BAB I PENDAHULUAN. adalah untuk mencapai tujuan dan menciptakan maupun menaikan utilitas atau

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. hanya satu, yaitu PT. Pos Indonesia (Persero). Menurut Pasal 1 ayat (1) Undang-undang Nomor 38 Tahun 2009 tentang

BAB I PENDAHULUAN. atau aktivitas kehidupan manusia sehari-hari. Mulai dari zaman kehidupan

PELAKSANAAN PERJANJIAN PENGANGKUTAN BARANG MENGGUNAKAN KAPAL PETI KEMAS MELALUI LAUT (STUDI KASUS PT. MERATUS LINE CABANG PADANG)

BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG PENGANGKUTAN MULTIMODA. pengangkutan barang dari tempat asal ke tempat tujuan dengan lebih efektif dan

BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG PERJANJIAN PENGANGKUTAN. Menurut R. Djatmiko Pengangkutan berasal dari kata angkut yang berarti

BAB I PENDAHULUAN. Pemerintah No. 69 Tahun 2001 tentang Kepelabuhanan, pelabuhan adalah

BAB I PENDAHULUAN. penting dalam kehidupan manusia.peranan itu makin menentukan sehubungan

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia yang terdiri dari ribuan pulau kecil dan besar, perairan yang terdiri dari

Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Memperoleh Gelar Sarjana Hukum

BAB I PENDAHULUAN. transportasi merupakan salah satu jenis kegiatan pengangkutan. Dalam. membawa atau mengirimkan. Sedangkan pengangkutan dalam kamus

BAB I PENDAHULUAN. pembukaan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945,

BAB I PENDAHULUAN. kelancaran arus lalu lintas penduduk dari dan kesuatu daerah tertentu.

I. PENDAHULUAN. Indonesia. Harus diakui bahwa globalisasi merupakan gejala yang dampaknya

BAB I PENDAHULUAN. kemajuan yang sangat pesat. Hal ini ditandai dengan banyaknya pengguna jasa. yang percaya untuk menggunakan jasa pengangkutan.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Transportasi merupakan sarana yang sangat penting dan strategis dalam

BAB I PENDAHULUAN. nasional. Kendaraan bermotor dalam perkembangannya setiap hari

BAB I PENDAHULUAN. menyebabkan meningkatnya transaksi perdagangan luar negeri. Transaksi

BAB I PENDAHULUAN. perdagangan pada khususnya mengalami pertumbuhan yang sangat pesat. Dalam

BAB I PENDAHULUAN. untuk memenuhi berbagai kebutuhan. Dalam perkembangannya tidak hanya orang yang

I. PENDAHULUAN. Transportasi merupakan sarana yang sangat penting untuk memenuhi kebutuhan

BAB II GAMBARAN UMUM TENTANG PENGANGKUTAN

BAB I PENDAHULUAN. strategis dalam memperlancar roda perekonomian, memperkukuh persatuan dan

BAB I PENDAHULUAN. menjadi alat penghubung pengangkutan antar daerah, untuk pengangkutan orang

BAB I PENDAHULUAN. Negara kesatuan Republik Indonesia adalah negara kepulauan yang

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

2017, No c. bahwa untuk mempercepat penyelenggaraan kewajiban pelayanan publik untuk angkutan barang di laut, darat, dan udara diperlukan progr

BAB I PENDAHULUAN. merupakan kebutuhan yang tidak terbatas bagi para konsumen yang meliputi

BAB I PENDAHULUAN. musibah. Manusia dalam menjalankan kehidupannya selalu dihadapkan

BAB I PENDAHULUAN. bidang transportasi dalam penyediaan sarana transportasi. Pemerintah juga melakukan. peningkatan pembangunan di bidang perhubungan.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Hidup pada era modern seperti sekarang ini, mengharuskan manusia

BAB I PENDAHULUAN. dikonsumsi oleh masyarakat Indonesia sebagai makanan pokok. Dengan jumlah penduduk

I. PENDAHULUAN. berlaku pada manusia tetapi juga pada benda atau barang. Perpindahan barang

GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 4 TAHUN 2013 TENTANG TATARAN TRANSPORTASI WILAYAH PROVINSI JAWA TIMUR TAHUN

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat. BBM merupakan kebutuhan pokok bagi masyarakat Desa. maupun Kota baik sebagai rumah tangga maupun sebagai pengusaha,

BAB I PENDAHULUAN. pulau-pulau di dunia. Seperti diketahui bahwa Negara Indonesia merupakan tentang Wawasan Nusantara yang meliputi:

BAB I PENDAHULUAN. Saat ini bangsa Indonesia mengalami perkembangan dan kemajuan di segala

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Secara geografis Indonesia adalah negara kepulauan yang terdiri atas

I. PENDAHULUAN. oleh keadaan geografis Indonesia yang terdiri dari beribu-ribu pulau besar dan kecil, yang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Kemajuan tekhnologi dan peningkatan taraf hidup manusia yang. semakin lama semakin berkembang. Manusia cenderung untuk memenuhi

Oleh : LANUGRANTO ADI NUGROHO C

A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. terdiri atas perairan laut, sungai, dan danau.diatas teritorial daratan dan perairan

BAB I PENDAHULUAN. transportasi dan komunikasi yang sangat diandalkan dalam mewujudkan

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia. Hal ini disebabkan karena beberapa faktor diantaranya yaitu keadaan

BAB I PENDAHULUAN. hidupnya sendiri tanpa bantuan dari orang lain. Dalam memenuhi kebutuhan

BAB I PENDAHULUAN. Dikatakan sangat vital karena sebagai suatu penunjang penting dalam maju

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG ANGKUTAN MULTIMODA

BAB I PENDAHULUAN. terletak pada lokasi yang strategis karena berada di persilangan rute perdagangan

BAB I PENDAHULUAN. Pada dasarnya pembangunan nasional merupakan suatu upaya dalam

KEMENTERIAN RISET TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI UNIVERSITAS JAMBI FAKULTAS HUKUM

BAB I PENDAHULUAN. Pertumbuhan jumlah penduduk merupakan salah satu faktor yang ikut

BAB I PENDAHAULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. penerbangan yang diukur dari pertumbuhan penumpang udara.1

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 8 TAHUN 2011 TENTANG ANGKUTAN MULTIMODA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

I. PENDAHULUAN. Masyarakat sangat bergantung dengan angkutan umum sebagai tranportasi penunjang

BAB I PENDAHULUAN. utamanya dibidang pembangunan ekonomi, maka kegiatan perdagangan merupakan

BAB I PENDAHULUAN. moyang bangsa Indonesia dikenal sebagai negara maritim. 1

BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG PENGANGKUT, PENUMPANG DAN KECELAKAAN. menyelenggarakan pengangkutan barang semua atau sebagian secara time charter

BAB II KAJIAN UMUM TENTANG PENGANGKUTAN BARANG. A. Sejarah dan Pengertian Pengangkutan Barang

BAB I PENDAHULUAN. merupakan hakikat sebagai makhluk sosial. Proses interaksi tersebut bertujuan

KATA PENGANTAR DAFTAR ISI. Kata Pengantar... i Daftar Isi... ii

BAB I PENDAHULUAN. digunakan manusia dalam membantu kegiatannya sehari-hari.

BAB I PENDAHULUAN. Sebagai negara kepulauan yang luas maka modal transportasi udara

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat menyebabkan bertambahnya populasi kendaraan pribadi yang merupakan faktor penunjang

BAB I PENDAHULUAN. memiliki mobilitas yang tinggi, seperti berpindah dari satu tempat ke tempat lain

BAB 1 PENDAHULUAN. Laut Dan Perairan Darat, (Jakarta: Djambatan, 1989), hal 120. Universitas Indonesia

1 PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. menggerakkan pembangunan Indonesia. transportasi yang efektif dan efisien serta terpadu antar moda transportasi,

BAB I PENDAHULUAN. membutuhkan moda transportasi massal yang murah, efisien, dan cepat.

BAB I PENDAHULUAN. Dalam kehidupan sehari-hari bidang kegiatan transportasi atau

Lex Administratum, Vol. III/No. 5/Juli/2015

TANGGUNG JAWAB PT. POS INDONESIA (PERSERO) TERHADAP PENGIRIMAN PAKET POS DI SUKOHARJO

BAB I PENDAHULUAN. Negara Indonesia adalah negara hukum, yang berarti hukum harus dijalankan

BAB I PENDAHULUAN. peranan penting dalam pencapaian berbagai sasaran, guna menunjang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. yang cukup lama. Dalam perkembangan pasar dunia bebas, Keselamatan dan

UU NOMOR 14 TAHUN 1992 TENTANG LALU LINTAS DAN ANGKUTAN JALAN BAB I KETENTUAN UMUM. Pasal 1

KEMENTERIAN RISET TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI UNIVERSITAS JAMBI FAKULTAS HUKUM

BAB I PENDAHULUAN. Penyusunan Tataran Transportasi Lokal Kota Tual 1.1. LATAR BELAKANG

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Bentuk: UNDANG-UNDANG (UU) Oleh: PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA. Nomor: 3 TAHUN 1989 (3/1989) Tanggal: 1 APRIL 1989 (JAKARTA)

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Transportasi adalah salah satu bidang kegiatan yang sangat vital dalam

I. PENDAHULUAN. adanya ketimpangan dan ketidakmerataan. Salah satu penyebabnya adalah

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan Nasional merupakan pembangunan yang meliputi berbagai aspek

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Perjanjian merupakan suatu peristiwa dimana seorang berjanji kepada

BAB I PENDAHULUAN. sangat vital dalam kehidupan masyarakat, hal ini didasari beberapa faktor

BAB I PENDAHULUAN. satu bagian negara ke negara bagian lainnya. Peranan transportasi amat sangat

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara kepulauan (archipelago satate) dan negara

TANGGUNG JAWAB PERUSAHAAN ANGKUTAN UDARA TERHADAP PENGIRIMAN KARGO MELALUI UDARA

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. berkembangnya tekhnologi transportasi dan telekomunikasi. Perkembangan

BAB I PENDAHULUAN. suatu peristiwa yang tidak terduga semula, misalnya rumahnya terbakar, barangbarangnya

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia adalah negara kepulauan yang bercirikan nusantara yang

TANGGUNG JAWAB HUKUM PT ASURANSI JASA INDONESIA DALAM MENYELESAIKAN KLAIM ASURANSI PENGANGKUTAN BARANG DI LAUT

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga BAB I PENDAHULUAN EVITA KARINA PUTRI JATUHNYA PESAWAT AIR ASIA DENGAN NOMOR PENERBANGAN QZ8501

I. PENDAHULUAN. Perkembangan dunia serta perubahan zaman dengan dilihat dari arus globalisasi di

PROGRAM STUDI PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS ESA UNGGUL BAB IX SISTEM TRANSPORTASI NASIONAL

BAB I PENDAHULUAN. dan memperlancar perdagangan dalam maupun luar negeri karena adanya

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia merupakan negara kepulauan, dari Sabang sampai Merauke yang terdiri dari ribuan pulau-pulau besar maupun kecil, yang terhubung oleh selat dan laut. Pada saat ini pulau di Indonesia terdaftar sebanyak 17.508 pulau, yang mana sebanyak 7.870 pulau yang telah memiliki nama, sedangkan 9.638 pulau lainnya belum memiliki nama dan baru sebanyak 6.000 pulau saja yang berpenghuni. 1 Sehubung dengan hal ini, dibutuhkan alat transportasi sebagai sarana penghubung yang dapat mengangkut penumpang dari satu pulau ke pulau lainnya. Pengangkutan atau pemindahan penumpang menggunakan transportasi adalah untuk mencapai tujuan dan menciptakan maupun menaikan utilitas atau kegunan dari penumpang yang di angkut. Transportasi digunakan untuk mencapai tujuan pembangunan nasional yang memiliki posisi penting dan strategis dalam pembangunan bangsa yang berwawasan lingkungan dan hal ini harus tercermin pada kebutuhan mobilitas seluruh sektor dan wilayah. 2 Pentingnya transportasi tercermin dari penyelenggaraan yang mempengaruhi semua aspek kehidupan nasional serta semakin meningkatnya kebutuhan jasa angkut bagi mobilitas penumpang didalam dan bahkan diluar negri. Dalam sistem transportasi sendiri ada lima unsur pokok, yaitu ; orang/atau barang yang membutuhkan, kendaraan sebagai alat angkut, jalan sebagai prasarana angkut, terminal dan organisasi sebagai pengelola pihak 1 Id.wikipwedia.org/wik/daftar_pulau_di_indonesia. 11 februari 2016, pukul 20.00 2 Tjakranegara Soegijtna,1995, Hukum Pengangkutan Barang dan Penumpang, Penerbirt Rineka Cipta,Bandung, hlm 24.

angkut. 3 Pihak-pihak yang terlibat dalam pengangkutan ini yaitu pihak pengangkut dan pengirim untuk pengangkutan penumpang dan/atau barang. Didalam pengangkutan tersebut masing masing pihak (pengangkut dan pengirim) mempunyai hak dan kewajiban masing-masing. Kewajiban pengangkut adalah untuk mengangkut penumpang sampai ketempat tujuan dengan selamat, sedangkan kewajiban pengirim adalah untuk membayar uang jasa angkutan untuk penganglutan. 4 Hukum pengangkutan adalah sebuah perjanjian timbal balik pada mana pihak pengangkut mengikat diri untuk menyelenggarakan pengangkutan penumpang dan/atau barang ketempat tujuan tertentu, sedangkan pihak lain (pengirim-penerima: pengirim atau penerima: penumpang) berkeharusan untuk menunaikan pembayaran biaya tertentu untuk pengangkut tersebut. 5 Pengangkutan pada dasarnya terbagi menjadi tiga jenis, yaitu: 1. Pengangkutan darat dengan menggunakan alat angkutan kereta api atau kendaraan umum lainnya; 2. Pengangkutan udara dengan menggunakan alat angkutan kapal terbang. 3. Pengangkutan laut dengan menggunakan alat angkut kapal. 6 Sehubung dengan kondisi geografis Indonesia yang terdiri dari 17.508 pulau dan sebagian besar wilayahnya berupa perairan baik laut, sungai, maupun danau, maka pengangkutan laut khususnya yang mengunakan kapal dapat untuk diandalkan guna menghubungkan antar daerah atau antar pulau. 3 Herry Gunawan, 2014, Pengantar Transportasi dan Logistik, PT Raja Grafindo, Jakarta, hlm.1. 4 http://unjalu.blogspot.com/2011/03/hukum-angkutan.html, 11 februari 2016, 20.09 wib 5 Sution Usman Adji, Djoko Prakoso, dan Hari Pramono,1991, Hukum Pengangkutan di Indonesia, PT Rineka Cipta, hlm.6 6 Ibid.

Hal ini dimungkinkan karna pengirim barang atau penumpang dengan menggunakan kapal dapat memberikan keuntungan lebih dibandingkan dengan alat angkut lain contoh : mobil, karena dapat menghemat biaya. Kapal dapat mengangkut penumpang dan/atau barang dengan kapasitas yang jauh lebih banyak. Menyadari peranan transportasi maka pelayaran sebagai salah satu moda transportasi, penyelenggaraan harus ditata dalam satu kesatuan sistem transportasi nasioanal; secara terpadu dan mampu mewujudkan penyediaan jasa transortasi yang seimbang dengan tingkat kebutuhan dan tersedia sarana angkutan yang seimbang dengan tingkat kebutuhan dan tersedianya sarana angkutan yang aman, cepat, lancar, tertib, teratur, nyaman, dan efisien dengan biaya yang wajar dan serta terjangkau oleh daya beli masyarakat. 7 Mengingat penting dan strategisnya peranan pelayaran yang menguasai hajat hidup orang banyak, maka pelayaran dikuasai oleh negara yang pembinaannya dilakukan oleh pemerintah. Dalam kenyataan berbagai peraturan perundang-undangan yang merupakan produk pemerintah Hindia Belanda yang tersebar di berbagai bentuk peraturan antara lain di bidang kenavigasian, perkapalan, pelabuhan, dan angkutan sudah tidak sesuai lagi dengan kebutuhan dan perkembangan zaman, ilmu pengetahuan dan teknologi. Atas dasar tersebut diatas maka di undangkanlah undang-undnag tentang pelayaran, yang merupakan penyempurnaan dan kodifikasi, agar penyelenggaraan pelayaran dapat memberikan manfaat yang sebesar-besarnya kepada seluruh rakyat, bangsa, dan negara, memupuk dan mengembangkan jiwa bahari, dengan mengutamakan kepentingan umum, dan kelestarian 7 Tjakranegara Soegijatna, Op.Cit, hlm.25

lingkungan, koordinasi antar pusat dan daerah serta instansi, sektor, dan antar unsur terkait serta pertahanan keamanan negara. 8 Salah satu perusahaan yang bergerak di bidang pengangkutan perairan yaitu PT. Angkutan Sungai Danau dan Penyeberangan (PT. ASDP Persero) yang merupakan perusahaan milik negara yang bergerak dibidang jasa pengangkutan Laut. PT.ASDP memberikan jasa angkutan penumpang, angkutan barang dan angkutan kendaraan. Tujuan di dirikannya perusahaan ini adalah untuk melaksanakan dan menunjang program pemerintah dibidang ekonomi dan pembangunan pada umumnya, dan jasa transportasi khusunya. PT.ASDP mempunyai hak-hak dan kewajiban, serta tanggung jawab pengangkutannya, sesuai dengan apa yang telah diatur dalam perjanjian pengangkutan antara pihak pengangkut dan pengirim yang berkepentingan. 9 Dalam proses pengangkutan wanprestasi dapat terjadi, hal ini dikarenakan bahaya yang mengancam kapal dan muatannya. Jenis wanprestasi yang terjadi seperti, keterlambatan kedatangan kapal ketempat tujuan di karenakan kelalaian penyedia jasa angkut, kerusakan,cacat, bahkan musnahnya barang di kirim di karnakan pekerja. Selain itu resiko pengangkutan terjadi karena rute yang ditempuh merupakan sebuah lautan, yang apabila terjadi sesuatu masalah ataupun kecelakaan disaat kapal berlayar sangat. Bagaimanapun juga pengangkut harus bertanggung jawab atas pengangkutan terhadap semua masalah yang menimpa tersebut. Tanggung jawab atas segala kerugian yang timbul atas penumpang dan/atau barang yang diangkutanya selama dalam jangka waktu pengangkutan 8 Tjakranegara Soegijatna,Ibid, hlm.25 9 www.indonesiaferry.co.id, 11 februari 2016 pukul 20.25 WIB

Hal ini ditegaskan dalam Pasal 40 ayat (1) dan (2) Undang-undang No.17 Tahun 2008 tentang Pelayaran, yaitu; (1) Perusahaan angkutan diperairan bertanggung jawab terhadap keselamatan penumpang dan/atau barang yang diangkutnya. (2) Perusahaan angkutan di perairan bertanggung jawab terhadap muatan kapal sesuai dengan jenis dan jumlah yang dinaytakan dalam dokumen muatan dan/atau perjanjian atau kontrak pengangkutan yang telah disepakati. Perjanjian pengangkutan mewajibkan pengangkut untuk menjaga keselamatan penumpang dan/atau barang yang harus diangkut sesuai dengan bunyi Pasal yang tersebut diatas. Apabila terjadi masalah atau kecelakaan terhadap kapal atau kapal mengalami gangguan, sehingga penumpang mengalami cidera bahkan cacat atau barang sampai ditempat tujuan dalam keadaan musnah atau tidak ada atau ada tetapi rusak sebagian ataupun seluruhnya. Mengenai keterlambatan angkutan penumpang dan barang yang diangkut, baik yang disebabkan oleh kesalahan tenaga manusia atau yang bukan disebabkan oleh tenaga manusia sebagai penggerak alat transportasi tersebut, baik yang disengaja maupun tidak disengaja.kerugian yang disebabkan karna pengangkut ini juga diatur dalam Pasal 468 ayat (2) KUHD yaitu Pengangkut harus mengganti kerugian karena tidak menyerahkan seluruhnya atau sebagian barangnya atau karna kerusakan, kecuali bila membuktikan bahwa tidak diserahkannya barang itu seluruhnya atau sebagian atau kerusakan itu adalah sifatnya, keadaannya atau cacat barangnya sendiri atau akibat kesalahan pengirim.

Berdasarkan hal ini penulis tertarik untuk meneliti bagaimana praktik pelaksanaan tanggung jawab pengangkut dalam perjanjian pengangkutan penumpang dan/atau barang dan membahasnya dalam menyusun penulisan hukum yang berjudul : TANGGUNG JAWAB PT. ASDP INDONESIA FERRY (Persero) DALAM PENGANGKUTAN PENUMPANG DAN/ATAU BARANG SEBAGAI PENYELENGGARA TRANSPORTASI AIR (Studi di Dermaga Pelabuhan Bungus teluk Kabung ) B. Rumusan Masalah Berdasarkan hal diatas untuk membatasi sasaran pembahas, penulis akan menguraikan perumusan masalah yaitu: 1. Bagaimanakah pelaksanaan perjanjian pengangkutan penumpang dan/atau barang melalui transportasi air di dermaga pelabuhan bungus teluk kabung padang? 2. Bagaimana tanggung jawab PT.ASDP (Persero) dalam pengangkutan penumpang dan/atau barang sebagai penyelenggara trasportasi angkutan air dan penyeberagan apabila wanprestasi? C. Tujuan Penelitian Suatu penelitian tentu mempunyai tujuan yang ingin dicapai, untuk memberikan arah guna menyelesaian penelitian maka tujuan penelitian ini adalah : 1. Untuk mengetahui pelaksanaan perjanjian pengangkutan penumpang dan/atau barang melalui transportasi air di dermaga pelabuhan bungus teluk kabung padang.

2. Untuk mengetahui tanggung jawab PT.ASDP (persero) dalam pengangkutan penumpang dan/atau barang sebagai penyelenggara trasportasi angkutan air dan penyeberangan apabila wanprestasi. D. Manfaat Penelitian 1. Manfaat teoritis Penelitian ini diharap dapat memberikan manfaat secara teoritis, sekurang kurangnya dapat berguna sebagai sumbangan pemikiran bagi dunia pendidikan. 2. Manfaat Praktis Menambah wawasan penulis mengenai pelaksanaan dalam pengangkutan penumpang dan/atau barang melalui transportasi air E. Metode Penelitian Penulis menggunakan jenis penelitian Yuridis Empiris yaitu dengan mencari data dilapangan untuk mendapatkan data primer, disamping itu dilakukan penelitian terhadap bahan kepustakaan untuk mndapatkan data sekunder. Dalam melakukan penelitian penulis melihat penerapan yang ada dilapangan tentang pelaksanaan dari ketentuan-ketentuan hukum yang ada dengan melakukan analisa terhadap persoalan yang muncul secara realita dilapangan. 10 Untuk melalukan penelitian Yuridis Empiris ini, maka akan diperlukan langkah-langkah sebagai berikut: 1. Jenis Penelitian 10 Soejono Soekanto dan Sri Mamudji, Penelitian Hukum Suatu Tinjauan Singkat, Rajawali Pers,Jakarta,2011.Hlm.14.

Penelitan ini bersifat deskriptif analisis yaitu penelitian yang sifat dan tujuannya memberikan deskripsi tentang tanggung jawab, dan menganalisa secara sistematis untuk mendapatkan data atau informasi mengenai faktorfaktor pelaksanaan tanggung jawab terhadap penumpang kapal Ferry di Dermaga Bungus Teluk Kabung. 2. Sumber Data a.data Primer Data Primer yaitu data yang diperoleh secara langsung oleh peneliti dilapangan dengan melakukan wawancara. b. Data Sekunder Data yang dipublikasikan oleh suatu badan atau orang yang mengumpulkan data tersebut. Data ini dapat berupa bahan hukum yaitu : 1) Bahan hukum primer, yaitu bahan-bahan hukum yang mengikat berhubungan langsung dengan penelitian yang dilakukan. a) Kitab Undang Undang Hukum Perdata (KUHPerdata) b) Kitab Undang Undang Hukum Dagang (KUHD) c) Undang Undang nomor 17 tahun 2008 tentang pelayaran d) Keputusan Mentri Perhubungan nomor KM.32 tahun 2001 tentang penyelenggaraan angkutan penyeberangan e) Peraturan Pemerintah Nomor 82 tahun 1999 Tentang Angkutan di Perairan 2) Bahan Hukum Sekunder yaitu bersumber dari buku-buku yang berhubungan dengan penulisan ini 3) Teknik Pengumpulan Data

Untuk melengkapi data dalam penulisan ini, penulis juga melakukan penelitian lapangan yang mendukung penulisan ini, dilakukan dengan: a) Wawancara Wawancara adalah teknik pengumpulan data yang digunakan untuk memperoleh data dengan cara mengajukan pertanyaan secara langsung kepada informan b) Studi Dokumen Untuk mendapatkan bahan bacaan yang berhubungan dengan penulisan ini, penulis mengumpulkan data dari bahan seperti undang-undang, buku bacaan, artikel-artikel dan jurnal-jurnal yang berhubungan dengan masalah yang diteliti. 3. Teknik Pengumpulan Data Adapun teknin pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu teknik pengumpulan data primer dan teknik pengumpulan data sekunder: a. Teknik pengumpulan data primer 1) Observasi Mengamati dan mendeskripsikan gejala-gejala yang terjadi dalam fenomena natural maupun sosial, yang terjadi dalam tingkatan waktu tertentu. 2) Wawancara

Dengan melakukan tanya jawab secara lisan pada responden atau dengan beberapa penumpang kapal Ferry Dermaga Pelabuhan Bungus Teluk Bunguih. b. Teknik Pengumpulan Data Sekunder 1) Studi Kepustakaan Dilakukan dengan mempelajari buku-buku dari perpustakaan yang dapat mendukung permasalahan. 2) Studi Dokumen Dilakukan dengan mempelajari peraturan-peraturan perundangundangan, buku-buku atau literatur dan artikel maupun dokumendokumen yang dapat mendukung permasalahan. 4. Pengolohan dan Analisis Data Dari data Primer dan data Sekuner yang diperoleh dengan cara teknik kualitatif, maksudnya adalah data yang muncul berwujud uraian kata-kata dan bukan angka. Data yang diperoleh dikelompokan dan disesuaikan dengan permasalahan yang diteliti, dihubungkan dengan peraturan perundang-undangan, pendapat-pendapat pakar dan teori-teori hukum akhirnya ditarik kesimpulan yang merupakan jawaban dari permasalahan. F. Sistematika Penulisan Sistematika adalah gambaran singkat secara menyeluruh dari suatu karya ilmiah dalam hal ini adalah penulisan Prosposal. Adapun sistematika ini bertujuan untuk membantu para pembaca dengan mudah memahami proposal ini. Hasil dari penulisan terdiri dari 4 (empat) bab dengan rincian sebagai berikut:

BAB I : PENDAHULUAN Berisikan tentang pengantar yang dibuat untuk memudahkan pembaca dalam memahami isi skripsi selanjutnya. Pada bagian Pendahuluan ini terdiri dari : Latar Belakang, Rumusan Masalah, Tujuan Penelitian, Manfaat Penelitian, Metode Penelitian, dan Sistematika Penulisan. BAB II : TINJAUAN KEPUSTAKAAN Berisikan uraian mengenai Hukum Transportasi, yang terdiri dari Fungsi Transportasi, Asas-Asas Hukum Transportasi, Klasifikasi Transportasi serta Tujuan dan Tanggung Jawab dalam Perjanjian Pengangkutan. BAB III : HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Berisikan uraian mengenai pelaksanaan perjanjian pengankutan penumpang di Dermaga Pelabuhan Bungus Bungus teluk kabung antara pihak penumpang denan pihak pengangkut. BAB IV : PENUTUP Pada bab ini berisikan paparan kesimpulan mengenain objek penelitian beserta saran-saran yang mendukung dan dapat membangun bagi pembaca pada umumnya dan penulis pada khususnya dalam pengembangan hukum perdata.