BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pembelajaran Bahasa Indonesia merupakan salah satu materi pelajaran

dokumen-dokumen yang mirip
I. PENDAHULUAN. yang dimaksud adalah suatu proses penyampaian maksud pembicara kepada orang

YUNICA ANGGRAENI A

BAB I PENDAHULUAN. Peningkatan kualitas pembelajaran merupakan salah satu pilar upaya

BAB I PENDAHULUAN. Menulis ialah menurunkan atau melukiskan lambang-lambang grafik yang

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan merupakan salah satu media untuk mendapatkan sumber daya manusia

BAB I PENDAHULUAN. dirasakan oleh siswa kelas VII SMPN 1 Bandar Lampung. Berdasarkan hasil

BAB 1 PENDAHULUAN. Secara umum, menulis merupakan salah satu aspek dari keterampilan

BAB I PENDAHULUAN. Problem pembelajaran sastra di sekolah, lagi-lagi harus berkait

I. PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan suatu proses yang dinamis yang senantiasa. dari kemajuan ilmu dan teknologi yang menuntut lembaga-lembaga untuk

Pendekatan Kontekstual (CTL) dalam KTSP pada Pembelajaran di SD

BAB I PENDAHULUAN. keluarga, masyarakat dan pemerintah, melalui kegiatan bimbingan,

TITIK ARIYANI HALIMAH A

I. PENDAHULUAN. Belajar pada hakekatnya adalah proses interaksi terhadap semua situasi yang ada

BAB I PENDAHULUAN. tersebut. Motivasi belajar matematika berkurang. Minat belajar merupakan

Aas Asiah Instansi : Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia STKIP Siliwangi Bandung

PEMBELAJARAN MENULIS KARANGAN EKSPOSISI DENGAN MENGGUNAKAN

Fitriana Rahmawati STKIP PGRI Bandar Lampung. Abstrak. n 1 +n 2 2

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

Dosen Pembimbing I : Dra. Dinawati Trapsilasiwi, M.Pd Dosen Pembimbing II : Dr. Hobri, S.Pd., M.Pd

BAB I PENDAHULUAN. dan ilmu atau pengetahuan. Tujuan pembelajaran matematika adalah terbentuknya

I. PENDAHULUAN. menguasai informasi dan pengetahuan. Dengan demikian diperlukan suatu

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN

BAB II LANDASAN TEORI. suatu proses yang dilakukan serta dipergunakan oleh seseorang untuk

BAB I PENDAHULUAN. mengupayakan pembinaan dan pengembangan bahasa Indonesia secara terarah.

BAB I PENDAHULUAN. kemampuan guru dalam mengembangkan kemampuan siswa SD khususnya. bidang Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) sangat diperlukan.

BAB I PENDAHULUAN. muncul karena ia membutuhkan sesuatu dari apa yang dipelajarinya. Motivasi

I. PENDAHULUAN. Matematika sebagai salah satu mata pelajaran di sekolah dinilai berperan penting

MENINGKATKAN KREATIVITAS DAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS IV SEKOLAH DASAR MELALUI METODE KONTEKSTUAL

BAB II LANDASAN TEORI PEMBELAJARAN KEMAMPUAN MENULIS DIALOG SEDERHANA MELALUI METODE KONTEKSTUAL

BAB I PENDAHULUAN. Dengan komunikasi siswa dapat mendiskusikan pendapat-pendapat dalam

BAB II KAJIAN TEORITIS DAN HIPOTESIS TINDAKAN. sendiri. Sedangkan Sinaga dan Hadiati (2001:34) mendefenisikan kemampuan

BAB II LANDASAN TEORI. Secara umum pengertian pembelajaran adalah seperangkat peristiwa yang

Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe TSTS Dengan Pendekatan CTL Untuk Meningkatkan Kemampuan Komunikasi Matematis Lisan dan Koneksi Matematis

BAB I PENDAHULUAN. Dalam bab 1 ini tentang pendahuluan yang terdiri dari beberapa sub bab,

MODEL PEMBELAJARAN MENULIS PARAGRAF INDUKTIF MENGGUNAKAN METODE KONTEKSTUAL. ( DESKRIPTIF PADA Siswa Kelas X SMA Darmayanti

BAB I PENDAHULUAN BAB II PEMBAHASAN Contextual Teaching and Learning

BAB I PENDAHULUAN. Nasional Pendidikan pasal 19 dikatakan bahwa proses pembelajaran pada satuan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

PENINGKATAN HASIL BELAJAR TEMATIK MODE PEMBELAJARAN CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING SISWA KELAS II SD NEGERI TEBING TINGGI

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Condition of Ind. Ind.Condition-1. Ind.Condition-2. The Rural. Ind. Rural Policy. Rulal Educational. Higher Education. Non Formal Ed.

PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL. contextual teaching and learning

BAB I PENDAHULUAN. bantu memecahkan masalah dalam berbagai bidang ilmu. Salah satu

BAB 1I KAJIAN PUSTAKA Model Pembelajaran Contextual Teaching Learning (CTL)

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan IPA diharapkan menjadi wahana bagi peserta didik untuk

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Atik Sukmawati, 2013

PENERAPAN PENDEKATAN CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING (CTL)

ZULFA SAFITRI A54F100040

I. TINJAUAN PUSTAKA. tersebut bukan diperoleh langsung dari proses pertumbuhan seseorang secara

BAB I PEDAHULUAN. kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bertanah air. Selain itu, pendidikan

Nunuk Jarwati SD Negeri Sirapan 01 Madiun

BAB V SIMPULAN DAN SARAN. Proses pembelajaran menggambar ragam hias merancang kriya tekstil pada

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Era globalisasi ini, kemajuan dari suatu negara ditentukan dari tingginya

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

II. TINJAUAN PUSTAKA. Pembelajaran adalah setiap perubahan perilaku yang relatif permanen, perubahan

PENDEKATAN PEMBELAJARAN BERBASIS KONTEKS (CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING)

Di dalam kamus bahasa Indonesia, kemampuan berasal dari kata mampu. yang berarti kuasa (bisa, sanggup, melakukan sesuatu, dapat, berada, kaya,

BAB I PENDAHULUAN. Hani Handayani, 2013

MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENULIS DESKRIPSI DENGAN MODEL PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL PADA SISWA KELAS IV SD NEGERI 1 BOYOLALI TAHUN AJARAN 2013/2014

BAB I PENDAHULUAN. peserta didik untuk berkomunikasi dalam bahasa Indonesia dengan baik dan

TINJAUAN PUSTAKA. Efektivitas dapat dinyatakan sebagai tingkat keberhasilan dalam mencapai tujuan

BAB II LANDASAN TEORI. Pendekatan pengajaran dan pembelajaran kontektual atau Contextual Teaching

BAB I PENDAHULUAN. sehingga manusia itu tumbuh sebagai pribadi yang utuh. Pendidikan adalah proses

MODEL PEMBELAJARAN CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING DALAM PEMBELAJARAN MENULIS PERMULAAN DI KELAS II SEKOLAH DASAR

UPAYA MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIKA MELALUI PENDEKATAN CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING

BAB I PENDAHULUAN. pemahaman dan keterampilan menulis, diperlukan suatu perencanaan

NASKAH PUBLIKASI Untuk memenuhi sebagian persyaratan Guna memenuhi derajat sarjana S-1 Pendidikan Matematika. Disusun oleh:

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah Nendi Rohaendi,2013

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. yang mereka hadapi dalam sebuah teori common sense menyatakan bahwa,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan suatu hal yang sangat penting dan tidak dapat

BAB I PENDAHULUAN. logis, analitis, sistematis, kritis, dan kreatif, serta kemampuan bekerjasama. Lebih

BAB II PEMBELAJARAN CONTEXTUAL, PADA MATA PELAJARAN MATEMATIKA, MATERI MENYELESAIKAN MASALAH BERKAITAN DENGAN PECAHAN

BAB I PENDAHULUAN. perubahan sikap serta tingkah laku. Di dalam pendidikan terdapat proses belajar,

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Nur Inayah, 2013

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan merupakan wadah mencerdaskan kehidupan bangsa sebab

PENDEKATAN PEMBELAJARAN IPS DI SMP (Oleh: Dra. Neti Budiwati, M.Si.)

BAB I PENDAHULUAN. Sekolah sebagai tempat proses belajar mengajar mempunyai. sebagai wadah untuk menciptakan kehidupan manusia yang lebih baik

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

Oleh: Dra. Masitoh, M.Pd.

BAB I PENDAHULUAN. salah satunya dengan menempuh perbaikan di bidang pendidikan. Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

IMPLEMENTASI PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL DALAM BIMBINGAN DAN KONSELING

BAB II KAMAN PUSTAKA. A. Meningkatkan Kemampuan Siswa dalam Pemahaman Peredaran Darah. mempertinggi, sedangkan kemampuan. artinya kecakapan.

BAB II KAJIAN PUSTAKA

PENGEMBANGAN MODEL PEMBELAJARAN YANG EFEKTIF

BAB I PENDAHULUAN. bermakna jika anak mengalami apa yang dipelajarinya, bukan mengetahuinya.

PEMBELAJARAN MENULIS PUISI DENGAN MENGGUNAKAN METODE CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING (CTL) DI KELAS X SMA PGRI 89 CIPANAS TAHUN PELAJARAN 2011/2012

II. TINJAUAN PUSTAKA. Salah satu teori belajar yang cukup dikenal dan banyak implementasinya dalam

Desyandri, S.Pd., M.Pd NIP

PROSIDING SINDHAR Vol: 1 - ISSN: Penerbit: Lembaga Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat Universitas Bosowa

kata kunci: bimbingan teknis, pendekatan kontekstual, dan mutu guru.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Helen Martanilova, 2014

Kata Kunci: Keaktifan, Model Pembelajaran Kontekstual Dengan Strategi TANDUR

Drs. H. MAHDUM MA, M.Pd. Dosen Bahasa Inggris FKIP UNRI Hp , Fax: (0761)

BAB I PENDAHULUAN. Matematika merupakan salah satu mata pelajaran di sekolah yang dinilai

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi setiap saat

BAB V. Pembahasan Penelitian. PGRI 3 Tulungagung sebelum melakukan pembelajaran Contextual Teaching

BAB II KAJIAN TEORI Pengertian Belajar Menurut Teori Konstruktivisme. penyelenggaraan jenis dan jenjang pendidikan. Belajar merupakan aktivitas

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pembelajaran Bahasa Indonesia merupakan salah satu materi pelajaran yang sangat penting di sekolah. Tujuan pembelajaran Bahasa Indonesia adalah agar siswa memiliki kemampuan berbahasa Indonesia yang baik dan benar serta dapat menghayati bahasa dan sastra Indonesia sesuai dengan situasi dan tujuan berbahasa serta tingkat pengalaman siswa sekolah dasar (Akhadiah 1991: 1). Bila dicermati pembelajaaran Bahasa Indonesia SD merupakan pembelajaran yang paling utama. Dikatakan demikian karena dengan bahasa siswa dapat menimba ilmu pengetahuan, teknologi, seni serta berbagai informasi yang disampaikan oleh guru. Guru sebagai pelaksana dan pengelola pembelajaran di sekolah dituntut untuk dapat merancang, melaksanakan dan mengevaluasi aspek-aspek yang tercakup dalam pembelajaran Bahasa Indonesia. Untuk mencapai kompetensi hasil belajar Bahasa Indonesia telah dirumuskan secara nasional, maka pembelajaran Bahasa Indonesia dikembangkan melalui empat aspek keterampilan utama Bahasa Indonesia. Dijelaskan (Churiyah, 2009:14-15) empat aspek keterampilan Bahasa Indonesia yaitu mendengarkan, berbicara, membaca dan menulis. Dalam merancang pembelajaran Bahasa Indonesia di SD, perlu dicermati fungsi dari keempat aspek utama dalam pembelajaran Bahasa Indonesia. Karena melalui empat aspek tersebut, seseorang dapat menyerap semua informasi dan seterusnya seseorang dapat menyampaikan 1

2 hasil pikiran, pemahamanya kepada orang lain melalui kemampuan berbicara secara lisan ataupun menulis dalam berbagai bentuk tulisan. Dari keempat aspek dalam pembelajaran bahasa Indonesia begitu penting untuk dibahas, namun peneliti hanya akan membahas aspek yang keempat yaitu menulis. Keterampilan menulis ini sangat penting untuk dikembangkan karena media tulis merupakan salah satu bentuk komunikasi dalam kehidupan sehari-hari. Mengingat bahwa keterampilan menulis ini sangat penting maka seorang guru harus memiliki strategi pembelajaran yang tepat agar siswa memiliki keterampilan dan kemampuan menulis yang baik. Aktifitas menulis merupakan suatu bentuk manifestasi kemampuan dan keterampilan berbahasa paling akhir dikuasai dalam pelajaran bahasa setelah kemampuan mendengar, berbicara, dan membaca. Dibanding kemampuan berbahasa yang lain, kemampuan menulis lebih sulit dikuasai (Burhan, 1988 : 270). Dibutuhkan proses belajar mengajar yang panjang agar setiap orang mempunyai kemampuan menulis. Untuk dapat menulis huruf siswa harus berlatih dari cara memegang pensil, menggerakkan tangan, dan memahami setiap huruf sampai dapat menuliskannya dengan benar. Proses belajar menulis ini harus dilaksanakan setelah siswa mampu mengenal huruf-huruf yang telah dipelajari. Berdasarkan wawancara yang telah dilakukan peneliti pada tanggal 3 Agustus 2013 kepada guru kelas IV SDN Tulungrejo 5 mengungkapkan bahwa kemampuan menulis siswa masih rendah disebabkan karena siswa kurang mampu menuangkan ide, kurangnya motivasi dalam pembelajaran menulis, kurang terfokusnya latihan menulis dan kurangnya pengalaman dan pengetahuan siswa dalam kehidupan sehari-hari menjadi salah satu penyebab masih rendahnya

3 produksi menulis siswa. Untuk membuktikan kebenaran dari hasil wawancara yang dilakukan peneliti dengan guru kelas IV SDN Tulungrejo 5 maka peneliti melaksanakan observasi terhadap pembelajaran Bahasa Indonesia khususnya pada materi menulis. Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan peneliti terhadap pembelajaran Bahasa Indonesia kelas IV SDN Tulungrejo 5 ditemukan beberapa permasalahan yang perlu dibenahi, yaitu guru sebelum melaksnakan pembelajaran tidak menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran, media maupun sumber belajar. Pelaksanaan pembelajaran sebagian besar waktu masih didominasi kegiatan menyampaikan materi oleh guru sementara siswa hanya memperhatikan dan menerimanya, sehingga tidak memberdayakan siswa. Pada saat siswa dilatih menulis kalimat petunjuk, siswa lebih mementingkan panjang kalimat dibanding kualitas kalimat. Siswa tidak memperhatikan kejelasan isi kalimat yang disusun. Dari hasil tes awal pembelajaran Bahasa Indonesia pada materi menulis petunjuk melakukan sesuatu dengan KKM 70, diketahui perolehan siswa yang berhasil mencapai KKM 42,85%, sebanyak 57,14% masih dibawah KKM. Mengingat pentingnya kemampuan menulis ini untuk dikembangkan, maka pembelajaran menulis ini harus dibina dengan sebaik mungkin sejak dini. Pemahaman siswa tentang segala hal yang berkaitan dengan menulis perlu disampaikan dengan pendekatan yang sesuai dengan tahap perkembangan kejiwaan siswa. Guru harus berusaha melakukan perbaikan dalam proses pembelajaran. Dengan menciptakan pembelajaran yang tepat yaitu pembelajaran yang dalam prosesnya terjadi peran aktif dan positif dari siswa, dengan demikian tujuan pembelajaran akan tercapai. Oleh karena itu, peneliti akan berupaya untuk menerapkan pendekatan kontekstual atau CTL (Contekstual Teaching and

4 Learning) untuk meningkatkan kemampuan siswa kelas IV SDN Tulungrejo 5 dalam pembelajaran menulis terutama pada materi menulis petunjuk melakukan sesuatu. Alasan peneliti memilih pendekatan kontekstual karena pendekatan kontekstual cocok untuk diterapkan dalam mata pelajaran apapun dan konsep pembelajaran kontekstual membantu guru mengaitkan materi yang diajarkan dengan situasi dunia nyata. Dengan demikian, mendorong siswa membuat hubungan antara pengetahuan yang dimiliki dengan penerapan dalam kehidupan sebagai anggota keluarg dan masyarakat dengan melibatkaan tujuh komponen utama pendekatan kontekstual, yaitu: kontruktivisme (constructivism) bertanya (questioning), menyelidiki (inquiry), masyarakat belajar (learning community), pemodelan (modeling), refleksi (reflection) dan selain itu guru menerapkan penilaian sebenarnya (authentic assessment) dalam proses pembelajaran (Amri, 2010:21). Dengan konsep tersebut maka, proses pembelajaran daat berlangsung secara alamiah dalam bentuk kegiatan siswa bekerja dan mengalami, bukan hanya transfer pengetahuan dari guru ke siswa. Peningkatan kemampuan menulis melalui pendekatan kontekstual pada siswa kelas IV SDN Tulungrejo 5 diharapkan dapat mengatasi kesulitan siswa dalam menulis petunjuk melakukan sesuatu. Perlu disadari, kegiatan belajar mengajar tidak semudah yang dibayangkan, perlu adanya interaksi secara emosional antara guru dengan siswa. Guru seharusnya memasuki dunia siswa dalam pembelajaran sehari-hari. Hal tersebut dapat dijalankan secara konsisten dengan cara mengaitkan antara materi pembelajaran dengan pengalaman dari kehidupan secara nyata.

5 Pemodelan merupakan salah satu komponen pendekatan kontekstual yang mempunyai peranan penting dalam pembelajaran keterampilan menulis. Kegiatan pemberian objek atau sebuah model dalam pembelajaran keterampilan menulis bertujuan untuk memberikan sebuah gambaran dalam mempermudah menuangkan gagasan. Artinya, ada model yang diamati oleh siswa. Dalam pembelajaran tersebut, dihadirkan beberapa model petunjuk melakukan sesuatu yang bersumber dari aktifitas sehari-hari yang disusun oleh penulis dalam bentuk media visual. Untuk melaksanakan pembelajaran menulis di sekolah dasar, setiap guru dituntut untuk memiliki kemampuan dan keterampilan merencanakan dan melaksanakan pembelajaran secara tepat. Adapun tujuan dari pengajaran Bahasa Indonesia di SD yang tercantum dalam Standar Isi untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah pada butir 1 dan 3 adalah bertujuan agar peserta didik memiliki kemampuan sebagai berikut : 1) Berkomunikasi secara efektif dan efisien sesuai etika yang berlaku, baik secara lisan maupun tulisan. 2) Memahami bahasa Indonesia dan menggunakannya dengan tepat dan kreatif untuk berbagai tujuan Dalam materi Standar Kompetensi pada pelajaran bahasa Indonesia kelas 4 semester satu dan dua dalam aspek keterampilan menulis siswa harus mampu mengungkapkan pikiran, perasaan, dan informasi secara tertulis dalam bentuk percakapan, petunjuk, cerita, surat, karangan, pengumuman, dan pantun anak. Salah satu kompetensi dasar yang harus dikuasai siswa adalah menulis petunjuk untuk melakukan sesuatu atau penjelasan tentang cara membuat sesuatu dengan bahasa yang baik dan benar.

6 Berdasarkan ilustrasi di atas, peneliti berpendapat penelitian ini penting dilaksanakan untuk meningkatkan keterampilan dan kemampuan siswa dalam menulis dengan menggunakan pendekatan kontekstual. Adapun judul penelitian ini adalah Peningkatan Kemampuan Menulis Siswa Kelas IV SDN Tulungrejo 5 Kota Batu melalui Pendekatan Kontekstual. 1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang di atas, maka dapat dirumuskan permasalahan sebagai berikut. 1) Bagaimana penerapan pendekatan kontekstual dalam meningkatkan kemampuan menulis petunjuk melakukan sesuatu yang dilakukan terhadap siswa kelas IV SDN Tulungrejo 5? 2) Bagaimana hasil penerapan pendekatan kontekstual dalam meningkatkan kemampuan menulis petunjuk melakukan sesuatu yang dilakukan terhadap siswa kelas IV SDN Tulungrejo 5? 1.3 Tujuan Penelitian Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : 1) Mendeskripsikan pelaksanaan penelitian tindakan kelas melalui pendekatan kontekstual dalam meningkatkan kemampuan menulis petunjuk melakukan sesuatu yang dilakukan terhadap siswa kelas IV SDN Tulungrejo 5. 2) Mengetahui hasil penelitian tindakan kelas melalui pendekatan kontekstual dalam meningkatkan kemampuan menulis petunjuk

7 melakukan sesuatu yang dilakukan terhadap kelas IV SDN Tulungrejo 5. 1.4 Manfaat Penelitian Manfaat yang dapat diambil dari penelitian ini adalah sebagai berikut : 1) Bagi Guru Meningkatkan pengetahuan serta pengalaman guru tentang penerapan pendekatan kontekstual dalam pembelajaran menulis. Di samping itu, guru dapat mengetahui pendekatan pembelajaran yang tepat untuk mengatasi kesulitan dalam pembelajaran. 2) Bagi Siswa Pendekatan kontekstual membuat siswa belajar menggunakan keterampilan berpikir kritis. Siswa tidak hanya sekedar menghafal materi, tetapi siswa dapat berperan sebagai subjek aktif dalam proses belajar, sehingga memiliki kemampuan untuk mengkontruksikan pengetahuan yang dibentuk mereka sendiri. Pembelajaran kontekstual dapat meningkatkan semangat dan kesungguhan siswa dalam pembelajaran Bahasa Indonesia. 3) Bagi Peneliti Penelitian ini dapat menambah pengetahuan, memberikan motivasi, ide dan gagasan di bidang penelitian. Terutama dalam pembelajaran menulis dengan menggunakan pendekatan kontekstual.

8 1.5 Batasan Istilah Batasan istilah bertujuan untuk memberi batasan pengertian terhadap istilah yang digunakan dalam penelitian agar tidak menimbulkan persepsi yang berlainan, menyamakan pandangan penulis dan pembaca. Berikut ini dijelaskan definisi operasionalnya. 1) Kemampuan Menulis merupakan suatu kegiatan untuk menciptakan suatu catatan atau informasi pada suatu media dengan menggunakan aksara. Menulis biasa dilakukan pada kertas dengan menggunakan alat-alat seperti pena atau pensil (Alek, 2010:106). 2) Petunjuk Melakukan Sesuatu merupakan panduan bagi seseorang untuk melakukan sesuatu yang diinginkan (Warsidi 2008:6). 3) Penerapan pendekatan kontekstual yang dimaksud adalah guru membimbing siswa agar mampu membuat hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya dengan penerapanya dalam kehidupan sehari-hari, dengan melibatkan tujuh komponen utama pembelajaran yaitu: kontruktivisme (constructivism) bertanya (questioning), menyelidiki (inquiry), masyarakat belajar (learning community), pemodelan (modeling), refleksi (reflection) dan selain itu guru menerapkan penilaian sebenarnya (authentic assessment) dalam proses pembelajaran (Amri, 2010:21).