APLIKASI KONFIGURASI JARINGAN SPINDEL PADA PLN CABANG MEDAN RAYON MEDAN KOTA

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. Transmisi, dan Distribusi. Tenaga listrik disalurkan ke masyarakat melalui jaringan

PENGARUH PENAMBAHAN JARINGAN TERHADAP DROP TEGANGAN PADA SUTM 20 KV FEEDER KERSIK TUO RAYON KERSIK TUO KABUPATEN KERINCI

Evaluasi Keandalan Sistem Jaringan Distribusi 20 kv Menggunakan Metode Reliability Network Equivalent Approach (RNEA) di PT. PLN Rayon Mojokerto

BAB I PENDAHULUAN. menyalurkan tenaga listrik dari sumber daya listrik besar sampai ke konsumen.

Analisis Keandalan Sistem Distribusi Menggunakan Program Analisis Kelistrikan Transien dan Metode Section Technique

BAB I PENDAHULUAN. Kebutuhan akan energi listrik selama ini selalu meningkat dari tahun ke

ANALISA PERHITUNGAN SUSUT TEKNIS DENGAN PENDEKATAN KURVA BEBAN PADA JARINGAN DISTRIBUSI PT. PLN (PERSERO) RAYON MEDAN KOTA

ANALISIS RUGI-RUGI ENERGI SISTEM DISTRIBUSI PADA GARDU INDUK SEI. RAYA

STUDI PENEMPATAN SECTIONALIZER PADA JARINGAN DISTRIBUSI 20 KV DI PENYULANG KELINGI UNTUK MENINGKATKAN KEANDALAN

BAB I PENDAHULUAN. sehingga penyaluran energi listrik ke konsumen berjalan lancar dengan kualitas

Analisa Koordinasi Over Current Relay Dan Ground Fault Relay Di Sistem Proteksi Feeder Gardu Induk 20 kv Jababeka

Perencanaan Rekonfigurasi Jaringan Tegangan Menengah Pada Kampus Universitas Udayana Bukit Jimbaran

ANALISIS KEANDALAN SISTEM JARINGAN DISTRIBUSI 20 KV DI PT PLN DISTRIBUSI JAWA TIMUR KEDIRI DENGAN METODE SIMULASI SECTION TECHNIQUE

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

Analisa Keandalan Jaringan Sistem Distribusi Tegangan Menengah 20kV di PT. Astra Daihatsu Motor

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II LANDASAN TEORI

ANALISIS KEANDALAN DAN NILAI EKONOMIS DI PENYULANG PUJON PT. PLN (PERSERO) AREA MALANG

Abstrak. Kata kunci: kualitas daya, kapasitor bank, ETAP 1. Pendahuluan. 2. Kualitas Daya Listrik

BAB IV PEMBAHASAN. Secara geografis Gardu Induk Kentungan letaknya berada di Jl. Kaliurang

Teknologi Elektro, Vol. 14, No.2, Juli - Desember

Jurnal Media Elektro, Vol. 1, No. 3, April 2013 ISSN

Analisa Keandalan Sistem Distribusi 20 kv PT.PLN Rayon Lumajang dengan Metode FMEA (Failure Modes and Effects Analysis)

ANALISA JATUH TEGANGAN PADA JARINGAN DISTRIBUSI 20 kv DI FEEDER PENYU DI PT. PLN (PERSERO) RAYON BINJAI TIMUR AREA BINJAI LAPORAN TUGAS AKHIR

BAB I PENDAHULUAN. adanya daya listrik, hampir semua peralatan kebutuhan sehari-hari membutuhkan

BAB II LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. sebagai salah satu kebutuhan utama bagi penunjang dan pemenuhan kebutuhan

BAB I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang

KOKO SURYONO D

Evaluasi Tingkat Keandalan Jaringan Distribusi 20 kv Pada Gardu Induk Bangkinang Dengan Menggunakan Metode FMEA (Failure Mode Effect Analysis)

EVALUASI EKSPANSI JARINGAN TEGANGAN MENENGAH 20 kv GI SOLO BARU

Jurnal Media Elektro Vol. V No. 2 ISSN: ANALISIS RUGI-RUGI DAYA JARINGAN DISTRIBUSI 20 kv PADA SISTEM PLN KOTA KUPANG

Perencanaan Kebutuhan Distribusi Sekunder Perumahan RSS Manulai II

STUDI KEANDALAN JARINGAN DISTRIBUSI 20 KV YANG TERINTERKONEKSI DENGAN DISTRIBUTED GENERATION

EVALUASI KEANDALAN SISTEM DISTRIBUSI TENAGA LISTRIK BERDASARKAN SAIDI DAN SAIFI PADA PT. PLN (PERSERO) RAYON KAKAP

BAB II LANDASAN TEORI

EVALUASI KEANDALAN SISTEM JARINGAN DISTRIBUSI MENGGUNAKAN INDEKS SAIDI DAN SAIFI PADA PT.PLN (PERSERO) AREA PONTIANAK

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI

Bab V JARINGAN DISTRIBUSI

LAPORAN TUGAS AKHIR. Oleh: ANGKI PUTRA KURNIAWAN NIM :

STUDI ANALISIS KEANDALAN SISTEM DISTRIBUSI PT

Peningkatan Keandalan Sistem Distribusi Tenaga Listrik 20 kv PT. PLN (Persero) APJ Magelang Menggunakan Static Series Voltage Regulator (SSVR)

SILABUS. 5. Evaluasi - Kehadiran - Tugas - partisipasi diskusi, tanya jawab - UTS - UAS

: Distributed Generation, Voltage Profile, Power Losses, Load Flow Analysis, EDSA 2000

ANALISIS KEANDALAN PADA PENYULANG BATU BELIG

TEKNIK MANAJEMEN LOSSES ALA KOLONI SEMUT UNTUK PENINGKATAN EFISIENSI SALURAN DISTRIBUSI 20 KV

ANALISIS TEORITIS PENEMPATAN TRANSFORMATOR DISTRIBUSI MENURUT JATUH TEGANGAN DI PENYULANG BAGONG PADA GARDU INDUK NGAGEL

REKONFIGURASI JARINGAN DISTRIBUSI TEGANGAN 20 KV PADA FEEDER PANDEAN LAMPER 5 RAYON SEMARANG TIMUR

PENENTUAN TARGET INDEKS KEANDALAN, DROP TEGANGAN, DAN RUGI DAYA PADA FEEDER SRL07 GI SRONDOL MENGGUNAKAN ETAP 7.5.0

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Aplikasi Pendekatan Aliran Daya untuk Estimasi Rugi-Rugi Energi Sistem Distribusi Radial 20 kv

Evaluasi Keandalan Sistem Distribusi Tenaga Listrik Berdasarkan Mutu Pelayanan

PERHITUNGAN DAN ANALISIS KESEIMBANGAN BEBAN PADA SISTEM DISTRIBUSI 20 KV TERHADAP RUGI-RUGI DAYA (STUDI KASUS PADA PT.

BAB II JARINGAN DISTRIBUSI TENAGA LISTRIK. karena terdiri atas komponen peralatan atau mesin listrik seperti generator,

Penggunaan Pemrograman Dinamik dalam Menyelesaikan Masalah Distributed Generation Allocation

JURNAL TEKNIK ITS Vol. 7, No. 1 (2018), ( X Print) B 1

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Gambar 2.1 Tiga Bagian Utama Sistem Tenaga Listrik untuk Menuju Konsumen

Politeknik Negeri Sriwijaya BAB 1 PENDAHULUAN

BAB IV PEMBAHASAN DAN HASIL. 4.1 Jumlah Pelanggan Per-Penyulang di Gardu Induk Gejayan

BAB I PENDAHULUAN. tahun ke tahun. Sejalan dengan meningkatnya pertumbuhan ekonomi dan industri

BAB III PENGUKURAN DAN PENGUMPULAN DATA

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI

Oleh: Erhaneli (1), Ramadonal (2) (1) Dosen Jurusan Teknik Elektro (2) Mahasiswa Jurusan Teknik Elektro

BAB III METODE PENELITIAN

Studi Perbaikan Keandalan Jaringan Distribusi Primer Dengan Pemasangan Gardu Induk Sisipan Di Kabupaten Enrekang Sulawesi Selatan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI. penelitian-penelitian yang telah dilakukan sebelumnya guna menentukan batasan

Canggi Purba Wisesa, Analisis Keandalan Sistem Distribusi 20 kv di PT. PLN APJ Banyuwangi dengan metode Reliability Network Equivalent Approach

Analisis Aliran Daya Pada Sistem Distribusi Radial 20KV PT. PLN (Persero) Ranting Rasau Jaya

ANALISIS BEBAN TIDAK SEIMBANG TERHADAP LOSSES JARINGAN TEGANGAN RENDAH (JTR) PADA GARDU DISTRIBUSI DT-1 DAERAH KERJA PT.PLN (Persero) RAYON DELITUA

PERBAIKAN JATUH TEGANGAN PADA FEEDER B KB 31P SETIABUDI JAKARTA DENGAN METODE PECAH BEBAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Gunawan Hadi Prasetiyo, Optimasi Penempatan Recloser pada Penyulang Mayang Area Pelayanan dan Jaringan (APJ) Jember Menggunakan Simplex Method

Penentuan Kapasitas dan Lokasi Optimal Penempatan Kapasitor Bank Pada Penyulang Rijali Ambon Menggunakan Sistem Fuzzy

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI

Analisis Keandalan Sistem Jaringan Distribusi PT. PLN (Persero) Banda Aceh Menggunakan Metode Section Technique

NASKAH PUBLIKASI ANALISIS GANGGUAN HUBUNG SINGKAT TIGA FASE LINE TO GROUND

Studi Keandalan Sistem Distribusi 20kV di Bengkulu dengan Menggunakan Metode Failure Mode Effect Analysis (FMEA)

BAB IV PEMBAHASAN Daftar Penyulang di Gardu Induk Kebasen dan Gardu Induk

BAB I PENDAHULUAN. dengan energi, salah satunya energi listrik yang sudah menjadi

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. flow chart. Pada prosedur penelitian akan dilakukan beberapa langkah yaitu studi

ANALISIS SUSUT ENERGI NON TEKNIS PADA JARINGAN DISTRIBUSI PLN RAYON KOBA

EVALUASI EXPECTED ENERGY NOT SUPPLIED (EENS) TERHADAP KEANDALAN SISTEM DISTRIBUSI 20 kv KOTA PADANG

ANALISIS PENGARUH PEMASANGAN KAWAT TANAH TERHADAP GANGGUAN SURJA PETIR PADA SISTEM DISTRIBUSI SALURAN UDARA TEGANGAN MENENGAH 20 KV

Analisis Rugi Daya Pada Jaringan Distribusi Penyulang Barata Jaya Area Surabaya Selatan Menggunakan Software Etap 12.6

BAB III METODELOGI PENELITIAN

BAB IV PEMBAHASAN. 4.1 Jumlah Pelanggan pada setiap Penyulang di Gardu Induk Batang. No Penyulang Jumlah Pelanggan 1 BTG BTG

EVALUASI RUGI-RUGI JARINGAN YANG DILAYANI OLEH JARINGAN PLTS TERPUSAT SIDING

REKONFIGURASI JARINGAN DISTRIBUSI 20 KV UNTUK PERBAIKAN PROFIL TEGANGAN DAN SUSUT DAYA LISTRIK

ANALISIS GANGGUAN HUBUNG SINGKAT TIGA FASE PADA SISTEM DISTRIBUSI STANDAR IEEE 13 BUS

BAB I PENDAHULUAN. meningkat. Hal ini akan menyebabkan permintaan energi listrik akan mengalami

NASKAH PUBLIKASI ANALISIS HUBUNG SINGKAT TIGA PHASE

BAB II DASAR TEORI. beberapa studi dan penelitian telah dilakukan. Robi (2008) melakukan studi

Peningkatan Kualitas Jaringan Distribusi Tegangan Menengah Dengan Optimasi Konfigurasi

STUDI KOORDINASI FUSE

BAB I PENDAHULUAN. Pada sistem penyaluran tenaga listrik, kita menginginkan agar pemadaman tidak

STUDI PERBANDINGAN KEANDALAN SISTEM DISTRIBUSI 20 KV MENGGUNAKAN METODE SECTION TECHNIQUE DAN RNEA PADA PENYULANG RENON

ANALISA PEMILIHAN TRAFO DISTRIBUSI BERDASARKAN BIAYA RUGI-RUGI DAYA DENGAN METODE NILAI TAHUNAN

STUDI PERHITUNGAN DAN ANALISA RUGI RUGI JARINGAN DISTRIBUSI (STUDI KASUS: DAERAH KAMPUNG DOBI PADANG)

BAB II SISTEM DISTRIBUSI TENAGA LISTRIK

Transkripsi:

APLIKASI KONFIGURASI JARINGAN SPINEL PAA PLN CABANG MEAN RAYON MEAN KOTA Virgilius Robert H. Rumapea 13203146 Laboratorium Tegangan Tinggi dan Arus Tinggi Sekolah Teknik Elektro dan Informatika - Institut Teknologi Bandung e-mail: verg1e_rhr@yahoo.com ABSTRAK aerah layanan PLN Cabang Medan Rayon Medan Kota merupakan daerah yang didominasi oleh kawasan bisnis, perkantoran, pusat perbelanjaan, pusat hiburan, dan pemukiman padat penduduk. Oleh karena itu, listrik yang disuplai hendaknya memiliki kualitas yang baik. Parameter yang umum digunakan untuk menilai kualitas listrik adalah tegangan jatuh dan keandalannya. Pada saat ini, jaringan distribusi PLN Cabang Medan Rayon Medan Kota menggunakan konfigurasi jaringan radial. ari hasil kajian dengan kondisi pembebanan 2006, sebagian besar jaringan distribusi ini memiliki kualitas yang kurang baik. Kualitas ini akan semakin buruk dengan adanya pertumbuhan beban (konsumen) pada tahun-tahun selanjutnya. Untuk mencegah semakin buruknya kualitas listrik ini, upaya perbaikan harus dilakukan pada jaringan distribusi ini. alam perbaikan jaringan distribusi Rayon Medan Kota ini, salah satu solusi yang dapat digunakan adalah dengan mengganti konfigurasi jaringan distribusi (yang tadinya konfigurasi radial) menjadi konfigurasi spindel. engan konfigurasi spindel, keandalan jaringan distribusi akan meningkat. Selain itu, jaringan distribusi yang diusulkan dirancang dengan menggunakan prediksi pembebanan pada tahun 2015, sehingga tegangan jatuh pada jaringan distribusi tetap terjaga sampai tahun 2015. Kata kunci: electrical distribution, voltage drop, reliability, keandalan, failure, medium voltage PENAHULUAN Jaringan distribusi terdiri dari Jaringan Tegangan Menengah (JTM) dan Jaringan istribusi Tegangan Rendah (JTR). Jaringan Tegangan Menengah menyalurkan daya dari Gardu Induk (GI) ke Gardu istribusi (G), sedangkan Jaringan Tegangan Rendah menyalurkan daya dari Gardu istribusi kepada konsumen. ASAR TEORI 2.1. Konfigurasi Jaringan Listrik Konfigurasi jaringan adalah bentuk saluran yang menghubungkan sumber dengan beban, sumber dengan sumber, dan beban dengan beban. Pada saat ini terdapat bermacam-macam konfigurasi jaringan listrik., beberapa diantaranya adalah sebagai berikut: 1.2 Konfigurasi Jaringan Radial [1],[2],[3] SUB LATERAL LATERAL MAIN CB 1

Pada konfigurasi jaringan radial ini terdapat saluran utama (main) dan saluran lateral. Saluran lateral merupakan cabang yang menghubungkan beban dengan saluran utama. rentang waktu tertentu, kurva ini di sebut sebagai kurva beban. Rentang waktu dalam kurva beban bisa dalam interval beberapa menit, jam, ataupun hari tergantung dari maksud dan tujuan pengambaran kurva tersebut. 2.1.3 Konfigurasi Jaringan Spindel [1],[2],[3] Konfigurasi jaringan spindel ditandai dengan adanya feeder express. Feeder express ini bekerja menyalurkan daya ke beban jika gangguan terjadi pada penyulang yang menyuplai beban tersebut. Feeder Express menyuplai beban tersebut melalui Gardu Refleksi. Pada konfigurasi jaringan spindel, semua beban terhubung langsung ke saluran utama (main). Perbedaan antara LC dan LC yaitu LC tidak lagi menunjukkan data sejarah pola pemakaian beban setiap jamnya. Sedangkan persamaannya, LC dan LC akan menunjukkan jumlah total energi yang sama untuk suatu sistem yang diamati. 2.2. Karakteristik Pembebanan [1] Karakteristik pembebanan pada sistem distribusi mencerminkan komposisi jenis beban yang dilayani. Setiap jenis beban memiliki karakteristik pola konsumsi listrik harian yang berbeda. Pola konsumsi listrik setiap jenis beban ini dapat direpresentasikan dalam gambar kurva beban maupun dengan faktorfaktor pembebanan tertentu. Sistem distribusi dengan komposisi jenis beban yang berbeda memiliki bentuk kurva beban harian dan nilai faktor-faktor pembebanan yang berbeda pula. 2.2.1 Kurva Beban Harian dan Kurva urasi Beban Harian Beban dalam sistem distribusi bisa berubah-ubah tergantung dari pola pemakaian konsumen. Perubahan dari besarnya beban dalam sistem digambarkan dalam kurva dengan 2.2.2 Parameter Analisis Karakteristik Beban 2.2.2.1 iversity Factor (F ) [1] iversity factor didefinisikan sebagai rasio dari penjumlahan demand maksimum masing-masing jenis beban dengan demand maksimum sistem secara keseluruhan. 1+ 2 + 3 +... + n F = g 2

n i i= 1 F = g i = demand maksimum masingmasing beban i, dengan mengabaikan waktu kejadian. g = demand maksimum sistem. 2.2.2.2 Coincidence Factor (CF) [1] Coincidence factor didefiniskan sebagai perbandingan antara demand maksimum sistem dengan jumlah demand maksimum masing-masing jenis beban. g 1+ 2 + 3 +... n CF = + g 1 CF = = n F i= 1 i Coincidence factor menunjukkan keserempakan dari kurva beban masingmasing jenis beban yang berinteraksi membentuk kurva beban gabungan. coincidence factor akan bernilai 1 (satu) jika setiap jenis beban mengalami waktu puncak yang sama. Coincidence factor berbanding terbalik dengan diversity factor. 2.2.2.3 Load Factor (LF) [1] Load factor didefinisikan sebagai perbandingan beban rata-rata dengan beban puncak dalam rentang waktu tertentu. average load P LF = = peak load Pˆ engan memperhatikan selang waktu, maka load factor akan dinyatakan sesuai kurun waktunya, yang disebut dengan annual load factor. average load T annual LF = peak load T Total Annual Energi annual LF = (annual peak load) T 2.2.3 Perhitungan Keandalan Pada gambar di atas terdapat beberapa Gardu istribusi yang terhubung dengan suatu jaringan melalui pelebur (fuse). L1, L2, L3, dan L4 merupakan saluran yang menghubungkan sumber dengan Gardu istribusi tersebut. Keandalan untuk tiap beban di atas dapat diperoleh dengan persamaan: beban= λbus+ λcb+ 1+ 2+ 3+ 4 λ + λ ketidaktersediaan (Unavailability) untuk tiap beban dapat diperoleh dengan persamaan: U beban = BUS rbus+ CBCB λ r + 1r L1+ 2r L2+ 3r L3+ 4r L4 λ + λr dan waktu perbaikan rata-rata diperoleh dengan: r U beban beban = (2.25) λbeban dimana, λ beban λ BUS λ CB λ L λ f r beban r BUS r CB r L r f : laju kegagalan suplai daya pada beban : laju kegagalan bus : laju kegagalan pemutus (CB) : laju kegagalan saluran : laju kegagalan pelebur (fuse) :waktu perbaikan rata-rata untuk suplai beban : waktu perbaikan rata-rata bus :waktu perbaikan rata-rata pemutus (CB) :waktu perbaikan rata-rata saluran :waktu perbaikan rata-rata pelebur (fuse) f f f 3

KONISI JARINGAN ISTRIBUSI PLN CABANG MEAN RAYON MEAN KOTA TAHUN 2006 Pada Rayon Medan Kota terdapat 19 penyulang yang disuplai oleh 3 Gardu Induk. Ketiga Gardu Induk tersebut adalah GI enai, GI Glugur, dan GI Titi Kuning. GI enai menyuplai 3 penyulang, GI Glugur menyuplai 8 penyulang, dan GI Titi Kuning menyuplai 8 penyulang. Panjang total seluruh saluran yang terdapat di Rayon Medan Kota adalah 280,69 kms 3.1. Hasil Analisis Aliran aya Pada tabel di atas dapat diamati bahwa laju kegagalan dan lama pemadaman (ketidaktersediaan) yang terjadi pada tiap penyulang cukup tinggi. Oleh karena itu, perlu dipertimbangkan untuk melakukan perbaikan pada jaringan distribusi yang ada di PLN Rayon Medan Kota. APLIKASI KONFIGURASI JARINGAN SPINEL Pada tabel di atas dapat diamati bahwa dengan total daya yang disalurkan oleh penyulang yang masih relatif kecil, tegangan jatuh yang terjadi cukup besar. Jika beban bertumbuh, maka tegangan jatuh ini akan semakin besar. 3.2. Kajian Keandalan 4.1 Gardu Induk dan Gardu Refleksi alam membuat konfigurasi jaringan spindel ini, penyulang- penyulang lama tidak diperhitungkan lagi. Semua trafotrafo yang telah ada akan disuplai oleh penyulang penyulang baru. Penyulang penyulang baru ini akan terhubung dengan 2 Gardu Induk (GI), yaitu GI 4

Glugur dan GIS Listrik. GI Glugur terletak di Jl.Yos Sudarso, sedangkan GIS Listrik terletak di Jl.Listrik. GIS Listrik dipilih karena GIS ini berada di Rayon Medan Kota, sementara GI Glugur dipilih karena jaraknya tidak terlalu jauh dari Rayon Medan Kota. Salah satu bagian yang penting dalam mengaplikasikan konfigurasi jaringan spindel adalah Gardu Refleksi. Gardu Refleksi berupa bus bar yang menghubungkan feeder express dengan penyulang-penyulang berbeban. Pada Rayon Medan Kota ini, posisi Gardu Refleksi diusulkan di sekitar Jl.A.R.Hakim, Jl.enai, dan Jl.Sutrisno. Posisi ini dipilih dengan mempertimbangkan posisi GI Glugur, GIS Listrik, dan trafo-trafo distribusi yang akan dilayani. 4.2 Pembebanan Sistem distribusi yang direkomendasikan ini direncanakan mampu menyuplai kebutuhan beban di Rayon Medan Kota minimal sampai tahun 2015. Untuk itu, rekomendasi sistem distribusi ini memerlukan forecast (prediksi) beban di Rayon Medan Kota hingga tahun 2015. Prediksi beban yang digunakan diperoleh dari data prediksi pada PLN Wilayah Sumatera Bagian Utara. Hasil prediksi beban tersebut berupa prediksi energi terjual (GWh) untuk setiap sektor beban (rumah tangga, bisnis, industri, dan publik) di setiap kecamatan. engan menggunakan Load Factor dan Kurva Beban diperoleh pembebanan maksimum pada tiap kecamatan sebagai berikut: Selanjutnya kw maks tiap-tiap kecamatan tersebut dibagikan ke semua trafo yang ada di kecamatan tersebut. 4.3 Perencanaan Penyulang Baru Penyulang-penyulang baru yang direncanakan adalah 18 penyulang. Sebanyak 9 penyulang terhubung dengan GI Glugur dan 9 penyulang lainnya terhubung dengan GIS Listrik. Salah satu dari 9 penyulang yang terhubung ke masing-masing gardu induk merupakan feeder express. alam membuat rute ini, referensi yang digunakan adalah Peta Kota Medan tahun 2003. Sebelum rute tersebut direalisasikan, perlu dilakukan peninjauan rute secara detail untuk mengetahui apakah jalur-jalur yang dilalui memungkinkan untuk membuat galian kabel. Pada tabel berikut, terdapat nama dan rute penyulang yang disuplai oleh GI Glugur dan GIS Listrik 5

4.4.2 Kondisi Gangguan Tabel 4.1 Penyulang Yang isuplai GI Glugur Pada analisis daya dengan kondisi gangguan, gangguan dimisalkan terjadi pada penghantar yang menghubungkan Circuit Breaker dengan trafo distribusi yang paling dekat dengan Circuit Breaker tersebut. engan kata lain, seluruh trafo distribusi disuplai melalui feeder express. Tabel 4.1 Penyulang Yang isuplai GIS Listrik 4.4 Hasil Analisis Aliran aya 4.4.1 Kondisi Normal Aliran daya pada kondisi normal adalah aliran daya pada saat tidak terjadi gangguan. Hasil aliran daya (baik pada kondisi normal maupun pada kondisi gangguan) menunjukkan tegangan terendah di atas 95%. Kondisi ini telah memenuhi standard SPLN No. 56-1:1993 yang menyatakan bahwa tegangan jatuh maksimum untuk JTM (20 kv) = 5 % 6

dan untuk JTR (380 V) = 2 % bila Cos ϕ = 0,85. 4.4 Kajian Ekonomi (Pembiayaan) alam Merealisasikan Rancangan Jaringan istribusi ari tabel di atas, dapat disimpulkan bahwa biaya untuk merealisasikan rancangan jaringan distribusi ini adalah sebesar Rp.134.875.837.768,98 (pada tahun 2008) atau Rp.158.048.349.671,68 (pada tahun 2010). Karena biaya yang diperhitungkan hanya biaya pengadaan komponen (peralatan), maka dalam merealisasikan rancangan jaringan distribusi ini, perlu dilakukan perhitungan biaya yang lebih lanjut meliputi biaya pemasangan dan biaya administrasi ke pemerintah daerah setempat. LBS motorized ada pada sisi Incoming Trafo istribusi yang berada pada tengah beban penyulang (diberi warna merah). LBS motorized ini membagi penyulang menjadi 2 bagian, yaitu Bagian A (antara GI dengan LBS Motorized) dan Bagian B (antara LBS motorized dengan Gardu Refleksi). Jika gangguan terjadi pada bagian A, maka Trafo istribusi pada Bagian A akan mengalami pemadaman selama 41 menit (CB close-open selama 6 menit ditambah waktu membagi penyulang menjadi 2 bagian selama 5 menit dan waktu untuk menemukan dan mengisolasi gangguan selama 30 menit), sedangkan Trafo istribusi pada Bagian B akan mengalami pemadaman selama 11 menit (CB close-open selama 6 menit ditambah waktu untuk membagi penyulang menjadi 2 bagian selama 5 menit). emikian juga sebaliknya, jika gangguan terjadi pada bagian B, maka Trafo istribusi pada Bagian A akan mengalami pemadaman selama 11 menit, sedangkan Trafo istribusi pada Bagian B akan mengalami pemadaman selama 41 menit. engan keadaan demikian diperoleh hasil perhitungan keandalan pada tiap penyulang sebagai berikut: 4.5 Kajian Kehandalan 7

ari tabel di atas, dapat disimpulkan bahwa laju kegagalan setiap penyulang cukup kecil, yaitu di bawah 2,5 kegagalan/tahun. Sementara waktu perbaikan rata-rata di bawah 0,5 jam/gangguan dan lama pemadaman (ketidaktersediaan) sekitar 1 jam/tahun. Hal ini terjadi karena pada konfigurasi jaringan spidel, gangguan lebih rendah dibanding pada konfigurasi radial (saluran yang ada hanya saluran utama atau main). Selain itu, jika terjadi gangguan (kecuali gangguan pada trafo distribusi dan pelebur atau fuse), waktu yang dibutuhkan untuk melayani beban kembali adalah waktu untuk menemukan dan mengisolasi gangguan (tidak meliputi waktu untuk memperbaiki peralatan yang terganggu). Jadi, dapat disimpulkan bahwa dengan menggunakan jaringan distribusi konfigurasi spindel, keandalan suatu sistem distribusi menjadi lebih baik. KESIMPULAN Kesimpulan yang diperoleh adalah: 1. Kondisi jaringan distribusi PLN Cabang Medan Rayon Medan Kota saat ini kurang baik, yang ditandai dengan tegangan terendah pada sebagian jaringan distribusi yang mendekati 95% dan indeks keandalan (laju kegagalan, lama padam, dan waktu perbaikan) yang cukup tinggi. 2. Rancangan jaringan distribusi yang telah dibuat memiliki tegangan jatuh dan indeks keandalan yang lebih baik untuk kondisi pembebanan tahun 2015 yang diprediksi oleh Tim Lembaga Pengabdian dan Pemberdayaan Masyarakat (LPPM) ITB. AFTAR PUSTAKA [1.] Gonen, Turan.1986. Electrical Power istribution System Engineering. United State of America: McGraw-Hill Book Inc., 1986. [2.] Pansini, Anthony J. 1988. Electrical istribution Engineering. Singapore: McGraw-Hill Book Inc. [3.] Pabla, A.S. 2000. Electric Power istribution. New elhi: Tata McGraw-Hill Publishing Company Limited [4.] Grainger, Jhon J dan Stavensen, William.1994.Power System Analysis. Singapore: McGraw- Hill Book Inc. [5.] Billinton,Roy and Ronald N.Allan. 1996. Reliability Evaluation of Power Systems. United States of America: Plenum Press [6.] IEEE Recommended Practice for the esign of Reliable Industrial and Commercial Power Systems [7.] Lembaga Pengabdian dan Pemberdayaan Masyarakat (LPPM) ITB. Rancangan Pengembangan Jaringan istribusi PT.PLN (Persero) Cabang Medan Sampai Tahun 2015. Bandung:2007 [8.] Hariyanto, Nanang.2006. iktat Praktikum Analisis Sistem Tenaga.Bandung: s.n.,2006 3. Untuk merealisasikan rancangan jaringan distribusi ini dibutuhkan dana sebesar Rp.134.875.837.768,98 (pada tahun 2008) atau Rp.158.048.349.671,68 (pada tahun 2010). 8