Dr. J anprasetyo, SpKJ (K) USIA SEKOLAH & IDENTIFIKASI TUGAS

dokumen-dokumen yang mirip
Erikson berpendapat bahwa perkembangan manusia melalui tahap tahap. psikososial dan tahap tahap perkembangan tersebut terus berlanjut sampai

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. diri dan lingkungan sekitarnya. Cara pandang individu dalam memandang dirinya

Dr. J anprasetyo, SpKJ (K)

dasar peran 1. Kepercayaan dasar >< Ketidakpercayaan

Freud s Psychoanalytic Theories

5. Pilihlah salah satu dari pilihan di bawah ini yang merupakan KELEMAHAN anda! (Jawablah dengan sejujur-jujurnya)

Psikologi Kepribadian I Analytical Psychology Carl Gustav Jung

Erikson. Rizki Dawanti, M.Psi., Psikolog. 8 tahap psikososial. Daftar Pustaka. Modul ke: Fakultas PSIKOLOGI. Program Studi PSIKOLOGI

BAB I PENDAHULUAN. antara manusia yang satu dengan yang lainnya. perkembangan yang terjadi pada remaja laki-laki meliputi tumbuhnya rambut,kulit

BAB V KESIMPULAN DAN IMPLIKASI. Dalam merancang pendidikan untuk anak usia prasekolah memerlukan

FASE PENGEMBANGAN KEPRIBADIAN MANUSIA

BAB I PENDAHULUAN. A. Konteks Penelitian (Latar Belakang Masalah) Perkawinan merupakan salah satu titik permulaan dari misteri

BAB I PENDAHULUAN. memiliki kekurangan dan kelebihannya masing-masing. Semua manusia memiliki

BAB I PENDAHULUAN. telah menempatkannya sebagai pasal tersendiri dalam UU Sistem Pendidikan

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Rentang Perkembangan Manusia UMBY

Carl Jung. Analytical Psychology. Asumsi

4 Temperamen Manusia

BERMAIN SEBAGAI SARANA PENGEMBANGAN KREATIVITAS ANAK USIA DINI

SELF & GENDER. Diana Septi Purnama.

TINJAUAN PUSTAKA Keluarga Nilai Anak

Perkembangan Sepanjang Hayat

BAB I PENDAHULUAN. A.Latar Belakang. Remaja adalah mereka yang berusia diantara tahun dan merupakan

BAB 1 PENDAHULUAN. Remaja merupakan suatu periode yang disebut sebagai masa strum and drang,

BAB I PENDAHULUAN. pengalaman pertama. Sekolah juga sebagai salah satu lingkungan sosial. bagi anak yang dibawanya sejak lahir.

formal, non formal, dan informal. Taman kanak-kanak (TK) adalah pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. awal dekade 1980-an. Mereka adalah anak-anak yang hidup terpisah dari

PERKEMBANGAN PSIKOSOSIAL

BAB I PENDAHULUAN. masa estetik. Pada masa vital anak menggunakan fungsi-fungsi biologisnya untuk

PENGEMBANGAN PERILAKU SOSIAL ANAK USIA DINI

BAB II TINJAUAN TEORI TERKAIT. di bedakan menjadi sebagai berikut: (Sarwono, 2009)

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. 1. Perkembangan Sosial dan Emosi Anak Down s Syndrome Saat Pertama

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Sebagai makhluk sosial yang saling berinteraksi dalam masyarakat, banyak

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Maslah

BAB I PENDAHULUAN. tulisan atau isyarat. Bahasa merupakan simbol-simbol yang disepakati dalam

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Anak pra sekolah yaitu anak dengan usia 4-6 tahun yang mengalami

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. hidup sehingga pendidikan bertujuan menyediakan lingkungan yang memungkinkan

BAB II KAJIAN TEORI Pengertian Tugas-tugas Perkembangan Remaja. Menurut Havighurst (dalam Syaodih : 161) mengatakan bahwa:

MASA KANAK-KANAK AWAL. Masa ini dialami pada usia : 2 tahun 5/6 th Masa Usia Pra Sekolah : Play group atau TK

KARAKTERISTIK ANAK USIA SD Oleh : Sugiyanto

Human Relations. Faktor Manusia dalam Human Relations (Learning how to Learn)-Lanjutan. Ervan Ismail. S.Sos., M.Si. Modul ke: Fakultas FIKOM

BAB I PENDAHULUAN. usia Taman Kanak-kanak memiliki karakteristik yaitu rasa ingin tahu dan antusias

BAB 1 PENDAHULUAN. mengembangkan diri sebagai manusia Indonesia seutuhnya. Mengembangkan

PERKEMBANGAN REMAJA DAN PERMASALAHANNYA UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

MASA KANAK-KANAK AWAL. Masa ini dialami pada usia Masa Usia Pra Sekolah : 2-4 th Play group atau TK : 4 5,6 th

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Segala sesuatu di muka bumi ini diciptakan Allah secara berpasangan.

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KONSEP, KERANGKA TEORI

BAB I PENDAHULUAN. tersebut terbentang dari masa bayi, kanak-kanak, remaja, dewasa, hingga masa

- keluarga besar. Faktor-faktor yang Berpengaruh terhadap perbedaan Individual

2015 IMPLEMENTASI PENDIDIKAN SEKSUAL UNTUK ANAK USIA DINI

BAB I. Kekerasan Dalam Rumah Tangga atau KDRT diartikan setiap perbuatan. terhadap seseorang terutama perempuan yang berakibat timbulnya kesengsaraan

Prinsip-prinsip dan Hak-hak Mendasar di Tempat kerja. Lusiani Julia Program Officer ILO Jakarta April 2017

BAB II TINJAUAN TEORI. ini, akan dijelaskan mengenai parasosial, dan penjelasan mengenai remaja

Psikoanalisa. CG. Jung

BAB I PENDAHULUAN. tampak pada pola asuh yang diterapkan orang tuanya sehingga menjadi anak

Most Conceptual. Personal Dewasa

Psikologi Kepribadian I Teori Psikososial Erik Erikson

BAB I PENDAHULUAN. kemampuan berpikir kritis dan kreatif. Berpikir kritis untuk menganalisis

BAB I PENDAHULUAN. pertama dalam berpacaran. Dalam menjalin hubungan dengan lawan jenis remaja

BAB I PENDAHULUAN. Manusia adalah individu yang selalu belajar. Individu belajar berjalan, berlari,

BAB II LANDASAN TEORI

Most Expanding. Personal Dewasa

BAB I PENDAHULUAN. mempunyai kemampuan intelektual di bawah rata-rata. Istilah tersebut

BAB I PENDAHULUAN. masa peka dalam perkembangan aspek berpikir logis anak. Usia 4-6 tahun

Matematika Pernikahan

I Pendahuluan. Proses Usaha. Doa. Peluang

BAB I PENDAHULUAN. mengenal awal kehidupannya. Tidak hanya diawal saja atau sejak lahir, tetapi keluarga

BAB II LANDASAN TEORI. Harga diri merupakan evaluasi individu terhadap dirinya sendiri baik secara

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakag

Bab 1. Pendahuluan. Wirawan dalam Panudju dan Ida (1999:83) mengungkapkan bahwa masa remaja

PERKEMBANGAN EMOSI. Sunardi, PLB FIP UPI

BAB I PENDAHULUAN. tahu terhadap apa yang dilihat, didengar, mereka seolah-olah tak pernah

Bab 1. Pendahuluan. elektronik. Media hiburan ini yang sering disebut dengan dorama atau serial televisi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Bagi sebagian besar orang, masa remaja adalah masa yang paling berkesan

134 Perpustakaan Unika LAMPIRAN

Lampiran 1 Alat Ukur DATA PRIBADI. Jenis Kelamin : Pria / Wanita IPK :... Semester ke :...

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

TUMBUH KEMBANG ANAK. Mei Vita Cahya Ningsih. Tumbuh (pertumbuhan) berkenaan dengan pertumbuhan ukuran organ tubuh

TINJAUAN PUSTAKA Remaja

BAB I PENDAHULUAN. Jepang adalah salah satu negara yang memiliki kekuatan dalam bidang

BAB I PENDAHULUAN. dicanangkan pemerintah untuk memenuhi kebutuhan pertumbuhan dan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pada dasarnya anak usia dini sudah mulai belajar untuk mandiri.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pada hakikatnya manusia pasti mengalami proses perkembangan baik dari

Perkembangan dari Attachment (kelekatan) Kita harus memakai orang yang khusus di dalam kehidupan yang dapat membimbing anak-anak untuk merasakan rasa

TEORI PERKEMBANGAN KOGNITIF: PIAGET. Dr. J anprasetyo, SpKJ (K)

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Alfian Rizanurrasa Asikin, 2014 Bimbingan pribadi sosial untuk mengembangkan kesadaran gender siswa

BAB I PENDAHULUAN. sensitif dan akan menentukan perkembangan otak untuk kehidupan dimasa

Mengapa Sosialisme? Albert Einstein

BAB I PENDAHULUAN. masa ini sering kali disebut dengan masa keemasan the Golden Age, masa-masa

BAB I PENDAHULUAN. Keberhasilan pendidikan nasional tidak terlepas dari proses pembelajaran di

MODEL TERAPI KONSELING. Teori dan Praktek

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pertanyaan tersebut dapat dinyatakan tanpa berbelit-belit dan dapat

TINJAUAN PUSTAKA Remaja

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Usia lahir sampai dengan memasuki pendidikan dasar merupakan

Most Reliable. Personal Dewasa

BAB I PENDAHULUAN. untuk memberikan bimbingan belajar kepada anak-anaknya yang mulai memasuki

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. karena sudah menjadi masalah nasional dan bahkan internasional. Di

Transkripsi:

Dr. J anprasetyo, SpKJ (K) USIA SEKOLAH & IDENTIFIKASI TUGAS

Fase ini anak lebih siap & gemar belajar, menjadi besar dalam berbagi kewajiban, disiplin, & performa dibandingkan dengan akhir periode imajinasi ekspansif. Juga lebih antusias u/ menghasilkan sesuatu, berbagi dalam penciptaan & perencanaan, & bukannya memaksa anak2 lain at memancing restriksi.

Anak2 juga lebih melekatkan diri mereka pada guru2 & orangtua dari anak lainnya, & mereka ingin menyaksikan & meniru orang2 dengan pekerjaan yg dapat mereka hayati pemadam kebakaran, polisi, tukang kebun, tukang ledeng, & tukang sampah.

Usia Sekolah & Identifikasi Tugas Bila anak2 tersebut beruntung mereka tinggal setidaknya sesaat dari kehidupan mereka dekat ladang gandum at di jalan yg aman disekitar orang2 yg sibuk & disekitar anak2 lain dari semua umur yg dapat diamati & berpartisipasi sejalan dengan berkembangnya inisiatif mereka dalam dorongan2 sesaat.

Pada saat mencapai usia sekolah, anak2 pada berbagai budaya menerima instruksi sistematik. Pada orang2 yg belum terpelajar banyak hal dipelajari dari orang2 dewasa yg menjadi guru melalui aklamasi bukannya ditunjuk, & banyak yg dipelajari dari anak2 yg lebih tua, tapi pengetahuan yg didapat terkait dengan keterampilan2 dasar dari teknologi2 yg sederhana yg dapat dipahami saat si anak siap u/ menangani perkakas, alat, & senjata yg dipakai o/ orang2 besar.

Usia Sekolah & Identifikasi Tugas Orang2 terpelajar harus mempersiapkan anak pertama2 dengan mengajarinya membaca. Kemudian anak diberikan kemungkinan pendidikan dasar seluas2nya u/ kemungkinan pilihan karir yg sebanyak2nya. Semakin banyak spesialisasinya, semakin tak jelas tujuan inisiatifnya, semakin sukar realita sosialnya, dan semakin tak jelas peran ayah & ibu di dalamnya

Antara masa kanak & dewasa, anak2 akan bersekolah, & keahlian sekolah itu sendiri a/ dunia, dengan tujuan2 & limitasinya sendiri, pencapaian & kekecewaannya. Theories of Personality and Psychopathology, Kaplan

Pada usia TK, suasana main2 yg menyenangkan mencapai sebuah dunia yg terbagi dengan orang lain. Pada awalnya orang lain masih diperlakukan seperti sesuatu/obyek; diinspeksi, ditabrak, at dipaksa menjadi kuda2an.

Pembelajaran tersebut penting u/ menemukan potensi isi permainan yg mana hanya bisa dijadikan fantasi at hanya u/ dimainkan o/ & dengan diri sendiri; yg mana hanya dapat direpresentasikan secara sukses dalam dunia mainan & hal2 kecil; & yg mana bisa dibagi dengan orang lain & bahkan dipaksakan pada orang lain.

Hal tersebut tak terbatas pada teknik penguasaan mainan & lain2, tapi juga termasuk cara infantil u/ penguasaan pengalaman sosial dengan eksperimen, perencanaan, & berbagi.

Adakalanya anak membutuhkan waktu sendirian saat bermain, at pada saatnya nanti, ditemani buku2 & radio, film & televisi, & bisa juga anak membutuhkan berjam2 & berhari2 dalam permainan khayalan (make-believe), cepat at lambat mereka akan tak puas dan tanpa rasa mampu u/ menghasilkan sesuatu & membuatnya dengan baik at bahkan sempurna sense of industry.

Tanpa ini, bahkan anak yg telah merasa terpuaskan akan segera bertindak tereksploitasi. Seolah2 ia & masyarakatnya mengetahui bahwa sekarang ia secara psikologis sudah menjadi orangtua rudimenter, ia harus mulai menjadi pekerja & penyedia yg potensial sebelum menjadi orangtua biologis. Dengan periode latensi yg akan datang, maka anak yg berkembang melupakan, at secara diam2 mensublimasi dorongan2 yg telah membuat-nya bermimpi & bermain.

Sekarang anak belajar u/ memenangkan pengakuan dengan menghasilkan sesuatu. Anak mengembangkan determinasi & menyesuaikan dirinya dengan hukum2 anorganik dunia alat, menjadi antusias, & menjadi unit yg terabsorbsi ke dalam suatu situasi produktif.

Bahaya dari fase ini a/ perkembangan alienasi dari dirinya & dari tugas2nya sense of inferiority yg terkenal. Hal ini bisa disebabkan o/ solusi yg tak memuaskan dari konflik terdahulu: Si anak mungkin masih lebih menginginkan ibunya daripada pengetahuan;

mungkin anak masih ingin menjadi bayi di rumah daripada anak besar di sekolah; anak masih membandingkan dirinya dengan ayahnya sense of guilt + sense of inferiority Kehidupan keluarga mungkin belum memper-siapkannya bagi kehidupan sekolah, at kehi-dupan sekolah mungkin gagal mempertahan-kan janji2 dari tahap2 yg lebih dini dalam hal tak ada yg ia telah belajar u/ melakukannya dengan benar selama ini tampak melibatkan sesama at gurunya.

Usia Sekolar & Identifikasi Tugas Dan lagi, si anak mungkin mampu u/ melampaui dalam cara2 yg laten & yg, bila tak dibangunkan sekarang, bisa berkembang terlambat at tak sama sekali

Pada saat inilah masyarakat yg lebih luas menjadi signifikan terhadap anak dengan memasukkan dirinya ke dalam persiapan peran2, kenyataan teknologi, & ekonomi. Ia akan segera menyadari, bahwa warna kulitnya at latar belakang orangtuanya, & bukannya keinginan & keinginannya u/ belajar yg menjadi faktor2 penentu nilai dirinya sebagai seseorang at apprentice, kecenderungan manusia u/ merasa tak berarti dapat memburuk sebagai determinan perkembangan karakter.

Guru2 yg baik yg merasa dipercaya & dihargai o/ komunitasnya mengetahui bagaimana: cara selang-seling antara bermain & bekerja, bermain & belajar harus mengakui usaha keras mendorong talenta2 khusus memberi anak waktu menangani anak2 yg merasa sekolah tidaklah penting & dianggap sebagai sesuatu yg harus dijalani daripada dinikmati at bahkan yg merasa anak2 lain lebih penting daripada gurunya

Usia Sekolah & Identifikasi Tugas Tapi orangtua yg baik juga merasakan suatu kebutuhan u/ membuat anak2nya percaya kepada guru2 mereka. Karena tidaklah kurang yg dipertaruhkan daripada perkembangan & pemeliharaan pada anak suatu identifikasi positif dengan mereka yg mengetahui banyak hal & tahu bagaimana melakukan banyak hal.

Usia Sekolah & Identifikasi Tugas Lagi & lagi dalam wawancara dengan orang2 yg bertalenta khusus & bersemangat, seseorang diberi tahu secara spontan & dengan special glow bahwa satu guru dapat diberi kehormatan dengan telah mengobarkan api talenta yg tersembunyi. Berlawanan dengan ini terdapat bukti yg mencengangkan dari banyak penelantaran.

Fakta bahwa mayoritas guru2 SD a/ perempuan harus dipertimbangkan juga, karena dapat mengarah pada sebuah konflik dengan identifikasi maskulin anak laki2 yg non-intelektual, seolah2 pengetahuan bersifat feminin & tindakan bersifat maskulin.

Fase ini berbeda dari yg sebelumnya karena bukanlah suatu ayunan dari kebingungan internal (berkecamuk) menjadi sebuah penguasaan baru. Freud menyebutnya fase laten karena dorongan2 yg bersifat kasar/keras biasanya menjadi tak aktif. Tetapi itu hanyalah suatu periode tenang sebelum badai pubertas, yg mana semua dorongan terdahulu muncul kembali dalam kombinasi2 baru.

Ada bahaya lain dari perkembangan identitas. Jika anak yg terlalu konformis menerima pekerjaan sebagai satu2nya kriteria dari keberhargaan, mengorbankan imajinasi & permainan, maka ia bisa menjadi apa yg disebut o/ Marx craftidiocy (keahlian-kepandiran), misalnya menjadi budak teknologi & peran dominannya.

Kontribusi langsung usia sekolah terhadap sense of identity dapat diekspresikan dengan kata2: I am what I can learn to make work. Saya adalah apa yang dapat saya pelajari sehingga berhasil.

THE END