BAB III KERANGKA BERPIKIR DAN KONSEP PENELITIAN. Kebijakan publik adalah keputusan pemerintah yang berpengaruh terhadap

dokumen-dokumen yang mirip
I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. dan peningkatan ketahanan pangan nasional. Hasil Sensus Pertanian 1993

LAPORAN AKHIR PENELITIAN TA 2011 DAMPAK PERUBAHAN IKLIM TERHADAP KERAWANAN PANGAN TEMPORER/MUSIMAN

BAB I PENDAHULUAN. Masalah konsumsi beras dan pemenuhannya tetap merupakan agenda

Bab 1. Pendahuluan. 1.1 Latar Belakang

PROPOSAL POTENSI, Tim Peneliti:

ANALISIS PERTUMBUHAN PDB SEKTOR PERTANIAN TAHUN 2005

DAFTAR ISI.. DAFTAR GAMBAR.. DAFTAR LAMPIRAN.

I. PENDAHULUAN 1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. pertumbuhan ekonomi di Indonesia. Kemampuan sektor pertanian dalam

I. PENDAHULUAN. Padi merupakan salah satu komoditi pangan yang sangat dibutuhkan di

III. KERANGKA PEMIKIRAN Adaptasi petani terhadap Perubahan Iklim. Menurut Chambwera (2008) dalam Handoko et al. (2008)

PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Beras merupakan bahan pangan pokok bagi sebagian besar penduduk

KEBIJAKAN HARGA INPUT-OUTPUT DAN PENGARUHNYA TERHADAP KENAIKAN PRODUKSI DAN PENDAPATAN PETANI PADI

I. PENDAHULUAN. Pangan merupakan kebutuhan yang mendasar (basic need) bagi setiap

IX. KESIMPULAN DAN IMPLIKASI KEBIJAKAN. A. Kesimpulan. 1. Pada daerah sentra produksi utama di Indonesia, perkembangan luas panen,

Produksi Padi Tahun 2005 Mencapai Swasembada

4.3. PENGEMBANGAN MODEL

ANALISIS KEBIJAKAN PENENTUAN HARGA PEMBELIAN GABAH 1)

I. PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pulau Jawa merupakan wilayah pusat pertumbuhan ekonomi dan industri.

PENDAHULUAN. mereka berniat meningkatkan produksi padi semaksimal mungkin menuju

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. mempertahankan eksistensinya. Penggunaan lahan yang semakin meningkat

METODE PENELITIAN. Tabel 1 Jenis dan sumber data yang digunakan dalam penelitian. Tahun Publikasi BPS Kabupaten Lampung Barat

I. PENDAHULUAN. Indonesia selama ini dikenal sebagai negara yang memiliki sumber daya alam

BAB I. PENDAHULUAN. adalah mencukupi kebutuhan pangan nasional dengan meningkatkan. kemampuan berproduksi. Hal tersebut tertuang dalam RPJMN

I. PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

STRATEGI PENCAPAIAN SWASEMBADA PADI BERKELANJUTAN DI KALIMANTAN SELATAN MELALUI PENDEKATAN SISTEM DINAMIK

BAB III KERANGKA KONSEP PENELITIAN. peningkatan produksi pangan dan menjaga ketersediaan pangan yang cukup dan

PENDAHULUAN. Latar Belakang

Losses_kedelai LOSSES_kedelai_1. RAMP_LOSSES surplus. kebutuhan_kedelai. inisial_luas_tanam produski_kedelai Rekomendasi_pupuk

BAB III KEBIJAKAN STABILISASI HARGA

I. PENDAHULUAN. yang semakin meningkat menyebabkan konsumsi beras perkapita per tahun

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

I. PENDAHULUAN. (Riyadi, 2002). Dalam komponen pengeluaran konsumsi masyarakat Indonesia

II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Konversi Lahan Sawah

BAB I. PENDAHULUAN A.

I. PENDAHULUAN. bahan pangan utama berupa beras. Selain itu, lahan sawah juga memiliki

I. PENDAHULUAN. perekonomian nasional. Peran terpenting sektor agribisnis saat ini adalah

VII ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI PADI SEHAT

I. PENDAHULUAN Latar Belakang

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. lebih dari dua pertiga penduduk Propinsi Lampung diserap oleh sektor

I. PENDAHULUAN. Pembangunan pertanian, khususnya tanaman pangan bertujuan untuk meningkatkan

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang

III. RUMUSAN, BAHAN PERTIMBANGAN DAN ADVOKASI ARAH KEBIJAKAN PERTANIAN 3.3. PEMANTAPAN KETAHANAN PANGAN : ALTERNATIF PEMIKIRAN

PENDAHULUAN A. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. Komoditas tanaman pangan yang sangat penting dan strategis kedudukannya

Bab 1 Pendahuluan 1.1 Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. Dalam rangka pencapaian ketahanan pangan nasional, Pemerintah terus berupaya

I. PENDAHULUAN 1. Latar Belakang

DAFTAR ISI. PRAKATA... vi DAFTAR ISI... viii DAFTAR TABEL... x DAFTAR GAMBAR... xii

I. PENDAHULUAN. Perekonomian di sebagian besar negara-negara yang sedang berkembang. hal

Gambar 2.5: Hasil uji sensitivitas 2.4. HASIL ANALISIS

PENDAHULUAN 1. Latar Belakang

Bunaiyah Honorita Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Bengkulu Jl. Irian Km.6,5 Bengkulu 38119

MODEL KELEMBAGAAN PERTANIAN DALAM RANGKA MENDUKUNG OPTIMASI PRODUKSI PADI

BAB I PENDAHULUAN. 1.1.Latar Belakang

II. TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. perekonomian nasional. Hal ini dapat dilihat dari kontribusi yang dominan, baik

BAB IV METODE PENELITIAN. Perhitungan ketersediaan beras di tingkat Provinsi Bali menggunakan

PRODUKSI PANGAN INDONESIA

II. TINJAUAN PUSTAKA

I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

PERTUMBUHAN EKONOMI DI YOGYAKARTA TAHUN 2015

KINERJA PERTUMBUHAN PDB PERTANIAN 2003 : BERADA PADA FASE PERCEPATAN PERTUMBUHAN 1)

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian. Indonesia merupakan negara agraris dimana pertanian memegang peranan

LAPORAN AKHIR PENELITIAN TA 2006 ANALISIS KEBIJAKAN PENENTUAN HARGA PEMBELIAN GABAH

ANALISA DAYA DUKUNG LAHAN UNTUK PENYEDIAAN PANGAN DI WILAYAH JAWA TIMUR BAGIAN TENGAH

TINJAUAN PUSTAKA. Budidaya tebu adalah proses pengelolaan lingkungan tumbuh tanaman

BAB I PENDAHULUAN. Komoditas pangan masyarakat Indonesia yang dominan adalah beras yang

BAB I PENDAHULUAN. memiliki kontribusi bagi pembentukan Produk Domestik Bruto (PDB)

BAB I PENDAHULUAN. disegala bidang. Sektor pertanian merupakan salah satu sektor yang

BAB I. PENDAHULUAN. Tahun. Pusat Statistik 2011.htpp:// [Diakses Tanggal 9 Juli 2011]

DAFTAR TABEL. Jumlah Desa/Kelurahan Swasembada Menurut Kabupaten/Kota Tahun

faktor faktor yang berpengaruh

BAB I PENDAHULUAN. mempertahankan hidup dan kehidupannya. Undang-Undang Nomor 18 Tahun

I. PENDAHULUAN. Sektor pertanian merupakan salah satu sektor yang sangat penting dalam

PENDAHULUAN Latar Belakang

3.5 Teknik Pengumpulan data Pembatasan Masalah Definisi Operasional Metode Analisis Data

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan sektor pertanian selalu dikaitkan dengan kondisi kehidupan

Posisi Pertanian yang Tetap Strategis Masa Kini dan Masa Depan Jumat, 22 Agustus 2014

VI. KESIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan salah satu negara agraris di dunia, dimana sektor

PENDAHULUAN. Latar Belakang. pembangunan pertanian dan sebagai makanan utama sebagian besar masyarakat

I. PENDAHULUAN. peranan penting dalam meningkatkan perekonomian Indonesia melalui. perannya dalam pembentukan Produk Domestic Bruto (PDB), penyerapan

BAB I PENGANTAR. 1.1 Latar Belakang. Indonesia saat ini tengah menghadapi sebuah kondisi krisis pangan seiring

PENDAHULUAN. Latar Belakang. Sektor pertanian dalam tatanan pembangunan nasional memegang peranan

MODUL PTT FILOSOFI DAN DINAMIKA PENGELOLAAN TANAMAN TERPADU KEDELAI

POLITIK KETAHANAN PANGAN MENUJU KEMANDIRIAN PERTANIAN

PROSPEK TANAMAN PANGAN

I. PENDAHULUAN. Sumber: Badan Pusat Statistik (2009)

PENGEMBANGAN MODEL SISTEM DINAMIK UNTUK ANALISIS KETERSEDIAAN BERAS (STUDI KASUS : DIVRE JAWA TIMUR)

ARAHAN PENGEMBANGAN USAHATANI TANAMAN PANGAN BERBASIS AGRIBISNIS DI KECAMATAN TOROH, KABUPATEN GROBOGAN TUGAS AKHIR

BAB VII ANALISIS PERBANDINGAN USAHATANI

I. PENDAHULUAN. Indonesia sebagai negara beriklim tropis mempunyai potensi yang besar

I. PENDAHULUAN. umumnya, khususnya sebagai sumber penyediaan energi dan protein. Neraca

PENDAHULUAN 1. Latar Belakang

BAB 18 REVITALISASI PERTANIAN

Bab 1 Pendahuluan 1.1 Latar Belakang

Transkripsi:

BAB III KERANGKA BERPIKIR DAN KONSEP PENELITIAN 3.1 Kerangka Berpikir Gardner (1987) menyatakan penanganan masalah perberasan memerlukan kebijakan publik yang merupakan bagian dari kebijakan pembangunan pertanian. Kebijakan publik adalah keputusan pemerintah yang berpengaruh terhadap kepentingan hidup orang banyak atau publik. Bentuk-bentuk kebijakan publik tersebut antara lain dalam hal penentuan harga pembelian pemerintah (HPP), tarif impor beras, subsidi pupuk, dan termasuk pemberian ijin konversi lahan sawah. Analisis kebijakan yang bertujuan untuk mensintesis informasi untuk menghasilkan rekomendasi alternatif rancangan kebijakan, merupakan langkah kebijakan yang harus dilakukan sebelumnya. Kebijakan perberasan merupakan kebijakan nasional yang bersifat lintas sektoral dan dinamis, sehingga memerlukan pendekatan dan simulasi sistem dinamis agar diperoleh informasi awal mengenai berbagai kemungkinan sebelum kebijakan tersebut diberlakukan. Sistem perberasan nasional terdiri atas beberapa sub sistem, antara lain sub sistem produksi, konsumsi, distribusi, tata niaga, dan harga (Irawan, 2005). Masing-masing sub sistem terdiri atas elemen atau unsur yang lebih spesifik dan sangat dipengaruhi oleh perkembangan waktu, sehingga sistem perberasan nasional bersifat dinamis. Di samping itu, sistem perberasan juga bersifat lintas sektoral karena meliputi berbagai institusi yang terkait, seperti sub sistem permintaan beras terkait dengan masalah kependudukan dan tingkat pendapatan 34

35 masyarakat, sub sistem produksi terkait dengan masalah luas lahan dan budidaya pertanian. Pendekatan sistem mengharuskan adanya pengetahuan mengenai hubungan timbal balik atau sebab akibat antar sub sistem di dalam sistem atau antar unsur di dalam sub sistem, serta hubungan sebab akibat tersebut yakni positif atau negatif. Secara umum diagram sebab akibat sistem penyediaan beras berdasarkan pendekatan sistem disajikan pada Gambar 3.1. Konversi lahan sawah 3(-) - Luas areal - Produksi p adi - Produktivitas dan IP Permintaan beras 1() Anomali iklim Ketersediaan beras - Jumlah p enduduk 2() Pertumbuhan jumlah penduduk Konsumsi p er kapita Rendemen Cadangan Imp or beras Gambar 3.1 Hubungan Sebab Akibat Model Dinamik Ketersediaan Beras di Bali Diagram diatas mengabaikan pengaruh harga gabah/beras terhadap tingkat produksi/penawaran. Hal ini disebabkan karena elastisitas harga beras terhadap jumlah penawaran tidak nyata (Irawan, 2001). Selama ini adanya peningkatan harga beras atau gabah tidak berpengaruh nyata terhadap upaya petani untuk

36 meningkatkan produksi padi. Penyebabnya adalah karena luas lahan garapan petani relatif sempit dan usahatani padi bersifat musiman. Produksi padi dipengaruhi secara positif oleh luas areal padi, teknologi usahatani, termasuk pascapanen. Indikator teknologi tersebut berupa produktivitas dan IP (Indeks Pertanaman) padi. Semakin luas areal sawah dan semakin tinggi produktivitas serta IP padi maka produksi padi akan semakin meningkat (). Sebaliknya terjadi pada anomali ik lim akan berpengaruh negatif terhadap jumlah produksi padi, yakni semakin sering frekuensi anomali iklim, baik karena pengaruh La Nina, El Nino, maupun serangan hama penyakit, akan mengurangi tingkat produksi padi. Ketersediaan beras dipengaruhi secara positif oleh tingkat produksi padi, rendemen beras, dan impor beras. Sebaliknya cadangan beras akan mengurangi tingkat ketersediaan beras karena cadangan tersebut merupakan penyisihan dari produksi saat ini untuk keperluan konsumsi tahun berikutnya. Ketersediaan beras juga mempunyai hubungan sebab akibat positif terhadap permintaan beras, dimana semakin tinggi ketersediaan beras, permintaan beras oleh masyarakat akan semakin tinggi pula. Kondisi tersebut mencerminkan elastisitas pendapatan terhadap permintaan bersifat positif. Pada kajian ini indikator tersebut dicerminkan oleh tingkat konsumsi beras per kapita yang meningkat setiap tahun, serta tingkat permintaan beras yang meningkat akibat bertambahnya jumlah penduduk. Hubungan sebab akibat antara produksi padi, ketersediaan beras, dan permintaan beras pada Gambar 3.1 dinyatakan dengan lingkaran pertama

37 (1) yang bersifat positif. Demikian pula hubungan sebab akibat antara jumlah penduduk dan laju pertumbuhan penduduk dinyatakan dengan lingkaran dua (2) yang bersifat positif. Bentuk hubungan sebab akibat yang bersifat positif tersebut dapat saja berupa hubungan linear atau eksponensial. Sebaliknya hubungan sebab akibat antara lahan sawah dan laju konversi lahan sawah dalam lingkaran (3) bersifat negatif. 3.2 Konsep Penelitian Beras merupakan komoditas pangan utama yang dibutuhkan masyarakat sehingga ketersediaannya harus dijaga sepanjang tahun. Pemodelan ketersediaan beras ini adalah untuk melihat pola ketersediaan beras di masa mendatang sebagai bahan pemenuhan kebutuhan konsumsi masyarakat, dengan berbagai alternative pengembangan scenario yang sesuai dengan kondisi nyata. Provinsi Bali sebagai salah satu provinsi di Indonesia, dan merupakan daerah provinsi dengan pengembangan pariwisata utama, membutuhkan kondisi ketersediaan pangan, sebagai hal yang paling dasar untuk dipenuhi agar keamanan dan kenyamanan wisatawan dapat diwujudkan. Melihat keterkaitan tersebut, maka model dinamik ketersediaan beras sangat penting untuk diketahui dan dipahami. Secara lebih rinci berikut ini merupakan konsep definisi variabel-variabel utama yang digunakan dalam penelitian ini sebagai berikut : 1. Model dinamik yang dimaksud dalam penelitian ini adalah hal-hal yang berkaitan dengan penyediaan (produksi) dan permintaan (konsumsi) beras.

38 2. Ketersediaan beras secara umum merupakankondisi terpenuhinya kebutuhan pangan beras bagi penduduk yang tercermin dari tersedianyapangan beras yang cukup baik dari sisi produksi maupun kebutuhan konsumsi. 3. Produksi adalah produksi total komoditas pangan beras yang berasal dari komponen produktivitas lahan rata-rata dan luas panen maupun produksi yang berasal dari tanah sawah maupun tegalan, yang dihasilkan di Provinsi Bali. 4. Penduduk secara umum menggunakan konsep demografi. Penduduk adalah semua orang yang berdomisili di wilayah geografis Provinsi Bali selama enam bulan atau lebih dan atau mereka yang berdomisili kurang dari enam bulan tetapi bertujuan untuk menetap. Wisatawan yang berkunjung ke Bali walaupun ikut mengkonsumsi pangan beras di Bali tidak diperhitungkan dalam penelitian ini. 5. Pendapatan adalah nilai pendapatan per kapita yang berasal dari sector pertanian tanaman pangan, yang merupakan turunan dari nialai tambah bruto. 6. Lahan yang dimaksud adalah luas lahan yang berasal dari hutan lindung, lahan pertanian padi (sawah), lahan pertanbian non padi, serta lahan non pertanian. 7. Neraca beras merupakan selisih antara kebutuhan beras total dengan beras yang tersedia. Sedangkan, beras tersedia merupakan produksi beras bruto

39 dikurangi penyusutan (dari proses pengangkutan, handling dan penyimpanan). 8. PDRB (produk domistik regional b ruto) yang dimaksud adalah angka normal pertumbuhannya sebagai alat untuk mengetahui pengaruh pendapatan per kapita karena efek nilai tambah bruto dari padi pertumbuhannya kecil.