Hubungan Albumin Serum Awal Perawatan dengan Perbaikan Klinis Infeksi Ulkus Kaki Diabetik di Rumah Sakit di Jakarta

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. Diabetes saat ini menjadi masalah besar di seluruh. dunia dengan insidensi yang diperkirakan akan meningkat

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. produksi glukosa (1). Terdapat dua kategori utama DM yaitu DM. tipe 1 (DMT1) dan DM tipe 2 (DMT2). DMT1 dulunya disebut

BAB I PENDAHULUAN. mellitus tipe 2 di dunia sekitar 171 juta jiwa dan diprediksi akan. mencapai 366 juta jiwa tahun Di Asia Tenggara terdapat 46

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Amerika Serikat prevalensi tahunan sekitar 10,3%, livetime prevalence mencapai

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. untuk bereaksi terhadap insulin dapat menurun, dan pankreas dapat menghentikan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Depresi adalah gangguan alam perasaan (mood) yang ditandai dengan

BAB IV METODE PENELITIAN. Penyakit Dalam sub bagian Infeksi Tropis. Bagian /SMF Ilmu Penyakit Dalam RSUP Dr. Kariadi Semarang mulai 1

UKDW BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Menurut Global Report On Diabetes yang dikeluarkan WHO pada tahun

BAB I PENDAHULUAN. DM yaitu DM tipe-1 dan DM tipe-2. Diabetes tipe-1 terutama disebabkan

Truly Dian Anggraini, Ervin Awanda I Akademi Farmasi Nasional Surakarta Abstrak

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 4 HASIL PENELITIAN. Telah dilakukan penelitian pada 32 pasien stroke iskemik fase akut

Nidya A. Rinto; Sunarto; Ika Fidianingsih. Abstrak. Pendahuluan

BAB 1 PENDAHULUAN. Diabetic foot merupakan salah satu komplikasi Diabetes Mellitus (DM).

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. sedangkan penyakit non infeksi (penyakit tidak menular) justru semakin

BAB I PENDAHULUAN. menjadi lemah ginjal, buta, menderita penyakit bagian kaki dan banyak

BAB I PENDAHULUAN. World Health Organization (2006), merumuskan bahwa diabetes. melitus (DM) merupakan kumpulan masalah anatomi dan kimiawi dari

BAB 1 PENDAHULUAN. sekresi insulin yang progresif dilatar belakangi oleh resistensi insulin (Soegondo,

BAB I PENDAHULUAN. Sindrom klinik ini terjadi karena adanya respon tubuh terhadap infeksi, dimana

Diabetes Mellitus Type II

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. yang timbul karena kelainan metabolisme yang disebabkan oleh tidak bekerjanya

BAB IV METODE PENELITIAN. Penelitian ini mencakup bidang Ilmu Penyakit Saraf.

BAB I PENDAHULUAN. Diabetes Melitus (DM) merupakan kelompok penyakit metabolic dengan karakteristik

BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Gagal ginjal kronik (Chronic Kidney Disease) merupakan salah satu penyakit

Faktor-faktor yang Berkorelasi dengan Status Nutrisi pada Pasien Continuous Ambulatory Peritoneal Dialysis (CAPD)

BAB III METODE PENELITIAN. Ruang lingkup keilmuan pada penelitian ini mencakup bidang Ilmu Penyakit

BAB I PENDAHULUAN. kurang lebih 21 hari. Albumin mengisi 50% protein dalam darah dan menentukan

BAB I PENDAHULUAN. hidup yaitu penyakit Diabetes Melitus. Diabetes Melitus (DM) merupakan

BAB III METODE PENELITIAN. Kariadi Semarang pada periode Maret Juni neutrofil limfosit (NLR) darah tepi sebagai indikator outcome stroke iskemik

BAB 1 PENDAHULUAN. aktivitas fisik dan meningkatnya pencemaran/polusi lingkungan. Perubahan tersebut

BAB I PENDAHULUAN. I.A Latar Belakang. Diabetes merupakan salah satu penyakit yang. diperkirakan prevalensi di seluruh dunia akan meningkat

BAB 1 PENDAHULUAN. dengan tindakan pembedahan. Beberapa penelitian di negara-negara industri

BAB I PENDAHULUAN. Menurut International Diabetes Federation (IDF, 2015), diabetes. mengamati peningkatan kadar glukosa dalam darah.

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. kreatinin serum pada pasien diabetes melitus tipe 2 telah dilakukan di RS

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

UKDW BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Neuropati diabetika merupakan komplikasi yang paling sering muncul

HUBUNGAN PERILAKU PASIEN DALAM PERAWATAN DIABETES MELITUS DENGAN ULKUS DIABETIKUM PADA PASIEN DIABETES MELITUS DI RUANG RINDU A1 DAN A2 RSUP H

BAB 5 PEMBAHASAN. IMT arteri karotis interna adalah 0,86 +0,27 mm. IMT abnormal terdapat pada 25

BAB I PENDAHULUAN. Kaki diabetik merupakan komplikasi dari diabetes melitus (DM) yang

BAB IV METODE PENELITIAN. 4.1 Ruang lingkup penelitian Ruang lingkup penelitian ini mencakup bidang Neurologi dan Imunologi.

BAB I PENDAHULUAN. Malnutrisi merupakan salah satu permasalahan yang banyak dialami

BAB I PENDAHULUAN. insulin secara relatif maupun absolut (Hadisaputro & Setyawan, 2007).

BAB I PENDAHULUAN.

BAB 1 PENDAHULUAN. atau oleh tidak efektifnya insulin yang dihasilkan. Hal ini menyebabkan

BAB I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. tubuh dan menyebabkan kebutaan, gagal ginjal, kerusakan saraf, jantung, kaki

BAB I PENDAHULUAN. hiperglikemi yang berkaitan dengan ketidakseimbangan metabolisme

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Diabetes Melitus (DM) adalah suatu sindrom klinis kelainan metabolik

BAB 1 PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang. pada awalnya mungkin menimbulkan sedikit gejala, sementara komplikasi

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Gambaran Umum Rumah Sakit RSUD dr. Moewardi. 1. Rumah Sakit Umum Daerah dr. Moewardi

BAB 1 : PENDAHULUAN. pergeseran pola penyakit. Faktor infeksi yang lebih dominan sebagai penyebab

BAB 5 HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB 3 METODE PENELITIAN. Ruang lingkup penelitian adalah Ilmu Penyakit Saraf. Penelitian dilakukan di Bangsal Rawat Inap Penyakit Saraf RS Dr.

BAB I PENDAHULUAN UKDW. pada sel beta mengalami gangguan dan jaringan perifer tidak mampu

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Tabel 6. Distribusi subjek penelitian berdasarkan jenis kelamin

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Diabetes adalah penyakit kronik yang terjadi ketika pankreas tidak bisa

BAB 1 PENDAHULUAN. memerlukan upaya penanganan tepat dan serius. Diabetes Mellitus juga

BAB I PENDAHULUAN. berbagai masalah lingkungan yang bersifat alamiah maupun buatan manusia.

BAB 4 HASIL PENELITIAN. sedang-berat yang memenuhi kriteria sebagai subyek penelitian. Rerata umur

BAB I PENDAHULUAN UKDW. berumur 30 tahun (Riskesdas 2013) , dengan usia 15 tahun sebanyak 6,9 %, data Rikesdas 2013

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Jogja yang merupakan rumah sakit milik Kota Yogyakarta. RS Jogja terletak di

Obat Herbal Diabetes Kering

PERBEDAAN ANGKA KEJADIAN HIPERTENSI ANTARA PRIA DAN WANITA PENDERITA DIABETES MELITUS BERUSIA 45 TAHUN SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. dunia dan menyebabkan angka kematian yang tinggi. Penyakit ini

Skripsi Ini Disusun untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Ijazah S1 Gizi. Disusun Oleh: Seno Astoko Putro J

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB III METODE PENELITIAN. mengaitkan aspek paparan (sebab) dengan efek. Pendekatan yang digunakan

BAB I PENDAHULUAN. menggunakan insulin yang diproduksi dengan efektif ditandai dengan

4. Tiazolidindion Insulin VI. Komplikasi Diabetes B. Landasan Teori C. Hipotesis BAB III Metodologi Penelitian...

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

LAPORAN PENELITIAN Pengaruh Depresi Terhadap Perbaikan Infeksi Ulkus Kaki Diabetik

BAB I PENDAHULUAN. kelahiran preterm, dan intrauterine growth restriction (IUGR) (Sibai, 2005;

BAB.I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Diabetes Melitus adalah penyakit kelainan metabolik yang memiliki

BAB 1 PENDAHULUAN. penduduk dunia meninggal akibat diabetes mellitus. Selanjutnya pada tahun 2003

BAB 6 PEMBAHASAN. Telah dilakukan penelitian pada 75 ibu hamil dengan usia kehamilan antara 21

BAB I PENDAHULUAN. Diabetes melitus merupakan salah satu penyakit degeneratif yang

BAB 1 PENDAHULUAN. Penyakit Diabetes Melitus atau kencing manis, seringkali dinamakan

Obat Penyakit Diabetes dan Berbagai Komplikasi Neuropati

BAB 5. HASIL PENELITIAN. diperoleh 52 subjek yang menderita LLA yang terbagi menjadi 2 kelompok,

BAB I PENDAHULUAN UKDW. Indonesia setiap tahun meningkat. World Health Organization (WHO) besar pada tahun-tahun mendatang (Gustaviani, 2007).

BAB III METODE PENELITIAN. Ruang lingkup penelitian ini mencakup bidang Neurologi.

Perubahan Status Fungsi Hati, Status Nutrisi, Keseimbangan Nitrogen pada Pasien Sirosis

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. manifestasi berupa hilangnya toleransi kabohidrat (Price & Wilson, 2005).

BAB 1 PENDAHULUAN. Diabetes mellitus (DM) adalah sekelompok gangguan metabolik. dari metabolisme karbohidrat dimana glukosa overproduksi dan kurang

BAB I PENDAHULUAN. Diabetes millitus merupakan sekelompok kelainan heterogen yang ditandai oleh

Penelitian ini merupakan penelitian observasional belah lintang ( ) dimana antara variabel bebas dan terikat diukur pada waktu yang. bersamaan. 3.2.

BAB 1 PENDAHULUAN. yang saat ini makin bertambah jumlahnya di Indonesia (FKUI, 2004).

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. tidak adanya insulin menjadikan glukosa tertahan di dalam darah dan

BAB 1 PENDAHULUAN. penting untuk mengetahui bagaimana melakukan tindakan. Disadari bahwa bila

BAB 1 PENDAHULUAN. Stroke adalah cedera otak yang berkaitan dengan gangguan aliran. yang menyumbat arteri. Pada stroke hemoragik, pembuluh darah otak

BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang American Diabetes Association (ADA) menyatakan bahwa Diabetes melitus

BAB I PENDAHULUAN. diatas atau sama dengan 126 mg/dl (Misnadiarly, 2006). Gangguan. jaringan tubuh. Komplikasi DM lainnya adalah kerentanan terhadap

UKDW BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Diabetes Melitus (DM) adalah suatu penyakit kronis yang terjadi baik ketika

Transkripsi:

LAPORAN PENELITIAN Hubungan Albumin Serum Awal Perawatan dengan Perbaikan Klinis Infeksi Ulkus Kaki Diabetik di Rumah Sakit di Jakarta Hendra Dwi Kurniawan 1, Em Yunir 2, Pringgodigdo Nugroho 3 1 Departemen Ilmu Penyakit Dalam, Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2 Divisi Metabolik Endokrin, Departemen Ilmu Penyakit Dalam, Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 3 Divisi Ginjal Hipertensi, Departemen Ilmu Penyakit Dalam, Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia ABSTRAK Latar Belakang. Ulkus kaki diabetik terinfeksi merupakan kasus DM yang paling banyak dirawat di RS, berhubungan dengan morbiditas, mortalitas, biaya yang tinggi dan bersifat multifaktorial. Salah satu faktor yang berpengaruh adalah albumin. Belum ada penelitian yang secara langsung menghubungkan konsentrasi albumin serum awal perawatan dengan perbaikan klinis infeksi ulkus kaki diabetik. Belum ada batasan mengenai konsentrasi albumin yang dapat mempengaruhi perbaikan klinis infeksi ulkus kaki diabetik. Penelitian ini bertujuan Mendapatkan data mengenai konsentrasi albumin serum awal perawatan dan hubungannya dengan perbaikan klinis infeksi ulkus kaki diabetik. Metode. Penelitian dengan desain kohort prospektif terhadap 71 pasien diabetes dengan ulkus kaki terinfeksi yang dirawat terinfeksi menggunakan kriteria IDSA. Data klinis dan albumin serum diambil dalam 24 jam pertama perawatan dan diikuti dalam 21 hari perawatan dengan terapi standar untuk dilihat perbaikan klinis infeksi ulkus kaki diabetik. Perbedaan rerata konsentrasi albumin antara subjek yang mengalami perbaikan klinis infeksi dan yang tidak, diuji dengan uji t tidak berpasangan dengan batas kemaknaan p<0,05. Untuk analisis multivariat, digunakan analisis regresi logistik dengan koreksi terhadap variabel perancu. Kemudian dinilai kemampuan konsentrasi albumin serum dalam memprediksi perbaikan klinis dengan membuat kurva ROC dan menghitung AUC. Lalu ditentukan titik potong konsentrasi albumin serum dengan Hasil. Rerata konsentrasi albumin pada kelompok yang tidak mengalami perbaikan klinis infeksi ulkus kaki diabetik dan yang perbaikan, masing-masing sebesar 2,47 (0,45) g/dl dan 2,94 (0,39) g/dl (p<0,001). Setelah penambahan variabel perancu, didapatkan adjusted OR untuk setiap penurunan konsentrasi albumin 0,5 g/dl adalah 4,81 (IK95% 1,80;10,07). Konsentrasi albumin kurang dari 2,66 g/dl dapat memprediksi bahwa ulkus kaki diabetik terinfeksi tidak akan mengalami Simpulan. Terdapat hubungan antara konsentrasi albumin serum awal perawatan dengan perbaikan klinis infeksi ulkus kaki diabetik. Konsentrasi albumin serum kurang dari 2,66 g/dl dapat memprediksi ulkus kaki diabetik terinfeksi tidak akan Kata Kunci. albumin serum; ulkus kaki diabetik terinfeksi PENDAHULUAN diabetes melitus (DM) yang banyak dirawat di rumah peningkatan morbiditas, penurunan kualitas hidup, 1-4 faktor, termasuk fungsi seluler, biokimia dan albumin untuk mengembalikan integritas jaringan. 5-8 yang secara langsung menghubungkan konsentrasi albumin albumin serum yang berhubungan tersebut untuk dilakukan 9 konsentrasi albumin serum awal perawatan dan hubungannya 31

Hendra Dwi Kurniawan, Em Yunir, Pringgodigdo Nugroho METODE melitus dengan ulkus kaki terinfeksi yang dirawat inap pada kurun waktu April-Agustus 2014. berusia lebih dari 18 tahun, menderita diabetes melitus dengan ulkus kaki terinfeksi sedang atau berat kriteria (IDSA), mendapat perawatan amputasi mayor sejak awal perawatan ( atau ), menderita penyakit arteri perifer berat, penyakit ginjal kronik ( mengalami amputasi mayor dalam perawatan ( atau ), pulang atas permintaan sendiri. kaki, pemeriksaan laboratorium, foto polos kaki, serta rontgen kaki. Data diambil saat pasien mulai dirawat dan maksimal sampai dengan 21 hari perawatan untuk diketahui kemudian dicatat dan selanjutnya dilakukan analisis. dilakukan pengeditan mengenai kelengkapan pengisian frekuensi dan tabel silang sesuai dengan tujuan distribusi normal. Jika distribusi bukan normal digunakan nilai median dan rentang. Untuk data kategorik, dilakukan penilaian frekuensi dan persentase frekuensi. rerata konsentrasi albumin antara subyek yang mengalami berpasangan dengan batas kemaknaan p<0,05. Selanjutnya konsentrasi albumin serum dalam memperkirakan perbaikan HASIL Jumlah pasien diabetes melitus dengan ulkus kaki jumlah (%) a. Perempuan 38 (53,5) b. Laki-laki 33 (46,5) Usia, rerata (SB) 54,56 (SB 8,12) jumlah (%) a. Tidak sekolah b. SD c. SMP d. SMA e. Perguruan Tinggi, jumlah (%) a. < 5 tahun (%) b. > 5 tahun (%) 3 (4,2) 24 (33,8) 22 (31) 7 (9,9) 34 (47,9) 37 (52,1) median (min-maks) 7 (0-30), jumlah (%) a. b. Insulin c. d. Tanpa obat IMT, jumlah (%) a. b. Normal c. Berat badan lebih d. Obesitas 1 e. Obesitas 2, jumlah (%) a. Tidak malnutrisi b. Berisiko malnutrisi c. Malnutrisi 43 (60,6) 11 (15,5) 4 (5,6) 13 (18,3) 5 (7) 25 (35,2) 22 (31) 4 (5,6) 2 (2,8) 34 (47,9) 35 (49,3) 32 Jurnal Penyakit Dalam Indonesia Vol. 2, No. 1 Januari 2015

Hubungan Albumin Serum Awal Perawatan dengan Perbaikan Klinis Infeksi Ulkus Kaki Diabetik di Rumah Sakit di Jakarta, jumlah (%) a. b. c. d. e. Stroke a. b. Leukosit, median (min-maks) c. d. e. f., jumlah (%) 3 (9,4) 29 (90,6) 64 (76,1) 49 (69) 6 (8,5) 8 (11,3) 10.82 (SB 1,92) 18.500 (7.690-66.000) 246 (25-915) 9,58 (SB 2,45) 2,79 (SB 0,47) 1,3 (0,47-5,4) 13 (18,3) 6 (8,5) 52 (73,2) median luas luka rata-rata 18 (3-162,2) cm 2, sebagian Median lama luka adalah 14 (1-120) hari. Penyebab luka tersering adalah trauma mekanik. Sebagian subyek memiliki riwayat luka dan amputasi sebelumnya. Pada digunakan adalah amoksisilin (42,86% subyek yang 2, median (min-maks) 18 (3-162,2), median (min-maks) 14 (1-120), mean (SB) 21,99 (SB 12,23), jumlah (%) a. b. c. d. e., jumlah (%) a. Infeksi sedang b. Infeksi berat, jumlah (%) a.tidak b.ada jumlah (%) a. Tidak b. Ada 17 (23,9) 34 (47,9) 4 (6,6) 1 (1,4) 13 (18,3) 58 (81,7) 46 (64,8) 25 (35,2) 56 (78,9) median (min-maks) 14 (1-120) jumlah (%) a. Trauma mekanik b. Trauma kimia c. Trauma termis d. Spontan e. Lain-lain 35 (49,3) 2 (2,8) 5 (7) 28 (39,4) 1 (1,4) jumlah (%) 34 (47,9) jumlah (%) 7 (9,9) jumlah (%) a. Ya b. Tidak c. Tidak tahu jumlah (%) a. Tidak b. Membaik 21 (29,6) 23 (32,4) 27 (38) 23 (32,39) 48 (67,61) terikat Variabel bebas 1 2,47 (SB 0,45) Ya 2,94 (SB 0,39) P <0,01 2 Luas luka (cm 2 ), rerata 56,92 21,66 <0,01 3 a.derajat 1,2,3 b. derajat 4,5 6 17 26 22 0,03 4 Penyakit arteri perifer ringansedang (jumlah) a.tidak b. Ada 5 Malnutrisi (jumlah subjek) a. Tidak dan berisiko malnutrisi b. Malnutrisi 6 a. Tidak b. Ada 12 11 12 11 4 19 41 7 24 24 13 35 0,03 0,86 0,37 Dari hasil uji t didapatkan rerata konsentrasi albumin sedangkan yang mengalami perbaikan adalah 2,94 (SB Dengan menggunakan analisis regresi bertahap dengan metode selanjutnya luka dan adanya penyakit arteri perifer ringan-sedang. Variabel B P OR Albumin -3,14 0,002 0,04 0,01; 0,31 Luas luka 0,03 0,002 1,03 1,01; 1,05 PAD ringan-sedang 2,38 0,008 10,82 1,88; 62,30 6,08 0,02 435,33 33

Hendra Dwi Kurniawan, Em Yunir, Pringgodigdo Nugroho yang bermakna adalah konsentrasi albumin serum, adanya penyakit arteri perifer ringan-sedang, dan luas luka. Pada memperoleh nilai AUC. gambar 2. dikategorikan menjadi dua kelompok, yaitu subyek dengan DISKUSI Sebanyak 38 orang (53,5%) diantaranya perempuan, dengan mean usia 54,56 (SB 8,12) tahun. Sebagian besar subyek sudah menderita DM lebih dari 5 tahun (52,1%) dengan median lama menderita DM 7 (0-30) tahun dan darah jangka pendek buruk, yaitu median gula darah jangka panjang yang buruk dengan didapatkan mayoritas subyek memiliki pengendalian DM yang buruk berdasarkan lama menderita DM yang mayoritas lebih dari 5 tahun diagnosis diabetes. 10,11 terkontrol berkaitan dengan terjadinya komplikasi kronis DM yang merupakan predisposisi terjadinya ulkus kaki 10,12 Subyek sebelumnya. cm 2. Luas luka ini lebih besar dibandingkan dengan hasil 13 Median lama luka adalah 14 (1-120) hari. Median waktu lama luka ini sesuai dengan lainnya. Lama rawat ini sebenarnya sesuai dengan anjuran 14 Sebagian besar penyebab luka adalah trauma mekanik 34 Jurnal Penyakit Dalam Indonesia Vol. 2, No. 1 Januari 2015

Hubungan Albumin Serum Awal Perawatan dengan Perbaikan Klinis Infeksi Ulkus Kaki Diabetik di Rumah Sakit di Jakarta atau tertusuk, sedangkan trauma spontan dialami oleh 39,4% subyek. Trauma mekanik sebagai penyebab luka kombinasi perawatan kaki yang baik dan pendidikan yang tepat bagi penderita diabetes. 15 Derajat infeksi subyek yang berguna untuk grading 16 rerata albumin yang lebih rendah seusai dengan pasien diabetes tanpa ulkus kaki. DM sendiri dapat menyebabkan terjadinya hipoalbuminemia. Pasien DM tanpa ulkus memiliki konsentrasi albumin yang lebih rendah dibandingkan dengan pasien tanpa DM. 17 Pada pasien DM, asupan kalori sering dibatasi untuk mencapai target glukosa darah dan penanda metabolisme yang terkait, sementara asupan protein dibatasi untuk mengurangi proteinuria 18 Sebagian pasien DM akan mengalami komplikasi ginjal, terjadi proteinuria dan dapat memicu hipoalbuminemia. 19-21 konsentrasi albumin yang lebih rendah. 17 Ada beberapa hal yang menyebabkan hal itu. Secara umum, hipoalbuminemia hasil dari penurunan sintesis albumin saja, tetapi proses perpindahan albumin transkapiler dapat meningkatkan beberapa kali lipat. 22-24 menghubungkan konsentrasi albumin dengan ulkus 9 (67,61%) mengalami perbaikan dalam 21 hari perawatan. perbedaan rerata konsentrasi albumin serum antara subyek yang mengalami perbaikan klinis infeksi dan yang AUC, didapatkan konsentrasi albumin kurang dari 2,66 albumin serum dengan perbaikan klinis infeksi ulkus kaki risiko amputasi pada pasien yang dirawat dengan ulkus nilai konsentrasi albumin tersebut. 25 potong konsentrasi albumin serum yang berhubungan konsentrasi albumin serum ini sendiri menjadi awal perawatan dengan perbaikan klinis infeksi ulkus hubungan sebab akibat karena telah memenuhi beberapa hubungan waktu ( ), kuatnya asosiasi, hubungan yang tergantung dosis ( ),. Terdapat beberapa sifat albumin yang menyokong temuan klinis terdapat hubungan antara konsentrasi albumin serum awal perawatan dengan berikatan dengan substansi tertentu, fungsi metabolik, 25 35

Hendra Dwi Kurniawan, Em Yunir, Pringgodigdo Nugroho berpengaruh dalam hubungan albumin dengan perbaikan malnutrisi memiliki p>0,25, sehingga bukan merupakan bermakna adalah penyakit arteri perifer ringan-sedang dan langsung antara konsentrasi albumin dengan perbaikan derajat IDSA infeksi sedang atau berat, mengingat sebagian besar pasien di Indonesia, berobat dalam kondisi yang menggunakan data primer, dengan jumlah sampel yang cukup, cukup baik untuk mempelajari hubungan faktor risiko dengan efek atau penyakit, sehingga berhasil waktu antara paparan dan keluaran dengan lebih tepat. yang didapat merupakan hubungan yang independen. awal perawatan yang mempengaruhi perbaikan klinis memberikan tambahan pengetahuan dan landasan untuk menggunakan keluaran perbaikan klinis infeksi ulkus kaki dengan perhitungan bahwa waktu pengamatan 3 minggu, ada standar berapa lama waktu yang diperlukan untuk konsentrasi albumin dengan perbaikan klinis infeksi ulkus hanya salah satu dari faktor-faktor tersebut. Beberapa Untuk penanda infeksi sendiri, belum terdapat baku emas, sehingga digunakan kriteria klinis infeksi menurut IDSA, karena dianggap yang terbaik untuk menentukan SIMPULAN Terdapat hubungan antara konsentrasi albumin serum awal perawatan dengan perbaikan klinis infeksi DAFTAR PUSTAKA 1. 2. 3. Dergisi. 2009;22(1):2-13. 4. 5. Diabetes and Podiatry. 2003:199-212. 6. 7. 2012;5(1):215 22. 8. 9. 10. Metabolic Syndrome and Obesity: Targets and Therapy. 2011;4 371-75. 11. 2010;8:62. 36 Jurnal Penyakit Dalam Indonesia Vol. 2, No. 1 Januari 2015

Hubungan Albumin Serum Awal Perawatan dengan Perbaikan Klinis Infeksi Ulkus Kaki Diabetik di Rumah Sakit di Jakarta 12. 13. from the Eurodiale study. Diabetologia. 2007 Jan;50(1):18-25. 14. 15. 16. 2007;44:562-5. 17. Feb;5(1):32-6. 18. and independently associates with prognosis Experimental dan 19. we are going. Diabetes Spectrum. 2006;19(3):153-6. 20. 2004;14:89-92. 21. 22. Ballmer PE. Causes and mechanisms of hypoalbuminaemia. Clinical 23. 24. 25. in Transfusion Medicine. 2008;5(4):392-6. 37