BAB I PENDAHULUAN. Keuangan (financial) perusahaan merupakan salah satu indikator penting

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

HARIRI, SE., M.Ak Universitas Islam Malang 2017

BAB I PENDAHULUAN. yang hasilnya ditujukan kepada pihak-pihak internal organisasi, seperti manajer

Strategi Peningkatan Produktivita s

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II PROCESS VALUE ANALYSIS

BAB I PENDAHULUAN. kegiatan yang dapat meningkatkan nilai tambah (value added) produk (barang dan

BAB II LANDASAN TEORI

Definisi Activity Based Management Aktivitas utama manjemen adalah mancari laba untuk kelangsungan hidup perusahaan. Setiap aktivitas harus

BAB I PENDAHULUAN I - 1

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Dalam era perdagangan bebas saat ini, perkembangan teknologi dan kondisi

BAB I PENDAHULUAN. fashion. Mulai dari bakal kain, tas batik, daster, dress, rompi, dan kemeja

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB II LANDASAN TEORITIS. Menurut Garrison.et.al (2008 : 477), Aktivitas adalah suatu kejadian yang

PENGURANGAN WASTE DILANTAI PRODUKSI DENGAN METODE LEAN MANUFACTURING DI PT. KEMASAN CIPTATAMA SEMPURNA PASURUAN

Lean Thinking dan Lean Manufacturing

BAB I PENDAHULUAN. tinggi dan juga melemahnya nilai tukar rupiah terhadap mata uang asing. Karena kondisi

BAB I PENDAHULUAN. Era globalisasi pada dunia perekonomian dewasa ini menyebabkan

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Industri makanan dan minuman merupakan sektor strategis yang akan

ACTIVITY BASED MANAGEMENT (ABM)

LEAN ACCOUNTING, PERHITUNGAN BIAYA TARGET DAN BALANCED SCORECARD

BAB I PENDAHULUAN. kegiatan perusahaan untuk mempertahankan keadaan going concern atau suatu

BAB I PENDAHULUAN. Activity-based management (ABM) meliputi activity based costing (ABC)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Mursyidi (2008:174) Just In Time (JIT) dikembangkan oleh

BAB V ANALISA DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. Pada umumnya, tujuan akhir suatu perusahaan adalah untuk memperoleh

BAB I PENDAHULUAN. dalam dunia persaingan yang sehat harus memiliki keunggulan kompetitif (competitive

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Kemajuan teknologi menyebabkan adanya perubahan dari era revolusi

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. mengecewakan pelanggan, pada gilirannya merugikan perusahaan sendiri dalam

BAB I PENDAHULUAN. dari sudut pandang konsumen oleh karena itu perlu dieliminasi. Didalam lean

BAB I PENDAHULUAN. nyaman, aman dan mampu memberikan nilai lebih (value) bagi pemakainya.

BAB II. Tinjauan Pustaka. bertujuan untuk memberikan bukti empiris tentang penerapan MCE. sebagai alat ukur dalam meningkatkan produksi

BAB I PENDAHULUAN. bermunculan, membuat persaingan bisnis menjadi semakin ketat dan semakin

BAB II KAJIAN PUSTAKA. pengorbanan sumber ekonomi, yang diukur dalam satuan uang yang telah terjadi

I. PENDAHULUAN. Setiap perusahaan, baik yang bergerak di bidang jasa, produksi, manufacturing maupun perdagangan bertujuan untuk memperoleh laba yang

Bab I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang

RUANG LINGKUP MANAJEMEN BIAYA

BAB I PENDAHULUAN. tingkat inflasi yang tinggi, dan adanya perdagangan bebas di kawasan Asia

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. kelangsungan hidup perusahaan, melakukan pertumbuhan serta upaya untuk

Evaluasi Sistem Bisnis Lean Oleh: Vincent Gaspersz, Lean Six Sigma master Black Belt

BAB I PENDAHULUAN. manajemen perusahaan perlu mempunyai strategi-strategi yang dijalankan untuk. untuk jangka waktu yang panjang dan berkesinambungan.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB V PENUTUP. Penelitian ini bertujuan untuk memberikan bukti empiris mengenai

BAB I PENDAHULUAN. yang bergerak dalam bidang ini untuk selalu meningkatkan efisiensi dan

BAB I PENDAHULUAN I-1

AKUNTANSI BIAYA PADA LINGKUNGAN BISNIS KONTEMPORER. Dampak Proses Globalisasi Terhadap Pergeseran Paradigma Manajemen. Produsen. Mengubah Paradigma

AKUNTANSI BIAYA PADA LINGKUNGAN BISNIS KONTEMPORER. Dampak Proses Globalisasi Terhadap Pergeseran Paradigma Manajemen

PERUBAHAN PARADIGMA MANAJEMEN LAMA DAN KOTEMPORER: MEMAHAMI INFORMASI AKUNTANSI BIAYA. Agusman

ABSTRAK. iv Universitas Kristen Maranatha

ANALISIS METODE ACTIVITY

BAB I PENDAHULUAN. Toyota production system (TPS) sangat populer di dunia perindustrian.

BAB 1 PENDAHULUAN. Perkembangan teknologi saat ini sangat mempengaruhi. berkembangnya dunia perindustrian di berbagai bidang terutama industri

BAB I PENDAHULUAN. Dalam keadaan krisis ekonomi seperti sekarang ini, setiap perusahaan harus

BAB I PENDAHULUAN. seluruh sumber daya pemasok maupun pelanggan, hal ini bertujuan membentuk

Manajemen Berdasarkan Aktivitas Source: Hansen & Mowen (2007) Chapter 5 Present By: Ayub W.S. Pradana 23 Maret 2016

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. output. Manajemen operasi dapat di terapkan pada perusahan manufaktur maupun jasa.

SISTEM PRODUKSI JUST IN TIME (SISTEM PRODUKSI TEPAT WAKTU) YULIATI, SE, MM

PERTEMUAN KE-3 KONSEP DASAR AKUNTANSI MANAJEMEN

BAB II ACTIVITY BASED MANAGEMENT

BAB II. Activity-Based Management. Activity Based Management (ABM) adalah suatu pendekatan di seluruh

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Beberapa penelitian mengenai manufacturing cycle effectiveness dan

BAB I PENDAHULUAN. Dasar pemikiran dari lean thinking adalah berusaha menghilangkan waste

BAB I PENDAHULUAN. strategi dan meningkatkan keunggulan kompetitif (competitive advantage). Cara

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Di zaman yang global ini persaingan bisnis berjalan cukup ketat dan mengharuskan

BAB I PENDAHULUAN. perdagangan bebas, dunia industri harus mempersiapkan diri agar dapat terus

Implementasi Lean Manufacturing untuk Identifikasi Waste pada Bagian Wrapping di PT. X Medan

BAB I PENDAHULUAN. PT. Lombok Gandaria merupakan perusahaan kecap dan saus dalam

BAB I PENDAHULUAN. performansinya secara terus menerus melalui peningkatan produktivitas. Lean

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

Gambar I.1 Part utama Penyusun meter air

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Mulai. Kajian Pendahuluan. Identifikasi & Perumusan masalah. Penetapan Tujuan & batasan penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Di era globalisasi ini bermunculan usaha-usaha baru baik meniru usaha yang telah

PENERAPAN ACTIVITY BASED MANAGEMENT (ABM) SEBAGAI SARANA UNTUK MENDORONG EFISIENSI BIAYA PRODUKSI

BAB I PENDAHULUAN. Persaingan usaha dewasa ini ditandai dengan kemajuan di berbagai bidang

BAB I PENDAHULUAN. kesejahteraan yang harus diwujudkan sesuai dengan cita-cita bangsa Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Pemilihan Judul

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

AKUNTANSI PERTANGGUNGJAWABAN BERDASARKAN AKTIVITAS DAN STRATEGI

ACTIVITY-BASED MANAGEMENT

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pada era globalisasi seperti saat ini, perkembangan di bidang ilmu teknologi

BAB I PENDAHULUAN. manapun. Dengan adanya globalisasi yang didukung oleh kemampuan teknologi

HARIRI, SE., M.Ak Universitas Islam Malang 2017

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Bab ini berisikan tentang latar belakang, perumusan masalah, tujuan penelitian, batasan masalah, dan sistematika penulisan.

USULAN PERBAIKAN LAYANAN JASA PAKET REGULAR EXPRESS PADA PT. TIKI JNE BANDUNG DENGAN METODE LEAN SIX SIGMA

BAB I PENDAHULUAN. untuk gudang persediaan. Biaya seperti ini biasanya disebut dengan carrying cost.

BAB 1 PENDAHULUAN. Dalam perusahaan manufaktur, proses produksi merupakan kegiatan yang

BAB I PENDAHULUAN. menjadi jasa atau barang. Manufacturing adalah proses produksi untuk

BAB I PENDAHULUAN. wisatawan, yaitu sarana akomodasi dan sarana pelengkap lainnya sebagai penunjang

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB 2 LANDASAN TEORI

PENENTUAN JUMLAH TENAGA KERJA YANG OPTIMAL PADA CV. X

BAB I PENDAHULUAN. bulan sepanjang semester I tahun kuatnya penetrasi motor hasil produksi PT. XYZ di setiap segmen.

Handout Akuntansi Manajemen

Menghilangkan kegagalan/kesalahan dalam segala bentuk Percaya bahwa biaya persediaan dapat dikurangi Perbaikan secara terus menerus

BAB I PENDAHULUAN. cepatnya terjadi perubahan di dunia usaha. Untuk dapat mengikuti arus persaingan

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Keuangan (financial) perusahaan merupakan salah satu indikator penting yang mempengaruhi stabilitas dan eksistensi perusahaan dalam menjalankan bisnisnya, pada dasarnya prinsip ini sejalan dengan konsep Going Concern yang harus merefleksikan nilai perusahaan sejalan dengan trend dan perkembangan yang ada. Tujuan dasar dari suatu industri atau bisnis adalah untuk mencapai laba, atau mencapai titik profitabilitas jangka panjang dalam menjaga kelangsungan perusahaan dan pertumbuhan perusahaan untuk menghadapi persaingan global yang semakin ketat. Menurut Mulyadi (2007:380) kompetisi yang dihadapi oleh perusahaan sekarang jauh lebih tajam dibandingkan dengan perusahaan di masa lampau, oleh karena itu kemampuan perusahaan dalam melakukan improvement berkelanjutan terhadap proses untuk menghasilkan produk menentukan kelangsungan hidup dan pertumbuhan perusahaan. Upaya yang dapat dilakukan perusahaan untuk menjaga eksistensinya antara lain dengan cara menghilangkan pemborosoan (waste), dan mendapatkan nilai tambah dari suatu produk serta memberikan nilai yang diberikan kepada pelanggan secara terus menerus. Dalam suatu proses, perusahaan harus dapat memaksimalkan aktivitasaktivitas yang bernilai tambah (value added) dan mengurangi atau menghilangkan aktivitas-aktivitas yang tidak bernilai tambah (non value added) karena aktivitas 1

2 tersebut dapat menambah biaya yang tidak perlu dan menekan kinerja. Setiap aktivitas tidak bernilai tambah (non value added activity) dalam proses tidaklah dapat dilihangkan secara menyeluruh, tetapi perusahaan dapat meminimalisir biaya tersebut sehingga perusahaan berada pada kondisi mampu menghasilkan output pada suatu tingkat dan standar tertentu dengan biaya yang relatif lebih rendah daripada input yang didapatkan perusahaan. Menurut Hansen dan Mowen (2009:342) aktivitas tidak bernilai tambah terdiri atas dua jenis, yaitu: (1) aktivitas yang dapat dihindarkan dalam jangka pendek dan (2) aktivitas yang tidak dapat dihindarkan dalam jangka pendek karena teknologi atau metode produksi saat ini. Dengan dikontrolnya biaya-biaya yang tidak menambah nilai akan menyebabkan hilangnya pemborosan biaya, sehingga akan tercapainya efisiensi. Karena peningkatan persaingan, banyak perusahaan mencoba untuk mengeliminasi aktivitas tidak bernilai tambah, karena berbagai aktivitas tersebut menambah biaya yang tidak perlu dan menekan kinerja. Hansen dan Mowen (2009:239) Analisis aktivitas mencoba untuk mengidentifikasi yang pada akhirnya mengeliminasi semua aktivitas yang tidak dibutuhkan, dan pada saat yang sama akan meningkatkan efisiensi aktivitas yang dibutuhkan. Menurut Afian Gunasro (2011) kegiatan suatu organisasi dikatakan efisien jika dalam melaksanakan kegiatannya telah dikonsumsi sumber-sumber atau biaya yang lebih kecil untuk menghasilkan keluaran dalam jumlah tertentu dan dalam melaksanakan kegiatannya telah dikonsumsi sumber-sumber atau biaya yang lebih kecil untuk menghasilkan output dalam jumlah yang lebih besar, dengan adanya pengurangan pada aktivitas yang tidak bernilai tambah rendah maka biaya yang digunakan menjadi menurun. Lean manufacturing merupakan salah satu pendekatan yang dapat digunakan perusahaan dalam mengurangi pemborosan untuk mencapai efisiensi biaya. Menurut Gapersz (2011:2) lean manufacturing : Lean manufacturing merupakan suatu pendekatan sistematik untuk mengidentifkasi dan menghilangkan pemborosan (waste), atau aktivitas yang

3 tidak bernilai tambah (non-value-adding activities) melalui peningkatan terus menerus (continous improvement) dengan cara mengalirkan produk (material, work in process, output) dan informasi menggunakan sistem tarik (pull system) dari internal dan eksternal untuk mengejar keunggulan dan kesempurnaan.. Sistem lean manufacturing memungkinkan para manajer untuk meniadakan buangan, mengurangi biaya, dan menjadi lebih efisien. Perusahaan yang mengimplementasikan lean manufacturing mengejar strategi pengurangan biaya dengan cara mendefinisikan ulang berbagai aktivitas yang dilaksanakan perusahaan. Pengurangan biaya secara langsung berkaitan dengan kepemimpinan biaya, lean manufacturing menambah nilai melalui pengurangan buangan. Implementasi lean manufacturing yang baik telah memberi berbagai perbaikan besar, seperti kualitas yang lebih baik, peningkatan produktivitas, pengurangan waktu tunggu, pengurangan persediaan dalam jumlah besar, pengurangan waktu penyetelan, penurunan biaya produksi, dan peningkatan tingkat produksi. Pemborosan sering terjadi tanpa disadari, karena telah dianggap sebagai sesuatu yang wajar dan umum, padahal sesungguhnya sangat merugikan, khususnya sering menyebabkan pertambahan biaya operasional (cost) yang seharusanya bisa dihindari. Oleh karena itu, penerapan lean dapat membantu organisasi memotong biaya yang tidak perlu. Menurut Womack & Jones (2003:2) Lean manufacturing berfokus pada identifikasi dan eliminasi aktivitas-aktivitas yang tidak bernilai tambah (non value added activities) dalam desain, produksi (untuk bidang manufaktur) atau operasi (untuk bidang jasa) dan supply chain management yang berkaitan langsung dengan pelanggan.

4 Lean Manufacturing telah diterapkan oleh beberapa perusahaan bahkan banyak perusahaan yang mencoba menerapkan lean pada perusahaan mereka. Banyak pendekatan yang dapat digunakan untuk menghilangkan pemborosan, tapi lean manufacturing merupakan suatu pendekatan yang komprehensif dibandingkan dengan pendekatan lainnya. Salah satu perusahaan besar yang berhasil mengimplementasikannya adalah Toyota. Toyota merupakan salah satu perusahaan otomotif terbesar di dunia yang mengisnpirasi munculnya lean, suatu sistem produksi yang dapat dikatakan terbaik karena memiliki efisiensi yang luar biasa. Toyota berusaha menghilangkan waste dalam operasinya, pengeliminasian waste ini dapat menghasilakn efisiensi dan produktivitas yang luar biasa dan peningkatan keuntngan secara signifikan. Melalui lean manufactuirng, Toyota dapat merengkuh posisi pertama sebagai produsen mobil terbesar di dunia. Pada April 2007, Toyota Motor Corp. mengumumkan perusahaannya telah berhasil mencatat volume penjualan mobil terbesar, mengalahkan penjualan kampiun otomotif nomor 1 di dunia, General Motors (GM). Dalam periode 1 Januari-31 Maret, Toyota berhasil menjual 2.348.000 unit mobil di seluruh dunia. Sementara, pada waktu yang sama, pesaingnya itu hanya menjual 2.260.000 mobil. Perusahaan yang juga berhasil meningkatkan efisiensi adalah Daktronics Inc., manufaktur digital screen dan display system. Perusahaan yang berpusat di Brookings, AS, ini telah berhasil meningkatkan efisiensi operasional pabriknya sebesar 60% dengan melakukan implementasi lean Manufacturing. Daktronics mulai menggunakan metode dan tools lean pada tahun 2006 untuk mengeliminasi kelebihan biaya sumber daya yang tidak memberikan nilai tambah (value) bagi

5 pelanggan. Prinsip-prinsip lean Manufacturing di Daktronics didorong oleh filosofi yang dikembangkan oleh orang-orang yang berpengaruh di dunia manufaktur, seperti Henry Ford dan Taiichi Ohno. Ford mengimplementasikan konsep lean manufacturing di lini assembly continuous flow. Tokoh bisnis Jepang Taiichi Ohno dan yang lainnya mengembangkan Toyota Production System yang merupakan cikal bakal lean Manufacturing. Disisi lain, semakin lama pengetahuan mengenai logistik dan supply chain management kian berkembang. Hal tersebut diiringi dengan pergeseran paradigma mengenai pandangan bahwa gudang dan pergudangan merupakan cost, sehingga gudang dan pergudangan semakin mendapat perhatian yang serius. Oleh karena itu, banyak perusahaan mulai menyadari dan benar-benar memperhatikan masalah pergudangan yang ditujukan untuk menekakn cost dan meningkatkan profit. Menurut Herb Davis Associates (2010) dalam Nindya (2011) menyatakan bahwa fumgsi pergudangan memberikan kontribusi biaya yang cukup signifikan terhadap total biaya logsitik. Oleh karena itu, kebutuhan mengenai pengelolaan yang baik terhadap pergudangan sangat diperlukan untuk mengefisienkan segala sumber daya yang pada akhirnya dapat menekan cost logsitik. PT Silver kris merupakan salah satu perusahaan manufaktur di Bandung yang bergerak di bidang industri tekstil. Perusahaan ini memproduksi benang, dalam kegiatan operasional perusahaan tentunya diperlukan peningkatan kinerja produktivitas untuk meningkatan keuntungan yang besar dengan menurunkan biaya serta meningkatkan kualitas produk. Untuk mencapai tujuan dan meningkatkan keunggulan agar dapat bersaing, perusahaan harus mengetahui

6 berbagai aktivitas apa saja yang meningkatkan nilai tambah (value added) produk dan pemborosan (waste) apa saja yang sering terjadi pada perusahaan. Pada bagian logistik PT Siler Kris pernah terjadi penumpukan barang jadi yang disebebakan penundaan pengiriman barang, hal ini menyebabkan adanya penambahan biaya. Selain itu, dibutuhkannya tambahan gudang yang harus disewa. Dalam aktivitas perusahaan khususnya bagian logistik tentunya terdapat beberapa aktivitas yang dapat memicu berbagai potensi permasalahan. oleh karena itu, penerapa lean manufacturing diharapkan dapat meningkatkan efisiensi aktivitas pada persahaan. Uraian diatas menunjukkan pentingnya mengontrol aktivitas-aktvitas perusahaan yang dapat menimbulkan biaya yang tidak menambah nilai dan menghilangkan pemborosan pada perusahaan. selain itu, keuntungan penerapan lean sudah dapat dibuktikan dapat meningkatkan efisiensi kebanyakan organisasiorganisasi dunia. Penelitian ini mengacu pada penelitian Fakhrudy Firmansyah (2011). Analisis Lean Manufacturing pada perusahaan intermitten process untuk meningkatkan kapasitas produksi. Perbedaan penelitian ini dengan penelitian terdahulu adalah penelitian ini difokuskan kepada bagaimana mencapai efisiensi biaya dengan penerapan lean manufacturing pada perusahaan. Selain itu, tempat penelitian yang berbeda dari penelitian terdahulu, penulis memilih salah perusahaan manufaktur di bandung yang bergerak di bidang tekstil, penulis memilih PT. Silverkris sebagai tempat penelitian karena perusahaan ini belum menerapkan lean manufacturing dan dalam aktivitas produksi masih terdapat pemborosan biaya yang perlu dihilangkan. Berbeda dengan peneliti sebelumnya

7 yang memilih tempat penelitian pada perusahaan yang telah menerapkan lean Manufacturing. Sesuai dengan uraian diatas, penulis tertarik untuk mlakukan penelitian dengan judul PERANAN LEAN MANUFACTURING DALAM MENUNJANG EFISISENSI AKTIVITAS LOGISTIK (Studi kasus pada PT Silver kris). 1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang penelitian yang telah diuraikan diatas, maka perumusan masalah dapat dirumuskan sebagai berikut: 1. Bagaimana aliran proses kerja pada aktivitas logistik, dan apa saja aktivitas-aktivitas dalam proses kerja yang termasuk dalam pemborosan 2. Bagaimana usulan perbaikan untuk efisiensi aktivitas logistik pada perusahaan 1.3 Maksud dan Tujuan Penelitian Adapun maksud penelitian yang dilakukan peneliti adalah untuk memahami dan mempelajari serta membuat kesimpulan mengenai lean Manufacturing dan bagaimana peranannya dalam meningkatkan efisiensi dan merekomendasikan usulan penerapan. Tujuan yang ingin dicapai penulis dalam melakukan penelitian ini adalah untuk mencapai jawaban atas rumusan masalah yang telah disampaikan di atas yaitu: 1. Untuk mengetahui dan mengidentifikasi aktivitas-aktivitas apa saja dari proses pengadaan barang yang tidak menambah nilai dan mengeliminasi dari proses

8 2. Menyusun usulan perbaikan dengan menerapkan lean manufacturing dan mengevaluasi proses yang dihasilkan sehingga efisiensi bisa tercapai 1.4 Kegunaan Penelitian Penulis mengharapkan agar hasil penelitian akan dapat memberikan manfaat bagi kegunaan praktis dan kegunaan teoritis, yaitu: 1.4.1 Kegunaan Akademis 1. Agar dapat memberikan sumbangan yang positif bagi perkembangan ilmu pengetahuan di bidang ilmu akuntansi khususnya ilmu akuntansi yang berkaitan dengan Akuntansi Manajemen dan peranan lean Manufacturing dalam peningkatan efisiensi aktivitas logistik 2. Bagi peneliti selanjutnya, sebagai bahan referensi untuk mengkaji topiktopik yang berkaitan dengan masalah yang dibahas dalam peranan lean manufacturing sebagai usulan penerapan dalam peningkatan efisiensi aktivitas logistik 3. Bagi peneliti lain, sebagai bahan referensi bagi peneliti lain yang ingin mengkaji dalam bidang ekonomi khususnya akuntansi. 1.4.2 Kegunaan Praktis 1. Bagi Perusahaan, diharapkan hasil dari penelitian ini dapat memberikan masukan-masukan yang dapat digunakan untuk bahan pertimbangan dan referensi terutama dalam masalah yang menyangkut peranan lean manufacturing dalam peningkatan efisiensi aktivitas logistik 2. Bagi pembuat kebijakan, hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi yang dapat digunakan untuk mengevaluasi kebijakan yang telah

9 diterapkan atau untuk merumuskan kebijakan-kebijakan yang ada pada perusahaan sehingga dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan untuk memajukan operasional manajemen perusahaan.