PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN ADVANCE ORGANIZER TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI POKOK BESARAN DAN SATUAN

dokumen-dokumen yang mirip
Ridwan Abdullah Sani dan Maryono Jurusan Pendidikan Fisika, FMIPA, Universitas Negeri Medan Jl. Willem Iskandar, Pasar V, Medan ABSTRAK

Karya Sinulingga dan Denny Munte Jurusan Fisika, FMIPA Universitas Negeri Medan Jl. Willem Iskandar, Psr V -Medan. = 4,479 dan t tabel.

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INQUIRY TRAINING TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI POKOK USAHA DAN ENERGI KELAS VIII MTS N-3 MEDAN

Khairun Nisa Marwan dan Rita Juliani Jurusan Fisika FMIPA Universitas Negeri Medan ABSTRAK

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBER HEAD TOGETHER TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA SMP PADA MATERI GETARAN DAN GELOMBANG

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD TERHADAP HASIL BELAJAR FISIKA SISWA PADA MATERI POKOK GERAK LURUS DI KELAS X SMA SWASTA UISU MEDAN

Icha Novika Sari dan Ratelit Tarigan Program Studi Pendidikan Fisika FMIPA Unimed

PENGARUHMODEL PEMBELAJARANINQUIRY TRAINING TERHADAPHASILBELAJARSISWA PADAMATERI POKOK ELASTISITAS KELAS XI SEMESTER I DI MAN 1 MEDAN T.

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN ADVANCE ORGANIZER BERBASIS PETA PIKIRAN TERHADAP HASIL BELAJAR FISIKA SISWA SMA NEGERI I PERCUT SEI TUAN

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN ADVANCE ORGANIZER TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI POKOK BESARAN DAN SATUAN

Rita Juliani dan Saima Putrini R. Harahap Jurusan Fisika FMIPA Universitas Negeri Medan

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN LEARNING CYCLE BERBASIS EKSPERIMEN TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI POKOK ZAT DAN WUJUDNYA

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN LEARNING CYCLE TERHADAP HASIL BELAJAR FISIKA

Fatima Hannum dan Nurdin Bukit Jurusan Fisika FMIPA Universitas Negeri Medan ABSTRAK

PENGARUH METODE PEMBELAJARAN PETA PIKIRAN TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI POKOK GETARAN DAN GELOMBANG DI KELAS VIII SMP NEGERI 12 BINJAI

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INQUIRY TRAINING MENGGUNAKAN MEDIA POWERPOINT TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA

EFEK MODEL PEMBELAJARAN ADVANCE ORGANIZER BERBASIS PETA KONSEP DAN AKTIVITAS TERHADAP HASIL BELAJAR FISIKA SISWA

Wirakaryati dan Jurubahasa Sinuraya Jurusan Fisika FMIPA Unimed)

Iramaya Fridayanti Sinaga dan Nurdin Siregar Jurusan Fisika FMIPA Universitas Negeri Medan ABSTRAK

IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NHT TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA SMP PADA MATERI GAYA DAN HUKUM NEWTON T.

PERBEDAAN HASIL BELAJAR FISIKA DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NHT DAN MODEL KONVENSIONAL PADA MATERI POKOK BESARAN DAN SATUAN

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INQUIRY TRAINING TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI POKOK SUHU DAN PENGUKURAN KELAS VII SEMESTER I

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN GUIDED DISCOVERY TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA DI KELAS VIII SMP NEGERI 3 PERCUT SEI TUAN T.A 2012/2013

PERBEDAAN HASIL BELAJAR SISWA MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN LATIHAN INKUIRI DENGAN PEMBELAJARAN KONVENSIONAL PADA MATA PELAJARAN FISIKA

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INQUIRY TRAINING TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI POKOK LISTRIK DINAMIS

Citra Yunita dan Khairul Amdani Jurusan Fisika FMIPA Universitas Negeri Medan

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INQUIRY TRAINING TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA DAN AKTIVITAS BELAJAR FISIKA SISWA

Dila Sari dan Ratelit Tarigan Jurusan Fisika FMIPA Universitas Negeri Medan

Ema Yesha Sinaga dan Abd. Hakim Jurusan Fisika FMIPA Universitas Negeri Medan ABSTRACT

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi saat ini sangat mempengaruhi berbagai aspek kehidupan

G. Lian Y. Nababan. NIM ABSTRAK. antara hasil belajar siswa menggunakan model konvensional dengan model

AbdulHakim SdanEva Sari E. Br. Aritonang Jurusan Fisika FMIPA Universitas Negeri Medan

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INQUIRY TRAINING TERHADAP HASIL BELAJAR FISIKA SISWA

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN DISCOVERY LEARNING TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI POKOK SUHU DAN KALOR

PENGARUH MODEL QUANTUM TEACHING BERBANTU MACROMEDIA FLASH TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA

Ida Wahyuni 1) dan Siti Maysarah 2) Jurusan Fisika FMIPA Universitas Negeri Medan

Lammindo Pakpahan dan Usler Simarmata Program Studi Pendidikan Fisika FMIPA Unimed

Lailly Ramadhani dan Tri Harsono. Jurusan Biologi FMIPA Universitas Negeri Medan.Jl.Willem Iskandar Pasar V Medan ABSTRAK

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI POKOK LISTRIK DINAMIS

Ajeng Utrifani dan Betty M. Turnip Program Studi Pendidikan Fisika FMIPA Unimed

THE IMPLEMENTATION OF PROBLEM BASED LEARNING IN STUDENT S LEARNING OUTCOMES

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN PENCAPAIAN KONSEP DENGAN MENGGUNAKAN PETA PIKIRAN SEBAGAI UPAYA MENGURANGI MISKONSEPSI SISWA

PENGARUH MODEL KOOPERATIF TIPE NHT TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 18 MEDAN

(The Influence of Advance Organizer Learning Model Based Concept Map on Students Learning Achievement in Human Excretion Subject) ABSTRACT

Derlina dan Bintang Nainggolan Jurusan Fisika FMIPA Universitas Negeri Medan

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE GROUP INVESTIGATION (GI) BERBANTU MEDIA FLASH TERHADAP HASIL BELAJAR FISIKA SISWA SMA

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

yang ditetapkan di sekolah yaitu 100% siswa memperoleh nilai 65.

Sartika Sari Rambe dan Sahyar Jurusan Fisika FMIPA Universitas Negeri Medan ABSTRAK

Nova Rina Setia Sari Sinaga dan Sehat Simatupang Jurusan Fisika FMIPA Universitas Negeri Medan

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INQUIRY TRAINING TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI LISTRIK DINAMIS DI SMA NEGERI 16 MEDAN

PENGARUH MODEL INQUIRY TRAINING TERHADAP KETERAMPILAN PROSES SAINS SISWA SMA

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM SOLVING TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI LISTRIK DINAMIS DI KELAS X SMA MULIA MEDAN TP.

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN LEARNING CYCLE BERBASIS PETA KONSEP TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI POKOK LISTRIK DINAMIS

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI SOSIAL TERHADAP HASIL BELAJAR IPS KELAS IX SEMESTER I SMP NEGERI 8 KOTA JAMBI ARTIKEL ILMIAH OLEH

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INQUIRY TRAINING TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA KELAS X SMA NEGERI 8 MEDAN T.P 2012/2013

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN THINK PAIR SHARE BERBANTUAN KOMPUTER TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA KELAS VIII SEMESTER II SMP NEGERI 3 KISARAN

PROSIDING Kajian Ilmiah Dosen Sulbar ISBN:

Prosiding Seminar Nasional Pascasarjana (SNP) Unsyiah 2017, April 13, 2017, Banda Aceh, Indonesia

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

Furry Aprianingsih, Elsje Theodore Maasawet, Herliani Program Studi Pendidikan Biologi, Universitas Mulawarman Samarinda

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INQUIRY TRAINNING

PERBANDINGAN KETERAMPILAN PROSES SAINS ANTARA KELOMPOK SISWA YANG DIAJAR DENGAN MODEL POE DAN MODEL DISCOVERY

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK PAIR SHARE MENGGUNAKAN MEDIA ANIMASI TERHADAP HASIL BELAJAR FISIKA SISWA

Surono, Pengaruh model pembelajaran inquiry...

PENGARUH MODEL PEMBELEJARAN KOOPERATIF TIPE GROUP INVESTIGATION TERHADAP HASIL BELAJAR PADA MATERI LISTRIK DINAMIS

Irdes Hidayana Siregar dan Rita Juliani Jurusan Fisika, FMIPA Universitas Negeri Medan Abstrak

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

Ida Wahyuni dan Khairil Irfan Lubis Jurusan Fisika, FMIPA Universitas Negeri Medan Jl. Willem Iskandar, Psr V -Medan

EFEK MODEL PEMBELAJARAN BERDASARKAN MASALAH TERHADAP HASIL BELAJAR FISIKA

Pengaruh Pembelajaran Problem Posing Berbasis Aktivitas Menggunakan Kartu Pertanyaan Terhadap Hasil Belajar Siswa Kelas X SMA Negeri 8 Palu

Julianti Saragih dan Ida Wahyuni Jurusan Fisika FMIPA Universitas Negeri Medan

PERBANDINGAN HASIL BELAJAR FISIKA SISWA KELAS X DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN GROUP INVESTIGATION DAN THINK PAIR SHARE DI SMA NEGERI PURWODADI

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini telah dilaksanakan di kelas VIII SMP Negeri 1

PENGARUH KONSEP ACCELERATED TEACHING MODEL MASTER TERHADAP HASIL BELAJAR FISIKA SISWA DI MAN 2 MODEL MEDAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan memiliki peran dan berpengaruh positif terhadap segala bidang

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN LEARNING CYCLE BERBASIS PETA KONSEP TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI POKOK LISTRIK DINAMIS

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN SCIENTIFIC INQUIRY TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI POKOK FLUIDA DINAMIS

PENGGUNAAN METODE PROBLEM BASED LEARNING (PBL) PENGARUHNYA TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF SISWA DI SMP NEGERI 4 KUNINGAN

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INQUIRY TRAINING TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI POKOK SUHU DAN KALOR

Perbedaan Hasil Belajar Fisika melalui Penerapan Metode Problem Solving dan Metode Konvensional di SMP Negeri Kota Bengkulu Tahun Ajaran 2011/2012

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD BERBANTUAN MACROMEDIA FLASH

Pemanfaatan Media Animasi Dalam Pembelajaran Kimia Untuk meningkatkan Motivasi dan Prestasi Belajar Siswa Di SMAN 12 Pekanbaru

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM SOLVING TERHADAP HASIL BELAJAR FISIKA SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 1 SIPISPIS T.P. 2012/2013

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

Citra Yunita dan Khairul Amdani Program Studi Pendidikan Fisika FMIPA Unimed

Elisabeth Hutasoit dan Henok Siagian Program Studi Pendidikan Fisika FMIPA Unimed Abstrak. Abstract

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini telah dilaksanakan di Sekolah Menengah Atas (SMA)

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF BERMAIN JAWABAN UNTUK MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR SISWA PADA POKOK BAHASAN KOLOID DI KELAS XI IPA SMA

Nurlia 1 *, Mursalin 2 *, Citron S. Payu 3 **

EFEKTIVITAS PENERAPAN METODE KASUS MENGGUNAKAN MEDIA AUDIO-VISUAL TERHADAP HASIL BELAJAR KIMIA SISWA SMA

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW BERBASIS MACROMEDIA FLASH TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI POKOK HUKUM-HUKUM NEWTON

ABSTRAK. PBL (Problem Based Learning), Gerak lurus, Media peta pikiran, Hasil belajar siswa. ABSTRACT

Nora Hawari Daulay dan Usler Simarmata Jurusan Fisika FMIPA Universitas Negeri Medan

Inna Sakinah Manik dan Nurdin Bukit Program Studi Pendidikan Fisika FMIPA Unimed

Model Pembelajaran Guided Discovery dan Direct Instruction Berbasis Keterampilan Proses Sains Siswa SMA Negeri 4 Palu

Rappel Situmorang Jurusan Fisika FMIPA Universitas Negeri Medan Jln. Willem Iskandar Pasar V, Medan 20221

Fitria Sakinah dan Purwanto Jurusan Fisika FMIPA Universitas Negeri Medan ABSTRAK

Transkripsi:

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN ADVANCE ORGANIZER TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI POKOK BESARAN DAN SATUAN Dame S Silaban dan Mariati Purnama Simanjuntak Jurusan Fisika FMIPA Universitas Negeri Medan Sdamse7s@yahoo.co.id ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh hasil belajar siswa dengan menggunakan model pembelajaran advance organizer.jenis penelitian ini adalah quasi eksperimendengan desain penelitian two group pre-test dan post-test. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas X semester I di SMA Negeri Pakkat. Pengambilan sampel dilakukan dengan cara cluster random sampling. Sampel dalam penelitian ini terdiri dari dua kelas, satu kelas sebagai kelas eksperimen menggunakan model pembelajaran advance organizer berbasis mind map sedangkan satu kelas yang lain sebagai kelas kontrol menggunakan model pembelajaran direct instruction (DI). Rata rata pretes kelas eksperimen sebelum diberikan pembelajaran adalah 38,5 dan setelah diberikan perlakuan dengan menggunakan model advance organizer diperoleh hasil belajar siswa (postes) sebesar 83,76. Rata-rata pretes kelas kontrol sebelum diberikan pembelajaran adalah 37,0 dan setelah diberikan perlakuan dengan menggunakan model pembelajaran direct intruction (DI) diperoleh hasil belajar siswa (postes) sebesar 76,0. Berdasarkan hasil uji t diperoleh bahwa ada pengaruh karena perbedaan penerapan model pembelajaran antara model advance organizer dengan model DI. Rerata aktivitas pada kelas eksperimen sebesar 68% pada kategori cukup aktif dan di kelas kontrol sebesar 6% pada kategori kurang aktif. Kata Kunci: model pembelajaran, Advance organizer, Aktivitas, Hasil belajar. PENDAHULUAN Pendidikan merupakan proses mendidik, yaitu suatu proses dalam rangka mempengaruhi peserta didik agar mampu menyesuaikan diri sebaik mungkin dengan lingkungannya, sehingga akan menimbulkan perubahan dalam dirinya. Dalam pendidikan terjadi proses interaksi yang mendorong terjadinya belajar, dengan adanya belajar terjadilah perkembangan jasmani dan mental siswa. Proses belajar mengajar mencakup komponen pendekatan dan berbagai metode pengajaran yang kemudian dikembangkan dalam proses pembelajaran tersebut. Fisika salah satu cabang IPA yang merupakan suatu ilmu pengetahuan yang mempelajari fenomena dan gejala alam secara empiris, logis, sistematis dan rasional yang melibatkan proses dan sikap ilmiah. Ketika belajar fisika, siswa dikenalkan tentang produk fisika berupa materi, konsep, teori, dan hukum-hukum fisika. Siswa juga diajarkan untuk melakukan eksperimen di dalam atau di luar laboratorium 7

sebagai proses ilmiah untuk memahami lebih mendalam konsep-konsep fisika. Sesuai dengan observasi yang dilakukan di oleh peneliti di SMA Negeri Pakkat, pada tanggal Februari 03 banyak siswa yang menyatakan bahwa pelajaran fisika itu merupakan pelajaran yang sulit untuk dipahami. Hal ini terbukti dari hasil studi pendahuluan dengan menggunakan instrumen angket yang disebarkan ke 36 responden di kelas X SMA Negeri Pakkat diperoleh data sebagai berikut : 44,4% siswa menyatakan bahwa pembelajaran fisika di kelas sulit dipahami dan membosankan; 33,3% menyatakan bahwa pembelajaran fisika di kelas hanya biasa saja; dan,% menyatakan bahwa pembelajaran fisika di kelas itu menarik dan menyenangkan. Berdasarkan angket juga diperoleh bahwa sebelum materi fisika diajarkan dikelas yang dilakukan siswa adalah,% menyatakan mempelajari dulu di rumah; 6,6% menyatakan kadang-kadang mempelajari di rumah; 3,8% hanya melihat judul saja; dan 3,8% menyatakan tidak membuka buku fisika sama sekali. Melalui instrumen angket juga diketahui bahwa terdapat perbedaan individu siswa dalam mengalami peristiwa belajar. Sekitar 50% orang siswa menginginkan belajar dengan praktek dan demonstrasi;,% orang dengan ceramah dan tanya jawab; dan 38,9% menginginkan belajar fisika sambil bermain. Keadaan ini menuntut peserta didik dipenuhi kebutuhan belajarnya sesuai karakteristik masingmasing. Hasil wawancara yang dilakukan oleh peneliti kepada salah seorang guru fisika di sekolah tersebut mengatakan bahwa hasil ulangan harian atau pun nilai ujian semester Fisika masih jauh dari yang diharapkan. Jika dilihat dari kriteria paling rendah untuk menyatakan peserta didik mencapai ketuntasan KKM (Kriteria Ketuntasan Minimal) pada mata pelajaran fisika yang ditetapkan di sekolah tersebut, hanya 5 orang saja yang mampu mencapai nilai di atas 60 dan selebihnya masih di bawah 60, dikarenakan pada proses pembelajaran yang digunakan tidak mengarahkan siswa untuk berpikir lebih lanjut tetapi hanya sekedar mengingat dan menghapal rumus. saat diwawancarai lebih lanjut, guru masih menerapkan model konvensional, pembelajaran masih berpusat pada guru (teacher centered) dimana metode yang digunakan ceramah, tanya jawab dan penugasan Berdasarkan dengan masalah di atas, salah satu model pembelajaran yang dipilih dalam upaya meningkatkan hasil belajar siswa dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan model pembelajaran advance organizer. Model pembelajaran advance organizer merupakan suatu cara belajar untuk memperoleh pengetahuan baru yang dikaitkan dengan pengetahuan yang telah ada pada pembelajaran, artinya setiap pengetahuan mempunyai struktur konsep tertentu yang membentuk kerangka dari sistem pemprosesan informasi yang dikembangkan dalam pengetahuan (ilmu) itu. Model ini dikembangkan oleh Ausubel (Aryes, 008). Menurut Slameto (003:7) advance organizer sebagai materi pengantar berfungsi untuk menjembatani jurang yang terjadi antara apa yang telah diketahui siswa dan apa yang dibutuhkan sebelum siswa berhasil mempelajari tugas-tugas 8

yang diberikan. Selanjutnya menurut Dahar (99:7) advance organizer mengarahkan para siswa ke materi yang akan mereka pelajari dan menolong mereka untuk mengingat kembali informasi yang berhubungan yang dapat digunakan untuk menanamkan pengetahuan baru. Model pembelajaran advance organizer didesain sebagai cara untuk membuat struktur kognitif. Yang dimaksud dengan struktur kognitif oleh Ausubel adalah pengetahuan seseorang mengenai materi pelajaran tertentu pada waktu yang telah ditentukan dan bagaimana baik dan jelasnya diorganisasikan. Dengan kata lain, struktur kognitif memerlukan pengetahuan bidang tertentu yang ada dalam pikiran, berapa banyak dimiliki dan bagaimana terorganisasinya. Menurut Ausubel fungsi struktur kognitif yang sudah ada pada diri seseorang, adalah menjadi faktor utama yang sangat menentukan apakah suatu materi atau informasi baru yang akan diterima mempunyai makna atau tidak dan sejauh mana materi ini dapat dipelajari dan disimpan. Tugas guru sebelum materi baru dipresentasikan adalah lebih dahulu membenahi dan mengingatkan stabilitas dan kejelasan pengetahuan lama yang telah ada pada anak didik. Jadi dapat disimpulkan model pembelajaran advance organizer adalah model pembelajaran yang mengarahkan para siswa ke materi yang mereka pelajari dan menolong mereka untuk mengingat kembali informasi yang berhubungan yang dapat digunakan untuk membantu menanamkan pengetahuan baru. METODE PENELITIAN Penelitian ini dilaksanakan di SMA Negeri Pakkat pada semester I T.P. 03/04. Penelitian ini melibatkan dua kelas yang diberi perlakuan berbeda. Kelas eksperimen menggunakan model pembelajaran advance organizer sedangkan di kelas kontrol menggunakan model pembelajaran direct instruction (DI). Untuk mengetahui hasil belajar fisika siswa dilakukan dengan memberikan tes pada kedua kelas sebelum dan sesudah diberi perlakuan. Rancangan penelitian ini ditunjukkan pada Tabel. Tabel. Pretest-Posttest Design Kelas Pretes Perlakuan Postes T T X X Keterangan : X = Pembelajaran model pembelajaran advance organizer berbasis mind map X = Model pembelajaran Direct intruction (DI). T = Pemberian pretes (Pretest). T = Pemberian postes (Postest) Uji Liliefors digunakan untuk mengetahui data kedua sampel beristribusi normal. Uji homogenitas digunakan untuk mengetahui apakah kedua sampel berasal dari populasi yang homogeny. Uji homogenitas menggunakan uji kesamaan varians Pengujian hipotesis digunakan uji t dengan rumus : x x t S n n Dimana S adalah varians gabungan yang dihitung dengan rumus : T T 9

S = n S n n Dengan: t = distribusi t x = Nilai rata-rata kelas eksperimen x = Nilai rata-rata kelas kontrol n = Ukuran kelas eksperimen n = Ukuran kelas kontrol S = Varians kelas eksperimen S = Varian kelas kontrol Kriteria pengujian adalah: terima H o jika t t - -α dimana t -α didapat dari daftar distribusi t dengan peluang (-α) dan dk = n + n dan α = 0,05. Untuk hargaa t lainnya H o ditolak. HASIL DAN PEMBAHASAN Penelitian inii merupakan penelitian eksperimen yang melibatkan dua kelas yang diberi model pembelajaran yang berbeda yaitu kelas eksperimen yang diajar dengan model Advance organizer dan kelas kontrol diajar dengan model pembelajaran direct intruction (DI). Oleh sebab itu, sebelum kedua kelas diterapkan perlakuan yang berbeda, maka pada kedua kelas terlebih dahulu diberikan pretes yang bertujuan untuk mengetahui kemampuan awal belajar siswa pada masing-masing kelas. Penelitian menerapkan fase fase dalam model advance orgnizer yang meliputi :presentasi advance organizer, presentasi tugas atau materi pembelajaran dan memperkuat pengolahan kognitif Berdasarkan hasil pretes yang diperoleh, nilai rata rata pretes kelas eksperimen sebesar 38,5 dan nilai pretes kelas kontrol sebesar 37 Setelah pretes, selanjutnya diberikan perlakuan yang berbeda dimanaa pada kelas eksperimen diberikan pembelajaran advance organizer dan pada kelas n S kontrok diberikan model pembelajaran direct intruction (DI). Rata rata postes untuk tiap kelas setelah diberi perlakuan, untuk kelas eksperimen sebesar 84,7 dan rata rata postes kelas kontrol sebesar 76. Hasil ini menunjukkan adanya perbedaan antara nilai postes kelas eksperimen dengan kelas kontrol. Rerata Nilai 00 80 60 40 0 0 Gambar. Data Pretes dan Postes Kelas dan Berdasarkan hasil uji normalitas dengan menggunakan uji Lilliefors untuk kedua sampel diperoleh bahwa nilai pretes dan postes berdistribusi normal seperti ditunjukkan pada Tabel. Tabel. Hasil Uji itas Data Pretes dan Postes Kedua Kelas Kelas 84,7 76 38,5 37 Pretes Postes Pretes L hitung L tabel 0,49 0,6 0,4 Postes L hitung L tabel 0,55 0,6 0,8 Kesimpulan 30

Pengujian homogenitas data pretes dan postes menggunakan uji varians. Hasil uji homogenitas data yang diperoleh ditunjukkan pada Tabel 3. Berdasarkan Tabel 3, pretes dan postes merupakan data yang homogen. Tabel 3. Hasil Uji Homogenitas Kelas dan Kelas Data Pretes F hit F tab Kes.,,0,5 homo gen homo gen Hasil uji hipotesis uhtuk postes menggunakan uji t pada taraf signifikan = 0,05, diperoleh t hitung > t tabel (3,978>,57). Hasil uji hipotesis terhadap hasil postes ditunjukkan pada Tabel 4. Berdasarkan Tabel 4, didapat t hitung > t tabel dapat disimpulkan bahwa ada pengaruh penerapan model pembelajaran advance organizer terhadap hasil belajar siswa. Tabel 4. Hasil Perhitungan Uji Beda terhadap Hasil Pretes dan Postes Kedua Kelas. Tes Kelas t hitung t tabel Kesimpulan Pretes Postes Sampel Varian Eksperi -men 67,50 75,7 Eksperi -men 55,06 55,86 Postes 0,586,00 tidak ada perbedaan 3,978,57 ada perbedaan Selain hasil belajar, aktivitas siswa selama proses pembelajaran juga diamati. Aktivitas yang diamati berupa: bartisipasi dalam kelompok belajar, memecahkan masalah, menyampaikan ide/pendapat, mengajukan pertanyaan dan menjawab pertanyaan. Berdasarkan hasil pengamatan, aktivitas siswa kelas eksperimen terjadi peningkatan. Aktivitas siswa dalam proses pembelajaran dari pertemuan pertama sampai pertemuan ditunjukkan pada Gambar. Berdasarkan Gambar, rerata aktivitas pada kelas eksperimen sebesar 68% dan di kelas kontrol sebesar 6%. Reata Aktivitas (%) 90 80 70 60 50 40 30 0 0 0 69 5857 60 78 66 68 6 I II III Rerata Pertemuan Gambar. Data Aktivitas Siswa pada Pertemuan I, II dan III untuk Kelas dan Penerapan model pembelajaran dapat meningkatkan hasil belajar karena model pembelajaran advance organizer berbasis mind map mempunyai tiga langkah penting. Pertama, penyajian advance organizer, pada langkah ini dilakukan dengan beberapa hal, yaitu mengklarifikasikan tujuan pembelajaran yang dapat membangun perhatian siswa dan menuntunnya pada tujuan pembelajaran sehingga tercapai suatu cara belajar bermakna, penyajian organizer berupa kerangka konsep yang umum dan menyeluruh kemudian dilanjutkan dengan penyajian informasi 3

yang lebih spesifik dengan tujuan untuk memperluas wawasan siswa dan mendorong siswa memberikan respon terhadap presentasi organizer. Kedua, penyajian materi pelajaran. Langkah kedua dikembangkan dalam bentuk diskusi dan siswa melakukan percobaan, yang secara emosional menyebabkan siswa aktif, lebih semangat dan lebih antusias dalam untuk mencari tahu serta mengarahkan siswa pada tujuan pembelajaran yang ditunjukan pada langkah pertama. Ketiga, penguatan pengolahan kognitif. Pada langkah ini siswa menjelaskan pengetahuan yang telah diperolehnya yaitu dengan mempresentasikan hasil diskusinya dan menghubungkan materi yang baru dengan pengalaman atau pengetahuan yang dimilikinya. Selain itu, siswa diberikan pertanyaanpertanyaan tentang asumsi atau pendapatnya yang berhubungan dengan materi pelajaran seperti contoh-contoh dan perbedaan-perbedaan yang terdapat dalam aspek materi. Namun demikian, dalam menerapkan model pembelajaran advance organizer, pada pertemuan pertama, penulis menemukan kendala dalam penelitian ini antara lain: sulitnya untuk menjangkau setiap kelompok karena pengaturan posisi meja masing-masing kelompok yang kurang tepat, tidak semua kelompok dapat mempresentasikan hasil diskusinya karena waktu yang terbatas dan adanya siswa yang kurang memperhatikan ketika materi pelajaran disampaikan dan adanya siswa yang mengganggu temannya yang menyebabkan keributan. Kendala-kendala yang dihadapi pada pertemuan pertaman diatasi pada pertemuan berikutnya dengan melakukan pengaturan posisi meja diskusi dengan cara 3 baris meja-kursi kelompok ke samping dan baris meja-kursi kelompok ke belakang (menyesuaikan dengan bentuk ruangan kelas) yang tujuannya agar terdapat jarak antar kelompok sehingga mudah bergerak ke setiap meja kelompok siswa. Sebelumnya pengaturan posisi meja dan kursi beberapa kelompok berdekatan tanpa ada jarak. Kedua, menyesuaikan alokasi waktu yang tersedia bagi kelompok yang presentasi. Ketiga, menegor dan menasihati siswa yang kurang memperhatikan materi pelajaran dan yang mengganggu temannya, bahwa konsentrasi diperlukan agar materi pelajaran yang baru mudah dipahami dan diterapkan. KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian, penulis mengemukakan kesimpulan sebagai berikut: () Rata-rata pretes kelas eksperimen sebelum diberikan pembelajaran adalah 38,5 dan setelah diberikan perlakuan dengan menggunakan model advance organizer diperoleh hasil belajar siswa (postes) sebesar 83,76. Rata-rata pretes kelas kontrol sebelum diberikan pembelajaran adalah 37,0 dan setelah diberikan perlakuan dengan menggunakan model pembelajaran direct intruction (DI) diperoleh hasil belajar siswa (postes) sebesar 76,0. Berdasarkan hasil uji t diperoleh bahwa ada pengaruh karena perbedaan penerapan model pembelajaran antara model advance organizer dengan model DI. () Tingkat aktivitas belajar siswa dalam penerapan model pembelajaran advance organizer pada pertemuan I persentase rerata aktivitas siswa 58% termasuk kategori kurang aktif; pertemuan kedua 69%, tergolong pada kategori cukup aktif 3

dan pertemuan ketiga sebesar 78% tergolong pada kategori aktif. Aktivitas untuk kelas kontrol, pada pertemuan I persentase rerata aktivitas siswa 57% termasuk kategori kurang aktif; pertemuan kedua 60%, tergolong pada kategori kurang aktif dan pertemuan ketiga sebesar 66% tergolong pada kategori cukup aktif. Rerata aktivitas pada kelas eksperimen sebesar 68% pada kategori cukup aktif dan di kelas kontrol sebesar 6% pada kategori kurang aktif. Saran Berdasarkan hasil penelitian dan kesimpulan di atas, sebagai tindak lanjut dari penelitian ini disarankan beberapa hal sebagai berikut: () Bagi guru fisika yang ingin menerapkan model advance organizer sebaiknya menggunakan alokasi waktu seefektif mungkin agar langkah-langkah pembelajarannya dapat terlaksana dengan baik. () Bagi mahasiswa calon guru yang ingin meneliti lebih lanjut dengan model pembelajaran yang sama diharapkan mampu melihat bagaimana kemampuan berpikir setiap siswa itu, agar masalah yang akan disajikan tidak terlalu sulit untuk diselesaikan oleh siswa. DAFTAR PUSTAKA Arikunto,S., (007 ), Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan, Penerbit Bumi Aksara, Jakarta Djamarah, S. B., & Zain, A. (00). Strategi Belajar Mengajar, Rineka Cipta, Jakarta Nasution, I., P., N. (0). Pengaruh Model Pembelajaran Advance Organizer terhadap Hasil Belajar Siswa pada Materi Pokok Zat Dan wujudnya di Kelas VII SMP Negeri 6 Medan T.P. 0/0. Skripsi. Universitas Negeri Medan Sagala, S. (009). Konsep dan Makna Pembelajaran. Penerbit Alfabeta, Bandung. Sardiman., (009). Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar, Rajagrafindo Persada, Jakarta. Slameto, (003). Belajar dan Faktorfaktor yang Mempengaruhinya, Rineka Cipta, Jakarta. Sudjana, (00). Metode Statistik, Penerbit Tarsito, Bandung. Sukardi, (008). Metodologi Penelitian Pendidikan Kompetensi dan Praktiknya, Penerbit Bumi Aksara, Jakarta. Trianto, (00). Mendesain Model Pembelajaran Inovatif- Progresif, Penerbit Kencana Prenada Media Group, Jakarta. Aryes-Hidayat (008), http://aryes-hidayat.blogspot.co m/008/0/model-pembelajaran - advence-organizer.html(3 Maret03). Joyce, B., & Weil, M., (996). Models of Teaching, Prentice Hall, USA. 33