DAYA SAING DAERAH Bambang P.S Brodjonegoro FEUI & KPPOD
Desentralisasi Sebagian besar kewenangan pemerintahan sudah beralih ke daerah Daerah menjadi unit ekonomi yang mandiri dan bertanggung g jawab terhadap perkembangan lokal. Politik v Ekonomi? Apakah daerah sudah menyadari tanggung jawabnya dalam pengembangan ekonomi lokal Persaingan antara daerah dan kerjasama antar daerah Perimbangan keuangan antara pusat dan daerah, dampak dari pemekaran daerah
MARKET PRESERVING FEDERALISM Setiap perekonomian daerah harus menghadapi voting with feet lebih sering dibandingkan voting with hand. Investasi menjadi tulang punggung perekonomian daerah Iklim investasi dan daya tarik potensi ekonomi menjadi dasar dari daya saing suatu daerah. Kebijakan ekonomi lokal harus ada dan harus menunjang daya saing daerah Dasar daya saing daerah : inovasi, efisiensi dinamis, reformasi perekonomian lokal Setiap daerah harus bersaing satu dengan yang lainnya, dengan pemerintah pusat sebagai regulator dan mencegah terjadinya monopoli
DESENTRALISASI EKONOMI Setelah desentralisasi politik, administrasi, dan fiskal, tahapan berikutnya adalah desentralisasi ekonomi Market preserving Federalism adalah dasar dari desentralisasi ekonomi Pemerintah daerah harus mengubah dirinya menjadi tidak hanya unit administrasi pemerintahan tetapi juga unit perekonomian daerah APBD harus dilihat lebih sebagai anggaran daerah, tidak hanya anggaran pemerintah daerah APBD bukan lagi menjadi tujuan akhir pembangunan ekonomi daerah, melainkan PDRB berikut pengurangan pengangguran dan pengurangan kemiskinan. Desentralisasi haruslah dilihat sebagai kepentingan semua pihak dan bukan kepentingan sejumlah elit tertentu. Kepala daerah haruslah yang mempunyai visi dan berjiwa wirausaha serta mampu menciptakan sistim yang berkesinambungan.
KEBIJAKAN STRATEGIS Iklim investasi lokal yang kondusif dengan mengurangi potensi ekonomi biaya tinggi Prioritisasi pengembangan ekonomi lokal dengan berfokus pada hanya beberapa barang dan jasa yang berpotensi bersaing secara nasional dan global. Kepastian politik dan hukum di tingkat lokal, melibatkan eksekutif dan legislatif Mampu menelurkan kebijakan ekonomi yang unik dan menimbulkan eksternalitas positif secara nasional Melakukan upaya promosi potensi daerah Mengembangkan basis wirausaha lokal dan menciptakan saling pengertian antara masyarakat lokal dan pengusaha. Mengedepankan pentingnya pelayanan publik yang berkualitas dengan target minimal setara dengan standar nasional
BOTTOM UP ECONOMIC GROWTH? Setiap daerah dituntut untuk selalu mempertahankan daya saing daerahnya Persaingan antar daerah sangat diperlukan dan berakibat positif pada perekonomian nasional Selain barang dan jasa unggulan, setiap daerah juga harus memiliki wilayah unggulan sebagai pusat pertumbuhan dengan tetap mengendalikan kemungkinan disparitas antar tingkat t pendapatan dan antar wilayah dalam suatu daerah Pertumbuhan ekonomi nasional seharusnya merupakan akumulasi dari pertumbuhan ekonomi daerah Dengan pemahaman pertumbuhan seperti itu, kesenjangan makro dan mikro seharusnya bisa dihilangkan. Rasa kepemilikan daerah terhadap perekonomian makro harus ditumbuhkan sehingga kebijakan ekonomi makro dapat efektif sampai ke semua lini. i
MENENTUKAN PRIORITAS Semakin sedikit komoditi dan sektor prioritas semakin baik untuk perekonomian daerah yang terbatas sumber dayanya. Penciptaan nilai tambah harus menjadi tujuan, tetapi tidak harus dilakukan sendiri melainkan dengan kerjasama daerah Kebijakan ekonomi lokal harus berdampak signifikan pada pertumbuhan ekonomi lokal, penciptaan lapangan kerja, berkurangnya kemiskinan, serta penurunan laju inflasi daerah Apabila sektor manufaktur menjadi prioritas, harus diarahkan kepada produk yang mayoritas inputnya domestik, dapat memberdayakan tenaga kerja lokal, serta berdayasaing regional/nasional. Pemda harus berani memberikan insentif yang memadai untuk menarik investor, dan khusus untuk manufaktur perlu diberikan perhatian lebih kepada perizinan, amdal, pertanahan, serta infrastruktur.