BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah keuangan merupakan metode perhitungan yang paling sering digunakan karena merupakan metode yang paling cepat untuk mengetahui kinerja keuangan perusahaan (Ginting, 2010). Menurut James C Van Home dalam buku Analisis Laporan Keuangan oleh Kasmir (2014) rasio keuangan merupakan indeks yang menghubungkan dua angka akuntansi dan diperoleh dengan membagi satu angka dengan angka lainnya. keuangan dibagi menjadi empat, yaitu: a. likuiditas untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban jangka pendeknya. b. aktivitas untuk mengukur tingkat efektivitas perusahaan dalam mengelola asetnya. c. solvabilitas untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam memenuhi seluruh kewajibannya. d. profitabilitas untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba. Perusahaan yang akan dibandingkan rasio keuangannya adalah beberapa perusahaan yang termasuk ke dalam Papan Pencatatan Utama, Sektor Industri Hasil Industri untuk Konsumsi, Sub Sektor Industri Makanan dan Minuman yang terdapat di Bursa Efek Indonesia. 1
Perusahaan-perusahaan yang termasuk ke dalam kategori tersebut yaitu: a. Tri Banyan Tirta Tbk. (ALTO) b. Wilmar Cahaya Indonesia Tbk. (CEKA) c. Delta Djakarta Tbk. (DLTA) d. Indofood CBP Sukses Makmur Tbk. (ICBP) e. Indofood Sukses Makmur Tbk. (INDF) f. Mayora Indah Tbk. (MYOR) g. Nippon Indosari Corpindo Tbk. (ROTI) h. Ultrajaya Milk Industry & Trading Co. Tbk. (ULTJ) Dari delapan perusahaan di atas, empat di antaranya yang akan dijadikan objek penulisan adalah Indofood Sukses Makmur Tbk, Mayora Indah Tbk, Nippon Indosari Corpindo Tbk, dan Ultrajaya Milk Industry & Trading Co. Tbk. Indofood Sukses Makmur Tbk, sebagaimana dijelaskan dalam situs resminya (www.indofood.com) merupakan perusahaan Total Food Solutions dengan kegiatan oparasional yang mencakup seluruh tahapan proses produksi makanan, mulai dari produksi dan pengolahan bahan baku hingga menjadi produk akhir yang tersedia di pasar. Sedangkan Mayora Indah Tbk merupakan perusahaan yang didirikan pada tahun 1977 dan beroperasi hingga saat ini serta dikenal sebagai salah satu perusahaan terbesar yang bergerak di bidang Fast Moving Consumer Goods, seperti dijelaskan pada situs resminya (www.mayora.com). Nippon Indosari 2
Corpindo Tbk merupakan produsen roti terbesar di Indonesia yang berdiri pada tahun 1995. Pabrik pertama Nippon Indosari Corpindo Tbk, sebagaimana dijelaskan pada situs resminya (www.sariroti.com) berlokasi di Blok W, Kawasan Industri Jababeka, Cikarang dan memiliki Head Office di daerah Cikarang Barat. Nippon Indosari Corpindo Tbk mencatatkan sahamnya pada 28 Juni 2010. Ultrajaya Milk Industry & Trading Co. Tbk merupakan pelopor produsen susu segar yang memulai usahanya dari pabrik susu rumahan pada tahun 1958 di Bandung hingga pada tahun 1988 Ultrajaya Milk Industry & Trading Co. Tbk telah mengekspor produknya ke sejumlah negara di dunia, seperti dijelaskan pada situs resminya (www.ultrajaya.co.id). Empat perusahaan tersebut dipilih karena termasuk ke dalam sub sektor makanan dan minuman, masing-masing perusahaan merupakan perusahaan dari papan pencatatan utama dan memproduksi produk-produk yang cukup variatif yang dapat dilihat pada situs masing-masing perusahaan. Salah satu produk yang menjadi produk andalan dari masingmasing perusahaan adalah mie instan Indomie yang diproduksi oleh Indofood Sukses Makmur Tbk, permen kopi Kopiko yang diproduksi oleh Mayora Indah Tbk, roti Sari Roti yang diproduksi oleh Nippon Indosari Corpindo Tbk, dan susu Ultra Milk yang diproduksi oleh Ultrajaya Milk Industry & Trading Co. Tbk. Jangka waktu empat tahun yaitu tahun 2010 hingga 2013 dipilih karena Nippon Sari Corpindo Tbk mencatatkan sahamnya pada tahun 2010 3
sehingga laporan keuangan yang dipublikasikan di Bursa Efek Indonesia dimulai dari tahun 2010 dan jangka waktu empat tahun dipilih berdasarkan kajian terdahulu. 1.2 Rumusan Masalah Bagaimana hasil kinerja keuangan beberapa perusahaan makanan dan minuman yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada tahun 2010-2013? 1.3 Batasan Masalah Agar penulisan tugas akhir tetap pada fokusnya, maka dibuat batasan-batasan masalah sebagai berikut: a. Hanya menghitung kinerja keuangan empat perusahaan (Indofood Sukses Makmur Tbk, Mayora Indah Tbk, Nippon Indosari Corpindo Tbk, dan Ultrajaya Milk Industry & Trading Co. Tbk.) selama empat periode, yaitu 2010 hingga 2013. b. Hanya berfokus pada delapan rasio, yaitu Return on Equity, Return on Investment, Quick Ratio, Current Ratio, Inventory Turnover, Total Asset Turnover, Debt Ratio, dan Debt to Equity Ratio. c. Hanya bertujuan untuk memberikan informasi tentang kinerja keuangan perusahaan, dengan mengabaikan faktorfaktor lain seperti keadaan ekonomi negara pada periodeperiode yang dihitung rasionya. 4
1.4 Tujuan Memberikan informasi tentang kinerja keuangan beberapa perusahaan makanan dan minuman yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada tahun 2010-2013. 1.5 Kerangka Pemikiran Perhitungan dengan rasio keuangan digunakan guna mencapai tujuan penulisan. keuangan yang digunakan adalah rasio likuiditas, rasio aktivitas, rasio solvabilitas, dan rasio profitabilitas. -rasio tersebut dapat ditentukan setidaknya dengan dua rumus untuk masingmasing rasio. Ginting (2010) setuju bahwa Return on Investment (ROI), Return on Equity (ROE), Quick Ratio, Current Ratio, Inventory Turn Over, Total Asset Turn Over (TATO), Debt Ratio, dan Debt to Equity Ratio (DER) merupakan rasio keuangan yang paling dominan yang dapat mewakili rasio-rasio keuangan lainnya. Jadi dalam penulisan ini, rasiorasio tersebut akan menjadi variabel independen yang memperngaruhi variabel dependen, yaitu kinerja keuangan. Setelah rasio-rasio di atas dihitung kemudian dibandingkan dengan standar industri yang didapat dari data yang telah diolah oleh Ginting (2010) berdasarkan buku Analisis Laporan Keuangan oleh Kasmir (2008). likuiditas menggambarkan kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban jangka pendeknya. Hal tersebut dapat dihitung menggunakan Current Ratio, yaitu menghitung perbandingan aktiva lancar dan hutang lancar perusahaan dan Quick Ratio, yaitu menghitung 5
perbandingan aktiva lancar dengan hutang lancar tanpa memperhitungkan nilai persediaan. aktivitas menunjukkan tingkat efektivitas perusahaan dalam mengelola aktiva yang dimiliki perusahaan. aktivitas dapat dihitung dengan Inventory Turnover, yaitu rasio yang menunjukkan berapa kali dalam setahun jumlah barang dalam persediaan diganti dan Total Asset Turnover, yaitu perhitungan yang menunjukkan jumlah penjualan yang didapat dari tiap aktiva. solvabilitas menunjukkan seberapa besar aktiva perusahaan yang dibiayai dengan hutang. solvabilitas dapat diketahui dengan menghitung Debt Ratio, yaitu perbandingan antara total hutang dan dengan total aktiva dan Debt to Equity Ratio, yaitu perbandingan total hutang dengan total ekuitas. terakhir yaitu rasio profitabilitas yang menunjukkan kemampuan perusahaan untuk memperoleh laba. profitabilitas dapat dihitung dengan Return on Equity, yaitu perbandingan laba bersih setelah pajak dengan total ekuitas dan Return on Investment, yaitu perbandingan laba bersih setelah pajak dengan total aset. Kedelapan rasio tersebut memiliki standar industri. Untuk Return on Investment (ROI), standar industrinya adalah 30%, sedangkan untuk Return on Equity (ROE) adalah 40%, lalu untuk Quick Ratio adalah 1,5 kali, Current Ratio 2 kali, Inventory Turn Over standar industrinya sebesar 20 kali, Total Asset Turn Over (TATO) 2 kali, Debt Ratio antara 0 hingga 10 persen, dan standar industri Debt to Equity Ratio (DER) antara 0 hingga 20 persen. 6
Standar industri di atas kemudian dijadikan alat ukur untuk menentukan perusahaan memiliki kinerja keuangan yang baik atau tidak. Nantinya akan dibuat lima interval standar industri pada masing-masing rasio yang akan menentukan kategori rasio perusahaan tersebut sangat baik, baik, cukup baik, kurang baik, atau buruk. Pada masing-masing kategori juga terdapat nilai, nilai 5 untuk sangat baik, 4 untuk baik, 3 untuk cukup baik, 2 untuk kurang baik, dan 1 untuk buruk. Setelah semua hasil rasio diketahui maka akan didapat kesimpulan tentang keadaan kinerja keuangan perusahaan yang dapat disimpulkan dengan bagan berikut: Bagan 1.5 - Kerangka Pemikiran Likuiditas Keuangan Aktivitas Solvabilitas Profitabilitas Kinerja Keuangan 7
1.6 Sistematika Penulisan Pada setiap bab ada beberapa sub bab yang akan dibahas, yaitu: a. BAB I: Pendahuluan Bab I berisi latar belakang, rumusan masalah, batasan masalah, tujuan penulisan, dan sistematika penulisan. b. BAB II: Kajian Teori Bab II berisi deskripsi topik penulisan, tinjauan pustaka, dan metodologi penulisan. c. BAB III: Pembahasan Bab III berisi hasil perhitungan dan pembahasan dari topik yang akan ditulis. d. BAB IV: Penutup Bab IV berisi kesimpulan dan saran. 8