Laporan Strategi Tindak Lanjut Kampanye Bangga Suaka Margasatwa Sungai Lamandau Provinsi Kalimantan Tengah-Indonesia November 2010 Oktober 2011

dokumen-dokumen yang mirip
: Membuat dan Menyebarkan Media Pemasaran Pesan Kampanye Pride Baru untuk SM Sungai Lamandau

: Cetak, Bea Kirim dan Distribusi Media Pemasaran Pesan Kampanye Pride SM Sungai Lamandau. : Manajer Alumni Kampanye Bangga SMSL

Pembuat Laporan : Eddy Santoso-Manajer Kampanye Bangga SMSL

BAB 7. Strategi Tindak Lanjut Kampanye Bangga Suaka Margasatwa Sungai Lamandau, Provinsi Kalimantan Tengah-Indonesia

Laporan Triwulan I Perjalanan Tindak Lanjut Kampanye REDD+ dan HKm Ekosistem Suaka Margasatwa Sungai Lamandau Oktober-Desember 2011

BAB 5. Hasil Kampanye

Laporan Triwulan Kedua Inisiatif Masyarakat Kelompok dalam Persiapan HKm dan REDD+ = Bonus sebagai Pencapaian Triwulan Kedua Januari-Maret 2012

BAB 4. Kegiatan (Materi dan Pemasaran Pesan + Penyingkiran Hambatan / Barrier Removal) Kampanye

BAB 6. Analisa Kritis Kampanye

Memanen padi tanpa asap di gambut Lamandau

STRATEGI TINDAK LANJUT

LAPORAN FINAL 20 Februari September 2013

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

Laporan Hasil Pre Testing Media Cetak (Slogan, Logo, Pin, Stiker dan Spanduk Eddy Santoso-CM SM Sungai Lamandau

LAPORAN PERKEMBANGAN BROP KEBUN ENERGI

Kelompok HKm Danau Seluluk Jaya- Menginspirasi Gerakan Kebun Bibit Rakyat di Kotawaringin Barat dan Lamandau

RENCANA OPERASI PENYINGKIR HALANGAN (BROP) PEMBUATAN DEMPLOT KEBUN TERPADU

LAPORAN AKHIR PROYEK KAMPANYE BANGGA SUAKA MARGASATWA SUNGAI LAMANDAU Provinsi Kalimantan Tengah-Indonesia

Laporan Final. STRATEGI TINDAK LANJUT KAMPANYE REDD dan HKm EKOSISTEM SUAKA MARGASATWA SUNGAI LAMANDAU Oktober 2011-September 2012

G. Tindak Lanjut. Pendahuluan

G. RENCANA TINDAK LANJUT

Konservasi Ekosistem Nipah dan Hutan Penyangga Bagian Timur Suaka Margasatwa Sungai Lamandau Sebagai Kawasan Pencadangan Hutan Kemasyarakatan (HKm)

: Yayasan Orangutan Sumatera - Orangutan Information Centre. LAPORAN TAHAPAN PELAKSANAAN STRATEGI PENYINGKIR HALANGAN Periode Juli 2009 Februari 2010

Rencana Kerja Tahunan Hutan Kemasyarakatan (HKm) WANA MANUNGGAL Desa Sukakarya STL Terawas Ulu Musi Rawas

Rencana Aksi Rencana Pemantauan Risiko Kunci. Mitra Ukuran Metode Target Frekuen si BBTNGL, FFI, UNESCO, KSM Lokal

BUPATI MADIUN SALINAN PERATURAN BUPATI MADIUN NOMOR 36 TAHUN 2008 TENTANG TUGAS POKOK DAN FUNGSI DINAS KEHUTANAN DAN PERKEBUNAN BUPATI MADIUN,

BAB IV METODE PENELITIAN

DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN, PERKEBUNAN DAN KEHUTANAN KABUPATEN KUPANG. Bagian Pertama. Dinas. Pasal 1

PELUANG PENGEMBANGAN BUDIDAYA SAYURAN ORGANIK MENDUKUNG KEMANDIRIAN PETANI DI KOTA PONTIANAK DAN KABUPATEN KUBURAYA PROVINSI KALIMANTAN BARAT

BAB III METODE PENELITIAN

GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

BUPATI TULUNGAGUNG PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI TULUNGAGUNG NOMOR 62 TAHUN 2014 TENTANG

G. RENCANA TINDAK LANJUT

.000 WALIKOTA BANJARBARU

4 Dinas Tata Ruang, Kebersihan dan Pertamanan

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

H. Teori Perubahan 19.0 Teori Perubahan

MEMBUAT HUTAN MASYARAKAT DI INDONESIA

I PENDAHULUAN. pertanian yang dimaksud adalah pertanian rakyat, perkebunan, kehutanan, perkebunan, kehutanan, peternakan dan perikanan.

PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2016

STUDI EVALUASI PENETAPAN KAWASAN KONSERVASI TAMAN NASIONAL BUKIT TIGAPULUH (TNBT) KABUPATEN INDRAGIRI HULU - RIAU TUGAS AKHIR

IV. METODE PENELITIAN

LAMPIRAN IV PANDUAN PENYIAPAN LAHAN DENGAN PEMBAKARAN UNTUK MASYARAKAT ADAT/TRADISIOANAL

SAMBUTAN GUBERNUR KALIMANTAN BARAT PADA ACARA PANEN RAYA PADI DI DESA SENAKIN KECAMATAN SENGAH TEMILA KABUPATEN LANDAK

Judul. Rehablitasi Lahan Dan Hutan Melalui Pengembangan Hkm Untuk Peningkatan Daya Dukung DAS Moyo Kabupaten Sumbawa Lembaga Olah Hidup (Loh)

GUBERNUR SUMATERA BARAT PERATURAN DAERAH PROVINSI SUMATERA BARAT NOMOR 11 TAHUN 2015 TENTANG PERAN SERTA MASYARAKAT DALAM PERLINDUNGAN HUTAN

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 63 TAHUN 2013 TENTANG PELAKSANAAN UPAYA PENANGANAN FAKIR MISKIN MELALUI PENDEKATAN WILAYAH

DOKUMEN POTENSI DESA TELUK BINJAI

19.0 TEORI PERUBAHAN. H. Teori Perubahan

BUPATI PURWOREJO PERATURAN BUPATI PURWOREJO NOMOR : 30 TAHUN 2008 TENTA NG

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Kawasan suaka alam sesuai Undang Undang Nomor 5 Tahun 1990 adalah sebuah

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 63 TAHUN 2013 TENTANG PELAKSANAAN UPAYA PENANGANAN FAKIR MISKIN MELALUI PENDEKATAN WILAYAH

Keputusan Menteri Kehutanan No. 31 Tahun 2001 Tentang : Penyelenggaraan Hutan Kemasyarakatan

Penjelasan PP No. 34 Tahun 2002 PENJELASAN ATAS PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 34 TAHUN 2002 TENTANG

Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Banyuasin

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 63 TAHUN 2013 TENTANG PELAKSANAAN UPAYA PENANGANAN FAKIR MISKIN MELALUI PENDEKATAN WILAYAH

DOKUMEN POTENSI DESA SEGAMAI

PERATURAN GUBERNUR ACEH NOMOR 20 TAHUN 2016 TENTANG PENGENDALIAN KEBAKARAN HUTAN DAN LAHAN DI ACEH DENGAN RAHMAT ALLAH YANG MAHA KUASA GUBERNUR ACEH,

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN LEBAK NOMOR 4 TAHUN 2011 PERATURAN DAERAH KABUPATEN LEBAK NOMOR 4 TAHUN 2011 TENTANG

Alang-alang dan Manusia

LAPORAN KINERJA INVESTASI. KEM.PERTAMINAFLipDESA BANTALANKECAMATAN SUNGAI PERAK KABUPATEN INDRAGIRI HILIR. (Kamis,14 Mei 2015)

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BALANGAN NOMOR 09 TAHUN 2011 TENTANG PENGENDALIAN KEBAKARAN LAHAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BALANGAN,

KERANGKA DAN STRATEGI PENGELOLAAN HUTAN LINDUNG DALAM PROGRAM KARBON HUTAN BERAU (PKHB)

BAB II TINJAUAN UMUM

SAMBUTAN GUBERNUR KALIMANTAN BARAT PADA ACARA RAPAT KOORDINASI PENANGANAN GANGGUAN USAHA PERKEBUNAN SERTA PENGENDALIAN KEBAKARAN KEBUN DAN LAHAN Hari

Indonesia Climate Change Trust Fund Usulan Program Mitigasi Berbasis Lahan

17.0 PESAN KAMPANYE Strategi pembuatan pesan Pesan-pesan Inti dan Slogan-slogan. G. Strategi Kampanye

GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 84 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI MADIUN SALINAN PERATURAN BUPATI MADIUN NOMOR 33 TAHUN 2008 TENTANG TUGAS POKOK DAN FUNGSI DINAS PERHUBUNGAN, INFORMATIKA DAN KOMUNIKASI

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 68 TAHUN 1998 TENTANG KAWASAN SUAKA ALAM DAN KAWASAN PELESTARIAN ALAM PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

D. KEGIATAN-KEGIATAN KAMPANYE

LAPORAN KEGIATAN DISEMINASI PENGEMBANGAN MEDIA CETAK

POLA PENGELOLAAN HUTAN RAKYAT PADA LAHAN KRITIS (Studi Kasus di Kecamatan Pitu Riawa Kabupaten Sidrap Sulawesi Selatan) Oleh : Nur Hayati

Tugas, Pokok dan Fungsi Dinas Kehutanan dan Perkebunan Kabupaten Pacitan

Selamatkan Cagar Budaya dengan Iklan Layanan Masyarakat

PERATURAN MENTERI LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR P.83/MENLHK/SETJEN/KUM.1/10/2016 TENTANG PERHUTANAN SOSIAL

Kunjungan ke Desa-Desa di Hulu Sungai Malinau November Desember 2002

BAB VI KELEMBAGAAN USAHA KAYU RAKYAT

TATA CARA MASUK KAWASAN SUAKA ALAM, KAWASAN PELESTARIAN ALAM DAN TAMAN BURU

LAPORAN SPEKTRUM DISEMINASI MULTI CHANEL (SDMC) MODEL KAWASAN RUMAH PANGAN LESTARI (M-KRPL) BPTP BENGKULU

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Belakangan ini hampir seluruh aktivis mengkampanyekan slogan Stop global

GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 95 TAHUN 2008

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 7 TAHUN 1999 TENTANG PENGAWETAN JENIS TUMBUHAN DAN SATWA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang :

HASIL PENCACAHAN LENGKAP SENSUS PERTANIAN 2013 DAN SURVEI PENDAPATAN RUMAH TANGGA USAHA PERTANIAN 2013

BAB V RENCANA PROGRAM, KEGIATAN, INDIKATOR KINERJA DAN KELOMPOK SASARAN

V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Provinsi Jawa Timur. Batas-batas wilayah Desa Banjarsari adalah: : Desa Purworejo, Kecamatan Pacitan

BUDIDAYA PEPAYA BERBASIS RAMAH LINGKUNGAN DENGAN TEKNOLOGI KOMPOS AKTIF. (Staf Pengajar Fakultas Pertanian Universitas Jambi) 2

PERATURAN DAERAH KABUPATEN TANAH BUMBU NOMOR 10 TAHUN 2009 TENTANG. PEDOMAN PENDIRIAN DAN PENGELOLAAN BADAN USAHA MILIK DESA (BUMDes)

Gubernur Jawa Barat GUBERNUR JAWA BARAT,

BUPATI SUKAMARA PERATURAN BUPATI SUKAMARA NOMOR 18 TAHUN 2008 T E N T A N G

BAB I PENDAHULUAN. pengelolaan lingkungan hidup. Afandi (2013) mengatakan bahwa pendidikan

PP 62/1998, PENYERAHAN SEBAGIAN URUSAN PEMERINTAHAN DI BIDANG KEHUTANAN KEPADA DAERAH *35837 PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA (PP)

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BUPATI TASIKMALAYA PERATURAN BUPATI TASIKMALAYA NOMOR 35 TAHUN 2008 TENTANG

BAB III Tahapan Pendampingan KTH

BUDAYA MASYARAKAT DAN KEBAKARAN HUTAN (Studi Kasus di Desa Mio dan Desa Boentuka Kabupaten Timor Tengah Selatan Provinsi Nusa Tenggara Timur)

Tentang Hutan Kemasyarakatan. MEMUTUSKAN PEDOMAN PENGARUSUTAMAAN KEMISKINAN DALAM PELAKSANAAN HUTAN KEMASYARAKATAN BAB I KETENTUAN UMUM.

Kabar dari Tim Pendamping Pengelolaan Hutan Bersama Hulu Sungai Malinau

MENCIPTAKAN HUTAN MASYARAKAT DI INDONESIA

Transkripsi:

Laporan Strategi Tindak Lanjut Kampanye Bangga Suaka Margasatwa Sungai Lamandau Provinsi Kalimantan Tengah-Indonesia November 2010 Oktober 2011 Disusun oleh : Eddy Santoso-Alumni Siswa Konservasi Pride RARE Cohort 3-Metamorfosa_Kampanye SM Sungai Lamandau Kegiatan Kampanye Bangga ini adalah strategi tindak lanjut Program Kepemimpinan Pride Agustus 2008 - Agustus 2010 melalui Dana Hibah Alumni Pride Kerjasama Yayorin (Yayasan Orangutan Indonesia) dan RARE Didukung oleh :

Pendahuluan Kampanye Suaka Margasatwa Sungai Lamandau dapat dikatakan sebagai keberhasilan karena beberapa capaian sebagai berikut: Pengetahuan masyarakat petani khalayak target primer (desa Tempayung dan desa Babual Baboti) mengetahui dampak hutan rusak pada pertanian meningkat dari 41,7% menjadi 100%, sedangkan pengetahuan perladangan kebun campuran menentap tanpa bakar menekan pembukaan lahan meningkat dari 50% di akhir kampanye menjadi 93,3%. Selain pengetahuan diikuti meningkatnya sikap masyarakat petani khalayak target primer yang menyikapi kebun campuran menetap di lahan sendiri adalah bermanfaat dari 91,7% menjadi 100%. Hal yang sama dicapai meningkat adalah komunikasi interpersonal di masyarakat petani target primer yang membicarakan tentang hal pengelolaan lahan dan manfatnya meningkat dari 8,3% menjadi 33,3%. Sedangkan yang membicarakan pelestarian hutan dan berladang menetap juga meningkat dari 8,3% menjadi 46,7%. Meningkatnya pengetahuan, sikap dan komunikasi interpersonal menjadi dasar perubahan perilaku. Hasil yang dicapai dalam perubahan perilaku para petani ladang berpindah tebas bakar adalah sebanyak 157 orang petani (118 orang petani menjadi peladang menetap tanpa bakar, 39 peladang menetap yang masih tebas bakar). Melebihi capaian sasaran SMART yang semua hanya ditargetkan yang mengadopsi perladangan menetap hanya 50 % dari 202 petani ladang berpindah. Hasil survei pasca hasilnya berbanding lurus, saat survei menanyakan apakah sudah mempraktekkan berladang/berkebun campuran menetap tanpa bakar jawabannya 53,3% meningkat dari yang semula 0%. Perilaku berubah lainnya yang terlihat dari hasil survei pasca adalah menurunnya jumlah masyarakat yang tidak tahu/tidak melihat lagi aktifitas pembukaan lahan bepindah tebas bakar dari 41,7% meningkat 53,3%. Pada saat penulisan (Juli 2009), Tim Patroli Proyek EC Lamandau program dari OFUK yang bekerjasama dengan Yayorin didukung BKSDA Kalimantan Tengah melaporkan bahwa meningkatnya pengetahuan, sikap, komunikasi interpersonal dan perubahan perilaku menurunkan jumlah kebakaran, kegiatan penebangan dalam kawasan hutan SM Sungai Lamandau dan bertambahnya tutupan hutan SM Sungai Lamandau hingga 60% (perbandingan gambar peta Citra Landsat 2006 dengan Peta Citra Alos 2009). Terbukti tidak adanya kebakaran lahan dan aktifitas pembukaan lahan serta penebangan. Hal ini juga terkait dengan efektifitas penjangkauan dari beberapa media pemasaran pesan, seperti pertemuan/diskusi masyarakat, pelatihan/studi banding, penyebaran poster dan berfungsinya penyingkiran hambatan untuk menghambat pola kegiatan merusak di sekitar dan dalam kawasan SM Sungai Lamandau. Meskipun demikian masih ada beberapa hal penting yang perlu ditindak lanjuti untuk menjamin bahwa perubahan yang sedang terjadi dapat berlanjut di proyek kampanye ini. Beberapa hal penting itu diantaranya adalah: Bahwa kegiatan tindak lanjut ini akan difokuskan pada dua desa target primer, yaitu desa Tempayung dan desa Babual Baboti. Menjawab tantangan untuk mengurangi angka jumlah petani yang masih melakukan berladang dengan tebas bakar di kedua desa yang menjadi target primer. Caranya dengan mendorong masyarakat yang masih melakukan perladangan menetap dan berpindah dengan tebas bakar untuk mengurangi pembakaran dan mau mengadopsi kegiatan demplot kebun campuran menetap tanpa bakar. Hal ini diikuti dengan 2

pemahaman-pemahaman mengenai konsep logika dan analisa bahwa bertani membakar itu merugikan. Memastikan rencana tindak lanjut bisa terintegrasi dengan program di lembaga dan di rencana kegiatan Proyek EC Lamandau. Mendorong partisipasi desa target primer dalam membuat peraturan pengelolaan lahan, khususnya untuk pertanian. Mendorong pemasaran produk pertanian masyarakat ke pasar-pasar lokal. Hal ini dilakukan untuk mengukur tingkat nilai manfaat (keuntungan pertanian) menetap tanpa bakar dalam kurun 3 tahun pelaksanaan kemajuan demplot. Mengembangkan demplot kebun campuran menjadi demplot mandiri. Beberapa hal untuk keberlanjutan kegiatan akan diputar dari kesepatan untuk penjualan produk penjualan hasil demplot. Misalnya ada keuntungan dari penjualan hasil tanaman hortikultura, sebagian dananya digunakan untuk pembelian bibit, peremajaan alat pertanian dan operasional lainnya. Sisanya sebagai keuntungan pengelola demplot (asisten demplot). Mengembangkan promosi demplot dengan tujuan demplot mampu menjadi media pembelajaran bagi masyarakat desa sekitar desa khalayak target primer yang pada akhirnya memberi dampak posistif perubahan perilaku bertani. Strategi tindak lanjut yang ditekankan di sini, dibangun berdasarkan isu-isu di atas. 3

Strategi Kegiatan dan Teori Perubahan A. Strategi Kegiatan Kampanye ini kembali akan diintegrasikan bersama program kegiatan di lembaga dan kegiatan Proyek EC Lamandau program OFUK. Di proyek EC Lamandau kegiatan berintegrasi dalam Komponen 2 sub kegiatan 2.3 mengenai mempromosikan demontrasi proyek mata pencaharian yang berkelanjutan mengenai Pendidikan dan Penyadaran Masyarakat serta Penguatan Kapasitas melalui pertemuan dan pelatihan bulanan masyarakat mengenai logika dan analisa pertanian membakar tidak menguntungkan. 1. Strategi 1. Mempertahankan dan meningkatkan dukungan Keberlanjutan Dampak Demplot Pertanian Kebun Campuran Menetap Tanpa Bakar Sasaran SMART 1 (Pengetahuan) Pada Oktober 2011, melalui kerja sama dengan Proyek EC Lamandau pemahaman masyarakat mengenai dampak membakar lahan akan meningkat dari 66,7% menjadi 75%. Sasaran SMART 2 (Perubahan Perilaku) Pada Oktober 2011, paling tidak akan terlihat 2 demplot kebun campuran menetap mandiri (yang dikelola oleh kelompok tani) di dua desa target primer (Tempayung dan Babual Baboti). Sasaran SMART 3 (Perubahan Perilaku) Sampai dengan Oktober 2011 akan terlaksana paling tidak 11 pelatihan mengenai pertanian tanpa tebas bakar tiap bulan yang diikuti paling tidak 15 petani setiap sesi pelatihannya. Catatan: Kegiatan ini menjangkau masyarakat petani dengan pertemuan dan pendampingan kegiatan pertanian tindak lanjut di desa Tempayung dan Babual Baboti sebagai khalayak target primer. Sepanjang bulan dilakukan kegiatan pertemuan dan pelatihan masyarakat petani target primer. a. Kegiatan 1 Pertemuan Masyarakat Petani target primer membahas Pengembangan Demplot Gambaran kegiatan: Dalam kegiatan ini akan menggali hal-hal apa saja yang perlu dikembangkan di demplot dari mulai sarana produksi (mengembangkan bibit) meningkatkan minat adopsi kegiatan demplot di masyarakat, hasil dan pemasaran sampai ke bentuk promosi (dukungan pemda dan pasar lokal serta mitra penyingkiran hambatan). Materi-materi yang diperlukan: a. Kertas Plano (10-15 lembar per kegiatan). b. Spidol 3 warna. c. Kertas Metaplan 3-4 warna. d. Lakban kertas 2. e. Spanduk kegiatan f. Media pemasaran pesan (poster, lembar fakta, pin, t-shirt dan buletin Sumpitan) Rincian kegiatan: Kegiatan ini adalah pertemuan dengan mengundang perwakilan petani dua desa target dan pemerintah desa target primer dengan metode konsensus. Kegiatan ini akan dilakukan pada bulan Februari 2011. 4

Kertas plano digunakan sebagai media untuk mencatat konsep ide kegiatan dan hasil pertemuan. Kertas metaplan, alat tulis yang kemudian ditempelkan dengan lakban kertas untuk diberikan ke masyarakat menulis ide atau hal-hal yang berkaitan untuk meningkatkan demplot kebun campuran menetap agar lebih banyak yang mengadopsi kegiatannya dan pengembangannya ke arah demplot mandiri. Spanduk kegiatan sebagai pengingat kegiatan dan pesan yang dibangun dalam kegiatan. Media pemasaran pesan lainnya (poster untuk menjangkau kedalaman pengetahuan dan penjangkauan luas masyarakat di desa, lembar fakta diberikan untuk menjangkau kedalaman pesan kampanye, pin dan t-shirt dibuat sebagai pengingat pesan kemudian buletin Sumpitan sebagai media informasi yang menjangkau kedalaman pesan pengetahuan sebagai pemasaran pesan yang dikemas dalam bentuk tulisan cerita dan berita. Hal ini bertujuan untuk memotivasi masyarakat petani ladang untuk tidak membuka lahan dan membakar serta lebih mengintesifkan lahannya untuk pengembangan pertanian yang berkelanjutan mendukung ekonomi. Monitoring dan evaluasi kegiatan: Untuk pertemuan ini akan menggali potensi untuk pengembangan demplot oleh masyarakat implementasinya dilihat di bulan berikutnya sedangkan evaluasinya dilakukan pada akhir pertemuan dengan membuat pertanyaan ORID (O: menanyakan gambaran hasil kegiatan apakah diterima; R: sebeluah refleksi peserta pertemuan pada kegiatan; I: masyarakat dapat mengartikan kembali hasil pelatihan dan D: menggali rencana peserta setelah tahu gambaran potensi kegiatan pertanian menetap melalui gambaran kegiatan membakar merugikan hasil pertanian). b. Kegiatan 2 Promosi Demplot Kebun Campuran Menetap Tanpa Bakar Gambaran kegiatan: Kegiatan ini dilakukan untuk mempromosikan kegiatan demplot kepada pemerintah daerah (dinas terkait: Dinas Pertanian dan Peternakan, Dinas Kehutanan, Dinas Perkebunan), pengusaha pasar lokal dan mitra penyingkiran hambatan serta mass media cetak/elektronik dalam kegiatan Temu Usaha. Selain itu akan dilakukan publikasi ke media-media cetak daerah. Materi-materi yang diperlukan: a. Kerangka Acuan Kegiatan. b. Daftar dinas terkait, penjual/pengepul pasar lokal dan mass media (cetak maupun elektronik. c. Spanduk kegiatan d. Media pemasaran pesan (lembar fakta, pin, t-shirt dan buletin Sumpitan) Rincian kegiatan: Bentuk dari kegiatan ini adalah undangan pertemuan temu usaha yang mengundang perwakilan dinas terkait pengembangan agroforestri (kebun campuran) tanpa membakar. Kegiatan ini akan dilaksanakan pada bulan Mei 2011. Selain itu juga mengundang pengusaha/penjual pasar lokal untuk melihat potensi kelayakan pasar produk hasil demplot. Mass media juga dihadirkan untuk mendukung publikasi di media-media lokal sehingga masyarakat tahu ada demplot yang diperkenalkan untuk pengendalian pembukaan lahan hutan dan kebakaran lahan hutan. Kerangka acuan yang berisi latar belakang kegiatan, tujuan, hasil yang diharapkan dengan lampiran daftar undangan dan agenda kegiatan sebagai media 5

untuk mengarahkan peserta memahami tujuan dan hasil yang diharapkan dalam kegiatan ini. Daftar dinas terkait, penjual/pengepul produk di pasar lokal dan media massa dibuat untuk memandu penyusunan surat undangan mengikuti kegiatan ini. Spanduk kegiatan sebagai pengingat kegiatan dan pesan yang dibangun dalam kegiatan. Media pemasaran pesan lainnya (poster untuk menjangkau kedalaman pengetahuan dan penjangkauan luas masyarakat di desa, lembar fakta diberikan untuk menjangkau kedalaman pesan kampanye, pin dan t-shirt dibuat sebagai pengingat pesan kemudian buletin Sumpitan sebagai media informasi yang menjangkau kedalaman pesan pengetahuan sebagai pemasaran pesan yang dikemas dalam bentuk tulisan cerita dan berita. Monitoring dan evaluasi kegiatan: Untuk pertemuan promosi demplot evaluasinya dilakukan pada akhir pertemuan dengan membuat pertanyaan ORID (O: menanyakan gambaran kegiatan demplot; R: sebeluah refleksi peserta untuk meningkatkan mutu demplot ke masyarakat; I: peserta memberikan banya gambaran untuk demplot dan D: menggali rencana peserta setelah tahu gambaran potensi kegiatan pertanian menetap melalui gambaran kegiatan membakar merugikan hasil pertanian). c. Kegiatan 3 Pertemuan dan Pelatihan Tiap Bulan Gambaran kegiatan: Kegiatan ini dilakukan untuk lebih menumbuhkan peningkatan sikap dan komunikasi interpersonal sesama petani. Pertemuan dibuat untuk para petani salaing berinteraksi komunikasi satu dengan yang lain dan pelatihan sebagai bentuk tindak lanjut dari kesepakatan pertemuan yang pelu mereka sikapi dan komunikasikan kepada yang lain (petani yang lain). Materi-materi yang diperlukan: a. Kertas plano. b. Kertas metaplan, alat tulis dan lakban kertas. c. Media pemasaran pesan lainnya (poster untuk menjangkau kedalaman pengetahuan dan penjangkauan luas masyarakat di desa, lembar fakta diberikan untuk menjangkau kedalaman pesan kampanye, pin dan t-shirt dibuat sebagai pengingat pesan kemudian buletin Sumpitan sebagai media informasi yang menjangkau kedalaman pesan pengetahuan sebagai pemasaran pesan yang dikemas dalam bentuk tulisan cerita dan berita. Rincian kegiatan: Kegiatan mulai November 2010-Oktober 2011. Kertas plano digunakan sebagai media untuk mencatat konsep ide kegiatan dan hasil pertemuan. Kertas metaplan, alat tulis yang kemudian ditempelkan dengan lakban kertas untuk diberikan ke masyarakat menulis ide atau hal-hal yang berkaitan untuk meningkatkan kegiatan pertanian menetap tanpa bakar. Media pemasaran pesan lainnya (poster untuk menjangkau kedalaman pengetahuan dan penjangkauan luas masyarakat di desa, lembar fakta diberikan untuk menjangkau kedalaman pesan kampanye, pin dan t-shirt dibuat sebagai pengingat pesan kemudian buletin Sumpitan sebagai media informasi yang menjangkau kedalaman pesan pengetahuan sebagai pemasaran pesan yang dikemas dalam bentuk tulisan cerita dan berita. Monitoring dan evaluasi kegiatan: Untuk pertemuan bulanan akan dilakukan monitoring dengan melakukan kunjungan ke lapangan melihat perkembangan demplot, respon masyarakat dan lahan masyarakat yang mengdopsi kegiatan demplot. 6

2. Strategi 2. Penjangkauan informasi Fungsi Hutan dan Pertanian Kebun Campuran Menetap Tanpa Bakar mencegah perluasan lahan hutan dan kebakaran hutan Kampanye ini menjangkau masyarakat petani dengan pendampingan kegiatan pertanian tindak lanjut di desa Tempayung dan Babual Baboti sebagai khalayak target primer dan target sekunder. Sebagai khalayak petani target sekunder di desa Tanjung Putri, Tanjung Terantang, Kelurahan Mendawai Seberang dan Kelurahan Kotawaringin Hilir di wilayah kabupaten Kotawaringin Barat. Berikutnya desa Sungai Pasir, Natai Sedawak dan Kartamulia di wilayah kabupaten Sukamara. Catatan: Kelompok desa kontrol/pembanding adalah kelurahan Raja Seberang dan Kotawaringin Hulu. Sasaran SMART Petani Desa Target Primer a. Sasaran SMART 1 (Pengetahuan) Pada Oktober 2011, pengetahuan masyarakat di desa target primer mengenai fungsi SM Sungai Lamandau sebagai daerah resapan air dan sumber air bersih masyarakat sekitarnya meningkat dari 56,7% menjadi 60%. b. Sasaran SMART 2 (Pengetahuan) Pada Oktober 2011, pengetahuan petani desa target primer pertanian mengenai manfaat kebun campuran menetap tanpa bakar mencegah pembukaan lahan dan menjaga keutuhan hutan SM Sungai Lamandau serta kebakaran hutan meningkat dari 33,3% menjadi 43%. c. Sasaran SMART 3 (Sikap) Pada Oktober 2011, petani desa target primer pertanian menyikapi membuka lahan tebas dan bakar di kawasan Suaka Margasatwa Sungai Lamandau akan menimbulkan masalah meningkat dari 29,15% menjadi 40%. d. Sasaran SMART 3 (Komunikasi Interpersonal) Pada Oktober 2011, petani desa target primer pertanian membicarakan dengan saudara atau tetangganya di desa tentang pertanian menetap menguntungkan tanpa bakar meningkat dari 58,3% menjadi 60%. Sasaran SMART Petani Desa Target Sekunder a. Sasaran SMART 1 (Pengetahuan) Pada Oktober 2011, pengetahuan masyarakat di desa target primer mengenai fungsi SM Sungai Lamandau sebagai daerah resapan air dan sumber air bersih masyarakat sekitarnya meningkat dari 23,7% menjadi 35%. b. Sasaran SMART 2 (Pengetahuan) Pada Oktober 2011, pengetahuan petani desa target primer pertanian mengenai manfaat kebun campuran menetap tanpa bakar mencegah pembukaan lahan dan menjaga keutuhan hutan SM Sungai Lamandau serta kebakaran hutan meningkat 28% menjadi 35%. c. Sasaran SMART 3 (Sikap) Pada Oktober 2011, petani desa target primer pertanian menyikapi membuka lahan tebas dan bakar di kawasan Suaka Margasatwa Sungai Lamandau akan menimbulkan masalah meningkat dari 28,9% menjadi 35%. d. Sasaran SMART 3 (Komunikasi Interpersonal) Pada Oktober 2011, petani desa target primer pertanian membicarakan dengan saudara atau tetangganya di desa tentang pertanian menetap menguntungkan tanpa bakar meningkat dari 31,7% menjadi 40%. e. Sasaran SMART 3 (Perubahan Perilaku) Pada Oktober 2011, tercatat ada 300 orang (baik pelajar/pegawai instansi maupun masyarakat desa/karyawan perkebunan) yang mau terlibat dalam aksi penanaman pohon di desa sekitar dan dalam kawasan SM Sungai Lamandau. f. Sasaran SMART 3 (Komunikasi Interpersonal) Pada Oktober 2011, masyarakat petani mau berladang dengan pola kebun campuran menetap tanpa bakar meningkat dari 30,5% menjadi 35%. 7

Kegiatan Penjangkauan a. Kegiatan 1 Kampanye Penjangkauan-Berladang Menetap mendukung Pengendalian Pembukaan Lahan Hutan serta Kebakaran Hutan dan Lahan Gambaran kegiatan: Melakukan kegiatan kunjungan penyuluhan di desa target primer dan sekunder. Kegiatan kampanye ini diikuti dengan penyebaran media pemasaran pesan kampanye. Materi-materi yang diperlukan: a. Perlengkapan penyuluhan dengan presentasi power point mengapa perlu menjaga melestarikan hutan, melestariakn SM Sungai Lamandau dan berladang menetap tanpa bakar serta pemutaran film bertema pelestarian hutan/ilm (layar, lcd, materi poer point, film tentang lingkungan, dvd player). b. Media pemasaran kampanye (poster, ILM radio (ajakan dan himbauan), lembar fakta dan pin juga t-shirt). Rincian kegiatan: Kegiatan penyuluhan dilakukan oleh tim Edukasi proyek EC Lamandau yang bertanggung jawab dalam pelaksanaan adalah sub program Mobile Education and Library Unit (MELU) dan tim divisi edukasi Yayorin saat ada kegiatan perayaan lokal. Kunjungan penyuluhan dengan mengunjungi desa ke desa dan tiap bulan bisa satu sampai dua desa yang dikunjungi dengan melakukan sosialisasi kepada pihak pemerintah desa. Saat penyuluhan akan dilakukan presentasi materi mengenai fungsi hutan dan manfaat melestarikan hutan serta berladang menetap. Dalam kegiatan penyuluhan juga diselingi pemutaran film bertema melestarikan hutan/petani berhasil dan ILM radio tentang ajakan/himbauan bupati berladang menetap. Media-media pemasaran kampanye juga disebarkan saat momentum ini terjadi. Monitoring dan evaluasi kegiatan: Monitoring dengan melakukan kegiatan survey efektifitas pada tiap media yang sebelumnya akan dilakukan uji coba sebelumnya kepada khalayak, mitra dan tim yang terlibat sebagai pelaksana kampanye. b. Kegiatan 2 Kampanye Penjangkauan melalui kegiatan perayaan lokal daerah Gambaran kegiatan: pada kegiatan ini kampanye berintegrasi dengan momentum perayaan lokal daerah dengan memberikan gambaran-gambaran ajakan untuk berladang menetap tanpa membakar, ajakan menanam pohon untuk kelestarian hutan dan mencegah perubahan iklim, sebarkan informasi untuk tidak membakar lahan di bulan musim kemarau. Materi-materi yang diperlukan: a. Spanduk kampanye berladang menetap tanpa membakar. b. Spanduk ajakan menanam pohon untuk melestarikan hutan dan mencegah perubahan iklim. c. Lembar fakta informasi untuk tidak membakar lahan di bulan musim kemarau dan langkah-langkah membuka lahan tanpa bakar. d. Pameran display foto kegiatan pertanian yang menginspirasi. Rincian kegiatan: Kegiatan ini sebagian sifatnya partisipasi dalam perayaan-perayaan lokal, seperti Hari Ulang Tahun kabupaten. Sebagian lagi berintegrasi bersama kegiatan proyek EC Lamandau dalam pelaksanaan kegiatan perayaan hari-hari besar lingkungan, baik dalam bentuk pawai maupun pameran. Spanduk dibuat sebagai media pemasaran pesan kampanye yang bersifat untuk membangun ajakan dan pengingat pesan kampanye. 8

Lembar fakta diberikan untuk menjangkau kedalaman pesan kampanye dengan penjangkauan khalayak khusus petani yang hadir pada kegiatan pameran atau pawai. Pameran display foto kegiatan pertanian yang menginspirasi untuk penjangkauan skap dan komunikasi interpersonal. Sifatnya dapat langsung dilihat keberhasilankeberhasilan dari pertanian menetap tanpa bakar, sehingga mereka termotovasi mengadosi kegiatan berldang menetap. Monitoring dan evaluasi media dan kegiatan: Monitoring media dengan membuat kegiatan survey pada tiap media yang sebelumnya akan dilakukan uji coba sebelumnya kepada khalayak, mitra dan tim yang terlibat sebagai pelaksana kampanye. Monitoring dan evaluasi kegiatan dengan melakukan pencataan maupun dengan pertanyaan ORID terkait pelaksanaan kegiatan, jumlah khalayak yang tertarik hadir dan memberi tanggapan, serta jumlah dan jenis media pemasaran pesan yang diberikan. Teori Perubahan Untuk mengurangi praktek pertanian ladang berpindah tebas bakar di sekitar SM Sungai Lamandau dan memelihara habitat penting orangutan Kalimantan, maka promosi pemasaran produk, adopsi pertanian menetap yang lebih berkelanjutan, ramah lingkungan dan meningkatkan ekonomi serta mendorong kebijakan aturan kelola lahan untuk pertanian akan lebih diperkenalkan. Petani lokal akan diberitahukan juga tentang batas area untuk orangutan Kalimantan di SM Sungai Lamandau, keuntungankeuntungan mengadopsi pertanian menetap tanpa bakar. Bentuk pertanian yang telah dikembangkan setahun sebelumnya dalam teori perubahan akan memberikan lebih pendapatan berkelanjutan untuk mereka (masyarakat sekitar SM Sungai Lamandau) dan pada waktu bersamaan akan memelihara sistem pendukung kehidupan hutan. Mereka akan diperkenalkan konsep pertanian menetap, pelatihan dan bantuan teknis serta cara memasarkan produk yang pada akhirnya masyarakat khalayak target mengadopsi dan mempraktekkan pertanian kebun campuran menetap. Karena beberapa hal tersebut di atas, akan ada sedikitnya 50% (42 KK dari 84 KK) masyarakat petani yang belum mengadopsi pertanian kebun campuran menetap tanpa bakar di desa Tempayung dan desa Babual Baboti. Kampanye Bangga tindak lanjut ini untuk mempertahankan 0 % kebakaran hutan 2010, mengurangi aktifitas 84 KK peladang menetap/berpindah yang masih tebas bakar agar populasi dan habitat orangutan Kalimantan terawat. Pertanian menetap telah diterapkan di masyarakat khalayak target dan dapat dikembangkan di lokasi kampanye pada Oktober 2011/2013. 9

Hasil Capaian Kegiatan Untuk mencapai sasaran-sasaran SMART yang telah dicanangkan di dalam rencana proyek dan agar dapat secara efektif menjangkau khalayak utama di kawasan target telah dilaksanakan serangkaian kegiatan selama periode implementasi. Seperti telah digambarkan di dalam Teori Perubahan Kampanye Pride di kawasan SM Sungai Lamandau, tujuan utamanya adalah untuk mengurangi kebakaran hutan dari aktifitas pembukaan lahan pertanian dengan berpindah dan tebas bakar serta menjaga Suaka Margasatwa Sungai Lamandau (SMSL) dari ancaman kebakaran lahan (yang didukung oleh Program BKSDA Kalimantan Tengah SKW II dan Proyek Uni Eropa untuk Perlindungan dan Pelestarian ekosistem SMSL). Untuk itu, strategi penyingkiran hambatan yang dipilih adalah tetap mengenalkan dan menguatkan petani target tentang pola pertanian menetap sistem kebun campuran atau agroforestri dengan rangkaian kegiatan yang bertujuan mendorong petani target mengadopsi pola pertanian menetap sistem kebun capuran dan melakukan kegiatan yang melestarikan hutan. Secara umum, hasil capaian pada kegiatan ini adalah untuk mendeskripsikan kegiatan-kegiatan dan hasil capaian Pemasaran Sosial dan Penyingkiran Hambatan yang telah dilakukan.rangkaian kegiatan yang dijelaskan disini menyasar petani atau peladang di desa Tempayung dan Babual Baboti sebagai khalayak target utama dan masyarakat umum di kawasan target. Tentu saja akan terdapat tumpang tindih sejumlah materi antar khalayak petani target dan masyarakat petani sekitar kawasan secara umum. Semua yang dijelaskan dalam kegiatan kampanye merupakan catatan hasil laporan kemajuan strategi tindak lanjut Kampanye Bangga SM Sungai Lamandau (Santoso, 2011). Berikut gambaran masing-masing kegiatan yang telah dilakukan dan hasil yang dicapainya dari tiap strategi dan kegiatan yang dilakukan : 1. Strategi 1. Mempertahankan dan meningkatkan dukungan Keberlanjutan Dampak Demplot Pertanian Kebun Campuran Menetap Tanpa Bakar (Kegiatan Penyingkiran Hambatan/Barrier Removal) a. Kegiatan 1. Pertemuan Masyarakat Petani target primer membahas Pengembangan Demplot Pada bahasan pengelolaan demplot kebun campuran madiri berkelanjutan telah dilakukan 2 kali pertemuan, pertama untuk sosialisasi pengelolaan demplot berkelanjutan dihadiri oleh 50% (138 KK) dari 550 KK di Tempayung termasuk 100% (48KK) warga Petani Tempayung yang mendukung kegiatan pengelolaan demplot, walau pekerja di perkebunan sawit. Pada pertemuan kedua dihadiri oleh tim inti, yaitu 13 orang (terdiri dari pemerintah desa, perwakilan pengurus RT dan tokoh tani) yang fokus sebagai tim untuk menggali kekuatan, kelemahan, kesempatan dan ancaman untuk tindak lanjut pengelolaan demplot termasuk kepala desa dan anggotanya, ketua BPD, ketua kelompok Kegiatan pertemuan sosialisasi reforestasi desa sekaligus promosi pengelolaan demplot tani dan tokoh petani. Pada pertemuan ini bersepakat ada pengelola dari desa yang akan meneruskan pengelolaan demplot yang akan dianggarkan melalui usulan dana ADD (Anggaran Dana Desa). 10

b. Kegiatan 2. Promosi Demplot Kebun Campuran Menetap Tanpa Bakar Salah satu promosi yang dilakukan adalah di pertemuan sosialisasi perundangundangan konservasi perburuan satwa liar terancam punah yang diikuti oleh Camat, Kepala Kepolisian Sektor Kecamatan, Kepala SKW II BKSDA Kalteng dan Kepala Desa/Lurah serta warganya yang hadir 75-128 orang rata-rata tiap pertemuan. Poster yang tersebar di pertemuan 600 poster. Poster kampanye yang diberikan bertema Berladang Menetap Tanpa Bakar Menjaga Sumber Kehidupan. Promosi berikutnya saat melakukan pertemuan sosialisasi Reforestasi yang diikuti oleh kurang lebih 30 orang di balai belajar pertanian demplot. c. Kegiatan 3. Pertemuan dan Pelatihan Tiap Bulan Pada tahapan kegiatan ini kegiatan pertemuan dan pelatihan sekaligus kunjungan pendampingan pengelolaan demplot kebun campuran menetap tanpa bakar. Pertemuan lain yang dilakukana dalah melakukan monitoring kegiatan para peladang dan dicatat jumlah peladangf yang berubah dari peladang berpindah tebas bakar menjadi peladang menetap tanpa bakar serta yang mengikuti (mengadopsi) olah lahan dan pengelolaan pertanian seperti pengelolaan di demplot. Berikut masing masing gambaran yang dicapai : 1. Pertemuan pendampingan kelompok petani ladang dan kebun di desa target primer Selama berkegiatan telah dilakukan masing-masing 12 kali pertemuan utama pendampingan kelompok tani ladang di desa Tempayung dan desa Babual Baboti tiap bulan. Pertemuan-pertemuan yang dilakukan membahas tentang : Keuntungan berladang menetap tanpa bakar termasuk keuntungan berladang pola kebun campuran, Pengelolaan lahan pertanian tanpa bakar termasuk sekat bakar Manfaat menanam pohon Teknik budidaya dan perawatan tanaman hortikultura. Tiap kali pertemuan dihadiri oleh 7 sampai lebih dari 25 orang. Pertemuan biasanya dilakukan di Pos Pendampingan di Tempayung, Balai Desa Tempayung dan Balai Desa Babual Baboti juga di rumah kepala desa maupun rumah warga. Pertemuan biasa dilakukan malam hari dikarenakan warga kebanyakan pulang dari berladang dan bekerja sawit atau menyadap karet. Tiap pertemuan masyarakat sangat antusias mendengar himbauan yang disampaikan dengan tindak lanjut sebuah kegiatan pelatihan. Salah satu pertemuan di masyarakat desa Tempayung membahas pengelolaan ladang tanpa bakar pola kebun campuran 2. Pelatihan petani ladang di desa target primer Kegiatan pelatihan yang dilakukan merupakan kegiatan yang dirancang berdasarkan hasil kesepakatan pertemuan Salah satu pertemuan di masyarakat desa Babual Baboti membahas pengelolaan ladang tanpa bakar pola kebun campuran 11

maupun permintaan warga peladang yang datang ke demplot untuk diberikan pelatihan. Bentuk-bentuk pelatihan dan siapa yang diberikan adalah sebagai berikut : Pelatihan praktek pengelolaan lahan tanpa bakar kepada 7 warga tani RT 3 Dusun Deper, Desa Babual Baboti. Pelatihan pengelolaan lahan tanpa bakar kepada 12 warga tani RT 3 desa Tempayung. Pelatihan penyemaian bibit tanaman hortikultura kepada 7 warga tani desa. 2 kali Pelatihan penyemaian bibit hortikultura kepada 7 warga tani RT 1 Babual Baboti. Pelatihan perawatan lahan dan tanaman demplot kepada 2 orang asisten kelola demplot. Pelatihan penyemaian tanaman buah kepada 2 staf kelola demplot. Pelatihan pembuatan pupuk kompos padat dan kompos cair kepada 2 staf kelola demplot. Pelatihan pembuatan pupuk kompos kepada warga RT 3 Baboti dan warga tani RT 1 Babual desa Babual Baboti. Pelatihan teknik pembuatan dan pengenalan macam-macam sekat bakar kepada 40 warga desa Tempayung. Pelatihan cara ternak ikan dan ayam untuk 2 orang asisten kelola demplot dan 5 warga Tempayung. Pelatihan analisa usaha hasil panen pertanian untuk 2 orang asisten demplot. Salah satu pelatihan pembibitan hortikultura di kelompok warga tani desa Babual Baboti 3. Pengelolaan Demplot Kebun Campuran Menetap Tanpa Bakar Sejak Monitoring yang dilakukan sejak Oktober Januari 2010 perkembangan efektifitas kegiatan demplot kebun campuran tanpa bakar di desa Tempayung semakin terbukti memberi efek perubahan positif untuk membuat perubahan pola perladangan yang lebih ramah lingkungan terutama bagi keletarian hutan sekitar dan SM Sungai Lamandau. Hal ini terbukti dengan perubahan-perubahan positif sebagai berikut : a. Oktober - November 2010, warga desa Tempayung akan mempertahankan wilayah berawa untuk tidak menjadi lahan pertanian dan perkebunan, kemudian di desa Babual Baboti akan mendorong menjaga kualitas sumber air bersih. b. Desember 2010, kepala desa Tempayung mendorong warga untuk mensertifikasi lahan kepemilikannya, sehingga meyakinkan dalam pengolahan lahan sendiri, terutama untuk berladang. Hasilnya sudah ada sekitar 150 KK sudah akan melakukan sertifikasi lahannya yang difasilitasi desa dengan BPN Kotawaringin Barat. Warga Tempayung juga tercatat sudah tidak ada lagi yang melakukan perladangan berpindah dan yang melakukan tebas bakar di lahan tetap sampai pada bulan Desember 2010 hanya tercatat satu orang di Tempayung dan satu orang di Babual Baboti. Alasan mereka bahwa mereka membakar dengan melakukan penjagaan dan pengawasan api dan sebagian membakar simpukan ranting. c. Sedangkan Januari 2011, tidak tercatat kegiatan pembakaran lahan ladang oleh masyarakat desa target. Di bulan ini juga demplot semakin berpengaruh menguatkan keinginan masyarakat untuk berladang di Salah satu warga desa Tempayung yang tertarik mengunjungi demplot kebun campuran menetap tanpa bakar 12

lahan sendiri dengan menanam sayuran diantara tanaman karet dan buah. Seperti tokoh masyarakat dan petani inovator di dusun Baboti desa Babual Baboti mengajak saudara dan tetangga di dusun untuk belajar bersama di demplot dan menerapkan perladanga menetap tanpa lagi membakar. Masyarakat yang datang tiap harinya bervariasi 2-3 bahkan terkadang sampaik 5 atau 6 orang. d. Warga Tempayung Februari 2011, akan belajar praktek budidaya tanaman sayuran (hortikultura disela tanaman keras seperti karet dan buah) yang akan dicampur jga dengan tanaman obat-obatan. e. Antara Februari April 2011, kegiatan demplot yang dilakukan adalah melakukan persiapan pemantapan demplot berupa pengolahan lahan tanam. Pemantapan lahan yang dilakukan melalui dukungan dana proyek Uni Eropa adalah pembuatan kamar mandi, pembuatan kolam ikan, kandang ayam dan tangki air. Desa Tempayung juga mendukung upaya penyulaman pada bibit karet yang mati. Pada rentang bulan ini juga dilakukan perawatan tanaman karet dengan kegiatan topping atau pemangkasan pucuk atas setelah ukuran emncapai 2,75 meter dan penanaman tambahan bibit karet dari desa Tempayung. f. Rentang Mei-Juli 2011 melakukan pengelolaan sistem tanam yang mulai dibuat bercampur diantara tanaman karet maupun buah, serta membuat plot khusus hortikultura sebagai display. Kemudian juga melakukan penataan tata letak tanam, yang terbagi blok karet, blok buah lokal dan blok hortikultura dan blok sekat bakar hidup (tanaman pisang dan nanas). Staf asisten demplot melakukan pengelolaan lahan, perawatan tanaman dan penyemaian bibit hortikultura g. Rentang Agustus-Oktober 2011 kegiatan yang dilakukan adalah memetik hasil dan memasarkan hasil demplot dimana biayanya sebagian kembali untuk biaya perawatan berlanjut demplot. Selain itu juga dilakukan inventarisasi jenis tanaman yang ada di demplot. Diantaranya yaitu karet, durian unggul, petai, rambutan, langsat, cempedak, kelengkeng unggul dan kelompok tanaman hortikultura. Tabel 1. Daftar inventaris jenis tanaman di Demplot Kebun Campuran Tempayung No Jenis tanaman Jumlah Keterangan 1 Karet klon PB260 474 batang Bantuan proyek Pride dan desa Tempayung 2 Karet lokal 170 batang Bantuan desa 3 Rambutan 67 batang 4 Langsat 34 batang 5 Durian unggul/montong 31 batang Bantuan proyek Pride 6 Cempedak 52 batang 7 Mangga 6 batang 8 Nangka Belanda/Sirsak 4 batang 9 Kelengkeng 6 batang 10 Pisang Sekat bakar 11 Rumput gajah Sekar bakar Selain itu sebagai tanaman tanda batas lahan 12 Nanas Sekat bakar Selain itu sebagai tanaman tanda batas lahan 13 Petai 6 batang 13

Tanaman buah (rambutan dan durian) dan tanaman hortikultura (tomat) yang ditanam di demplot Pisang tanaman sekat bakar hidup keliling demplot Nanas dan rumput gajah dijadikan tanaman tanda batas lahan demplot 4. Monitoring peladang di 2 desa target a. Petani atau peladang yang berubah perilaku dari peladang berpindah tebas bakar menjadi petani menetap tanpa bakar. Pada tahun 2011 ini targetnya akan mengurangi 39 KK pada tahun 2010 yang berladang menetap masih tebas bakar dan 45 KK pada tahun 2010 yang berladang berpindah tebas bakar atau sebanyak 84 KK. Capaian SMART 2011 ini akan mengubah 50% dari 84 KK = 42 KK menjadi peladang menetap tanpa tebas bakar. Dari catatan monitoring terakhi di bulan Oktober 2011 tercatat 84 KK (100%) sudah berladang menetap tanpa tebas bakar dan telah melebih dari target capaian. Data ini sebagai data utama pada kampanye 2011 dari dukungan dana alumni dan masih berkampanye mengajak berladang menetap tanpa bakar berslogan hemat di lahan sendiri. Sampai bulan Juni ini telah mencapai lebih dari target. Kacang panjang dicampur pohon cempedak pak Aton di Babual Tanaman tomat pak Awa di Baboti Tanaman terung dan cabai pak Dulah di Babual Sebagai penekanan, bahwa kampanye mengantisipasi kebakaran lahan dan hutan dengan mengajak berladang menetap tanpa bakar akan terlihat besar atau tidak efeknya dalam membantu menekan kebakaran lahan dan hutan serta kegiatan perladangan berpindah/menetap dengan tebas bakar di desa target kampanye sekitar ekosistem SM Sungai Lamandau mulai terlihat efektif sejak musim 14

kemarau Juni-Pertengahan September 2011. Saat kemarau bulan Juni sampai awal Awal September, banyak muncul lahan terbakar di Kotawaringin Barat dan Sukamara. Sedangkan untuk di desa target kampanye kegiatan pembakaran sangat minim dan membakar dengan porsi kecil dan sifatnya dijaga dengan juga membuat sekat bakar dan dikumpulkan disatu titik (simpuk) atau dalam lubang. Untuk di desa kontrol/pembanding yang tidak mendapatkan kampanye intensif memang terlihat lebih banyak terjadi kebakaran seperti Kumpai Batu Atas, kelurahan Raja Seberang, kelurahan Mendawai di Sukamara dan kelurahan Padang di Sukamara. Hal ini didukung juga siaganya pemerintah daerah dengan siaga api yang mulai melibatkan semua jajaran perusahaan kebun dan masyarakat. Seperti di Sukamara yang terjadi di lahan padang kering dengan dibantu masyarakat peduli api yang dibentuk membantu memadamkan api. Kebakaran lahan dan hutan di sekitar kawasan dan dalam SM Sungai Lamandau dari pantauan di lapangan, ternyata bukan diakibatkan karena aktivitas perladangan tebas bakar yang tinggi melainkan aktivitas perburuan rusa di wilayah SM Sungai Lamandau yang masuk administrasi kabupaten Sukamara dengan membakar ilalang semak belukar, para pekerja jalan kabupaten menuju kawasan pesisir Sukamara yang membuat perapian tak terkontrol. Sehingga menyebar ke kawasan SM Sungai Lamandau. Sedangkan kebakaran yang terjadi di wilayah atas camp JL SM Sungai Lamandau diakibatkan oleh aktivitas perburuan dan nelayan baru yang membuat api unggun. Kami akui ini terjadi karena kelemahan dari sistem kontrol jaga dan patroli. Sedangkan kasus kebakaran karena perladangan tebas bakar masih terjadi karena terbitnya kebijakan perda pemerintah provinsi yang masih mengijinkan pembakaran lahan dengan ketentuan-ketentuan yang jarang dipatuhi oleh warga, seperti waktu bakar di lakukan sore hari, dilakukan lebih dari dua orang, sistem sekat bakar atau simpuk. Kekhawatirannya pelaksanaan masingmasing warga dalam membuka lahan dengan membakar tidak mengikuti ketentuan. Tata pelaksanaan peraturan tersebut perlu dikaji ulang di kegiatan selanjutnya. b. Petani atau peladang yang mengadopsi sistem pertanian demplot kebun campuran menetap tanpa bakar. Sebagai data kedua yang dicatat dari hasil monitoring bahwa dari 202 KK awal yang telah mengadopsi pola pertanian demplot kebun campuran sampai Juni 2011 tercatat 47 KK yang mengadopsi pola pertanian yang dilakukan di demplot kebun campuran. Kegiatan ini sebuah proses pendampingan dan penguatan untuk rencana pendampingan 2012-2013 di desa target primer kampanye. Untuk menjaga keberlanjutan kegiatan dan menjaga minat berladang dengan sistem kebun campuran, pada bulan Juni dan Juli 2011, di desa Tempayung telah difasilitasi pembuatan draf langkah pengelolaan demplot berkelanjutan dan membuat model konsep demplot berkelanjutan untuk pengembangan pengelolaan demplot oleh desa secara mandiri dan berkelanjutan. 15

1 2 3 Warga masyarakat desa target primer (Tempayung dan Babual Baboti yang mengadopsi pertanian demplotkebun campuran menentap tanpa bakar-hemat di lahan sendiri. Gambar 1. Warga Tempayung dengan tanaman terung dan jeruknya, Gambar 2. Ibu warga tani Babual Baboti dengan tanman cabe, pare disela karet, Gambar 3. Salah satu warga Tempayung yang menyemaikan Gaharu c. Demplot Kebun Campuran Menetap Tanpa Bakar dikelola Desa Tempayung Pertemuan sosialisasi pengelolaan demplot berkelanjutan oleh desa ada 50% (138 KK) dari 550 KK di Tempayung termasuk 100% (48KK) warga Petani Tempayung yang mendukung kegiatan pengelolaan demplot. Saat pertemuan berikutnya ada 13 orang yang fokus sebagai tim untuk menggali kekuatan, kelemahan, kesempatan dan ancaman untuk tindak lanjut pengelolaan demplot termasuk kepala desa dan anggotanya, ketua BPD, ketua kelompok tani dan tokoh petani. 2. Strategi 2. Penjangkauan informasi Fungsi Hutan dan Pertanian Kebun Campuran Menetap Tanpa Bakar mencegah perluasan lahan hutan dan kebakaran hutan a. Kegiatan 1. Kampanye Penjangkauan-Berladang Menetap mendukung Pengendalian Pembukaan Lahan Hutan serta Kebakaran Hutan dan Lahan Kampanye penjangkauan melalui penyampaian/pemasaran pesan kampanye untuk mengajak masyarakat melakukan kegiatan yang mendukung upaya kelestarian ekosistem Suaka Margasatwa Sungai Lamandau (esmsl) dan mengurangi kebakaran lahan dan hutan dari akibat kegiatan pembukaan lahan perkebunan maupun perladangan berpindah dengan tebas bakar telah dilakukan. Sejak November 2010 Oktober 2011 berbagai bentuk media pemasaran pesan disebarkan ke khalayak sasaran primer di 2 (dua) desa dan sekunder di 7 (tujuh) desa sekitar ekosistem Suaka Margasatwa Sungai Lamandau sejalan dengan rencana kegiatan dalam kerjasama dana hibah. Media pemasaran pesan yang dibuat untuk menjangkau khalayak bervariasi, berikut media pemasaran pesan kampanye dalam bentuk media cetak, yaitu : 1. 3600 lembar Poster berisi 2 tema poster dan masing-masing tema poster berjumlah 1800 lembar berukuran A2 (42 x 59.4 cm) dan bahan: AP 150 gsm sedang dalam proses disain dan cetak di bulan Februari 2011 ini.tema poster pertama adalah Berladang Menetap Tanpa Bakar Pasti Lebih Menguntungkan dan Berladang Menetap Tanpa Bakar Menjaga Sumber Kehidupan. Tema pertama disebarkan direntang bulan Februari - Juni 2011 dan tema kedua akan disebarkan direntang bulan Juli - Oktober 2011. Poster ini nantinya akan ditempel di tempattempat srategis yang sebelumnya akan meminta izin dengan pemerintahan desa/kelurahan setempat dan yang mempunyai tempat. Selain itu akan ditempel dan dibagikan di desa dan sekolah yang sebagian besar di 9 desa target kampanye (lihat Lampiran 1). 2. 420 keping Pin bertema Hutan Kami Hutan Kamu Jua. Selain itu dibuat Pin bergambar orangutan bertuliskan Aku dan Aku Sahabat Hutan Selamanya dicetak sebanyak 60 keping. Pin lainnya yang dicetak adalah pin bergambar orangutan bertuliskan Sahabat Selamanya dicetak sebanyak 150 keping. Pin-pin ini 16

dibagikan kepada pelajar di desa Kartamulia, Natai Sedawak, Sungai Pasir di kabupaten Sukamara dan di desa Tanjung Putri, Tempayung dan Babual Baboti kabupaten Kotawaringin Barat. Kemudian 100 keping pin dengan gambar orangutan bertuliskan Save Us-Youth for Climate Change. Pesan yang disampaikan dari mulai tema Hutan Kami Hutan Kamu Jua serta Aku dan Kau Sahabat Hutan Selamanya untuk kampanye cinta dan bangga hutan Kalimantan terutama kawasan ekosistem Suaka Masgasatwa Sungai Lamandau, kemudian tema Sahabat Selamanya yang bergambar orangutan mengajak peduli melestarikan orangutan Kalimantan. Sedangkan tema Save Us Youth for Climate Change untuk kampanye perubahan iklim (lihat Lampiran 1). 3. 500 lembar Sticker bertema Petani Beruntung - Petani Ladang Menetap Tanpa Bakar. Hutan Terjaga, Panen Lebih Maksimal. Sticker ini disebarkan di tempattempat transportasi air (pelabuhan speed boat dan kelotok getek penyeberangan), warung-warung, transportasi darat (taksi kijang jurusan Kotawaringin Lama-Sukamara dan taksi jurusan Sukamara-pelabuhan speed boat desa Sungai Pasir, saat kunjungan sekolah dan desa, kantor desa, poskamling desa dan sebagian di pertemuan masyarakat dan para pihak serta hari besar lingkungan (lihat Lampiran 1). 4. 1000 eksemplar Kalender bertema REDD+ dan Hutan Kemasyarakatan (HKm) (lihat Lampiran 1). 5. 8 lembar Spanduk bertema Petani Beruntung Petani Ladang Menetap Tanpa Bakar. Hutan Terjaga, Panen Lebih Maksimal. Spanduk ini terbuat dari bahan flexi cetak digital di Pangkalan Bun dengan panjang 3,5 meter x 0,85 meter dipasang di tempat-tempat strategis di desa target primer masing-masing desa 2 spanduk. Spanduk lainnya satu telah dipasang di kelurahan Mendawai Seberang, satu di kelurahan Kotawaringin Hilir depan kantor Balai penyuluhan Pertanian (BPP) Kecamatan Kotawaringin Lama, satu akan dipasang di desa Sungai Pasir dan Desa Natai Sedawak berbatasan dengan desa Kartamulia (lihat Lampiran 1). 6. 50 lembar Fact Sheet bertema Hutan menyerap karbon dan mencegah perubahan iklim yang dibagikan saat Green Festival dan pertemuan kelompok petani dampingan di desa target. 7. 200 lembar T-shirt bertuliskan tema Hutan Kami Hutan Kamu Jua-Kampanye Bangga SM Sungai Lamandau (lihat Lampiran 1). 17

8. 1 Baliho besar berukuran 2,4 m x 3 m untuk kegiatan Green Festival bertema Semakin Dekat Dengan Alam. Sebuah Interaksi Harmonis Manusia dan Lingkungan. Baliho besar dipasang di balai belajar Yayorin menjadi latar belakang arena pertunjukan. Gambar salah satu event tarian tradisional dayak yang dilihat warga dan turus mancanegara 9. 4 tema Buletin Sumpitan sebanyak 12.000 eksemplar dan masing-masing buletin dicetak 3000 eksemplar deangan tema masing-masing edisi, yaitu Mengenal Kembali SM Sungai Lamandau, Masyarakat dan Kawasan SM Sungai Lamandau, Pengendalian Gangguan SM Sungai Lamandau dan Pengelolaan SM Sungai Lamandau. 4 edisi Sumpitan dari mulai no edisi 30-33 Sedangkan media elektronik yang dibuat berupa Iklan Layanan Masyarakat (ILM) berupa ajakan dalam dua versi dengan tema tanam pohon dan berladang jangan tebas bakar berbahasa lokal wilayah Kotawaringin Lama dan satu bentuk himbauan dari Kepala BKSDA Kalimantan Tengah. Dalam prosesnya sebagian media pemasaran pesan diuji kelayakan pesannya ke masyarakat target. Hasilnya untuk Iklan Layanan Masyarakat dari 108 responden yang ditanyakan di 2 desa target primer (Tempayung dan Babual Baboti), 2 kelurahan (Kotawaringin Hilir dan Mendawai Seberang) menyatakan 61% (66 orang) mengerti bahasa yang diucapkan, pahan pesan yang disampaikan dan setuju dengan ajakan pesan iklan radio yang akan disiarkan di stasiun radio lokal Primadona FM. Sedangkan 39% (42 orang) hanya kurang mengerti di bahasa, sedangkan pesan yang disampaikan mereka paham. Mereka setuju dengan dengan ajakan iklan ini. Kemudian untuk poster, pin (badge), t-shirt, stiker, spanduk dibuat berbasis survei pasca kampanye yang mendukung pesan perladangan menentap tanpa bakar. Sebagai media 18

tambahan telah dibuat lebih dari 5 (lima) film dokumenter yang diproduksi sendiri oleh tim pendidikan keliling sebagai pelaksana kampanye. Selain tanggapan mengenai Iklan Layanan Masyarakat di radio untuk spanduk dari mitra kampanye BPP kecamatan Kotawaringin Lama sangat mendukung untuk menginformasikan pesan dalam spanduk. Sedangkan di kelurahan Mendawai Seberang menyatakan sangat baik pesan tersebut dan pihak kelurahan siap membantu menyosialisasikan pesan spanduk. Kemudian di desa target sendiri sebagian pemasangan dibantu oleh warga yang telah didukung sebagian besar menyadari bahaya pembakaran lahan. Untuk t-shirt komentar semua warga desa target primer pesan dan gambarnya serta warna t- shirtnya menarik. Bentuk lain cara penyampaian informasi yang dilakukan selain melalui pesan media juga melalui penyampaian pesan di kegiatan kunjungan penyuluhan penyadartahuan keliling ke sekolah dan desa sebanyak 35 sekolah (21 SD, 6 SMP dan 8 SMA sederajat), 9 desa dan 7 dusun (lihat Tabel Lampiran 1) kemudian melalui pertemuanpertemuan penting masyarakat, seperti pertemuan Sosialisasi Peraturan Perundang-Undangan Perlindungan Satwa Liar Terancam Punah, Sosialisasi Berladang Menetap Tanpa Bakar, Sosialisasi Reforestasi Lahan Kritis Desa, Sosialisasi Hutan Kemasyarakatan. Pesan-pesan kampanye di desa target kebanyakan telah diketahui masyarakat dari media yang disebarkan dan sebagian juga tahu dari radio. Mereka yang mendengar ditemukan pernah menyampaikan ke keluarganya, ke Suasana kegiatan penyuluhan di desa Tanjung Putri petani lainnya saat di rumah, pertemuan di balai desa, di ladang, di warung dan saat kegiatan di demplot/pelatihan. Dari hasil kampanye penjangkauan melalui pemasaran pesan dan kegiatan penyingkiran hambatan tercatat capaian terpenting dari dampak semua pesan kampanye yang disampaikan pada sasaran SMART Obyektif pada peningkatan pengetahuan, sikap, komunikasi antar individu dan perilaku dengan hasi sebagai berikut : Untuk SMART Obyektif Target Petani di 2 Desa Target Primer untuk Sasaran Pengetahuan Pada Oktober 2011, pengetahuan masyarakat target primer kelompok petani target tahu dampak membakar lahan berbahaya meningkat dari 66,7% menjadi 100%. Kalaupun masih ada yang membakar sifatnya sudah diblokir dengan membuat sekat bakar sehingga dapat mengatisipasi perluasan lahan yang terbakar serta dilakukan bersama. Sempat ada yang melakukan pembakaran dan kebanyakan adalah pekerja dari luar desa yang menggarap lahan dekat perkebunan (ini sebuah tantangan ke depan untuk menekankan pihak desa target primer mengawasi kegiatan warga dalam pengelolaan lahan). Pada Agustus 2011 telah tercapai peningkatan pengetahuan masyarakat desa target primer tentang fungsi kawasan SM Sungai Lamandau selain sebagai daerah resapan air dan sumber air bersih juga sebagai tempat pelestarian satwa dilindungi, khusunya orangutan dari 56,7% menjadi 70%. Pada Oktober 2011, pengetahuan petani desa target primer mengenai manfaat pertanian dengan pola kebun campuran menetap tanpa bakar mencegah 19

pembukaan lahan dan menjaga keutuhan hutan SMSL serta kebakaran meningkat dari 33,3% menjadi 100%. Untuk SMART Obyektif Target Petani di 2 Desa Target Primer untuk Sasaran Sikap Pada September 2011, petani desa target primer menyikapi membuka lahan tebas bakar di kawasan SMSL akan menimbulkan masalah meningkat dari 29,15% menjadi 100%. Mereka menyadari kebakaran lahan telah merugikan apa yang sudah mereka tanam dan juga membuat polusi asap yang mennggagu pernapasan. Untuk SMART Obyektif Target Petani di 2 Desa Target Primer untuk Sasaran Komunikasi Interpersonal Pada September 2011, petani desa target primer mebicarakan dengan saudara dan tetangganya tentang pertanian menetap menguntungkan tanpa bakar meningkat dari 58,3% menjadi 100%. Peningkatan ini terlihat masyarakat membicarakan tidak hanya antar keluarga di rumah juga membicarakan di pertemuan kelompok tani, pertemuan desa, obrolan di warung, di ladang dan demplot. Untuk SMART Obyektif Target Petani di 2 Desa Target Primer untuk Sasaran Perubahan Perilaku Pada Oktober 2011 telah ada 4 plot percontohan pertanian pola kebun campuran menetap tanpa bakar (3 di Tempayung yang dikelola desa, kelompok PKK dan perorangan dan 2 di Babual Baboti yang dikelola perorangan untuk pelatihan warga sekitarnya). Seperti lahan pak Edar kini telah ada yang ikut belajar bersamanya. Sedangkan untuk yang mengadopsi demplot kebun campuran menetap tanpa bakar sebagai data kedua yang dicatat dari hasil monitoring bahwa dari 202 KK awal yang telah mengadopsi pola pertanian demplot kebun campuran sampai Juli 2011 tercatat 47 KK yang mengadopsi pola pertanian yang dilakukan di demplot kebun campuran. Kegiatan ini sebuah proses pendampingan dan penguatan untuk rencana pendampingan 2012-2013 di desa target primer kampanye. Untuk menjaga keberlanjutan kegiatan dan menjaga minat berladang dengan sistem kebun campuran, pada bulan Juni dan Juli 2011, di desa Tempayung telah difasilitasi pembuatan surat penunjukan pengelolaan demplot berkelanjutan dan membuat model konsep demplot berkelanjutan untuk pengembangan pengelolaan demplot oleh desa secara mandiri dan berkelanjutan oleh desa Tempayung. Sampai dengan Oktober 2011, terlaksana pelatihan sebanyak 12 kali mengenai tehnik pengeolaan lahan pertanian tanpa bakar dan budidaya perawatan tanaman hortikultura dan buah yang diikuti 5-15 orang, baik untuk warga di desa Tempayung maupun di desa Babual Baboti maupun staf asisten pengelolaan demplot kebun campuran menetap tanpa bakar di desa Tempayung. Pada September 2011, telah terlaksana di desa target primer (Tempayung dan Babual Baboti), 100% (dari 84 KK yang masih membakar lahan saat membuka ladang masing-masing 39 yang berladang menetap masih membakar dan 45 KK berladang berpindah tebas bakar) tidak lagi berladang berpindah tebas bakar dan mengetahui hutan ekosistem Suaka Margasatwa Sungai Lamandau sebagai kawasan konservasi/kawasan perlindungan hutan dan satwa. Pada tahun 2011 ini targetnya akan mengurangi 39 KK pada tahun 2010 yang berladang menetap masih tebas bakar dan 45 KK pada tahun 2010 yang berladang berpindah tebas bakar atau sebanyak 84 KK. Capaian SMART 2011 ini akan mengubah 50% dari 84 KK = 42 KK menjadi peladang menetap tanpa tebas bakar. Dari catatan monitoring per bulan sejak Mei, sampai Juni 2011 sudah ada 77 KK (91,66%) yang sudah berladang menetap tanpa tebas bakar dari 84 KK dan telah melebih 20

target capaian. Data ini sebagai data utama pada kampanye 2011 dari dukungan dana alumni dan masih berkampanye mengajak berladang menetap tanpa bakar berslogan hemat di lahan sendiri. Sampai bulan Juni ini telah mencapai lebih dari target. Untuk SMART Obyektif Target Masyarakat di 7 Desa Target Sekunder untuk Sasaran Pengetahuan Pada Oktober 2011, di desa target sekunder secara keseluruhan dari 23,7% yang telah mengetahui kawasan ekosistem Suaka Margasatwa Sungai Lamandau sebagai hutan yang dilindungi berikut isinya meningkat menjadi 80% (data ini hasil FGD yang dilakukan di desa target sekunder). Pada Oktober 2011, pengetahuan petani desa target sekunder mengenal manfaat kebun campuran menetap tanpa bakar mencegah pembukaan perluasan lahan dan menjaga keutuhan hutan SM Sungai Lamandau serta kebakaran hutan meningkat dari 28% menjadi 60%. Untuk SMART Obyektif Target Masyarakat di 7 Desa Target Sekunder untuk Sasaran Sikap Warga desa target sekunder juga menyikapi bahwa kawasan itu sebagai hutan lindung yang tidak perlu dijadikan kawasan yang digarap menjadi lahan pertanian dan perkebunan). Untuk SMART Obyektif Target Masyarakat di 7 Desa Target Sekunder untuk Sasaran Komunikasi Interpersonal Pada Oktober 2011, petani desa target sekunder membicarakan dengan saudara atau tetangganya di desa tentang pertanian menetap lebih menguntungkan tanpa bakar meningkat dari 31,7% menjadi 50%. Untuk SMART Obyektif Target Masyarakat di 7 Desa Target Sekunder untuk Sasaran Perubahan Perilaku Sampai September 2011, tercatat ada lebih dari 422 orang (baik pelajar/pegawai instansi maupun masyarakat desa/karyawan perkebunan yang terlibat dalam aksi penanaman pohon di desa dan dalam kawasan SM Sungai Lamandau. Kegiatan pelibatan melalui event Hari Bumi, Hari Lingkungan Hidup, Pekan Peduli Orangutan, Hari Pohon dan kegiatan reforestasi serta Hari Kemerdekaan RI. Pada Oktober 2011, masyarakat petani sekitar SM Sungai Lamandau sebagai target sekunder yang mau berladang menetap pola kebun campuran menetap tanpa bakar meningkat dari 30,5% menjadi 60%. Capaian konservasi lainnya 1. Pada musim kemarau panjang ini hasil efektivitas kampanye tetap mampu menekan jumlah titik kebakaran. Sejak musim kemarau di bulan Juli-September 2011, terpantau dan tercatat hanya sebanyak 3 titik lokasi kebakaran di dalam kawasan (kawasan Danau burung Sukamara dan kawasan padang rumput purun dan rasau di hulu Sungai Teringin di atas camp pelepasliaran orangutan SM Sungai Lamandau Camp JL) dan paling banyak masih ada 2-3 titik lokasi kebakaran di wilayah desa target selain desa terget primer yang merupakan daerah penyangga sekitar kawasan. Kegiatan di wilayah tujuh desa target selain desa primer ada sebagian diakibatkan oleh pembukaan ladang berpindah tebas bakar (wilayah Tanjung Terantang dan Tanjung Putri), kemudian di wilayah Kotawaringin Hilir oleh perladangan menetap dengan tebas bakar. Sedangkan untuk kasus di desa Natai Sedawak dan Sungai Pasir yang merambat kawasan adalah akibat aktivitas perburuan dengan membakar pada rumput/semak untuk menarik rusa saat tumbuh rumput baru dan debu sebagai mandi rusa, juga karena api unggun para pekerja pembangunan jalan. Sedangkan di Mendawai 21

Seberang akibat pembukaan ladang tebas bakar dan akibat aktivitas warga membersihkan semak di jalan dengan membakar ilalang dan semak. Sedangkan akbat para nelayan dan para juga para pemburu mengakibatkan wilayah inti terbakar, yaitu di kawasan Camp JL Hulu Sungai Teringin. Di 9 desa target, saat musim kemarau 2011, pembakaran lahan akibat perladangan terbilang saat ini sudah sangat sedikit dan kebanyakan terjadi wilayah desa kontrol atau yang tidak terkena kampanye yang kebanyakan melakukan bentuk pembakaran untuk perkebunan sawit yang saat kemarau menjadi pilihan warga untuk menanam sawit karena tanaman itu yang hanya memungkinkan bisa bertahan saat ditanam dalam kondisi kering. 2. Sampai Oktober 2011 terdata jumlah pembalakan kayu tidak terdeteksi (nol). Hasil catatan tim patroli proyek Uni Eropa tercatat ada 4 kasus klaim lahan hutan dan pembalakan kayu hutan SM Sungai Lamandau. Satu di desa Kartamulia, 2 di desa Babual Baboti dan satu dekat Camp Rasak. Ke-4 kasus ini sejak 2008 tercatat dan masih perlu solusi persuasif. Saat ini tidak terlalu menjadi gangguan. 3. Dari analisa peta citra Alos 2009, kini luasan tutupan vegetasi lahan di kawasan SM Sungai Lamandau bertambah dari 60% menjadi hampir 80%. Sisanya berupa ekosistem savana dan rawa sedangkan yang benar terbuka dan ladang hanya sekitar kurang dari 5%. 4. Sampai Oktober 2011 masih tercatat tidak adanya kasus perburuan burung yang diindikasikan sebagai kelompok burung air dan sebagian berstatus burung penjelajah musim untuk lokasi berbiak (burung migran) yang berada di kawasan danau burung di bagian barat kawasan SM Sungai Lamandau yang masuk wilayah administrasi kabupaten Sukamara. 5. Pada Peta SK Menteri Kehutanan Nomor : SK.292/Menhut-II/2011 tanggal 31 Mei 2011 kawasan SM Sungai Lamandau mendapat perluasan kawasan seluas 7.500 hektar sehingga akan menjadi lebih dari 63.000 hektar dari luas definitif sebelumnya lenh kurang 56.000 hektar. 6. Tersusunnya Dokumen Rencana Pengelolaan Kawasan Ekosistem SM Sungai Lamandau yang didorong bersama dan diperkuat surat dukungan Bappeda Kabupaten Kotawaringin Barat, Bappeda kabupaten Sukamara dan Bappeda Provinsi Kalimantan Tengah didukung Proyek Uni Eropa yang kemudian ditandangani oleh Kepala BKSDA Kalteng dan Dirjen PHKA, Kementrian Kehutanan RI. 7. Di kegiatan konservasi mendukung proyek Karbon REDD+ di kawasan wilayah penyangga ekosistem SMSL telah terbentuk 3 kelompok Hutan Kemasyarakatan (HKm) dan telah mengajukan usulan ke Bupati Kotawaringin Barat sebagai kawasan pencadangan Hutan Kemasyarakatan seluas 23.796 hektar dan telah diketahui keberadaan issunya di Subdit Bina Hutan Kemasyarakatan-Dirjen Perhutanan Sosial, Kementrian Kehutanan RI, Dinas Kehutana Provinsi Kalimanatan Tengah, BKSDA Kalimantan Tengah, BPDAS Palangkaraya dan Pemda Kabupaten Kotawaringin Barat. 8. Pemerintah desa target primer (Tempayung dan Babual Baboti) mengajukan komitmen lahan desanya yang masih ada akan diusulkan menjadi Hutan Desa. 22

b. Kegiatan 2. Kampanye Penjangkauan melalui kegiatan perayaan lokal daerah Penyebaran media pemasaran pesan disampaikan melalui kegiatan kunjungan penyuluhan ke sekolah dan desa, pertemuan dengan kelompok masyarakat desa dan pemda, serta penempelan media di lokasi-lokasi strategis di desa serta saat event (seperti : Pameran Hari Ulang Tahun Kabupaten/Provinsi, Green Festival dan perayaan hari lingkungan hidup, seperti Pekan Peduli Orangutan, Hari Kehutanan, Hari Air, Hari Pohon, Hari Bumi dan Hari Lingkungan Hidup serta Hari Kemerdekaan RI). Pada kegiatan ini dibeberapa event seperti Green Festival sekaligus menyebarkan media pemasaran pesan dantaranya fact sheet, buletin sumpitan, kalender dan poster. Di tiap event pelaksana kampanye bekerja bersama relawan baik kader konservasi dari Generasi Konservasi Kotawaringin Barat (Genksi Kobar) dan Green Organization Sukamara (GO) juga dari klub-klub konservasi Sekolah Menengah Atas dan Menengah Kejuruan di Pangkalan Bun dan Sukamara. Pesan yang disampaikan selain tema utama hindari membuka lahan dengan membakar, menanam pohon dan peduli orangutan serta ajakan mendukung kelestarian hutan ekosistem Suaka Margasatwa Sungai Lamandau. Aksi yang dilakukan Kegiatan penanaman di hari Bumi oleh adalah gerakan menanam pohon. Aksi menanam Siswa/Siswi SDN 2 Babual Baboti di lahan pohon yang dilakukan menggerakan semua unsur demplot Kebun Campuran masyarakat dari tingkat pelajar, pegawai pemerintah daerah sampai ke pengajar dan masyarakat desa sekitar kawasan. 23

Kesimpulan dan Rekomendasi Kesimpulan 1. Media pemasaran pesan untuk kampanye penjangkauan dibuat 9 media cetak yang disebarkan ke masyarakat desa target dan dipasang di wilayah desa target. 2. Kegiatan kunjungan penyuluhan penyadartahuan keliling ke sekolah dan desa sebanyak 35 sekolah (21 SD, 6 SMP dan 8 SMA sederajat), 9 desa dan 7 dusun. 3. Pada tahun 2011 ini targetnya akan mengurangi 39 KK pada tahun 2010 yang berladang menetap masih tebas bakar dan 45 KK pada tahun 2010 yang berladang berpindah tebas bakar atau sebanyak 84 KK. Capaian SMART 2011 ini akan mengubah 50% dari 84 KK = 42 KK menjadi peladang menetap tanpa tebas bakar. Dari catatan monitoring terakhi di bulan Oktober 2011 tercatat 84 KK (100%) sudah berladang menetap tanpa tebas bakar dan telah melebih dari target capaian. Data ini sebagai data utama pada kampanye 2011 dari dukungan dana alumni dan masih berkampanye mengajak berladang menetap tanpa bakar berslogan hemat di lahan sendiri. Sampai bulan Juni ini telah mencapai lebih dari target. 4. Pada tahun 2011 yang mengadopsi demplot kebun campuran menetap tanpa bakar sebagai data kedua yang dicatat dari hasil monitoring bahwa dari 202 KK awal yang telah mengadopsi pola pertanian demplot kebun campuran sampai Juli 2011 tercatat 47 KK yang mengadopsi pola pertanian yang dilakukan di demplot kebun campuran. Kegiatan ini sebuah proses pendampingan dan penguatan untuk rencana pendampingan 2012-2013 di desa target primer kampanye. 5. Pertemuan sosialisasi pengelolaan demplot berkelanjutan oleh desa ada 50% (138 KK) dari 550 KK di Tempayung termasuk 100% (48KK) warga Petani Tempayung yang mendukung kegiatan pengelolaan demplot. Rekomendasi 1. Perlu ada kegiatan tindak lanjut yang fokus untuk menyosialisasikan hutan kemasyarakatan dan perubahan iklim dalam skenario REDD+. 2. Mengajak masyarakat melaukan gerakan menanam pohon di lahan sendiri. 3. Mendorong pembentukan Hutan Kemasyarakatan di wilayah desa penyangga bagian timur ekosistem SM Sungai Lamandau dan Hutan Desa di wilayah desa target primer kampanye. 24

Lampiran Lampiran 1. Hasil Pre Testing dan Kegiatan Distribusi Media Pemasaran Pesan Kampanye Bangga SM Sungai Lamandau 1. Pin Warna : Hijau muda agak krem dan tulisan berwarna hijau untuk menandakan bahwa hijau cermin kehidupan. Gambar dan Tulisan Pesan : Muka orangutan siluet (bayang) dengan tulisan disampingnya Hutan Kami Hutan Kamu Jua-untuk Kelestarian Suaka Margasatwa Sungai Lamandau yang dibawahnya terdapat logo bertuliskan slogan dan maskot kampanye Hemat di Lahan Sendiri dengan maskot orangutan. Maksudnya: Menggambarkan bahwa hutan adalah milik kita bersama yang ajakannya untuk kita jaga, pelihara dan lindungi bersama-sama. Karena hutan adalah sumber kehidupan bagi masyarakat sekitar hutan dan tempat hidup bagi satwa liar (khususnya orangutan sebagai satwa langka kebanggaan Kalimantan dan dunia yang kini keberadaan dan habitatnya hanya tinggal di Kalimantan). Dengan logo kampanye dibawahnya untuk mengingatkan bahwa ini adalah kampanye bangga untuk kelestarian SM Sungai Lamandau dan mengajak masyarakat untuk mengelola lahnnya dengan bertani/berladang menentap tanpa bakar di lahan sendiri dan tidak lagi berpindahpindah. Hasil Uji Kelayakan (Pre Test) : Warna hijau muda terlalu polos, sewaktu diskusi dengan teman di Yayorin warna lebih dimudakan hanya sedikit tua di dalam yang membungkus tulisan pesan kemudian diberi garis lingkar ke seperti lighting berwarna putih (seperti perubahan gambar di bawah. Tulisan pesan jelas dan ini dipahami peserta kajian ekowisata di Sukamara dan direspon di kegiatan Hari Mananam pada bulan Menanam Nasional November 2011. Gambar 1 sebelum uji Gambar 2 setelah uji Efektifitas Media : Jangkauan media pin ini terbilang sedang karena saat dibagikan di kegiatan pertemuan para pihak dan aksi tanam apresiasi tinggi meminati dan memakai pin sebagai asesoris, pesannya mudah dipahami maksudnya dan biayanya murah, karena mencetak sendiri. 25

Catatan dan Dokumentasi kegiatan distribusi media : Staf Yayorin membantu pembuatan pin dan wakil Bupati Sukamara serta tim pelaksana proyek Uni Eropa bangga memakai pin Hutan Kami Hutan Kamu Jua 2. Kaos (T-shirt) Warna : Hijau muda dan tulisan berwarna hijau untuk menandakan bahwa hijau cermin kehidupan. Gambar dan Tulisan Pesan: Muka orangutan siluet (bayang) dengan tulisan disampingnya Hutan Kami Hutan Kamu Jua-untuk Kelestarian Suaka Margasatwa Lamandau yang dibawahnya Sungai terdapat logo bertulisakn slogan dan maskot kampanye Hemat di Lahan Sendiri dengan maskot orangutan. Maksudnya: Menggambarkan bahwa hutan adalah milik kita bersama yang ajakannya untuk kita jaga, pelihara dan lindungi bersama-sama. Karena hutan adalah sumber kehidupan bagi masyarakat sekitar hutan dan tempat hidup bagi satwa liar (khususnya orangutan sebagai satwa langka kebanggaan Kalimantan dan dunia yang kini keberadaan dan habitatnya hanya tinggal di Kalimantan). Dengan logo kampanye dibawahnya untuk mengingatkan bahwa ini adalah kampanye bangga untuk kelestarian SM Sungai Lamandau dan mengajak masyarakat untuk mengelola lahnnya dengan bertani/berladang menentap tanpa bakar di lahan sendiri dan tidak lagi berpindah-pindah. Hasil Uji Kelayakan (Pre Test) : Hasil uji kelayakan di desa target primer (Tempayung dan Babual Baboti) saat diperkenalkan gambar contoh t-shirt dan warnanya dari 12 warga yang diberikan gambar menyatakan bahwa modelnya sudah bagus, warna dan pesannya bagus. Masyarakat merasa bangga memakai kaos kampanye hutan dan berladang menetap. Efektifitas Media : Seperti T-shirt kampanye bangga tahap pertama bahwa media t-shirt ternyata mempunya jangkauan sedang, pesan di t-shirt mampu memberi kesan bangga dan menjadi media pesan berjalan. 26

Catatan dan Dokumentasi kegiatan distribusi media : Personal inovator di desa target yang mengembangkan pola pertania demplot kebun campuran menetap tanpa bakar di desa target primer (Tempayung dan Babual Baboti) T-shirt menjadi bagian media pesan kampanye di kegiatan Masyarakat Peduli Api yang diikuti oleh 34 peserta dari 6 desa target kampanye yang diselenggarakan BKSDA Kalteng dan diinisiasi Proyek Uni Eropa Berikut Kepala SKW II BKSDA Kalteng dan Kepala BKSDA Kalteng bangga menerima t-shir kampanye bangga SM SUngai Lamandau 3. Spanduk dan Stiker Warna : Latar kain putih, untuk memudahkan tulisan mudah terbaca jelas. Gambar dan Tulisan Pesan : Gambar yang terdapat di spanduk dan stiker adalah logo kampanye bangga dan logo mitra kampanye. Tulisan pesannya adalah Petani Beruntung.Petani Ladang Menetap Tanpa Bakar-Hutan Tetap Terjaga, Panen Lebih Maksimal. Maksudnya: Tulisan pesan ajakan dalam sepanduk dan stiker ini menggambarkan bahwa petani ladang menetap tanpa bakar adalah petani yang beruntung karena ladangnya tidak berpindah-pindah lagi dan berladang di lahan sendiri sehingga menghemat waktu, menghemat biaya dan menghemat tenaga serta terhindar dari bencana kebakaran karena tidak dengan membakar. Hasil Uji Kelayakan (Pre Test) : 27

Dari komentar warga di desa target primer bahwa pesan spanduk mereka setuju, karena akan selalu mengingatkan tentang bahaya kerugian kebakaran, kemudian mengingatkan tentang hal Hemat di Lahan Sendiri yang hemat waktu, biaya dan tenaga dan beruntung. Efektifitas Media : Spanduk sebuah media pesan dengan jangkauan sempit, tapi pesannya mudah terlihat masyarakat yang melintas dan membacanya. Biayanya murah dan masyarakat memandang spanduk adalah media yang umum dan mudah mereka lihat. Catatan dan Dokumentasi kegiatan distribusi media : Spanduk ini dipasang di 4 titik di dua desa target primer kampanye, satu di kelurahan kotawaringin Hilir (kecamatan Kotawaringin Lama), kemudian satu di kelurahan Mendawai Seberang (wilayah kecamatan Arut Selatan), kabupaten Kotawaringin Barat. Berikutnya dua spanduk akan dipasang di wilayah desa target di kecamatan Sukamara dan Pantai Lunci, kabupaten Sukamara. Di kelurahan Mendawai Seberang pemasangan spanduk dibantu oleh staf kelurahan dan kelurahan Kotawaringin Hilir dibantu oleh Balai Penyuluhan Pertanian Kotawaringin Lama. Spanduk dipasang di pertigaan jalan yang sering dilalui warga dan mudah terlihat di desa Tempayung (kiri) dan desa Babual Baboti (kanan) serta paling kiri di demplot kebun campuran menetap tanpa bakar di desa Tempayung Sedangkan stiker sedang dalam perjalanan dari percetakan. Stiker ini akan ditempel dibeberapa sarana transportasi air, seperti speed boat Pangkalan Bun-Kotawaringin Lama, speed boat Pangkalan Bun-Sungai Pasir, kelotok petani dan nelayan, kelotok getek penyeberangan sungai. Selain itu akan ditempel di transportasi darat, seperti taksi penumpang jurusan Kotawaringin Lama-Sukamara dan Sungai Pasir-Sukamara kota. Kemudian akan dibagikan ke rumah masyarakat, dibagikan saat kunjungan penyuluhan desa dan pertemuan masyarakat desa, serta ditempel di warung-warung makan. Disain stiker sama bentuk seperti spanduk 4. Iklan Layanan Masyarakat (ILM) di Radio Jenis Iklan : Dialog obrolan dan Himbauan Gambaran Pesan : Terdapat tiga Iklan Layanan Masyarakat yang terdiri dari 2 ILM versi dialog dan satu versi himbauan dari kepala BKSDA Kalteng. Materi pertama yang berisi ajakan berladang menetap tanpa membakar lahan ditukar menjadi materi kedua. Materi kedua menjadi 28

materi pertama yang pesannya mengajak Menanam Pohon. Kemudian himbauan berisi ajakan untuk bersama mencegah kebakaran lahan dan hutan dengan berladang menetap tanpa bakar dan melestarikan hutan dan lahan dengan membiasakan mananam pohon. Maksudnya: 1. Untuk ILM versi mananam pohon mempunyai maksud ajakan kepada kita (masyarakat sekitar kawasan SM Sungai Lamandau) memanfaatkan lahannya yang tak tergarap ditanami pohon-pohonan, seperti buah-buahan agar tidak terlantar dan gersang. Sehingga selain hasilnya nanti bermanfaat ekonomis juga mampu menjaga iklim dan memberikan udara segar serta menjadi daerah resapan air. 2. Di ILM versi Berladang Menetap Tanpa Bakar, mempnyai maksud jika kita berladang menetap tanpa bakar kita membantu mencegah kebakaran lahan dan hutan, mencegah perubahan iklim, menghasilkan udara dan sumber air bersih bagi pertania dan keperluan rumah tangga. 3. Di versi Himbauan maksudnya untuk membantu mempertegas bahwa ada dukungan pemerintah dalam upaya mengajak masyarakat menanam dan berladang menetap tanpa bakar di lahan sendiri, sehingga memperkuat status kampanye bukan kampanye biasa. Hasil Uji Kelayakan (Pre Test) : Dari hasil uji kelayakan dengan 108 responden tercatat 61% (66 orang) memahami, mendukung pesan kampanye, mengerti bahasa pesan yang disampaikan. Uji ini dilakukan di 2 desa (Tempayung dan Babual Baboti) dan 2 kelurahan (Kotawaringin Hilir di kecamatan Kotawaringin Lama dan Mendawai Seberang di kecamatan Arut Selatan). Untuk masyarakat trans setelah ditanyakan mereka memahami pesannya walau bahasa kurang atau tidak mengerti. Hanya saja terbantu dengan penegasan pesan yang berbahasa Indonesia. Efektifitas Media : Media ini jangkauannya luas, efek yang diberikan besar dan efisien. Biaya terbilang murah karena setahun bisa siar tiap hari. Radio Primadona FM salah satru radio yang dipilih dari hasil survey bahwa radio ini banyak diminati khalayak. Catatan dan Dokumentasi kegiatan distribusi media : Media pesan ini telah terbuat di akhir Desember 2010 dan awal Januari 2011. Sejak 1 Januari 2011, ILM versi menanam pohon telah disiarkan sampai Mei 2011 yang disiarkan sekali tiap Senin, Selasa, Rabu dan Kamis tiap pagi jam 07.00-08.00 WIB. Kemudian dilanjutkan hari Jumat, Sabtu dan Minggu disiarkan dua kali (pagi pada jam 07.00-08.00 29

WIB dan malam pada jam 19.00-20.00 WIB). ILM ini ditayangkan berbarengan saat acara musik yang kebanyakan khalayak menyukai musik. 5. Kalender 2011 Warna: Kalender bulan 1-12 berkarakter warna-warni alam hutan dengan suasana langit yang cerah (hijau dan biru). Gambar dan Tulisan Pesan: Isi Pesan per bulan : 1. Januari mulai dari kondisi hutan yg masih alami fungsi hutan terjaga 2. Februari logging mulai masuk kerusakan lingkungan 3. Maret penetapan kawasan SMSL Karena berkurangnya hutan dan meningkatnya kerusakan hutan mendorong ditetapkannya SMSL sebagai kawasan konservasi yang bertujuan untuk mendukung pelestarian hutan tropis SMSL dan kawasan hutan di sekitarnya. Dampaknya, masyarakat merasa terbatasi untuk mengakses kawasan padahal selama ini sumber ekonominya bergantung pada hutan yang ada 4. April kondisi ekonomi di desa semakin sulit sebagai dampak pembatasan akses ke dalam kawasan solusinya dengan memperkenalkan ide HKm 5. Mei melihat HKm di lokasi lain (keberhasilan) 6. Juni inisiasi Hkm di desa 7. Juli potensi HHBK di Hkm berkembang 8. Agustus potensi jasa lingkungan berkembang /hubungan HKm dan REDD 9. September perkenalan skema REDD 10. Oktober pro kontra penerapan skema REDD 11. November bagaimana skema REDD yg benar dan adil 12. Desember hutan lestari manusia sejahtera Maksudnya: Media kalender 2011 yang dibuat sebagai media penyampaian pesan kampanye yang bermaksud untuk : 1) Meningkatkan pengetahuan dan pemahaman tentang peran dan manfaat hutan (serta kebalikannya: deforestasi dan degradasi hutan). 2) Menciptakan kesadaran dan mendorong minat target khalayak dalam pengelolaan hutan kemasyarakatan (HKm). 3) Mendorong pemahaman tentang potensi dan konsekuensi penerapan skema REDD. Hasil Uji Kelayakan (Pre Test) : Dari hasil uji kelayakan bahwa media ini perlu dipandu dalam hal menjelaskan isi pesan dan gambar yang dimaksud di tiap bulan kalender. Karena beberapa warga kurang mamahami maksud pesan dan hanya memahami beberapa gambar, terutama gambar 30

kebakaran lahan hutan gersang di bulan Februari 2011. Masyarakat banyak yang minta dipandu untuk dijelaskan maksudnya. Efektifitas Media : Media ini cukup efektif jika dipandu dengan penjelasan gambar dan pesan. Masyarakat desa Tempayung dan Babual Baboti baru paham setelah ada penjelasan. Media ini jangkauannya sedang dan efektifitasnya bisa tinggi jika dengan penjelasan. Hanya saja biayanya sangat tinggi. Jadi perlu strategi dalam membuat media semacam ini lagi, missal seperti poster bentuknya. Catatan dan Dokumentasi kegiatan distribusi media : Dari kiri atas ke kanan (atas) : sebar poster dan memberi penjelasan ke warga desa Tanjung Putri, warga desa Tanjung Terantang, warga desa Tempayung. Dari kiri ke kanan (bawah) : sebar poster dan memberi penjelasan kepada warga desa Babual Baboti, kepala desa Babual Baboti dan kecamatan Kotawaringin Lama 6. Poster Warna: Poster Tema 1 dan 2 berkarakter warna-warni alam hutan dengan suasana langit yang cerah (hijau dan biru). Gambar dan Tulisan Pesan : Tema 1. Manfaat Hutan bagi kehidupan dan pertanian sekitar hutan Dalam tema ini menggambarkan karakter petani melayu dayak yang sukses berhasil dengan wajah berseri senang sambil memegang hasil panen ladang menetap tanpa bakar dan sebagian hasil hutan bukan kayu (buah durian, madu, ikan) bersama anak dan istri yang bahagia (profil kurang lebih seperti yang terlihat di gambar di bawah). Background ---- lahan pertanian kebun tanaman campuran dengan 2 petani sedang menanam dan membuat parit sekat bakar yang berlatar belakang hutan lebat dengan sosok beberapa satwa (rusa); dilangit terbang burung rangkong. Pesan kampanye di poster : Pesan utama : Berladang Menetap Tanpa Bakar Pasti Lebih Menguntungkan 31

Anak pesan : 1. Hutan alam sekitar kita tetap tejaga. 2. Kita lebih hemat waktu, biaya dan tenaga. 3. Lahan pertanian tetap subur dan terhindar dari hama. 4. Hasil panen kita dapat lebih maksimal. 5. Sumber air bersih bagi pertanian kita tetap tersedia. Tema 2. Manfaat Pertanian Ladang Menetap tanpa bakar mencegah Bencana Kebakaran Hutan dan Perubahan Iklim Dalam gambar ini menggambarkan petani melayu dayak dengan anak dan istri Menikmati Alam ladang dan hutan dibelakang ladangnya. Senyum bangga hasil ladangnya mau panen. Pakaian petani dan anak juga istrinya disamakan dengan pakaian yang dikenakan di tema pertama. Background profil---- Lahan pertanian kebun campuran (ada sayuran, buah durian, duku, cempedak) berlatar hutan hijau dengan petani yang sedang terlihat merawat tanaman dan lahan serta ada yang membuat sekat bakar di tepi lahan (sedang mencangkul membuat sekat bakar 4-6 meter minimal 2-3 meter). Di udara ada terbang burung rangkong dan rusa disela hutan. Pesan kampanye di poster : Pesan utama : Berladang Menetap Tanpa Bakar Menjaga Sumber Hidup Kita Anak pesan : 1. Dengan berladang menetap tanpa bakar, Suaka Margasatwa Sungai Lamandau menjadi lebih terjaga. 2. Lahan pertanian kita tetap subur dan tidak kekeringan. 3. Tanaman ladang dan kebun kita terhindar dari bahaya kebakaran. 4. Hutan yang utuh menyediakan udara bersih dan mencegah perubahan suhu udara. 5. Hutan yang terawat juga menyediakan buah hutan, madu, ikan, getah pantung, rotan dan tanaman obat. Maksudnya: Poster ini menggambarkan ajakan kepada masyarakat disekitar kawasan hutan Suaka Margasatwa Sungai Lamandau untuk melakukan perladangan menetap yang tanpa bakar agar masyarakat semakin meyakinkan masyarakat untuk menyadari pentingnya mengelola lahan pertanian/berladang dengan menetap dan tanpa bakar pasti akan lebih menguntungkan dan sumber hidup terjaga secara berkelanjutan. Hasil Uji Kelayakan (Pre Test) : Sketsa pertama poster yang ditawarkan kemudian direvisi 32

Uji kelayakan poster tidak dilakukan di kampanye ini, karena pesan yang dibuat merupakan penguatan pesan kampanye pertama. Karena masyarakat target kampanye sebagian telah paham dengan manfaat ajakan berladang menetap yang hemat di lahan sendiri dan hanya ditambahkan penegasan untuk tanpa bakar. Untuk penegasan tambahan kata setelah berladang menetap dengan kata tanpa bakar sangat didukung setelah dilakukan beberapa wawancara dengan masyarakat target kampanye, masyarakat sangat mendukung. Efektifitas Media : Poster ini media dengan jangkauan yang luas, efektifitasnya besar dan terbilang murah untuk cetak 2 tema masing-masing 1.800 lembar. Catatan dan Dokumentasi kegiatan distribusi media : Poster dalam proses disain menuju cetak. Rencana distribusinya akan disebar di desa saat pertemuan masyarakat dan melalui kunjungan sekolah. Sebagian akan ditempel di tempat-tempat umum yang strategis, seperti warung makan, warung sembako, pelabuhan speed, pos kamling, polindes, balai desa, kantor desa/kelurahan dan rumah-rumah warga yang diberi ijin pemilik rumah. Sketsa kedua poster yang ditawarkan kemudian kembali direvisi 6. Pengembangan Efektifitas Demplot Kembun Campuran Menetap Tanpa Bakar sebagai Penyingkiran Hambatan Sejak Monitoring yang dilakukan sejak Oktober Januari 2010 perkembangan efektifitas kegiatan demplot kebun campuran tanpa bakar di desa Tempayung semakin terbukti memberi efek perubahan positif untuk membuat perubahan pola perladangan yang lebih ramah lingkungan terutama bagi keletarian hutan sekitar dan SM Sungai Lamandau. Hal ini terbukti dengan perubahan-perubahan positif sebagai berikut : a. Oktober - November 2010, warga desa Tempayung akan mempertahankan wilayah berawa untuk tidak menjadi lahan pertanian dan perkebunan, kemudian di desa Babual Baboti akan mendorong menjaga kualitas sumber air bersih. b. Desember 2010, kepala desa Tempayung mendorong warga untuk mensertifikasi lahan kepemilikannya, sehingga meyakinkan dalam pengolahan lahan sendiri, terutama untuk berladang. Hasilnya sudah ada sekitar 150 KK sudah akan melakukan sertifikasi lahannya yang difasilitasi desa dengan BPN Kotawaringin Barat. c. Warga Tempayung juga tercatat sudah tidak ada lagi yang melakukan perladangan berpindah dan yang melakukan tebas bakar di lahan tetap sampai pada bulan Desember 2010 hanya tercatat satu orang di Tempayung dan satu orang di Babual Baboti. Alasan mereka bahwa mereka membakar dengan melakukan penjagaan dan pengawasan api dan sebagian membakar simpukan ranting. Sedangkan Januari 2011, tidak tercatat kegiatanpembakaran lahan ladang oleh masyarakat desa target. d. Januari 2010 tercatat demplot semakin berpengaruh menguatkan keinginan masyarakat untuk berladang di lahan sendiri dengan menanam sayuran diantara tanaman karet dan buah. Seperti tokoh masyarakat dan petani inovator di dusun 33

Baboti desa Babual Baboti mengajak saudara dan tetangga di dusun untuk belajar bersama di demplot dan menerapkan perladanga menetap tanpa lagi membakar. e. Warga Tempayung Februari 2011, akan belajar praktek budidaya tanaman sayuran (hortikultura disela tanaman keras seperti karet dan buah) yang akan dicampur jga dengan tanaman obat-obatan. Sebagai catatan tambahan bahwa berikutnya demplot akan mengembangkan kolam ikan dan kandang ayam melalui bantuan dana proyek Uni Eropa. Sedangkan dana alumni untuk kampanye bangga tindak lanjut ini akan dialokasikan untuk mendukung pertemuan konsensus membuat konsep demplot mandiri dan temu usaha untuk mempertemukan penjual dengan petani dan produk panen demplot agar terbuka ruang kemandirian demplot yang dikelola oleh desa dengan sebuah mekanisme dan pasar bagi produk usaha tani desa Tempayung dan desa Baual Baboti. Pak Aton warga desa Babual Baboti yang mengadopsi sistem kebun campuran menetap tanpa bakar memperlihatkan hasil tanaman ladangnya di lahan sendiri dan juga mempraktekkan membuat kompos Pak Edar warga dusun Baboti desa Babual Baboti yang mengadopsi sistem kebun campuran menetap tanpa bakar memperlihatkan hasil tanaman ladangnya di lahan sendiri dan juga mempraktekkan membuat kompos 34