If your actions inspire others to dream more, learn more, do more and become more, you are a leader

dokumen-dokumen yang mirip
DUNAMIS NEWSLETTER EDUCATION TALKING POINTS OCTOBER 2015

ANALISIS PENGARUH KUALITAS PRODUK, KUALITAS PELAYANAN DESAIN PRODUK HARGA PRODUK DAN KEPERCAYAAN TERHADAP LOYALITAS PELANGGAN INDOSAT IM3

BAB I PENDAHULUAN. tertib, teratur, dan efisien dapat menghasilkan sesuatu yang mampu mempercepat

BAB I PENDAHULUAN. Delors, 1996: 22), bahwa terdapat empat pilar pendidikan yaitu learning to know,

Apa respons masyarakat terhadap individu yang sukses atau gagal dalam hidup?

TIGA KUNCI MENINGKATKAN PENJUALAN

BAB I. Anak usia dini berada pada rentang usia 0-8 tahun. Pada masa ini proses. karakteristik yang dimiliki setiap tahapan perkembangan anak.

Kebiasaan 7. Kebiasaan 6. Kebiasaan 5. Kebiasaan 4. Kebiasaan 3. Kebiasaan 2. Kebiasaan 1. Pembaruan Diri. Asalah Gergaji. Kemenangan Bersama

BAB I PENDAHULUAN. dan menbentuk prilaku anak yang baik (Santrock, 2011). dapat membuat anak-anak rentan terhadap eksplotasi. Kekewatiran banyak

Menemukan Tempat Saya Sangat ingin memiliki

Seri Kedewasaan Kristen (6/6)

PENGANIAYAAN TERHADAP ANAK DALAM KELUARGA

BAB I PENDAHULUAN. ini melalui Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD), yaitu pendidikan yang ditujukan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Perubahan zaman yang semakin pesat ini membawa dampak ke berbagai

BAB I PENDAHULUAN. tindak kekerasan di dalam rumah tangga khususnya yang berkaitan dengan anak.

BAB I PENDAHULUAN. memiliki tanggung jawab untuk mendidik, mengasuh dan membimbing anak-anaknya untuk

BAB I PENDAHULUAN. kemampuan kemanusian untuk menjawab berbagai tantangan dan permasalahan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB IV PEMAHAMAN TENTANG PERSEMBAHAN

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan Nasional, anak usia dini adalah anak usia 0 (Sejak Lahir) sampai usia

I. PENDAHULUAN. Perubahan zaman dan perkembangan teknologi telah membawa dampak yang begitu besar

Make It Happen! If your actions inspire others to dream more, learn more, do more and become more... You are a leader.

BAB I PENDAHULUAN. serta ketat untuk menghasilkan penerus-penerus yang bermoral baik, berwawasan

BAB III DESKRIPSI PENELANTARAN ANAK DALAM RUMAH TANGGA MENURUT UU NO.23 TAHUN 2002 TENTANG PERLINDUNGAN ANAK

Pertemuan6 Peradaban; Wujud kebudayaan danunsur-unsur kebudayaan MATA KULIAH ANTROPOLOGI BUDAYA FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS MEDAN AREA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Remaja merupakan generasi penerus bangsa di masa depan, harapanya

I. PENDAHULUAN. pelepah dasar terbentuknya kepribadian seorang anak. Kedudukan dan fungsi

Kami manusia terpelajar...

Modul ke: PUBLIC SPEAKING Tata Cara Presentasi Profesional. 13Ilmu. Fakultas. Christina Arsi Lestari, M.Ikom. Komunikasi. Program Studi Broadcasting

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Banyak sekali latar belakang kekerasan terhadap anak mulai dari

BAB 1 Mengenal Kebangkrutan

BAB I PENDAHULUAN. kemampuan di berbagai bidang pendidikan. Pendidikan sangat penting bagi

BAB I PENDAHULUAN. Negara Indonesia yang terdiri dari bangsa yang multikultural disatukan oleh satu bahasa

BAB IV FAKTOR PENGHAMBAT DAN PENDUKUNG PELAKSANAAN BIMBINGAN KEAGAMAAN ORANG TUA DALAM PEMBENTUKAN AKHLAK ANAK USIA DINI DI TK PELITA BANGSA

Pendidikan Keluarga (Membantu Kemampuan Relasi Anak-anak) Farida

BAB IV ANALISIS PERSEPSI ORANG TUA TERHADAP BIMBINGAN BELAJAR BAGI ANAK USIA SEKOLAH DASAR DI DESA SASTRODIRJAN KECAMATAN WONOPRINGGO KABUPATEN

PENDAHULUAN. dapat membawa kemajuan, namun juga sekaligus melahirkan kegelisahan. pada masyarakat, hal ini juga dialami oleh Indonesia.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. A. LatarBelakangMasalah. dalam mengantarkan peserta didik sehingga dapat tercapai tujuan yang

BAB 2 DATA DAN ANALISA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. dengan seorang wanita yang bukan mahramnya. Berawal dari pernikahan itu,

BAB I PENDAHULUAN. Dalam situs goblog.blog.stisitelkom.ac.id pada awal penemuannya, film animasi

BAB IV ANALISIS PERAN GURU PAI DALAM MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR PESERTA DIDIK DI SD NEGERI WONOKERTO 01 KEC.BANDARKAB. BATANG

BAB I PENDAHULUAN. pada usia dini merupakan masa keemasan dimana pada masa ini setiap aspek

Belajar Miskin. Ditulis oleh Wiji Suprayogi Senin, 01 Juni :45

BAB I PENDAHULUAN. Salah satunya adalah krisis multidimensi yang diderita oleh siswa sebagai sumber

BAB I PENDAHULUAN. anak-anak terus bekerja, dan daya serap anak-anak tentang dunia makin meningkat.

Manajemen Isu dan Manajemen Krisis

Do we ENCOURAGE enough our employees to SPEAK UP?

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Devi Eryanti, 2013

SISTEM INFORMASI USAHA OLAHAN JAMUR (HOME INDUSTRY)

IDEN WILDENSYAH BERMAIN BELAJAR

BAB I PENDAHULUAN. mengetahui bagaimana persoalan-persoalan kebudayaan yang ada. Kebiasaan

BAB I PENDAHULUAN. adalah kekerasan yang terjadi pada anak. Menurut data yang di dapat dari

PENJAJAHAN TV TERHADAP PERKEMBANGAN ANAK

BAB I PENDAHULUAN. secara fisik maupun psikologis. Sementara anak cenderung di dominasi oleh

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. menimbulkan konflik, frustasi dan tekanan-tekanan, sehingga kemungkinan besar

BAB 1 PENDAHULUAN. Mendengar terjadinya sebuah kekerasan dalam kehidupan sehari-hari

Lbrands Pedoman Perilaku dan Ethics Hotline

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi menuntut terciptanya

DINAMIKA PSIKOLOGIS PERILAKU MEMBUNUH (Study Kasus pada Seorang Pelaku Pembunuhan)

Tulisan yang mempunyai pengait kata Alat Permainan edukatif APE kreatif ala TBIF

BAB I PENDAHULUAN. mengalami gejolak dalam dirinya untuk dapat menentukan tindakanya.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Praktik, (Yogyakarta: Ar-Ruzz Media, 2011), hlm Fathul Mu in, Pendidikan Karakter: Konstruksi Teoretik dan

Doa Dies Natalis ke-51 Fakultas Farmasi Universitas Andalas

...dan Saudara Memerlukan Suatu Metode

APAKAH ITU PROGRAM MAU BONUS RP 2 MILIAR?

Yuda, Hamzah, Ian. Your Happiness Is. Karena Rasa Tidak Bisa Dipaksa. Penerbit. Rompis Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

PEDOMAN WAWANCARA WAWANCARA UNTUK KEPALA SEKOLAH

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB IV ANALISIS DATA. dikumpulkan, diklasifikasikan dan dianalisis. mewawancarai secara mendalam kepada responden.

BAB I PENDAHULUAN. dimana seorang anak akan mengalami pertumbuhan dan perkembangan yang

BAB I PENDAHULUAN. (aggregate) dari semua kondisi yang berasal dari luar aggregate yang. perilaku manusia, atau kelompok masyarakat (Budioro, 2000).

BAB I PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang

1. Anda merupakan penggemar setia obsesi di Global TV? Karena sajiannya selalu menarik seputar gosip2 terbaru. Memang,

BAB 1 PENDAHULUAN. terhadap perilaku kita di kehidupan sehari-hari. Seharusnya, televisi bisa menjadi

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar belakang

KONSEP DASAR PUBLIC SPEAKING. Tine A. Wulandari, M.I.Kom.

BAB 1 PENDAHULUAN. seperti Jakarta, Surabaya (Jawa Timur), Semarang (Jawa Tengah), Bandung (Jawa

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Masa usia Taman Kanak-kanak (TK) atau masa usia dini merupakan masa

BAB III TEMUAN PENELITIAN. kedukaan X mahasiswi Fakultas Teologi UKSW pasca kematian kedua orang tua.

BAB I PENDAHULUAN. adalah aset yang paling berharga dan memiliki kesempatan yang besar untuk

BAB I PENDAHULUAN. Pada umumnya keluarga terdiri dari ayah, ibu, dan anak-anak. Ayah dan

BAB I PENDAHULUAN. siswa sendiri. Bahkan kekerasan tidak hanya terjadi di jenjang pendidikan tinggi

BAB I PENDAHULUAN. sewajarnya menjamin dan melindungi hak-hak anak, baik sipil, sosial, politik,

BAB I PENDAHULUAN. tahu terhadap apa yang dilihat, didengar, mereka seolah-olah tak pernah

PEMBERKALAN DAN PELATIHAN BAGI ANAK-ANAK TERLANTAR. Disusun Oleh: Hadi Mulyo Wibowo, SH SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN IMMI

LAMPIRAN 1. DATA VALIDITAS & RELIABILITAS ALAT UKUR

.satu. yang selalu mengirim surat

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. diwujudkan dalam berbagai sisi kehidupan, bukan hanya terjadi ketika seseorang

#Kepo-in

Ketika mimpi menjadi sebuah bayangan, aku menanyakan "kapan ini akan terwujud?" Mungkin nanti, ketika aku telah siap dalam segalagalanya

LIFE HISTORY. Note : II (12-18 tahun) Nama : Tetni br Tarigan Usia : 16 tahun

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. Pradopo (1988:45-58) memberi batasan, bahwa karya sastra yang bermutu

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kegiatan pendidikan memberikan pengaruh terhadap perkembangan

BAB I PENDAHULUAN. Pandangan tentang wanita Jepang yang masih kuno dan tradisional masih

Transkripsi:

If your actions inspire others to dream more, learn more, do more and become more, you are a leader John Quincy Adams Beberapa bulan silam, media di Amerika Serikat mengecam orang tua yang menghukum anaknya karena mencuri. Hukumannya, si anak tidak boleh masuk ke rumah kecuali untuk ke kamar mandi. Ia harus tinggal di tenda belakang rumah. Tenda. Ya, tenda yang biasa untuk kemping itu. Hukumannya sebulan. Ia bisa mengurangi masa hukuman dengan mengerjakan tugas ilmiah tentang kenakalan sebagai wujud pertobatan. Persoalan ini menjadi polemik, apakah hukuman seperti itu pantas bagi anak seusianya. Usai berita itu hangat dibicarakan, muncul kasus menarik di Indonesia. Seorang guru diajukan ke pengadilan karena mencubit hingga memar. Publik lebih banyak memihak kepada sang guru. Si anak dihukum secara sosial dengan cemoohan. Orang tuanya dipersalahkan karena dianggap tidak tanggap bahwa si anak memang harus dihukum.

THE LEADER IN ME PARADIGMS Gambar diambil dari: www.spm.sch.id Mana yang lebih benar? Kejadian ini akan terus berulang dengan variasi beragam dan latar budaya yang berbeda. Bagi generasi X dan Baby Boomers, hukuman seperti itu wajar-wajar saja. Itu biasa di zaman dahulu. Sekarang? Jangan harap. Mencubit dengan meninggalkan memar seperti itu jelas bisa dimasukkan dalam kategori penganiayaan. Di lingkungan tempat sekolah di North Carolina, Amerika Serikat, omongan kasar sering terdengar. Sebagai salah satu kantong komunitas multi-ras, Muriel Summers menyadari itu. Bahkan murid yang tidak bisa bahasa Inggris pun ada. Sebagai kepala sekolah, ia tidak berusaha untuk mengimbangi kasar dengan kasar. Ia biarkan dan sesekali diingatkan. Itu perkara yang tidak bisa diselesaikan dengan instan. Itu adalah persoalan kebiasaan. Mengubah kebiasaan adalah pekerjaan yang persisten dan seperti kisah tiada henti. Muriel Summers pernah berkisah, seorang anak datang dari lingkungan keluarga penuh umpatan. Teman-teman bermainnya juga komunitas preman yang tidak bersahabat. Si anak itu membawa kebiasaan ke sekolah. Dihukum? Tidak. Bahkan tidak juga ada program pendampingan khusus. Setiap anak adalah unik. Perhatikanlah satu anak sepenuh hati dalam satu waktu. Satu anak! ia berkali-kali mengingatkan ini. Hal ini menjadi landasan The Leader in Me yang menerapkan The 7 Habits of Highly Effective People untuk institusi pendidikan.

Dalam The Leader in Me (TLIM), semua elemen sekolah mendapatkan pelatihan mengenai 7 Habits. Itu wajib, karena kebiasaan bisa ditularkan melalui perilaku yang konkret. Kalau sekadar memberi tahu etika moral semata, membaca buku saja sudah cukup. Di sini anak menyaksikan langsung bagaimana penerapannya dalam keseharian. Misalnya, kebiasakan dahulukan yang utama maka contoh penerapannya adalah mengerjakan PR terlebih dahulu sebelum bermain. Contoh lain, memahami (orang lain) terlebih dahulu, baru dipahami adalah mendengarkan pendapat orang lain ketika sedang berbeda pendapat, baru mengungkapkan apa yang telah dia pikirkan. Nilai-nilai yang ditularkan melalui The Leader in Me sebenarnya sederhana. Itu nilainilai universal yang tidak menimbulkan polemik. Walaupun sederhana, bukan berarti mudah. Program ini membantu agar sebuah institusi pendidikan bisa menerapkan The 7 Habits, setahap demi setahap, dengan metode yang telah teruji waktu dan sukses di berbagai belahan dunia. Sayangnya, karena dianggap sederhana, orang suka mengabaikan hal-hal itu. Namun dengan kemunculan kasus-kasus seperti di Amerika Serikat dan Indonesia tadi, kesadaran itu terus berkembang. Mendidik anak itu bukan persoalan yang instan. Dan kalo bukan sekarang, kapan lagi kita memulainya? (D)