Kritik terhadap Doktrin Positivisme Hukum

dokumen-dokumen yang mirip
Tinjauan Positivisme Hukum

Gagasan dalam Pengembangan Ilmu-ilmu Sosial

Kesetaraan vs. Stratifikasi Sosial

PERTUMBUHAN SOSIOLOGI HUKUM. 9/8/2012 Pertumbuhan Sosiologi Hukum

PENGEMBANGAN METODE PENELITIAN SOSIO-LEGAL DALAM PENDIDIKAN HUKUM DI INDONESIA

BAB I SOSIOLOGI SEBAGAI ILMU

STUDI SOSIO -LEGAL DAN KONSEKUENSI METODOLOGISNYA

Kekuasaan Tafsir dan Tafsir Kekuasaan dalam Hukum

Dimensi Subjektif - Objektif

PROGRAM LEGISLASI NASIONAL DAN KEBUTUHAN HUKUM RAKYAT

TEORI KONFLIK DAN INTEGRASI SOSIAL

A. Prakata. B. Bahan Penelitian Hukum Islam

Law is the enterprise of subjecting human conduct to the governance of rules (The Morality of Law, 1971: 106).

TEORI DAN METODOLOGI

Sociological Paradigms and Organizational Analysis

filsafat meliputi ontologi, epistemologi, dan aksiologi. Adapun filsafat hukum merupakan kajian terhadap hukum secara menyeluruh hingga pada tataran

BAB I PENGANTAR KHAZANAH ANALISIS WACANA. Deskripsi Singkat Perkuliahan ini membelajarkan mahasiwa tentang menerapkan kajian analisis wacana.

SOSIOLOGI PENDIDIKAN

ETIKA. Kata etik (atau etika) berasal dari kata ethos (bahasa Yunani) yang berarti karakter, watak kesusilaan atau adat.

SISTEM, PENDEKATAN DAN HUBUNGAN ILMU POLITIK DENGAN ILMU LAINNYA

BAB III KERANGKA TEORI ANALISIS

RUMUSAN WORKSHOP NASIONAL PENGELOLAAN JURNAL DAN PEMBELAJARAN MATAKULIAH INTI PROGRAM SARJANA DAN PASCASARJANA SOSIOLOGI

SOSIOLOGI DALAM KEPARIWISATAAN

REVITALISASI PERAN ORGANISASI KEMASYARAKATAN DALAM MENEGAKKAN NILAI-NILAI BHINNEKA TUNGGAL IKA. Fakultas Hukum Universitas Brawijaya

HUKUM DALAM MASYARAKAT

BAB VI PENUTUP. Berdasarkan kajian tentang Dimensi Epistemologi dalam Sosiologi Peter. Ludwid Berger dan Relevansinya terhadap Pengembangan Studi

Definisi tentang Hukum Berbagai pandangan ahli tentang hukum dipaparkan sebagai berikut:


Ringkasan Paper : Sociological Paradigms and Organizational Analysis

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

* Terdapat dua teori besar dalam ilmu social yang. 1. Teori struktural fungsionalisme, dan 2. Teori struktural konflik

Book Review Judul Buku : Aproaches te Research in Second Language Learning

DASAR-DASAR ILMU SOSIAL SISTEM SOSIAL PARSONS SAMSURI

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA FAKULTAS PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL JURUSAN PENDIDIKAN SEJARAH

BAB II TINJAUAN UMUM PENEGAKKAN HUKUM DAN PENGUJIAN KENDARAAN BERMOTOR

Teori Perubahan Sosial Budaya.

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Hukum Progresif

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. di dalam mencari fakta fakta melalui kegiatan penelitian yang dilakukannya. Jadi,

KIAT MENJADI PENELITI. Oleh Siti Irene Astuti D Hp

VII KONFLIK DAN INTEGRASI

BE ETHICAL AT WORK. Part 9

BAB V KESIMPULAN. sama lain. Lebih jauh standarisasi ini tidak hanya mengatur bagaimana

BAB VI REFLEKSI PENDAMPINGAN (MEMBANGUN KESADARAN PENGRAJIN BATU MERAH TERHADAP BELENGGU JURAGAN) A. Melepas Belenggu Monopoli Modal Juragan

BAB II TEORI KONFLIK DAN KONSENSUS

BAB II KAJIAN TEORI. maupun mempaparkan dua konsep diantaranya definisi yang berkaitan erat

Teori Sosial. (Apa Kontribusinya Terhadap Pemahaman Olahraga di Masyarakat)

BAB 3 METODE PENELITIAN

Pendekatan Historis Struktural

MENGGAGAS PEMBAHARUAN HUKUM MELALUI STUDI HUKUM KRITIS

I. PENDAHULUAN. Kitab Undang-Undang Hukum Pidana (KUHP) yang sekarang diberlakukan di

PARADIGMA PENDIDIKAN. Bahan Kuliah S2 Sosiologi Pendidikan dan Perubahan Sosial. Ravik Karsidi 2015

BAB I PENDAHULUAN. merupakan Negara yang berlandaskan atas dasar hukum ( Recht Staat ), maka

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. alasan kemunculan hukum, namun dalam usaha-usaha memberikan jawaban akan hukum

KONFLIK SOSIAL Pengertian Konflik

Disusun oleh : Tedi Sudrajat, S.H. M.H. Fakultas Hukum Universitas Jenderal Soedirman Tahun 2011

Filsafat. Filsafat Hukum. Aturan Hukum (Hukum In Abstracto) Putusan Hakim (Hukum In Concreto)

BAB V PENUTUP. A. Kesimpulan. Sudut pandang teori materialisme historis dalam filsafat sejarah

KEDUDUKAN MASYARAKAT HUKUM ADAT DALAM PENGELOLAAN HUTAN MENURUT UU NO. 41 TAHUN 1999 TENTANG KEHUTANAN

POSTMODERNISME HUKUM

PENGERTIAN ETIKA PROFESI

CRITICAL THEORIES Bagian II

PENDEKATAN DALAM ILMU POLITIK

BAB III METODE PENELITIAN

MATERI KULIAH PENGANTAR ILMU HUKUM MATCH DAY 25 ILMU HUKUM SEBAGAI ILMU KENYATAAN (BAGIAN 1)

Prof. Dr. R.M. Sudikno Mertokusumo, S.H.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

PERSPEKTIF DALAM HUBUNGAN INTERNASIONAL REALISM DAN NEO REALISM

Kuliah ke-2: Paradigma Teori Sosiologi

PEMBAGIAN KEKUASAAN SECARA VERTIKAL

KODE ETIK PEDOMAN PERILAKU HAKIM. Oleh: Suparman Marzuki

KELAHIRAN SOSIOLOGI Pertemuan 2

KETERGANTUNGAN DAN KETERBELAKANGAN. Slamet Widodo

Paradigma dan Penyusunan Teori dalam penelitian kualitatif PERTEMUAN 3

Refleksi Pendampingan Pembentukan Produk Hukum Daerah mengenai Masyarakat Adat dan Wilayah Adat 1

Problem Epistemologi Ilmu Hukum: Dialektik Perubahan Paradigma? 1

Sintesis Review GESI atas Naskah Mitra KSI. Jakarta, Desember 2016

PANCASILA DAN EMPAT PILAR KEHIDUPAN BERBANGSA. Oleh Prof. Dr. Jimly Asshiddiqie, SH 1.

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. pergeseran. Penyusunan kebijakan publik tidak lagi murni top down, tetapi lebih

The Public Administration Theory Primer (Sebuah Kesimpulan)

1) MERUMUSKAN SOSIOLOGI (1840) SBG ILMU EMPIRIK ( BAPAK SOSIOLOGI)

BAB V KESIMPULAN. Bab ini merupakan kesimpulan dari penulisan skripsi yang berjudul MILITER

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

LATIHAN PANCASILA SEBAGAI IDEOLOGI TERBUKA

$ [8] [176] Lusiana Darmawan Suryamita Harindrari

RINGKASAN PERMOHONAN PERKARA Nomor 48/PUU-XV/2017 Pembubaran Ormas yang bertentangan dengan Pancasila Dan Undang-Undang Dasar Negara Tahun 1945

BAB II TINJAUAN TENTANG KEKUASAAN KEHAKIMAN DI INDONESIA

Penutup BAB Kesimpulan

HUKUM SEBAGAI SARANA KONTROL, SEJAUH MANAKAH DAYA KEEFEKTIFANNYA? Herlambang P. Wiratraman 2016

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR

Kearifan Hukum Warisan Leluhur Dayak

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Negara Indonesia sebagai negara yang berdasarkan Pancasila dan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. ini merupakan sifat dasar masyarakat. Perubahan masyarakat tiada hentinya, jika

Sociological Jurisprudence

METODE PENELITIAN HUKUM

PERKEMBANGAN SOSIOLOGI HUKUM MODERN MAX WEBER

BAB III METODE PENELITIAN

PANCASILA PANCASILA DAN IDEOLOGI DUNIA. Nurohma, S.IP, M.Si. Modul ke: Fakultas FASILKOM. Program Studi Sistem Informasi.

ASAS LEGALITAS DALAM PENEGAKAN HUKUM MENUJU TERWUJUDNYA KEADILAN SUBSTANTIF

PARADIGMA POSITIVISTIK DALAM PENELITIAN SOSIAL

Transkripsi:

Kritik terhadap Doktrin Positivisme Hukum R. Herlambang Perdana Wiratraman Fakultas Hukum Universitas Airlangga Pengantar Pendidikan Hukum Kritis HuMa-Aliansi Masyarakat Adat Nusantara Makassar 7-10 Juli 2008

Tinjauan Kritik terhadap Positivisme Hukum Memahami anti-positivisme (hukum) Kritik Sociological Jurisprudence dan Realistic Jurisprudence Kritik Marx terhadap positivisme hukum Hukum (2008) 2

Soal sudut pandang Apakah yang disebut gajah, dalam gambar tersebut? Mengapa terjadi perbedaan pemaknaan atas gajah? Hukum (2008) 3

Anti-Positivisme Dalam Ilmu Sosial Symbolism (Inter)actional Meanings As-Ought-To-Be Subjective Intention Individuality Dalam Jurisprudence Critical Realism Contractual Individual Meanings Interpretative Contingency Commitments Hukum (2008) 4

Positivisme vs. Anti-Positivisme dalam Jurisprudence The Positivists The AntiPositivists Behavioral Control Ius Constitutum As-It-Is Rational Causality Rule of Law Contractual Individual Meanings Interpretative Contingency Commitments (ETATISM!) (POPULISM!) Hukum (2008) 5

Kritik terhadap cause-effect Klaim kaum yuris positivis mengenai teraplikasikannya hukum kausalitas dalam pengupayaan tertib kehidupan bermasyarakat dan bernegara bangsa, namun nyatalah kemudian bahwa kausalitas di dalam kehidupan manusia itu bukanlah kausalitas yang berkeniscayaan tinggi. Keniscayaan dalam hubungan sebab-akibat sebagaimana teramati dalam kehidupan manusia bukanlah hubungan kausalitas yang boleh dibilang berprobabilitas nihil sebagai nomos-nomos alias hukum alam. Hubungan-hubungan kausalitas itu dihukumkan atau dipositifkan sebagai norma, dan tidak pernah bisa dideskripsikan sebagai nomos. Maka, berbeda dengan nomos, norma hanya bisa bertahan atau dipertahankan sebagai realitas kausalitas manakala ditunjang oleh kekuatan struktural yang dirumuskan dalam bentuk ancaman-ancaman sanksi penggentar. Hukum (2008) 6

Variabel empirik yang mempengaruhi hukum Marx, Durkheim dan Weber tidak dalam konsepnya sebagai teks-teks normatif yang positif melainkan sebagai konsepnya sebagai variabel empirik yang eksis dan berfungsi (atau kehilangan fungsi?) dalam konteks-konteks yang juga dikuasai oleh proses-proses kausalitas menurut konsep positivisme. Di sini orang juga bisa memunculkan permasalahan serius, ialah tatkala orang mulai mencoba mengidentifikasi: siapa yang memperoleh kesempatan paling mendahulu untuk mendayagunakan hukum sebagai alat kontrol, dan mendayagunakannya untuk kepentingan apa/siapa? Hukum (2008) 7

Kritik Marx terhadap Positivisme Hukum Proses-proses hukum itu pada hakikatnya adalah proses-proses dialektik yang penuh konflik. Konflik antara suatu kepentingan dan kepentingan lain yang berposisi sebagai antitetiknya. Hukum dicurigai sebagai norma yang dipositifkan (oleh siapa?) demi terlindunginya suatu kepentingan tertentu (dari siapa?) atau demi termenangkannya konflik tertentu (oleh siapa?). Menjelaskan siapa ini? Tentulah mereka yang dalam konstelasi sosial-politik berposisi sebagai bagian dari kelas kuat yang berdominasi dan berhegemoni. Maka sejak awal diduga bahwa di sini hukum akan lebih berkemungkinan tergenggam di tangan para elit dari kelas kuat ini, dan mereka inilah yang akan lebih berkemampuan mendayagunakan hukum formal untuk memenangkan konflik kepentingan. Hukum (2008) 8

Relevansi Kritik terhadap Positivisme (1) Kehidupan masyarakat telah terlanjur terstruktur secara amat hierarkis dan didominasi oleh elit-elit korup (penguasa feodal, birokrat, kapitalis-borjuis, dll.), menyajikan hukum tak lagi dalam wujudnya sebagai refleksi nilai keadilan atau asas kepatutan. Maka hukum ini tak hanya telah berubah bentuk dalam wujud norma-norma constitutum yang positif-formal dan rasional, ialah telah menjadi lege atau lex dan tidak lagi bisa bertahan ius, melainkan lebih jauh lagi ia ini telah berubah secara struktural maupun fungsional sebagai alat pembenar eksploitasi yang vulgar, dengan mereka yang terdudukkan sebagai kawula-kawula papa yang telah dan akan tetap menjadi korbannya. Hukum (2008) 9

Relevansi Kritik terhadap Positivisme (2) Pembuat putusan-putusan hukum, semisal hakim, tak lagi dikukuhi dalam konsep menurut paradigma lamanya yang positivistik, ialah cuma sebagai mulut yang sebatas berkemampuan untuk mengucapkan bunyi undang-undang. Konteks yang nyatanya amat lebih kompleks daripada apa yang pernah dirumuskan dalam norma-norma hukum perundang-undangan. Kini mulai banyak disadari dan diakui bahwa law is not (always) society. Law is in society, most of all it exists in a plural and complex society. Hukum (2008) 10

Kritik terhadap formalisme dan deduktif mekanistik dalam ilmu hukum Roscou Pond: mari kita tidak jadi biarawan hukum, yang hanya menikmati atmospir kemurnian hukum dengan memisahkan hukum dari kehidupan keseharian dan elemen kemanusiaan. Hukum yang dituliskan (law in abstracto) tidak selalu sama dengan hukum dalam praktek (law in concreto). Hukum dalam prakteknya sangat dipengaruhi oleh faktor-faktor di luar hukum (extra-legal factors) Hukum (2008) 11

Herlambang-Kritik thd Doktrin Positivisme Hukum (2008) 12