SALINAN LEMBARAN DAERAH KABUPATEN MAJALENGKA NOMOR : 17 TAHUN 2004 SERI : E PERATURAN DAERAH KABUPATEN MAJALENGKA NOMOR 17 TAHUN 2004 TENTANG

dokumen-dokumen yang mirip
SALINAN LEMBARAN DAERAH KABUPATEN MAJALENGKA NOMOR : 18 TAHUN 2004 SERI : E PERATURAN DAERAH KABUPATEN MAJALENGKA NOMOR 18 TAHUN 2004 TENTANG

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN SERANG

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN GARUT

PERATURAN DAERAH KABUPATEN TOBA SAMOSIR NOMOR: 3 TAHUN 2000 TENTANG PEMBENTUKAN, PENGHAPUSAN DAN/ATAU PENGGABUNGAN DESA

SALINAN LEMBARAN DAERAH KABUPATEN MAJALENGKA NOMOR : 6 TAHUN 2004 SERI : A PERATURAN DAERAH KABUPATEN MAJALENGKA NOMOR 6 TAHUN 2004 TENTANG

SALINAN LEMBARAN DAERAH KABUPATEN MAJALENGKA NOMOR : 9 TAHUN 2004 SERI : E PERATURAN DAERAH KABUPATEN MAJALENGKA NOMOR 9 TAHUN 2004 TENTANG

PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN BUOL

PEMERINTAH KABUPATEN JENEPONTO LEMBARAN DAERAH NOMOR : 02 TAHUN 2000 SERI : NOMOR : 02 PERATURAN DAERAH KABUPATEN JENEPONTO NOMOR : 03 TAHUN 2000

PEMERINTAH KABUPATEN TRENGGALEK PERATURAN DAERAH KABUPATEN TRENGGALEK NOMOR 6 TAHUN 2007 TENTANG PEMBENTUKAN, PENGHAPUSAN DAN PENGGABUNGAN DESA

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN OGAN KOMERING ULU SELATAN PEMBENTUKAN, PENGHAPUSAN DAN PENGGABUNGAN DESA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN MAGELANG NOMOR 4 TAHUN 2001 TENTANG PEMBENTUKAN, PENGHAPUSAN DAN PENGGABUNGAN KELURAHAN

PEMERINTAH KABUPATEN MUARO JAMBI

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN GARUT

PERATURAN DAERAH KABUPATEN DONGGALA NOMOR 11 TAHUN 2001 TENTANG PEMBENTUKAN, PEMEKARAN, PENGHAPUSAN DAN PENGGABUNGAN DESA

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2009 NOMOR 6 SERI D

LEMBARAN DAERAH K A B U P A T E N B A N D U N G NOMOR 9 TAHUN 2007 PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANDUNG NOMOR 9 TAHUN 2007 TENTANG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANJAR NOMOR 20 TAHUN 2000 TENTANG PEMBENTUKAN, PEMEKARAN, PENGHAPUSAN DAN PENGGABUNGAN KELURAHAN

SALINAN LEMBARAN DAERAH KABUPATEN MAJALENGKA NOMOR : 11 TAHUN 2004 SERI : E PERATURAN DAERAH KABUPATEN MAJALENGKA NOMOR 11 TAHUN 2004 TENTANG

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN MAJALENGKA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN SELAYAR NOMOR 05 TAHUN 2008 TENTANG

PEMBENTUKAN, PENGHAPUSAN, PENGGABUNGAN DESA DAN PERUBAHAN STATUS DESA MENJADI KELURAHAN

PEMERINTAH KABUPATEN KOTAWARINGIN BARAT

PERATURAN DAERAH KABUPATEN MAGELANG NOMOR 5 TAHUN 2001 TENTANG PEMBENTUKAN, PENGHAPUSAN DAN PENGGABUNGAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN JEMBRANA NOMOR 7 TAHUN 2007 TENTANG PEMBENTUKAN, PENGHAPUSAN, PENGGABUNGAN DAN PERUBAHAN STATUS DESA MENJADI KELURAHAN

PERATURAN DAERAH KABUPATEN PESAWARAN NOMOR 05 TAHUN 2010 TENTANG

PEMERINTAH KABUPATEN LUMAJANG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN SIAK NOMOR 12 TAHUN 2001 PEMBENTUKAN, PEMECAHAN, PENGGABUNGAN, DAN PENGHAPUSAN DESA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN MURUNG RAYA NOMOR 27 TAHUN 2004 T E N T A N G

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BREBES Nomor : 39 Tahun : 2009 PERATURAN DAERAH KABUPATEN BREBES NOMOR 4 TAHUN 2009 TENTANG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN TANJUNG JABUNG BARAT NOMOR 17 TAHUN 2001 TENTANG PEDOMAN PEMBENTUKAN, PENGHAPUSAN DAN PENGGABUNGAN DESA

1. Undang-undang Nomor 14 Tahun 1950 tentang Pemerintahan Daerah Kabupaten dalam Lingkungan Jawa Barat (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 1950);

BUPATI SIAK PERATURAN DAERAH KABUPATEN SIAK NOMOR 13 TAHUN 2007 TENTANG

KABUPATEN LOMBOK BARAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN LOMBOK BARAT NOMOR 3 TAHUN 2009

PEMERINTAH KABUPATEN PONOROGO PERATURAN DAERAH KABUPATEN PONOROGO NOMOR 2 TAHUN 2008 TENTANG PEMBENTUKAN, PENGHAPUSAN DAN PENGGABUNGAN DESA

BUPATI MAGELANG PERATURAN DAERAH KABUPATEN MAGELANG NOMOR 10 TAHUN 2010 TENTANG

PEMERINTAH KABUPATEN KAPUAS HULU

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BONE NOMOR 06 TAHUN 2008 PERATURAN DAERAH KABUPATEN BONE NOMOR 06 TAHUN 2008

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN OGAN KOMERING ULU

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN SUMEDANG NOMOR 5 TAHUN 2007 SERI E PERATURAN DAERAH KABUPATEN SUMEDANG NOMOR 5 TAHUN 2007 TENTANG

PEMERINTAH KABUPATEN TRENGGALEK PERATURAN DAERAH KABUPATEN TRENGGALEK NOMOR 8 TAHUN 2007 TENTANG PERUBAHAN STATUS DESA MENJADI KELURAHAN

PEMERINTAH KABUPATEN LAHAT

TENTANG ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH KABUPATEN MAJALENGKA TAHUN ANGGARAN 2003 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI MAJALENGKA,

PERATURAN DAERAH KABUPATEN SUKAMARA NOMOR 11 TAHUN 2004 TENTANG PEMBENTUKAN, PENGHAPUSAN DAN PENGGABUNGAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN INDRAMAYU NOMOR : 19 TAHUN 2006 SERI : E.12

PEMERINTAH KABUPATEN SAMPANG

PEMERINTAH KABUPATEN MUSI RAWAS

PEMERINTAH KABUPATEN JENEPONTO

14 LEMBARAN DAERAH Agustus KABUPATEN LAMONGAN 10/E 2006 SERI E PERATURAN DAERAH KABUPATEN LAMONGAN NOMOR 13 TAHUN 2006 TENTANG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN TANJUNG JABUNG TIMUR

SALINAN TENTANG LEMBARAN DAERAH KABUPATEN MAJALENGKA NOMOR : 12 TAHUN 2004 SERI : E PERATURAN DAERAH KABUPATEN MAJALENGKA NOMOR 12 TAHUN 2004

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BULUNGAN NOMOR 4 TAHUN 2011 TENTANG PEMBENTUKAN, PENGHAPUSAN, PENGGABUNGAN DESA DAN PERUBAHAN STATUS DESA MENJADI KELURAHAN

PERATURAN DAERAH KABUPATEN HULU SUNGAI UTARA NOMOR 19 TAHUN 2011 TENTANG

PEMERINTAH KABUPATEN GROBOGAN

PEMERINTAH KABUPATEN BANGKA TENGAH

BERITA DAERAH KABUPATEN MAJALENGKA

PEMERINTAH KABUPATEN JEMBER

PEMERINTAH KABUPATEN LANDAK PERATURAN DAERAH KABUPATEN LANDAK NOMOR 2 TAHUN 2007 TENTANG PEMBENTUKAN, PENGHAPUSAN DAN PENGGABUNGAN DESA

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN PANDEGLANG NOMOR 6 TAHUN 2007 SERI D.3 PERATURAN DAERAH KABUPATEN PANDEGLANG

PEMERINTAH KABUPATEN BARITO UTARA

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BONE PERATURAN DAERAH KABUPATEN BONE NOMOR 06 TAHUN 2008

PEMERINTAH KABUPATEN SLEMAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN SLEMAN NOMOR 8 TAHUN 2013 TENTANG

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN SERDANG BEDAGAI NOMOR 11 TAHUN 2007

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN CIREBON TAHUN 2011 SERI PERATURAN DAERAH KABUPATEN CIREBON NOMOR 9 TAHUN 2011 TENTANG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BOYOLALI NOMOR 19 TAHUN 2006 TENTANG PEMBENTUKAN, PEMEKARAN, PENGHAPUSAN DAN/ATAU PENGGABUNGAN KELURAHAN

DHARMOTTAMA SATYA PRAJA

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN INDRAMAYU

PEMERINTAH KABUPATEN PEMALANG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN CIAMIS NOMOR 7 TAHUN 2008 TENTANG

- 1 - BUPATI BOYOLALI PERATURAN DAERAH KABUPATEN BOYOLALI NOMOR 8 TAHUN 2012 TENTANG

PEMERINTAH KABUPATEN LINGGA

PEMERINTAH KABUPATEN BELITUNG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KUNINGAN NOMOR 7 TAHUN 2013 TENTANG PEMBENTUKAN, PENGHAPUSAN, PENGGABUNGAN DESA DAN PERUBAHAN STATUS DESA MENJADI KELURAHAN

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BADUNG NOMOR 8 TAHUN 2001 TENTANG PEMBENTUKAN BANJAR DINAS DALAM DESA DAN LINGKUNGAN DALAM KELURAHAN

PEMERINTAH KOTA SUNGAI PENUH

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BENGKAYANG,

PEMERINTAH KABUPATEN EMPAT LAWANG

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN MAJALENGKA NOMOR : 7 TAHUN 2008 PERATURAN DAERAH KABUPATEN MAJALENGKA NOMOR 7 TAHUN 2008 TENTANG

PEMERINTAH KABUPATEN KULON PROGO

DHARMMOTTAMA SATYA PRAJA PEMERINTAH KABUPATEN SEMARANG PERATURAN DAERAH KABUPATEN SEMARANG NOMOR 20 TAHUN 2006 TENTANG

BERITA DAERAH KABUPATEN SUMEDANG NOMOR 16 TAHUN 2008 PERATURAN BUPATI SUMEDANG NOMOR 16 TAHUN 2008 TENTANG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BULUKUMBA NOMOR 12 TAHUN 2007 TENTANG PEMBENTUKAN,PENGHAPUSAN,PENGGABUNGAN DESA DAN PERUBAHAN STATUS DESA MENJADI KELURAHAN

PERATURAN DAERAH KABUPATEN OGAN KOMERING ULU TIMUR NOMOR 20 TAHUN 2007 T E N T A N G

PERATURAN DAERAH PEMERINTAH KABUPATEN BANGKA BARAT NOMOR 9 TAHUN 2006 TENTANG PEMBENTUKAN DAN PENGHAPUSAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN WONOSOBO PERATURAN DAERAH KABUPATEN WONOSOBO NOMOR 13 TAHUN 2002 TENTANG

PEMERINTAH KABUPATEN WONOSOBO PERATURAN DAERAH KABUPATEN WONOSOBO NOMOR 6 TAHUN 2008 TENTANG PEMBENTUKAN, PENGHAPUSAN DAN ATAU PENGGABUNGAN DESA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN MAROS NOMOR : 15 TAHUN 2008 TENTANG PEMBENTUKAN, PENGHAPUSAN DAN PENGGABUNGAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN SUKAMARA NOMOR 03 TAHUN 2005 TENTANG PEMBENTUKAN, PEMEKARAN,PENGHAPUSAN DAN PENGGABUNGAN KECAMATAN

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN SUMEDANG NOMOR 6 TAHUN 2007 SERI E =============================================================

PERATURAN DAERAH KABUPATEN MUARA ENIM NOMOR 12 TAHUN 2007 TENTANG

PEMERINTAH KABUPATEN KARIMUN

PEMERINTAH KABUPATEN SUKOHARJO

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANJAR NOMOR 09 TAHUN 2000 TENTANG PEMBENTUKAN, PEMEKARAN, PENGHAPUSAN DAN PENGGABUNGAN DESA

BUPATI SUKAMARA PERATURAN DAERAH KABUPATEN SUKAMARA NOMOR 7 TAHUN 2011 T E N T A N G

BUPATI CILACAP PERATURAN DAERAH KABUPATEN CILACAP NOMOR 2 TAHUN 2011 TENTANG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN TULANG BAWANG BARAT NOMOR 8 TAHUN 2011

Nomor 53, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4389);

PERATURAN DAERAH KABUPATEN SINJAI NOMOR 11 TAHUN 2007 TENTANG PEMBENTUKAN, PENGHAPUSAN DAN PENGGABUNGAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

RANCANGAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN SERUYAN NOMOR TAHUN 2005 TENTANG PEMBENTUKAN, PEMEKARAN, PENGHAPUSAN DAN PENGGABUNGAN KECAMATAN

PEMERINTAH KABUPATEN SUMBAWA BARAT

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN SAMOSIR TAHUN 2010 NOMOR 25 SERI D NOMOR 21 PERATURAN DAERAH KABUPATEN SAMOSIR NOMOR 3 TAHUN 2010 TENTANG

Transkripsi:

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN MAJALENGKA SALINAN NOMOR : 17 TAHUN 2004 SERI : E PERATURAN DAERAH KABUPATEN MAJALENGKA NOMOR 17 TAHUN 2004 TENTANG PEMBENTUKAN, PENGHAPUSAN DAN PENGGABUNGAN DESA Menimbang : DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI MAJALENGKA, bahwa sebagai pelaksanaan pasal 4 ayat (1) dan (2) Jo Pasal 72 Peraturan Pemerintah Nomor 76 Tahun 2001 tentang Pedoman Umum Pengaturan Mengenai Desa, dipandang perlu menetapkan Peraturan Daerah tentang Pembentukan, Penggabungan dan Penghapusan Desa. Mengingat : 1. Undang-undang Nomor 14 Tahun 1950 tentang Pemerintahan Daerah Kabupaten Dalam Lingkungan Jawa Barat (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 1950); 2. Undang-undang. 2 1

2 2. Undang-undang Nomor 22 Tahun 1999 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 60, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3839); 3. Undang-undang Nomor 25 Tahun 1999 tentang Perimbangan Keuangan Antara Pemerintah Pusat dan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 72, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3848) ; 4. Peraturan Pemerintah Nomor 20 Tahun 2001 tentang Pembinaan dan Pengawasan Atas Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2001 Nomor 41, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4090); 5. Peraturan Pemerintah Nomor 52 Tahun 2001 tentang Penyelenggaraan Tugas Pembantuan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2001 Nomor 77, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4106); 6. Peraturan Pemerintah Nomor 76 Tahun 2001 tentang Pedoman Umum Pengaturan Mengenai Desa (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2001 Nomor 142, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia nomor 4155); 7 Peraturan Daerah Kabupaten Majalengka Nomor 8 Tahun 2002 tentang Prosedur dan Teknik Penyusunan Produk Hukum Daerah (Lembaran Daerah Kabupaten Majalengka Tahun 2002 Nomor 8 Seri E). Dengan persetujuan DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH KABUPATEN MAJALENGKA M E M U T U S K A N : Menetapkan : PERATURAN DAERAH KABUPATEN MAJALENGKA TENTANG PEMBENTUKAN, PENGHAPUSAN DAN PENGGABUNGAN DESA BAB I 3

3 BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Peraturan Daerah ini yang dimaksud dengan : 1. Pemerintah Daerah adalah Kepala Daerah beserta Perangkat Daerah Otonom yang lain sebagai Badan Eksekutif; 2. DPRD adalah Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kabupaten Majalengka; 3. Tugas Pembantuan adalah penugasan dari Pemerintah kepada Daerah dan Desa serta dari Daerah ke Desa untuk melaksanakan tugas tertentu yang disertai pembiayaan, sarana dan prasarana serta sumber daya manusia dengan kewajiban melaporkan pelaksanaannya dan mempertanggung jawabkannya kepada yang menugaskan; 4. Otonomi Daerah adalah Kewenangan Daerah Otonom untuk mengatur dan mengurus kepentingan masyarakat setempat menurut prakarsa sendiri berdasarkan aspirasi masyarakat sesuai dengan peraturan perundang-undangan; 5. Daerah Otonom, selanjutnya disebut Daerah, adalah kesatuan masyarakat hukum yang mempunyai batas Daerah tertentu berwenang mengatur dan mengurus kepentingan masyarakat setempat menurut prakarsa sendiri berdasarkan aspirasi masyarakat dalam ikatan Negara Kesatuan Republik Indonesia; 6 Kecamatan adalah wilayah kerja Camat sebagai perangkat Daerah Kabupaten dan Daerah Kota; 7. Desa adalah kesatuan masyarakat hukum yang memiliki kewenangan untuk mengatur dan mengurus kepentingan masyarakat setempat berdasarkan asal usul dan adat istiadat setempat yang diakui dalam sistem Pemerintahan Nasional dan berada di Daerah Kabupaten; 8. Badan Perwakilan Desa yang selanjutnya disebut BPD adalah sebagai lembaga legislasi dan pengawasan dalam hal pelaksanaan Peraturan Desa, Anggaran Pendapatan dan Belanja Desa, dan Keputusan Kuwu; 9. Kawasan Perdesaan adalah kawasan yang mempunyai kegiatan utama pertanian, termasuk pengolahan sumber daya alam, dengan sususan fungsi kawasan sebagai tempat permukiman perdesaan, pelayanan jasa pemerintahan, pelayanan sosial dan kegiatan ekonomi. BAB II.. 4

4 BAB II DASAR DAN TUJUAN Pasal 2 (1) Pembentukan, Penghapusan dan Penggabungan Desa dilakukan atas dasar prakarsa masyarakat dengan memperhatikan asal usul desa dan persyaratan yang ditentukan serta sesuai kondisi sosial budaya masyarakat. (2) Tujuan pembentukan, penghapusan dan penggabungan desa untuk meningkatkan daya guna dan hasil guna penyelenggaraan pemerintahan, pembangunan serta pelayanan masyarakat dan optimalisasi potensi Desa. Pasal 3 Desa yang sudah tidak mampu mengatur dan mengurus rumah tangganya sendiri atau karena perkembangan keadaan masyarakat dan wilayahnya tidak memenuhi persyaratan, dapat dihapus/digabung. BAB III SYARAT PEMBENTUKAN, PENGHAPUSAN DAN PENGGABUNGAN DESA Bagian Pertama Paragraf Satu Pembentukan Akibat Pemekaran Pasal 4 Syarat Pembentukan Desa akibat Pemekaran Desa adalah sebagai berikut : a. Jumlah penduduk minimal 3000 jiwa dan 750 kepala keluarga; b. Luas wilayah yang terjangkau secara berdaya guna dan berhasil guna dalam rangka penyelenggaraan pemerintahan, pembangunan dan pemberdayaan masyarakat; c. Kondisi sosial budaya, yaitu suasana yang memberikan kemungkinan adanya kerukunan hidup bermasyarakat sesuai dengan adat istiadat setempat; d. Tersedianya.. 5

5 d. Tersedianya potensi di desa untuk menunjang peningkatan penyelenggaraan pemerintahan, pembangunan serta pelayanan masyarakat dan optimalisasi potensi desa; e. Tersedianya prasarana dan sarana perhubungan, pemasaran, sosial, produksi serta prasarana dan sarana pemerintahan berupa Bangunan Kantor Pemerintah Desa; f. Tersedianya tanah bengkok masing-masing minimal seluas 9 Hektar; Paragraf Dua Pembentukan Akibat Penggabungan Pasal 5 Syarat Pembentukan Desa akibat Penggabungan Desa adalah sebagai berikut : a. Luas wilayah yang terjangkau secara berdaya guna dan berhasil guna dalam rangka penyelenggaraan pemerintahan, pembangunan dan pelayanan masyarakat; b. Kondisi sosial budaya, yaitu suasana yang memberikan kemungkinan adanya kerukunan hidup bermasyarakat sesuai dengan adat istiadat setempat; c. Tersedianya potensi di desa untuk menunjang peningkatan penyelenggaraan pemerintahan, pembangunan serta pelayanan masyarakat dan optimalisasi potensi desa; d Tersedianya prasarana dan sarana perhubungan, pemasaran, sosial, produksi serta prasarana dan sarana pemerintahan. Bagian Kedua Penghapusan Desa Pasal 6 Syarat Penghapusan Desa adalah sebagai berikut : a. Jumlah penduduk tidak mencapai batas sebagaimana dimaksud dalam pasal 4 huruf a; b. Tidak berdaya guna dan berhasil gunanya penyelenggaraan pemerintahan, pembangunan dan pelayanan masyarakat; c. Tidak tersedianya potensi di desa untuk menunjang peningkatan penyelenggaraan pemerintahan, pembangunan serta pelayanan masyarakat; d. Tidak. 6

6 d. Tidak tersedianya prasarana dan sarana perhubungan, pemasaran, sosial, produksi serta prasarana dan sarana pemerintahan. BAB IV MEKANISME Pasal 7 (1) Pembentukan, Penghapusan dan Penggabungan Desa diusulkan oleh Kuwu atas prakarsa masyarakat dengan persetujuan BPD yang selanjutnya disampaikan kepada Bupati melalui Camat. (2) Pembentukan, Penghapusan dan Penggabungan Desa yang melibatkan lebih dari satu Desa diusulkan oleh para Kuwu atas persetujuan BPD dari Desa-desa terkait yang selanjutnya disampaikan kepada Bupati melalui Camat. (3) Bupati meneliti dan menganalisa usulan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan (2) untuk menilai kelayakannya berdasarkan Peraturan Daerah ini. (4) Pembentukan, Penghapusan dan Penggabungan Desa ditetapkan dengan Peraturan Daerah. (5) Peraturan Daerah sebagaimana dimaksud pada ayat (4) berlaku efektif paling lambat dalam waktu 2 (dua) tahun sejak ditetapkan. (6) Selama Peraturan Daerah sebagaimana dimaksud pada ayat (4) belum berlaku efektif, Bupati mempersiapkan Desa yang ditetapkan untuk dilakukan pembinaan. (7) Dengan berakhirnya persiapan sebagaimana dimaksud pada ayat (6), Bupati mengukuhkan Desa tersebut sebagai wilayah Desa di Daerah. BAB V 7

7 BAB V BATAS WILAYAH DESA Pasal 8 (1) Untuk menentukan batas antara wilayah Desa satu dengan wilayah Desa lain, ditetapkan tanda batas wilayah desa berdasarkan asal usul dan persetujuan dari Desa yang berbatasan wilayahnya dengan Peraturan Desa Bersama. (2) Batas wilayah desa, dapat berupa batas alam atau batas buatan. Pasal 9 Batas wilayah desa dan gambaran umum secara visual mengenai kondisi geografis wilayah desa disajikan dalam bentuk Peta Desa yang ditetapkan dengan Peraturan Desa. BAB VI PEMBAGIAN WILAYAH DESA Pasal 10 (1) Desa dapat dibagi dalam beberapa wilayah yang disebut Blok. (2) Pembagian wilayah Desa sebagaimana dimaksud pada ayat (1) disesuaikan dengan adat istiadat, asal usul, kondisi geografis dan kondisi sosial budaya masyarakat setempat. (3) Pengaturan wilayah Desa minimal terdiri atas 2 (dua) Blok. Hak, Kewajiban dan Kewenangan Desa Pasal 11 (1) Desa mempunyai hak : a. Menyelenggarakan rumah tangganya sendiri; b. Melaksanakan peraturan-peraturan dan ketentuan dari Pemerintah, Pemerintah Propinsi dan/atau Pemerintah Kabupaten. (2) Kewenangan. 8

8 (2) Kewenangan Desa meliputi : a. Kewenangan yang sudah ada berdasarkan hak asal-usul desa; b. Kewenangan yang oleh Peraturan perundang-undangan yang berlaku belum dilaksanakan oleh Daerah dan Pemerintah; c. Tugas Pembantuan dari Pemerintah, Pemerintah Propinsi dan/atau Pemerintah Kabupaten. (3) Tugas pembantuan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) huruf c disertai dengan pembiayaan, sarana dan prasarana serta sumber daya manusia. (4) Pemerintah Desa berhak menolak pelaksanaan tugas pembantuan yang tidak disertai pembiayaan, sarana dan prasarana serta sumber daya manusia. (5) Desa mempunyai kewajiban : a. Menjalankan pemerintahan, pembangunan dan pelayanan kepada masyarakat; b. Menjalankan administrasi desa; c. Melakukan tugas-tugas pembantuan dan Pemerintah dan/atau Pemerintah Daerah Kabupaten. BAB VII SYARAT PEMBENTUKAN, PENGHAPUSAN DAN PENGGABUNGAN BLOK Bagian Pertama Pembentukan Blok Paragraf Satu Pembentukan Akibat Pemekaran Pasal 12 Syarat pembentukan Blok akibat pemekaran Blok adalah sebagai berikut : a. Jumlah penduduk minimal 200 jiwa dan 50 kepala keluarga; b. Luas wilayah yang terjangkau secara berdaya guna dan berhasil guna dalam rangka penyelenggaraan pemerintahan, pembangunan dan pelayanan masyarakat; c. Kondisi.. 9

9 c. Kondisi sosial budaya, yaitu suasana yang memberikan kemungkinan adanya kerukunan hidup bermasyarakat sesuai dengan adat istiadat setempat. Paragraf Dua Pembentukan Akibat Penggabungan Pasal 13 Syarat pembentukan Blok akibat penggabungan Blok adalah sebagai berikut : a. Luas wilayah yang terjangkau secara berdaya guna dan berhasil guna dalam rangka penyelenggaraan pemerintahan, pembangunan dan pelayanan masyarakat; b. Kondisi sosial budaya, yaitu suasana yang memberikan kemungkinan adanya kerukunan hidup bermasyarakat sesuai dengan adat istiadat setempat; Bagian Kedua Penghapusan Blok Pasal 14 Syarat penghapusan Blok adalah sebagai berikut : a. Jumlah penduduk tidak mencapai batas sebagaimana dimaksud dalam pasal 12 huruf a; b. Tidak berdaya guna dan berhasil gunanya penyelenggaraan pemerintahan, pembangunan dan pelayanan masyarakat. Bagian Ketiga Mekanisme dan Penetapan Pasal 15 (1) Mekanisme Pembentukan, Penghapusan dan Penggabungan Blok ditetapkan dengan Peraturan Desa. (2) Penetapan Pembentukan, Penghapusan dan Penggabungan Blok ditetapkan dengan Peraturan Desa. BAB VIII. 10

10 BAB VIII KETENTUAN PERALIHAN Pasal 16 Desa/Blok yang telah ada pada saat mulai berlakunya Peraturan Daerah ini dinyatakan tetap sebagai Desa/Blok sebagaimana diatur dalam Peraturan Daerah ini. BAB IX KETENTUAN PENUTUP Pasal 17 Hal-hal yang belum cukup diatur dalam Peraturan Daerah ini sepanjang mengenai teknis pelaksanaannya akan diatur dalam Keputusan Bupati. Pasal 18 Dengan berlakunya Peraturan Daerah ini, maka Peraturan Daerah Kabupaten Majalengka Nomor 4 Tahun 2001 tentang Pembentukan, Penggabungan dan Penghapusan Desa (Lembaran Daerah Kabupaten Majalengka Tahun 2001 Nomor 4 Seri D) dinyatakan tidak berlaku. Pasal 19 Peraturan Daerah ini mulai berlaku sejak tanggal diundangkan. Agar setiap orang mengetahuinya dan memerintahkan pengundangan Peraturan Daerah ini dengan penempatannya dalam Lembaran Daerah Kabupaten Majalengka. Ditetapkan di Majalengka Pada tanggal 24 Mei 2004 BUPATI MAJALENGKA CAP/TTD Hj. TUTTY HAYATI ANWAR Diundangkan.. 10

11 Diundangkan di Majalengka Pada Tanggal 7 Juni 2004 SEKRETARIS DAERAH KABUPATEN MAJALENGKA Cap/Ttd H. M A C H A L I, S H. Pembina Utama Muda NIP. 010 079 331 LEMBARAN DAERAH KABUPATEN MAJALENGKA TAHUN 2004 NOMOR 17 SERI E Salinan sesuai dengan Aslinya KEPALA BAGIAN HUKUM SETDA KABUPATEN MAJALENGKA JOJO HADIWIJAYA, SH NIP. 480 099 313