BAB II KAJIAN TEORI. 1. Hakikat Kebugaran / Kesegaran Jasmani. tugas fisik yang memerlukan kekuatan, daya tahan dan fleksibilitas.

dokumen-dokumen yang mirip
SKRIPSI. Oleh: Bambang Saputro

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. memerlukan kekuatan, daya tahan dan fleksibilitas. Menurut Irianto (2004: 2),

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Menurut Djoko Pekik Irianto (2004: 2), kesegaran fisik (physical fitness)

II. TINJAUAN PUSTAKA. Pelaksanaan pendidikan jasmani di sekolah merupakan suatu bentuk

TINGKAT KEBUGARAN JASMANI ANAK TUNAGRAHITA MAMPU DIDIK USIA TAHUN DI SLB NEGERI 1 BANTUL Oleh : Heige Ma shum Hidaya NIM ABSTRAK


II. TINJAUAN PUSTAKA. aktifitas yang dilakukan bersifat pokok (karier) maupun aktifitas rileks

PERBEDAAN PENGARUH LATIHAN LARI AEROBIK DAN LATIHAN RENANG TERHADAP PENINGKATAN KEBUGARAN

BAB II KAJIAN PUSTAKA. untuk melakukan tugas dan pekerjaan sehari-hari dengan giat, tanpa mengalami

Cara Meningkatkan Kebugaran Jasmani

II. TINJAUAN PUSTAKA. Pelaksanaan pendidikan jasmani disekolah merupakan satu bentuk pembinaan dan

BAB II KAJIAN PUSTAKA. konsisten. Dalam KTSP tahun 2006 (Depdiknas, 2006: 204) diuraikan

ARTIKEL SURVEI TINGKAT KEBUGARAN JASMANI SISWA EKSTRAKURIKULER SEPAKBOLA DI SMP PGRI BESOWO KEPUNG TAHUN AJARAN 2017/2018

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dan protein yang ada di dalam bahan makanan (Almatsier,2004).

KONSEP PENDIDIKAN KEB. JASMANI

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Setiap orang membutuhkan kesegaran jasmani yang baik agar dapat

ARTIKEL ILMIAH ANALISIS TINGKAT KEBUGARAN JASMANI SISWA SD ISLAM TERPADU NURUL ILMI KOTA JAMBI

BAB II KAJIAN TEORI. Pengertian kesegaran jasmani banyak sekali diungkap oleh para pakar

ARTIKEL ILMIAH SURVEI TINGKAT KEBUGARAN JASMANI PADA SISWA PUTRA SMA NEGERI 4 KOTA JAMBI SKRIPSI OLEH THOMI PRADODO A1D408107

II. TINJAUAN PUSTAKA. kemampuan seseorang untuk menunaikan tugasnya sehari-hari dengan mudah

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Gymnastics. Sedangkan Imam Hidayat dalam Hendra Agusta (2009: 9), mengembangkan keterampilan, dan menanamkan nilai-nilai mental

SURVEI PERBEDAAN TINGKAT KEBUGARAN JASMANI PADA PESERTA DIDIK KELAS VIII DI SMPN 4 LAMONGAN DAN SMPN 1 SOLOKURO LAMONGAN

TES KESEGARAN JASMANI INDONESIA (TKJI)

II. TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Sadoso Sumodisardjono (1989;9), Pada hakekatnya kebugaran jasmani lebih menggambarkan kualitas

TES KESEGARAN JASMANI INDONESIA (TKJI)

BAB II KAJIAN PUSTAKA. dikonsumsi sehari-hari yang berfungsi untuk proses-proses didalam tubuh.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. diberikan kepadanya (dari kerja yang dilakukan sehari-hari) tanpa. menimbulkan kelelahan yang berlebihan. ( Muhajir : 2004 )

TINGKAT KESEGARAN JASMANI MAHASISWA PROGRAM STUDI PENJASKESREK UNIVERSITAS NUSANTARA PGRI KEDIRI TAHUN AKADEMIK 2014/2015 SKRIPSI

BAB II KAJIAN PUSTAKA

TES KESEGARAN JASMANI INDONESIA (TKJI)

Sehat &Bugar. Sehat. Sakit

BAB I PENDAHULUAN. perempuan. Khususnya atlet Taekwondo Putra junior Sibayak Club

BAB II KAJIAN TEORI. baik (Djumidar A. Widya, 2004: 65). kaki untuk mencapai jarak yang sejauh-jauhnya.

BAB 1 PENDAHULUAN. gizi olahraga yang benar dan professional (Depkes RI, 2002).

BAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS. VO2max dianggap sebagai indikator terbaik dari ketahanan aerobik.

PROFIL INDEKS MASSA TUBUH DAN TINGKAT KEBUGARAN JASMANI MAHASISWA PJKR UNIVERSITAS ISLAM 45 BEKASI TAHUN 2015/2016

PEMERIKSAAN KESEGARAN JASMANI ANAK USIA SEKOLAH LANJUTAN. Oleh: Cerika Rismayanthi, M.Or NIP

BAB II KAJIAN PUSTAKA. gabungan dari jalan, lari dan lompat serta unsur kekuatan, kecepatan,

PERBEDAAN TINGKAT KESEGARAN JASMANI SISWA SDN 16 PULAU BINJAI DENGAN SDN 22 RANTAU SILANG KECAMATAN KUANTAN MUDIK

II. TINJAUAN PUSTAKA. Para ahli mengemukakan pendapat masing-masing tentang kebugaran jasmani.

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Pekik (2004:2) beberapa istilah yang sering digunakan, antara lain

ANALISIS TINGKAT KESEGARAN JASMANI MAHASISWA PROGRAM STUDI PENJASKESREK IKIP PGRI PONTIANAK

BAB III METODE PENELITIAN. Jasmani Melalui Bermain sirkuit 8 Pos Siswa kelas IV dan V SD Negeri

SURVEY KEMAMPUAN MOTORIK SISWA KELAS IV SEKOLAH DASAR MUHAMMADIYAH SE-KECAMATAN TAMAN SIDOARJO TAHUN AJARAN DIDIK CAHYO WICAKSONO ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN. melakukan pekerjaan dan bergerak. Kebugaran jasmani yang dibutuhkan untuk

TINGKAT KESEGARAN JASMANI ATLET UKM TENIS LAPANGAN UNY

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN TEORI. dan kesanggupan fisik seseorang untuk melaksanakan tugasnya sehari-hari

BAB I PENDAHULUAN. remaja akhir dan dewasa awal berdasarkan tahap perkembangannya, yaitu

BAB I PENDAHULUAN. untuk mempertahankan atau meningkatkan derajat kesegaran jasmani (physical

METODE PEMBINAAN KEBUGARAN ATLIT *) Oleh: Eka Swasta Budayati (FIK UNY)

TINGKAT KEBUGARAN JASMANI (THE PHYSICAL FITNESS) MAHASISWA PENJASKESREK ANGKATAN STKIP BINA BANGSA GETSEMPENA BANDA ACEH

BAB I PENDAHULUAN. melekat kecintaanya terhadap cabang olahraga ini. Sepuluh tahun terakhir ini

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Randy Suwandi Yusuf, 2013

TES PENGUKURAN KAPASITAS AEROBIK

STUDI DESKRIPSI TINGKAT KEBUGARAN JASMANI PADA MAHASISWA PENJASKESREK

Tingkat Kesegaran Jasmani...(Said Erwan Susanto)1

TINGKAT KEBUGARAN JASMANI SISWA SEKOLAH SEPAKTAKRAW USIA TAHUN DI KABUPATEN SLEMAN SKRIPSI

BAB II KAJIAN PUSTAKA

PERBEDAAN NILAI KAPASITAS VO 2 MAKSIMUM PADA ATLIT SEPAK BOLA DENGAN FUTSAL DI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. playstation, dan yang saat ini digemari anak dan remaja sekarang yaitu game

PROFIL KONDISI FISIK SISWA SEKOLAH DASAR DALAM PELAKSANAAN KURIKULUM 2013 DI KABUPATEN PEMALANG

TINGKAT KESEGARAN JASMANI SISWA KELAS V DAN VI DI SD NEGERI 2 LEBUAWU KECAMATAN PECANGAAN KABUPATEN JEPARA TAHUN 2009 / 2010

BAB II LANDASAN TEORI. Manusia selalu mendambakan kepuasan dan kebahagiaan dalam hidupnya.

II. TINJAUAN PUSTAKA. (Casady, Mabes, dan Alley :1971) yang dikutip oleh Sudarno,SP (1992:9)

BAB II KAJIAN TEORI. menjadi harapannya. Menurut Rusli Lutan (1988: 96), mengatakan bahwa

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Menghadapi era globalisasi, tantangan yang dihadapi akan semakin berat, hal ini disebabkan karena semakin

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan teknologi komunikasi dan trasportasi dirasa memperpendek jarak dan

MEMBINA KEBUGARAN JASMANI ANAK DENGAN SENAM PEMBENTUKAN

II. TINJAUAN PUSTAKA. meningkatkan kebugaran jasmani, mengembangkan keterampilan motorik,

BAB I PENDAHULUAN. satu karakteristik permainan sepak bola yaitu menendang dan mengoper bola

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Indonesia menurut Depdikbud (1978/1979: 129) menyatakan bulutangkis

BAB I PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. dan menghadapi hal-hal darurat tak terduga (McGowan, 2001). Lutan. tahan dan fleksibilitas, berbagai unsur kebugaran jasmani saling

KEBUGARAN JASMANI DAN LATIHAN KEBUGARAN JASMANI

BAHAN PENATARAN DI BPMD. OLEH: DRA. Hj. TITE JULIANTINE M.Pd

BAB I PENDAHULUAN. Permainan sepak bola merupakan salah satu olahraga endurance beregu

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. luang dan menanggulangi keadaan-keadaan mendadak yang tidak. yang berkaitan dengan kesehatan dan yang berkaitan dengan performance.

PERBEDAAAN TINGKAT KEBUGARAN JASMANI PESERTA LATIH EKSTRAKURIKULER SEPAKBOLA DAN BOLABASKET DI SMPN 14 YOGYAKARTA.

Istilah kebugaran jasmani mempunyai pengertian yang sama dengan physical fitness yang merupakan aspek fisik dari total fitness Aspek lain dari total

TINGKAT KEBUGARAN JASMANI SISWA SMP IT NURUL ISLHAH BANDA ACEH. Zulheri Is 1. Abstrak

NARASI MENINGKATKAN KEBUGARAN JASMANI JAMAAH HAJI DENGAN LATIHAN BEBAN

TINGKAT KESEGARAN JASMANI SISWA KELAS ATAS SD NEGERI 2 KARANGNONGKO, KECAMATAN KARANGNONGKO KABUPATEN KLATEN SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. Sehat adalah nikmat karunia Allah yang menjadi dasar bagi segala nikmat. Nikmatnya makan, minum, tidur, serta kemampuan

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan kita terus menerus dimanjakan dengan segala sesuatu yang otomatis. bersenyawa dengan hidup manusia (Depdiknas, 2007).

Tes Kebugaran Jasmani Indonesia (TKJI)

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

III. METODOLOGI PENELITIAN. Metode dalam penelitian ini menggunakan komparatif. Menurut Ulber (2005)

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. dinamis. Olahraga juga sebagai media pendidikan sudah pula diakui

PENGARUH LATIHAN SIRKUIT TERHADAP PENINGKATAN KEBUGARAN JASMANI SISWA PUTRI. Jurnal. Oleh. Ramandhani Ardi Pratiwi

BAB II KAJIAN PUSTAKA. menuaikan tugas sehari-hari dengan gampang tanpa lelah yang. masih dapat menikmati waktu luangnya.

2015 KONTRIBUSI DENYUT NADI ISTIRAHAT DAN KAPASITAS VITAL PARU-PARU TERHADAP KAPASITAS AEROBIK

BAB I PENDAHULUAN. Secara umum pembinaan olahraga di Indonesia diarahkan untuk

BAB II KAJIAN PUSTAKA. (2004:2). Sedangkan perbedaan adalah sesuatu yg menjadikan berlainan. berlebihan sehingga masih dapat menikmati waktu luangnya.

I. PENDAHULUAN. dalam atletik merupakan gerakan-gerakan yang biasa di lakukan oleh

Transkripsi:

BAB II KAJIAN TEORI A. Deskripsi Teori 1. Hakikat Kebugaran / Kesegaran Jasmani Menurut Rusli Lutan (2002: 7) bahwa kebugaran jasmani (yang terkait dengan kesehatan) adalah kemampuan seseorang untuk melakukan tugas fisik yang memerlukan kekuatan, daya tahan dan fleksibilitas. Pusat Kesegaran Jasmani dan Rekreasi Departemen Pendidikan dan Kebudayaan (1996: 1) menyatakan bahwa kesegaran jasmani adalah kemampuan tubuh seseorang untuk melakukan tugas pekerjaan sehari-hari tanpa menimbulkan kelelahan yang berarti. Djoko (2000: 2) mengemukakan bahwa secara umum yang dimaksud kebugaran adalah kebugaran fisik (physical fitness) yakni kemampuan seseorang untuk dapat melakukan kerja sehar-hari secara efisien tanpa timbul kelelahan yang berlebihan sehingga dapat menikmati waktu luangnya. Menurut Endang Rini S dan Fajar Sri W (2008:1) orang bugar adalah mereka yang dapat menikmati hidup dan kehidupannya, baik secara fisik, mental, emosional dan sosial (total fitness). Lebih lanjut Endang Rini S dan Fajar Sri W (2008: 1) kebugaran fisik/ jasmani (physical fitness) yaitu kemampuan seseorang untuk melakukan kerja sehari-hari secara efisien tanpa menimbulkan kelelahan yang berarti sehingga masih dapat menikmati waktu luangnya. 9

Kesegaran jasmani adalah keadaan atau kemampuan seseorang untuk melakukan aktivitas atau kegiatan sehari-hari dengan mudah tanpa mengalami kelelahan yang berarti dan masih mempunyai sisa atau cadangan untuk menikmati waktu senggangnya untuk keperluan lainnya. Sehingga orang yang bugar dapat menikmati hidup dan kehidupannya, baik secara fisik, mental, emosional dan sosial (total fitnes). Dengan mengutip pernyataan yang dimuat dalam (http://dianherlinawati.com/2010/04/04/kebugaran-jasmani/.) Kebugaran jasmani adalah kesanggupan dan kemampuan tubuh melakukan penyesuaian (adaptasi) terhadap pembebasan fisik yang diberikan kepadanya tanpa menimbulkan kelelahan yang berlebihan. Tidak menimbulkan kelelahan yang berarti maksudnya ialah setelah seseorang melakukan suatu kegiatan/aktivitas, masih mempunyai cukup semangat dan tenaga untuk menikmati waktu senggngnya dan untuk keperluankeperluan lainnya yang mendadak, (http://dianherlinawati.com/2010/04/04/kebugaran-jasmani/.) Menurut Dangsina Moeloek (http://www.google.co.id/search?hl= id&q=arti+kebugaran+jasmani&revid.) Kesegaran jasmani diartikan kesanggupan dan kemampuan tubuh untuk melakukan penyesuaian terhadap pembebanan fisik yang diberikan kepadanya tanpa menimbulkan kelelahan yang berlebih. Menurut Sutarman dalam Suharjana (2002: 34) Kebugaran jasmani adalah suatu aspek kebugaran total yang memberi kesanggupan kepada seseorang untuk melakukan hidup produktif dan 10

dapat menyesuaikan diri terhadap pembebanan fisik yang layak. Karena itu kesegaran jasmani berfungsi bagi pelajar untuk mempertinggi kemampuan belajar. Dengan memperhatikan beberapa pendapat di atas maka dapat disimpulkan bahwa kebugaran jasmani sangat penting fungsinya dalam kehidupan sehari-hari agar aktivitas dapat berjalan dengan baik. Kebugaran jasmani itu sendiri adalah kemampuan seseorang untuk melakukan pekerjaan sehari-hari dengan mudah tanpa cepat merasa lelah dan masih mempunyai cadangan tenaga untuk menikmati waktu senggang atau untuk keperluan yang lain. 2. Komponen Kebugaran Jasmani Menurut Rusli Lutan dan Adang Suherman (1999:156) komponen kebugaran dibagi menjadi dua, yaitu: 1. Komponen kebugaran yang berkaitan dengan kesehatan mencakup kapasitas aerobik (daya tahan kardiovaskuler), kekuatan otot, daya tahan otot, fleksibilitas, dan komposisi tubuh. 2. Komponen yang berkaitan dengan performa mencakup agilitas, keseimbangan, koordinasi, kecepatan, power dan waktu reaksi. Menurut Endang Rini S dan Fajar Sri W (2008: 2) komponen kebugaran dikelompokkan menjadi: 1. Komponen kebugaran yang berhubungan dengan kesehatan, meliputi daya tahan paru jantung, kekuatan dan daya tahan otot, kelentukan dan komposisi tubuh. 2. Komponen kebugaran yang berhubungan dengan keterampilan, meliputi kecepatan, koordinasi, power kelincahan dan perasaan gerak. Menurut Rusli Lutan (2003: 63) kebugaran jasmani yang berkaitan dengan kesehatan mengandung empat unsur pokok : 1. Kekuatan otot. 2. Daya tahan otot 11

3. Daya tahan aerobic. 4. Fleksibilitas. Sedangkan kebugaran yang berkaitan dengan performa : (1) Koordinasi, (2) Agilitas, (3) Kecepatan gerak, (4) Power, (5) Keseimbangan. Menurut Len Kravitz (2001: 5-7) Komponen utama dari kebugaran yang berhubungan dengan kesehatan : (1) Daya tahan Kardiorespirasi/kondisi aerobic, (2) Kekuatan otot, (3) Daya tahan otot, (4) Kelenturan, (5) Komposisi tubuh. Sedangkan Komponen kebugaran jasmani meliputi beberapa hal, antara lain : (1) Daya tahan kadiovaskuler atau daya tahan jantung dan paru-paru, (2) Daya tahan otot, (3) Kekuatan otot, (4) Kelentukan, (5) Komposisi tubuh, (6) Kecepatan gerak, (7) Kelincahan, (8) Keseimbangan, (9) Kecepatan reaksi, (10) Koordinasi. Para ahli fisiologi olahraga sepakat bahwa ada sepuluh unsur kesegaran jasmani : (1) Daya tahan terhadap penyakit, (2) Kekuatan dan daya tahan otot, (3) Daya tahan jantung, peredaran darah dan pernafasan, (4) Daya otot, (5) Kelentukan, (6) Kelincahan melakukan perubahan arah, (7) Kecepatan, (8) Koordinasi, (9) Keseimbangan, (10) Ketepatan. Para ahli kesehatan olahraga sependapat dari komponen-komponen ini, Hal terpenting dalam menentukan kesegaran jasmani adalah komponen daya tahan jantung dan paru-paru. Adapun penjelasan untuk masingmasing komponen tersebut adalah sebagai berikut: 12

a. Kekuatan otot Menurut Rusli Lutan dan Adang Suherman (1999: 164) bahwa kekuatan otot (muscular strength) adalah kemampuan satu otot atau kelompok otot untuk mengerahkan daya (force) maksimal terhadap sebuah tahanan (resistensi). Sedang menurut Rusli Lutan (2003: 63) kekuatan otot adalah kemampuan untuk melakukan tugas gerak dengan usaha maksimum. Dengan demikian kekuatan otot adalah kemampuan satu atau kelompok otot untuk mengarahkan daya untuk melakukan tugas gerak dengan usaha maksimum b. Daya tahan otot Menurut Rusli Lutan dan Adang Suherman (1999: 164) bahwa daya tahan otot (muscular endurance) adalah kemampuan satu atau sekelompok otot untuk mengerahkan daya dalam satu periode waktu terhadap tahanan yang kurang dari tahanan maksimum yang dapat digerakkan oleh seseorang. Sedang menurut Rusli Lutan (2002: 56) daya tahan otot adalah kemampuan sekelompok otot untuk mengerahkan daya maksimum selama periode waktu yang relative lama terhadap sebuah tahanan yang lebih ringan dari pada beban yang bisa digerakkan oleh seseorang. Dilihat dari pengerahan tenaga, maka usaha yang dikerahkan itu dilakukan berulang kali. Ketika seseorang mampu melakukan tugas 13

gerak berbaring-duduk (sit-ups) selama berpuluh kali tanpa henti, maka kita berkesimpulan, orang tersebut memiliki daya tahan otot. Dengan pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa daya tahan otot adalah kemampuan satu atau sekelompok otot untuk mengerahkan daya dalam satu periode terhadap beban yang bisa digerakkan. c. Daya tahan aerobik Menurut Rusli Lutan (2003: 64) Daya tahan aerobik adalah kemampuan jantung, paru-paru, dan sistem peredaran darah untuk berfungsi secara efisien dalam tempo yang cukup tinggi selama periode waktu tertentu. Dengan demikian berfungsinya secara efisien dalam yang cukup tinggi selama periode waktu tertentu dari jantung, paru-paru, dan sistem peredaran darah dinamakan daya tahan aerobik. Semakin baik fungsi jantung, paru-paru dan peredaran darah maka daya tahan aerobiknya semakin baik pula. d. Fleksibilitas Menurut Rusli Lutan (2003: 64) bahwa fleksibilitas adalah ruang gerak dari berbagai sendi tubuh. Sendi tubuh dikatakan fleksibilitasnya baik apabila ruang gerak dari sendi itu sendiri tidak mengalami gangguan. e. Koordinasi Menurut Rusli Lutan (2003: 70) koordinasi adalah perpaduan berirama dari system saraf dan gerak dalam sebuah pelaksanaan tugas 14

secara harmonis dari beberapa anggota tubuh. kemampuan untuk memadukan pelaksanaan tugas gerak yang terpisah-pisah yang didukung oleh beberapa sumber penginderaan sehingga menjadi gerak yang efisien. Dengan demikian koordinasi yang baik menuntut adanya perpaduan berirama dari system saraf dan gerak dalam pelaksanaan tugas. f. Kecepatan Menurut Rusli Lutan (2003: 70) kecepatan adalah kemampuan untuk menggerakkan tubuh dari satu tempat ke tempat lainnya dalam waktu secepat mungkin. Semakin cepat gerakan tubuh berpindah dari satu tempat ke tempat lain menunjukkan semakin baik kecepatannya. g. Agilitas Menurut Rusli Lutan (2003: 70) agilitas adalah kemampuan untuk menggerakkan badan atau mengubah arah secepat mungkin. Kemampuan untuk mengubah arah secara cermat, sementara tubuh sedang bergerak, dari satuntempat ke tempat lainnya secepat mungkin. Dengan kata lain agilitas yang baik ditunjukkan dengan semakin cepatnya kemampuan untuk menggerakkan badan atau mengubah arah secara cermat saat tubuh sedang bergerak. h. Power Menurut Rusli Lutan (2003: 71) power adalah kemampuan untuk mengerahkan upaya eksploif (mendadak) semaksimal mungkin. Kemampuan untuk mengerahkan usaha maksimal secepat mungkin. 15

Semakin mampu mengerahkan upaya eksplosif untuk mengerahkan usaha maksimal secepat mungkin mengindikasikan bahwa power yang semakin baik. i. Keseimbangan Menurut Rusli Lutan (2003: 71) keseimbangan adalah kemampuan untuk mempertahankan keseimbangan dalam kaitannya dengan daya tarik bumi baik dalam situasi diam (statis) atau bergerak (dinamis). Kemampuan untuk mempertahankan keseimbangan dalam kaitannya dengan daya gravitasi. Dengan demikian keseimbangan yang baik ditunjukkan dengan semakin baiknya mempertahankan atau melawan grafitasi dengan posisi tubuh dalam keadaan seimbang baik diam maupun bergerak. 3. Faktor Yang Mempengaruhi Kebugaran Jasmani Menurut pendapat dari (http://afand.abatasa.com.) faktor yang mempengaruhi daya tahan kardiorespirasi antara lain : 1. Umur Kebugaran jasmani anak-anak meningkat sampai mencapai maksimal pada usia 25-30 tahun, kemudian akan terjadi penurunan kapasitas fungsional dari seluruh tubuh, kira-kira sebesar 0,8-1% per tahun, tetapi bila rajin berolahraga penurunan ini dapat dikurangi sampai separuhnya. 16

2. Jenis kelamin Sampai pubertas biasanya kebugaran jasmani anak laki-laki hamper sama dengan anak perempuan, tapi setelah pubertas anak-anak lakilaki biasanya mempunyai nilai yang jauh lebih besar. 3. Genetik Berpengaruh terhadap kapasitas jantung paru, postur tubuh,obesitas, haemoglobin/sel darah dan serat otot. 4. Makanan Daya tahan yang tinggi bila mengkonsumsi tinggi karbohidrat (60-70%). Diet tinggi protein terutama untuk memperbesar otot dan untuk olahraga yang memerlukan kekuatan otot yang besar. 5. Rokok Kadar CO yang terhisap akan mengurangi nilai VO2 maks, yang berpengaruh terhadap daya tahan, selain itu menurut penelitian Perkins dan Sexton, nicotine, yang ada, dapat memperbesar pengeluaran energy dan mengurangi nafsu makan. 4. Macam-macam Cara Pengukuran Kebugaran Jasmani Menurut Badan Pembina UKS Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Jawa Tengah (1982: 84-86) bahwa untuk mengetahui status tingkat kesegaran jasmani ada beberapa macam tes kesegaran jasmani antara lain: 1. ACSPFT (Asian Committee for Standardization of Physical Fitness Test). Dalam tes ini meliputi rangkaian tes sebagai berikut: 17

a. Lari cepat 50 meter. b. Lompat jauh tanpa awalan. c. Lari jarak 1000 meter untuk putra usia 12 tahun keatas, 800 meter untuk putri usia 12 tahun keatas, 600 meter untuk anak-anak dibawah 12 tahun. d. Kekuatan peras. e. Angkat badan untuk putra dan gantung siku tekuk untuk putri. f. Lari hilir mudik jarak 4 kali 10 meter. g. Baring duduk 30 detik. h. Kelentukan togok ke muka. 2. Harvad Steps Ups Test, Tes ini berbentuk kegiatan naik turun bangku dengan ketinggian 46 cm selama 5 menit dan setelah istirahat satu menit kemudian hitung nadinya. 3. Tes Kesegaran Jasmani Indonesia (TKJI), yang meliputi: a. Untuk anak usia 6-9 tahun, dengan materi tes; lari 30 meter, gantung siku tekuk, baring duduk selama 30 detik, lompat tegak, lari 600 meter. b. Untuk anak usia 10-12 tahun, dengan materi tes; lari 40 meter, gantung siku tekuk, baring duduk 30 detik, lompat tegak, lari 600 meter. c. Untuk anak usia 13-15 tahun, dengan materi tes; lari 50 meter, gantung angkat tubuh selama 60 detik, baring duduk selama 60 18

detik, loncat tegak, lari 1000 meter untuk putra dan 800 meter untuk putri. d. Untuk anak usia 16-19 tahun, dengan materi tes; lari 60 meter, gantung angkat badan selama 60 detik, baring duduk selama 60 detik, loncat tegak, lari 1200 meter untuk putra dan 1000 meter untuk putri. Dari beberapa tes tersebut di atas maka Tes Kesegaran Jasmani Indonesia yang akan digunakan untuk penelitian tingkat kesegaran jasmani siswa sekolah dasar karena jenis tes ini telah baku dan sudah diuji coba oleh Pusat Kesegaran Jasmani dan Rekreasi, dan tes ini telah dianjurkan untuk digunakan sebagai tolok ukur untuk mengevaluasi tingkat kesegaran jasmani siswa usia sekolah dasar. Pelaksanaanya mudah dan tidak terlalu banyak macamnya, karena sesuai dengan karakteristik anak usia 10-12 tahun, sudah baku dan tes tersebut mencakup komponen terpenting dari kesegaran jasmani. 5. Karakteristik Siswa Sekolah Dasar Siswa berstatus sebagai subyek dari pendidikan. Pendidikan menurut Driyarkara dalam Sumitro dkk (1998: 66), Usaha sadar untuk memanusiakan manusia harus memandang peserta didik secara manusiawi dan mengembangkan pribadinya sepenuhnya dan seutuhnya, dalam kesatuan yang seimbang, harmonis dan dinamis. Masa sekolah dasar merupakan masa yang sangat penting dalam pembelajaran. Hal ini bukn saja pada masa ini anak mudah sekali terpengaruh oleh lingkungan, namun 19

siswa juga dalam taraf perkembangan fisik dan psikis. Menurut Sri Rumini dkk (2000:32) manusia selalu berkomunikasi untuk memenuhi kebutuhannya maka saling memahami dengan cara mempelajari karakteristik masing-masing akan terjadi hubungan saling mengerti. Ditinjau dari sudut psikologi perkembangan, menurut Siti Partini (1995: 102-112), masa anak dapat dibagi menjadi : 1) Masa bayi. 2) Masa kanak-kanak awal usia 2-6 tahun. sampai tiba saatnya individu menjadi matang secara seksual. 3) Masa kanak-kanak akhir usia 6 tahun sampai tiba saatnya individu menjadi matang secara seksual. Siti Partini (1995: 115-116), menggambarkan masa kelas-kelas tinggi Sekolah Dasar antara usia 9-13 tahun. Biasanya anak seumur ini duduk di kelas IV, V, VI. Pada masa ini timbul minat pada pelajaran-pelajaran khusus, ingin tahu, ingin belajar, realistis. Lebih lanjut menurut Siti Partini (1995: 116), ciri khas anak pada masa kelas tinggi Sekolah Dasar adalah : 1) Perhatiannya tertuju kepada kehidupan praktis sehari-hari. 2) Ingin tahu, ingin belajar, realistis. 3) Timbul minat kepada pelajaran-pelajaran khusus. 4) Anak memandang nilai sebagai ukuran yang tepat mengenai prestasi belajarnya di sekolah. 5) Anak-anak suka membentuk kelompok sebaya atau peergroup untuk bermain bersama, dan mereka membuat peraturan sendiri dalam kelompoknya. 20

Menurut pendapat Annarino dan Cowell dalam Margono (2001: 26), karakteristik anak Sekolah Dasar kelas V dan VI dilihat dari segi psikologis atau mental serta social adalah : 1) Memiliki kesenangan permainan dengan bola 2) Menaruh perhatian pada permainan yang terorganisir 3) Memiliki sifat kepahlawanan kuat 4) Perhatian kepada teman semakin kuat 5) Mudah bangkit bila gagal 6) Mempunyai rasa tanggung jawab 7) Kemampuan membaca 8) Menginginkan masuk kelompok usia sebaya 9) Mudah dibangkitkan 10) Rasa bangga berkembang 11) Mau mengerjakan bila ada dorongan dari yang dewasa 12) Puas bila dapat menyelesaikan sesuatu, dan tidak berbuat salah 13) Kerja sama meningkat 14) Serta senang dan loyal kepada kelompok Dari beberapa pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa usia anak Sekolah Dasar kelas V berusia 9-13 tahun, mempunyai minat dan ingin tahu dan belajar secra realistis serta timbul terhadap pelajaran-pelajaran tertentu dan pembelajaran yang dilakukan harus dapat mengembangkan pribadinya seutuhnya dan seluruhnya. B. Penelitian Yang Relevan 1. Penelitian Lasimah (2010) dengan judul Tingkat kesegaran jasmani siswa kelas bawah SD Negeri 2 Adimulyo Kebumen. Penelitian ini dilakukan dengan metode survey. Teknik pengumpilan data dengan tes dan pengukuran. Instrumen yang digunakan untuk mengumpukan data adalah Tes Kesegaran Jasmani Indonesia untuk anak umur 6-9 tahun. Besarnya sampel 51 siswa (29 putra dan 22 putri) dengan menggunakan analisis 21

deskriptif kuantitatif. Hasil analisis Tes Kesegaran Jasmani Siswa SD Negeri 2 Adimulyo Kebumen kelas bawah, sebagai berikut : (1) Yang termasuk dalam klasifikasi baik sekali (BS) 1 siswa atau 1,96 %; (2) Klasifikasi baik (B) 6 siswa atau 11,76 %; (3) Klasifikasi sedang (S) 38 siswa atau 74,51 %; (4) Klasifikasi kurang (K) 6 siswa atau 11,76 %. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa SD Negeri 2 Adimulyo Kecamatan Adimulyo Kabupaten Kebumen Tahun Pelajaran 2009/2010 yang berusia 6-9 tahun termasuk dalam klasifikasi sedang (74,51 %), karena pada klasifikasi ini memiliki presentase yang paling tinggi bila dibandingkan pada klasifikasi yang lain. Dan tujuan yang ingin dicapai peneliti dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui tingkat kesegaran jasmani siswa bahwa SD Negeri 2 Adimulyo Kecamatan Adimulyo Kabupaten Kebumen. 2. Penelitian M. Husni Thamrin (2005), dalam penelitian yang berjudul Tingkat Kesegaran Jasmani siswa kelas V Sekolah Dasar Kabupaten Sleman. Populasi yang digunakan untuk penelitian ini adalah siswa kelas V di 11 Sekolah Dasar Kecamatan Depok Kabupaten Sleman dengan batas umur 10-12 tahun. Besarnya sampel yang digunakan sebanyak 393 siswa. Metode penelitian dengan survei dengan pengambilan data menggunakan Tes Kesegaran Jasmani Indonesia untuk anak umur 10-12 tahun. Hasil analisis menunjukkan tingkat kesegaran jasmani siswa kelas V Sekolah Dasar di kecamatan Depok 56 orang atau 14,25% termasuk kategori kurang sekali, 200 orang atau 50,89% kategori kurang, 121 orang atau 22

30,70% kategori sedang, 16 orang atau 4,07% kategori baik, dan kategori baik sekali 0%. C. Kerangka Berfikir Kebugaran jasmani merupakan kemampuan seseorang dalam melaksanakan aktivitas sehari-hari secara efisien dan tidak menimbulkan kelelahan yang berarti, sehingga masih ada tenaga untuk melakukan aktivitas yang lain. Pembelajaran pendidikan jasmani di sekolah diharapkan dapat meningkatkan kebugaran jasmani siswa menjadi lebih baik. Dengan kebugaran jasmani yang baik seorang siswa akan memiliki kekuatan dan daya tahan otot, daya tahan kardiorespirasi, kelentukan, kecepatan, kelincahan, keseimbangan dan koordinasi yang baik. Untuk mengetahui keberhasilan dalam usaha meningkatkan kebugaran jasmani siswa perlu dilakukan evaluasi dengan pengukuran dengan menyelenggarakan tes kebugaran jasmani terhadap siswa yang mengandung komponen-komponen tersebut yaitu tes kesegaran jasmani untuk anak usia 10-12 tahun dari Puskesjasrek. Adapun tes dari TKJI untuk anak umur 10-12 tahun putera dan puteri terdiri dari lari 40 meter, gantung siku tekuk, baring duduk 30 detik, loncat tegak dan lari 600 meter. Penelitian ini diadakan untuk mengetahui seberapa tingkat kebugaran jasmani siswa dan diharapkan dengan adanya penelitian ini mampu mengetahui status kebugaran jasmani dan mengimplikasikan dalam kehidupan sehari-hari terutama pola hidup aktif. 23