dialamatkan ke Previcious CoA ke Next CoA. Inti dari potokol FMIPv6 adalah sebuah Access Router harus tahu Access Router lainnya yang berdekatan yang memungkinkan MN akan terkoneksi ke AR tersebut.[6] 2.2 Wireless Access Vehicular Environment Gambar 1 Proses Handover FMIPv6 [7] WAVE adalah salah satu bagian dari kelompok standar protokol untuk DSRC. Penelitian yang dilakukan oleh IEEE menjelaskan bahwa fitur-fitur yang dikenal dengan WAVE adalah standar 802.11p.Protokol 802.11p memodifikasi standar 802.11 untuk menambahkan dukungan untuk jaringan area lokal nirkabel (WLAN) di lingkungan kendaraan. Aplikasi utama 802.11p adalah untuk komunikasi kendaraan-ke-kendaraan. IEEE 802.11p

adalah rancangan amandemen dari IEEE 802.11 standar untuk menambah akses nirkabel di dalam kendaraan lingkungan (WAVE) untuk mendukung Intelligent Transportation Systems (ITS) dimana mobil yang awalnya hanya berfungsi untuk alat transportasi, kini dirancang untuk bisa menjadi alat komunikasi mobile. Hal ini mencakup pertukaran data berkecepatan tinggi antara kendaraan ke kendaraan dan infrastruktur jalan pada lisensi pita 5,9 GHz (5,85-5,925 GHz). [1] 2.3 Parameter QoS yang Digunakan Handoff Latency : Waktu yang terhitung sejak paket terakhir dari rute pengiriman paket lama hingga paket pertama diterima oleh mobile node dari rute pengiriman paket baru setelah terjadinya handover. Delay : Waktu yang dibutuhkan oleh sebuah paket data terhitung ketika paket data dikirimkan hingga data diterima oleh receiver. Throughput : Banyak bit yang diterima oleh suatu suatu node dalam selang waktu pengamatan tertentu. Satuan yang digunakan adalah kbps (kb/second). Packet Delivery Ratio: Rasio jumlah paket data yang sukses diterima oleh tujuan dengan jumlah paket yang dikirimkan ke tujuan baik paket itu sukses diterima maupun gagal. Satuan yang digunakan adalah persen (%). 3. Perancangan Sistem 3.1 Gambaran Umum Sistem Tabel 1 Parameter-parameter pada Simulasi Parameter Nilai Mulai Protokol Routing NOAH Simulator NS 2.31 MAC Type IEEE 802.11p Frekuensi 5,9 GHz Transimitter Range 1000 m Antenna OmniDirectional Area 3900 x 9650 m (urban) dan 7100 x 3150 m (highway) Kecepatan Node 30-50km/jam(urban) dan 80-120 km/jam (highway) Jumlah Node 30, 50, 70 node/jam Waktu simulasi 180 detik Transport TCP Traffic Type FTP Packet Size 512 Kb Skenario Perubahan Jumlah Node MIPv6 Menentukan Wilayah Pengamatan Skenario Perubahan Kecepatan Node Membuat Mobilitas Node Membuat Topologi Jaringan Mengatur Parameter pada NS Skenario Perubahan Jumlah Node Gambar 2 Diagram Alir Pengerjaan Tugas Akhir JOSM SUMO & MOVE.jar FMIPv6 Berhasil Pengambilan Data Berhasil Tidak Ya Ya Tidak Handoff Latency Delay Analisis Data Selesai Throughput NS-2.31 Packet Delivery Ratio Skenario Perubahan Kecepatan Node awk 3.2 Topologi Jaringan CN (Sender) IR HA CR IR IR IR MN AR AR AR AR AR AR MN Gambar 3 Topologi Jaringan pada Simulasi FMIPv6 Menurut standar Cisco [4] luas area overlap yang direkomendasikan yakni antara 10% - 20% dari cakupan BS agar tidak terjadi area blackout. Karena pada simulasi setiap BS memiliki jangkauan sekitar 1000 m, maka

Handoff Latency (ms) Handoff Latency (ms) sepanjang 200 m merupakan bagian overlap adapun total daerah overlap sebesar 400 m, sehingga jarak antar BS berkisar 1600 m. 3.3 Skenario Simulasi Berdasarkan studi litelatur banyak kendaraan yang melintas di ruas Jalan MH Thamrin adalah sebanyak 4000 kendaraan per jam atau sekitar 67 kendaraan per menit atau 200 kendaraan per tiga menit. Dengan kecepatan maksimal sebesar 50 km/jam sesuai den gan batas kecepatan kendaraan menurut undang-undang kepolisian [4][5]. Sedangkan untuk lingkungan highway jumlah node yang diujikan sesuai dengan data volume kendaraan milik PT. Jasamarga kurang lebih 400 kendaraan per menit [3]. Karena simulasi dilakukan selama 180 detik dan hanya 8 km, sehingga jumlah node pada lingkungan highway yang digunakan adalah berkisar antara 90 sampai dengan 210 node sesuai data [4]. Kecepatan yang diujikan berkisar antara 80km/jam-120km/jam mengikuti aturan seperti yang dikatakan pada Undang- Undang Nomor 22 Tahun 2009, pasal 287 ayat 5 [5]. Tabel 2 Skenario Jumlah Node pada Jumlah Mobile Node per Jam Kelajuan 30 50 km/jam atau 13,89 m/s 50 50 km/jam atau 13,89 m/s 70 50 km/jam atau 13,89 m/s Gambar 4 Peta Area Simulasi Tabel 3 Skenario Kecepatan Node pada Jumlah Mobile Node per Jam Kelajuan 50 30 km/jam atau 8,33 m/s 50 40 km/jam atau 11,11 m/s 50 50 km/jam atau 13,89 m/s Tabel 4 Skenario Jumlah Node pada Highway Jumlah Mobile Node per Jam Kelajuan 30 100 km/jam atau 27,78 m/s 50 100 km/jam atau 27,78 m/s 70 100 km/jam atau 27,78 m/s Gambar 5 Peta Area Simulasi Jalan Bebas Hambatan Tabel 5 Skenario Kecepatan Node pada Highway Jumlah Mobile Node per Jam Kelajuan 50 80 km/jam atau 22,22 m/s 50 100 km/jam atau 27,78 m/s 50 120 km/jam atau 33.33 m/s 4. Analisis Hasil Simulasi 4.1 Hasil Pengujian Skenario 4.1.1 Handoff Latency Pengaruh Jumlah Node di Lingkungan 3.80 3.60 3.40 3.20 3.00 3.332 3.166 3.558 3.498 3.729 3.604 MIP 3.332 3.558 3.729 FMIP 3.166 3.498 3.604 Pengaruh Jumlah Node di Lingkungan Highway 3.50 3.30 3.10 2.90 2.70 2.50 2.690 2.705 3.203 3.168 3.468 3.240 MIP 2.690 3.203 3.468 FMIP 2.705 3.168 3.240 Gambar 6 Grafik Handoff Latency dengan Jumlah Node pada Gambar 7 Grafik Handoff Latency dengan Jumlah Node pada Highway

End to End Delay (ms) End to End Delay (ms) End to End Delay (ms) End to End Delay (ms) Handoff Latency (ms) Handoff Latency (ms) Pengaruh Kecepatan Node di Lingkungan 3.80 3.643 3.744 3.442 3.693 3.570 3.30 3.018 2.80 30 km/jam 40 km/jam 50 km/jam MIP 3.442 3.643 3.744 FMIP 3.018 3.570 3.693 3.60 3.40 3.20 3.00 2.80 2.60 Pengaruh Kecepatan Node di Lingkungan Highway 2.874 3.232 2.921 3.138 3.418 3.188 80 km/jam 100 km/jam 120 km/jam MIP 2.874 3.232 3.418 FMIP 2.921 3.138 3.188 Gambar 8 Grafik Handoff Latency dengan Kecepatan Node pada Perubahan jumlah node yang semakin meningkat didapatkan mengakibatkan handoff latency semakin besar, dengan bertambah jumlah node maka kualitas layanan pun akan terbagi kepada node-node tersebut sehingga menurunkan performansi handover. MIPv6 ini akan kalah pada jumlah node yang cukup besar karena pesan FMIPv6 dapat mengetahui link ketetanggannya sebelum melakukan handover. Handoff latency berbanding lurus dengan besar kecepatan node. FMIPv6 akan mempersipakan proses handover dengan memberikan info ketetanggan menggunakan deteksi pergerakan. Dengan kecepatan node yang semakin meningkat, pesan BU harus dapat menyeimbangi dengan deteksi pergerakan, ketidaksinkronan dapat membuat proses handover memakan waktu lebih lama. 4.1.2 End to End Delay Gambar 9 Grafik Handoff Latency dengan Kecepatan Node pada Highway Pengaruh Jumlah Node di Lingkungan 60 50 40 30 20 36.992 51.518 48.803 22.608 30.227 20.216 30 node 50 node 70 node MIP 22.608 36.992 51.518 FMIP 20.216 30.227 48.803 Gambar 10 Grafik End to End Delay dengan Jumlah Node pada Pengaruh Kecepatan Node di Lingkungan 36.992 37.791 40 35.368 32.999 35 29.968 30.227 30 25 20 30 speed 40 speed 50 speed MIP 35.368 36.992 37.791 FMIP 29.968 30.227 32.999 Gambar 12 Grafik End to End Delay dengan Kecepatan Node pada Pengaruh Jumlah Node di Lingkungan Highway 74.707 80 72.003 70 56.887 60 52.8095 50 35.67 40 30 34.7815 30 node 50 node 70 node MIP 35.67 56.887 74.707 FMIP 34.7815 52.8095 72.003 Gambar 11 Grafik End to End Delay dengan Jumlah Node pada Highway Pengaruh Kecepatan Node di Lingkungan Highway 70 65 60 55 50 45 40 56.887 53.107 51.282 53.547 64.384 57.100 80 speed 100 speed 120 speed MIP 53.107 56.887 64.384 FMIP 51.282 53.547 57.100 Grafik 13 Grafik End to End Delay dengan Kecepatan Node pada Highway FMIPv6 memberikan nilai yang lebih baik dibandingkan MIPv6 karena pada FMIPv6, CN yang langsung mengirimkan pada MN. Kedua protokol tersebut mengalami kenaikan delay seiring dengan kenaikan jumlah node hal ini karena terjadi pembagian bandwidth seiring dengan bertambahnya node sehingga menyebabkan delay makin naik. Delay pada lingkungan urban lebih besar dibanding lingkungan jalur bebas hambatan, karena pada urban kecepatan node lebih kecil, sehingga mengakibatkan kepadatan node pada titik-titik persimpangan. Rata-rata delay dapat dikatakan tidak mengalami kenaikan yang signifikan. Karena CN akan terus mengirim paket data ke setiap node tidak memperhatikan posisi mobile node, karena yang lebih berperan dalam pengiriman sesuai posisi mobile node adalah PAR dan NAR. FMIPv6 memiliki delay yang lebih kecil dibanding dengan MIPv6 karena paket MIPv6 dari CN dapat dikirim ke HA terlebih dahulu yang meneybabkan trafik penuh.

Packet Delivery Ratio Packet Delivery Ratio Throughput (kbps) Througput (kbps) Throughput (kbps) Throughput (kbps) 4.1.3 Throughput Pengaruh Jumlah Node di Lingkungan 97.00 94.00 91.00 88.00 85.00 94.805 91.466 93.699 89.013 91.703 85.932 MIP 91.466 89.013 85.932 FMIP 94.805 93.699 91.703 Gambar 14 Grafik Throughput dengan Jumlah Node pada Pengaruh Jumlah Node di Lingkungan Highway 75.00 72.00 69.00 66.00 63.00 60.00 72.214 67.011 70.339 65.238 68.13 63.996 MIP 67.011 65.238 63.996 FMIP 72.214 70.339 68.13 Gambar 15 Grafik Throughput dengan Jumlah Node pada Highway Pengaruh Kecepatan Node di Lingkungan 94.792 96.00 94.00 93.702 92.909 92.00 89.697 90.00 88.00 88.112 87.044 86.00 30 km/jam 40 km/jam 50 km/jam MIP 89.697 88.112 87.044 FMIP 94.792 93.702 92.909 Pengaruh Kecepatan Node di Lingkungan Highway 74.00 72.00 70.00 68.00 66.00 64.00 71.647 71.020 67.931 69.002 66.634 66.005 80 km/jam 100 km/jam 120 km/jam MIP 67.931 66.634 66.005 FMIP 71.647 71.020 69.002 Gambar 16 Grafik Throughput dengan Kecepatan Node pada Highway Gambar 17 Grafik Throughput dengan Kecepatan Node pada Highway FMIPv6 memberikan throughput yang lebih baik dibandingkan MIPv6 karena FMIPv6 sebelum melakukan handoff sudah mengantisipasi perpindahan dan memberitahu ke NAR, ketika MN sampai ke subnet baru, paket dapat langsung dikirim. Seiring dengan kenaikan jumlah node, throughput baik MIPv6 dan FMIPv6 mengalami penurunan karena pembagian layanan jaringan ke setiap node. Throughput pada lingkungan urban lebih besar dibanding lingkungan jalan tol karena node pada urban berada pada suatu subnet lebih lama dibandingkan di jalan tol yang mengalami perpindahan subnet lebih cepat, sehingga MN akan dapat menerima paket lebih banyak. 4.1.4 Packet Delivery Ratio Pengaruh Jumlah Node di Lingkungan 97.80% 97.58% 97.50% 97.47% 97.25% 97.16% 97.17% 97.20% 97.02% 96.90% MIP 97.47% 97.16% 97.02% FMIP 97.58% 97.25% 97.17% Pengaruh Jumlah Node di Lingkungan Highway 98.40% 98.18% 98.05% 98.10% 97.90% 97.80% 97.70% 97.80% 97.66% 97.50% MIP 98.05% 97.70% 97.66% FMIP 98.18% 97.90% 97.80% Gambar 18 Grafik PDR dengan Jumlah Node pada Gambar 19 Grafik PDR dengan Kecepatan Node pada Highway FMIPv6 memiliki performa yang lebih baik dibandingkan M IPv6. Semakin banyak node maka trafik jaringan makin padat bahkan dapat mengakibatkan packet loss. Perbandingan paket terkirim pada lingkungan urban maupun highway, karena jumlah paket yang dikirim baik pada kedua lingkungan tersebut tidak jauh beda karena jumlah node yang sama. FMIPv6 masih menunjukkan throughput yang lebih baik dibandingkan MIPv6. Karena FMIPv6 dapat memberikan handoff latency yang lebih kecil sehingga throughput yang didapat pun lebih baik.

Packet Delivery Ratio Packet Delivery Ratio Pengaruh Kecepatan Node di Lingkungan 97.60% 97.53% 97.40% 97.25% 97.18% 97.20% 97.06% 97.10% 97.00% 30 km/jam 40 km/jam 50 km/jam MIP 97.53% 97.18% 97.06% FMIP 97.61% 97.25% 97.10% Pengaruh Kecepatan Node di Lingkungan Highway 97.95% 97.92% 97.90% 97.85% 97.85% 97.84% 97.82% 97.80% 97.76% 97.75% 97.71% 97.70% 80 km/jam 100 km/jam 120 km/jam MIP 97.85% 97.76% 97.71% FMIP 97.92% 97.84% 97.82% Gambar 20 Grafik PDR dengan Kecepatan Node pada Gambar 21 Grafik PDR dengan Kecepatan Node pada Highway Semakin cepat pergerakan node maka paket data dapat tidak dit erima oleh MN karena jika handoff tidak mengimbangi MN sudah pindah ke lain subnet terlebih dahulu. Selain itu, bila informasi keadaan tidak update, maka paket akan menumpuknya paket pada AR dapat mengakibatkan paket dibuang. Perbandingan paket terkirim pada lingkungan urban maupun jalan tol tidak jauh berbeda, karena jumlah paket yang dikirim baik pada kedua lingkungan tersebut tidak jauh beda karena jumlah node yang sama. 4.2 Analisa Hasil Keseluruhan Pengujian Dari hasil beberapa parameter pengujian pada bab 4.2 dapat dilakukan analisa terhadap hasil pengujian tersebut. Yang menjadi fokus maslaah pada Mobile IP adalah handover latency dan packet loss. Dapat dikatakan FMIPv6 memberikan hasil handoff latency yang lebih baik dibandingkan dengan MIPv6. Hal ini dikarenakan FMIPv6 memiliki pendekatan make-before-break. Ketika MN memiliki informasi tentang keterikatan subnet selanjutnya. MN mengirimkan pesan RtSolPr ke PAR beserta info ke titik mana dia akan pindah. Setelah PAR menerima pesan MN ingin berpindah ke NAR, PAR membangun CoA baru berdasarkan interface ID MN dan subnet prefix NAR, kemudian membalas MN dengan pesan PrRtAdv yang berisi CoA baru yang diusulkan dan alamat IP NAR dan informasi link layer NAR. Kemudian MN mengirimkan FBU sebagai pesan terakhir sebelum handover dilakukan. Pada waktu yang bersamaan ketika PAR mengirim PrRtAdv, PAR juga mengirim HI ke NAR yang berisi ocoa MN yang lama dan ncoa MN yang diusulkan. Setelah NAR menerima HI, NAR memastikan apakah sudah ada Neighbor Cache untuk ncoa yang diusulkan tersebut, jika ncoa sudah disetujui oleh NAR, maka NAR akan menambahkan ncoa pada daftar Neighbor Cache dan mengirimkan pesan balasan HAck bahwa Gambar 21 MN (node 7) berpindah dan memberikan BU ke ncoa yang diusulkan valid kepada PAR. HA (node 6) Setelah menerima HAck, PAR menyiapkan untuk meneruskan paket untuk MN ke NAR dan membalas pesan FBU yang sebelumnya Gambar 22 Timeout 5 Detik karena Tidak Menerima ACK dari MN dengan FBAck, pesan FBAck juga dikirimkan ke NAR. Setelah MN tiba di NAR, MN akan mengirimkan FNA untuk menandakan MN siap menerima paket selanjutnya kemudian NAR akan mengirimkan paket tersebut. Setelah Gambar 23 AR (node 100) Membuang Paket 159501 dari IR proses fast handover selesai, MN akan mengikuti (node 4) proses biasa seperti MIPv6 untuk menginformasikan HA dan CN tentang lokasi baru melalui pesan BU. Proses handover tersebut membuat paket TCP dapat ditransmisikan ulang oleh CN, karena paket TCP sesuai standar NIST ketika ada data yang tidak mendapatkan ACK selama 3-5 detik maka akan dilakukan retransmisi data, sehingga menyebabkan paket yang ada di AR semakin banyak dan membebani jaringan yang

dapat menyebabkan paket dibuang. Hal ini akan menyebabkan throughput mengalami penurunan seiring dengan pertambahan jumlah node, karena makin banyak paket yang harus ditampung AR utuk setiap node. Semakin cepat pergerakan node maka paket data dapat tidak diterima oleh MN karena jika handoff tidak mengimbangi MN sudah pindah ke lain subnet terlebih dahulu. Selain itu, bila informasi keadaan tidak update, maka paket akan menumpuknya paket pada AR dapat mengakibatkan paket dibuang. Hal ini dapat mempengaruhi kulaitas throughput maupun rasio paket terkirim. Akibat kecepatan MN yang memicu perpindahan ke subnet yang baru dengan lebih cepat, tidak begitu mempengaruhi end to end delay karena paket akan terus dikirimkan ke setiap router dengan interval waktu tetap tanpa memperhatikan perpindahan MN karena yang lebih mengatur pengiriman paket ke MN adalah PAR dan NAR. Delay link akan lebih berpengaruh terhadap jumlah node karena dapat membebani jaringan. Dari analisa keseluruhan protokol FMIPv6 dapat dikatakan memiliki performansi yang lebih baik dibandingkan dengan protokol MIPv6, tetapi kedua protokol tersebut masih dikatakan baik untuk layanan TCP karena keduanya memberikan delay dalam batas cukup yang ditetapkan oleh standar ITU-T G.114 yaitu diantara 0-150 ms [11]. Untuk PDR standar ITU-T G.114 dikatakan baik apabila packet loss 0 3 %, sehingga untuk PDR untuk protokol FMIPv6 termasuk dalam kategori dapat diterima karena rata-rata PDR FMIPv6 bernilai lebih dari 97%. 5. Kesimpulan dan Saran Berdasarkan tujuan dari Tugas Akhir ini serta hasil dari pengujian dan analisa terhadap performansi FMIPv6, maka dapat ditarik beberapa kesimpulan sebagai berikut. Kecepatan tiap node dan jumlah node memberi dampak terhadap performansi FMIPv6, karena mempengaruhi nilai handoff latency sehingga semakin besar kecepatan node dan jumlah node, mengakibatkan penurunan performansi FMIPv6. Kecepatan tiap node tidak begitu mempengaruhi delay, karena paket dari CN akan terus dikirimkan tanpa memperhatikan kecepatan node, tetapi jumlah node memiliki pengaruh terhadap delay karena dapat membebani jaringan. Nilai throughput dan PDR dipengaruhi baik oleh jumlah node maupun kecepatan node, semakain banyak jumlah node dan semakin besar kecepatan node nilai throughput dan PDR akan berbanding terbalik. FMIPv6 memiliki performansi yang lebih baik jika dibandingan dengan MIPv6, dan juga protokol FMIPv6 masih memenuhi standar yang direkomendasikan oleh ITU-T G.114. Untuk penelitian selanjutnya perlu diujikan pada jaringan selain 802.11p, seperti protocol wireless 802.11 a/b/g/n, atau 802.16 juga di jaringan seluler seperti 3G atau LTE. Selain itu masih banyak protocol-protokol handover yang perlu dibandingkan dengan FMIPv6, seperti HMIPv6 dan PMIPv6. Dapat dilakuakan pengujian FMIPv6 terhadap jenis-jenis layanan multimedia lainnya seperti VoIP dan Video Streaming. Untuk mendapatkan batas maksimal jumlah node yang dapat ditangani oleh protocol FMIPv6 perlu diuji dengan jumlah node yang lebih banyak dan juga memperbesar area simulasi, alangkah baiknya simulasi dijalankan menggunakan pararel computing karena dikhawatirkan jika dengan single prosesor akan mengalami kehabisan memori. Daftar Pustaka: [1] D. M. Weigle, "Standards: WAVE / DSRC / 802.11p," Old Dominion University, Washigton DC, 2008. [2] F. A. Setiawan, "Analisis Perbandingan Kualitas VoIP menggunakan CODEC G.711 dan GSM dengan Menggunakan Metode Fast Handover pada Mobile IPv6 (FMIPv6)," 2010. Tugas Akhir [3] Jasa Marga, "Volume Lalu Lintas," [Online]. Available: http://www.jasamarga.com/id_/kinerjaperusahaan/volume-lalu-lintas.html. [Accessed April 2014]. [4] M. A. Perdana, "Sehari, 160 Ribu Kendaraan Lewat Sudirman-Thamrin," TEMPO.CO, 10 Desember 2012. [Online]. Available: http://metro.tempo.co/read/news/2012/12/10/083447021/sehari-160-ribu- Kendaraan-Lewat-Sudirman-Thamrin. [Accessed April 2014]. [5] National Traffic Management Centre, "Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2009, pasal 287 ayat 5 Tentang Batas Kecepatan Kendaraan," NTMC, 26 Januari 2012. [Online]. Available: http://ntmckorlantaspolri.blogspot.com/2012/01/undang-undang-nomor-22-tahun-2009-pasal.html. [Accessed April 2014]. [6] R. Koodli, "Fast Handovers for Mobile IPv6," IETF, Juli 2005. [Online]. Available: http://www.ietf.org/rfc/rfc4068.txt. [Accessed Mei 2014]. [7] S. Al-farisyi, "Analisa Performa Jaringan Mobile IPv6 degan Aplikasi Transferfile menggunkan protocol FTP dan SFTP pada Vertical Handover," 2012. Tugas Akhir