BAB I PENDAHULUAN. Agar tujuan-tujuan organisasi dapat tercapai, maka para pemimpin senior

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. Keadaan lingkungan bisnis di dunia saat ini begitu dinamis. Hal tersebut

BAB I PENDAHULUAN. Sebuah organisasi terdiri dari sekelompok orang yang bekerja bersama untuk

BAB V SIMPULAN DAN SARAN. 1. Hasil penelitian perilaku Nilai Budaya Telkomsel pada karyawan

BAB II LANDASAN TEORI. berkaitan dengan komitmen afektif dan budaya organisasi. karena mereka menginginkannya (Meyer dan Allen, 1997)

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Keadaan perekonomian akhir-akhir ini membuat setiap perusahaan harus

BAB I PENDAHULUAN. Dalam menghadapi era liberalisasi ekonomi Asia Pasifik (APEC) dan Masyarakat

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan dapat menjadi pilihan pelanggan (beyond telco). Kompetisi dalam

MANAJEMEN STRATEJIK DAN BUDAYA PERUSAHAAN: DAMPAK SERTA IMPLEMENTASI

BAB I PENDAHULUAN. tahunan dan halaman situs perusahaan. Hal ini mengindikasikan bahwa

BAB I PENDAHULUAN. tekanannya, sehingga perusahaan dituntut melakukan inovasi secara terus menerus

BAB I PENDAHULUAN. berdampak negatif bagi perusahaan. memilih pengukuran kinerja dengan pendekatan Balanced Scorecard

BAB I PENDAHULUAN. ketidakpastian, maka perlu menciptakan kondisi ekonomi yang lebih fleksibel dan

I. PENDAHULUAN. Turbulensi yang terjadi di lingkungan bisnis, semakin memperbesar tantangan dan

BAB I PENDAHULUAN. Organisasi merupakan suatu kesatuan yang komplek yang berusaha

UKURAN KINERJA. Endang Sri Utami, S.E., M.Si., AK., CA

I. PENDAHULUAN. terdiri dari tiga bentuk badan usaha yaitu swasta, BUMN dan koperasi. Badan

BUDAYA ORGANISASI. Pokok Bahasan MODUL PERKULIAHAN. 1. Konsep Budaya Organisasi 2. Budaya Dan Keberhasilan Organisasi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Persaingan usaha yang semakin ketat dewasa ini menuntut

BAB I PENDAHULUAN. disepakatinya AFTA (ASEAN Free Trade Area) dan MEA (Masyarakat Ekonomi ASEAN)

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. lingkungan bisnis. Persaingan bisnis semakin tajam dan beragam. Pada dunia era informasi,

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. untuk melakukan evaluasi dalam menilai kinerja perusahaan. Seringkali penilaian

BAB V SIMPULAN DAN SARAN. meraih keunggulan kompetitif yang berkelanjutan. Untuk mengoptimalkan inovasi,

PROFESSIONAL IMAGE. Budaya Kerja Humas yang Efektif. Syerli Haryati, S.S. M.Ikom. Modul ke: Fakultas FIKOM. Program Studi Public Relations

BAB I PENDAHULUAN. mewujudkan kesuksesan organisasi di masa depan. Kemampuan perusahaan. efektif dan efisien (Djastuti, 2011:2).

BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang

PERENCANAAN Tujuan Instruksional Materi Pembahasan

BAB I PENDAHULUAN. memberikan inspirasi kepada orang-orang dalam suatu organisasi untuk

Sumber : Dokumen Perusahaan PT. Wijaya Karya Beton Tbk Gambar 1.1 Logo perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. dikembangkan oleh perusahaan adalah ketenagakerjaan (workforce) (Carnegie, 2012).

BAB I PENDAHULUAN. informasi dan inovasi di bidang finansial yang semakin canggih.

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan dengan perusahaan lain. Persaingan yang bersifat global dan tajam

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN RANCANGAN HIPOTESIS

BAB 1. Pendahuluan. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Suatu organisasi memiliki pandangan dan keterampilan yang berkaitan. mengimplementasikan sistem pengendalian manajemen yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Di tengah persaingan bisnis yang semakin ketat, perusahaan haruslah

BAB I PENDAHULUAN. Di era globalisasi dewasa ini, sebuah perusahaan bertaraf nasional maupun

BAB I PENDAHULUAN. ekstrim. Persaingan abad industri telah bergeser menjadi persaingan abad

PEDOMAN PERILAKU Code of Conduct KEBIJAKAN

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Suatu organisasi harus dapat mengatur dan memanfaatkan sedemikian rupa sehingga potensi sumber daya manusia yang

Zaenal. Sugiyanto. TQM (Total Quality Management)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN PERUMUSAN HIPOTESIS. fase diyakini sebagai titik di mana ide ini pertama kali diadopsi, yaitu titik

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan lainnya. Hal ini mendorong perusahaan-perusahaan untuk terus berupaya

BAB I PENDAHULUAN. membentuk karyawan untuk berfikir, bersikap dan berperilaku. Budaya organisasi

BAB I PENDAHULUAN. punggung utama penerapan BPJS Ketenagakerjaan. Jaminan Sosial) Ketenagakerjaan. PT Jamsostek (Persero) sebelum

BAB I PENDAHULUAN. dalam keluarga, organisasi, bisnis maupun bangsa. Budaya membedakan

BAB I PENDAHULUAN. dengan perusahaan. Setiap perusahaan pasti mempunyai tujuan masing-masing.

BKPPD Kabupaten Bengkulu Utara RENSTRA BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

MODUL 9 PENYUSUNAN RENCANA TINDAK; PEMBERDAYAAN KOPERASI USAHA MIKRO KECIL MENENGAH. Dosen : M. Tasrifin,SH,MH,MM.

Materi Minggu 10. Implementasi Strategik, Evaluasi dan Pengawasan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian. Gambar 1.1 Lambang PT PLN (Persero)

Dasar-dasar. Kuliah ke 9, 10 November 2009 Erry Sukriah, MSE

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. konsumen, dimana mereka sadar biaya (cost conscious) dan sadar nilai (value

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Lingkungan bisnis pada saat ini tumbuh dan berkembang secara drastis

BAB I PENDAHULUAN. corporate governance ini diharapkan ada regulasi serta aturan mengenai

BAB I PENDAHULUAN. Sumber Daya Manusia yang berkualitas merupakan modal dasar bagi pembangunan

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS

BAB I PENDAHULUAN. dan unggul dalam persaingan, atau minimal tetap dapat bertahan.

BAB I PENDAHULUAN. Perencanaan Strategik (Strategic Planning) merupakan salah satu kunci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Kepempinan Transaksional (X1), Kepemimpinan Transformasional (X2) dan

BAB I PENDAHULUAN. menghadapi dinamika perubahan lingkungan. Kondisi tersebut menuntut

BAB I PENDAHULUAN. manajemen bukan hanya terdapat pada bahan mentah, alat-alat kerja saja, tetapi

BAB I. PENDAHULUAN. karyawan mulai dari pimpinan puncak hingga ke lapisan paling bawah.

BAB I PENDAHULUAN. itu perusahaan jasa berusaha memberikan pelayanan terbaik kepada konsumen,

BAB 1 PENDAHULUAN. mencapai tujuan perusahaan adalah dengan perencanaan strategik. Perencanaan strategik membantu perusahaan dalam mengembangkan

BAB I PENDAHULUAN. tercapai produktivitas kerja karyawan. Kinerja karyawan yang tinggi sangatlah

7 Prinsip Manajemen Mutu - ISO (versi lengkap)

DAFTAR ISI KATA PENGANTAR DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR DAFTAR LAMPIRAN

BAB I PENDAHULUAN. melakukan inovasi, efisiensi, peningkatan mutu, dan peningkatan kinerja. Kondisi

BAB I PENDAHULUAN. menghasilkan peningkatan kemakmuran bagi para shareholder dengan

BAB I PENDAHULUAN UKDW. waktu yang akan datang dapat diukur (Handoko, 1997). berdasarkan rencana kegiatan jangka panjang yang ditetapkan dalam proses

BAB I PENDAHULUAN. buruknya kinerja dari perusahaan tersebut. Kinerja dari sebuah perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. menghadapi permasalahan yang semakin kompleks. Salah satunya adalah kesulitan

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan/organisasi menjadi lebih kompleks. Perusahaan/organisasi harus

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Pembangunan nasional Indonesia menuju negara maju tidak lepas dari

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Organisasi bisnis menghadapi faktor-faktor eksternal seperti persaingan dari

PELATIHAN DAN PENGEMBANGAN SDM

BAB I PENDAHULUAN. Didalam dunia bisnis akuntansi yang menyediakan pelayanan jasa kepada

Personal characteristic (sdm issues dalam organisasi)

BAB I PENDAHULUAN I-1

BAB 2 TELAAH PUSTAKA 2.1 Manajemen Kinerja

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Kinerja KAP yang berkualitas sangat ditentukan oleh kinerja

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. dalam organisasi atau perusahaan yang dipengaruhi oleh faktor internal maupun faktor

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Bela kang Pene litian

KRITERIA SNI AWARD 2015

Contoh Perilaku dan Budaya Organisasi

BAB I PENDAHULUAN. Rumah sakit merupakan suatu organisasi yang kompleks dengan aktifitas kegiatannya

BAB I PENDAHULUAN. juga harus didukung oleh sumber daya manusia (SDM) yang handal pada

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORITIS. tersebut ketika bekerja sendiri atau dengan karyawan lain (Jones, 2010).

BAB I PENDAHULUAN. setiap perusahaan harus bersaing dengan perusahaan perusahaan dari seluruh dunia.

Kuesioner SNI Award 2013 Kategori Perusahaan Menengah Barang Sektor Elektroteknika, Logam dan Produk Logam. Nomor/Kode Pertanyaan Panduan Pengisian

BAB I PENDAHULUAN. agar tujuan individu konsisten dengan tujuan organisasi itu sendiri (Anthony

BAB I PENDAHULUAN. anggaran. Anggaran merupakan sebuah rencana tentang kegiatan di masa datang yang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang

PERANAN INFORMASI AKUNTANSI SEBAGAI ALAT PENILAIAN KINERJA MANAJAMEN

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Agar tujuan-tujuan organisasi dapat tercapai, maka para pemimpin senior harus dapat mengelola, mempengaruhi, dan memotivasi karyawan-karyawannya agar mau bersama-sama bekerja mencapai tujuan organisasi dengan sebaik mungkin. Namun demikian hal ini tidaklah mudah, mengingat para karyawan selaku seorang individu pasti mempunyai tujuan pribadi masing-masing yang hendak dicapainya, yang seringkali tujuan pribadi tersebut tidak sesuai dengan tujuan-tujuan organisasi (Anthony dan Govindarajan, 2007). Di sinilah diperlukan peran dari para pemimpin senior untuk memastikan terwujudnya goal congruence di dalam organisasi/perusahaannya. Goal congruence dapat diartikan sebagai keselarasan antara tindakan-tindakan individu yang diambil untuk mencapai tujuan pribadinya masing-masing, di mana tindakan-tindakan individu tersebut dapat juga digunakan untuk mewujudkan tercapainya kepentingan organisasi/perusahaan (Anthony dan Govindarajan, 2007). Dua faktor penting yang mempengaruhi tercapainya goal congruence adalah: sistem pengawasan formal dan kekuatan informal. Kedua faktor ini mempengaruhi perilaku individu di dalam suatu organisasi, sehingga mempengaruhi sejauh mana goal congruence tersebut dapat tercapai. Salah satu kekuatan informal yang terpenting untuk memfasilitasi terwujudnya goal congruence adalah budaya organisasi yang diterapkan dalam perusahaan 1

(Anthony dan Govindarajan, 2007). Budaya organisasi dapat diartikan sebagai pola dari asumsi-asumsi dasar bersama, yang dipelajari oleh anggota organisasi untuk menyelesaikan permasalahan adaptasi eksternal dan integrasi internal, yang telah bekerja cukup baik untuk dipertimbangkan valid, sehingga dapat diajarkan ke anggota baru organisasi sebagai cara yang benar untuk memahami, berpikir, dan merasakan (Schein, 2010). Budaya organisasi juga merupakan sekumpulan keyakinan-keyakinan dan nilai-nilai bersama yang mendasari identitas suatu perusahaan (Kreitner dan Kinicki, 2010). Nilai-nilai bersama yang konsisten dan jelas sebagai budaya organisasi, akan mempengaruhi efektifitas organisasi dan individu-individu yang ada di dalam organisasi tersebut. Terlebih lagi, jika terdapat kesesuaian antara nilai-nilai organisasi dan nilai-nilai individu, terbukti dapat meningkatkan kepuasan kerja, menurunkan tingkat pergantian di dalam organisasi, serta dapat meningkatkan performa perusahaan (Lipton, 1996). PT. Darya-Varia Laboratoria Tbk (Selanjutnya disebut Darya-Varia) adalah sebuah perusahaan yang bergerak di bidang manufaktur produk-produk farmasi (obat-obatan). Di Indonesia, Darya-Varia memiliki dua perusahaan farmasi lain yang menjadi afiliasinya, yaitu: PT Pradja Pharin (Prafa) dan PT Medifarma Laboratories. Saat ini, 92,66% saham Darya-Varia dimiliki oleh United Laboratories, Inc (Unilab), yang berkantor pusat di Manila, Filipina. Unilab sendiri merupakan salah satu perusahaan farmasi terbesar di Asia Tenggara dan memiliki jaringan afiliasi yang tersebar luas di Asia (Darya-Varia, 2012). Adanya keinginan untuk dapat meningkatkan peringkat di pasar farmasi Indonesia dan terus bertahan dalam menghadapi ketatnya persaingan, tim manajemen puncak 2

Darya-Varia memutuskan untuk bersinergi dengan kedua perusahaan farmasi yang menjadi afiliasinya tersebut. Dengan terciptanya sinergi, maka terjadi perubahan yang mempengaruhi struktur organisasi di ketiga perusahaan. Agar organisasi baru yang terbentuk dari hasil sinergi dapat berjalan dengan efektif, maka tim manajemen puncak yang didukung oleh partisipasi karyawan, telah mengembangkan satu pernyataan misi dan visi baru yang mendasari sinergi (Cummings dan Worley, 2009). Pernyataan misi dan visi baru yang ditetapkan berlaku untuk ketiga perusahaan, sehingga ketiga perusahaan tersebut mempunyai tujuan dan cita-cita yang sama. Sebagai salah satu strategi untuk mencapai visi strategiknya (yaitu menjadi salah satu dari lima perusahaan farmasi terbesar di Indonesia), maka ditetapkan juga bahwa seluruh laba penjualan dari ketiga perusahaan (Darya-Varia, Prafa, dan Medifarma) akan dibukukan sebagai total laba penjualan Darya-Varia. Hal ini dimaksudkan untuk meningkatkan pangsa pasar Darya-Varia di pasar farmasi Indonesia. Sebagai langkah awal agar sinergi dapat terwujud dan visi strategik dapat tercapai, para pimpinan puncak menyadari pentingnya untuk terlebih dahulu mengatasi perbedaan budaya organisasi yang terdapat di ketiga perusahaan, mengingat ketiga perusahaan tersebut mempunyai nilai-nilai yang berbeda dan telah tertanam sejak lama sebagai budaya di masing-masing perusahaan. Nilainilai yang berbeda tersebut tentunya harus segera diselaraskan, karena nilai-nilai yang berbeda diprediksi dapat menggangu pencapaian sinergi yang diharapkan. Jika dibiarkan, dikuatirkan akan timbul konflik akibat perbedaan nilai-nilai di 3

ketiga perusahaan, yang dapat mengganggu produktifitas karyawan dan pencapaian performa perusahaan (Cummings dan Worley, 2009). Dilatarbelakangi dengan adanya keinginan dari pimpinan puncak untuk menyatukan seluruh karyawan yang tergabung di ketiga perusahaan agar memiliki budaya organisasi yang sama sebagai standar berperilaku, maka Darya-Varia dan kedua afiliasinya mulai menetapkan dan mengembangkan nilai-nilai inti bersama. Adapun nilai-nilai inti tersebut berfungsi sebagai pedoman yang melandasi setiap karyawan dalam mengambil keputusan (Davidson, 2002) dan menyelesaikan dilema operasional ataupun strategik (Lohuis, 2008), serta sebagai pedoman yang melandasi setiap karyawan dalam bertindak mencapai tujuan, visi, dan misi organisasi (Thompson, Peteraf, Gamble, dan Strickland III, 2012). Nilai-nilai inti berperan sebagai pembimbing, sesuatu yang kita anggap benar dan prinsip, atau bisa diartikan juga sebagai kitab sucinya dari perusahaan. (Wanita, 46-50 tahun, Manajer, Partisipan 1) Nilai-nilai inti berfungsi sebagai jangkar, yaitu sebagai pegangan di setiap keputusan perusahaan. Apapun tindakan kita harus berbasis dan selaras dengan nilai-nilai tersebut. (Pria, 26-30 tahun, Manajer, Partisipan 13) Proses penggalian nilai-nilai inti sebagai nilai-nilai bersama tersebut dilakukan pada pertengahan tahun 2010, diawali dengan serangkaian survey dan diadakannya employee visioning workshop di ketiga perusahaan. Selanjutnya dibentuklah satu tim yang mewakili seluruh karyawan di ketiga perusahaan, di mana tim tersebut bertugas untuk merumuskan nilai-nilai inti, yang diorganisir oleh Divisi Pengembangan Organisasi. 4

Nilai-nilai inti lebih efektif jika digali dari kekuatan yang sudah ada sejak masa lalu. Ini berarti diambil dari yang sudah ada dan yang dianggap penting oleh karyawan. Selain itu, kita juga menambahkan nilai-nilai apa yang kita anggap perlu untuk masa depan. (Wanita, 41-45 tahun, Manajer Divisi, Partisipan 2) Nilai-nilai inti perusahaan akhirnya terbentuk pada akhir tahun 2010, yang diberi singkatan nama BERSATU. Adapun BERSATU sebenarnya merupakan gabungan nilai-nilai yang berasal dari ketiga perusahaan dan merupakan kepanjangan dari nilai: Bayanihan, Etos Keterbukaan, Rasa Peduli, Semangat Untuk Maju, Ahli di Bidangnya, Tanggung Jawab, dan Utamakan Pelanggan. Gambar 1.1 Nilai-Nilai Inti Perusahaan BERSATU Manajemen perubahan diterapkan oleh perusahaan untuk memotivasi dan 5

menggerakkan para karyawan, agar mau mengimplementasikan nilai-nilai inti BERSATU dalam aktivitas kerja sehari-hari. Kegiatan implementasi dan pelembagaan nilai-nilai inti BERSATU ini dibagi ke dalam tiga fase, yaitu: hearing it, believing it, dan living it. Berbagai bentuk kegiatan sosialisasi dan pendalaman dilakukan kepada seluruh karyawan di ketiga perusahaan (seperti BERSATU Campaign, BERSATU Workshop, BERSATU Camp, BERSATU Feedback, dan BERSATU Action Plan), sebagai usaha untuk meningkatkan keberhasilan pelembagaan nilai-nilai inti. Selama kurun waktu 3 tahun terakhir ini, nilai-nilai inti BERSATU telah menjadi budaya organisasi di Darya-Varia dan kedua perusahaan afiliasinya. Hal ini menunjukkan bahwa dari hari ke hari, Darya-Varia mulai bertumbuh menjadi value-driven organization. Keberhasilan sebagai value-driven organization sangat dipengaruhi oleh kesuksesan pelembagaan nilai-nilai inti yang dilakukan oleh organisasi tersebut (Huetteman, 2013). Namun demikian, strategi dan langkah-langkah yang diterapkan pada proses perumusan, penanaman, dan pelembagaan nilai-nilai inti BERSATU ini belum pernah dievaluasi sebelumnya, sehingga evaluasi perlu dilakukan agar dapat diketahui hal-hal apa saja yang masih perlu ditingkatkan oleh perusahaan untuk terus mempertahankan penerapan nilai-nilai inti secara konsisten dalam jangka panjang. Evaluasi ini juga perlu dilakukan agar proses perumusan, penanaman, dan pelembagaan nilai-nilai inti bersama di Darya-Varia dapat dijadikan sebagai acuan dalam melembagakan best practice lainnya, atau dapat dijadikan sebagai contoh studi bagi perusahaan-perusahaan lain yang ingin melakukan perumusan dan pelembagaan nilai-nilai inti. 6

Adapun menurut Cummings dan Worley (2009), proses-proses pelembagaan yang dapat mempengaruhi sejauh mana perubahan/intervensi tersebut dilembagakan adalah: sosialisasi, komitmen, alokasi penghargaan, difusi, sensing dan kalibrasi. Proses-proses pelembagaan tersebut akan mempengaruhi tingkat persistensi pelembagaan dalam organisasi. Tingkat persistensi pelembagaan akan semakin tinggi, jika kelima indikator berikut: pengetahuan, performa, preferensi, konsensus normatif, dan konsensus nilai, semakin terlihat secara eksplisit dalam organisasi (Cummings dan Worley, 2009). 1.2 Pertanyaan Penelitian Berdasarkan uraian latar belakang masalah di atas, maka pertanyaan penelitiannya adalah sebagai berikut: 1. Bagaimana langkah-langkah yang diterapkan oleh Darya-Varia pada proses perumusan ketujuh nilai-nilai inti BERSATU? 2. Bagaimana langkah-langkah yang diterapkan oleh Darya-Varia pada proses penanaman ketujuh nilai-nilai inti BERSATU? 3. Bagaimana langkah-langkah yang diterapkan oleh Darya-Varia pada proses pelembagaan ketujuh nilai-nilai inti BERSATU? 4. Faktor-faktor apa saja yang menjadi kendala dan mempengaruhi kesuksesan pelembagaan ketujuh nilai-nilai inti BERSATU? 7

1.3 Tujuan Penelitian Berdasarkan pertanyaan penelitian di atas, maka tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Mengevaluasi langkah-langkah yang diterapkan oleh Darya-Varia pada proses perumusan ketujuh nilai-nilai inti BERSATU. 2. Mengevaluasi langkah-langkah yang diterapkan oleh Darya-Varia pada proses penanaman ketujuh nilai-nilai inti BERSATU. 3. Mengevaluasi langkah-langkah yang diterapkan oleh Darya-Varia pada proses pelembagaan ketujuh nilai-nilai inti BERSATU. 4. Mengidentifikasi faktor-faktor yang menjadi kendala dan mempengaruhi kesuksesan pelembagaan ketujuh nilai-nilai inti BERSATU. 1.4 Manfaat Penelitian berikut: Manfaat yang dapat diperoleh dari penelitian yang dilakukan adalah sebagai 1. Memberikan masukan kepada tim manajemen puncak Darya-Varia dalam mempertahankan manajemen perusahaan yang berdasarkan sistem valuedriven management. 2. Sebagai acuan bagi perusahan-perusahaan lain yang ingin melakukan pelembagaan nilai-nilai inti atau pelembagaan best practice lainnya. 8

1.5 Batasan Penelitian Penelitian ini menggunakan metode pengumpulan data dan analisis data kualitatif. Mengingat karyawan Darya-Varia dan kedua afiliasinya tersebar di kantor pusat dan kantor cabang di berbagai kota di seluruh Indonesia, maka peneliti membatasi partisipan yang ikut dalam penelitian ini adalah karyawan yang berkantor di wilayah Jabodetabek. Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi proses perumusan, penanaman, dan pelembagaan nilai-nilai inti di Darya-Varia dan kedua perusahaan afiliasinya, namun dampak dari kesuksesan pelembagaan nilai-nilai inti tersebut terhadap performa perusahaan tidak dievaluasi dalam penelitian ini. 1.6 Sistematika Penulisan Penelitian ini disusun ke dalam lima bab, dengan sistematika penelitian sebagai berikut: 1. Bab I: Pendahuluan Bab Pendahuluan berisi penjelasan mengenai latar belakang penelitian, pertanyaan penelitian, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan sistematika penulisan. 2. Bab II: Tinjauan Pustaka Bab Tinjauan Pustaka berisi teori-teori dan hasil-hasil penelitian sebelumnya yang berkaitan erat dengan penelitian ini. 9

3. Bab III: Metode Penelitian dan Gambaran Umum Perusahaan Bab Metode Penelitian dan Gambaran Umum Perusahaan berisi penjelasan mengenai metode pengumpulan dan analisis data yang digunakan, serta pemaparan mengenai gambaran umum perusahaan yang menjadi tempat penelitian dilakukan. 4. Bab IV: Hasil Penelitian dan Pembahasan Bab Hasil Penelitian dan Pembahasan berisi hasil penelitian dan pembahasan secara menyeluruh. Hasil penelitian disajikan dalam bentuk tulisan, kutipan, gambar, dan foto, sedangkan pembahasan berisi penjelasan terperinci secara kualitatif. 5. Bab V: Simpulan dan Saran Bab Simpulan dan Saran berisi simpulan yang merupakan pernyataan singkat dari hasil penelitian yang telah dilakukan, sedangkan saran merupakan masukan dari peneliti bagi perusahaan untuk mencapai kesuksesan pelembagaan nilai-nilai inti. 10