Prosiding Seminar Nasional Volume 01, Nomor 1

dokumen-dokumen yang mirip
Eka Pratiwi Tenriawaru*, Nurhayati B, Andi Faridah Arsal. Program Studi Biologi, Fakultas MIPA Universitas Cokroaminoto Palopo ABSTRAK

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA DENGAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED INSTRUCTION

MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR IPA MATERI POKOK SUMBER ENERGI GERAK MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING

UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIKA DENGAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING

PENERAPAN PEMBELAJARAN BERBASIS PAIKEM PADA PELAJARAN MATEMATIKA MATERI DIFERENSIAL UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS XI IPA3 SMAN I PALOPO

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MELALUI PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE SNOWBALL THROWING

Mondang Syahniaty Elfrida Sinaga Guru Mata Pelajaran IPA SMP Negeri 1 Lubuk Pakam Surel :

IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN THINK PAIR SHARE PADA MATERI AJAR MENJAGA KEUTUHAN NKRI. Tri Purwati

MENINGKATKAN KEAKTIFAN DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS VIII SMP N 4 WONOSARI MELALUI STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISONS

BAB III METODE PENELITIAN. Classroom Action Research, yaitu suatu Action Research yang dilakukan di

JURNAL DAYA MATEMATIS, Volume 3 No. 3 November 2015

PEMBELAJARAN KOOPERATIF STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISION (STAD) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PENJASKES SISWA SMP

Suharti Guru Mata Pelajaran Bahasa Indonesia SMP Negeri 1 Lubuk Pakam Surel :

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA DENGAN MENGGUNAKAN METODE DISKUSI PADA MATA PELAJARAN PKN DI KELAS V SDN NO MEDAN DELI

Penerapan LKS Melalui Metode Pemecahan Masalah Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas VIII a SMP Negeri 3 Madapangga Tahun Pelajaran 2017/2018

MENINGKATKAN HASIL DAN PROSES BELAJAR SISWA KELAS XI IPA SMA PGRI 6 BANJARMASIN PADA KONSEP SISTEM EKSKRESI MELALUI MODEL PEMBELAJARAN LEARNING CYCLE

Oleh: Umi Hidayah Sahida 1, Noorhidayati 2, Kaspul 3 Program Studi Pendidikan Biologi PMIPA FKIP Universitas Lambung Mangkurat Banjarmasin 1,2,3

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPS DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW PADA SISWA KELAS IV SDN 1 GIMPUBIA. Oleh.

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD DALAM PENINGKATAN PEMBELAJARAN MATEMATIKA PADA SISWA KELAS V SEKOLAH DASAR

PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MELALUI PEMBELAJARAN KOOPERATIF GROUP INVESTIGATION PADA SISWA KELAS VII SMP NEGERI 15 BULUKUMBA

BAB III METODE PENELITIAN

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISION (STAD)

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas (classroom action

Riskah, S.Pd Guru SMAN 1 Kaliwungu Kabupaten Kendal

PENERAPAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING DENGAN MEDIA KONKRET DALAM PENINGKATAN PEMBELAJARAN PECAHAN PADA SISWA KELAS IV SDN 01 BOJONGSARI TAHUN AJARAN

1130 ISSN:

Kata Kunci: model STAD, pembelajaran, IPA

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW TERHADAP PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS VIIID SMPN 2 BURAU

BAB III METODE PENELITIAN

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI ORGANISASI KEHIDUPAN DENGAN STRATEGI PEMBELAJARAN THINK, TALK, WRITE

Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Fisika Melalui Model Mind Mapping Pada Siswa Kelas X Mas Kapita Kabupaten Jeneponto

Universitas Pendidikan Ganesha, Singaraja, Indonesia

PENINGKATAN HASIL BELAJAR PERBANDINGAN DAN SKALA MELALUI PEMBELAJARAN MATEMATIKA REALISTIK. Sri Suwarni

IMPLEMENTASI PENDEKATAN SAINTIFIK MELALUI MODEL PROBLEM BASED LEARNING UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN PROSES SAINS PADA MATA KULIAH KONSEP SAINS II

Muhamad Mahmud Surel : Guru Mata Pelajaran IPA SMP Negeri 1 Lubuk Pakam

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA DENGAN METODE THINK PAIR SHARE PADA MATERI TURUNAN

PROSIDING ISBN :

PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPA TERPADU MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL Fahmiati SMP Negeri 33 Makassar Abstrak

IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK TALK WRITE (TTW) SEBAGAI UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA

Ermei Hijjah Handayani*, Elva Yasmi Amran**, Rini***

BAB III METODE PENELITIAN. lazim dilalui, yaitu: (1) perencanaan, (2) pelaksanaan, (3) observasi, dan (4)

Mukarromah et al., Penerapan Model Pembelajaran...

PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TAKE AND GIVE UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR KOGNITIF SISWA SEKOLAH DASAR

Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Matematika 2 Mahasiswa Teknik Informatika Universitas Potensi Utama

Endang Srininsih SMP NEGERI 4 MATARAM

Tersedia online di EDUSAINS Website: EDUSAINS, 7 (2), 2015,

PENERAPAN MODEL PBL PADA MATA PELAJARAN TEKNIK KERJA BENGKEL UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI, AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA DI SMK

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR MAHASISWA PADA MATERI SIFAT-SIFAT WIRAUSAHAWAN MELALUI MODEL PROBLEM BASED LEARNING

Jurnal Pendidikan Akuntansi Indonesia, Vol. XII, No. 1, Tahun 2014 Shinta Agustina Siregar & Sukanti 1-13

BAB III METODE PENELITIAN. (Classroom Action Research), yaitu bentuk penelitian yang bersifat reflektif

Jurnal Geografi Media Infromasi Pengembangan Ilmu dan Profesi Kegeografian

Prosiding Seminar Nasional Volume 03, Nomor 1 ISSN

Penelitian Tindakan Kelas Rumpun Bidang Fisika, Biologi, Kimia dan IPA

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian yang dirancang dengan menggunakan metode penelitian tindakan

UPAYA MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MENGGUNAKAN MODEL COOPERATIVE LEARNING TIPE COURSE REVIEW HORAY (CRH)

ABSTRAK. Oleh: Risma Zuraida, Muhammad Zaini, Bunda Halang

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PKn MELALUI MODEL PEMBELAJARAN THINK PAIR SHARE

THINK PAIR SHARE UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS IV SDN 1 PURWOSARI TAHUN PELAJARAN 2013/2014

JEMBER TAHUN PELAJARAN

PENINGKATAN AKTIVITAS BELAJAR BAHASA INDONESIA MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN JIGSAW PADA SISWAKELAS VIII U SMP NEGERI 1 LUBUK PAKAM

PENERAPAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING DENGAN MEDIA KONKRET DALAM PENINGKATAN PEMBELAJARAN IPA PADA SISWA KELAS IV SDN 1 PANJER TAHUN AJARAN 2014/1015

Penerapan Strategi I-Care berbantuan E-Modul untuk Meningkatkan Hasil Belajar Materi Bangun Ruang Sisi Lengkung

PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Melalui Penerapan Pembelajaran Kooperatif Tipe Stad Pada Mata Pelajaran IPA di Kelas V SDN 10 Biau

III. METODE PENELITIAN. Subjek penelitian ini adalah siswa kelas VIII F SMP Negeri 19 Bandar

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Langkapura ini menggunakan model cooperative learning Tipe TSTS dengan

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED

PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MELALUI PEMBELAJARAN BERBASIS PENUGASAN PADA SISWA KELAS X1 SMA NEGERI 1 MARE

Penggunaan Model Cooperative Learning Tipe Think Pairs Hare Untuk Meningkatkan Hasil Belajar PKN pada Siswa Kelas V SD Inpres Duyu

550 Junaidi : Perbaikan Keterampilan Berpikir Siswa dalam Pembelajaran... WAHANA INOVASI VOLUME 4 No.2 JULI-DES 2015 ISSN :

MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIKA MELALUI MODEL PROBLEM SOLVING LEARNING BERBASIS DISCOVERY PADA KELAS VII

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian yang digunakan adalah penelitian tindakan kelas. Penelitian

NASKAH PUBLIKASI. Untuk memenuhi sebagian persyaratan Guna mencapai derajat Sarjana S-1 Pendidikan Guru Sekolah Dasar

Hannaning dkk : Penerapan pembelajaran Berbasis Inkuiri untuk Meningkatkan Kemampuan

JURNAL SKRIPSI. Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan dalam Menyelesaikan Program Sarjana (S1) Pendidikan Guru Sekolah Dasar

BAB III METODE PENELITIAN. Dalam bab ini akan diuraikan mengenai hal-hal yang berkaitan dengan

METODE THINK PAIR SHARE (TPS) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR BAHASA INGGRIS SISWA SEKOLAH MENENGAH PERTAMA

BAB III METODE PENELITIAN. pada situasi kelas atau yang lazim dikenal dengan classroom action research.

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS XI UPW SMK NEGERI 1 JEMBER MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK PAIR SHARE

PENERAPAN MODEL STUDENT FACILITATOR AND EXPLAINING UNTUK MELIHAT DAYA SERAP SISWA KELAS VIII-1 SMP NEGERI 29 MEDAN

*Keperluan Korespondensi, telp: ,

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR KIMIA MATERI ASAM DAN BASA DENGAN MENGGUNAKAN INQUIRY BASED LEARNING (IBL) PADA KELAS XI IPA 2 SMA NEGERI 5 MAKASSAR

BAB III METODE PENELITIAN

p-issn : e-issn :

Jurnal Penelitian Tindakan dan Pendidikan 3(2)

PENERAPAN METODE PRESENTASI DAN DISKUSI UNTUK MENINGKATKAN MINAT DAN HASIL BELAJAR FISIKA SISWA KELAS XII IPA3 SMA NEGERI 1 BANGGAI

PUBLIKASI ILMIAH DYAH LUSIANA A54F ABSTRAK

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian tindakan kelas atau PTK (Classroom Action Research), dimana

BAB III METODE PENELITIAN. sebanyak 17 orang yang terdiri dari 7 orang laki-laki dan 10 orang

Jurnal Serambi PTK, Volume III, No.2, Desember 2016 ISSN :

Purhandayani SMP Teuku Umar Semarang

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEADS TOGETHER (NHT) TERHADAP PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS VIIIC SMPN 3 PALOPO

Oleh: Asih Pressilia Resy Armis Zuhri D ABSTRACT

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Jurnal Pena Sains Vol. 3, No. 2, Oktober 2016 p-issn: e-issn:

PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING(PBL)

UPAYA MENINGKATKAN MINAT BELAJAR MATEMATIKA SISWA MENGGUNAKAN METODE PENEMUAN TERBIMBING DI SEKOLAH MENENGAH PERTAMA (SMP) NEGERI 1 YOGYAKARTA

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Dalam Pembelajaran IPA Dengan Metode Demonstrasi Dikelas V SDN 10 Biau

PENERAPAN METODE DEMONSTRASI BERBANTUAN MEDIA LECTORA UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPS TERPADU SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 16 BANDA ACEH ABSTRAK

PENINGKATAN HASIL BELAJAR ILMU PENGETAHUAN ALAM TENTANG CIRI-CIRI MAKHLUK HIDUP MELALUI METODE PEMBELAJARAN DISCOVERY LEARNING

Transkripsi:

Prosiding Seminar Nasional Volume 01, Nomor 1 PENINGKATAN MOTIVASI, AKTIVITAS, DAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI EKOSISTEM MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING KELAS VIIF SMP NEGERI 3 PALOPO 1 Sitti Hadijah 2 SMP Negeri 3 Palopo ABSTRAK Penelitian tindakan kelas bertujuan untuk meningkatkan motivasi, aktivitas dan hasil belajar biologi siswa kelas VII f SMP Negeri 3 Palopo melalui penerapan model pembelajaran Problem Based Learning pada materi ekosistem. Subjek penelitian berjumlah 34 siswa kelas VII f yang terdiri dari 22 laki-laki dan 12 perempuan pada semester genap tahun pelajaran 2013/2014. Penelitian ini dilaksanakan dalam dua siklus dengan empat kali pertemuan. Teknik pengumpulan data motivasi diperoleh melalui pemberian angket, data aktivitas belajar siswa diperoleh melalui lembar observasi, dan hasil belajar siswa berupa tes dalam bentuk pilihan ganda dan essay yang dilakukan pada tiap akhir siklus. Data yang diperoleh, dianalisis dengan menggunakan analisis statistik deskriptif kuantitatif. Hasil analisis data menunjukkan bahwa: 1) motivasi belajar siswa pada siklus I sebesar 46,9% meningkat pada siklus II menjadi 76,0%. 2) aktivitas siswa menunjukkan peningkatan dari siklus I ke siklus II pada setiap indikator. 3) rata-rata nilai hasil belajar siswa meningkat dari 65,97 pada siklus I menjadi 85,0 pada siklus II. Disimpulkan bahwa model pembelajaran Problem Based Learning meningkatkan motivasi, aktivitas dan hasil belajar biologi siswa kelas VII f SMP Negeri 3 Palopo. Kata Kunci: Model Pembelajaran PBL, Motivasi, Aktivitas dan Hasil Belajar. PENDAHULUAN Menurut Winkel (2005) motivasi belajar adalah keseluruhan daya penggerak psikis di dalam diri siswa yang menimbulkan kegiatan belajar, menjamin kelangsungan kegiatan belajar dan memberikan arah pada kegiatan belajar demi mencapai suatu tujuan pembelajaran. Motivasi belajar memegang peranan penting dalam memberikan gairah atau semangat dalam belajar, sehingga siswa yang bermotivasi tinggi memiliki energi banyak untuk melakukan kegiatan belajar. Sehingga siswa yang memiliki motivasi tinggi dan aktivitas belajar yang tinggi diharapkan dapat mengembangkan potensi yang dimilikinya sehingga mampu memecahkan permasalahan yang dihadapinya (Sanjaya, 2012). Berdasarkan hasil observasi tidak terstruktur yang dilakukan oleh peneliti pada tanggal 10 Oktober 2013 dengan guru dan siswa mengenai kendala atau keluhan yang dihadapi selama proses belajar mengajar biologi di kelas VII f SMP Negeri 3 Palopo adalah adanya pembelajaran yang masih cenderung berpusat pada guru (teacher centered) bukan pembelajaran yang berorientasi pada siswa (student centered) sehingga proses pembelajaran seperti ini dianggap cara yang kurang tepat untuk diterapkan karena guru cenderung mendominasi pembelajaran sehingga siswa hanya melakukan aktivitas sesuai keinginannya saja yang mengakibatkan motivasi belajar siswa dan aktivitas belajar siswa masih sangat kurang khususnya untuk mata pelajaran Biologi. 1 Disampaikan pada Seminar Nasional Pendidikan Karakter di Gedung SCC Palopo pada Sabtu, 03 Mei 2014 2 Staf pengajar SMP Negeri 3 Palopo

Sitti Hadijah Hal ini juga ditunjukkan siswa di kelas VII f SMP Negeri 3 Palopo, masih terdapat 75% siswa yang tidak tekun dalam mengerjakan tugas yang diberikan oleh guru, malas, bersikap acuh tak acuh, tidak menyukai suatu kegiatan pelajaran yang menentang, suka mengobrol yang tidak berhubungan dengan materi pembelajaran, suka mengganggu temannya, dan tidak memperhatikan penjelasan yang disampaikan oleh guru sehingga motivasi dan aktivitas belajarnya kurang. Hal ini berdampak pada nilai hasil belajar biologi mereka dimana 75% nilai hasil belajar siswa tidak mencapai nilai KKM yaitu 75 (standar nilai KKM SMP Negeri 3 Palopo). Sehubungan dengan hal tersebut diperlukan suatu model pembelajaran yang dapat digunakan oleh guru sebagai dasar untuk melaksanakan kegiatan pembelajaran dengan baik sehingga dapat membantu meningkatkan motivasi, aktivitas, dan hasil belajar biologi siswa. Salah satu cara yang dapat dilakukan untuk mengatasi permasalahan pembelajaran di kelas VII f SMP Negeri 3 Palopo, yaitu dengan penerapan model pembelajaran Problem Based Learning. Menurut Trianto (2010), model pembelajaran berdasarkan masalah merupakan suatu model pembelajaran yang didasarkan pada banyaknya permasalahan yang membutuhkan penyelidikan autentik yakni penyelidikan yang membutuhkan penyelesaian nyata dari permasalahan yang nyata. Problem Based Learning melibatkan siswa dalam proses pembelajaran yang aktif, kolaboratif, berpusat kepada siswa, yang mengembangkan kemampuan pemecahan masalah dan kemampuan belajar mandiri yang diperlukan untuk menghadapi tantangan dalam kehidupan dan karier, dalam lingkungan yang bertambah kompleks sekarang ini. Pembelajaran Berbasis Masalah dapat pula dimulai dengan melakukan kerja kelompok antar siswa. Siswa menyelidiki sendiri, menemukan permasalahan, kemudian menyelesaikan masalahnya di bawah petunjuk fasilitator (guru). Menurut Arends (2008) peran guru dalam Problem Based Learning adalah menyodorkan berbagai masalah autentik, memfasilitasi penyelidikan siswa dan mendukung pembelajaran siswa. Materi ekosistem merupakan salah satu materi yang cocok untuk didiskusikan, karena terdapat berbagai masalah yang bisa diambil dari materi tersebut. Siswa dapat diberikan beberapa masalah sehubungan dengan materi ekosistem dan mengumpulkan informasi untuk menjawab permasalahan tersebut. Pembelajaran dapat lebih bermakna jika siswa dapat memecahkan suatu masalah dengan mencari informasi dari berbagai sumber dibandingkan hanya mendengarkan informasi dari guru. Untuk lebih memahami materi yang dipelajari maka dilakukanlah diskusi kelompok melalui informasi informasi yang didapatkan dari berbagai kelompok, sehingga masalah masalah yang diberikan dapat terjawab. Siswa akan lebih memahami jika diberikan tugas dan dikerjakan secara berkelompok serta melakukan diskusi. Penggunaan model pembelajaran Problem Based Learning diharapkan mampu meningkatkan motivasi, aktivitas, dan hasil belajar biologi siswa. Hasil penelitian yang dilakukan oleh Ridha (2013) yang menyimpulkan bahwa model pembelajaran Problem Based Learning dapat meningkatkan motivasi dan hasil belajar biologi. Berdasarkan latar belakang, maka dapat dibuat rumusan masalah sebagai berikut: (1) Bagaimana peningkatan motivasi belajar siswa pada materi ekosistem setelah penerapan model pembelajaran Problem Based Learning kelas VII f SMP Negeri 3 Palopo? (2) Bagaimana peningkatan aktivitas siswa pada materi ekosistem setelah penerapan model pembelajaran Problem Based Learning kelas VII f SMP Negeri 3 Palopo? (3) Bagaimana peningkatan hasil belajar pada materi ekosistem setelah penerapan model pembelajaran Problem Based Learning kelas VII f SMP Negeri 3 Palopo? Tujuan dalam penelitian ini dirumuskan sebagai berikut: (1) Untuk mengetahui peningkatan motivasi belajar siswa pada materi ekosistem setelah penerapan model Hal 124 dari 214

Peningkatan Motivasi, Aktivitas, dan Hasil Belajar Siswa pembelajaran Problem Based Learning kelas VII f SMP Negeri 3 Palopo. (2) Untuk mengetahui peningkatan aktivitas siswa pada materi ekosistem setelah penerapan model pembelajaran Problem Based Learning kelas VII f SMP Negeri 3 Palopo. (3) Untuk mengetahui peningkatan hasil belajar siswa pada materi ekosistem setelah penerapan model pembelajaran Problem Based Learning kelas VII f SMP Negeri 3 Palopo. Menurut Arends (2008) Problem Based Learning merupakan suatu pendekatan pembelajaran dimana siswa dihadapkan pada suatu masalah autentik (nyata) sehingga diharapkan mereka dapat menyusun pengetahuannya sendiri, menumbuhkembangkan keterampilan tingkat tinggi dan inkuiri, memandirikan siswa dan meningkatkan kepercayaan dirinya. Motivasi merupakan salah satu faktor penting yang mempengaruhi aktivitas belajar dan hasil belajar. Semakin tinggi motivasi yang dimiliki siswa akan mendorong siswa untuk belajar lebih giat lagi dan frekuensi belajarnya menjadi semakin meningkat. Syah (2005) juga memberi penguatan bahwa faktor yang mempengaruhi hasil belajar adalah intelegensi, sikap, bakat, minat, motivasi, lingkungan sosial dan non sosial. Guru memiliki peran penting dalam meningkatkan motivasi belajar siswa, sehingga dalam pembelajaran siswa tidak bosan dalam mempelajari suatu materi pelajaran. Jika siswa memiliki motivasi yang tinggi maka aktivitas belajarnya pun akan tinggi. Agar pembelajaran dapat menarik dibutuhkan suatu model pembelajaran yang dapat meningkatkan aktivitas belajar siswa. Menurut Rohani dan Ahmadi (2007), motivasi pada siswa dapat tumbuh melalui cara mengajar yang bervariasi, mengadakan pengulangan informasi, memberikan stimulus baru misalnya melalui pertanyaan-pertanyaan kepada peserta didik, memberikan kesempatan kepada peserta didik menyalurkan belajarnya, menggunakan media dan alat bantu yang menarik perhatian peserta didik, seperti gambar, foto, video, dan lain sebagainya. METODE PENELITIAN Jenis penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (Classroom Action Research) yang dilaksanakan secara bersiklus. Langkah penelitian tindakan kelas mencakup: (a) perencanaan (planning), (b) pelaksanaan tindakan (action),(c) observasi dan evaluasi (observation and evaluation), dan (d) refleksi (reflection) (Arikunto, 2009). Berdasarkan rumusan masalah yang telah dikemukakan sebelumnya maka dalam penelitian ini yang menjadi fokus penelitian yaitu motivasi belajar siswa, aktivitas belajar siswa dan hasil belajar biologi siswa. Prosedur penelitian tindakan kelas ini dijabarkan sebagai berikut: Siklus I 1. Perencanaan Tindakan (planning) Sebelum diadakan tindakan, terlebih dahulu dilakukan langkah-langkah sebagai berikut: (1) Telaah kurikulum (memilih materi yang sesuai) yaitu materi ekosistem. (2) Menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran untuk pelaksanaan tindakan dengan menggunakan model pembelajaran Problem Based Learning. (3) Menyiapkan Lembar Kerja Siswa (LKS) sesuai dengan materi yang diberikan. (4) Menyiapkan lembar angket motivasi belajar siswa yang akan digunakan untuk mengukur motivasi siswa terhadap pembelajaran biologi dengan penerapan model pembelajaranproblem Based Learning. (5) Membuat lembar observasi untuk melihat bagaimana kondisi atau keadaan siswa di kelas saat proses belajar mengajar berlangsung dengan penerapan model pembelajaran Problem Based Learning. (6) membuat tes hasil belajar biologi untuk melakukan evaluasi disetiap akhir siklus. Hal 125 dari 214

Sitti Hadijah 2. Pelaksanaan Tindakan (Action) Pelaksanaan tindakan pada Siklus I terdiri dari dua kali pertemuan dengan alokasi waktu 2x40 menityaitu pertemuan pertama sampai pertemuan kedua. 3. Tahap Pengamatan dan Evaluasi (Observation dan Evaluation) Evaluasi dilakukan setelah proses belajar mengajar selama dua kali pertemuan selesai dilaksanakan. Evaluasi ini berupa pemberian angket motivasi belajar dan tes hasil belajar biologi. Data yang diperoleh setelah evaluasi Siklus I, selanjutnya dianalisis untuk menentukan nilai hasil belajar biologi yang diperoleh siswa. Data dari evaluasi ini digunakan untuk menyusun refleksi untuk persiapan perencanaan tindakan siklus II. 2. Tahap Refleksi (Reflection) Data yang telah diperoleh dari hasil pengamatan, baik berupa hasil evaluasi maupun data hasil observasi yang diperoleh pada saat melakukan kegiatan proses pembelajaran, dijadikan sebagai acuan bagi guru untuk melaksanakan siklus berikutnya, sehingga hasil yang dicapai pada siklus berikutnya sesuai dengan yang diharapkan. Siklus II Kegiatan yang dilakukan pada siklus II pada dasarnya adalah mengulang tahap-tahap pada siklus I, perencanaan pembelajaran pada siklus II dibuat sesuai dengan hasil refleksi pada siklus I. Hal ini bertujuan untuk memperbaiki kekurangan-kekurangan yang terdapat pada siklus sebelumnya yang berkaitan dengan peningkatan motivasi, aktivitas, dan hasil belajar. Pelaksanaan siklus kedua ini dilakukan dalam 2 kali pertemuan dengan alokasi waktu 2 40 menit. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah angket motivasi siswa, lembar observasi aktivitas belajar siswa, dan tes hasil belajar siswa. Instrumen tersebut digunakan untuk mengumpulkan data-data yang diperlukan dalam penelitian. Data motivasi belajar siswa, dianalisis secara kuantitatif dengan menggunakan analisis statistik deskriptif.analisis ini bertujuan untuk mengetahui motivasi belajar siswa berdasarkan indikator motivasi yang telah ditentukan. Analisis hasil observasi terhadap aktivitas siswa dilakukan dengan menghitung frekuensi rata-rata dan persentase setiap aspek pada setiap pertemuan. Kriteria yang digunakan untuk menentukan pencapaian hasil belajar Biologi dalam penelitian ini adalah menggunakan KKM pada kelas VII f SMP Negeri 3 Palopo. Seorang siswa dianggap berhasil dalam belajar apabila memperoleh nilai minimal sama dengan nilai KKM yaitu 75. Secara klasikal dikatakan tuntas belajar apabila 85% siswa mencapai skor minimal sama dengan KKM. Adapun indikator keberhasilan dalam penelitian ini adalah: (1) Motivasi belajar biologi siswa. Apabila terjadi peningkatan motivasi belajar biologi siswa dari siklus I ke siklus II melalui penerapan model pembelajaran Problem Based Learning dengan 75% siswa berada pada kategori sangat tinggi dan tinggi. (2) Aktivitas siswa. Apabila terjadi peningkatan aktivitas siswa selama proses pembelajaran dari siklus I ke siklus IImelalui penerapan model pembelajaran Problem Based Learning dimana 85% siswa melakukan aktivitas positif yang disesuaikan dengan item aktivitas pada lembar observasi. (3) Hasil belajar biologi siswa. Apabila terjadi peningkatan hasil belajar siswa yang diperoleh melalui tes hasil belajar biologi dengan mencapai atau melampaui KKM yaitu 75 (sesuai kriteria ketuntasan minimal SMP Negeri 3 Palopo) dimana 85% siswa berada pada kategori tinggi dan sangat tinggi (Muslich, 2008). Hal 126 dari 214

Peningkatan Motivasi, Aktivitas, dan Hasil Belajar Siswa HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Siklus I 1. Motivasi Belajar Tabel 4.1 di atas menunjukkan bahwa distribusi nilai motivasi siswa kelas VII f pada siklus I hanya terpusat pada kategori cukup dan rendah. Persentase siswa yang berada pada kategori motivasi cukup adalah 5,9%, dan kategori rendah 94,1%, sedangkan untuk kategori sangat tinggi, tinggi, dan sangat rendah adalah 0%. 2. Aktivitas Belajar Berdasarkan tabel 4.2 terlihat bahwa siswa yang memperhatikan dan mendengarkan informasi yang disampaikan oleh guru saat mengikuti pembelajaran pada pertemuan pertama dan kedua meningkat sebesar 14,7%, mengidentifikasi masalah meningkat sebesar 17,7%, membaca buku siswa 23,5%, merumuskan hipotesis 17,6%, berkelompok sesuai arahan guru 14,7%, mengumpulkan data 14,7%, mengerjakan LKS 20,5%, bekerja dalam kelompok dan bertanya pada guru 14,7%, melakukan presentasi 17,7%, membuat kesimpulan 20,5%, dan terakhir mengerjakan kuis secara individual meningkat sebesar 29,4. Secara keseluruhan rata rata aktivitas belajar siswa siklus I 62,3% hal ini menunjukkan bahwa aktivitas belajar siswa belum mencapai indikator keberhasilan yaitu 75%. Oleh karena itu, perlu dilanjutkan ke siklus II. 3. Hasil Belajar Berdasarkan tabel 4.3 terlihat bahwa pada siklus I terdiri dari 34 subjek penelitian dengan nilai rata-rata 65,97, nilai tertinggi 81,0, nilai ideal 100, nilai terendah 34,0 dengan rentang nilai 47, median 68,0. Berdasarkan pada tabel 4.4 diperoleh informasi, bahwa hasil belajar biologi siswa kelas VII f SMP Negeri 3 Palopo melalui model Problem Based Learning pada siklus I tidak ditemukan adanya siswa yang mendapat nilai pada kategori sangat tinggi, sedangkan siswa yang memperoleh kategori tinggi ada 20 (58,8%), kategori sedang ada 5 (14,7%) siswa, kategori rendah 6 (17,6%), kategori sangat rendah 2 (5,9%). Hasil penelitian pada siklus I menunjukkan bahwa rata-rata nilai hasil belajar biologi siswa kelas VII f SMP Negeri 3 Palopo. Berdasarkan Tabel 4.5 diperoleh bahwa dari 34 siswa kelas VII f SMP Negeri 3 Palopo, setelah pemberian tindakan pada siklus I ditemukan sebanyak 50,0% siswa masuk dalam kategori tidak tuntas dan 50,0% siswa masuk dalam kategori tuntas. 4. Refleksi Siklus I Pada awal pelaksanaan pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran Problem Based Learning siswa masih terlihat takut untuk berbuat, hal ini disebabkan model pembelajaran Problem Based Learning merupakan hal yang belum terbiasa bagi siswa, namun demikian secara implementasi dari pembelajaran yang menggunakan model Problem Based Learning ini guru menjelaskan tujuan dan pentingnya materi yang akan dipelajari dalam hubungannya dengan kehidupan sehari hari, menganalisis masalah yang diberikan, melatih kemampuan berpikir siswa, sehingga memungkinkan menarik perhatian dan rasa ingin tahu siswa untuk mencoba. Selama pelaksanaan siklus I berlangsung siswa merumuskan hipotesis masih kurang, selain itu mengidentifikasi masalah yang diberikan oleh guru juga masih kurang. Hal 127 dari 214

Sitti Hadijah Siklus 2 1. Motivasi Belajar Tabel 4.6 di atas menunjukkan bahwa distribusi nilai motivasi siswa kelas VII f pada siklus II hanya terpusat pada kategori tinggi dan cukup. Persentase siswa yang berada pada kategori motivasi tinggi adalah 97,1%, dan kategori cukup 2,9%, sedangkan untuk kategori sangat tinggi, rendah dan sangat rendah adalah 0%. 2. Aktifitas Belajar Berdasarkan tabel 4.7 terlihat bahwa siswa yang memperhatikan dan mendengarkan informasi yang disampaikan oleh guru saat mengikuti pembelajaran pada pertemuan pertama dan kedua sama besar yakni 100%, sedangkan mengidentifikasi masalah meningkat sebesar 11,8%, membaca buku siswa 8,8%, merumuskan hipotesis 2,9%, berkelompok sesuai arahan guru sama besar yakni 100%, mengumpulkan data 11,8%, mengerjakan LKS 5,9%, bekerja dalam kelompok dan bertanya pada guru memiliki nilai yang sama yaitu 100%, melakukan presentasi 3,0%, membuat kesimpulan 5,9%, dan terakhir mengerjakan kuis secara individual meningkat sebesar 2,9%. Secara keseluruhan rata rata aktivitas belajar siswa siklus I 88,6% hal ini menunjukkan bahwa aktivitas belajar siswa telah mencapai 75%. 3. Hasil Belajar Berdasarkan tabel 4.8, terlihat bahwa dari 34 subjek penelitian setelah menggunakan model pembelajaran Problem Based Learning pada siklus II diterapkan diperoleh nilai ratarata 85,0, nilai tertinggi 98,0 dengan nilai ideal 100, nilai terendah 61,0, dengan rentang nilai 37, median 85,0. Berdasarkan tabel 4.9, terlihat adanya peningkatan hasil belajar biologi) siswa kelas VII f SMP Negeri 3 Palopo melalui model Problem Based Learning yang dilaksanakan dalam dua siklus. Pada siklus II ini terdapat 19 (55,9%) yang mendapat nilai pada kategori sangat tinggi, siswa yang memperoleh kategori tinggi 13 (38,2%). Kategori sedang ada 2 (5,9%) dan tidak ditemukan lagi siswa yang mendapat nilai hasil belajar pada kategori rendah dan sangat rendah. Berdasarkan tabel 4.10 diperoleh bahwa dari 34 orang siswa kelas VII f SMP Negeri 3 Palopo, setelah pemberian tindakan pada Siklus II, 2 (5,9%) siswa masuk dalam kategori tidak tuntas dan 32 (94,1%) siswa masuk dalam kategori tuntas. Beberapa masalah yang ditemukan pada siklus I telah diatasi pada siklus II, meskipun masih ada beberapa hambatan yang terjadi pada siklus II yakni ditemukan 2 siswa yang dinyatakan tidak tuntas sesuai standar ketuntasan sekolah. Beberapa siswa tersebut perlu diberikan perhatian dan pendekatan khusus oleh guru,dan orang orang di lingkungan sekitarnya, namun demikian sebagian besar siswa sudah mencapai ketuntasan dan indikator keberhasilan yang telah ditetapkan sebelumnya. Hal ini dapat dilihat dari adanya peningkatan nilai rata-rata motivasi dan hasil belajar biologi. Peningkatan tersebut merupakan implikasi dari peningkatan mutu proses belajar mengajar. Pengaruh positif yang muncul dari penggunaan model pembelajaran Problem Based Learning dalam proses pengajaran sudah dianggap cukup sebagai bukti keberhasilan penelitian, oleh karena itu siklus pelaksanaan tindakan dapat dihentikan. PEMBAHASAN 1. Motivasi Belajar Hasil analisis deskriptif data menunjukkan persentase nilai rata-rata motivasi belajar biologi dari 34 siswa kelas VII f SMP Negeri 3 Palopo yang diajar dengan penerapan model pembelajaran Problem Based Learning sebesar 46,9%. Motivasi belajar biologi siswa pada Hal 128 dari 214

Peningkatan Motivasi, Aktivitas, dan Hasil Belajar Siswa siklus I didominasi oleh siswa dengan kategori rendah dengan persentase 94,1%. Pada siklus II, siswa sudah beradaptasi dengan model pembelajaran Problem Based Learning terbukti dengan meningkatnya motivasi belajar siswa menjadi 76%. Pembelajaran Problem Based Learning dapat memberikan peluang yang sama dalam meningkatkan motivasi belajar. Dimana dalam hal ini guru adalah model, pendorong dan penggerak motivasi belajar siswa, serta guru yang bertanggung jawab melaksanakan proses pembelajaran agar dapat berhasil dengan baik. 2. Aktivitas Belajar Berdasarkan hasil pengamatan selama proses pembelajaran terlihat adanya peningkatan aktivitas belajar siswa dari siklus I ke siklus II. Hal ini ditandai dengan meningkatnya peran aktif siswa selama proses pembelajaran khususnya dalam model pembelajaran Problem Based Learning. Penerapan model pembelajaran Problem Based Learning dapat mengaktifkan siswa untuk belajar. Hal tersebut ditandai dengan meningkatnya aktivitas belajar selama proses pembelajaran berlangsung. Adanya beberapa siswa yang tidak menyimak penjelasan guru dan kurang aktif dalam kegiatan diskusi pada siklus I disebabkan karena kemauan untuk belajar masih kurang. Namun pada siklus II aktivitas siswa mulai meningkat, hal ini disebabkan karena dorongan oleh guru akan pentingnya belajar. 3. Hasil Belajar Peningkatan hasil belajar siswa juga dapat digambarkan melalui distribusi nilai siswa setelah dikategori dalam lima kelas, yaitu sangat rendah, rendah, sedang, tinggi dan sangat tinggi dimana sudah tidak ditemukan lagi adanya siswa yang memiliki nilai pada kategori rendah sekali pada siklus II. Rendahnya aktivitas dan hasil belajar siswa pada siklus I disebabkan karena pada siklus I ini, siswa masih belum dapat beradaptasi dengan suasana kelas dan model pembelajaran yang digunakan. Siswa pada umumnya masih terpengaruh dengan model pembelajaran yang lebih berpusat kepada guru dan keaktifan siswa lebih didominasi oleh siswa yang pintar saja. Selain itu, siswa juga selalu mengharapkan remedial untuk perbaikan nilai sehingga siswa tidak sungguh-sungguh dalam mengerjakan soal pada saat pelaksanaan tes hasil belajar. Sedangkan pada siklus II, siswa sudah mampu beradaptasi dengan model pembelajaran yang digunakan. Model pembelajaran Problem Based Learning memberi banyak waktu kepada siswa untuk berpikir dan berinteraksi dengan pasangannya serta pemahaman siswa terhadap materi lebih meningkat sehingga hasil belajar siswa pun ikut meningkat. KESIMPULAN Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, maka dapat disimpulkan bahwa : (1) Motivasi belajar biologi siswa selama diterapkan model Problem Based Learning menunjukkan adanya peningkatan dari siklus I dengan rata-rata persentase 46,9 % menjadi 76 % pada siklus II. (2) Aktivitas belajar biologi siswa selama diterapkan model Problem Based Learning pada kelas VII f SMP Negeri 3 Palopo menunjukkan adanya peningkatan dari siklus I dengan rata rata persentase 62,3 % menjadi 88,6 % pada siklus II. (3) Hasil belajar biologi siswa kelas VII f SMP Negeri 3 Palopo melalui penerapan model Problem Based Learning mengalami peningkatan yaitu pada siklus I nilai rata rata 65,97 menjadi 85,00 pada siklus II. Hal 129 dari 214

Sitti Hadijah DAFTAR PUSTAKA Ahmad, Rohani & Abu Ahmadi. 2007. Pengelolaan Pengajaran. Jakarta: Rineka Cipta. Arends, R. I. 2008. Learning To Teach Buku 2. Yogyakarta: Penerbit Pustaka Pelajar. Arikunto, S., Suhardjono, Supardi. 2009. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Bumi Aksara. Muhibbin Syah. 2005. Psikologi Belajar. Jakarta: Raja Grafindo Persada. Ridha, Yulyani. 2013. Perbandingan Motivasi Hasil Belajar pada Siswa yang Diajar Model Problem Based Learning dan Think Paink Share. Tesis. Tidak Diterbitkan. Makassar: Universitas Negeri Makassar. Sanjaya, Wina. 2012. Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan. Jakarta: Kencana. Trianto. 2007. Model-Model Pembelajaran Inovatif Berorientasi Konstruktivistik. Jakarta: Prestasi Pustaka. Hal 130 dari 214