JUDUL: ANALISIS RASIO KEUANGAN SEBAGAI DISKRIMINATOR UNTUK MEMPREDIKSI FINANCIAL DISTRESS

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. Krisis global yang terjadi di Eropa diperediksi mengalami puncaknya pada

BAB III METODE PENELITIAN. angka-angka yang menunjukan jumlah atau banyaknya sesuatu, yaitu laporan

MANFAAT RASIO KEUANGAN UNTUK MEMPREDIKSI KONDISI FINANCIAL DISTRESS PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Laporan keuangan yang diterbitkan oleh perusahaan merupakan salah satu

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Penelitian Almilia dan Kristijadi (2003) yang menggunakan rasio keuangan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PENGARUH KINERJA KEUANGAN PERUSAHAAN TERHADAP PERUBAHAN LABA PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR DI BURSA EFEK INDONESIA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Penelitian ini dilakukan dengan tidak mengabaikan penelitian-penelitian terdahulu

BAB I PENDAHULUAN. laporan keuangan. Model yang sering digunakan dalam melakukan analisis

PENGARUH KINERJA PERUSAHAAN TERHADAP RETURN SAHAM PADA PERUSAHAAN REAL ESTATE DAN PROPERTY YANG TERDAFTAR DI KOMPAS 100 PERIODE

BAB I PENDAHULUAN. berhasil memenangkan persaingan apabila dapat menghasilkan laba yang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Perkembangan dunia usaha saat ini semakin pesat, menimbulkan

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

III. METODE PENELITIAN

PENGARUH LIKUIDITAS, EFEKTIVITAS MODAL KERJA, LEVERAGE TERHADAP ROA DAN ROE PADA KPRI DI KABUPATEN LAMONGAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. pengambilan keputusan oleh pengguna informasi. Akuntansi menghasilkan informasi

BAB I PENDAHULUAN. lurus dengan risiko yang diperoleh. Return setiap jenis asset akan dijadikan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. menanamkan modalnya, tanpa melihat return perusahaan maupun

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat (investor) yang kemudian disalurkan kepada sektor-sektor yang

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. variabel dependen yang digunakan dalam model analisis regresi linear berganda.

BAB I PENDAHULUAN. kas atau setara kas yang dimiliki oleh perusahaan yang diharapkan akan. kekayaan melalui distribusi hasil investasi.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. kesulitan keuangan untuk memenuhi kewajiban-kewajibannya artinya perusahaan

BAB I PENDAHULUAN UKDW. kegagalan bisnis atau mengalami financial distress yang menyebabkan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. laporan keuangan yang dapat berfungsi sebagai alat ukur dalam menilai kinerja

BAB IV PEMBAHASAN DAN ANALISIS HASIL PENELITIAN Analisis Rasio ROI, ROE, NPM, DAR dan DER pada Perusahaan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. yang menerbitkan saham. Kismono (2001 : 416) menyatakan:

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. sebelumnya yang mengambil topik mengenai Pengaruh Rasio Keuangan. Terhadap Perubahan Laba Perusahaan antara lain penelitian.

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. Berdasarkan uraian-uraian teori, hasil penelitian, dan analisis baik secara

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan berlomba-lomba untuk dapat menghasilkan keuntungan atau laba yang

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG BERPENGARUH TERHADAP KINERJA KEUANGAN (PERUSAHAAN TELEKOMUNIKASI YANG GO PUBLIC DI BEI) ADIN FEBRIANO

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. laporan laba rugi, laporan perubahan modal, dan laporan arus kas.

BAB I PENDAHULUAN. dibeberapa perusahaan melalui pembelian surat-surat berharga yang. yang dibutuhkan dengan menawarkan surat-surat berharga tersebut.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. banyak diminati masyarakat saat ini. Menerbitkan saham merupakan salah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. maupun biaya operasional dalam perusahaan yang didirikan. Maka agar tujuan

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia sebanyak 25 perusahaan baru di tahun 2011, 23 perusahaan baru di

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Rasio keuangan merupakan kegiatan membandingkan angka-angka yang ada dalam

PENGARUH CURRENT RATIO, DEBT TO EQUITY RATIO, NET PROFIT MARGIN DAN WORKING CAPITAL TO TOTAL ASSET

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian. Seiring dengan perkembangan dunia usaha yang semakin pesat, tingkat

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

PENGARUH LIKUIDITAS, EFEKTIVITAS MODAL KERJA, LEVERAGE TERHADAP ROA DAN ROE PADA KPRI DI KABUPATEN LAMONGAN

BAB II LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. dalam mengambil keputusan investasi. Investor tidak terlibat secara langsung dalam

BAB I PENDAHULUAN. Krisis ekonomi global pernah terjadi pada tahun 2008 bermula pada krisis

Faizatur Rosyadah Suhadak Darminto Fakultas Ilmu Administrasi Universitas Brawijaya Malang

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. refrensi penulisan pada penelitian sekarang. Berikut ini adalah uraian penelitian

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. tujuan utama yaitu untuk memakmurkan pemilik perusahaan. Laba perusahaan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS. Penilaian kinerja adalah pendeskripsian nilai secara periodik dari efektivitas

BAB I PENDAHULUAN. dari hasil produksinya baik dalam bentuk barang dan jasa yang besar

ANALISIS PENGARUH PROFITABILITAS, LIKUIDITAS DAN STRUKTUR AKTIVA TERHADAP STRUKTUR MODAL PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BEI

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. berbagai investasi, seperti investasi pada proyek, investasi pada perdagangan

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Menghadapi persaingan dalam era globalisasi saat ini setiap perusahaan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. sumber utama yakni yang berasal dari dalam dan luar perusahaan (Rodoni dan

PENGARUH RASIO LIKUIDITAS, SOLVABILITAS, AKTIVITAS, DAN PROFITABILITAS TERHADAP STRUKTUR MODAL PT. ASURANSI SINAR MAS (ASM)

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Dalam perkembangan dunia usaha yang semakin maju, bidang keuangan

: Fernando Saroinsong NPM : : Bambang Darmadi, SE., MM

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Penelitian mengenai kekuatan rasio keuangan dalam memprediksi kondisi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. seorang penganalisis untuk mengevaluasi tingkat earning dalam hubungannya

BAB 1 PENDAHULUAN. Laporan Keuangan merupakan media komunikasi yang digunakan untuk

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Era globalisasi ini dunia usaha semakin berkembang pesat dengan

BAB I PENDAHULUAN. memerlukan keputusan yang tepat dan cepat. Dalam bisnis setiap

[JURNAL ECOBISMA] Vol. 2 No. 1 Jan 2015

BAB I PENDAHULUAN. untuk terus mengikuti perkembangan usahanya. Begitu juga dengan setiap

BAB I PENDAHULUAN. tersebut melalui suatu analisis yang dapat dijadikan pedoman untuk menilai

BAB I PENDAHULUAN. keuangan perusahaan. ROA merupakan salah satu indikator untuk mengukur

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. saham pada perusahaan food and beverages di BEI periode Pengambilan. Tabel 4.1. Kriteria Sampel Penelitian

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Return on Assets, Return on Equity, Total Asset Turnover, Net Profit Margin dan

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. laba menurut beberapa ahli:

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB II LANDASAN TEORI

ANALISIS RASIO KEUANGAN UNTUK MEMPREDIKSI KONDISI FINANCIAL DISTRESS PADA PERUSAHAAN MANUFATUR YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA DIAN MARWATI

ANALISIS KEBIJAKAN DIVIDEN PERUSAHAAN YANG TERDAFTAR DI BEI SUB SEKTOR TEKSTIL DAN GARMEN TAHUN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Penelitian ini dilakukan pada perusahaan sektor pertambangan yang

BAB I PENDAHULUAN. telekomunikasi selular yang digunakan untuk berkomunikasi dengan. banyak permintaan dari konsumen.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. beberapa penelitian terdahulu yang mrendukung penelitian ini : 1. Danny Oktanto dan Muhammad Nuryatno (2014)

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu fungsi utama pasar modal adalah sebagai sarana untuk

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Pada dasarnya perusahaan membutuhkan dana dalam jumlah tertentu

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. keuangan mengenai suatu entitas. Informasi tersebut disajikan dalam bentuk

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah Industri bidang pengolahan sektor makanan dan minuman (foods and

PENGARUH RASIO KEUANGAN TERHADAP PERUBAHAN LABA PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Transkripsi:

JUDUL: ANALISIS RASIO KEUANGAN SEBAGAI DISKRIMINATOR UNTUK MEMPREDIKSI FINANCIAL DISTRESS PADA PERUSAHAAN TEKSTIL YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA Latar Belakang Penelitian Pentingnya analisis financial distress karena memiliki peranan yang penting atas upaya para investor untuk memaksimalkan hasil atau kegiatan investasi yang akan dilakukan, melalui analisis ini investor dapat memahami yang mengetahui secara jelas kondisi kinerja keuangan perusahaan. Analisis financial distress akan memberikan suatu bentuk atau langkah apa yang harus dilakukan oleh investor agar kegiatan investasi yang akan dilakukan tidak merugikan. Bagi perusahan analisis financial distress dapat digunakan sebagai dasar penetapan kebijakan sehingga dampak dampak negatif atas usaha yang dilakukan dapat diminimalkan. Beberapa manfat terkait dengan analisis financial distress dapat digunakan sebagai dasar dalam upaya perusahaan maupun investor untuk tetap menjalankan kegiatan operasional perusahaan sesuai dengan ketentuan yang telah ditetapkan. Analisis rasio keuangan yang digunakan untuk melakukan prediksi financial distress dalam penelitian ini yaitu meliputi Net working capital to total assets (WCTA), Total Liabilities to Total Assets (TLTA), Return on Equity (ROA), Debt to Equity Ratio (DER) dan Current Ratio (CR) Rumusan Masalah Berdasarkan uraian latar belakang diatas rumusan masalah penelitian ini adalah: 1. Apakah ada perbedaan perusahaan yang mengalami financial distress (PFD) dan tidak mengalami financial distress (PTFD) dilihat dari variabel diskriminator yang terdiri dari WCTA, TLTA, ROA dan CR pada Perusahaan Tekstil Yang Terdaftar di Bursa Efek Indonsia? 2. Diantara variabel diskriminator yang meliputi WCTA, TLTA, ROA dan CR variabel manakah yang mempuyai kemampuan pembeda terbaik terhadap perusahaan yang tidak mengalami financial distress (PTFD) dan perusahaan yang mengalami financial distress (PFD) pada Perusahaan Tekstil Yang Terdaftar di Bursa Efek Indonsia? Tujuan Penelitian 1. Untuk mengetahui perbedaan perusahaan yang mengalami financial distress (PFD) dan tidak mengalami financial distress (PTFD) dilihat dari variabel diskriminator yang terdiri dari WCTA, TLTA, ROA, CR dan DER pada Perusahaan Tekstil Yang Terdaftar di Bursa Efek Indonsia. 2. Untuk mengetahui variabel diskriminator yang meliputi WCTA, TLTA, DER, ROA dan CR variabel manakah yang mempuyai kemampuan pembeda terbaik terhadap perusahaan yang tidak mengalami financial distress (PTFD) dan perusahaan yang mengalami financial distress (PFD) pada Perusahaan Tekstil Yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Manfaat Penelitian 1. Bagi Pihak Manajemen Perusahaan

2. Bagi Investor 3. Bagi Peneliti Selanjutnya KAJIAN PUSTAKA Penelitian Terdahulu Penelitian Almilia dan Kristijadi (2003) yang menggunakan rasio keuangan berdasarkan penelitian Platt dan Platt (2002) mengambil sampel perusahaan manufaktur yang terdapat di BEJ pada tahun 1998-2001. Hasil penelitiannya menyebutkan bahwa variabel yang paling dominan dalam menentukan financial distress suatu perusahaan adalah NI/S, CL/TA, CA/CL yang berpengaruh negatif dan signifikan terhadap financial distress, serta GROWTH NI/TA berpengaruh positif dan signifikan terhadap financial distress. Pasaribu (2008) melakukan penelitian dengan variabel independen yang digunakan adalah rasio keuangan dari laporan laba rugi, neraca, arus kas dan beta saham. Ada 6 model dengan indikator distress yang berbeda-beda digunakan dalam penelitian ini. Hasilnya menunjukkan bahwa pada indikator current ratio dan indikator asset turnover yang memiliki tingkat daya klasifikasi yang lebih tinggi dibandingkan dengan 4 model lainnya. Pada model 3 (indikator current ratio) rasio QATA dan WCTA berpengaruh positif dan signifikan pada financial distress. Untuk model 4 (indikator asset turnover) rasio WCTA, ITO, SALCA, dan CashTA berpengaruh positif dan signifikan pada financial distress, sedangkan rasio LDTA mempunyai hubungan negatif dan signifikan. Tinjauan Teori Definisi Financial Distress Plat dan Plat (2002) mendefinisikan financial distress sebagai tahap penurunan kondisi keuangan yang terjadi sebelum terjadinya kebangkrutan ataupun likuidasi. Sedangkan kebangkrutan menurut Philipathos dan Sihler (1992:320) dijelaskan sebagai berikut: Kebangkrutan adalah suatu bagian dari keadaan yang mungkin. Pada akhirnya diikuti dengan likuidasi dan hilangnya perusahaan tersebut sehingga entitas. Jika tidak, kebangkrutan mungkin hasil dari likuidasi sebagian ekapitulasi, reorganisasi dan akhirnya hilangnya perusahaan sebagai unit yang terkecil, terburuk dan lebih efisien yang akan mencoba mensukseskan kembali di dalam pasar yang kompetetif. Penyebab Terjadinya financial Distress Menurut Martin. Et al. (1998:375) penyebab pokok kegagalan finansial adalah inkompentasi (kekurangmampuan) manajerial. Selain itu ada sejumlah masalah struktural kunci, yaitu: 1. Ketidakseimbangan keahlian dalam eselon puncak. Seorang manajer cenderung mencari mitra yang memiliki keahlian serupa dengannya. 2. Pimpinan tertinggi yang mendominir operasi perusahaan acapkali mengabaikan saran mitra-mitranya. 3. Dewan direktur yang kurang aktif atau tidak tahu apa-apa. 4. Fungsi keuangan dalam manajemen perusahaan tidak berjalan dengan semestinya. 5. Kurangnya tanggung jawab pimpinan puncak.

Faktor-faktor yang merupakan sebab kegagalan atau kerugian suatu perusahaan, pada prinsipnya digolongkan menjadi sebab-sebab intern dan sebabsebab ektern (Riyanto, 1995:314): 1. Sebab intern, yaitu sebab-sebab yang timbul dari dalam perusahaan itu sendiri, yang meliputi sebab finansial maupun non finansial. Sebab finansial antara lain: A Net working capital to total assets (WCTA) B Total Liabilities to Total Assets (TLTA) C Return on Equity (ROA) D Debt to Equity Ratio (DER) E dan Current Ratio (CR) 2. Sebab ektern, yaitu sebab-sebab yang timbul atau berasal dari luar perusahaan dan yang berada di luar kekuasaan atau control dari pimpinan perusahaan atau badan usaha, antara lain: adanya persaingan yang hebat, berkurangnya permintaan terhadap produk yang dihasilkan, turunnya harga-harga dan sebagainya. Hipotesis 1. Diduga terdapat perbedaan perusahaan yang mengalami financial distress (PFD) dan tidak mengalami financial distress (PTFD) dilihat dari variabel diskriminator yang terdiri dari WCTA, TLTA, ROA, CR dan DER pada Perusahaan Tekstil Yang Terdaftar di Bursa Efek Indonsia. 2. Diduga WCTA mempuyai kemampuan pembeda terbaik terhadap perusahaan yang tidak mengalami financial distress (PTFD) dan perusahaan yang mengalami financial distress (PFD) pada Perusahaan Tekstil Yang Terdaftar di Bursa Efek Indonsia. METODE PENELITIAN Lokasi Penelitian Penelitian ini di lakukan pada Perusahaan Tekstil Yang Terdaftar di Bursa Efek Indonsia. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan adalah kuantitatif, data yang berupa angka-angka yang menunjukan jumlah atau banyaknya sesuatu, yaitu laporan keuangan perusahaan. Data dan Sumber Data Metode pengumpulan data menggunakan dokumentasi yaitu pengumpulan data dengan cara menyalin ulang dokumen yang ada pada perusahaan yang ada kaitannya dengan permasalahan yaitu mengenai WCTA, TLTA, ROA dan CR. Populasi dan Sampel Populasi dalam penelitian ini adalah perusahaan Tekstil Yang Terdaftar di Bursa Efek Indonsia dari Tahun 2010 sampai dengan 2013. Teknik pengambilan sampel yang digunakan pada penelitian ini adalah purposive sampling yaitu teknik pengambilan sampel yang didasarkan pada kriteria-kriteria tertentu yang ditetapkan sesuai dengan tujuan penelitian.

Adapun variabel penelitian meliputi: 1. Net working capital to total assets (WCTA) Net working capital to total assets (WCTA) merupakan perbandingan antara modal kerja bersih terhadap total aktiva yang dimiliki perusahaan. WCTA juga menunujukkan pentingnya dari sumber modal pinjaman dan tingkat keamanan yang dimiliki oleh kreditor. Secara matematis WCTA dirumuskan sebagai berikut : WCTA = WCTA yang dimaksud dalam penelitian ini adalah WCTA yang terdapat pada laporan keuangan industri manufaktur yang listed di BEI tahun 2010-2013 2. Total Liabilities to Total Assets (TLTA) Total Liabilities to Total Assets (TLTA) merupakan perbandingan antara total hutang terhadap total asset. Rasio ini mengukur prosentase total dana yang disediakan para kreditor. Secara matematis TLTA dirumuskan sebagai berikut: TLTA = TLTA yang dimaksud dalam penelitian ini adalah TLTA yang terdapat pada laporan keuangan industri manufaktur sektor tekstil yang listed di BEI tahun 2010-2013 3. Return on Equity (ROA) Return on Assets (ROA) merupakan perbandingan antara laba bersih setelah pajak terhadap total asset. Rasio ini mengukur efektifitas pemakaian total sumber daya oleh perusahaan. Secara matematis ROA dirumuskan sebagai berikut: ROA = ROA yang dimaksud dalam penelitian ini adalah ROA yang terdapat pada laporan keuangan industri manufaktur yang listed di BEI tahun 2010-2013 4. Current Ratio (CR) Current Ratio (CR) merupakan perbandingan antara asset lancar terhadap hutang lancar. Rasio ini menunjukkan sejauh mana aktiva lancar menutupi kewajiban lancar. Secara matematis CR dirumuskan sebagai berikut: CR = CR yang dimaksud dalam penelitian ini adalah CR yang terdapat pada laporan keuangan industri manufaktur yang listed di BEI tahun 2010-2013 5. Debt to Equity Ratio (DER) Debt to equity ratio (DER) merupakan perbandingan antara total hutang terhadap total shareholders equity yang dimiliki perusahaan. DER juga merupakan rasio untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam mengembalikan biaya hutang

melalui modal sendiri yang dimilikinya yang di ukur melalui hutang dan total modal. Rasio ini mengukur proporsi dana yang bersumber dari utang untuk membiayai aktiva perusahaan. Secara matematis DER dirumuskan sebagai berikut : DER = DER yang dimaksud dalam penelitian ini adalah DER yang terdapat pada laporan keuangan industri manufaktur yang listed di BEI tahun 2010-2013. Kondisi financial distress, dalam penelitian ini di ukur dengan Debt to Equity Ratio (DER) adalah sebagai berikut: DER < 1 perusahaan yang tidak mengalami financial distress (PTFD/kode-1) DER > 1 perusahaan yang mengalami financial distress (PFD/kode-2) Metode Analisis Data Untuk menguji hipotesis yang telah diajukan maka dalam penelitian digunakan Discriminan Analysis Model, dimana model pengolahan datanya menggunakan bantuan SPSS 13.0 for windows. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Analisis Data Dalam membentuk persamaan diskriminan harus dilakukan dengan mengetahui perbedaan vektor nilai rata-rata dari populasi yang akan diteliti. Fungsi dari persamaan diskriminan pada dasarnya dipergunakan untuk mengetahui perbedaan antar populasi, hal ini dapat dilakukan jika vektor nilai rata-rata di antara populasi menunjukkan perbedaan yang nyata secara statistik. Langkah-langkah analisis diskriminan, yaitu: Indentifikasi Variabel Diskriminator Berdasarkan justifikasi induktif (empiris/ hasil penelitian) dan justifikasi teori, telah terindentifikasi 5 variabel diskriminator, yaitu: 1. Net working capital to total assets (WCTA) merupakan perbandingan antara modal kerja bersih terhadap total aktiva yang dimiliki perusahaan.. 2. Total Liabilities to Total Assets (TLTA) merupakan perbandingan antara total hutang terhadap total asset. Rasio ini mengukur prosentase total dana yang disediakan para kreditor. 3. Return on Assets (ROA) merupakan perbandingan antara laba bersih setelah pajak terhadap total asset. Rasio ini mengukur efektifitas pemakaian total sumber daya oleh perusahaan. 4. Debt to equity ratio (DER) merupakan perbandingan antara total hutang terhadap total shareholders equity yang dimiliki perusahaan. DER juga merupakan rasio untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam

mengembalikan biaya hutang melalui modal sendiri yang dimilikinya yang di ukur melalui hutang dan total modal. 5. Current Ratio (CR) merupakan perbandingan antara asset lancar terhadap hutang lancar. Rasio ini menunjukkan sejauh mana aktiva lancar menutupi kewajiban lancar. Menentukan Tolak Ukur Kelompok Untuk pengelompokkan perusahaan ke dalam kategori perusahaan yang tidak mengalami Financial Distress (PTFD) dan perusahaan yang mengalami Financial Distress (PFD) digunakan tolak ukur Debt to equity ratio (DER) dengan ketentuan, bila DER < 1 perusahaan masuk dalam kategori PTFD diberi kode -1 dan bilamana DER 1 perusahaan masuk dalam kategori PFD dan diberi kode 2. Seleksi Variabel Diskriminan Seleksi bertujuan untuk mendapatkan variabel diskriminator sebagai pembeda terbaik terhadap PTFD dan PFD. Proses seleksi dilakukan melalui berbagai pengujian: 1) Uji signifikansi variabel diskriminator Uji signifikansi variabel diskriminator dalam hal ini adalah pengujian perbedaan means variabel diskriminator dan PTFD dengan means variabel diskriminator dan PFD. Alat uji yang digunakan adalah uji beda means Wilk s Lambda, dengan hasil uji: a. Bila signifikansi 0,05 maka variabel diskriminator yang bersangkutan memiliki perbedaan means yang nyata antara PTFD dengan PFD. b. Bila signifikansi > 0,05 maka variabel diskriminator yang bersangkutan memiliki means yang tidak berbeda nyata antara PTFD dengan PFD, dan variabel disriminator yang tidak signifikan dikeluarkan dari analisis. Hasil analisis uji signifikansi variabel diskriminator secara lengkap disajikan pada tabel 1. Tabel 1 Hasil Uji Signifikansi Variabel Diskriminator Tests of Equality of Group Means WCTA TLTA ROA DER CR Wilks' Lambda F df1 df2 Sig..859 20.556 1 125.000.546 103.915 1 125.000.977 2.879 1 125.092.629 73.721 1 125.000.884 16.467 1 125.000 Sumber : Data Diolah, 2013 Berdasarkan tabel 4.8 maka dapat diketahui bahwa variabel Return on Assets (ROA) memiliki nilai signifikansi > 0,05 yaitu sebesar 0,092 sehingga berdasarkan hasil tersebut maka Return on Assets (ROA)

memiliki means yang tidak berbeda nyata antara PTFD dengan PFD, dan variabel disriminator yang tidak signifikan dikeluarkan dari analisis. Mengestimasi Fungsi Diskriminan 1. Uji Signifikansi Variabel Diskriminator Uji signifikansi adalah menguji signifikansi perbedaan dari means masingmasing variabel diskriminator PFD dengan means masing-masing variabel diskriminator PTFD. Uji signifikansi digunakan Uji Welch, hasilnya sebagai berikut : Tabel 2 Hasil Uji Signifikansi Variabel Diskriminator Robust Tests of Equality of Means Statistic(a) df1 df2 Sig. WCTA Welch 13.145 1 59.612.001 TLTA Welch 254.754 1 96.123.000 ROA Welch 15.271 1 56.829.000 DER Welch 227.439 1 47.952.000 Berdasarkan hasil uji asumsi outlier, kolinearitas, normalitas dan uji beda means antara variabel diskriminator PFD dengan variabel diskrimonator PTFD diperoleh variabel diskriminator terbaik, yaitu : Net working capital to total assets (WCTA), Total Liabilities to Total Assets (TLTA), Return on Assets (ROA), Debt to equity ratio (DER). 2. Mengestimasi Fungsi Diskriminan Koefisien diskriminan mengindikasikan kontribusi relatif masingmasing variabel independent terhadap persamaan diskriminan.koefisien persamaan diskriminan dapat dibentuk seperti persamaan regresi yang sangat dipengaruhi oleh penggunaan skala dalam variabel independentnya.efek dari penggunaan skala dalam variabel bebasnya adalah menimbulkan standar deviasi. Guna menghilangkan efek penyimpangan standar dari penggunaan skala dalam variabel bebas maka persamaan diskriminan yang terbentuk dalam penelitian ini menggunakan nilai koefisien terstandarisasi yang telah menghilangkan efek penyimpangan standar. Setelah diketahui bahwa terdapat perbedaan menjelaskan perbedaan antara perusahaan yang tidak mengalami financial distress (PTFD) dengan Perusahaan yang mengalami financial distress (PFD), maka langkah berikutnya yaitu disusun suatu persamaan diskriminan yaitu sebagai berikut: Tabel 3 Hasil Estimasi Fungsi Diskriminan Function 1 WCTA.340 TLTA -18.086 ROA -1.162 DER 10.643 (Constant) -.741 Unstandardized coefficients

Berdasarkan tabel 3 maka persamaan fungsi diskriminant estimasi dapat diuraikan sebagai berikut: Z = -0,741 + 0,340 WCTA 18,086 TLTA 1,162 ROA + 10,643 DER Berdasarkan hasil persamaan diskriminan tersebut maka dapat diuraikan sebagai berikut: a. -0,741 merupakan nilai konstanta, menunjukkan besarnya nilai diskriminator untuk memprediksi financial distress pada perusahaan sektor tekstil yang listed di BEI periode 2010-2013 jika variabel Net working capital to total assets (WCTA), Total Liabilities to Total Assets (TLTA), Return on Assets (ROA) dan Debt to equity ratio (DER) mempunyai nilai sama dengan nol, maka diskriminator untuk memprediksi financial distress pada perusahaan sektor tekstil yang listed di BEI periode 2010-2013 sebesar -0,741. b. Merupakan kontribusi variabel Net working capital to total assets (WCTA) untuk memprediksi financial distress pada perusahaan sektor tekstil yang listed di BEI periode 2010-2013setiap perubahan satu satuan variabel Net working capital to total assets (WCTA) akan memberikan nilai perbedaan sebesar 0,340 yang bersifat positif. Artinya variabel Net working capital to total assets (WCTA) mempunyai pengaruh positif terhadap perusahaan yang tidak mengalami financial distress (PTFD) dengan perusahaan yang mengalami financial distress (PFD) dengan asumsi variabel Total Liabilities to Total Assets (TLTA), Return on Assets (ROA) dan Debt to equity ratio (DER) konstan. c. Merupakan kontribusi variabel Total Liabilities to Total Assets (TLTA) untuk memprediksi financial distress pada perusahaan sektor tekstil yang listed di BEI periode 2010-2013setiap perubahan satu satuan variabel Net working capital to total assets (WCTA) akan memberikan nilai perbedaan sebesar 18,086 bersifat negatif yang artinya variabel Total Liabilities to Total Assets (TLTA) mempunyai pengaruh negatif dengan asumsi Net working capital to total assets (WCTA), Return on Assets (ROA) dan Debt to equity ratio (DER). d. Merupakan kontribusi variabel Return on Assets (ROA) untuk memprediksi financial distress pada perusahaan sektor tekstil yang listed di BEI periode 2010-2013, setiap perubahan satu satuan variabel Return on Assets (ROA) akan memberikan nilai perbedaan sebesar 1,162 bersifat negatif yang artinya variabel Return on Assets (ROA) mempunyai pengaruh negatif dengan asumsi Net working capital to total assets (WCTA), Total Liabilities to Total Assets (TLTA) dan Debt to equity ratio (DER). e. Merupakan kontribusi variabel Return on Assets (ROA) untuk memprediksi financial distress pada perusahaan sektor tekstil yang listed di BEI periode 2010-2013, setiap perubahan satu satuan variabel Return on Assets (ROA) akan memberikan nilai perbedaan sebesar 10,634 bersifat positif yang artinya variabel Debt to equity ratio (DER) mempunyai pengaruh positif dengan asumsi variabel Net working capital to total

assets (WCTA), Total Liabilities to Total Assets (TLTA) dan Return on Assets (ROA) KESIMPULAN DAN SARAN Dari hasil penelitian dan pembahasan yang telah dilakukan maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut: 1. Kinerja rasio keuangan perusahaan yang meliputi WCTA, TLTA, ROA, CR dan DER dapat digunakan sebagai pembeda perusahaan yang mengalami financial distress (PFD) dan tidak mengalami financial distress (PTFD) pada perusahaan tekstil yang terdaftar di Bursa Efek Indonsia. Hasil analisis ditunjukkan dari uji signifikansi variabel diskriminator dengan mengunakan uji beda means antara variabel diskriminator PFD dengan variabel diskrimonator PTFD diperoleh variabel diskriminator terbaik, yaitu : Net working capital to total assets (WCTA), Total Liabilities to Total Assets (TLTA), Return on Assets (ROA), Debt to equity ratio (DER). Adanya perbedaan tersebut menunjukkan bahwa rasio keuangan tersebut dapat digunakan untuk menentukan perusahaan yang masuk dalam kategori mengalami financial distress (PFD) dan tidak mengalami financial distress. Jadi dengan demikian dapat dikatakan bahwa adanya perubahan kemampuan perusahaan dalam melakukan pengelolaan modal kerja bersih terhadap total aktiva, proporsi yang seimbang antara total hutang terhadap total asset, perbandingan antara laba bersih setelah pajak terhadap total asset, perbandingan antara asset lancar terhadap hutang lancar dan total hutang terhadap total shareholders equity yang dimiliki perusahaan maka dapat menghindarkan perusahaan dari kondisi financial distress. 2. Debt to equity ratio (DER) mempuyai kemampuan pembeda terbaik perusahaan yang tidak mengalami financial distress (PTFD) dan perusahaan yang mengalami financial distress (PFD) pada Perusahaan Tekstil Yang Terdaftar di Bursa Efek Indonsia. Hasil analisis dapat dikatakan bahwa dengan adanya perbandingan antara total hutang terhadap total shareholders equity yang dimiliki perusahaan dalam mengembalikan biaya hutang melalui modal sendiri yang dimiliki sehingga dapat mengindarkan perusaahaan dari kondisi financial distress. Setelah mempelajari, menganalisa dan menyimpulkan dari hasil penelitian yang telah dilakukan, maka diajukan beberapa saran yang meliputi: 1. Bagi Perusahaan Perusahaan harus lebih memperhatikan mengenai kemampuan dalam melakukan pengelolaan asset yang dimiliki sehingga dapat menghindari terjadinya mengenai permasalahan terkait dengan kebangkrutan perusahaan. 2. Bagi Investor Diharapkan para investor selalu berusaha untuk mengamati kinerja keuangan yang dihasilkan oleh perusahaan melalui pengamatan tersebut maka pihak investor akan mendapatkan informasi yang lengkap terkait dengan pencapaian kinerja keuangan sehingga dapat digunakan bahan

prediksi atas pencapaian kinerja keuangan untuk masa yang akan datang sehingga terhindar potensi kebangkrutan 3. Bagi peneliti selanjutnya Bagi peneliti selanjutnya diharapkan untuk menggunakan variabel kinerja keuangan lain yang meliputi perputaran piutang, perputaran persediaan, ROE, DTA, NPM dan rasio lain yang dapat mempengaruhi financial distress. Selain itu dapat juga dengan menambah jangka waktu (periode) agar hasil penelitian berikutnya dapat lebih berkembang.