Memodelkan regresi logistik biner data set hasil sampel bootstrap B.

dokumen-dokumen yang mirip
BINER UNTUK KETEPATAN KLASIFIKASI KESEJAHTERAAN RUMAH TANGGA DI KOTA PATI

Statistik Deskriptif. Perumahan. Seminar Hasil Tugas Akhir

METODE BOOTSTRAP AGGREGATING REGRESI LOGISTIK BINER UNTUK KETEPATAN KLASIFIKASI KESEJAHTERAAN RUMAH TANGGA DI KOTA PATI

Kata Kunci: Penciri Tingkat Kesejahteraan, Kemiskinan, bagging MARS

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar belakang

KLASIFIKASI KESEJAHTERAAN RUMAH TANGGA DI KOTA MALANG DENGAN PENDEKATAN BAGGING REGRESI LOGISTIK

KETEPATAN KLASIFIKASI PEMILIHAN METODE KONTRASEPSI DI KOTA SEMARANG MENGGUNAKAN BOOSTSTRAP AGGREGATTING REGRESI LOGISTIK MULTINOMIAL

KETEPATAN KLASIFIKASI PEMILIHAN METODE KONTRASEPSI REGRESI LOGISTIK MULTINOMIAL

BAB I PENDAHULUAN. logistik didasarkan pada pendekatan analisis regresi linear merupakan metode yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Klasifikasi Kesejahteraan Rumah Tangga di Jawa Timur dengan Pendekatan Multivariate Adaptive Regression Spline Bootstrap Aggregating (MARS Bagging)

ESTIMASI EROR STANDAR PARAMETER REGRESI LOGISTIK MENGGUNAKAN METODE BOOTSTRAP

Hary Mega Gancar Prakosa Dosen Pembimbing Dr. Suhartono, S.Si, M.Sc Co Pembimbing Dr. Bambang Wijanarko Otok, S.Si, M.

METODE ENSEMBLE PADA CART UNTUK PERBAIKAN KLASIFIKASI KEMISKINAN DI KABUPATEN JOMBANG

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

III. METODE PENELITIAN. kegiatan ini dimaksudkan untuk mendapatkan data-data yang dibutuhkan,

Pengembangan Indikator Rumah Tangga Miskin Provinsi Jawa Timur Menggunakan Structural Equation Modelling Bootstrap Aggregating (SEM BAGGING)

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

HASIL DAN PEMBAHASAN

ANALISIS PENDUDUK BEKERJA BERDASARKAN SEKTOR PEKERJAAN DAN JAM KERJA MENGGUNAKAN REGRESI PROBIT BIVARIAT DI PROVINSI ACEH

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Kemiskinan merupakan masalah yang dialami secara global dan telah

Seminar Tugas Akhir. Analisis Klasifikasi Kesejahteraan Rumah Tangga di Propinsi Jawa Timur dengan Pendekatan CART ARCING. Surabaya, Juli 2011

DATA DAN METODE PENELITIAN

BAGGING CART PADA KLASIFIKASI ANAK PUTUS SEKOLAH

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

IDENTIFIKASI KARAKTERISTIK ANAK PUTUS SEKOLAH DI JAWA BARAT DENGAN REGRESI LOGISTIK

KONDISI SOSIAL EKONOMI

SEMINAR NASIONAL MATEMATIKA DAN PENDIDIKAN MATEMATIKA UNY 2015

PROFIL KEMISKINAN DI PROVINSI JAWA TENGAH TAHUN 2010

PROFIL KEMISKINAN DI SULAWESI TENGAH SEPTEMBER 2015

1. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

Tinjauan Pustaka. Tinjuan Non Statistik. Tinjauan Statistik. Uji Serentak. Hipotesis:... Statistik Uji: Daerah penolakan: tolak H 0 jika G > 2, p.

PROFIL KEMISKINAN DI SULAWESI TENGAH SEPTEMBER 2014

SEMINAR TUGAS AKHIR 16 JANUARI Penyaji : I Dewa Ayu Made Istri Wulandari Pembimbing : Prof.Dr.Drs. I Nyoman Budiantara, M.

PENGEMBANGAN MODEL RAMALAN PRODUKSI PADI DENGAN PENDEKATAN BAGGING MARS

III. METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. seperti Negara Indonesia akan berdampak pada pertumbuhan ekonomi Negara

BAB 5 PENUTUP. Determinan unmet..., Muhammad Isa, FE UI, Universitas Indonesia

PROFIL KEMISKINAN DI SULAWESI TENGAH MARET 2016

ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga BAB I PENDAHULUAN

PROFIL KEMISKINAN DI PROVINSI JAWA TENGAH BULAN SEPTEMBER 2011

Pemodelan Angka Putus Sekolah Tingkat SLTP dan sederajat di Jawa Timur Tahun 2012 dengan Menggunakan Analisis Regresi Logistik Ordinal

PROFIL KEMISKINAN DI SULAWESI TENGAH SEPTEMBER 2013

Indonesia - Survei Sosial Ekonomi Nasional 2015 Maret (KOR)

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. 1. Berdasarkan penghitungan kemiskinan multidimensi anak di Provinsi Sulawesi

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

PROFIL KEMISKINAN PROVINSI KALIMANTAN TENGAH SEPTEMBER 2011

Bab I PENDAHULUAN. Dewasa ini perkembangan komputer yang maju dapat dipergunakan manusia

Pendugaan Selang Kepercayaan Persentil Bootstrap Nonparametrik untuk Parameter Regresi

PENERAPAN METODE PENDUGAAN AREA KECIL (SMALL AREA ESTIMATION) PADA PENENTUAN PROPORSI RUMAH TANGGA MISKIN DI KABUPATEN KLUNGKUNG

Pemerataan akses pelayanan rawat jalan di berbagai wilayah Indonesia Mardiati Nadjib, author

Kegiatan Anak Usia Tahun di Jawa Timur Menggunakan Regresi Logistik Multinomial: Suatu Peranan Urutan Kelahiran

SEMINAR HASIL TUGAS AKHIR. Presented by Rizky Amalia Yulianti Dosen Pembimbing : Dr. Vita Ratnasari, S.Si, M.Si

Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Tingkat Kelahiran di Kabupaten Brebes dengan Pendekatan Regresi Logistik Biner

PROFIL KEMISKINAN DI SULAWESI TENGAH MARET 2015

LOGO. Prof. Dra. Susanti Linuwih, M.Stat, PhD Wibawati, S.Si, M.Si

BAGGING MULTIVARIATE ADAPTIVE REGRESSION SPLINES (MARS) UNTUK KLASIFIKASI PASIEN HASIL PAP TEST PENYAKIT KANKER SERVIKS (STUDI KASUS DI RS X SURABAYA)

PROFIL KEMISKINAN DI SULAWESI TENGAH SEPTEMBER 2011

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

KONDISI KEMISKINAN PROVINSI GORONTALO SEPTEMBER 2014

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

TINGKAT KEMISKINAN DI PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

APLIKASI BAGGING UNTUK MENINGKATKAN KETEPATAN KLASIFIKASI PADA REGRESI MULTINOMIAL LOGISTIK

Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Keparahan Korban Kecelakaan Lalu Lintas di Kota Surabaya dengan Pendekatan Bagging Regresi Logistik Ordinal

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang dan Permasalahan

BAB I PENDAHULUAN. Statistika adalah salah satu cabang ilmu yang mempelajari prosedur-prosedur

PROFIL KEMISKINAN DI SULAWESI TENGGARA SEPTEMBER 2015 RINGKASAN


KLASIFIKASI PASIEN HASIL PAP SMEAR TEST

ANALISIS REGRESI NONPARAMETRIK SPLINE MULTIVARIAT UNTUK PEMODELAN INDIKATOR KEMISKINAN DI INDONESIA KOMPETENSI STATISTIKA SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. mengurangi kemiskinan (Madris, 2010). Indikator ekonomi makro (PDRB)

TINGKAT KEMISKINAN JAWA BARAT SEPTEMBER 2015

METODE PENELITIAN. Disain, Tempat, dan Waktu Penelitian

TINGKAT KEMISKINAN DI PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG SEPTEMBER TAHUN 2016

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER SURABAYA Seminar Hasil Tugas Akhir

TINGKAT KEMISKINAN DI PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG SEPTEMBER TAHUN 2014

Pemetaan dan Pemodelan Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK) Perempuan di Provinsi Jawa Timur dengan Pendekatan Model Probit

Pemetaan dan Pemodelan Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK) Perempuan di Provinsi Jawa Timur dengan Pendekatan Model Probit

BPS PROVINSI JAWA BARAT

4. HASIL DAN PEMBAHASAN

MULTIVARIATE ADAPTIVE REGRESSION SPLINES (MARS) UNTUK KLASIFIKASI STATUS KERJA DI KABUPATEN DEMAK

Oleh : Nita Indah Mayasari Dosen Pembimbing : Dra. Ismaini Zain, M.Si

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEMISKINAN DI JAWA TENGAH MENGGUNAKAN MODEL GALAT SPASIAL

Kata kunci---beras Keluarga Miskin, regresi logistik biner. I. PENDAHULUAN

ESTIMASI VARIANS DENGAN PENDEKATAN METODE RESCALED BOOTSTRAP

BAB I PENDAHULUAN. Otonomi daerah menyebabkan adanya pergeseran ketatanegaraan di

Bootstrap Aggregating Multivariate Adaptive Regression Splines (Bagging MARS) untuk Mengklasifikasikan Rumah Tangga Miskin di Kabupaten Jombang

UNIVERSITAS NEGERI GORONTALO UNIVERSITAS NEGERI GORONTALO OKTOBER 2014 AGUSTUS 2014

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Aghnita Septiarti, 2014 Studi Deskriptif Sikap Mental Penduduk Miskin

Jumlah dan Persentase Penduduk Miskin Riau pada Maret 2016 adalah 515,40 ribu atau 7,98 persen dari total penduduk.

BPS PROVINSI KEPULAUAN RIAU

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 3 METODE PENELITIAN

Distribusi Variabel Berdasarkan Tingkat Analisis, Jenis data, Variabel, dan Skala Pengukuran

BAB III METODE PENULISAN

PROFIL KEMISKINAN DI PROVINSI ACEH SEPTEMBER 2016

PEMODELAN DISPARITAS GENDER DI JAWA TIMUR DENGAN PENDEKATAN MODEL REGRESI PROBIT ORDINAL

Transkripsi:

B O O T S T R A P A G G R E G A T I N G 1 2 3 4 5 6 7 Tinjauan Pustaka Algoritma Bagging Regresi Logistik Biner Mengambil sampel bootstrap sebanyak n dari data set dengan pengulangan sebanyak n. Pengambilan sampel sedemikian hingga setiap variabel aggregate dalam setiap observasi. Memodelkan regresi logistik biner data set hasil sampel bootstrap B. Menghitung peluang respon untuk setiap observasi dan menghitung ketepatan klasifikasi. Kesalahan klasifikasi pada langkah ini disebut e B. Mengulang langkah 1 sampai langkah 4 sebanyak B kali (replikasi bootstrap). Memperoleh ketepatan klasifikasi bagging dari rata-rata ketepatan klasifikasi setiap pengambilan sampel sampai B, sehingga kesalahan klasifikasi bagging untuk replikasi B kali adalah B. Membentuk model bagging regresi logistik biner dari rata-rata setiap parameter pada setiap pengambilan sampel sampai B. Untuk memperoleh hasil yang lebih baik, maka replikasi bootstrap dilakukan sebanyak mungkin (Efron dan Tibshirani, 1993). Replikasi bootstrap yang biasa digunakan adalah 50 sampai 200. Seminar Hasil Tugas Akhir 2011 20

Sumber Data Data yang digunakan dalam penelitian ini merupakan data sekunder yang diperoleh dari hasil Survey Sosial Ekonomi Nasional (SUSENAS-2009) Jawa Timur. SUSENAS adalah survey yang dirancang BPS untuk mengumpulkan data sosial ekonomi kependudukan dengan cakupan yang luas, mulai dari aspek pendidikan, kesehatan, perumahan, dan variabel sosial ekonomi lainnya yang umumnya berkaitan dengan kesejahteraan rumah tangga. Seminar Hasil Tugas Akhir 2011 21

Variabel Penelitian Variabel Respon Variabel respon dalam penelitian ini adalah kesejahteraan rumah tangga, dimana rumah tangga dibagi menjadi 2 kategori, yaitu : 1 = miskin 2 = tidak miskin Pengelompokkan tersebut didasarkan pada besarnya pengeluaran perkapita rumah tangga per bulan. Pada tahun 2009, BPS telah menetapkan angka Rp 200.262,00 sebagai garis kemiskinan. Apabila suatu rumah tangga memiliki pengeluaran perkapita per bulan di bawah nilai garis kemiskinan tersebut, maka rumah tangga tersebut digolongkan sebagai rumah tangga miskin, dan sebaliknya. Seminar Hasil Tugas Akhir 2011 22

Variabel Penelitian Seminar Hasil Tugas Akhir 2011 23

Variabel Penelitian Seminar Hasil Tugas Akhir 2011 24

Metode Analisis 1. Analisis statistik deskriptif untuk masing-masing faktor-faktor yang mempengaruhi kesejahteraan rumah tangga di Kota Malang. 2. Melakukan analisis regresi logistik biner dengan pengujian secara individu terhadap masing-masing variabel prediktor. 3. Menentukan model regresi logistik biner dengan memasukkan seluruh variabel prediktor yang signifikan berpengaruh pada pengujian secara individu. 4. Mendapatkan variabel prediktor yang signifikan berpengaruh terhadap model regresi logistik biner. 5. Melakukan bootstrap aggregating untuk prediktor dari model logistik biner, dengan 50 sampai 80 replikasi bootstrap. 6. Menentukan ketepatan klasifikasi pada setiap pengambilan sampel B replikasi bootstrap, sehingga diperoleh kesalahan klasifikasi e B. 7. Menentukan kesalahan klasifikasi bagging B. 8. Membentuk model bagging regresi logistik biner dari rata-rata setiap parameter pada setiap pengambilan sampel sampai B. Seminar Hasil Tugas Akhir 2011 25

Statistik Deskriptif Pengeluaran Perkapita Nilai pengeluaran perkapita rumah tangga per bulan yang terkecil adalah sebesar Rp 126.100,00, sedangkan yang terbesar sebesar Rp 4.299.393,00. Nilai rata-rata pengeluaran perkapita rumah tangga per bulan di Kota Malang dari 736 rumah tangga adalah sebesar Rp 710.387,00. Rumah Tangga 2,04% rumah tangga di Kota Malang termasuk dalam kelompok miskin karena memiliki pengeluaran perkapita per bulan di bawah garis kemiskinan. Sedangkan 97,96% sisanya termasuk dalam kelompok tidak miskin. Seminar Hasil Tugas Akhir 2011 26

Statistik Deskriptif Kependudukan Rata-rata rumah tangga miskin di Kota Malang memiliki anggota rumah tangga sebanyak 5,667 ~ 6 orang. Sedangkan rata-rata jumlah anggota rumah tangga tidak miskin sebesar 3,6158 ~ 4 orang. Hal ini menunjukkan bahwa rata-rata jumlah anggota rumah tangga miskin di Kota Malang tahun 2009 lebih tinggi dibandingkan dengan rumah tangga tidak miskin. Persentase perempuan yang berperan sebagai kepala rumah tangga tidak miskin lebih besar daripada rumah tangga miskin, yaitu mencapai 24%. Sementara itu, persentase kepala rumah tangga dengan status kawin lebih banyak ditemukan pada kelompok rumah tangga miskin. Seminar Hasil Tugas Akhir 2011 27

Statistik Deskriptif Pendidikan Persentase kepala rumah tangga tidak miskin yang pendidikannya tamat di atas SLTA sebesar 100%. Sedangkan persentase kepala rumah tangga miskin yang pendidikannya tamat di atas SLTA hanya sebesar 0%. Jadi, dapat dikatakan bahwa semakin tinggi pendidikan kepala rumah tangga, semakin menunjukkan bahwa rumah tangga tersebut tidak miskin. Sebaliknya, semakin rendah pendidikan kepala rumah tangga, semakin menunjukkan bahwa rumah tangga tersebut miskin. Seminar Hasil Tugas Akhir 2011 28